PERUMPAMAAN ANAK YANG HILANG: LUKAS 15:11-32

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.

PERUMPAMAAN ANAK YANG HILANG: Lukas 15:11-32
gadget, otomotif, bisnis
PERUMPAMAAN ANAK YANG HILANG: Lukas 15:11-32. Lukas 15:11-32 - “(Lukas 15:11) Yesus berkata lagi: ‘Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. (12) Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. (13) Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. (14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. (15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. (16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. (17) Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. (20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. (21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. (23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. (25) Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. (26) Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. (27) Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. (28) Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. (29) Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. (30) Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. (31) Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. (Lukas 15:32) Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’”.

I) Anak bungsu.

Anak bungsu ini menggambarkan orang berdosa.

1) Dosa anak bungsu.

a) Minta bagian harta / warisan selagi ayahnya masih hidup (Lukas 15:12).

Hukum Yahudi mengharuskan orang tua mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Anak sulung selalu mendapat dua bagian / dua kali lipat dari anak-anak yang lain.

Ulangan 21:17 - “Tetapi ia harus mengakui anak yang sulung, anak dari istri yang tidak dicintai itu, dengan memberikan kepadanya dua bagian dari segala kepunyaannya, sebab dialah kegagahannya yang pertama-tama: dialah yang empunya hak kesulungan.’”.

Jadi, dalam kasus ini, karena bapa itu mempunyai dua anak, maka anak sulung mendapat 2/3 bagian, sedang anak bungsu mendapat 1/3 bagian. Jadi, ia memang seharusnya mempunyai bagian warisan, tetapi hal yang kurang ajar dari anak bungsu itu adalah bahwa ia memintanya selagi ayahnya masih hidup. Seakan-akan ia berkata: ‘Kalau kamu mati, itu toh menjadi milikku, jadi berikan sekarang saja, seakan-akan kamu sudah mati!’.

b) Setelah ayahnya menuruti permintaannya, anak bungsu itu menjual segala miliknya / warisannya, lalu pergi meninggalkan ayahnya ke negeri yang jauh, dan berfoya-foya (Lukas 15:13 bdk. Lukas 15:30).

Ia tidak merampok, menyakiti, atau membunuh bapanya; ia hanya menjauhinya dan tidak mempedulikannya! Sebetulnya dari semula inilah tujuannya. Inti dari keinginannya adalah bahwa ia tidak mau hidup dikuasai / diatur ayahnya. Ia ingin bebas, sehingga bisa berfoya-foya dan mencari kesenangan sesuka hatinya.

Penerapan: Apakah saudara juga tidak ingin dikuasai / diatur oleh Allah? Allah memang mempunyai banyak peraturan, seperti:

1. Tidak boleh bekerja pada hari Minggu, tetapi harus menggunakan hari itu untuk berbakti dan melayani Tuhan.

2. Harus memberikan persembahan persepuluhan.

3. Jangan berdusta, harus bekerja dengan jujur.

4. Jangan berzina, dilarang mempunyai PIL atau WIL, istri lebih dari satu, dsb.

5. Jangan mencari pasangan yang tidak seiman.

Apakah saudara senang berada di bawah peraturan-peraturan itu atau apakah saudara ingin bebas dari padanya? Kalau saudara ingin bebas, maka saudara sama seperti anak bungsu itu. Dan perhatikan bahwa dalam Lukas 15: 32 anak bungsu itu digambarkan sebagai:

a. Mati (secara rohani).

b. Hilang.

Lukas 15:32: “Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’”.

Jangan anggap enteng kondisi mati rohani dan terhilang ini, karena kalau saudara biarkan, ini membawa saudara ke neraka! Bandingkan juga dengan Yesaya 53:6a yang berbunyi: “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,”.

2) Akibat dosa anak bungsu (Lukas 15:14-16).

Lukas 15:14-16: “(14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. (15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. (16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.”.

a) Ia menghabiskan harta miliknya.

b) Pada waktu ada bencana kelaparan, ia menjadi melarat / miskin.

c) Ia terpaksa menjadi penjaga babi.

Perlu diingat bahwa babi adalah binatang haram bagi orang Yahudi, sehingga ini jelas adalah pekerjaan yang hina.

d) Pada waktu ia lapar dan ingin mengisi perutnya dengan makanan babi, tidak seorangpun mau memberikannya kepadanya.

Dosa memang mula-mula menawarkan / menjanjikan dan bahkan memberikan kesenangan, tetapi pada akhirnya pasti membawa penderitaan dan kehinaan.

