Pekerjaan Berbayar dan Tidak Berbayar

Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membedakan antara pekerjaan yang menghasilkan upah (paid work) dan pekerjaan yang dilakukan tanpa bayaran (unpaid work). Pekerjaan berbayar meliputi profesi profesional, buruh, pegawai, wirausaha, sedangkan pekerjaan tidak berbayar mencakup tugas rumah tangga, pelayanan sukarela, pengasuhan anak, perawatan keluarga, dan kegiatan sosial.
Bagaimana teologi Reformed memandang kedua jenis pekerjaan ini? Apakah hanya pekerjaan berbayar yang bernilai? Apakah pelayanan tanpa bayaran lebih mulia? Artikel ini akan mengulas pandangan beberapa pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Abraham Kuyper, Herman Bavinck, dan Tim Keller, serta memberikan pemahaman berdasarkan Alkitab tentang nilai kerja manusia, baik yang berbayar maupun tidak.
Bagian 1: Dasar Alkitabiah tentang Pekerjaan
1. Allah sebagai Pekerja
Kitab Kejadian dimulai dengan Allah bekerja:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
Pekerjaan bukanlah kutukan, tetapi refleksi dari sifat Allah sebagai Pencipta. Manusia diciptakan menurut gambar Allah (imago Dei) dan dipanggil untuk bekerja.
2. Panggilan untuk Mengelola Ciptaan
Kejadian 1:28 mencatat perintah Allah:
“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah...”
Ini sering disebut cultural mandate — mandat budaya. Baik pekerjaan yang menghasilkan pendapatan maupun pekerjaan tidak berbayar ikut berperan dalam mengelola ciptaan Allah.
3. Pekerjaan dan Dosa
Setelah kejatuhan, pekerjaan menjadi sulit:
“Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu...” (Kejadian 3:17)
Namun, pekerjaan itu sendiri tetap baik; dosa hanya merusak relasi kita dengan kerja.
Bagian 2: Pandangan Teologi Reformed tentang Pekerjaan
A. John Calvin: Martabat Segala Pekerjaan
Calvin menegaskan bahwa semua pekerjaan yang sah — entah berbayar atau tidak — memiliki martabat di hadapan Allah. Dalam Institutes, ia menulis:
“Tidak ada pekerjaan yang begitu hina dan rendah sehingga tidak bersinar di hadapan Allah.”
Dengan kata lain, merawat anak, memasak, membersihkan rumah, mengajar sekolah minggu, atau bekerja di kantor semua memiliki nilai rohani jika dilakukan untuk kemuliaan Allah.
B. Abraham Kuyper: Anugerah Umum dan Mandat Budaya
Kuyper memperkenalkan konsep anugerah umum — bahwa Allah menopang seluruh ciptaan, termasuk bidang pekerjaan sekuler. Kuyper berkata:
“Tidak ada satu inci pun dalam kehidupan ini yang Kristus tidak klaim sebagai milik-Nya.”
Artinya, tidak ada dikotomi antara pekerjaan ‘rohani’ dan ‘duniawi’. Semua pekerjaan (berbayar atau tidak) berada di bawah kedaulatan Kristus.
C. Herman Bavinck: Pekerjaan sebagai Bagian dari Penebusan
Bavinck menulis bahwa pekerjaan manusia, meskipun cacat karena dosa, adalah bagian dari rencana penebusan Allah:
“Kristus tidak hanya menebus jiwa, tetapi juga memulihkan ciptaan, termasuk aktivitas manusia.”
Ini berarti pekerjaan rumah tangga atau pelayanan gereja memiliki makna eskatologis — mempersiapkan dunia baru.
D. Tim Keller: Kerja sebagai Ibadah
Dalam bukunya Every Good Endeavor, Keller menekankan bahwa semua pekerjaan adalah ibadah (worship):
“Pekerjaan kita adalah salah satu cara utama kita melayani Allah dan sesama.”
Tidak masalah apakah kita menerima gaji atau tidak; yang penting adalah sikap hati kita.
