ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
Pdt. DR. Stephen Tong.
ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN.Pengakuan Iman Rasuli hanya satu kali menyebut Roh Kudus, yang mendahului dengan kredo: aku percaya kepada Roh Kudus, lalu disambung dengan kalimat gereja yang kudus dan am. Kita tahu pengetahuan ini merupakan kepercayaan orang Kristen sejak zaman Rasul.
Suatu tradisi mengatakan, sebelum kedua belas Rasul berpisah untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia sesuai dengan Amanat Agung Yesus Kristus, mereka berkumpul untuk yang terakhir kalinya. Dan sebelum mereka berpisah, setiap dari meraka diharapkan untuk menyumbang satu kalimat untuk membentuk suatu pola pengakuan orang Kristen yang dapat dipakai sebagai patokan oleh segala zaman. Maka masing-masing dari kedua belas rasul itu mengucapkan satu kalimat dan lengkaplah seluruh pengakuan iman Rasuli – standar kepercayaan yang harus dipercayai oleh gereja dari zaman ke zaman. Setelah itu pergilah mereka dengan kepastian tidak akan bertemu lagi di dunia. Masing-masing mereka pergi dengan satu tekad yang bulat, dengan ketataan yang mutlak, bahkan mereka rela mati bagi Yesus Kristus, demi pemberitaan Injil. Sungguh suatu tradisi yang sangat menyentuh hati.
Mereka tahu bahwa meraka akan pergi dalam nama yang sama, dalam kuasa yang sama, dalam kekuatan dan visi yang sama, dalam beban dan gerakan Roh Kudus yang sama, dalam iman kepercayaan dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru yang sama.
Setelah dari pertemuan terakhir itu, kedua belas rasul pergi ke arah yang berbeda, Thomas wafat di India, ada yang wafat di Afrika, di Roma, di Arabia, di Asia Kecil. Kedua belas rasul telah wafat, tetapi sebelumnya, mereka telah menetapkan standar kepercayaan bagi orang Kristen dari zaman ke zaman: aku percaya kepada Allah, aku percaya kepada Yesus Kristus, aku percaya kepada Roh Kudus, iman terhadap ketiga oknum Allah yang Esa itu adalah inti sekaligus merayakan bagian yang paling berbobot, yang paling penting dan yang paling hakiki bagi orang Kristen.
Perkembangan Kepercayaan kepada Allah Roh Kudus
Aku percaya kepada Roh Kudus, dari kalimat yang muncul di dalam pengakuan iman Rasuli selama hampir 2.000 tahun ini, kita tahu bahwa Gereja harus tetap memelihara imannya terhadap Roh Kudus.
Saya berseru seperti ini, karena di abad XIX sudah mulai muncul ajaran Liberalisme yang tidak lagi percaya kepada Roh Kudus. Mereka berkata, Roh Kudus hanyalah suatu kuasa Allah, suatu sifat Ilahi yang sendirinya tidak mempunyai sifat Ilahi yang sendirinya tidak mempunyai sifat Ilahi atau berpribadi. Sebab itu Schleiermacher menuliskan di dalam bukunya: “Yang disebut wahyu Roh Kudus untuk menulis Kitab Suci hanya merupakan suatu gerakan dan inspirasi yang bersifat agama, yang sama, yang kebetulan timbul di dalam diri orang-orang yang disebut rasul atau nabi.” Meraka tidak percaya Allah Roh Kudus, tidak percaya Roh Kudus itu beroknum, tidak percaya Roh Kudus adalah salah satu Oknum Allah Tritunggal. Bukan saja demikian, seorang teolog lain yang bernama Brigmen mengatakan, yang disebut Allah itu tidak mempunyai Oknum sama sekali. Paul Tillich mengatakan, Allah bukan oknum. Kita tidak boleh memakai istilah oknum atau pribadi untuk Allah, karena hal itu akan membatasi Dia, karena Dia adalah sumber dari semua oknum.
Begitu banyak ajaran-ajaran di sepanjang sejarah yang boleh kita perlajari, namun kita tidak harus menaati semuanya. Kita harus kembali kepada Kitab Suci dan percaya bahwa Allah di dalam sejarah adalah Allah yang memberikan firman, yang mewahyukan kebenaran, yang memelihara orang Kristen untuk menjaga pengajaran ortodoks sepanjang sejarah, yang belum pernah meninggalkan gereja. Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus – Allah Tritunggal. Tidak ada Allah lain.
Setelah dalam seminar Pembinaan Iman Kristen yang lalu dibahas: Wahyu Umum, Wahyu Khusus, Kristus, Kitab Suci, Kitab dan Wahyu, Wahyu dan Pewahyu, Iman-Rasio dan Kebenaran, Kristologi, juga Dosa, Keadilan dan Penghakiman yang dibahas tahun lalu, sekarang kita memasuki fase baru, membahas tentang oknum ke tiga Allah Tritunggal. Allah yang Maha Esa terbentuk dari tiga pribadi: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Suatu pembahasan langsung tentang sifat Ilahi oknum ketiga dari Allah Tritunggal.
Pada Seminar Pembianaan Kristen yang bertema Allah Tritunggal, kita sudah membahas tentang oknum pribadi dan pekerjaan Roh Kudus, tapi kali ini kita khusus menjurus pada oknum yang ketiga.
Mengapa pembahasan doktrin Roh Kudus penting sekali? Karena doktrin Roh Kudus kurang di bahas sepanjang sejarah, sehingga kita harus menggali lebih dalam akan apa yang sudah di wahyukan didalam Kitab Suci.