Penderitaan dan kehinaan akibat dosa itu bisa terjadi dalam dunia ini, misalnya:

1. Orang mencuri lalu masuk penjara.

2. Orang yang mempunyai PIL / WIL lalu keluarganya berantakan.

3. Orang yang menimbun harta, tetapi hatinya tidak damai.

4. Orang yang menggunakan ecstasy, lalu kecanduan, sehingga menghabiskan uangnya.

5. Dsb.

Kalau tidak terjadi dalam dunia ini, maka pasti akan terjadi dalam kekekalan nanti (bandingkan dengan Mazmur 73, atau dengan cerita Lazarus dan orang kaya dalam Lukas 16:19-31)!

3) Pertobatan anak bungsu ( Lukas 15:17-21).

a) Ia merenung ( Lukas 15: 17), dan lalu sadar akan dosanya ( Lukas 15:18-19).

Lukas 15: 17: “Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.”.

Untuk bisa bertobat dari dosa, kita perlu menggunakan otak (bukan perasaan tok!) untuk merenung! Keduniawian dan dosa sering membuat kita ‘lupa daratan’. Karena itu berilah waktu untuk merenungkan hal-hal ini:

1. Apakah selama ini saudara sudah hidup sesuai kehendak Tuhan?

2. Apakah saudara mendekat kepada Tuhan atau menjauh dari Tuhan / tidak mempedulikan Tuhan?

3. Apakah hidup saudara memuliakan Tuhan atau sebaliknya memalukan Tuhan?

4. Apakah saudara makin mengasihi Tuhan atau mempunyai hati yang hambar terhadap Tuhan?

5. Apakah saudara menyenangkan Tuhan atau diri saudara sendiri?

b) Ia mengambil keputusan.

Lukas 15:18-19: “(18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.”.

Tidak ada gunanya saudara sadar dosa, kalau saudara tidak mau mengambil keputusan untuk meninggalkan dosa itu dan kembali kepada Tuhan!

c) Ia melakukan keputusannya, dan kembali kepada bapanya.

Lukas 15:20: “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”.

Ada orang yang setelah mengambil keputusan untuk bertobat, lalu ditarik kembali oleh dosa / hal-hal duniawi, sehingga tidak jadi melakukan keputusannya (bandingkan dengan istri Lot)! Tetapi anak bungsu ini tidak demikian. Ia melakukan keputusannya.

Catatan: ini adalah perumpamaan, sehingga tidak menjelaskan segala sesuatu. Tetapi Alkitab jelas mengatakan bahwa kalau saudara adalah orang berdosa yang mau kembali kepada Tuhan, saudara harus datang kepada Yesus, yang adalah satu-satunya Penebus, Pengantara, dan jalan kepada Bapa.

Yohanes 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”.

1Timotius 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,”.

d) Ia mengakui dosanya.

Lukas 15:21: “Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.”.

Ia tidak mencari kambing hitam, seperti Adam yang menyalahkan Hawa, dan Hawa yang menyalahkan ular (Kejadian 3:12-13). Ia juga tidak menyalahkan roh foya-foya, roh zinah, dsb. Sebaliknya ia mengakui bahwa dirinya telah berdosa.

Dalam Alkitab ada orang-orang yang mengaku dosa, tetapi tetap binasa, seperti:

1. Firaun (Keluaran 9:27 10:16). Ia memang mengaku dosa, tetapi itu hanya disebabkan karena hukuman dosa, dan begitu hukumannya hilang, ia kembali kepada dosanya.

2. Raja Saul (1Samuel 15:24-25). Ia mengaku dosa dan bahkan minta ampun dosa, tetapi hanya karena alasan egois, yaitu karena ia tidak ingin kehilangan mahkotanya!

3. Yudas Iskariot (Matius 27:4). Ia mengaku dosa, tetapi tidak bertobat!

Kalau saudara meniru orang-orang ini, saudara tetap binasa sekalipun mengaku dosa!

Tetapi anak bungsu ini betul-betul sadar akan dosanya, menyesalinya dengan sungguh-sungguh, kembali kepada bapanya, dan mengakui dosanya. Orang semacam ini tidak mungkin ditolak oleh Allah.

Mazmur 51:19 - “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah.”.

II) Bapanya.

Satu pendeta pada waktu memimpin Pemahaman Alkitab tentang Lukas 15:11-32 ini, pernah menanyakan: ‘Siapa lakon dalam cerita ini? Anak bungsu atau anak sulung?’. Ia membenarkan jawaban yang saya berikan: ‘Bapanya’.

