The Marrow of Modern Divinity: Dimodernisasi dan Diberi Catatan

(Pendekatan Teologi Reformed terhadap Karya Edward Fisher)
Pendahuluan
Dalam sejarah teologi Reformed, The Marrow of Modern Divinity adalah salah satu karya paling berpengaruh yang menyoroti ketegangan antara hukum dan anugerah dalam keselamatan Kristen. Ditulis oleh Edward Fisher pada abad ke-17, buku ini menjadi pusat perdebatan teologis dalam Marrow Controversy di Skotlandia pada awal abad ke-18.
Banyak teolog Reformed, termasuk Thomas Boston, Sinclair Ferguson, dan Michael Horton, memuji The Marrow of Modern Divinity sebagai alat yang membantu memahami hubungan antara hukum Taurat, anugerah Allah, dan iman Kristen.
Artikel ini akan mengulas inti ajaran dalam buku ini, bagaimana buku ini dimodernisasi dan diberikan catatan, serta relevansinya bagi gereja masa kini.
1. Apa Itu The Marrow of Modern Divinity?
A. Sejarah dan Latar Belakang
Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1645 dan ditulis dalam bentuk dialog antara seorang penginjil, seorang legalis, dan seorang antinomian.
-
Legalis percaya bahwa keselamatan bergantung pada ketaatan kepada hukum.
-
Antinomian menolak hukum sepenuhnya, berpikir bahwa anugerah Allah membebaskan orang percaya dari setiap kewajiban moral.
-
Penginjil menjelaskan jalan tengah yang benar: keselamatan oleh anugerah melalui iman, yang menghasilkan ketaatan sejati dalam hidup Kristen.
Buku ini menjadi kontroversial di Skotlandia pada abad ke-18 ketika beberapa pendeta menyebutnya sebagai ajaran yang meremehkan pentingnya hukum Taurat. Namun, Thomas Boston dan pendeta-pendeta lain di tradisi Reformed membelanya sebagai ekspresi yang benar dari doktrin keselamatan dalam Injil.
2. Mengapa Buku Ini Dimodernisasi dan Diberi Catatan?
A. Kesulitan Bahasa dan Konteks
Bahasa The Marrow of Modern Divinity menggunakan gaya abad ke-17, yang membuatnya sulit dipahami oleh pembaca modern. Oleh karena itu, banyak teolog Reformed mencoba memodernisasi bahasanya agar lebih mudah dipahami tanpa mengubah makna aslinya.
Salah satu versi modernisasi yang terkenal adalah karya Sinclair Ferguson, yang memberi catatan tambahan untuk menjelaskan konteks historis dan teologisnya.
B. Peran Catatan Kaki dan Penjelasan Teologis
Banyak edisi modern dari buku ini mencantumkan catatan kaki dan komentar teologis yang menjelaskan:
-
Perbedaan antara legalisme dan anugerah
-
Perdebatan dalam Marrow Controversy
-
Penerapan ajaran ini dalam kehidupan Kristen
3. Ajaran Utama dalam The Marrow of Modern Divinity
A. Hukum dan Anugerah dalam Keselamatan
Fisher menegaskan bahwa keselamatan datang hanya oleh anugerah melalui iman dalam Kristus, bukan dari ketaatan terhadap hukum. Ini selaras dengan ajaran Reformed bahwa:
-
Hukum Taurat menunjukkan dosa manusia (Roma 3:20)
-
Hanya anugerah Allah yang dapat menyelamatkan (Efesus 2:8-9)
-
Ketaatan kepada hukum bukanlah penyebab keselamatan, tetapi hasil dari iman sejati
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion juga menekankan bahwa fungsi hukum bukanlah untuk menyelamatkan, tetapi untuk menuntun kita kepada Kristus.
B. Bahaya Legalisme dan Antinomianisme
Fisher memperingatkan bahwa ada dua ekstrem yang harus dihindari dalam kehidupan Kristen:
-
Legalisme – Menganggap bahwa keselamatan tergantung pada perbuatan manusia.
-
Antinomianisme – Mengabaikan hukum Allah dengan alasan bahwa keselamatan adalah murni oleh anugerah.
Timothy Keller menjelaskan bahwa legalisme dan antinomianisme adalah dua sisi dari koin yang sama—keduanya gagal memahami anugerah Allah yang sejati.
C. Perjanjian Anugerah dan Perjanjian Karya
The Marrow of Modern Divinity juga menjelaskan perbedaan antara:
-
Perjanjian Karya (Covenant of Works): Diberikan kepada Adam di Taman Eden, di mana kehidupan kekal bergantung pada ketaatan penuh.
-
Perjanjian Anugerah (Covenant of Grace): Diberikan dalam Kristus, di mana keselamatan diberikan melalui iman, bukan perbuatan (Galatia 3:10-14).
Teolog seperti Michael Horton sering menekankan bahwa memahami kedua perjanjian ini sangat penting untuk memahami keselamatan dalam Injil.
4. Relevansi The Marrow of Modern Divinity bagi Gereja Masa Kini
A. Mengoreksi Pemahaman yang Salah tentang Injil
Banyak gereja saat ini menghadapi masalah legalisme dan antinomianisme, di mana beberapa mengajarkan bahwa keselamatan bergantung pada perbuatan, sementara yang lain mengabaikan standar moral sepenuhnya.
Buku ini mengajarkan jalan tengah yang benar, yaitu bahwa:
-
Keselamatan adalah murni oleh anugerah
-
Hukum tetap memiliki peran penting dalam menuntun orang percaya hidup kudus
B. Memahami Anugerah Secara Mendalam
Banyak orang Kristen merasa terbebani oleh rasa bersalah dan ketakutan bahwa mereka harus "cukup baik" untuk diselamatkan. Buku ini mengingatkan kita bahwa keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia.
Seperti yang dikatakan oleh R.C. Sproul:
"Keselamatan kita tidak bergantung pada apa yang kita lakukan untuk Allah, tetapi pada apa yang telah Allah lakukan untuk kita dalam Kristus."
C. Meneguhkan Penginjilan yang Seimbang
Dalam memberitakan Injil, penting untuk menyeimbangkan pemberitaan tentang dosa dan anugerah Allah. The Marrow of Modern Divinity memberikan pedoman bagaimana:
-
Menghindari penginjilan yang legalistik
-
Menegaskan pentingnya pertobatan dan iman yang sejati
5. Kesimpulan: Mengapa The Marrow of Modern Divinity Masih Penting?
-
Memurnikan pemahaman tentang Injil – Buku ini membantu gereja memahami perbedaan antara hukum dan anugerah, menghindari legalisme maupun antinomianisme.
-
Menekankan keselamatan oleh anugerah saja – Ini adalah inti dari Reformasi Protestan yang masih relevan hingga sekarang.
-
Membantu orang Kristen hidup dalam keseimbangan – Ketaatan adalah buah dari keselamatan, bukan penyebabnya.
-
Menjadi pedoman bagi penginjilan yang sehat – Mengajarkan Injil dengan benar tanpa jatuh ke dalam ajaran yang ekstrem.
Sebagai orang Kristen dalam tradisi Reformed, kita harus terus menghidupi dan membagikan anugerah Allah yang luar biasa dalam Injil Yesus Kristus.
Soli Deo Gloria!