PENGKHIANATAN YUDAS (MATIUS 26:46-49)

Sonya G. Umbu Rey, STh.
PENGHIANATAN YUDAS (MATIUS 26:46-49)
Matius 26:46-56 : (Matius 26:46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat." (47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." (Matius 26:49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia.

PENGKHIANATAN YUDAS.

Cerita tentang penghianatan Yudas ini ditampilkan dalam Matius 26: 47-49 :

Matius 26:47-49 : (47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia.

Dalam ayat-ayat ini nampak beberapa hal penting di sana :

a. Yudas yang menghianati Yesus ini disebut sebagai salah seorang dari 12 murid.

Matius 26:47 - Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu , dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.

Hal yang sama dilakukan juga oleh penulis Injil yang lain.

Markus 14:10 - Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari k edua belas murid itu , kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.

Lukas 22:3-4 – (3) “…Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (4) Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka.

Ini berarti bahwa keberadaan Yudas si pengkhianat ini sebagai salah seorang rasul sangat ditekankan. Mengapa ini perlu ditekankan? Untuk memberitahu pembaca bahwa orang dengan jabatan rohani yang paling tinggi sekalipun dapat membuat kejahatan yang paling besar.

Matthew Henry – Kalau di antara dua belas orang saja sudah ada satu yang jahat, maka tentu saja kita tidak bisa mengharapkan adanya suatu masyarakat yang sepenuhnya murni di tempat di seberang sorga ini. (Injil Matius 15-28, hal.1363).

Karena itu kita musti berhati-hati karena dalam perkumpulan-perkumpulan yang kudus sekalipun sangat memungkinkan orang-orang seperti Yudas ada di sana dan lebih dari itu kita harus lebih berwaspada agar bukan kita yang menjadi Yudas-Yudas dalam perkumpulan-perkumpulan kudus.

Matthew Henry – Perhatikan, semakin tinggi jabatan yang dipegang manusia dalam posisi keagamaan, dan semakin dalam mereka mengusahakannya dan melayani di dalamnya, semakin besar pula kesempatan yang mereka punyai untuk berbuat jahat, jika hati mereka tidak benar di hadapan Allah. Jika Yudas bukanlah seorang rasul, dia tidak mungkin menjadi seorang pengkhianat. (Injil Matius 1528, hal. 1364).

Karena itu kalau saudara sudah adalah orang Kristen, lebih-lebih orang Kristen yang aktif dalam gereja, saudara harus lebih waspada. Setan jauh lebih senang menjatuhkan saudara dari pada menjatuhkan 1000 orang dunia! Apakah saudara waspada dalam menjaga diri saudara, misalnya dalam saat teduh / kehidupan doa, dalam belajar firman Tuhan, dalam pengudusan, dsb?

b. Yudas datang dengan pasukan yang lengk ap dengan berbagai peralatan.

Matius 26:47 - Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama di a serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung , disuruh oleh imam-imam kepala dan tua -tua bangsa Yahudi.

Bandingkan :

Yohanes 18:3 - “Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengk ap dengan lentera, suluh dan senjata”. 

Kata “pasukan” dalam Yohanes 18:3 ini memakai kata Yunani “SPEIRA”. William Barclay memberi keterangan bahwa “SPEIRA” adalah suatu pasukan yang besarnya adalah sepersepuluh legion. Satu legion terdiri dari 6000 orang. Jadi pasukan yang dibawa Yudas berjumlah 600 orang. Mengapa mereka membawa senjata (pedang dan pentung)? Karena mungkin saja para murid akan mengadakan perlawanan. Mengapa mereka membawa lentera dan suluh?

Mungkin untuk mencari Yesus apabila Ia bersembunyi di antara pohon-pohon dalam taman. Bayangkan, hanya untuk menangkap Yesus dan murid-murid-Nya yang hanya berjumlah belasan orang, mereka bisa mengerahkan kekuatan pasukan dan perlengkapan persenjataan sehebat itu. Mengapa? Semua ini disebabkan karena dalam masa yang lalu Yesus sudah sering mau ditangkap, tetapi Ia selalu bisa meloloskan diri dengan cara-cara yang aneh (Lukas 4:30; Yohanes 8:59; 10:39). Karena itu, sekarang mereka melakukan persiapan penangkapan sedemikian rupa, supaya mereka tidak gagal dalam menangkap Yesus.

c. Yudas menghianati Yesus melalui sebuah ciuman.

Matius 26:48-49 : (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium , itulah Dia, tangkaplah Dia." (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu menci um Dia.

Jadi Yudas menjual Yesus melalui sebuah ciuman sebagai tanda bagi orang-orang Romawi dan orang-orang yang tidak mengenal Yesus. Kata ‘cium’ dalam ayat 48 menggunakan kata Yunani “PHILEO” yang sekedar berarti mencium.

Tetapi kata ‘cium’ dalam Matius 26: 49 menggunakan kata Yunani “KATAPHILEO” yang menunjuk pada tindakan mencium yang bersemangat dan berulang-ulang, seperti seseorang mencium pacarnya. Menarik sekali bahwa ciuman yang adalah tanda kasih sayang disalahgunakan untuk sebuah pengkhianatan. 

Yudas sementara menghianati Yesus tetapi bersikap seolah-olah sementara mengasihi / mencintai Yesus. Ini menunjukkan betapa munafiknya Yudas! Kemunafikan seperti ini seringkali terjadi dalam hidup kita setiap hari. Hati kita penuh dengan kebencian dan kedengkian tetapi seringkali kita memolesnya dengan kata-kata / sikap-sikap yang menunjukkan seolah-olah kita penuh dengan kasih seperti bunyi sebuah lagu pop tahun 1980-an : “Senyum dan tawa hanya sekedar saja, s’bagai pelengkap sempurnanya sandiwara…” Ini adalah kemunafikan! Persis seperti yang dilakukan oleh Yudas pada Yesus.

