Kemuliaan Allah Melampaui Kesenangan-kesenangan Hidup

“ … lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” 1 Korintus 10:31. 
Kemuliaan Allah Melampaui Kesenangan-kesenangan Hidup
Betapa jarangnya kita menjadikan kemuliaan Allah sebagai sasaran kita dan mengkaitkannya di dalam doa-doa kita!  Kita patut mencarinya tidak hanya karena hal itu melampaui keuntungan dan kesenangan di dalam hidup ini, melainkan karena kemuliaan Allah bahkan melampaui (nilai) kehidupan itu sendiri. Tetapi sayangnya, sejak kejatuhan manusia, kita semua sudah rusak dan diracuni sepenuhnya dengan cinta-diri, yang membuat kita lebih menyukai/memilih setiap hasrat yang rendah dan sepele di mata Allah.   

Sebagian orang lebih terpengaruh dengan kehormatan/kemuliaan diri, dan lebih peduli dengan kerugian dan celaan terhadap mereka dibandingkan dengan kepedulian terhadap kemuliaan Allah maupun penghujatan kepada Allah. Jika reputasi mereka terganggu sedikit saja, oh, betapa menyakitkan rasanya seumpama tersengat sampai ke jantung.  Akan tetapi sekiranya ada orang yang mencemooh Allah, perasaan mereka sama sekali tidak terganggu.  Satu perkataan yang merendahkan, penghinaan remeh yang terlempar kepada pribadi kita akan mengisi hati kita dengan kemurkaan; sebaliknya kita tidak bergeming sedikitpun tatkala mendengar nama Allah dihujat.  

Apabila mereka berdoa, mereka hanya meminta berkat-berkat jasmani, untuk memuaskan hawa nafsu mereka, dan bukan untuk kemuliaan Allah.  Hanya untuk mengisi tanki pribadi mereka sampai meluber kelebihan. Apabila mereka memohon kebangunan dan pertumbuhan, hanyalah untuk kehormatan diri sendiri, bahwa hawa nafsu mereka ingin dikenyangkan dengan kontribusi surga; dengan 

demikian, melalui rancangan kefasikan, mereka bahkan (kalau memungkinkan) memanipulasi Allah untuk melayani si jahat. Yang terbaik di antara kitapun ketika berdoa, bukankah kita hanya merasakan kebutuhan terdalam kita belaka, dan tanpa hasrat akan kemuliaan Allah.   

Adalah sungguh penting bahwa Allah patut memperoleh kemuliaanNya. Dunia diciptakan tanpa tujuan lain; selain diciptakan, dari sejak awal dan seterusnya hanya bagi kemuliaan Allah (Roma. 11:36).  Allah tidak menciptakan kita bagi diri kita sendiri, melainkan bagi kemuliaan Allah semata. 

Baca Juga: 4 Hal Berkenan Dengan Kemulian Allah

Oh betapa cacing yang malang itu seharusnya datang dan meletakkan mahkota ke atas kepala Allah! Alangkah keterlaluannya kita telah merendahkan Allah di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita, sebelum Allah menempa (membentuk) kita!  Sekarang setelah Allah mengaruniakan anugerah-Nya ke dalam hati kita, maka kita menjadi orang yang diciptakan bagi kemuliaan-Nya – “semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya. 43:7). 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya Thomas Manton (1620-1677), Works, I:71-72 . https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post