Memang, bapa itulah yang merupakan lakon dalam perumpamaan ini, karena penekanan utama dari perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan sikap Allah kepada orang berdosa yang bertobat. Karena itu mari kita sekarang menyoroti sikap bapa ini.

1) Bapa ini menunggu-nunggu.

Dari mana kita bisa melihat hal itu? Dari Lukas 15:20 yang mengatakan: “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, ... Ayahnya itu berlari mendapatkan dia ...”.

Di surat kabar kita sering membaca ada orang tua, yang karena anaknya yang kurang ajar / meninggalkannya, lalu menulis bahwa mulai hari itu mereka tidak bertanggung jawab atas perbuatan anak itu.

Tetapi bapa dalam perumpamaan ini tidaklah demikian. Bahkan mungkin sekali sejak kepergian anak bungsunya itu, bapa ini sering melihat ke arah jalanan, sambil mengharap kembalinya anak bungsunya ini. Karena itu pada waktu anak bungsu itu masih jauh, bapa itu telah melihatnya, dan lalu lari mendapatkannya.

Penerapan: Apakah saudara adalah orang berdosa yang belum pernah sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, atau apakah saudara adalah orang Kristen sejati yang telah menjauhkan diri dari Tuhan, ingatlah bahwa Bapa yang mencintai saudara itu menunggu-nunggu kedatangan / pertobatan saudara! Ia ingin saudara datang / kembali kepada Dia. Apakah saudara ingin mengecewakan Dia, atau menyenangkan Dia dengan datang / kembali kepada Dia?

2) Bapa ini tergerak oleh belas kasihan ( Lukas 15:20a).

Lukas 15:20a: “Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.”.

Ia melihat keadaan anaknya, yang mungkin sekali kurus, kotor, berpakaian compang camping, dan hatinya tergerak oleh belas kasihan. Puji Tuhan bahwa Allah itu mempunyai belas kasihan kepada manusia berdosa. Ini menyebabkan Ia memberikan kasih karunia, yaitu hal baik yang sama sekali tidak layak kita dapatkan, kepada kita yang adalah manusia berdosa. Andai kata Allah selalu menemui orang berdosa dengan keadilan, celakalah kita! Tetapi Dia tidak demikian! Karena itu janganlah takut untuk bertobat dan datang / kembali kepada Dia.

Mazmur 103:8-10 - “(8) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. (9) Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak selama-lamanya Ia mendendam. (10) Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,”.

Catatan: Kata-kata yang saya garisbawahi itu ( Lukas 15:10) akan menunjukkan bahwa Allah tidak adil, ANDAIKATA YESUS TIDAK PERNAH MENDERITA DAN MATI UNTUK MENEBUS DOSA KITA! Tetapi dengan adanya penebusan Kristus terhadap dosa-dosa kita, Allah bisa melakukan hal itu dan tetap adil! Allah bisa mengampuni / tidak menghukum orang berdosa karena Yesus sudah membayar hutang dosa itu!

3) Bapa itu lari mendapatkan anaknya, merangkul dan mencium dia (Lukas 15:20b).

a) Lari. Ia tidak berjalan perlahan-lahan atau menunggu anaknya yang datang kepadanya, tetapi ia lari kepada anaknya. Ini menunjukkan kerinduan yang luar biasa kepada anaknya.

b) Merangkul dan mencium anaknya.

1. Padahal anaknya mungkin sekali berbau babi.

2. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘mencium’ sebetulnya berarti ‘kissed fervently’ [= mencium dengan keras / sungguh-sungguh]. Jadi bapa itu tidak mencium asal-asalan (seperti ciuman antara suami istri yang sudah saling bosan), tetapi mencium dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang penuh kasih.

Dari semua ini jelas terlihat bahwa bapa itu:

a. Tidak jual mahal dalam menerima anaknya kembali.

b. Tidak memberikan persyaratan-persyaratan lebih dahulu sebelum menerima kembali anaknya. Gereja Roma Katolik, yang kalau pastornya memberikan pengampunan dosa, selalu memberikan ‘semacam hukuman’ (acts of penance) yang harus dilakukan lebih dulu oleh orang yang minta ampun dosa. Tetapi persyaratan seperti itu tidak ada di sini!

c. Menerima kembali anaknya dengan tangan terbuka, padahal anaknya ragu-ragu apakah bapanya mau menerimanya kembali atau tidak (ia minta diterima sebagai hamba, karena merasa tidak layak menjadi anak - Lukas 15:19,21).

Penerapan: Kalau saudara ragu-ragu apakah Allah mau menerima saudara atau tidak, maka sadarilah bahwa semua keraguan itu datang dari setan! Allah pasti mau menerima semua orang yang bertobat / datang kepada-Nya melalui Kristus!

