Matius 24:42-44: Waspada Menantikan Kedatangan Kristus

Matius 24:42-44: Waspada Menantikan Kedatangan Kristus

Ayat pokok:
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, tentu ia berjaga-jaga dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” (Matius 24:42-44)

Ayat-ayat ini muncul dalam konteks pengajaran Yesus mengenai akhir zaman, khususnya tentang kesiapan orang percaya menyongsong kedatangan-Nya. Dalam teologi Reformed, bagian ini dipandang sebagai salah satu nas penting untuk menegaskan urgensi berjaga-jaga, kedatangan Kristus yang mendadak, dan panggilan untuk hidup kudus sepanjang waktu.

Mari kita mengulas ayat ini secara mendalam, membahas konteks, makna, dan aplikasi praktisnya menurut pandangan para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.

1. Konteks Matius 24

Pasal 24 Injil Matius sering disebut sebagai Khotbah Eskatologis Yesus. Di sini Yesus menubuatkan kehancuran Bait Allah (ay. 2), penderitaan besar (ay. 15–28), kedatangan Anak Manusia (ay. 29–31), dan akhirnya mengajak para murid untuk berjaga-jaga (ay. 36–51).

Ayat 42–44 adalah klimaks seruan Yesus untuk berjaga-jaga. Dia memakai gambaran sederhana: seorang tuan rumah yang tahu ada pencuri akan datang pasti berjaga. Demikian juga orang percaya harus selalu siap, karena kedatangan Kristus akan terjadi tiba-tiba.

2. Analisis Bahasa dan Struktur

Kata Yunani untuk “berjaga-jagalah” adalah gregoreō, artinya tetap terjaga, tidak tertidur, waspada. Ini menunjukkan kesiapan hati, bukan sekadar kesiapan fisik. Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk memiliki kewaspadaan rohani.

Kata “Anak Manusia” di sini jelas merujuk pada diri-Nya sendiri sebagai Mesias, yang akan datang pada waktu yang tidak terduga. Gambaran pencuri dalam malam menekankan sifat mendadak kedatangan itu.

3. Pandangan John Calvin

John Calvin dalam komentarnya menyatakan bahwa Yesus memberikan peringatan ini karena kecenderungan manusia yang mudah lalai. Calvin menulis, “Karena ketidaktahuan kita tentang waktu kedatangan Tuhan, kita harus selalu siap, seakan-akan Dia akan datang setiap saat.”

Calvin menegaskan bahwa berjaga-jaga bukan berarti hidup dalam ketakutan terus-menerus, melainkan hidup dalam ketekunan dan kesetiaan. Orang percaya dipanggil untuk:

  • Selalu memeriksa hati.

  • Menjaga kekudusan hidup.

  • Menantikan Tuhan dengan iman, bukan spekulasi tentang waktu.

Calvin juga mengingatkan bahwa siapa pun yang berpikir mereka bisa menunda-nunda pertobatan atau kesiapan sedang bermain dengan api.

4. Pandangan Herman Bavinck

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa kedatangan Kristus adalah bagian dari penggenapan rencana keselamatan Allah. Bavinck menyatakan bahwa orang Kristen hidup dalam ketegangan antara sudah dan belum (already but not yet). Kristus sudah menang, tetapi penggenapan akhir baru terjadi saat Dia datang kembali.

Karena itu, Bavinck melihat peringatan untuk berjaga-jaga sebagai:

  • Seruan untuk hidup dalam kesadaran eskatologis.

  • Kesadaran bahwa dunia ini sementara.

  • Panggilan untuk fokus pada hal-hal yang kekal, bukan yang fana.

Bavinck juga mengingatkan bahwa berjaga bukan berarti pasif, tetapi aktif dalam pelayanan, kesetiaan, dan penantian penuh sukacita.

5. Pandangan Louis Berkhof

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menggarisbawahi bahwa ajaran tentang akhir zaman (eskatologi) harus selalu dikaitkan dengan etika Kristen. Menurut Berkhof:

  • Pengharapan akan kedatangan Kristus harus menghasilkan hidup yang saleh.

  • Orang percaya tidak dipanggil untuk menghitung-hitung tanggal, tetapi untuk berjaga dengan kesetiaan.

  • Berjaga berarti setia dalam tugas sehari-hari, bukan hanya sibuk dengan spekulasi profetis.

