Ketaatan Kristen terhadap Pemerintah (1 Petrus 2:13)

Ketaatan Kristen terhadap Pemerintah (1 Petrus 2:13)

Pendahuluan

Dalam suratnya, Rasul Petrus memberikan banyak nasihat kepada jemaat yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk tentang bagaimana mereka harus hidup sebagai orang percaya di tengah masyarakat yang tidak mengenal Allah. Salah satu perintah penting yang ia berikan adalah mengenai sikap terhadap pemerintah:

“Demi Tuhan, tunduklah kepada setiap lembaga pemerintahan yang ditetapkan oleh manusia, baik kepada raja sebagai penguasa tertinggi.” (1 Petrus 2:13, AYT)

Ayat ini menjadi landasan dalam diskusi teologi Kristen mengenai hubungan antara iman dan kewarganegaraan. Dalam tradisi Reformed, para teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul memberikan wawasan yang dalam mengenai bagaimana orang Kristen harus memahami dan menerapkan perintah ini dalam kehidupan mereka.

Artikel ini akan mengeksplorasi eksposisi ayat ini berdasarkan perspektif teologi Reformed dan relevansinya bagi orang percaya saat ini.

1. Konteks Historis dan Naratif 1 Petrus 2:13

Surat 1 Petrus ditulis kepada jemaat yang tersebar di wilayah Asia Kecil (1 Petrus 1:1), banyak di antaranya menghadapi penganiayaan dan ketidakadilan dari otoritas Romawi.

Petrus menulis untuk menguatkan mereka agar tetap hidup dengan ketaatan kepada Tuhan, termasuk dalam hal hubungan dengan pemerintahan yang sering kali bersikap tidak adil terhadap mereka. Dalam konteks ini, perintah untuk tunduk kepada pemerintahan menjadi pernyataan yang mengejutkan, karena banyak orang Kristen saat itu hidup di bawah tekanan politik yang keras.

2. Makna "Tunduk kepada Pemerintah" dalam Perspektif Teologi Reformed

A. John Calvin: Pemerintah sebagai Instrumen Allah

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa pemerintah merupakan institusi yang ditetapkan oleh Allah untuk menjaga ketertiban dunia. Ia menulis:

“Pemerintahan sipil bukanlah sesuatu yang terpisah dari kehendak Allah, melainkan alat yang Ia gunakan untuk menjaga keadilan dan ketertiban.”

Menurut Calvin, meskipun pemerintah dapat terdiri dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, Allah tetap berdaulat atas mereka dan dapat menggunakan mereka untuk melaksanakan kehendak-Nya. Oleh karena itu, tunduk kepada pemerintah berarti tunduk kepada otoritas yang Allah sendiri telah tetapkan.

B. Herman Bavinck: Keseimbangan antara Tunduk dan Ketaatan kepada Allah

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa meskipun orang Kristen dipanggil untuk tunduk kepada pemerintah, ketaatan kepada Allah tetap menjadi yang utama.

“Tunduk kepada pemerintah bukan berarti tunduk secara buta, tetapi dengan kesadaran bahwa Allah adalah otoritas tertinggi atas segala sesuatu.”

Artinya, jika pemerintah menuntut sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah, orang percaya harus menolak perintah tersebut, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul Petrus sendiri ketika ia berkata:

“Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.” (Kisah Para Rasul 5:29)

Bavinck menegaskan bahwa ada batas di mana orang percaya boleh menolak otoritas pemerintah, yaitu ketika pemerintah melarang mereka untuk menaati hukum Allah.

C. R.C. Sproul: Motivasi di Balik Ketaatan kepada Pemerintah

R.C. Sproul dalam The Consequences of Ideas menjelaskan bahwa alasan utama orang Kristen harus tunduk kepada pemerintah adalah karena perintah tersebut datang dari Tuhan.

“Petrus tidak meminta kita tunduk karena pemerintah itu selalu benar, tetapi karena kita tunduk kepada Allah yang telah menempatkan mereka di posisi itu.”

