Kristus dan Tiga Jabatan-Nya

Kristus dan Tiga Jabatan-Nya

Pendahuluan: Kristus dalam Tiga Jabatan Ilahi

Salah satu aspek paling indah dari teologi Reformed adalah pemahaman yang mendalam tentang pribadi dan karya Yesus Kristus sebagai Mediator antara Allah dan manusia. Reformator besar John Calvin menegaskan bahwa seluruh karya keselamatan Kristus dapat diringkas dalam tiga jabatan utama, yaitu Nabi (Prophet), Imam (Priest), dan Raja (King). Ketiga jabatan ini disebut sebagai the threefold office of Christ atau dalam bahasa Latin munus triplex Christi.

Calvin berkata dalam Institutes of the Christian Religion (II.15.1):

“Agar dapat menjadi Penebus sejati, Kristus diutus oleh Bapa dan diurapi oleh Roh Kudus untuk menjadi Nabi yang mengajar kebenaran, Imam yang memperdamaikan manusia dengan Allah, dan Raja yang memerintah atas Gereja-Nya.”

Dengan memahami tiga jabatan ini, kita akan melihat betapa sempurnanya karya keselamatan Kristus. Ia bukan hanya mengajar jalan kebenaran, tetapi juga mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penebusan, dan sekarang memerintah di dalam kemuliaan untuk menegakkan kerajaan-Nya.

Mari kita renungkan satu per satu jabatan ini, agar kita semakin mengasihi Kristus, menghormati karya-Nya, dan meneladani-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

I. Kristus sebagai Nabi (Christ the Prophet)

1. Kristus sebagai Penyataan Kebenaran Allah

Sebagai Nabi, Kristus menyatakan kehendak Allah kepada manusia. Di Perjanjian Lama, Allah berbicara melalui para nabi, tetapi di dalam Kristus, Allah menyatakan diri-Nya secara sempurna.

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita melalui para nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.”
Ibrani 1:1–2

John Calvin menulis bahwa jabatan kenabian Kristus adalah dasar dari seluruh pelayanan-Nya. Ia adalah Firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:14). Sebagai Logos, Ia bukan hanya menyampaikan firman Allah, melainkan menjadi perwujudan dari firman itu sendiri.

Louis Berkhof menegaskan dalam Systematic Theology:

“Sebagai Nabi, Kristus tidak hanya membawa pesan Allah, tetapi Ia sendiri adalah isi dari pewahyuan itu. Ia adalah wahyu Allah yang hidup.”

2. Pengajaran Kristus yang Mengubahkan

Ajaran Kristus bukan sekadar pengetahuan teologis, melainkan wahyu yang membawa hidup. Saat Ia berbicara, orang-orang takjub karena pengajaran-Nya memiliki kuasa.

“Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.”
Markus 1:22

Thomas Boston mengatakan bahwa kuasa pengajaran Kristus bukan berasal dari gaya retorika, tetapi dari otoritas ilahi yang keluar dari diri-Nya. Ia mengajar bukan hanya pikiran, tetapi juga hati manusia.

Bagi orang percaya, Kristus terus menjalankan jabatan kenabian-Nya melalui Firman tertulis (Alkitab) dan Roh Kudus yang menerangi hati kita. John Owen berkata:

“Kristus masih berbicara kepada Gereja-Nya setiap kali Firman diberitakan dengan kuasa Roh Kudus. Setiap khotbah Injil sejati adalah gema dari suara Kristus Sang Nabi.”

3. Implikasi bagi Orang Percaya

Sebagai umat yang percaya kepada Kristus, kita dipanggil untuk menjadi pendengar yang taat. Jika Kristus adalah Nabi kita, maka kita harus tunduk kepada pengajaran-Nya.

  • Kita tidak boleh menambah atau mengurangi firman-Nya.

  • Kita harus hidup dalam terang wahyu-Nya.

  • Kita harus membagikan kebenaran Injil kepada dunia.

Aplikasi: Apakah kita masih mendengarkan suara Sang Nabi, ataukah kita lebih sering mendengar dunia? Kristus berbicara melalui Firman-Nya setiap hari. Dengarlah, taatilah, dan hiduplah sesuai dengan apa yang Ia ajarkan.

