Pengalaman Rohani Beragam Orang Percaya

Pendahuluan
Kehidupan Kristen bukanlah perjalanan yang datar atau steril dari emosi dan pengalaman. Dalam sejarah gereja, banyak orang percaya mengalami dinamika rohani yang mendalam—dari saat-saat penghiburan ilahi yang luar biasa, hingga malam gelap jiwa (dark night of the soul). Pengalaman-pengalaman ini, jika disikapi dengan benar, bukan hanya memperkaya iman, tetapi juga memperdalam pengenalan akan Allah.
Buku klasik Spiritual Experiences of Sundry Believers karya John Bunyan, penulis The Pilgrim’s Progress, menyoroti beragam kisah nyata dari orang-orang percaya yang mengalami Allah dalam cara yang unik. Dalam artikel ini, kita akan menelaah tema ini dari sudut pandang teologi Reformed, dengan mengacu pada pemikiran para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, John Owen, Martyn Lloyd-Jones, dan John Piper.
1. Apa Itu Pengalaman Rohani Menurut Teologi Reformed?
Teologi Reformed menolak pengalaman rohani sebagai dasar otoritatif iman (berbeda dengan mistisisme), namun tetap mengakui pentingnya pengalaman sebagai buah dari relasi sejati dengan Allah.
John Calvin menyebut hati manusia sebagai “tempat tinggal Roh Kudus” dalam Institutes of the Christian Religion, dan menyatakan bahwa:
“Iman yang sejati tidak hanya terdiri dari pengetahuan tetapi juga melibatkan rasa hormat yang kudus kepada Allah, yang menyentuh hati dan kehendak kita.”
2. Alkitab dan Realitas Pengalaman Rohani
a. Pengalaman Para Tokoh Alkitab
Alkitab penuh dengan catatan pengalaman spiritual pribadi:
-
Daud yang menangis dalam mazmur karena merasa ditinggalkan (Mazmur 22)
-
Yesaya yang gemetar saat melihat kekudusan Allah (Yes. 6)
-
Petrus yang menangis pahit karena menyangkali Yesus (Luk. 22:62)
-
Paulus yang mengalami surga ketiga namun juga “duri dalam daging” (2 Kor. 12)
Ini menunjukkan bahwa pengalaman rohani yang mendalam bisa berupa:
-
Penghiburan atau sukacita yang mendalam
-
Kesadaran akan dosa yang menusuk hati
-
Keyakinan akan kasih Allah di tengah penderitaan
-
Kemenangan rohani maupun pergumulan berat
3. John Bunyan: Allah Hadir dalam Kejatuhan dan Kemenangan
Dalam Spiritual Experiences of Sundry Believers, Bunyan mengumpulkan berbagai kisah nyata dari orang Kristen awam, bukan tokoh besar. Tujuannya jelas:
“Agar yang lemah hati bisa melihat bahwa mereka tidak sendirian dalam penderitaan dan pergumulannya.”
Bunyan percaya bahwa Allah bekerja melalui pengalaman pribadi, baik saat naik maupun jatuh, untuk meneguhkan iman umat-Nya.
4. Jonathan Edwards: Membedakan yang Asli dan yang Palsu
Dalam Religious Affections, Jonathan Edwards menekankan bahwa tidak semua pengalaman rohani adalah bukti keselamatan. Namun, ia juga memperingatkan agar kita tidak menolak semua pengalaman hanya karena ada yang palsu.
“Kasih yang membara kepada Allah, rasa malu atas dosa, haus akan kekudusan—itulah tanda sejati dari pekerjaan Roh Kudus dalam hati seseorang.”
Ciri-ciri pengalaman rohani sejati menurut Edwards:
-
Berpusat pada Kristus
-
Menumbuhkan kerendahan hati
-
Mendorong pertobatan dan ketaatan
-
Meningkatkan kasih kepada sesama
5. John Owen: Perjuangan Iman Adalah Bukti Kelahiran Baru
Owen, dalam karya-karya teologinya, menjelaskan bahwa pergumulan melawan dosa dan pencobaan adalah bagian normal dari kehidupan rohani. Ia tidak melihat ketenangan spiritual sebagai tanda keselamatan, melainkan:
“Mereka yang paling mengasihi Allah seringkali mengalami peperangan rohani paling keras.”
