Bagaimana Bertumbuh dalam Anugerah

Bagaimana Bertumbuh dalam Anugerah

I. Pendahuluan: Panggilan untuk Bertumbuh dalam Anugerah

Pertumbuhan dalam anugerah (growing in grace) adalah salah satu tema sentral dalam kehidupan Kristen. Rasul Petrus menulis dalam 2 Petrus 3:18 (AYT):

“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, baik sekarang maupun sampai selama-lamanya.”

Ayat ini bukan sekadar ajakan moral atau nasihat etis, tetapi sebuah perintah teologis yang bersumber dari Injil. Petrus tidak berkata, “Cobalah menjadi lebih baik,” melainkan, “Bertumbuhlah dalam kasih karunia.” Artinya, kehidupan rohani orang percaya tidak berhenti pada titik pertobatan awal, tetapi bergerak maju terus dalam pengenalan dan transformasi oleh anugerah Kristus.

Dalam teologi Reformed, keselamatan bukanlah suatu momen statis, melainkan proses dinamis yang disebut sanctificatio — pengudusan yang lahir dari anugerah dan berlangsung sepanjang hidup. Maka, bertumbuh dalam anugerah bukan usaha manusia untuk mendapatkan kasih Allah, melainkan buah dari kasih Allah yang telah diterima.

Tulisan ini akan mengeksposisi dasar biblika dan teologis dari pertumbuhan dalam anugerah, menelusuri pandangan para teolog Reformed klasik seperti John Calvin, John Owen, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan J.I. Packer, serta memberikan aplikasi praktis bagi orang percaya masa kini.

II. Dasar Biblika: Pertumbuhan Sebagai Panggilan Injil

1. Bertumbuh dalam Kristus

Kata “bertumbuh” (auxanō) dalam teks Yunani 2 Petrus 3:18 berarti “bertambah, berkembang, meningkat.” Ini mengandung gagasan bahwa kehidupan rohani tidak statis. Orang percaya dipanggil untuk terus maju dalam relasi, pengetahuan, dan keserupaan dengan Kristus.

Efesus 4:15 menegaskan hal yang sama:

“...tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, yang adalah Kepala, yaitu Kristus.”

Jadi, pertumbuhan rohani bukan bertumbuh dalam pengalaman atau pengetahuan belaka, tetapi bertumbuh ke arah pribadi Kristus — semakin serupa dengan Dia.

2. Kasih Karunia Sebagai Dasar Pertumbuhan

“Kasih karunia” (charis) bukan hanya awal kehidupan Kristen, tetapi juga bahan bakar yang menopangnya setiap hari. Paulus berkata dalam 1 Korintus 15:10 (AYT):

“Namun demikian, karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia-Nya yang dikaruniakan kepadaku tidak sia-sia.”

Dengan kata lain, anugerah bukan hanya fondasi keselamatan, tetapi juga daya penggerak pertumbuhan.
John Calvin menulis dalam Institutes (III.3.1):

“Roh Kudus tidak hanya melahirbarukan kita, tetapi terus memelihara dan menumbuhkan kita dalam iman, supaya kita bertumbuh setiap hari dalam anugerah Allah.”

3. Pertumbuhan Sebagai Bukti Hidup Baru

Pertumbuhan adalah tanda kehidupan. Dalam teologi Reformed, iman yang sejati pasti menghasilkan buah (Yakobus 2:17).
Jika seseorang tidak bertumbuh, maka perlu dipertanyakan apakah ada kehidupan rohani di sana.

Jonathan Edwards dalam A Treatise Concerning Religious Affections menulis:

“Tanda sejati dari kasih karunia yang hidup bukanlah pengalaman yang tinggi sesaat, melainkan kemajuan yang konsisten dalam kekudusan.”

Pertumbuhan dalam anugerah adalah bukti bahwa Roh Kudus bekerja dalam diri kita — bukan untuk menyempurnakan kita seketika, tetapi untuk menguduskan kita setiap hari.

III. Eksposisi Teologis: Apa Artinya Bertumbuh dalam Anugerah?

A. Pertumbuhan Bukan Upaya Moral, Tetapi Transformasi Rohani

Teologi Reformed menolak pandangan moralistik bahwa manusia bisa menjadi lebih baik dengan kekuatannya sendiri.
Pertumbuhan dalam anugerah bukanlah hasil dari usaha moral manusia, tetapi hasil dari kerja anugerah Allah melalui Roh Kudus.

John Owen menulis dalam The Mortification of Sin:

“Tidak ada pengudusan sejati tanpa pekerjaan Roh Kudus. Semua upaya manusia yang terpisah dari anugerah hanyalah moralitas mati.”

Pertumbuhan berarti menyerah kepada karya Roh Kudus, bukan menggantinya dengan usaha manusia. Anugerah bukan lisensi untuk pasif, melainkan kekuatan yang menggerakkan ketaatan sejati.

