Roma 14:1: Menerima Orang yang Lemah dalam Iman
Pendahuluan:
Dalam kehidupan Kristen, ada berbagai tingkat kedewasaan rohani. Ada mereka yang kuat dalam iman, memahami kebebasan yang mereka miliki di dalam Kristus, dan ada mereka yang lemah dalam iman, yang masih berjuang dengan berbagai keyakinan atau kebiasaan dari masa lalu.
Rasul Paulus dalam Roma 14:1 memberikan perintah yang jelas bagi jemaat:
"Terimalah orang yang lemah imannya, tetapi bukan untuk berdebat pendapat." (Roma 14:1, AYT)
Dalam teologi Reformed, ayat ini memiliki implikasi yang mendalam mengenai hubungan antara orang percaya, kebebasan Kristen, kasih dalam persekutuan, dan bagaimana gereja seharusnya memperlakukan orang yang lebih lemah dalam iman.
Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, Charles Spurgeon, R.C. Sproul, dan John Piper telah banyak membahas bagaimana umat Tuhan harus menunjukkan kasih dan kesabaran terhadap mereka yang masih lemah dalam pemahaman dan keyakinan iman mereka.
Artikel ini akan membahas makna Roma 14:1 dalam perspektif teologi Reformed, mengapa penting untuk menerima orang yang lemah dalam iman, bagaimana menghindari perdebatan yang tidak membangun, serta bagaimana gereja seharusnya bersikap dalam menghadapi perbedaan dalam iman.
1. Konteks Roma 14:1
Untuk memahami ayat ini dengan benar, kita harus melihat konteksnya dalam Roma 14 secara keseluruhan.
Roma 14 membahas tentang bagaimana orang percaya harus bersikap dalam perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang bukan doktrin inti.
- Ada orang yang merasa terikat pada hukum-hukum tertentu (seperti makanan halal dan haram, atau perayaan hari-hari tertentu).
- Ada juga yang memahami kebebasan dalam Kristus dan tidak lagi terikat pada aturan-aturan tersebut.
Paulus mengajarkan bahwa perbedaan ini tidak boleh menjadi alasan untuk menghakimi atau meremehkan sesama saudara dalam Kristus.
a. Siapakah yang Dimaksud dengan "Orang yang Lemah dalam Iman"?
John Calvin dalam Commentary on Romans menjelaskan bahwa orang yang lemah dalam iman bukan berarti mereka tidak percaya kepada Kristus, tetapi mereka masih memiliki pemahaman yang terbatas tentang kebebasan Kristen.
Misalnya:
- Beberapa orang Yahudi Kristen masih merasa harus mengikuti hukum-hukum makanan dalam Perjanjian Lama.
- Orang percaya dari latar belakang non-Yahudi mungkin masih terpengaruh oleh kebiasaan lama mereka.
Jonathan Edwards menambahkan bahwa kelemahan iman ini bisa terjadi karena ketidaktahuan, ketakutan, atau keterikatan pada tradisi lama yang sulit dilepaskan.
b. Apa yang Dimaksud dengan "Menerima" Mereka?
Paulus tidak hanya berkata "bersabarlah dengan mereka", tetapi "terimalah mereka".
- Ini berarti memberikan kasih, perhatian, dan penerimaan penuh dalam persekutuan Kristen.
- Bukan untuk menghakimi atau mendebat mereka, tetapi untuk membimbing mereka dengan kasih.
Charles Spurgeon menegaskan bahwa menerima orang yang lemah dalam iman berarti bersikap seperti Kristus, yang dengan sabar membimbing murid-murid-Nya dalam pertumbuhan iman mereka.
2. Mengapa Orang Percaya Harus Menerima yang Lemah dalam Iman?
a. Karena Allah Sendiri Telah Menerima Mereka
Roma 15:7 berkata:
"Sebab itu, terimalah satu sama lain, sebagaimana Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah."
R.C. Sproul menegaskan bahwa jika Allah telah menerima seseorang dalam Kristus, tidak ada alasan bagi kita untuk menolaknya hanya karena kelemahan atau perbedaan dalam iman mereka.
b. Karena Kasih Harus Lebih Besar dari Perbedaan
Paulus berkata dalam Roma 14:13:
"Karena itu, janganlah kita saling menghakimi lagi, tetapi lebih baik kamu mengambil keputusan untuk tidak menaruh batu sandungan atau halangan di depan saudaramu."