Owen menyebutkan bahwa Roh Kudus memberi penghiburan sejati justru dalam proses peperangan iman.
6. John Piper: Allah Disenangkan oleh Orang yang Lapar akan Dia
John Piper, dalam Desiring God, menekankan bahwa pengalaman akan hadirat Allah adalah pusat sukacita sejati dalam kehidupan Kristen. Menurut Piper:
“Allah paling dimuliakan ketika kita paling dipuaskan di dalam-Nya.”
Piper percaya bahwa kerinduan akan Tuhan, pencarian akan Firman, dan kepuasan rohani adalah ekspresi nyata dari iman yang sejati.
7. Jenis-Jenis Pengalaman Rohani dalam Hidup Orang Percaya
a. Penghiburan Rohani (Spiritual Consolation)
Contoh: Doa yang membawa ketenangan, penyertaan Allah saat penderitaan, penguatan saat mempelajari Firman.
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal...” (Filipi 4:7)
b. Kesadaran akan Dosa (Conviction)
Contoh: Hati remuk karena dosa pribadi, tangisan pertobatan, perasaan tidak layak.
Ini dialami oleh:
-
Daud dalam Mazmur 51
-
Paulus dalam Roma 7
c. Sukacita Keselamatan
Contoh: Kegembiraan setelah pertobatan, rasa syukur luar biasa atas kasih karunia Allah.
“Bersukacitalah karena namamu tercatat di surga.” (Lukas 10:20)
d. Keraguan dan Gelap Iman (Dark Night of the Soul)
Contoh: Merasa Tuhan jauh, doa tidak dijawab, iman menjadi lemah.
Namun justru pengalaman inilah yang sering menjadi landasan pertumbuhan iman.
8. Teologi Reformed dan Keseimbangan antara Pengalaman dan Doktrin
Teologi Reformed tidak anti-pengalaman, tapi:
-
Menolak pengalaman sebagai standar utama kebenaran
-
Menekankan bahwa pengalaman sejati harus sesuai Firman
-
Mengakui bahwa emosi adalah bagian dari iman yang hidup
Seperti dikatakan J.I. Packer:
“Iman tanpa pengalaman adalah kering, pengalaman tanpa kebenaran adalah berbahaya.”
9. Bagaimana Menyikapi Pengalaman Rohani dalam Gereja?
a. Ajarkan Discernment (Pembedaan Roh)
Tidak semua pengalaman berasal dari Allah. Jemaat perlu diajar untuk:
-
Menguji dengan Alkitab (1 Yoh. 4:1)
-
Berkonsultasi dengan pemimpin rohani
-
Melihat buah dari pengalaman tersebut (Gal. 5:22-23)
b. Beri Ruang untuk Kesaksian dan Penghiburan
Gereja harus memberi tempat untuk:
-
Kesaksian pertobatan
-
Doa syafaat bagi yang berperang secara rohani
-
Pembimbingan iman pribadi
c. Hindari Mengidolakan Pengalaman Ekstrem
Bukan semua orang akan mengalami Tuhan dengan cara yang sama. Hidup iman yang stabil dan konsisten kadang lebih berbuah daripada pengalaman spektakuler.
10. Kesaksian-Kesaksian sebagai Alat Penguatan Jemaat
Kisah pengalaman rohani dari sesama orang percaya dapat:
-
Menguatkan mereka yang sedang lemah
-
Menyatakan bahwa Allah bekerja secara personal
-
Memberi pengharapan bahwa kesetiaan Tuhan nyata
Sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 12:11:
“Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka.”
Kesimpulan: Allah Hadir dalam Kisah Hidup Setiap Orang Percaya
Spiritual Experiences of Sundry Believers menunjukkan kepada kita bahwa Allah bekerja secara pribadi, unik, dan dinamis dalam kehidupan setiap anak-Nya. Teologi Reformed mengajarkan bahwa pengalaman rohani sejati:
-
Tidak bertentangan dengan Firman
-
Tidak menonjolkan diri, tapi meninggikan Kristus
-
Tidak mengandalkan perasaan, tetapi mengakar pada kebenaran Injil
Setiap orang percaya, entah yang mengalami gejolak rohani yang dalam atau menjalani iman yang sederhana dan stabil, sedang dituntun dalam jejak anugerah yang memuliakan Tuhan.