Yohanes 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”.

4) Bapa itu tidak lagi mengingat-ingat dosa anak bungsu itu.

Lukas 15:21-22: “(21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (Lukas 15:22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.”.

Dalam Lukas 15: 21 anak bungsu itu mengakui dosa, tetapi jawaban bapa dalam Lukas 15:22 sama sekali tidak menyinggung-nyinggung dosa anak bungsu itu. Di sinilah terletak keindahan kasih Allah! Kalau kita manusia mengampuni seseorang, kita masih mengingat kesalahan orang itu. Tetapi kalau Bapa mengampuni kesalahan kita, Ia tidak mengingat-ingatnya lagi!

Yesaya 43:25 - “Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.”.

Mikha 7:19 - “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kembali kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.”.

5) Bapa itu menerima anak bungsu itu sebagai anak.

Ini terlihat dari:

a) Dalam Lukas 15:18b-19 anak itu merencanakan untuk berkata: “Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.”, tetapi dalam Lukas 15:21 ia baru mengucapkan “Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.”. Sebelum ia mengucapkan kata-kata “jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.”, bapanya sudah memotong kata-katanya! Bapanya tidak mau mendengarkan kata-kata yang berhubungan dengan ketidaklayakan anak itu menjadi anak! Mengapa? Jelas karena ia mau menerimanya sebagai anak!

Bdk. Yohanes 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;”.

b) Bapa itu memerintahkan supaya anak itu diberi jubah, cincin dan sepatu.

Lukas 15:22: “Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.”.

1. Bapa itu menyuruh memberi jubah (bukan koteka!) yang adalah tanda kehormatan.

Ester 6:8-9 - “(8) hendaklah diambil pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh raja sendiri, dan lagi kuda yang biasa dikendarai oleh raja sendiri dan yang diberi mahkota kerajaan di kepalanya, (9) dan hendaklah diserahkan pakaian dan kuda itu ke tangan seorang dari antara para pembesar raja, orang-orang bangsawan, lalu hendaklah pakaian itu dikenakan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya, kemudian hendaklah ia diarak dengan mengendarai kuda itu melalui lapangan kota sedang orang berseru-seru di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya!’”.

2. Bapa itu menyuruh memberi cincin, yang merupakan pemberian otoritas.

Ester 3:10 - “Maka raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu,”.

Ester 8:2 - “Maka raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman.”.

3. Bapa itu menyuruh memberi sepatu (ini seharusnya adalah ‘sandal’; jaman itu tak ada sepatu). Perlu diketahui bahwa seorang hamba selalu telanjang kaki!

Semua pemberian ini menunjukkan secara jelas bahwa Bapa itu menerima anak itu sebagai anak!

6) Bapa itu mengadakan pesta (Lukas 15:23-24 bdk. Lukas 15:7,10).

Lukas 15:23-24: “(23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.”.

Kalau saudara adalah orang berdosa yang belum pernah datang kepada Kristus, datanglah sekarang juga kepada Bapa melalui Yesus Kristus yang adalah satu-satunya Penebus, Juruselamat dan Pengantara antara Allah dan manusia! Dia pasti menerima saudara!
PERUMPAMAAN ANAK YANG HILANG: LUKAS 15:11-32
gadget, otomotif, bisnis
Kalau saudara adalah orang Kristen yang sudah menjauh dari Tuhan, bertobatlah dan kembalilah kepada-Nya. Ia pasti mau menerima saudara!

III) Anak sulung.

Cerita / perumpamaan ini belum selesai. Ada anak sulung yang belum dibahas. Apa yang terjadi dengan anak sulung pada waktu ia tahu bahwa bapanya mengadakan pesta untuk menyambut adiknya yang kembali?

1) Ia menjadi marah dan tidak mau ikut pesta (Lukas 15:28).

Lukas 15:28: “Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.”.

Anak sulung ini merupakan gambaran orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang bersungut-sungut melihat para pemungut cukai dan orang berdosa datang kepada Yesus dan mendengarkan Dia (Lukas 15:1-2).

Lukas 15:1-2: “(1) Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. (2) Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: ‘Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.’”.

Ingat bahwa untuk menangani orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat inilah Yesus lalu memberikan 3 perumpamaan berturut-turut dalam Lukas 15:3-32 ini.

Anak sulung ini juga bisa menggambarkan ‘orang Kristen’ yang sok suci, yang tidak senang melihat orang berdosa datang kepada Tuhan.

