Matius 14:31: Iman dan Keraguan dalam Mengikuti Kristus

Matius 14:31: Iman dan Keraguan dalam Mengikuti Kristus

Pendahuluan:

Matius 14:31 adalah bagian dari kisah terkenal ketika Yesus berjalan di atas air dan Petrus mencoba mengikutinya. Namun, saat Petrus melihat angin kencang, ia mulai tenggelam dan berseru kepada Yesus untuk menyelamatkannya.

Ayat ini berbunyi:"Yesus langsung mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus, dan berkata, ‘Kamu yang kurang iman, mengapa kamu ragu-ragu?’" (Matius 14:31, AYT)

Ayat ini mengandung pelajaran mendalam tentang iman, ketergantungan kepada Kristus, dan bagaimana orang percaya sering kali berjuang melawan keraguan. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna Matius 14:31 berdasarkan perspektif teologi Reformed, membahas konteks ayat, ajaran teologis, serta aplikasinya dalam kehidupan Kristen.

1. Konteks Matius 14:31 dalam Narasi Injil

Peristiwa ini terjadi setelah Yesus melakukan mukjizat memberi makan 5.000 orang (Matius 14:13-21). Setelah itu, Yesus menyuruh murid-murid-Nya berlayar ke seberang dan Ia sendiri pergi berdoa.

Ketika perahu murid-murid berada di tengah danau, mereka diterpa angin ribut. Lalu, Yesus datang kepada mereka dengan berjalan di atas air.

Murid-murid terkejut dan takut, mengira bahwa Yesus adalah hantu. Namun, Yesus menenangkan mereka dengan berkata:"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Matius 14:27)

Petrus, yang dikenal karena keberaniannya, berkata kepada Yesus:"Tuhan, jika itu Engkau, perintahkanlah aku datang kepada-Mu di atas air." (Matius 14:28)

Yesus pun memanggil Petrus untuk berjalan di atas air. Namun, ketika Petrus melihat angin kencang, ia menjadi takut dan mulai tenggelam. Ia pun berseru:"Tuhan, selamatkan aku!" (Matius 14:30)

Yesus segera mengulurkan tangan-Nya, menangkap Petrus, dan menegurnya dengan ayat yang kita bahas:"Kamu yang kurang iman, mengapa kamu ragu-ragu?" (Matius 14:31)

2. Makna Kata dan Simbolisme dalam Matius 14:31

a. "Yesus langsung mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus"

Tindakan Yesus menunjukkan belas kasihan dan kepedulian-Nya terhadap murid-Nya yang sedang dalam kesulitan. Ini melambangkan bagaimana Tuhan selalu siap menolong orang percaya ketika mereka jatuh dalam ketidakpercayaan atau kesulitan.

b. "Kamu yang kurang iman"

Yesus menegur Petrus bukan karena ia tidak memiliki iman sama sekali, tetapi karena imannya tidak cukup kuat untuk bertahan menghadapi badai.

Dalam perspektif teologi Reformed, iman bukanlah sesuatu yang bisa dihasilkan manusia, tetapi merupakan pemberian Allah (Sola Gratia – hanya oleh anugerah).

"Sebab oleh kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman—itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah." (Efesus 2:8)

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa iman berasal dari pekerjaan Roh Kudus yang mengubah hati manusia. Petrus bisa berjalan di atas air bukan karena kemampuannya sendiri, tetapi karena anugerah Yesus yang memampukannya.

c. "Mengapa kamu ragu-ragu?"

Kata ragu-ragu dalam bahasa Yunani adalah distazō, yang berarti "berdiri di antara dua arah". Ini menunjukkan bahwa Petrus mengalami pergumulan antara percaya kepada Yesus dan takut terhadap angin dan ombak.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa iman sejati harus bertumbuh dan diuji melalui pencobaan. Tuhan mengizinkan badai dalam hidup kita untuk menguji dan memperkuat iman kita.

3. Perspektif Teologi Reformed tentang Matius 14:31

a. Iman adalah Karunia Allah

Dalam teologi Reformed, iman bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi merupakan pemberian Allah yang diberikan melalui pekerjaan Roh Kudus.

John Owen, seorang teolog Puritan, menekankan bahwa iman sejati berasal dari pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia. Ketika seseorang meminta sesuatu dalam doa, iman sejati hanya dapat bertumbuh melalui firman Tuhan dan karya Roh Kudus.

b. Keraguan sebagai Sifat Dosa yang Masih Ada dalam Orang Percaya

Dalam perspektif Reformed, meskipun orang percaya telah dilahirkan kembali, mereka masih memiliki pergumulan dengan sifat dosa.

Keraguan Petrus mencerminkan pergumulan antara iman dan ketidakpercayaan, yang dialami semua orang Kristen.

Jonathan Edwards menyatakan bahwa iman sejati akan diuji dalam badai kehidupan. Ketika Petrus mengalihkan fokusnya dari Yesus ke badai, itu menunjukkan kelemahan iman manusia tanpa kebergantungan kepada Tuhan.

c. Kristus adalah Sumber Keselamatan dan Kekuatan

Reformed Theology menekankan Solus Christus, bahwa hanya Kristus yang menjadi pusat iman dan keselamatan kita.

Kisah Petrus menunjukkan bahwa selama dia fokus pada Kristus, ia dapat berjalan di atas air, tetapi ketika ia mengalihkan pandangannya, ia mulai tenggelam.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa iman Kristen bukan hanya sekadar kepercayaan intelektual, tetapi juga ketergantungan total kepada Kristus.

4. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

a. Mengandalkan Kristus dalam Setiap Situasi

Sebagaimana Petrus bisa berjalan di atas air selama ia fokus pada Yesus, demikian pula kita bisa menghadapi tantangan hidup jika kita tetap percaya kepada-Nya.

Namun, jika kita mengandalkan diri sendiri atau terlalu memikirkan keadaan sekitar, kita akan tenggelam dalam kekhawatiran dan ketakutan.

b. Keraguan adalah Tantangan yang Harus Dihadapi dengan Iman

Setiap orang Kristen pasti mengalami saat-saat keraguan, seperti Petrus yang mulai takut ketika melihat badai.

Namun, kita dipanggil untuk tetap percaya bahwa Tuhan akan menolong kita melewati badai kehidupan.

John Owen mengingatkan bahwa iman harus terus dipelihara melalui doa, firman Tuhan, dan persekutuan dengan tubuh Kristus.

c. Yesus adalah Penolong yang Setia

Yesus tidak membiarkan Petrus tenggelam, tetapi langsung mengulurkan tangan-Nya.

Ini adalah gambaran bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita dalam kelemahan kita. Ketika kita berseru, "Tuhan, selamatkan aku!", Dia pasti akan menjawab.

Kesimpulan

Matius 14:31 adalah ayat yang mengajarkan tentang iman dan ketergantungan kepada Kristus.

Dalam perspektif teologi Reformed, kita dapat memahami bahwa:

  1. Iman adalah anugerah Allah yang harus dipelihara dengan percaya sepenuhnya kepada Kristus.
  2. Keraguan adalah bagian dari sifat dosa manusia, tetapi Tuhan berkuasa untuk menolong dan menguatkan iman kita.
  3. Yesus adalah sumber keselamatan dan kekuatan, yang selalu siap menolong ketika kita berseru kepada-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap teguh dalam iman, bahkan ketika menghadapi badai kehidupan.

Next Post Previous Post