Menyembah Tuhan dalam Kemuliaan-Nya: Mazmur 96:9
Pendahuluan:
Mazmur 96:9 adalah salah satu ayat yang mengajak seluruh bumi untuk menyembah Tuhan dalam kekudusan dan kemuliaan-Nya.
"Sembahlah TUHAN dalam kemuliaan yang kudus, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi!" (Mazmur 96:9, AYT)
Ayat ini menegaskan kemuliaan Tuhan yang harus dihormati oleh seluruh ciptaan, serta panggilan bagi setiap manusia untuk menyembah-Nya dengan rasa hormat dan kagum. Dalam perspektif teologi Reformed, penyembahan kepada Tuhan bukan sekadar ritual, tetapi merupakan tanggapan atas kemuliaan dan kekudusan-Nya yang dinyatakan dalam karya keselamatan-Nya.
Artikel ini akan membahas secara mendalam makna Mazmur 96:9, bagaimana penyembahan kepada Tuhan harus dilakukan, serta bagaimana beberapa teolog Reformed menjelaskan makna teologis dari ayat ini.
Eksposisi Mazmur 96:9
1. "Sembahlah TUHAN dalam Kemuliaan yang Kudus"
Bagian pertama dari ayat ini menegaskan bahwa penyembahan sejati harus dilakukan dalam kemuliaan yang kudus.
Apa Arti "Kemuliaan yang Kudus"?
- Kata kemuliaan dalam bahasa Ibrani sering merujuk pada kehadiran Tuhan yang penuh hormat dan keagungan.
- Kata kudus berarti terpisah, murni, dan tidak bercela.
- Ini menunjukkan bahwa penyembahan harus dilakukan dengan sikap hormat, kekudusan, dan ketulusan hati.
John Calvin dalam Commentary on Psalms menulis:"Penyembahan kepada Tuhan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus penuh dengan hormat dan kesadaran akan kekudusan-Nya."
Penyembahan bukan sekadar tradisi atau kebiasaan, tetapi tanggapan sejati terhadap kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam firman-Nya.
2. "Gemetarlah di Hadapan-Nya"
Bagian ini menegaskan respon manusia ketika berhadapan dengan kehadiran Tuhan yang kudus.
Apa yang Dimaksud dengan "Gemetar"?
- Bukan ketakutan yang membuat kita lari dari Tuhan, tetapi rasa hormat yang mendalam dan kekaguman akan keagungan-Nya.
- Ini adalah pengakuan bahwa Tuhan adalah Raja yang Mahakuasa.
- Menunjukkan kesadaran bahwa kita adalah ciptaan yang lemah di hadapan Sang Pencipta.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan:"Ketika kita benar-benar memahami siapa Tuhan yang kita sembah, respons yang wajar adalah rasa hormat yang mendalam dan ketakutan akan keagungan-Nya."
Ketika seseorang benar-benar memahami kebesaran Tuhan, ia tidak akan menyembah Tuhan dengan cara yang biasa-biasa saja, tetapi dengan hati yang penuh hormat dan kekaguman.
3. "Hai Seluruh Bumi"
Bagian ini menegaskan bahwa panggilan untuk menyembah Tuhan bukan hanya untuk Israel, tetapi untuk seluruh dunia.
Mengapa Seluruh Bumi Dipanggil untuk Menyembah?
- Tuhan bukan hanya Allah bagi Israel, tetapi Raja atas seluruh dunia (Mazmur 96:10).
- Ini adalah nubuatan tentang penyebaran Injil ke seluruh bangsa (Matius 28:19).
- Penyembahan sejati bukan hanya dilakukan oleh umat tertentu, tetapi oleh setiap orang yang mengenal Tuhan yang benar.
John Piper dalam Let the Nations Be Glad! menulis:"Penyembahan adalah tujuan akhir dari misi. Kita diutus untuk memberitakan Injil agar lebih banyak orang dari segala bangsa dapat menyembah Tuhan yang benar."
Ini berarti bahwa panggilan untuk menyembah Tuhan adalah panggilan bagi semua orang, tanpa terkecuali.
Makna Teologis dalam Teologi Reformed
1. Penyembahan Harus Berpusat pada Tuhan
- Penyembahan bukan tentang apa yang kita rasakan, tetapi tentang siapa Tuhan itu.
- Penyembahan yang sejati harus berdasarkan kebenaran firman Tuhan (Yohanes 4:24).
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menulis:"Penyembahan sejati bukan sekadar emosi yang kuat, tetapi merupakan respons hati yang benar terhadap kebenaran Allah yang dinyatakan dalam firman-Nya."
2. Penyembahan Harus Dilakukan dengan Hormat dan Kekudusan
- Penyembahan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus dengan sikap yang menghormati kekudusan Tuhan.
- Tuhan tidak berkenan dengan penyembahan yang dangkal atau munafik (Yesaya 29:13).
John MacArthur dalam Worship: The Ultimate Priority menegaskan:"Penyembahan yang sejati bukan tentang gaya atau metode, tetapi tentang sikap hati yang menghormati Tuhan dengan kebenaran."
3. Penyembahan Adalah Respons terhadap Kasih Karunia Tuhan
- Kita tidak bisa menyembah Tuhan dengan benar kecuali kita telah mengalami kasih karunia-Nya.
- Hanya melalui Kristus kita bisa menyembah Tuhan dengan benar (Ibrani 10:19-22).
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:"Penyembahan sejati hanya bisa terjadi ketika seseorang telah ditebus oleh darah Kristus dan diperbarui oleh Roh Kudus."
Ini berarti bahwa hanya mereka yang telah lahir baru dalam Kristus yang dapat menyembah Tuhan dengan cara yang benar.
Aplikasi dalam Kehidupan Kristen
Bagaimana kita bisa menerapkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari?
1. Menyembah Tuhan dengan Sikap Hati yang Benar
- Jangan datang ke hadapan Tuhan dengan sembarangan, tetapi dengan hati yang penuh hormat dan ketulusan.
- Penyembahan bukan hanya di gereja, tetapi dalam setiap aspek kehidupan kita (Roma 12:1).
2. Merenungkan Kekudusan dan Kemuliaan Tuhan
- Luangkan waktu setiap hari untuk merenungkan siapa Tuhan dan bagaimana Dia layak disembah.
- Baca dan renungkan firman Tuhan secara mendalam untuk mengenal Dia lebih lagi.
3. Menjadi Kesaksian bagi Dunia tentang Kemuliaan Tuhan
- Bagikan Injil kepada orang lain, agar mereka juga dapat mengenal Tuhan dan menyembah-Nya.
- Tunjukkan hidup yang mencerminkan kemuliaan Tuhan dalam perkataan dan perbuatan kita.
Kesimpulan
Mazmur 96:9 mengajarkan bahwa penyembahan sejati harus dilakukan dengan sikap hormat, kekudusan, dan penuh kekaguman akan Tuhan.
Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:
- Penyembahan harus berpusat pada Tuhan dan kebenaran-Nya.
- Penyembahan yang sejati hanya bisa dilakukan oleh mereka yang telah mengalami kasih karunia dalam Kristus.
- Penyembahan bukan hanya sekadar nyanyian, tetapi gaya hidup yang memuliakan Tuhan.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menyembah Tuhan dengan hati yang kudus dan penuh hormat, karena Dia adalah Allah yang Mahamulia dan layak menerima segala pujian.