Kalimat doktin Roh Kudus kurang dibahas didalam sajarah di atas memang merupakan suatu fakta. Salah satunya adalah Montanisme – gerakan yang menyebut diri di penuhi Roh Kudus – muncul pada abad ke III. Mereka merasa begitu rohani dan menghina gereja-gereja lain. Mereka beranggapan hanya diri merekalah yang telah mengetahui Roh Kudus, maka mereka bernubuat dan berkali-kali menyebut kapan Yesus akan datang kembali. Oleh karena itu, kita tidak perlu heran jika ada orang Korea yang berani mengatakan bahwa pada tanggal 28 Oktober 1992 Tuhan Yesus akan datang. Padahal, 1.700 tahun yang lalu ajaran semacam itu sudah ada didunia. Di antara mereka ada yang merasa kuasa kebangkitan Tuhan ada pada mereka, Roh Kudus memenuhi mereka, sampai mereka berdansa-dansa, berteriak-teriak dan ada yang bisa mengapung hingga kepalanya menyentuh atap. Ada juga yang berteriak-teriak dan tidak tidak sadarkan diri, lalu berguling-guling di lantai, mulut mereka mengeluarkan ludah dan mengeluarkan teriakan yang keras. Mereka menyebut hal itu sebagai gerakan Roh Kudus, kepenuhan Roh Kudus, atau urapan Roh Kudus. Di antaranya ada juga yang merasa di panggil Tuhan, lalu menyatakan kuasa supranatural karena Roh Kudus ada pada dirinya, sampai dia melompat dari gunung dan akhirnya mati.
Jikalau gejala sedemikian disebabkan oleh Roh Kudus, dimanakah dasar Alkitabnya? Kalau itu adakah ajaran sesat, mengapa masih ada orang yang menganut ajaran seperti itu sampai sekarang?
Itu sebabnya betapa pentingnya membahas doktrin Roh Kudus. Setiap orang Kristen perlu mengenal Roh Kudus secara lebih tuntas, perlu mempelajari Kitab Suci dengan lebih sungguh-sungguh, bukan sekedar basa-basi, main-main atau ikut-ikutan.
BAB I : ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
PENTINGNYA DOKTRIN ROH KUDUS
Mengapa perlu pembahasan doktrin Roh Kudus? Ada beberapa alasan utama yang perlu kita perhatikan sehungungan dengan hal ini.
1. Doktrin yang kekal
Doktrin Roh Kudus penting untuk dipelajari, karena doktrin ini merupakam satu kepercayaan yang dipegang sejak dari zaman para rasul sampai sekarang. Maka dari zaman ke zaman standar hal ini tidak boleh dilalaikan, dilupakan dan dikurangi. Tetapi pada kenyataannya, pembahasan doktrin ini terlalu sedikit, sebab setelah Montanisme, banyak orang beranggapan bahwa membahas doktrin Roh Kudus dapat menimbulkan bahaya. Banyak membicarakan doktrin Roh Kudus bisa menjadi ekstrim. Untuk itu kita perlu memperhatikan dua macam bahaya yang berkaitan dengan diktrin Roh Kudus :
a.Sangat menyukai doktrin Roh Kudus, mementingkan Roh Kudus, tetapi tidak meneliti Alkitab dengan pengertian yang seimbang dan stabil, yang didukung oleh seluruh Alkitab. Akibatnya adalah mengambil bagian-bagian ayat Alkitab dengan melupakan konteks dan studi yang cermat, lalu bagian-bagian itu dijadikan doktrin yang tidak seimbang. Ajaran tentang Roh Kudus hanya di fokuskan pada ayat-ayat yang berbicara tentang Roh Kudus saja, tanpa mengkaitkan dengan seluruh ajaran Alkitab. Akibatnya, ajaran tidak stabil dan pincang yang menimbulkan fanatisme, ekstrimisme, radikalisme, dan emosionalisme.
b. Melihat hal di atas dan menjadi ketakutan akan timbulnya ekses-ekses dari hal lain, dan fanatisme yang mungkin timbul dari ajaran Roh Kudus, mengakibatkan gereja menempuh ekstrim lain: menolak dan tidak mau bericara tentang Roh Kudus. Akibatnya, jemaat yang sudah bertahun-tahun ikut di dalam kebaktian sedemikian tidak pernah mendengar pembahasan doktrin Roh Kudus, tentang apakah hubungan manusia yang sudah di selamatkan oleh Tuhan dengan Roh Kudus, dan bagaimana mereka harus mentaati pimpinan Roh Kudus.
Gereja adalah tempat dimana firman di ajarkan. Apa jadinya kalau sebuah gereja yang sudah berdiri puluhan tahun lamanya, tetapi masih banyak doktrin yang belum diajarkan? Saya kuatir dan gentar, pada saat pimpinan-pimpinan gereja diadili nanti, mungkin mereka tidak akan tahan.
Sebagai seorang kristen, kita perlu mempelajari firman Tuhan dengan baik, memikirkan semua doktrin dan ajaran yang sudah diserahkan kepada kita dengan sungguh-sungguh. Terlebih bagi kita yang berani mengaku diri sebagai pemimpin-pemimpin gereja, kita adalah terang bagi orang kafir dan terang bagi dunia, kita harus membawa mereka datang kepada Tuhan.
Marilah kita mempelajari firman dengan baik, sehingga melalui ajaran, jawaban dan bimbingan yang kita berikan, orang lain melihat mercu suar yang masih bersinar, bukan mercu suar yang sudah padam. Sebagai pemimpin Kristen, kita harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Saya menghimbau para pemimpin gereja: baik pendeta, majelis, penatua, guru sekolah minggu, pemimpin kelompok kecil dan yang lainnya, marilah kita belajar firman Tuhan dengan baik. Kalau tidak, letakkanlah jabatanmu. Barangsiapa tidak melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan dengan rendah hati, dia akan menjadi penghambat bagi pekerjaan Roh Kudus.