B. Hubungan antara Anugerah dan Ketaatan

Anugerah tidak meniadakan tanggung jawab manusia. Sebaliknya, anugerah melahirkan ketaatan.
Philippians 2:12–13 menyeimbangkan dua aspek ini:

“Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

Dalam pandangan Reformed, inilah sinergi anugerah dan tanggung jawab — bukan dua kekuatan yang bertentangan, melainkan satu kesatuan di mana anugerah mendasari dan memampukan ketaatan.

Herman Bavinck menulis dalam Reformed Dogmatics (Vol. 4):

“Anugerah tidak meniadakan kehendak manusia, melainkan memulihkannya agar dapat taat kepada Allah sebagaimana dimaksudkan sejak awal.”

Dengan demikian, pertumbuhan dalam anugerah adalah proses di mana Allah bekerja dalam kita dan melalui kita — suatu misteri di mana kita dipanggil untuk aktif karena Allah sudah terlebih dahulu aktif.

C. Dimensi Pengudusan yang Progresif

Pertumbuhan dalam anugerah identik dengan pengudusan progresif.
Reformed Theology menekankan bahwa setelah kita dibenarkan (justified), kita dipanggil untuk terus-menerus dikuduskan (sanctified).

Louis Berkhof menjelaskan:

“Pengudusan adalah proses berkesinambungan di mana dosa berkurang dan kebenaran bertambah, dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam orang percaya.”
(Systematic Theology)

Progresif berarti ada pertumbuhan nyata, meski tidak selalu cepat atau mulus. Kadang ada kemunduran, tetapi arah umumnya selalu menuju kekudusan. Seperti pohon yang kadang layu namun tetap tumbuh ke atas, demikian pula pertumbuhan rohani.

IV. Unsur-Unsur Penting dalam Pertumbuhan Anugerah

1. Firman Tuhan Sebagai Sumber Pertumbuhan

Roh Kudus bekerja melalui Firman. Tanpa Firman, tidak ada pertumbuhan rohani yang sejati.
1 Petrus 2:2 (AYT):

“Dan, seperti bayi yang baru lahir, rindukanlah susu murni Firman itu supaya olehnya kamu bertumbuh dan diselamatkan.”

Calvin menegaskan:

“Firman adalah rahim tempat Gereja dilahirkan dan susu yang membuatnya bertumbuh.”
(Institutes IV.1.1)

Membaca, merenungkan, dan menaati Firman bukanlah rutinitas, melainkan sarana kasih karunia (means of grace) di mana Allah menyalurkan kekuatan rohani-Nya.

2. Doa Sebagai Nafas Pertumbuhan

Doa bukan sekadar komunikasi, tetapi persekutuan dengan Allah.
John Bunyan berkata:

“Doa adalah napas orang percaya; jika berhenti berdoa, berhentilah kehidupan rohani.”

Dalam teologi Reformed, doa adalah salah satu means of grace yang Allah tetapkan agar umat-Nya bertumbuh.
Thomas Watson, seorang Puritan Reformed, menulis:

“Doa adalah tangga yang mengangkat kita dari bumi menuju surga, dan setiap doa yang dinaikkan dengan iman membawa sedikit demi sedikit jiwa kita semakin serupa dengan Kristus.”

3. Persekutuan dengan Gereja

Pertumbuhan rohani tidak dapat dipisahkan dari tubuh Kristus.
Efesus 4:16 mengajarkan bahwa seluruh tubuh “bertumbuh dan membangun dirinya dalam kasih, sesuai dengan peran tiap-tiap bagian.”

Sinclair Ferguson berpendapat:

“Tidak ada pertumbuhan dalam anugerah di luar komunitas anugerah. Gereja adalah tempat Roh bekerja untuk membentuk kita menjadi serupa dengan Kristus.”
(The Whole Christ)

Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi rumah di mana anugerah dibagikan melalui firman, sakramen, dan persekutuan kasih.

4. Penderitaan Sebagai Alat Pertumbuhan

Salah satu paradoks dalam teologi Reformed adalah bahwa Allah sering memakai penderitaan untuk menumbuhkan anugerah dalam diri kita.
Yakobus 1:2–4 (AYT):

“Anggaplah suatu kebahagiaan, saudara-saudaraku, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan.”

John Piper menyebut penderitaan sebagai “alat pembentuk jiwa” karena di dalamnya anugerah Allah tampak paling nyata.
R.C. Sproul menulis:

“Penderitaan adalah sekolah di mana Allah mengajarkan kita ketergantungan pada kasih karunia-Nya.”
(Surprised by Suffering)

Melalui penderitaan, kita belajar merendahkan diri dan bergantung penuh pada Kristus. Inilah inti pertumbuhan dalam anugerah — semakin lemah kita di mata dunia, semakin kuat anugerah bekerja dalam kita (2 Korintus 12:9).

