Berpegang pada Iman dan Hati Nurani: 1 Timotius 1:19

Pendahuluan
Dalam perjalanan iman Kristen, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mempertahankan iman di tengah arus kompromi dan kejatuhan. Surat 1 Timotius, yang ditulis Rasul Paulus kepada anak rohaninya, memberikan nasihat-nasihat penting bagi pelayanan dan kehidupan Kristen. Salah satu ayat kunci, 1 Timotius 1:19, menggarisbawahi pentingnya memegang teguh iman dan menjaga hati nurani yang baik.
Teologi Reformed secara khusus menaruh perhatian besar terhadap tema ini karena berkaitan erat dengan doktrin tentang ketekunan orang kudus (perseverance of the saints) dan integritas batin dalam kehidupan Kristen.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 1 Timotius 1:19 secara mendalam melalui lensa teologi Reformed, mengkaji makna iman, hati nurani, serta bahaya dari kegagalan mempertahankan keduanya.
Teks dan Terjemahan
1 Timotius 1:19 (AYT):
"sambil berpegang pada iman dan hati nurani yang baik. Beberapa orang telah menolak melakukannya sehingga kandaslah iman mereka."
Konteks Surat 1 Timotius
Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus untuk membimbing Timotius dalam tugasnya menggembalakan jemaat di Efesus. Konteksnya adalah adanya ajaran sesat yang mulai menyusup ke dalam gereja, serta bahaya moral dan spiritual yang mengancam jemaat.
Paulus mengingatkan Timotius untuk menghadapi pengajar sesat dengan pegang teguh pada iman yang murni dan memelihara hati nurani. Ini bukan hanya masalah doktrin, tetapi juga masalah kehidupan rohani dan integritas batin.
Eksposisi 1 Timotius 1:19
1. "Berpegang pada iman"
Iman di sini (Yunani: pistis) mengacu pada kepercayaan pribadi kepada Kristus sekaligus kesetiaan terhadap ajaran yang benar.
Menurut pakar Reformed seperti John Calvin, dalam komentarnya terhadap Surat Timotius, "iman" tidak hanya berarti percaya, tetapi kehidupan yang dibangun di atas kebenaran Allah. Calvin menekankan bahwa "iman adalah dasar dari semua kebajikan Kristen," dan bahwa tanpa iman, semua perbuatan adalah sia-sia.
Dalam kerangka Reformed:
-
Iman adalah anugerah Allah (Efesus 2:8-9).
-
Iman adalah sarana untuk menerima keselamatan.
-
Iman sejati menghasilkan buah (Yakobus 2:26).
Paulus meminta Timotius untuk tetap teguh berpegang pada iman ini—bukan iman yang abstrak, tetapi iman yang konkret, berakar dalam karya Kristus dan Firman Allah.
2. "Dan hati nurani yang baik"
Hati nurani (Yunani: suneidesis) merujuk pada kesadaran moral batin yang menilai benar dan salah.
Dalam teologi Reformed, hati nurani adalah:
-
Bagian dari penciptaan manusia menurut gambar Allah.
-
Rusak oleh dosa, sehingga perlu diperbaharui oleh Roh Kudus.
-
Dipandu oleh Firman, bukan perasaan subjektif.
Louis Berkhof menjelaskan bahwa hati nurani orang percaya yang telah ditebus akan peka terhadap dosa dan terdorong untuk hidup kudus.
Paulus menegaskan pentingnya memelihara hati nurani yang baik, karena hati nurani yang tumpul akan berujung pada kompromi moral dan kehancuran rohani.
3. "Beberapa orang telah menolak melakukannya sehingga kandaslah iman mereka"
Paulus memperingatkan tentang orang-orang yang menolak iman dan hati nurani yang baik, menyebabkan iman mereka kandas.
Istilah "kandas" (Yunani: nauageĊ) menggambarkan kapal yang hancur karena terdampar. Ini adalah metafora yang sangat kuat:
-
Mereka pernah berlayar, tetapi akhirnya terdampar karena kehilangan arah.
-
Ini menunjukkan bahaya nyata dalam perjalanan iman Kristen.