2. Doktrin tentang Oknum Tritunggal
Doktrin Roh Kudus merupakan doktrin yang penting sekali, selain sebagai standar iman di dalam pengakuan Iman Rasuli, juga merupakan doktrin tentang Oknum Allah Tritunggal, Allah yang Maha Esa. Doktrin ini penting sekali, karena Roh Kudus merupakan Oknum, di mana semua pekerjaan Tuhan harus digenapi melalui Dia.
Adapun karya Tuhan yang paling besar adalah: (a) Allah sebagai Pencipta; (b) Allah sebagai Penebus; dan (c) Allah sebagai Pewahyu.
(a). Allah sebagai Pencipta
Pada waktu Allah menciptakan, dari halaman pertama Alkitab, bagian pertama mengatakan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi... Roh Allah (bekerja) melayang-layang di atas permukaan air” (Kejadian 1:1-2). Jadi Roh Kudus jangan dimengerti hanya sebagai suatu gerakan atau semacam fenomena psikologis, tetapi sebagai Allah yang bekerja. Hal tersebut sudah dibuktikan sejak pasal pertama, halaman pertama, bagian pertama dari Kitab Suci. Waktu Allah menciptakan, Roh Allah-lah yang menggenapi dan melaksanakan pekerjaan itu.
(b). Allah sebagai Penebus
Pada waktu Allah menebus, Dia mempersiapkan dan memberikan predestinasi. Kristus datang ke dunia untuk menggenapi rencana yang telah Allah persiapkan, dengan mati di atas kayu salib. Tetapi pada waktu keselamatan yang sudah digenapi oleh Kristus itu berlangsung di dalam diri manusia, yang memberikan hidup, dan yang memperanakan kembali. Kita harus dilahirkan kembali. Kita perlu diperanakan oleh Roh Kudus yang dari atas. Barangsiapa tidak diperanakkan dari air dan Roh, dia tidak bisa masuk ke dalam kerajaan Allah (Yohanes 3:3-5)
(c) Allah sebagai Pewahyu
Roh Kudus bukan saja berperan di dalam penciptaan, di dalam penebusan, juga di dalam pewahyuan; yaitu di dalam mewahyukan diri-Nya dan memberikan kebenaran kepada manusia. Allah memberikan wahyu kepada manusia melalui inspirasi yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Pada waktu Roh Allah berada pada diri nabi-nabi dan rasul-rasul, mereka digerakkan dan diberi inspirasi, lalu mereka menuliskan apa yang di wahyukan itu menjadi Kitab Suci (2 Petrus 1:20-21).
Tiga karya Allah yang paling penting ini dikerjakan melalui Oknum Ketiga: di dalam penciptaan – Allah menciptakan melalui Roh Kudus; di dalam penebusan – Allah memberikan hidup baru melalui Roh Kudus; di dalam pewahyuan - Allah menurunkan firman ke dunia melalui Roh Kudus.
Maka, tidaklah benar jika ada yang mengatakan bahwa doktrin Roh Kudus tidak penting, atau kita boleh untuk tidak mengenal Roh Kudus, Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kudus adalah pelaksana dari semua pekerjaan Allah, karena Roh Kudus adalah pelaksana dari semua pekerjaan Allah , karena Roh Kudus yang menurunkan Firman menjadi wujud di dalam dua bentuk, yaitu (1) melalui Roh Kudus, Firman menjadi daging dan (2) melalui Roh Kudus, Firman menjadi Kitab Suci.
Saya tidak akan menggabungkan karya yang ketiga ini ke dalam karya yang kedua, seperti yang dilakukan Karl Barth. Saya mengatakan dua hal yang penting: Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga ke dalam dunia, di dalam bentuk daging,yaitu Yesus Kristus, dan di dalam bentuk tulisan, yaitu Kitab Suci. Kedua hal tersebut merupakan pekerjaan Roh Kudus, tidak ada pekerjaan lain yang bisa menggantikannya. Hanyalah Yesus Kristus yang dilahirkan di dalam dunia melalui Roh Kudus. Ia adalah satu-satunya inkarnasi yang sejati, yang tidak ada gantinya. Hanya Roh Kudus yang menggerakkan para nabi di dalam Perjanjian Lama dan para rasul di dalam Perjanjian Baru memungkinkan Kitab Suci para rasul di dalam Perjanjian Baru memungkinkan Kitab Suci satu-satunya Firman Tuhan yang ditulis lengkap. Tidak ada buku lain yang bisa menggantikannya. Karena Firman diturunkan ke dalam dunia melalui Roh Kudus, maka Roh Kudus menjadi penting sekali. Jika tidak ada Roh Kudus, maka tidak ada Firman yang yang berada di dalam sejarah, tidak ada Pengantara yang pernah berinkarnasi dalam bentuk daging berada di tengah-tengah manusia dan Allah. Inkarnasi hanya terjadi satu kali dan Kitab Suci juga hanya satu. Kristus dan Alkitab-lah yang membawa kita mengenal dan kembali kepada Allah, keduanya terwujud di dalam sejarah hanya melalui Roh Kudus.
3. Doktrin tentang Hidup yang kekal
Hanya melalui Roh Kudus manusia mendapatkan hidup yang kekal. Pemberi hidup dan Pelepas kita dari kuasa dosa dan maut adalah Roh Kudus. Roma 8:2: “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut”.
Inilah perbedaan antara orang Kristen dengan orang bukan Kristen: Orang yang belum Kristen, pada satu hari nanti mungkin akan menjadi Kristen, jika Roh Kudus bekerja di dalam dirinya. Dan kita yang sudah menjadi orang Kristen, bisa mengalami pelepasan dari kuasa dosa, dari kuasa maut dan memperoleh hidup yang kekal dari atas, hanyalah karena pekerjaan Roh Kudus. Hanya melalui Roh Kudus, kita mengenal Allah Tritunggal, kita melihat Allah menggenapi pekerjaan-Nya, kita melihat Firman terwujud di dalam sejarah, dan kita mendapatkan hidup baru. Di dalam Kristus semuanya menjadi baru, karena kita dilahirkan kembali oleh Roh Kudus.