Bagian 3: Paid Work — Nilai dan Tantangannya
1. Pekerjaan Berbayar sebagai Berkat
Amsal 14:23:
“Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan.”
Pekerjaan berbayar mendukung hidup keluarga, mendanai pelayanan, dan menyediakan kebutuhan masyarakat. Dalam teologi Reformed, bekerja dengan baik dan profesional adalah salah satu cara melayani Allah.
2. Godaan dalam Pekerjaan Berbayar
Namun, pekerjaan berbayar juga membawa risiko:
-
Materialisme: Mengejar uang sebagai tujuan hidup.
-
Identitas Palsu: Mengukur nilai diri dari jabatan atau penghasilan.
-
Pengabaian Keluarga: Memprioritaskan karier di atas relasi penting.
Yesus mengingatkan:
“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21)
Bagian 4: Unpaid Work — Martabat yang Sering Terlupakan
1. Merawat Keluarga
Merawat anak, merawat orang tua, atau mendukung pasangan sering tidak dinilai secara ekonomi, tetapi sangat bernilai di mata Allah. Amsal 31 memuji istri yang rajin bekerja di rumah:
“Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.” (Amsal 31:27)
2. Pelayanan Gereja dan Masyarakat
Pelayanan sukarela, mengajar sekolah minggu, atau menolong tetangga mencerminkan kasih Kristus. Paulus menulis:
“Karena kami ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.” (Efesus 2:10)
3. Tantangan Kerja Tidak Berbayar
-
Kurangnya Pengakuan: Masyarakat sering menyepelekan pekerjaan tidak berbayar.
-
Kelelahan: Beban kerja besar tanpa upah kadang mematahkan semangat.
-
Konflik Prioritas: Terjebak antara kebutuhan keluarga dan pelayanan.
Bagian 5: Prinsip Teologi Reformed untuk Memahami Kerja
1. Semua untuk Kemuliaan Allah
Baik bekerja di kantor, mencuci piring, atau melayani di gereja, semua dilakukan:
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)
2. Kerja adalah Panggilan, Bukan Hanya Gaji
Keller menulis:
“Pekerjaan adalah panggilan (calling), bukan sekadar alat mencari nafkah.”
Ini berarti tukang kayu, dokter, ibu rumah tangga, atau relawan semua dipanggil melayani melalui bidang mereka masing-masing.
3. Keseimbangan dan Hikmat
Teologi Reformed mengajarkan pentingnya keseimbangan:
-
Jangan menjadi budak pekerjaan berbayar.
-
Jangan melupakan pentingnya pelayanan tidak berbayar.
-
Jangan memandang rendah salah satunya.
Bagian 6: Dampak Sosial dan Gerejawi
1. Menghargai Semua Jenis Pekerjaan di Gereja
Gereja dipanggil menghargai:
-
Orang-orang yang bekerja penuh waktu di luar gereja.
-
Relawan yang melayani tanpa gaji.
-
Ibu rumah tangga dan perawat keluarga.
Semua bagian tubuh Kristus berharga:
“Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.” (1 Korintus 12:14)
2. Menjadi Kesaksian di Masyarakat
Pekerjaan yang dilakukan dengan integritas, baik berbayar maupun tidak, menjadi kesaksian nyata. Matius 5:16 berkata:
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Kesimpulan
Menurut teologi Reformed, tidak ada pemisahan nilai antara pekerjaan berbayar dan tidak berbayar. Semua pekerjaan yang dilakukan dengan iman dan untuk kemuliaan Allah memiliki martabat rohani. Kita dipanggil untuk:
-
Bekerja profesional dengan integritas.
-
Menghargai pekerjaan rumah tangga dan pelayanan sukarela.
-
Menjaga keseimbangan dan kesehatan rohani.
Pekerjaan adalah sarana kita mengekspresikan imago Dei dan melayani sesama. Kristus adalah Raja atas seluruh kehidupan kita, termasuk bidang kerja. Mari bekerja — baik berbayar maupun tidak — dengan hati yang penuh syukur, demi kemuliaan-Nya.