Menurut Anthony Hoekema, dalam teologi Reformed, orang percaya sejati akan dipelihara oleh anugerah Allah hingga akhir. Namun, ada juga mereka yang tampak beriman tetapi sebenarnya tidak memiliki iman yang sejati, dan akhirnya jatuh.
Penolakan terhadap hati nurani yang baik adalah awal dari kehancuran iman.
Aplikasi Teologis dari 1 Timotius 1:19
1. Iman Sejati Harus Dipelihara
Dalam teologi Reformed, iman bukan hanya keputusan sekali jadi.
Melainkan, iman harus diperkuat dan dipelihara melalui:
-
Pembacaan dan perenungan Firman
-
Doa yang terus-menerus
-
Partisipasi dalam sakramen
-
Komunitas gereja yang sehat
Richard Baxter, seorang pendeta Puritan Reformed, mengatakan:
"Iman itu seperti api; jika tidak diberi bahan bakar, akan padam."
2. Pentingnya Hati Nurani yang Bersih
Dalam dunia modern yang relativistik, menjaga hati nurani tetap selaras dengan Firman Allah menjadi tantangan besar.
Pdt. Sinclair Ferguson menekankan bahwa "hati nurani yang baik adalah pertahanan terbaik melawan kompromi dunia."
Hati nurani yang dipenuhi Roh Kudus akan:
-
Memberi kepekaan terhadap dosa kecil maupun besar.
-
Membimbing dalam membuat keputusan etis.
-
Membawa damai di tengah dunia yang penuh kebingungan moral.
3. Bahaya Menolak Kebenaran
Teologi Reformed mengakui bahwa tidak semua yang mengaku percaya sungguh-sungguh diselamatkan.
Ada bahaya besar ketika seseorang:
-
Menolak koreksi.
-
Mengabaikan peringatan hati nurani.
-
Menyerahkan diri kepada dosa.
Akhir dari jalan ini adalah kehancuran iman—bukan kehilangan keselamatan sejati (bagi yang sungguh diselamatkan), tetapi terbukti bahwa mereka tidak pernah sungguh memiliki iman (1 Yohanes 2:19).
Kutipan Pakar Reformed tentang 1 Timotius 1:19
-
John Calvin:
"Tanpa hati nurani yang baik, iman akan hanyut seperti kapal yang robek di tengah badai."
-
Louis Berkhof:
"Hati nurani adalah saksi internal dari hukum Allah; bila diabaikan, kehancuran spiritual tak terelakkan."
-
R.C. Sproul:
"Kekudusan tanpa iman adalah munafik, dan iman tanpa hati nurani adalah palsu."
-
Jonathan Edwards:
"Ketika hati nurani mati rasa, manusia tidak lagi merasakan kehadiran Allah, dan dosa menjadi biasa."
Bagaimana Menjaga Iman dan Hati Nurani yang Baik?
-
Tetap dalam Firman:
Membaca, merenungkan, dan menerapkan Alkitab setiap hari. -
Berdoa Memohon Pemeliharaan:
Meminta Roh Kudus untuk memperbarui iman dan hati nurani kita. -
Bertobat secara aktif:
Mengakui dosa dengan cepat dan mencari pengampunan Allah. -
Menjaga Persekutuan Gereja:
Hidup dalam komunitas iman yang sehat dan saling menegur dalam kasih. -
Meningkatkan Ketekunan:
Mengingatkan diri bahwa hidup Kristen adalah maraton, bukan sprint singkat.
Penutup
1 Timotius 1:19 mengajarkan kebenaran yang sangat relevan dan mendalam: iman dan hati nurani harus dijaga dengan setia.
Dalam terang teologi Reformed, ini bukanlah usaha manusia semata, melainkan karya anugerah Allah dalam diri umat-Nya.
Paulus memperingatkan bahwa bahaya penolakan terhadap hati nurani yang baik adalah kehancuran iman.
Namun, bagi mereka yang sungguh-sungguh berada dalam Kristus, janji Allah tetap:
"Dia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu akan menyelesaikannya sampai pada hari Kristus Yesus." (Filipi 1:6)
Kiranya kita semua, dengan pertolongan Roh Kudus, berpegang teguh pada iman dan menjaga hati nurani yang baik sampai akhir.
Soli Deo Gloria!