Dibersihkan oleh Firman: Yohanes 15:3

Dibersihkan oleh Firman: Yohanes 15:3

Pendahuluan

Yohanes 15:3 merupakan bagian dari pengajaran Yesus tentang perumpamaan pokok anggur dan ranting-rantingnya. Dalam ayat ini, Yesus berkata:

“Kamu memang sudah dibersihkan karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yohanes 15:3, AYT)

Ayat ini menyoroti peran firman Tuhan dalam membersihkan dan menguduskan orang percaya. Doktrin penyucian (sanctification) dalam teologi Reformed mengajarkan bahwa keselamatan bukan hanya tentang pembenaran (justification) melalui iman, tetapi juga melibatkan pertumbuhan dalam kekudusan oleh pekerjaan Roh Kudus dan firman Tuhan.

Dalam artikel ini, kita akan menelaah Yohanes 15:3 berdasarkan perspektif beberapa teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John MacArthur, dan Martyn Lloyd-Jones untuk memahami bagaimana firman Allah memiliki kuasa untuk membersihkan umat-Nya.

Eksposisi Yohanes 15:3 dalam Konteksnya

Yohanes 15 merupakan bagian dari pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum penyaliban-Nya. Ia menggunakan perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting untuk mengajarkan hubungan antara diri-Nya dengan para pengikut-Nya. Dalam Yohanes 15:1-2, Yesus menyatakan bahwa Ia adalah pokok anggur yang benar, Bapa adalah pengusahanya, dan orang percaya adalah ranting-ranting yang harus tetap melekat kepada-Nya.

Yohanes 15:3 menekankan bahwa para murid telah "dibersihkan" oleh firman yang Yesus katakan. Kata "dibersihkan" dalam bahasa Yunani adalah καθαροί (katharoi) yang berarti suci atau murni. Dalam konteks ini, firman Tuhan memiliki peran penting dalam proses penyucian orang percaya.

Eksposisi Ayat Yohanes 15:3 Menurut Teologi Reformed

1. Firman Tuhan sebagai Alat Penyucian

Yesus menyatakan bahwa murid-murid-Nya telah dibersihkan karena firman yang telah Ia katakan. Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan bukan hanya memberikan pengajaran, tetapi juga memiliki kuasa untuk mentransformasi dan menyucikan hidup seseorang.

John Calvin:

Dalam komentarnya terhadap Yohanes 15:3, Calvin menegaskan bahwa firman Tuhan adalah alat utama yang digunakan Roh Kudus untuk menguduskan orang percaya. Ia menulis:

“Kita tidak dapat menerima kesucian sejati kecuali melalui firman Allah dan oleh kuasa Roh-Nya yang bekerja dalam hati kita.”

Doktrin sola Scriptura dalam teologi Reformed menekankan bahwa firman Tuhan adalah sumber utama dalam pertumbuhan rohani dan kekudusan. Calvin menegaskan bahwa tanpa firman, tidak ada iman yang sejati, dan tanpa iman yang sejati, tidak ada penyucian.

R.C. Sproul:

Sproul dalam bukunya Knowing Scripture menekankan bahwa firman Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah hati manusia. Ia menyatakan bahwa firman Tuhan bukan hanya informasi, tetapi juga transformasi. Firman Tuhan adalah alat yang digunakan Roh Kudus untuk menyucikan dan menguduskan umat pilihan-Nya.

Aplikasi Praktis:
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk terus menerus membaca, merenungkan, dan menaati firman Tuhan karena hanya dengan demikian kita dapat mengalami penyucian dan pertumbuhan rohani.

2. Penyucian sebagai Bukti Hubungan dengan Kristus

Dalam Yohanes 15:3, Yesus tidak hanya berbicara tentang pembersihan secara umum, tetapi juga tentang hubungan yang erat antara orang percaya dengan diri-Nya. Penyucian yang terjadi melalui firman adalah bukti bahwa seseorang benar-benar menjadi murid Kristus.

John MacArthur:

Dalam The MacArthur New Testament Commentary, MacArthur menjelaskan bahwa penyucian oleh firman adalah bukti dari keselamatan sejati. Jika seseorang benar-benar lahir baru, maka firman Tuhan akan bekerja dalam hidupnya dan membentuknya semakin serupa dengan Kristus.

Ia menegaskan bahwa banyak orang mengaku sebagai orang Kristen, tetapi jika firman Tuhan tidak memiliki dampak nyata dalam hidup mereka, maka kemungkinan besar mereka belum benar-benar mengalami lahir baru.

Aplikasi Praktis:
Sebagai orang percaya, kita harus bertanya kepada diri sendiri:

  • Apakah firman Tuhan mengubah hidup saya?

  • Apakah saya semakin bertumbuh dalam kekudusan?

Jika firman Tuhan tidak mengubah cara hidup kita, maka kita perlu mengoreksi diri dan memastikan bahwa kita benar-benar memiliki hubungan yang hidup dengan Kristus.

3. Penyucian sebagai Proses Berkelanjutan

Dalam teologi Reformed, penyucian adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup orang percaya. Meskipun dalam Yohanes 15:3 Yesus berkata bahwa murid-murid-Nya telah dibersihkan, ini tidak berarti bahwa proses penyucian telah selesai.

Martyn Lloyd-Jones:

Lloyd-Jones dalam bukunya Spiritual Depression menjelaskan bahwa kehidupan Kristen adalah perjalanan menuju kekudusan yang terus berlangsung. Penyucian bukanlah sesuatu yang terjadi dalam satu momen saja, tetapi merupakan proses yang berlangsung seumur hidup.

Ia menegaskan bahwa orang percaya yang sejati akan terus mengalami pembersihan oleh firman Tuhan seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, mereka harus terus menerus berada dalam firman dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam hidup mereka.

R.C. Sproul:

Sproul juga menekankan bahwa penyucian adalah pekerjaan sinergis—yaitu pekerjaan bersama antara Allah dan manusia. Roh Kudus bekerja dalam diri orang percaya, tetapi mereka juga memiliki tanggung jawab untuk membaca dan menaati firman Tuhan.

Aplikasi Praktis:

  • Kita tidak boleh puas hanya dengan status "diselamatkan," tetapi harus terus bertumbuh dalam kekudusan.

  • Kita harus memiliki disiplin dalam membaca Alkitab dan membiarkan firman Tuhan mengubah hidup kita dari hari ke hari.

Kesimpulan: Kuasa Firman dalam Penyucian Orang Percaya

Dari eksposisi Yohanes 15:3 dalam perspektif teologi Reformed, kita dapat menyimpulkan bahwa:

  1. Firman Tuhan memiliki kuasa untuk menyucikan hidup orang percaya. Roh Kudus menggunakan firman untuk menguduskan kita.

  2. Penyucian oleh firman adalah bukti hubungan yang sejati dengan Kristus. Jika kita benar-benar milik Kristus, firman Tuhan akan mengubah hidup kita.

  3. Penyucian adalah proses yang terus berlangsung. Kita harus terus menerus berada dalam firman Tuhan agar hidup kita semakin serupa dengan Kristus.

Panggilan bagi Orang Percaya

  • Apakah kita sungguh-sungguh mengizinkan firman Tuhan mengubah hidup kita?

  • Apakah kita memiliki disiplin dalam membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari?

  • Apakah hidup kita semakin menunjukkan buah-buah penyucian?

Seperti yang dikatakan dalam Mazmur 119:9:

“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.”

Kiranya kita semua semakin setia dalam firman Tuhan dan mengalami penyucian yang sejati oleh kuasa Roh Kudus. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post