Penerapan: apakah saudara adalah orang Kristen seperti itu? Kalau ada seorang pelacur bertobat dan datang ke gereja saudara, apakah saudara senang atau jengkel?

2) Ia iri hati (Lukas 15:29-30).

Lukas 15:29-30: “(29) Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. (30) Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.”.

Anak sulung berkata: untuk anak bungsu bapanya menyembelih anak lembu tambun, sedangkan untuknya bapanya tidak pernah menyembelih seekor anak kambing sekalipun. Saya berpendapat bahwa kata-kata anak sulung ini belum tentu benar. Adalah biasa orang merasa dirinya tidak diberkati (dan membesar-besarkan hal itu) pada waktu iri hati melihat orang lain diberkati!

3) Ia meninggikan dirinya sendiri dan menjelek-jelekkan adiknya (Lukas 15:29-30). Tindakan seperti ini memang ciri khas orang Farisi (bdk. Lukas 18:11-12).

a) Ia meninggikan dirinya sendiri.

Lukas 15:29: “Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.”.

1. Ia mengaku bertahun-tahun melayani bapanya (Lukas 15: 29a).

Sesuatu yang menarik di sini adalah bahwa kata ‘melayani’ dalam bahasa Yunaninya tidak menggunakan kata Yunani DIAKONEO, yang artinya adalah ‘I serve’ [= Aku melayani], tetapi menggunakan kata Yunani DOULEUO, yang artinya adalah ‘I serve as a slave’ [= Aku melayani sebagai hamba / aku menghambakan diri]. Bandingkan kata DOULEUO ini dengan kata DOULOS yang berarti hamba / budak.

Lukas 15:29 (NIV): ‘I’ve been slaving for you’ [= aku telah memperhambakan diri kepadamu].

Jadi anak sulung ini tidak melayani dengan kasih / sukacita, karena ia melayani sebagai budak / hamba!

2. Ia mengaku tidak pernah melanggar perintah bapanya ( Lukas 15:29b).

Orang yang bersifat self-righteous [= orang yang merasa diri sendiri benar] selalu berpikir demikian (Lukas 18:11-12 Lukas 18:21). Tentu saja kata-kata ini tidak bisa dipercaya.

b) Ia menjelek-jelekkan adiknya.

Lukas 15: 30: “Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.”.


1. Ia berkata bahwa adiknya ‘memboroskan harta kekayaan bapa’, padahal adiknya memboroskan kekayaannya sendiri.

2. ‘bersama-sama dengan pelacur-pelacur’.

Sekalipun ini mungkin saja benar, tetapi juga belum tentu benar. Dari mana ia tahu bahwa adiknya melakukan itu?

4) Ia tidak mengakui adiknya sebagai saudara / adik.

Dalam Lukas 15:30 ia menyebut adiknya bukan dengan sebutan ‘saudaraku’ atau ‘adikku’ tetapi ‘anak bapa’! Ini seperti seorang suami atau istri yang kalau sedang jengkel kepada anaknya, lalu berkata kepada pasangannya, ‘AnakMU itu lho!’.

Penutup:

Kalau saudara adalah orang berdosa yang bertobat seperti anak bungsu itu, dan lalu saudara menjumpai bahwa dalam gereja ada banyak orang Kristen seperti anak sulung, yang tidak mau menerima saudara, janganlah kecewa, karena yang penting adalah bahwa Bapa mau menerima saudara!


Kalau saudara adalah orang dalam gereja yang seperti anak sulung, sadarilah bahwa sebetulnya saudara lebih terhilang dari anak bungsu itu! Sekalipun anak bungsu itu berdosa, tetapi setidaknya ia sadar akan dosanya dan kembali kepada bapanya. Tetapi saudara tidak pernah sadar akan dosa apalagi bertobat, dan sekalipun terhadap Bapa saudara itu dekat di mata, tetapi sebetulnya jauh di hati! Sadarilah bahwa saudara juga adalah orang berdosa dan datanglah sungguh-sungguh kepada Bapa melalui Yesus Kristus sebagai Penebus / Juru selamat saudara, karena kalau tidak kata-kata Yesus di bawah ini akan menjadi kenyataan dalam diri saudara.

Matius 8:11-12: “(11) Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak, dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, (12) sedangkan anak-anak kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.

Matius 21:28-32 - “(28) ‘Tetapi apa pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. (29) Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. (30) Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal dan pergi juga. (31) Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?’ Jawab mereka: ‘Yang terakhir’. Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. (32) Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, tetapi kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.’”.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Ikuti saya di google news untuk membaca artikel lainnya :


-AMIN-
Next Post Previous Post