II. Kristus sebagai Imam Besar (Christ the Priest)

1. Kristus Sebagai Pengantara dan Penebus

Sebagai Imam, Kristus berdiri di antara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa. Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna untuk menebus dosa manusia.

“Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang; Ia telah masuk ke dalam tempat yang kudus... dengan darah-Nya sendiri, dan telah mendapat penebusan yang kekal.”
Ibrani 9:11–12

Louis Berkhof menulis:

“Imam Besar yang sejati tidak hanya mempersembahkan korban, tetapi Ia sendiri menjadi korban. Dalam Kristus, pengorbanan dan imam bersatu.”

John Owen dalam The Death of Death in the Death of Christ menegaskan bahwa penebusan Kristus bersifat pasti dan efektif bagi umat pilihan. Kristus tidak mati hanya untuk kemungkinan keselamatan, tetapi untuk menjamin keselamatan yang pasti bagi mereka yang Bapa berikan kepada-Nya (Yohanes 17:2).

2. Pengantaraan Kristus yang Berkelanjutan

Pekerjaan imam Kristus tidak berakhir di salib. Setelah kebangkitan dan kenaikan-Nya, Ia terus menjadi Pengantara di hadapan Allah.

“Kristus Yesus, yang telah mati — bahkan lebih lagi: yang telah dibangkitkan — duduk di sebelah kanan Allah, dan menjadi Pembela bagi kita.”
Roma 8:34

Calvin berkata:

“Setiap kali kita berdoa dalam nama Kristus, kita mendekati takhta kasih karunia melalui perantaraan Imam Besar yang hidup.”

Kristus tidak hanya menebus dosa kita, tetapi Ia juga menjaga kita agar tetap berdiri dalam kasih karunia Allah. Dalam penderitaan, godaan, dan kelemahan, kita memiliki Imam Besar yang berbelas kasihan, yang turut merasakan kelemahan kita (Ibrani 4:15).

3. Aplikasi bagi Orang Percaya

Mengetahui bahwa Kristus adalah Imam Besar kita memberi penghiburan besar:

  • Dosa kita diampuni sepenuhnya.

  • Kita memiliki akses langsung kepada Allah tanpa perantara manusia.

  • Kita dijaga oleh doa dan pengantaraan Kristus yang terus-menerus.

John Owen menulis dengan indah:

“Kristus tidak pernah berhenti menjadi Imam. Ia tidak pernah lelah mendoakan umat-Nya, sebab kasih-Nya kekal.”

III. Kristus sebagai Raja (Christ the King)

1. Kristus Sebagai Raja yang Berdaulat

Sebagai Raja, Kristus memerintah atas seluruh ciptaan. Ia tidak hanya Raja Gereja, tetapi juga Raja atas segala raja.

“Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.”
Matius 28:18

Herman Bavinck menulis:

“Kerajaan Kristus adalah universal, spiritual, dan kekal. Ia memerintah atas hati manusia, atas sejarah, dan atas seluruh ciptaan.”

Kerajaan Kristus bukanlah kerajaan politik duniawi, tetapi kerajaan rohani yang menaklukkan hati manusia melalui kasih karunia. Namun, kuasa-Nya meliputi seluruh ciptaan — sebab Ia adalah Raja atas segala sesuatu yang ada.

Charles Hodge menegaskan bahwa jabatan raja ini adalah penggenapan dari janji Allah kepada Daud, bahwa keturunannya akan duduk di atas takhta selamanya (2 Samuel 7:12–16). Kristus adalah Raja Mesianik yang dijanjikan itu.

2. Pemerintahan Kristus di Gereja

Kristus memerintah Gereja-Nya sebagai Kepala dan Gembala Agung. Ia menuntun umat-Nya melalui Firman dan Roh Kudus. Tidak ada otoritas manusia yang boleh menggantikan pemerintahan Kristus atas Gereja.

John Calvin sangat menentang pandangan Gereja Roma yang menempatkan Paus sebagai kepala Gereja. Ia berkata:

“Kristus adalah satu-satunya Kepala Gereja. Ia memerintah melalui Firman dan Roh-Nya, bukan melalui lembaga manusia.”

Sebagai Raja, Kristus juga memerintah melalui pemeliharaan dan disiplin. Ia melindungi umat-Nya dari serangan musuh dan mengoreksi mereka yang menyimpang, supaya Gereja tetap murni dan setia kepada-Nya.