Seringkah saudara bersikap / berkata-kata pada seseorang seakan-akan saudara mencintai dia, padahal sebetulnya saudara tidak senang kepadanya? Kalau ya, apa bedanya saudara dengan Yudas? Ingat, Yesus tahu semua kemunafikan Yudas (Lukas 22:48) dan karena itu Ia juga pasti kemunafikan kita. 

Rasul Petrus memberikan nasihat :1 Petrus 2:1 : Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam k emunafi kan , kedengkian dan fitnah.

Masih dalam konteks penghianatan Yudas ini, kita perlu bertanya mengapa Yudas sampai mengkhianati gurunya? Terus terang kita memang tidak bisa mengetahui dengan pasti alasan Yudas atau motiv Yudas dalam pengkhianatan ini. Ada banyak pandangan tentang ini sebagaimana yang pernah disampaikan Pak Esra (saya tidak akan mengemukakannya kembali) tetapi saya kira apa yang disampaikan Kitab Suci bahwa semuanya itu ada hubungannya dengan uang patut dipertimbangkan.

Alasan bahwa pengkhianatan Yudas ini ada hubungan dengan masalah uang cukup layak diperhitungkan karena memang ada catatan tentang sikap Yudas yang tamak akan uang sebagaimana diceritakan Yohanes.

Yohanes 12:6 : Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri ; ia sering mengambil uang yang di simpan dalam kas yang dipegangnya.

Juga Alkitab menceritakan bahwa sebelum Yudas menemui imam-imam kepala untuk menjual Yesus, iblis telah lebih dahulu masuk ke dalamnya. Iblis telah merasuk pikiran dan hatinya. Iblis biasanya menggoda manusia pada titik di mana ia tahu itu adalah kelemahan orang tersebut. Karena iblis tahu bahwa Yudas seorang pencuri uang dan suka menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan uang, maka ia masuk ke dalam Yudas dan menggodanya untuk menjual Yesus demi uang.

Bukti lain adalah pertanyaan Yudas kepada para imam kepala agar ia menyerahkan Yesus adalah "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku"?

Matius 26:14-15 - (14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (15) Ia berkata:" Apa yang hendak kamu berikan kepadaku , supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?"

Kata-kata ini menunjukkan bahwa Yudas menjual Yesus untuk mendapatkan sesuatu dari imam-imam kepala. Dan sesuatu itu adalah uang.

Matthew Henry - "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku"? Inilah satu-satunya alasan mengapa Yudas sampai mengkhianati Gurunya sendiri. Dia mengharapkan imbalan uang dari perbuatannya itu…bukan kebenciannya terhadap Sang Guru ataupun perselisihan dengan-Nya yang membuat Yudas menjadi seorang pengkhianat, namun karena kecintaannya akan uang. Hanya itu saja. (I njil Matius 15-28, hal. 1364-1365).

Jadi kuat dugaan bahwa penghianatan Yudas ini disebabkan karena sifat tamak Yudas akan uang. Dia rela menjual gurunya asalkan bisa mendapatkan uang. Dia rela melakukan kejahatan yang besar demi uang. Pengalaman Yudas ini mengajarkan kepada kita betapa bahayanya sifat tamak/cinta uang. Firman Tuhan berkata :

1 Timotius 6: 10 : Karena akar segala kej ahatan i alah ci nta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Mengapa cinta uang menjadi akar sebagala kejahatan ? Pertama-tama cinta uang itu membuat orang tidak akan merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Ini dialami oleh Yudas. kehendak Allah saja yang jadi, biarlah hukum-Nya dimuliakan dan dihormati, apa pun yang terjadi pada kita." (Injil Mataius 15-28, hal. 1417)

Misalnya, jikalau saya dijahati dan saya memilih untuk membalas, maka Firman Tuhan tidak terlaksana lewat hidup saya. Sebaliknya kalau saya memilih untuk mengampuni dan membalas jahat dengan kebaikan maka Firman Tuhan terlaksana lewat hidup saya. Jikalau karena sesuatu hal saya lalu memilih untuk mundur dari pelayanan maka Firman Tuhan tidak terlaksana lewat hidup saya.

Baca Juga: Nasib Yudas Iskariot Setelah Kematiannya

Sebaliknya kalau saya memilih untuk tetap melayani Tuhan maka Firman Tuhan terlaksana lewat hidup saya. Jikalau saya nelihat orang yang susah dan saya tidak mau menolongnya padahal saya mampu maka Firman Tuhan tidak terlaksana lewat hidup saya. Sebaliknya kalau saya memilih untuk membantunya maka Firman Tuhan terlaksana lewat hidup saya. 

Apakah saudara mempunyai sikap demikian dalam hidup setiap hari? Inilah yang diajarkan Yesus kepada kita. Ia rela menghadapi penderitaan yang hebat di kayu salib karena dengan jalan demikian Ia menggenapkan Firman Tuhan melalui hidup-Nya. Ia pernah berkata pada Yohanes Pembaptis :

Matius 3:15 : “...demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."...”

Kiranya semangat yang sama dalam mengutamakan Firman Tuhan juga ada di dalam kita, di dalam setiap langkah hidup kita.

Mazmur 40:9 : aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.

PENGHIANATAN YUDAS (MATIUS 26:46-49)

https://teologiareformed.blogspot.com/

- AMIN -

Next Post Previous Post