Tugas-Tugas dalam Persekutuan Kristen

Tugas-Tugas dalam Persekutuan Kristen

Pendahuluan

Persekutuan Kristen bukan sekadar aktivitas sosial, bukan pula hanya tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan iman. Dalam terang Alkitab dan teologi Reformed, persekutuan Kristen (Christian fellowship) adalah salah satu alat anugerah (means of grace) yang Tuhan tetapkan untuk membangun, menghibur, dan menguduskan umat-Nya.

John Owen, teolog Reformed abad ke-17, menulis dalam karya kecilnya Duties of Christian Fellowship bahwa persekutuan Kristen adalah tanggung jawab bersama seluruh anggota tubuh Kristus, bukan hanya tugas pemimpin gereja. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa saja tugas-tugas dalam persekutuan Kristen menurut Alkitab dan teologi Reformed — serta bagaimana persekutuan sejati menjadi tanda gereja yang sehat.

1. Pengertian Persekutuan Kristen

a. Kata “Persekutuan” dalam Alkitab

Istilah Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru adalah "koinonia", yang berarti:

  • Berbagi hidup (sharing)

  • Komunitas dalam kasih dan kebenaran

  • Partisipasi dalam Injil dan kehidupan ilahi

Dalam Kisah Para Rasul 2:42 (AYT), kita membaca:

“Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul, dalam persekutuan, dalam pemecahan roti, dan dalam doa.”

Ini menandai bahwa sejak awal, persekutuan Kristen adalah pusat kehidupan gereja.

2. Teologi Reformed tentang Persekutuan Kristen

a. John Calvin

Calvin menekankan pentingnya kehidupan bersama umat percaya sebagai manifestasi tubuh Kristus. Dalam Institutes of the Christian Religion, ia menyatakan:

“Tidak seorang pun dapat memiliki Allah sebagai Bapa tanpa memiliki gereja sebagai ibunya.”

Persekutuan bukan aksesori, tetapi bagian esensial dari kehidupan iman.

b. John Owen

Dalam Duties of Christian Fellowship, Owen menekankan bahwa setiap anggota jemaat memiliki:

  • Tanggung jawab pribadi untuk menumbuhkan kasih dan kebenaran

  • Kewajiban saling menegur dan menghibur

  • Komitmen terhadap pertumbuhan rohani bersama

3. Tugas-Tugas Utama dalam Persekutuan Kristen

1. Menumbuhkan Kasih Sejati

Kasih adalah inti dari semua relasi Kristen. Paulus berkata:

“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.” (Roma 12:9)

Teologi Reformed melihat kasih bukan hanya sebagai emosi, tapi sebagai perintah aktif untuk mengasihi saudara seiman dengan tindakan nyata (1 Yohanes 3:18).

Praktik kasih dalam persekutuan:

  • Menyambut yang baru dengan ramah

  • Mengunjungi anggota yang sakit atau lemah

  • Memberi dalam kebutuhan

  • Mendoakan secara konsisten

2. Saling Membangun dalam Firman dan Doa

Dalam Ibrani 10:24-25 (AYT):

“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam perbuatan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.”

John Piper menegaskan:

“Persekutuan Kristen sejati tidak terjadi tanpa pembicaraan tentang Firman.”

Penting bagi komunitas Kristen untuk:

  • Membaca dan membahas Alkitab bersama

  • Saling mengingatkan akan janji dan perintah Tuhan

  • Menjadi accountability partner dalam perjalanan iman

3. Menegur dalam Kasih dan Kebenaran

Salah satu tugas tersulit — tetapi sangat penting — adalah saling menegur ketika jatuh dalam dosa.

Yesus mengajarkan dalam Matius 18:15:

“Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata.”

Teologi Reformed menekankan bahwa teguran:

  • Harus dilakukan dengan kasih, bukan kemarahan

  • Bertujuan pemulihan, bukan penghukuman

  • Merupakan wujud kasih sejati, bukan penghakiman

John Owen berkata:

“Tidak ada kasih sejati jika kita membiarkan saudara kita tenggelam dalam dosa tanpa peringatan.”

4. Saling Mengampuni dan Memelihara Kesatuan

Dalam Kolose 3:13:

“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain dan saling mengampunilah...”

