The Forgiveness of Sin
.png)
Pendahuluan
Pengampunan dosa adalah pusat dari keselamatan Kristen. Tanpa pengampunan, tidak ada hubungan damai antara manusia berdosa dengan Allah yang kudus. Teologi Reformed menekankan bahwa pengampunan adalah karya anugerah Allah yang eksklusif, digenapi dalam karya penebusan Kristus, dan diterima melalui iman.
Pakar-pakar Reformed seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, dan R.C. Sproul telah membahas pengampunan dosa secara mendalam. Artikel ini akan mengupas:
-
Definisi pengampunan dosa
-
Dasar Alkitabiah
-
Pandangan para pakar Reformed
-
Hubungan pengampunan dan pembenaran
-
Relevansi pengampunan dosa dalam kehidupan Kristen
1. Definisi Pengampunan Dosa (The Forgiveness of Sin)
Pengampunan dosa dalam teologi Reformed adalah tindakan Allah, di mana Ia:
-
Tidak lagi memperhitungkan dosa kepada orang percaya,
-
Menghapuskan penghukuman dosa,
-
Dan memulihkan hubungan antara Allah dan manusia.
Louis Berkhof dalam Systematic Theology mendefinisikan:
"Pengampunan dosa adalah tindakan yudisial Allah di mana Dia menghapuskan utang dosa dan memulihkan orang berdosa kepada persekutuan-Nya."
Pengampunan ini tidak berarti dosa itu tidak pernah terjadi, melainkan dosa itu tidak lagi dijadikan dasar untuk penghukuman.
2. Dasar Alkitabiah Pengampunan Dosa
a. Allah Adalah Allah yang Mengampuni
Dalam Perjanjian Lama, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai:
"Tuhan, Tuhan, Allah yang penuh rahmat dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih setia dan kesetiaan, yang memelihara kasih setia bagi beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa." (Keluaran 34:6-7)
b. Dosa Menuntut Hukuman
Namun, Allah juga tidak membiarkan dosa begitu saja. Setiap dosa, menurut keadilan-Nya, harus dihukum.
Roma 6:23:
"Sebab upah dosa ialah maut."
Ini menciptakan ketegangan: Bagaimana Allah bisa mengampuni tanpa mengorbankan keadilan-Nya?
c. Penebusan Melalui Kristus
Jawabannya ada dalam karya Yesus Kristus:
-
Ia menanggung hukuman dosa kita.
-
Ia mati menggantikan kita di salib.
Efesus 1:7:
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya."
3. Pandangan Pakar Reformed tentang Pengampunan Dosa
a. John Calvin
Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin menulis:
"Pengampunan adalah penghapusan dosa, sedemikian rupa sehingga dosa-dosa itu tidak diingat lagi oleh Allah."
Bagi Calvin, pengampunan adalah inti Injil. Tanpa pengampunan, tidak ada damai dengan Allah, tidak ada pengharapan akan kehidupan kekal.
Calvin menekankan bahwa:
-
Pengampunan diberikan atas dasar karya Kristus semata.
-
Pengampunan diterima hanya melalui iman, bukan perbuatan.
b. Louis Berkhof
Berkhof membedakan dua aspek dalam pengampunan:
-
Pengampunan yudisial: Allah bertindak sebagai Hakim, menyatakan orang berdosa bebas dari hukuman.
-
Pengampunan parental: Allah bertindak sebagai Bapa, memulihkan persekutuan dengan anak-anak-Nya.
Kedua aspek ini penting: dalam justifikasi kita dibebaskan dari hukuman kekal, dan dalam kehidupan sehari-hari kita menerima pengampunan sebagai anak-anak Allah yang bertobat.
c. Herman Bavinck
Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menulis:
"Pengampunan adalah buah dari perjanjian anugerah."
Bavinck menekankan bahwa:
-
Pengampunan bukan hasil kerjasama antara manusia dan Allah, tetapi pemberian mutlak berdasarkan janji Allah.
-
Hanya karena darah Kristus, pengampunan itu tersedia.
d. R.C. Sproul
Sproul dalam Essential Truths of the Christian Faith berkata:
"Pengampunan adalah pelepasan dari utang moral kepada Allah."
Sproul menyoroti bahwa:
-
Dosa menciptakan utang terhadap keadilan ilahi.
-
Kristus membayar utang itu secara penuh di kayu salib.
