Iman dan Pertobatan dalam Urutan Keselamatan

Iman dan Pertobatan dalam Urutan Keselamatan

Sebuah Kajian Teologi Reformed Tentang Peran Iman dan Pertobatan dalam Ordo Salutis

“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”— Markus 1:15 (TB)

Pendahuluan: Dua Respons Utama terhadap Injil

Dalam pengajaran Yesus dan para rasul, iman dan pertobatan selalu disebut bersama. Dua hal ini menjadi respons esensial terhadap Injil, dan keduanya muncul secara jelas dalam pemberitaan Injil yang sejati. Namun, dalam teologi Reformed, iman dan pertobatan tidak dipahami sebagai sekadar reaksi manusiawi, tetapi sebagai karunia ilahi dan bagian integral dari ordo salutis—urutan keselamatan yang telah ditetapkan Allah.

Artikel ini mengupas peranan iman dan pertobatan dalam urutan keselamatan menurut teologi Reformed. Kita akan merujuk pada karya para teolog besar seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, Jonathan Edwards, Sinclair Ferguson, dan R.C. Sproul untuk memahami bagaimana dua unsur ini terkait satu sama lain, bagaimana keduanya dihasilkan oleh anugerah Allah, dan apa maknanya dalam kehidupan Kristen.

I. Apa Itu Ordo Salutis (Urutan Keselamatan)?

A. Definisi Umum

Ordo Salutis adalah istilah Latin yang berarti "urutan keselamatan" dan digunakan oleh para teolog Reformed untuk menggambarkan tahapan logis (bukan kronologis) dalam karya keselamatan Allah, dari pemilihan kekal hingga pemuliaan.

B. Urutan yang Umum dalam Teologi Reformed

  1. Pemilihan (Election)

  2. Pemanggilan efektif (Effectual Calling)

  3. Kelahiran baru (Regeneration)

  4. Iman dan pertobatan (Faith and Repentance)

  5. Pembenaran (Justification)

  6. Pengangkatan sebagai anak (Adoption)

  7. Pengudusan (Sanctification)

  8. Pemuliaan (Glorification)

Iman dan pertobatan berada di tengah-tengah, sebagai respons aktif pertama orang percaya terhadap anugerah Allah yang telah mengubah hati mereka melalui kelahiran baru.

II. Hubungan antara Iman dan Pertobatan

A. Dua Sisi dari Respons Injil

Dalam Kitab Suci, iman dan pertobatan seringkali disampaikan bersama (Kisah Para Rasul 2:38; 20:21). Iman adalah mempercayakan diri kepada Kristus, sedangkan pertobatan adalah berpaling dari dosa kepada Allah.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyebut bahwa:

“Iman dan pertobatan tidak dapat dipisahkan, tetapi harus dibedakan. Iman adalah pintu masuk ke dalam kehidupan rohani; pertobatan adalah perjalanannya.”

B. Iman Muncul Bersama Pertobatan, Tapi Mendasarinya

Teologi Reformed menyatakan bahwa iman secara logis mendahului pertobatan, karena hanya dengan percaya kepada Kristus kita mampu melihat dosa kita dengan benar dan bertobat.

Louis Berkhof menjelaskan bahwa:

“Pertobatan sejati hanya mungkin setelah kelahiran baru dan iman, sebab tanpa mengenal kasih karunia Allah di dalam Kristus, manusia tidak akan membenci dosa.”

III. Iman sebagai Karunia Anugerah

A. Bukan Dari Diri Sendiri

Efesus 2:8-9 dengan jelas menyatakan bahwa iman adalah karunia Allah. Dalam kerangka Reformed, iman bukan hasil usaha manusia, melainkan buah dari kelahiran baru (regenerasi).

R.C. Sproul berkata:

“Kita tidak dilahirkan kembali karena kita percaya; kita percaya karena kita telah dilahirkan kembali.”

B. Iman sebagai Tindakan Aktif

Meskipun iman adalah karunia, itu bukan pasif. Iman melibatkan:

  • Pengetahuan (notitia): memahami isi Injil

  • Persetujuan (assensus): menerima sebagai kebenaran

  • Kepercayaan pribadi (fiducia): menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus

Sinclair Ferguson menyebut bahwa iman adalah tangan kosong yang menerima anugerah Allah.

IV. Pertobatan: Berpaling dari Dosa Menuju Allah

A. Pertobatan Sebagai Respons Intelektual, Emosional, dan Volisional

Pertobatan mencakup:

  • Pengakuan dosa dengan hati yang hancur (Mazmur 51)

  • Kesedihan yang kudus atas dosa (2 Korintus 7:10)

  • Perubahan arah hidup menuju ketaatan

Jonathan Edwards menggambarkan pertobatan sebagai “kesedihan yang kudus karena telah menghina kasih Allah yang besar.”

