Roma 3:9: Semua Manusia di Bawah Dosa dan Kebutuhan akan Anugerah Kristus

Roma 3:9: Semua Manusia di Bawah Dosa dan Kebutuhan akan Anugerah Kristus

Pendahuluan

Surat Roma adalah salah satu kitab yang paling teologis dalam Perjanjian Baru dan merupakan dasar utama bagi banyak doktrin dalam teologi Reformed. Dalam Roma 3:9, rasul Paulus menegaskan bahwa baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi (bangsa-bangsa lain) berada di bawah kuasa dosa. Ayat ini adalah bagian dari argumen yang lebih besar tentang keadaan manusia yang berdosa dan perlunya anugerah Allah untuk keselamatan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi Roma 3:9 dengan mengacu pada beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Martin Luther, Jonathan Edwards, Charles Hodge, dan R.C. Sproul. Kita juga akan melihat bagaimana ayat ini menjadi dasar bagi doktrin total depravity (kerusakan total manusia) dalam lima poin Calvinisme (TULIP).

Teks Alkitab: Roma 3:9

"Lalu, bagaimana? Apakah kita, orang Yahudi, lebih baik? Sama sekali tidak! Sebab, kami sudah mengatakan sebelumnya bahwa baik orang-orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, semuanya ada di bawah dosa." (Roma 3:9, AYT)

Dalam ayat ini, Paulus sedang membangun argumen tentang universalisme dosa, yaitu bahwa semua manusia, tanpa kecuali, ada di bawah kuasa dosa dan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Eksposisi Ayat Per Ayat

1. "Lalu, bagaimana?" – Paulus Melanjutkan Argumennya

Kalimat ini menunjukkan bahwa Paulus sedang melanjutkan pemikirannya dari bagian sebelumnya (Roma 3:1-8), di mana ia membahas keistimewaan orang Yahudi sebagai bangsa yang menerima hukum Allah.

Menurut John Calvin, Paulus ingin menunjukkan bahwa keistimewaan lahiriah seperti hukum Taurat tidak menjadikan orang Yahudi lebih benar di hadapan Allah dibandingkan dengan orang non-Yahudi.

2. "Apakah kita, orang Yahudi, lebih baik?" – Tidak Ada Keunggulan Moral

Dalam kalimat ini, Paulus menggunakan kata "kita", yang merujuk pada dirinya sebagai orang Yahudi. Dia bertanya apakah orang Yahudi memiliki keunggulan moral atau posisi yang lebih baik dalam hal keselamatan dibandingkan orang non-Yahudi.

Martin Luther dalam tafsirannya menegaskan bahwa agama, tradisi, atau kebangsaan tidak dapat membuat seseorang lebih benar di hadapan Allah. Bahkan, ia menyebut bahwa semua manusia berada dalam keadaan dosa yang sama, tanpa pengecualian.

3. "Sama sekali tidak!" – Penghukuman Setara bagi Semua Orang

Paulus menjawab pertanyaannya sendiri dengan sangat tegas: "Sama sekali tidak!" (Yunani: ouk pantōs), yang berarti sama sekali tidak ada keunggulan moral atau keistimewaan dalam hal keselamatan.

R.C. Sproul menekankan bahwa keberdosaan manusia adalah total, meliputi semua aspek kehidupan, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengklaim dirinya lebih baik di hadapan Allah.

4. "Sebab, kami sudah mengatakan sebelumnya bahwa baik orang-orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, semuanya ada di bawah dosa."

Bagian ini menegaskan doktrin dosa asal, yang menyatakan bahwa semua manusia telah jatuh ke dalam dosa karena pelanggaran Adam (Roma 5:12).

Menurut Jonathan Edwards, dosa bukan hanya masalah tindakan, tetapi juga kondisi hati manusia. Semua manusia secara alami berada di bawah kuasa dosa, bukan hanya dalam perbuatan, tetapi juga dalam pikiran, kehendak, dan hasratnya.