4. Hubungan Pengampunan Dosa dan Pembenaran (Justifikasi)
Teologi Reformed melihat pengampunan dosa tidak terpisahkan dari pembenaran.
Westminster Shorter Catechism (Q.33) mendefinisikan pembenaran:
"Pembenaran adalah tindakan anugerah Allah, di mana Ia mengampuni semua dosa kita dan menerima kita sebagai benar di hadapan-Nya, hanya karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita dan diterima oleh iman."
Dengan demikian:
-
Pengampunan membebaskan kita dari kutuk dosa.
-
Pembenaran memberikan kita status kebenaran di hadapan Allah.
John Owen dalam The Doctrine of Justification menekankan:
"Tidak ada pembenaran tanpa pengampunan penuh dan final dari semua dosa."
5. Karakteristik Pengampunan Menurut Teologi Reformed
a. Anugerah Semata (Sola Gratia)
Pengampunan tidak diberikan karena jasa atau prestasi manusia.
Roma 3:24:
"Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."
Teologi Reformed berdiri tegas: pengampunan adalah karya Allah dari awal hingga akhir.
b. Melalui Iman (Sola Fide)
Iman adalah sarana menerima pengampunan.
Kisah Para Rasul 10:43:
"Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh pengampunan dosa oleh nama-Nya."
Namun, bahkan iman itu sendiri adalah anugerah Allah (Efesus 2:8-9).
c. Berdasarkan Darah Kristus
Pengampunan tidak mungkin tanpa penumpahan darah.
Ibrani 9:22:
"Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan."
Kristus menanggung murka Allah menggantikan kita.
d. Menyeluruh dan Final
Saat Allah mengampuni, Ia melakukannya secara total.
Mazmur 103:12:
"Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."
Allah tidak mengampuni sebagian dosa dan meninggalkan sebagian lain — semua dosa orang percaya diampuni.
6. Implikasi Pengampunan dalam Hidup Orang Percaya
a. Damai dengan Allah
Roma 5:1:
"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh Tuhan kita, Yesus Kristus."
Orang percaya tidak lagi hidup di bawah murka Allah, melainkan dalam damai dengan Dia.
b. Kehidupan dalam Pertobatan dan Iman
Pengampunan mendorong orang percaya untuk:
-
Mengaku dosa dengan rendah hati (1 Yohanes 1:9).
-
Hidup dalam pertobatan terus-menerus.
-
Mempercayai anugerah Allah, bukan perbuatan diri sendiri.
c. Mengampuni Sesama
Karena telah diampuni begitu banyak, orang percaya dipanggil untuk mengampuni.
Efesus 4:32:
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
Pengampunan yang kita terima menjadi dasar pengampunan yang kita berikan.
d. Keyakinan akan Kehidupan Kekal
Orang yang telah diampuni memiliki pengharapan akan hidup kekal bersama Allah.
7. Tantangan Kontemporer terhadap Pengajaran Pengampunan
a. Relativisme Moral
Banyak budaya modern menolak konsep dosa objektif. Jika dosa dianggap remeh, kebutuhan akan pengampunan juga dipandang tidak penting.
Teologi Reformed menegaskan:
-
Dosa adalah realitas objektif.
-
Semua manusia bersalah di hadapan Allah.
b. Teologi Ringan
Ada kecenderungan mengaburkan seriusnya dosa dan kemahakuasaan anugerah, seolah-olah pengampunan itu otomatis.
R.C. Sproul memperingatkan:
"Anugerah yang murah meremehkan nilai darah Kristus."
Teologi Reformed menjaga keseimbangan antara:
-
Kemurahan pengampunan.
-
Beratnya harga yang dibayar Kristus.
Kesimpulan
Pengampunan dosa (The Forgiveness of Sin) adalah inti dari keselamatan Kristen. Menurut teologi Reformed:
-
Allah mengampuni dosa bukan karena jasa manusia, melainkan semata-mata oleh anugerah, melalui iman kepada Kristus.
-
Pengampunan itu lengkap, final, dan membawa damai antara Allah dan manusia.
-
Pengampunan mendorong kehidupan baru: pertobatan, kasih, dan pengharapan kekal.
Dalam dunia yang penuh dengan kesalahan dan ketidakpastian, Injil menawarkan kabar baik: pengampunan penuh tersedia bagi semua yang percaya kepada Kristus.
Seperti yang dikatakan oleh John Calvin:
"Dalam pengampunan dosa, kita melihat terang Injil bersinar paling cemerlang."
Soli Deo Gloria!