3. Kerajaan Kristus dalam Hati Orang Percaya

Kerajaan Kristus bukan hanya institusional, tetapi juga personal. Ketika kita percaya kepada Kristus, Ia bertakhta di dalam hati kita. Ia menaklukkan kehendak kita yang memberontak, dan memerintah dengan kasih.

Thomas Watson berkata:

“Hati orang percaya adalah takhta Kristus. Di situ Ia memerintah melalui kasih, bukan paksaan.”

Sebagai umat Allah, kita dipanggil untuk tunduk kepada pemerintahan Kristus setiap hari. Hidup kita bukan milik kita sendiri; kita adalah warga kerajaan yang kudus (1 Petrus 2:9).

Aplikasi: Apakah Kristus benar-benar menjadi Raja dalam hidup kita? Ataukah kita masih duduk di takhta hati kita sendiri?

IV. Kesempurnaan Karya Kristus dalam Tiga Jabatan Ini

Ketiga jabatan ini tidak dapat dipisahkan. Mereka saling melengkapi dan menunjukkan keutuhan karya Kristus:

  • Sebagai Nabi, Ia menyatakan kebenaran Allah kepada kita.

  • Sebagai Imam, Ia membawa kita kepada Allah.

  • Sebagai Raja, Ia memerintah kita bagi kemuliaan Allah.

Louis Berkhof menulis:

“Ketiga jabatan Kristus ini bekerja secara harmonis: Ia mengajar sebagai Nabi, menebus sebagai Imam, dan memerintah sebagai Raja. Tanpa salah satunya, keselamatan kita tidak akan sempurna.”

Dengan kata lain, Kristus bukan hanya Guru besar atau tokoh moral, tetapi Penebus yang hidup dan Raja yang berkuasa. Ia adalah pusat dari seluruh sejarah penebusan dan kehidupan iman orang percaya.

V. Aplikasi Teologis dan Praktis

  1. Mengenal Kristus secara utuh
    Banyak orang hanya mengenal satu sisi Kristus — entah sebagai Guru yang bijak atau sebagai Penyelamat. Tetapi teologi Reformed menuntun kita untuk mengenal Dia secara utuh: sebagai Nabi, Imam, dan Raja.

  2. Hidup dalam ketaatan kepada Firman-Nya (Kristus Sang Nabi)
    Jika Kristus adalah Nabi, kita harus hidup berdasarkan kebenaran yang Ia ajarkan, bukan kebijaksanaan dunia.

  3. Hidup dalam kesadaran penebusan (Kristus Sang Imam)
    Kita tidak hidup dalam rasa bersalah yang menekan, karena Kristus telah menanggung dosa kita sepenuhnya.

  4. Hidup dalam ketundukan dan ketaatan (Kristus Sang Raja)
    Sebagai warga kerajaan Allah, kita dipanggil untuk tunduk, taat, dan melayani di bawah pemerintahan Kristus yang berdaulat.

  5. Melayani dengan sukacita
    Mengetahui bahwa Kristus memerintah dan berdoa bagi kita seharusnya menumbuhkan sukacita dan ketekunan dalam pelayanan kita.

Penutup: Kristus yang Lengkap dan Sempurna

Melalui tiga jabatan-Nya, Kristus menunjukkan bahwa Ia adalah Satu-satunya Juruselamat yang sempurna. Tidak ada yang kurang dalam karya-Nya. Ia mengajar kita jalan keselamatan, menebus kita dari dosa, dan memerintah kita dengan kasih yang kekal.

Sebagaimana dikatakan oleh Herman Bavinck:

“Kristus adalah pusat dari segala sesuatu — dalam pengajaran, dalam pengorbanan, dan dalam pemerintahan. Tanpa Dia, tidak ada wahyu, tidak ada pendamaian, dan tidak ada kerajaan Allah.”

Kiranya kita hidup setiap hari dalam terang tiga jabatan Kristus ini — mendengar suara-Nya sebagai Nabi, bersandar pada pengantaraan-Nya sebagai Imam, dan tunduk pada pemerintahan-Nya sebagai Raja.

“Ia adalah Nabi yang menyatakan kebenaran, Imam yang menebus dosa, dan Raja yang memerintah untuk selama-lamanya.”

Soli Deo Gloria.

Next Post Previous Post