4. Doktrin Penuntun Pengenalan akan Allah
Doktrin Roh Kudus penting karena hanya melalui Roh Kudus saja, manusia bisa mengenal Allah dengan sungguh. 2 Kor 2:10,11: “ Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa terangan di antara manusia yang tahu, apa yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.”
Ini merupakan suatu kunci penting untuk mengerti Allah? Jawabannya adalah Roh Allah sendiri. Keakraban kita segala macam binatang tidak pernah bisa mencapai suatu kesatuan yang erat, sedemikian intim sampai Saudara bisa saling bertukar pikiran dengan binatang kesayangan Saudara. Binatang tidak mempunyai roh manusia, maka dia tidak bisa mengerti apa yang kita katakan kepadanya. Binatang tidak mempunyai wadah untuk menampung, tidak mempunyai mediator untuk menerima, juga tidak mempunyai pengantar untuk bisa bertukar pikiran denga kita. Binatang adalah binatang, manusia adalah manusia. Sebab itu di dalam surat Korintus Paulus berkata, bahwa tanpa roh manusia, tidak ada yang bisa mengerti manusia. Prinsip yang sama juga diterapkan pada hubungan manusia dengan Tuhan Allah: tanpa melalui Roh Allah, tak seorangpun bisa mengenal Allah.
Suatu kali, kami merasa sedih sekali, karena anjing yang sangat kami cintai mati. Tetapi sebelum anjing itu mati, dia jauh lebih sedih dari kami. Waktu itu, kami sekeluarga bertolak dari Surabaya ke Bandung dan anjing itu ditinggal di rumah. Biasanya dia paling sayang pada kakak perempuan saya, tapi saat itu kakak perempuan saya yang ikut ke Bandung, justru dipanggil Tuhan pada hari keempat waktu kami berada di sana. Ketika saya pulang, anjing itu belum mati, tetapi dia sedih luar biasa. Setiap hari pk. 9.00 malam saya melihat anjing itu sudah menungggu di pintu, menunggu kakak saya pulang. Biasanya, kalau kakak saya pulang, dia selalu mengibas-ngibaskan ekornya sambil menggonggong dengan senang sekali. Saya ingin memberitahunya, bahwa ia tidak perlu menunggu lagi, tapi dia tidak mengerti bahasa Indonesia. Saya ingin memakai bahasa anjing, tetapi saya tidak bisa. Anjing itu ingin mengerti jiwa dan perasaan saya, tetapi tidak mungkin, karena dia tidak mempunyai roh manusia. Saya sedih luar biasa, karena setiap kali pintu dibuka dan dia melihat yang datang bukan orang yang ditunggunya, dia langsung menundukkan kepala dan menurunkan ekornya, lalu masuk ke bawah kursi dan tidak mau keluar lagi. Beberapa hari kemudian dia mati. Tidak ada komunikasi, tidak ada kemungkinan untuk mengerti, karena tidak ada roh yang menjadi pengantara antara saya dengan anjing itu.
Kalau binatang tidak bisa mengerti manusia, karena tidak memiliki roh manusia, manusia juga tidak mengerti Allah, jika tidak mengerti-Nya melalui Roh Allah. Itulah arti ayat tadi: “Tanpa Roh Allah, tidak seorangpun mengerti Allah.
Manusia bisa mengenal Allah, karena Roh Allah rela menyatakan kepada menuasia, roh itu tahu bagaimana berkomunikasi dengan manusia. Allah telah menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya sendiri, maka manusia mempunyai sifat rohaniah. Kerohanian di dalam diri seseorang merupakan suatu potensi untuk mengerti Allah, di mana Roh Allah bekerja untuk mengkomunikasikan wahyu Allah kepada manusia.
Jikalau manusia tidak dicipta menurut peta dan teladan Allah, manusia tidak mempunyai aspek rohaniah, dan tidak mungkin bisa menampung wahyu Allah yang bersifat rohaniah. Jika manusia tidak mempunyai kemungkinan atau potensi untuk menerima wahyu sifat-sifat rohani Tuhan Allah, Roh Kudus juga tidak mungkin bekerja di dalam diri manusia. Allah itu Roh adanya, maka manusia yang dicipta menurut peta dan teladan Allah juga bersifat roh adanya. Roh Allah berkerja sebagai komunikator,mewahyukan segala kebenaran-Nya kepada manusia, supaya manusia di dalam rohnya boleh mengenal Allah yang adalah Roh Allah.
Gereja yang tidak mengutamakan Roh Kudus, yang tidak bersandar pada Roh Kudus dan yang tidak berkhotbah menurut pimpinan Roh Kudus sulit membawa anggotanya mengerti firman Allah.
Sampai saat ini, saya yang sudah berkhotbah lebih dari 23.000 kali, (jumlah yang melebihi khotbah siapapun di Indonesia, bahkan lebih banyak dari Billy Graham), tetapi belum pernah mengajar homiletika (cara berkhotbah). Kalau di tanya mengapa Stephen Tong tidak berani atau tidak mengajar homiletika, padahal sudah mendidik lebih dari 700 pendeta dan sudah mengajar lebih dari 30 tahun? Karena saya merasa diri masih belum terlalu pandai berkhotbah. Setiap kali berkhotbah, saya bersandar kepada Tuhan, saya takut khotbah saya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, maka firman yang akan saya sampaikan, saya serahkan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, setiap saat, setiap detik bahkan di atas mimbar pun saya bersandar kepada-Nya, bukan bersandar pada diri sendiri. Sedangkan melalui belajar homiletika, seorang akan merasa dirinya sudah tahu akan cara, teknik, ketrampilan khotbah, dan sudah bisa berkhotbah, maka saya merasa takut. Mungkinkah saya mengajar homiletika? Mungkin. Tetapi saya akan mengajar homiletika sama seperti waktu saya khotbah, penuh dengan kegentaran di hadapan Tuhan.