John Piper menjelaskan bahwa persatuan gereja lebih penting daripada perbedaan kecil dalam pemahaman iman.
c. Karena Pertumbuhan Iman Memerlukan Waktu
Pertumbuhan rohani adalah proses yang berlangsung seumur hidup.
Paulus berkata dalam Filipi 1:6:
"Aku yakin akan hal ini: Ia yang telah memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan menyempurnakannya sampai pada hari Kristus Yesus."
John MacArthur menegaskan bahwa orang percaya harus sabar dalam membimbing mereka yang masih bertumbuh dalam pemahaman iman mereka.
3. Bagaimana Menghindari Perdebatan yang Tidak Membangun?
Roma 14:1 mengatakan bahwa kita harus menerima mereka yang lemah dalam iman, "tetapi bukan untuk berdebat pendapat".
Mengapa Paulus menekankan hal ini?
a. Perdebatan yang Tidak Membangun Bisa Menjadi Batu Sandungan
Paulus berkata dalam 1 Korintus 8:9:
"Tetapi waspadalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah."
Charles Spurgeon memperingatkan bahwa terlalu banyak berdebat tentang hal-hal kecil bisa menghancurkan iman mereka yang masih bertumbuh.
b. Fokus pada Hal yang Esensial, Bukan yang Sekunder
R.C. Sproul menekankan bahwa ada perbedaan antara doktrin esensial dan non-esensial dalam iman Kristen.
- Hal-hal esensial: Keselamatan dalam Kristus, ketuhanan Yesus, kebangkitan, dll.
- Hal-hal non-esensial: Perbedaan dalam praktik ibadah, makanan, perayaan hari tertentu, dll.
Paulus mengingatkan dalam Roma 14:17:
"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus."
4. Bagaimana Gereja Harus Bersikap terhadap Orang yang Lemah dalam Iman?
a. Mengajarkan dengan Kasih, Bukan dengan Paksaan
2 Timotius 2:24-25 berkata:
"Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang, cakap mengajar, sabar, dan dengan lemah lembut menuntun orang yang suka melawan."
John Piper menegaskan bahwa gereja harus menjadi tempat di mana orang yang lemah dalam iman bisa bertumbuh, bukan tempat di mana mereka dihukum atau dipaksa untuk berubah dengan cepat.
b. Menjadi Teladan dalam Iman
Roma 14:19 berkata:
"Sebab itu, marilah kita mengejar hal-hal yang mendatangkan damai sejahtera dan yang membangun satu sama lain."
Jonathan Edwards menegaskan bahwa salah satu cara terbaik untuk membantu orang yang lemah dalam iman adalah dengan menunjukkan teladan hidup yang benar dalam kasih dan kebenaran.
5. Apa Implikasi Roma 14:1 bagi Kehidupan Kristen Saat Ini?
a. Jangan Mudah Menghakimi Orang Lain
Kita harus berhenti menghakimi saudara seiman hanya karena mereka memiliki pemahaman yang berbeda dalam beberapa aspek iman mereka.
b. Bersabarlah terhadap Mereka yang Masih Bertumbuh
Pertumbuhan rohani membutuhkan waktu. Jangan memaksa seseorang untuk berubah dengan cepat, tetapi tuntunlah mereka dengan kasih.
c. Fokus pada Injil, Bukan Perdebatan yang Tidak Perlu
Hindari perdebatan yang tidak membangun, dan lebih fokus pada penginjilan, pelayanan, dan memperluas Kerajaan Allah.
Kesimpulan
Roma 14:1 mengajarkan bahwa:
- Kita harus menerima mereka yang lemah dalam iman dengan kasih, bukan untuk berdebat.
- Persatuan dalam gereja lebih penting daripada perbedaan dalam hal-hal kecil.
- Kita harus sabar dalam membimbing orang yang masih bertumbuh dalam iman.
- Jangan menghakimi, tetapi tunjukkan kasih dan pengertian dalam persekutuan.
Sebagai orang percaya, mari kita menjadi alat kasih Tuhan untuk menuntun mereka yang masih bertumbuh dalam iman, bukan menjadi penghalang bagi pertumbuhan mereka.