Ini berarti bahwa ketaatan kepada pemerintah bukanlah sekadar tindakan sosial atau politik, tetapi bagian dari ketaatan iman kepada Tuhan.

3. Bagaimana Orang Kristen Harus Memahami Perintah Ini?

A. Menghormati Pemerintah sebagai Bagian dari Kesaksian Kristen

Petrus menekankan bahwa tunduk kepada pemerintah adalah bagian dari kesaksian kita di hadapan dunia. Dalam ayat berikutnya, ia mengatakan:

“Sebab, inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik, kamu membungkam ketidaktahuan orang-orang bodoh.” (1 Petrus 2:15, AYT)

Ini berarti bahwa ketika orang percaya hidup dengan ketaatan dan integritas, mereka menunjukkan perbedaan hidup yang dihasilkan oleh Injil.

B. Tunduk dengan Sikap yang Benar

Tunduk kepada pemerintah tidak berarti kita harus menyetujui semua kebijakan yang mereka buat. Namun, sikap hormat dan tunduk dalam batas-batas yang ditentukan oleh firman Tuhan adalah bagian dari panggilan kita sebagai orang percaya.

C. Kapan Orang Kristen Boleh Menolak Pemerintah?

Meskipun Petrus memerintahkan untuk tunduk kepada pemerintah, Alkitab juga memberikan contoh ketika orang percaya boleh menolak perintah pemerintah:

  1. Ketika Pemerintah Melarang Penyembahan kepada Tuhan

    • Contoh: Daniel dan teman-temannya menolak menyembah patung raja (Daniel 3:16-18).

    • Rasul-rasul menolak berhenti memberitakan Injil meskipun diperintahkan oleh penguasa (Kisah Para Rasul 4:19-20).

  2. Ketika Pemerintah Memerintahkan untuk Berbuat Dosa

    • Contoh: Para bidan Ibrani menolak perintah Firaun untuk membunuh bayi laki-laki Israel (Keluaran 1:17).

Berdasarkan prinsip ini, teologi Reformed mengajarkan bahwa ada batas di mana orang Kristen boleh menolak pemerintah, tetapi harus dilakukan dengan sikap yang benar dan tetap menghormati otoritas yang ada.

4. Implikasi bagi Orang Percaya Saat Ini

A. Hidup sebagai Warga Negara yang Baik

Sebagai orang Kristen, kita harus menjadi warga negara yang bertanggung jawab, membayar pajak, menghormati hukum, dan berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

B. Mendoakan Pemerintah

Rasul Paulus dalam 1 Timotius 2:1-2 menasihatkan agar orang percaya berdoa bagi para pemimpin, bahkan jika mereka bukan orang yang takut akan Tuhan.

C. Berani Berdiri bagi Kebenaran

Ketika pemerintah mengambil kebijakan yang bertentangan dengan firman Tuhan, orang percaya harus berani bersuara dan tetap setia kepada Tuhan, sebagaimana dilakukan oleh para nabi dan rasul.

Kesimpulan

Dari eksposisi 1 Petrus 2:13 dalam perspektif teologi Reformed, kita dapat menyimpulkan bahwa:

  1. Pemerintah adalah institusi yang ditetapkan oleh Allah untuk menjaga ketertiban dunia, sehingga orang Kristen harus tunduk kepada otoritasnya.

  2. Tunduk kepada pemerintah adalah bagian dari ketaatan kepada Allah, bukan karena pemerintah selalu benar, tetapi karena Tuhan yang menetapkan mereka.

  3. Orang Kristen boleh menolak pemerintah hanya jika mereka diperintahkan untuk berbuat dosa atau meninggalkan iman mereka kepada Tuhan.

  4. Sebagai warga Kerajaan Allah, orang percaya harus hidup sebagai warga negara yang baik, sambil tetap mengutamakan ketaatan kepada Tuhan di atas segalanya.

Sebagai penutup, kita diingatkan untuk selalu berdoa memohon hikmat Tuhan dalam menjalani hidup sebagai warga negara dan warga Kerajaan Allah.

Next Post Previous Post