Berkhof menolak keras pandangan bahwa orang percaya bisa tahu tanggal pasti kedatangan Kristus. Dia menyebut semua bentuk ramalan tanggal sebagai bentuk kesombongan rohani yang bertentangan dengan pengajaran Alkitab.

6. Pandangan R.C. Sproul

R.C. Sproul dalam tulisannya sering mengingatkan bahwa kedatangan Kristus yang mendadak adalah ujian iman. Sproul menyatakan bahwa banyak orang Kristen salah fokus: mereka sibuk dengan tanda-tanda zaman tetapi lupa panggilan untuk setia hari ini.

Sproul menekankan:

  • Hidup Kristen adalah hidup yang terus berjaga, bukan menunggu dengan pasif.

  • Kesadaran akan akhir zaman harus menggerakkan kita untuk hidup setia dalam pekerjaan, keluarga, dan pelayanan.

  • Kedatangan Kristus adalah penghiburan, bukan ancaman, bagi mereka yang hidup dalam Kristus.

Sproul menantang gereja untuk tidak terjebak dalam spekulasi sensasional tentang akhir zaman, tetapi fokus pada ketaatan sehari-hari.

7. Hubungan dengan Doktrin Providensia dan Sovereignty of God

Dalam teologi Reformed, kedatangan Kristus yang mendadak sangat terkait dengan doktrin providensia (pemeliharaan Allah) dan sovereignty of God (kedaulatan Allah).

✅ Allah mengatur waktu dan peristiwa, termasuk waktu kedatangan Kristus.
✅ Tidak ada yang bisa mempercepat atau memperlambat kedatangan-Nya.
✅ Tugas kita bukan mengetahui waktunya, tetapi taat pada pemeliharaan-Nya.

Dengan kata lain, berjaga-jaga adalah bagian dari tunduk pada kedaulatan Allah. Kita percaya Allah memegang kendali penuh atas sejarah.

8. Aplikasi Praktis untuk Hidup Kristen

Apa makna praktis dari eksposisi ayat ini?

  • Periksa hati setiap hari. Jangan tunda pertobatan atau perbaikan hidup.

  • Hidup dengan kesadaran kekekalan. Jangan terlena dengan dunia ini.

  • Setia dalam tugas kecil. Berjaga bukan berarti menunggu kosong, tetapi setia di pekerjaan sehari-hari.

  • Jangan terjebak spekulasi. Fokus pada Yesus, bukan pada tanda-tanda yang memicu ketakutan.

  • Tinggal dalam persekutuan dengan Kristus. Hanya dalam Dia kita punya pengharapan yang teguh.

9. Relevansi untuk Gereja Saat Ini

Di zaman modern, banyak gereja terpecah antara dua ekstrem:

  • Ekstrem spekulatif: terlalu sibuk menghitung tanda-tanda zaman, jatuh pada sensasionalisme.

  • Ekstrem apatis: mengabaikan sepenuhnya ajaran akhir zaman, seolah-olah itu tidak relevan.

Eksposisi Matius 24:42–44 mengingatkan gereja untuk: ✅ Hidup berjaga dalam iman.
✅ Menantikan dengan penuh pengharapan, bukan ketakutan.
✅ Menjaga kesetiaan dalam pengajaran, pelayanan, dan moralitas.

Kesimpulan

Matius 24:42–44 adalah panggilan Yesus untuk berjaga-jaga, menantikan kedatangan-Nya yang mendadak. Berdasarkan teologi Reformed, ayat ini mengajarkan bahwa:

  • Kedatangan Kristus adalah pasti, tetapi waktunya tidak diketahui.

  • Orang percaya dipanggil untuk hidup setia, bukan sibuk dengan spekulasi.

  • Berjaga-jaga berarti waspada secara rohani, menjaga kekudusan, dan setia melayani.

  • Pengharapan akan kedatangan Kristus adalah sumber penghiburan dan motivasi untuk hidup kudus.

Sebagaimana diingatkan para pakar seperti Calvin, Bavinck, Berkhof, dan Sproul, hidup berjaga bukan berarti hidup dalam ketakutan, tetapi hidup dalam sukacita, pengharapan, dan kesetiaan. Kita menantikan Raja yang akan datang, bukan sebagai hakim yang asing, tetapi sebagai Juruselamat yang telah menebus kita.

Next Post Previous Post