Apa kaitannya dengan doktrin Roh Kudus? Jika kita mengabarkan atau memberikan firman Tuhan dengan memberikan komentar atau eksegesis secara hermeneutika, jangan lupa bahwa kita sedang menyampaikan firman yang sudah Roh Kudus wahyukan dan sekarang Roh Kudus akan mengajarkannya kepada para pendengar, kita hanyalah penyambung lidah saja. Namun kalau kita mengambil alih: kita merasa kitalah yang pintar, kitalah yang berkhotbah, Roh Kudus akan kita singkirkan, karena kita sudah tahu akan cara berkhotbah, sudah tahu Kitab Suci, kitalah yang menjadi tuan rumah. Saat itulah gereja sulit mengetahui kemauan Roh Kudus. Berbeda sekali dengan gereja, dimana Tuhan bekerja dan menyatakan kehendak-Nya kepada jemaat. Akan ada perbedaan yang besar sekali antara seorang pengkhotbah yang membuka sesuatu yang sudah ditulis di dalam Kitab Suci dengan hati yang takut akan Tuhan, dengan seorang pengkhotbah menghadirkan tahta Tuhan dan kedaulatan Roh Kudus yang sedang mendidik jemaat-Nya melalui mulutnya yang begitu terbatas. Maka, dirinya sendiri juga ikut menerima didikan. Akibatnya seluruh jemaat-dari pendeta sampai pendengar – merasakan Roh Kudus sedang mengajar jemaat-Nya. Itulah kebaktian yang indah.
Kita perlu membawa gereja kembali kepada standar yang sesuai dengan kehendak Roh Kudus, di mana firman diajarkan melalui pengajar yang mempunyai rasa takut dan gentar kepada Tuhan, yang sadar bahwa dirinya hanya sebagai penyambung lidah saja. Roh Kudus yang mewahyukan Kitab Suci, dialah yang mengajar semua orang. Roh Kudus perlu mengurapi kita, memakai kita, barulah semua perkataan dan pengajaran kita menjadi berkat bagi setiap orang yang datang kepada Tuhan.
5. Doktrin tentang Pewahyu
Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kudus adalah Pewahyu. Itulah sebabnya kalau Roh Kudus tidak memimpin manusia kembali kepada pengenalan akan Tuhan yang benar, tidak ada satu khotbah yang berguna, tidak ada satu pengajaran katekisasi yang berfungsi, dan tidak ada satu kebaktian yang menyatakan kemuliaan Tuhan.
Tetapi puji Tuhan, jika Roh Kudus bekerja di tengah-tengah kebaktian dengan prinsip yang kita pegang saat ini: Roh Kudus adalah Pewahyu, Pengajar, Pemberi pencerahan; iluminasi kepada manusia, maka setiap orang yang mengajar, yang belajar, yang berkhotbah, yang mendengar, semuanya berada di bawah naungan kuasa Roh Kudus, maka kebaktian itu menjadi indah luar biasa.
Saudara tidak usah takut jikalau khotbah Saudara terlalu keras, sehingga orang tidak mau mendengarnya. Juga jangan beranggapan kalau khotbah Saudara menyenangkan, maka orang akan menjadi senang. Khotbah yang hanya mau menyenangkan manusia, tetapi tidak takut pada Tuhan akan mengakibatkan orang membenci pengkhotbahnya. Khotbah yang keras tetapi tidak berdasarkan kuasa Tuhan, hanya berdasarkan otoritas diri sendiri juga akan mengakibatkan jemaat membenci pengkhotbahnya. Rumus berkhotbah mana yang akan kita pakai, yang keras atau yang lembut, yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan manusia? Semua itu tidak penting! Yang penting adalah khotbah yang Tuhan kehendaki. Kalau Tuhan menginginkan kita mengkhotbah hal yang keras, silahkan khotbahkan hal tersebut! Waktu seseorang bersandar kepada Tuhan dan Roh Kudus bekerja, khotbah yang keras justru akan menghasilkan pertobatan yang paling besar. Kalau Tuhan tidak menyuruh Saudara mengkhotbahkan hal yang menyenangkan manusia, tetapi saudara lakukan dengan sengaja, maka sebenarnya Saudara sedang mengikat pekerjaan Roh Kudus. Kita yang berada di dalam tubuh Kristus harus peka sekali; bagaimana mempersilahkan Roh Kudus menjadi Tuan, dan kita semua menjadi hamba, menjadi anak-anak yang taat kepada-Nya.
6. Doktrin tentang kehidupan Kristen
Doktrin Roh Kudus penting, karena Roh Kuduslah yang memungkinkan orang Kristen dapat menjalani hidup rohani dan suci sesuai dengan kehendak Allah. Sekali lagi, hanya melalui kuasa dan urapan Roh Kudus kita dapat menjalani kehidupan Kristen yang sejati, kesucian yang sejati, dan kerohanian yang sejati. Hidup rohani, hidup suci hanya bisa di capai kalau seseorang mau mematuhkan diri, taat kepada Roh yang telah melahirkan dan memberikan hidup baru kepadanya. Jika orang Kristen tidak taat kepada pimpinan Roh Kudus, jangan kira dia bisa menyatakan hidup yang suci, yang dipenuhi Roh kira dia bisa menyatakan hidup yang suci, yang di penuhi Roh Kudus, yang berbuah dan yang rohani. Itu tidak mungkin.