Persekutuan Kristen pasti akan menghadapi konflik. Tetapi tugas setiap anggota adalah:

  • Tidak menyimpan dendam

  • Mencari rekonsiliasi

  • Menjadi pembawa damai (Matius 5:9)

Tim Keller menambahkan:

“Gereja bukan komunitas orang yang sempurna, tetapi komunitas orang yang mengampuni dan diampuni.”

5. Saling Melayani dan Menggunakan Karunia Rohani

Dalam 1 Petrus 4:10:

“Layanilah seorang terhadap yang lain sesuai dengan karunia yang telah kamu terima…”

Persekutuan Kristen bukan tempat pasif, melainkan arena untuk melayani.

Teologi Reformed mengajarkan bahwa setiap orang percaya diberi karunia oleh Roh Kudus, bukan untuk dipendam, tetapi untuk digunakan demi membangun tubuh Kristus.

Contoh pelayanan dalam persekutuan:

  • Mengajar dan membimbing yang baru

  • Memimpin pujian dan doa

  • Melayani logistik pertemuan

  • Menjadi telinga bagi yang sedang terluka

4. Ciri-Ciri Persekutuan Kristen yang Sehat

Menurut John Owen, persekutuan Kristen yang sehat akan menampilkan:

  • Kesetiaan kepada doktrin Injil

  • Kerendahan hati dan pengakuan dosa

  • Keterbukaan untuk saling menasihati

  • Rela berkorban demi kebaikan bersama

  • Komitmen jangka panjang, bukan sekadar kehadiran rutin

5. Tantangan dalam Persekutuan Kristen Masa Kini

a. Individualisme

Budaya modern mendorong orang hidup sendiri, bahkan dalam iman. Banyak orang Kristen lebih suka “gereja online” tanpa keterlibatan aktif.

Teologi Reformed menolak gagasan “iman pribadi tanpa komunitas”. Gereja adalah tubuh (1 Korintus 12), dan setiap bagian harus berfungsi bersama.

b. Budaya Toleransi Berlebihan

Sikap “jangan menegur, biar Tuhan saja” sangat bertentangan dengan prinsip saling menasihati dalam kasih.

Tugas menegur dalam kasih adalah perintah Alkitab, bukan opsional.

6. Langkah-Langkah Praktis Membangun Persekutuan Kristen Sehat

  1. Bangun relasi yang dalam dan terbuka — bukan hanya “halo” saat ibadah.

  2. Adakan kelompok kecil berbasis Firman secara teratur.

  3. Latih jemaat untuk saling menasihati dan menghibur.

  4. Dorong partisipasi aktif dalam pelayanan dan doa.

  5. Ciptakan budaya saling percaya dan tidak saling menghakimi.

  6. Ajarkan prinsip pengampunan dan rekonsiliasi secara berkala.

7. Persekutuan sebagai Sarana Pertumbuhan dan Kesaksian

a. Sarana Pertumbuhan

Persekutuan yang sehat menjadi ruang aman untuk bertumbuh. Orang Kristen muda belajar dari yang tua; yang lemah dikuatkan oleh yang kuat.

John Calvin menyebut gereja sebagai “sekolah Kristus” di mana setiap orang dididik dan dikuduskan.

b. Sarana Kesaksian

Yesus berkata dalam Yohanes 13:35:

“Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-Ku, yaitu jika kamu saling mengasihi.”

Persekutuan yang saling mengasihi menjadi kesaksian Injil yang hidup kepada dunia.

8. Peran Pemimpin dalam Mendorong Persekutuan Sehat

Teologi Reformed mengajarkan bahwa gembala sidang, penatua, dan pemimpin rohani bertugas:

  • Mendorong partisipasi jemaat dalam kehidupan bersama

  • Menyediakan pengajaran dan pengawasan

  • Menjadi teladan dalam kasih, pengampunan, dan pelayanan

Kesimpulan: Persekutuan Kristen Bukan Pilihan, Tapi Panggilan

Duties of Christian Fellowship bukan hanya ajaran kuno, tapi panggilan segar bagi gereja masa kini. Di tengah dunia yang individualis dan terfragmentasi, gereja harus kembali kepada nilai-nilai persekutuan Kristen sejati: saling membangun, menghibur, menegur, mengampuni, dan melayani.

Sebagaimana John Owen tutup tulisannya:

“Kehidupan Kristen sejati tidak mungkin dijalani sendirian. Kita dipanggil untuk berjalan bersama, bertumbuh bersama, dan memuliakan Allah bersama.”

Next Post Previous Post