Implikasi Teologis dalam Perspektif Reformed

1. Doktrin Total Depravity (Kerusakan Total Manusia)

Roma 3:9 sangat berkaitan dengan doktrin Total Depravity (Kerusakan Total Manusia), salah satu dari lima poin Calvinisme (TULIP).

Menurut Charles Hodge, kerusakan total manusia berarti bahwa setiap aspek dari keberadaan manusia telah dirusak oleh dosa. Ini tidak berarti bahwa manusia setiap saat melakukan dosa sebesar-besarnya, tetapi bahwa dosa telah menguasai setiap bagian dari dirinya—termasuk akal budi, hati, dan kehendaknya.

Ayat ini memperkuat pandangan Reformed bahwa tidak ada manusia yang secara alami mencari Allah atau memiliki kebenaran dalam dirinya sendiri (Roma 3:10-12).

2. Keselamatan Tidak Dapat Dicapai Melalui Hukum Taurat

Roma 3:9 menunjukkan bahwa baik orang Yahudi yang memiliki hukum Taurat maupun orang non-Yahudi tetap berada di bawah kuasa dosa. Ini berarti bahwa tidak ada sistem keagamaan atau hukum moral yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa.

John Calvin menegaskan bahwa hukum Taurat hanya menunjukkan keberdosaan manusia dan membawanya kepada kebutuhan akan anugerah Allah dalam Kristus.

Roma 3:20 menegaskan prinsip ini:

"Sebab, tidak ada seorang pun yang akan dibenarkan di hadapan Allah oleh karena perbuatan hukum Taurat, karena melalui hukum Taurat datanglah kesadaran akan dosa." (Roma 3:20)

3. Keselamatan Hanya oleh Anugerah melalui Kristus

Jika semua manusia ada di bawah dosa, maka tidak ada harapan kecuali melalui anugerah Allah. Roma 3:9 adalah pengantar menuju ayat-ayat selanjutnya yang menegaskan bahwa hanya melalui Kristus seseorang dapat dibenarkan di hadapan Allah.

Roma 3:24 mengatakan:

"dan mereka dibenarkan dengan cuma-cuma oleh anugerah-Nya melalui penebusan dalam Kristus Yesus."

Dalam pemikiran Herman Bavinck, ayat ini adalah dasar dari doktrin sola gratia—bahwa keselamatan adalah anugerah Allah sepenuhnya, bukan karena usaha manusia.

Relevansi Roma 3:9 dalam Kehidupan Orang Percaya

1. Kesadaran Akan Dosa Membawa Kita kepada Kristus

Roma 3:9 mengajarkan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Kesadaran ini seharusnya membawa kita untuk bersandar hanya kepada Kristus.

Jonathan Edwards menegaskan bahwa semakin seseorang sadar akan dosanya, semakin ia akan menghargai anugerah Kristus.

2. Tidak Ada Tempat untuk Kesombongan Rohani

Karena semua manusia berada di bawah dosa, tidak ada seorang pun yang bisa merasa lebih baik atau lebih benar dibandingkan orang lain.

Paulus dalam Efesus 2:8-9 menekankan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha manusia, sehingga tidak ada yang bisa bermegah.

3. Mendorong Kita untuk Mengabarkan Injil

Karena semua manusia berada di bawah dosa, Injil adalah satu-satunya jawaban bagi mereka. Ayat ini harus mendorong kita untuk setia dalam memberitakan Injil, karena hanya di dalam Kristus ada pengampunan dan keselamatan.

Kesimpulan

Roma 3:9 adalah ayat yang menegaskan kondisi manusia yang berdosa dan tidak berdaya di hadapan Allah. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menjadi dasar bagi:
Doktrin Total Depravity (Kerusakan Total Manusia)
Kesadaran bahwa hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan
Pentingnya keselamatan hanya oleh anugerah dalam Kristus

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kesadaran akan anugerah Allah, tidak menjadi sombong rohani, dan setia dalam pemberitaan Injil kepada dunia yang terhilang.

"Sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."Roma 3:23

Soli Deo Gloria! 

Next Post Previous Post