Apakah artinya rohani? Adakah rumus, dalil atau bentuk yang biasa kita pakai sebagai patokan untuk mengukur rohani seseorang? Tidak ada! Waktu L. Moody dipenuhi Roh Kudus, dia tidak merasakan sesuatu, kecuali suka cita yang memenuhi hatinya. Waktu Charles Finny dipenuhi Roh Kudus, dia merasa seperti ada aliran listrik yang turun dari kepala sampai ke kakinya. Ada orang pada waktu dipenuhi Roh Kudus, merasakan suka cita yang luar biasa, merasa bersatu dengan Kristus secara intim dan manis, sehingga dia bisa berdoa berjam-jam dan tidak ingin bangun. Ada pula yang tadinya pengecut, selalu merasa takut, kuatir, setelah dipenuhi Roh Kudus dia menjadi suka dan berani memberitakan kabar Injil dengan suara yang keras kepada siapa saja, bahkan kepada para pejabat tinggi. Tidak berarti kalau seseorang dipenuhi Roh Kudus dengan cara tertentu, maka semua orang lain harus ikut-ikutan. Itu adalah celaka yang besar!
Apakah karena Stephen Tong keras, lalu orang mengira mereka yang di penuhi oleh Roh Kudus harus begitu? Tidak! Jangan mengikuti saya; kau adalah kau, dia adalah dia, saya adalah saya. Kembangkan diri Saudara sesuai dengan pimpinan Tuhan terhadap Saudara secara pribadi. Setiap orang di penuhi oleh Roh Kudus dengan cara yang berbeda-beda dan hasil pelayanan berbeda-beda juga.
Jangan menganggap orang lain yang berhasil membuat puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang tertarik pada khotbahnya pasti dipenuhi Roh Kudus, dan gereja yang tidak maju-maju, pasti karena pendetanya tidak di penuhi Roh Kudus. Ada orang yang di penuhi Roh Kudus sekali berkhotbah membawa 3.000 orang bertobat, seperti Petrus. Greatingson dari Manila mengatakan, Petrus sekali berkhotbah 3.000 orang bertobat, pendeta sekarang 3.000 kali berkhitbah tidak seorangpun bertobat. Tetapi ketika Stefanus yang di penuhi Roh Kudus berkhotbah, dia tidak mendapat 3.000, tetapi mendapat 3.000 buah batu. Petrus dipenuhi Roh Kudus. Stefanus juga. Petrus berkhotbah tentang Yesus yang di salib Stefanus juga. Petrus berkhotbah tentang Yesus yang bangkit dari kematian, Stefanus juga. Tetapi selesai berkhotbah, Petrus yang di penuhi Roh Kudus, menyebabkan 3.000 orang yang hatinya merasa tertusuk dan tergerak, lalu bertobat dan menerima Yesus. Sedangkan Stefanus, setelah dia menyampaikan khotbah yang sama dengan Roh Kudus yang juga memenuhi dirinya, bukan mendapat 3.000 yang bertobat, melainkan 3.000 orang yang mengeraskan hati, lalu melemparinya dengan batu dan membunuhnya.
Ada orang berkata: ”Kalau mau melihat orang yang mempunyai Roh Kudus lihat saja di Korea, di sini tidak ada.” Ada juga yang beranggapan, “ kalau orang memiliki Roh Kudus dia akan berteriak-teriak, jadi kalau tidak berteriak-teriak berarti tidak mempunyai Roh Kudus.” Jangan sembarangan mengikat Roh Kudus di dalam kotak-kotak pengalaman pribadi yang berbeda-beda. Ada orang rohani yang berdoa dengan berdesis, tetapi ketika orang lain berdoa dengan berdesis, mungkin giginya sedang sakit. Ada orang lain merasakan Tuhan itu begitu besar, sampai dia tidak bisa tahan, itu merupakan pekerjaan Roh Kudus. Sementara ada orang yang tidak merasakan sesuatu, itupun bisa merupakan pekerjaan Roh Kudus.
Sudah lebih dari lima puluh tahun yang lalu, Indonesia mulai membentuk keharusan-keharusan yang tidak perlu, seperti: kalau tidak muntah-muntah berarti belum mengalami pelepasan, kalau belum berbahasa lidah berarti belum memiliki Roh Kudus, dll. Ada segolongan orang Kristen yang menekankan bahwa jika ia belum muntah-muntah, ia belum bertobat dan belum memiliki Roh Kudus. Sampai kapan gerja Tuhan berada dalam keadaan seperti ini?
Mari kita kembali pada Alkitab: Adakah tertulis bahwa orang yang bertobat harus muntah-muntah? Adakah tertulis bahwa orang harus berdoa dengan gemetaran? Tidak ada! Mari kita kembali ke Alkitab. Apa dasar ajaran seperti itu? Berdasarkan pengalaman. Hal sedemikian tidak benar! Ajaran kita harus berdasarkan firman. Jika pengalaman kita tidak cocok dengan keseluruhan prinsip Alkitab, yang perlu kita buang adalah pengalamannya, sedangkan Alkitab perlu kita pegang terus. Yang jelas, Roh Kudis turun kepada seseorang, memenuhi seseorang, orang itu mampu melalui hidup suci, hidup rohani, tetapi bukan hidup rohani yang di ukur dengan patokan atau standar pengalaman pribadi.
7. Doktrin tentang Kuasa Pekabaran Inji.
Doktrin Roh Kudus itu penting sekali, karena mengenal, memiliki dan mengalami kuasa Roh Kudus adalah rahasia kesuksesan kita dalam mengabarkan Injil.