B. Pertobatan Juga Karunia Allah

Kisah Para Rasul 11:18 menyatakan bahwa “Allah telah mengaruniakan pertobatan.” Maka, pertobatan bukanlah syarat keselamatan yang kita hasilkan sendiri, tetapi bagian dari karya anugerah.

V. Iman dan Pertobatan dalam Injil dan Misi Gereja

A. Dua Pesan yang Tak Terpisahkan

Pemberitaan Injil sejati menuntut iman dan pertobatan secara bersamaan. Tidak cukup hanya berkata “percaya,” tetapi juga harus mengajak orang meninggalkan dosa dan hidup dalam ketaatan.

John Stott, meskipun bukan Reformed murni, dengan tepat menulis:

“Tidak ada iman yang sejati tanpa pertobatan; dan tidak ada pertobatan sejati tanpa iman.”

B. Menghindari Injil Murahan (Cheap Grace)

Teologi Reformed menolak gagasan “iman tanpa pertobatan”, karena itu menciptakan generasi Kristen palsu yang menerima kasih karunia tetapi tetap hidup dalam dosa.

VI. Dimensi Waktu: Sekali untuk Selamanya dan Terus-Menerus

A. Iman dan Pertobatan Awal

Dalam urutan keselamatan, iman dan pertobatan terjadi pada saat seseorang pertama kali diselamatkan. Ini adalah momen krusial di mana seseorang berpindah dari kematian rohani ke hidup baru.

B. Iman dan Pertobatan yang Berlanjut

Meskipun kita hanya dibenarkan sekali, iman dan pertobatan harus berlanjut sepanjang hidup. Yesus memanggil murid-Nya untuk “memikul salib setiap hari” (Lukas 9:23).

Calvin menyebut pertobatan sebagai “pertobatan harian,” yang berarti perjalanan terus-menerus menuju kekudusan.

VII. Hubungan dengan Pembenaran dan Pengudusan

A. Iman Menghasilkan Pembenaran

Roma 5:1 menyatakan bahwa kita “dibenarkan karena iman.” Ini berarti bahwa iman adalah sarana melalui mana kita menerima kebenaran Kristus.

B. Pertobatan sebagai Awal Pengudusan

Pertobatan sejati tidak berhenti pada pengakuan dosa, tetapi memimpin pada transformasi hidup. Ini menjadi langkah awal dalam pengudusan yang progresif.

Herman Bavinck menulis bahwa iman dan pertobatan adalah “dua permulaan dari seluruh kehidupan Kristen.”

VIII. Implikasi Praktis dalam Hidup Kristen

A. Penghiburan: Keselamatan Tidak Berdasarkan Kekuatan Iman

Karena iman adalah karunia, maka kita tidak perlu takut jika iman kita lemah. Yang penting bukan besar kecilnya iman, tetapi objek iman itu sendiri—Yesus Kristus.

B. Dorongan untuk Bertumbuh

Kita dipanggil untuk:

  • Merenungkan Firman untuk menumbuhkan iman

  • Berdoa dan bergumul melawan dosa sebagai wujud pertobatan

  • Berjalan dalam persekutuan dan disiplin gereja

IX. Kesalahan Umum yang Harus Diwaspadai

A. Memisahkan Iman dari Pertobatan

Mengajar bahwa seseorang bisa “percaya” tetapi tetap hidup dalam dosa adalah menyimpangkan Injil.

B. Mengandalkan Pertobatan sebagai Syarat Keselamatan

Teologi Reformed dengan jelas menyatakan bahwa kita tidak diselamatkan oleh pertobatan, tetapi melalui iman yang dihasilkan oleh anugerah—dan pertobatan adalah buah sejati dari iman itu.

Kesimpulan: Dua Sayap Menuju Keselamatan

Iman dan pertobatan adalah dua sayap yang membawa orang percaya terbang menuju keselamatan dalam Kristus. Tanpa iman, pertobatan hanyalah rasa bersalah. Tanpa pertobatan, iman hanyalah keyakinan palsu.

Dalam terang teologi Reformed, keduanya adalah:

  • Karunia Allah, bukan hasil usaha manusia

  • Bagian penting dari ordo salutis

  • Respons aktif terhadap anugerah yang menyelamatkan

  • Panggilan yang berlangsung seumur hidup

“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
— Markus 1:15

Next Post Previous Post