5. Sakramen Sebagai Sarana Kasih Karunia

Dalam teologi Reformed, sakramen (Perjamuan Kudus dan Baptisan) adalah means of grace — bukan karena unsur fisiknya memiliki kuasa magis, tetapi karena Allah bekerja secara rohani melalui tanda-tanda tersebut untuk meneguhkan iman kita.

Calvin berkata:

“Sakramen adalah cermin di mana kita melihat janji Allah dengan mata iman, dan di dalamnya kasih karunia Kristus dipelihara dan dikuatkan.”
(Institutes IV.14.1)

Dengan menerima sakramen dengan iman, orang percaya dikuatkan untuk terus bertumbuh dalam kasih karunia.

V. Dinamika Pertumbuhan: Dari Anugerah Menuju Kemuliaan

Pertumbuhan dalam anugerah bukan perjalanan linier sempurna, tetapi suatu zaman pergumulan dan kemenangan.
Seperti dikatakan oleh Augustinus, yang dikutip oleh Calvin:

“Seluruh hidup orang Kristen adalah peperangan terus-menerus antara kasih kepada Allah dan kasih kepada diri sendiri.”

Namun Allah menjanjikan bahwa pertumbuhan ini akan berujung pada kemuliaan.
Roma 8:29–30 menunjukkan rantai emas keselamatan: mereka yang dipilih, dipanggil, dibenarkan — pasti juga dimuliakan.

Pertumbuhan dalam anugerah berarti melangkah setiap hari menuju kemuliaan yang telah disiapkan oleh Allah.

VI. Pandangan Para Teolog Reformed

1. John Calvin – Pertumbuhan sebagai “Pembaharuan yang Konstan”

Calvin menggambarkan pertumbuhan rohani sebagai renovatio, pembaharuan terus-menerus oleh Roh Kudus:

“Kehidupan orang percaya adalah kemajuan yang tak pernah berhenti menuju kekudusan, sebab kita masih jauh dari kesempurnaan.”
(Institutes III.3.9)

2. John Owen – Mematikan Dosa Adalah Sarana Pertumbuhan

Dalam The Mortification of Sin, Owen menekankan:

“Jika kamu tidak membunuh dosa, dosa akan membunuh kamu.”
Pertumbuhan dalam anugerah berarti peperangan aktif melawan dosa setiap hari — dengan senjata iman dan kuasa Roh.

3. Jonathan Edwards – Afeksi Kudus Adalah Bukti Pertumbuhan

Bagi Edwards, pertumbuhan bukan hanya pada doktrin, tetapi pada afeksi suci:

“Kasih kepada Kristus yang semakin dalam adalah bukti paling nyata dari pertumbuhan dalam kasih karunia.”
(Religious Affections)

4. Herman Bavinck – Pertumbuhan Menyatu dengan Kehidupan

Bavinck menulis:

“Anugerah tidak menghancurkan kodrat manusia, tetapi memulihkannya. Oleh karena itu, pertumbuhan dalam anugerah berarti menjadi semakin manusiawi dalam Kristus.”
(Reformed Dogmatics, Vol. 3)

5. J.I. Packer – Bertumbuh Dalam Pengalaman Anugerah

Packer dalam Knowing God menulis:

“Kedewasaan Kristen bukan diukur dari seberapa banyak yang kita ketahui tentang Allah, tetapi seberapa dalam kita hidup dalam terang pengetahuan itu.”

Pertumbuhan berarti memperdalam relasi, bukan sekadar menambah informasi.

VII. Aplikasi Praktis: Hidup dalam Irama Pertumbuhan

  1. Renungkan Injil setiap hari — Injil bukan hanya untuk permulaan iman, tetapi makanan rohani setiap hari.

  2. Latih disiplin rohani (doa, Firman, sakramen, persekutuan) sebagai sarana kasih karunia.

  3. Terimalah penderitaan sebagai alat pemurnian, bukan hukuman.

  4. Hidup dalam komunitas iman, karena pertumbuhan terjadi bersama tubuh Kristus.

  5. Ingat bahwa pertumbuhan adalah karya Allah — jadi jangan sombong dalam kemajuan, dan jangan putus asa dalam kelemahan.

VIII. Kesimpulan: Bertumbuh di Dalam dan Melalui Anugerah

Bertumbuh dalam anugerah berarti hidup setiap hari dalam ketergantungan kepada Kristus.
Pertumbuhan bukan hasil dari kekuatan manusia, tetapi karya Roh Kudus yang menanam, menyiram, dan menumbuhkan iman.

“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (1 Korintus 3:6)

Dalam terang teologi Reformed, pertumbuhan dalam anugerah adalah perjalanan menuju kemuliaan — di mana kasih karunia yang memulai keselamatan kita juga yang akan menyempurnakannya (Filipi 1:6).

Maka, marilah kita bertumbuh — bukan dalam kekuatan sendiri, tetapi dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan kita Yesus Kristus.

Next Post Previous Post