Tanpa urapan Roh Kudus yang dari atas dan tanpa Roh Kudus memenuhi seseorang, kita tidak bisa, tidak berani dan tidak akan berhasil bersaksi bagi Tuhan. Puji Tuhan! Sebab itu Yesus berkata: ”Jangan pergi dulu.” Di dalam amanat agung, Tuhan Yesus mengutus murid-muridnya untuk pergi mengabarkan Injil ke seluruh dunia, untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya, dan janji-Nya: “ Aku akan menyertai kamu sampai selama-lamanya.” Seharusnya mereka pergi, tidak perlu menunggu di Yerusalem sampai Roh Kudus turun akan mereka. Namun Dia yang menyuruh mereka pergi juga adalah Dia yang menyuruh mereka jangan pergi. Dia yang mengutus mereka pergi, juga adalah Dia yang menyuruh mereka menunggu sampai Roh Kudus turun. Kalau kita mengabarkan injil dengan berdasarkan atas kekuatan, pengalaman, kepandaian, talenta dan segala karunia yang kita miliki, kita tidak akan menghasilkan buah apapun. Hanya dengan bersandar pada kuasa Tuhan yang sudah turun atas kita, barulah kita bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan.
BAB II : ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
MENGENAL ALLAH ROH KUDUS
Setelah kita membahas tujuh aspek tentang pentingnya doktrin Roh Kudus, kita akan melanjutkan dengan membahas sebutan-sebutan (atribut-atribut) atau nama-nama Roh Kudus di dalam Alkitab. Nama-nama ini sekaligus mengindikasikan karakter dan pekerjaan Roh Kudus. Nama-nama yang di pakai untuk Roh Allah adalah nama-nama yang dipilih khusus untuk menyatakan karakteristik yang khusus, yang unik, sekaligus menyatakan karya dari Roh Allah ini, sehingga melalui nama-nama ini kita akan mengenal siapa Roh Kudus. Itulah sebabnya nama-nama Roh Kudus di dalam Alkitab begitu banyak. Terdapat puluhan nama untuk Roh Kudus, di antaranya boleh digolongkan ke dalam beberapa kategori yang peting. Di bawah ini adalah nama-nama Roh Kudus yang penting.
1. Roh Kudus adalah Roh Allah
Roh Kudus adalah Roh-nya Allah, Roh yang keluar dari Allah, Roh yang dimiliki Allah, Roh kepunyaan Allah sendiri. Arti dari Roh Allah adalah Roh yang keluar atau yang berasal dari Allah. Rohnya Allah sendiri, Roh dari hidupnya Allah sendiri (band. Kejadian 1:2).
2. Roh Kudus adalah Roh kekekalan
Atribut Roh yang kekal (lbrani 9:14) menunjukkan bahwa Dia mempunyai sifat Ilahi yang sama dengan Allah. Sebelum dan sesudah penciptaan, dari kekal sampai kekal, Dia hidup adanya. Roh Kudus adalah Roh yang kekal, sebelum dunia diciptakan dan sesudah dunia dimusnahkan melalui panghakiman Tuhan Allah. Dia tetap ada. Dia kekal adanya, tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.
3. Roh kudus adalah Roh Kebajikan
Roh Kudus juga disebut sebagai Roh Kebajikan, yaitu Roh yang suci dan bajik. Sebutan ini menunjuk kepada kebajikan (goodness), karakter moral dari Roh Kudus. Dia mempunyai kesucian dan kebajikan sebagai dasar etika dan moralitas-Nya. Suatu kekuatan yang memampukan orang yang berdiri di atas dasar ini menjadi orang yang bermoral. Hanya di atas dasar inilah manusia bisa berbuah, karena Roh itu adalah Roh yang suci dan yang bijak; the good Spirit, the Holy Spirit. Karena Dia adalah Roh yang suci dan bijak adanya, itulah sebabnya dari dalam diri-Nya keluar buah-buah yang baik, dan di atas-Nya kita mendirikan karakter dan etika moral kita.
4. Roh Kudus adalah Roh Kemuliaan
Atribut ini khususnya di kaitkan dengan penganiayaan yang dihadapi gereja. Pada waktu gereja di aniaya, mereka menyatakan Roh kemuliaan Tuhan Allah; maksudnya pada waktu mereka dipermalukan, Tuhan mempermuliakan mereka yang sedang dipermalukan. Ketika gereja dianiaya, ketika orang Kristen ditindas, ketika hak mereka untuk beriman dirampas oleh sesama, ketika mereka disiksa, saat itulah kemuliaan Tuhan ada pada mereka.
Silahkan perhatikan, pakaian dan keberadaan pakaian adalah identik dengan kebudayaan. Fakta ini membuktikan bahwa dosa asal itu ada. Mengapa manusia yang tidak berpakaian dianggap sebagai orang yang tidak berbudaya? Bukankah dengan kata lain busana adalah kata ganti kebudayaan? Di mana kebudayaan berada, di situlah busana memainkan peran yang penting sekali. Di dalam peragaan busana, manusia berusaha menyatakan keindahan tubuh, dengan pakaian yang dirancang secara serius. Bangsa yang tidak memakai pakaian dianggap bangsa yang kurang berbudaya., maka busana menjadi kata ganti kebudayaan. Tetapi busana baru ada pada Kejadian 3, setelah Allah menyatakan dosa Adam. Adam diperintahkan untuk menanggalkan pakaian dari daun-daunan yang dibuatnya, dan Allah menggantikannya dengan kulit binatang. Adanya busana membuktikan adanya sejarah dan fakta tentang dosa asal. Busana hanya menutupi kita, karena kemuliaan kita sudah berkurang oleh dosa, maka surat Roma menuliskan, semua orang sudah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. karena kemuliaan Allah telah hilang, maka kita perlu menutup hal-hak yang malu dengan pakaian. Busana hanyalah pengganti sementara, tetapi pada waktu orang Kristen dianiaya, pada waktu hak beriman mereka direbut, hak beragama mereka ditindas oleh musuh-musuh gereja, saat itulah Roh kemuliaan ada pada mereka. Maksudnya, pada waktu seseorang dianiaya, dalam pandangan manusia, seharusnya dia akan merasa begitu malu, begitu rendah, begitu hina, dia diejek, difitnah, dipukul, ditindas, namun disaat seperti itu, orang beriman melihat Roh Kudus ada pada dirinya, Roh Kudus menyatakan aspek kemuliaan Allah bagi mereka yang dipermalukan.
5. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran
Ini adalah istilah Roh Kudus yang terpenting, istilah-istilah yang disebutkan di atas adalah istilah-istilah yang tidak boleh dipisah-pisahkan. Demikian juga istilah Roh dan kebenaran tidak bisa dipisah-pisahkan. Roh Allah - Roh Kudus dan kekekalan tidak boleh dipisahkan. Roh Kebajikan – Roh Kudus dan kebijakan tidak boleh dipisahkan. Roh Kebenaran – Roh Kudus dan kebenaran tidak boleh dipisahkan. Roh Kemuliaan – Roh Allah dan kemuliaan Allah tidak boleh dipisahkan. Maka pada waktu kita menyebut Roh Kudus adalah Roh Kebenaran berarti Roh Kudus dan kebenaran tidak boleh dipisahkan.
Barang siapa berkata, saya berkhotbah dengan Roh Kudus tetapi tidak memerlukan kebenaran, tidak memerlukan kitab suci, tidak memerlukan pikiran, orang itu sedang membual. Sama seperti mereka yang mengatakan, saya akan berkhotbah dengan pikiran, dengan teologi, dengan banyak buku-buku referensi tetapi tidak memerlukan Roh Kudus, juga sedang membual. Karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, maka Roh Kudus dan kebenaran tidak boleh dipisahkan.
Jika kita berkhotbah, berarti kita sedang memaparkan kebenaran,dan kebenaran itu dipaparkan dengan kuasa Roh Kudus. Itulah khotbah yang beres. Jika kita belajar teologi, teologi masuk ke dalam otak kita, kebenaran semakin bertambah di otak kita, bersama dengan itu, hati kita juga semakin digerakkan oleh Roh Kudus yang memberikan kebenaran. Itulah belajar teologi yang benar. Bila pada waktu kita belajar teologi, kebenaran masuk sebagai pengetahuan tetapi gerakan Roh Kudus tidak masuk menjadi kuasa yang mengatur, memerintah dan mengubah hidup kita, celakalah kita! Sebab itu, semakin kita belajar teologi, ada kemungkinan kita menjasi semakin munafik, semakin dingin, semakin tidak mempunyai hati dan kerinduan untuk melayani. Kejadian demikian terjadi karena pertambahan yang tidak seimbang, hanya bertambah didalam pengetahuan tetapi tidak di dalam Roh Pewahyu yang mengontrol pengetahuan yang kita terima. Maka setiap kali bericara atau menyebut nama Allah, hendaknya kita sadar bahwa kita sedang berbicara di hadapan Allah. Setiap kali berkhotbah, hendaklah kita sadar bahwa Roh Kebenaran sedang bekerja melalui khotbah itu. Setiap kali kita membaca Kitab Suci, hendaklah kita sadar bahwa kita membuka kitab itu dangan gentar, karena yang mewahyukan kebenaran sedang mengawasi hidup kita.
Keseimbangan dalam keduanya: Roh dan kebenaran, akan membuat kerihanian kita stabil, sehat dan bertumbuh secara wajar. Sebaliknya, jika kita memisahkan Roh dan kebenaran dengan sengaja, berarti kira menjatuhkan diri ke dalam jurang yang bahaya dan gelap. Ada sementara orang yang berpendapat, tidak perlu banyak membaca buku, tidak perlu mengerti, tidak perlu memakai pikiran, pokoknya hanya Roh Kudus saja. Pendapat itu akan membawa kita pada kegelapan yang tidak bertanggung jawab: semua gejala kita anggap Roh Kudus, padahal kalau kita kembali kepada Alkitab, ternyata banyak yang menyeleweng dari firman Tuhan. Ada juga yang berpendapat, tidak perlu Roh Kudus, cukup dengan membaca buku-buku Bultmann, Karl Barth dan teolog-teolog penting lainnya. Asal lulus, asal mendapat gelar pasti ditahbiskan menjadi pendeta.
Ada sekolah teologi di Indonesia yang buku perpustakaannya selalu hilang, karena ada siswa yang mencuri dan menjualnya, sehingga dosennya perlu mencari buku-buku yang hilang tersebut di sebuah pasar, menebusnya dan mengembalikannya ke perpustakaan. Tahun depan siswa lain menjualnya lagi. Bila seseorang ingin menjadi pendeta, gampang sekal. Sesudah lulus, ditahbiskan, memakai jubah hitam atau toga putih, tapi mukanya setengah putih setengah hitam. Adakah siswa sekolah tinggi yang mencuri uang? Ada. Sekolah teologi mana? Sekolah teologi Yesus. Murid Yesus juga mencuri uang. Pendeta pertama yang mencuri uang adalah pendeta Yudas. Saya tidak ingin mempermasalahkan siapapun. Di sekolah teologi yang saya dirikan pun hal yang sama juga bisa terjadi. Sekolah yang saya dirikan tidak lebih baik dari pada sekolah lain. Saya hanya berdoa agar Tuhan memeliharanya dengan baik.
Namun demikian, saya mengajar semua orang yang belajar yang ikut kelas katakesasi, yang ikut sekolah teologi, yang ikut pemahaman Alkitab atau yang iktu kelompok kecil, atau ikut PA (Pemahaman Alkitab), khususnya bagi mereka yang terlalu aktif, di sini ikut , di sana ikut, karena tidak ada pekerjaan, agar mereka mau bertumbuh kerohanian dan pengetahuannya secara seimbang. Banyak istri orang kaya yang tidak mempunyai pekerjaan, dari pagi sampai malam bisa ikut persekutuan manapun karena ia tidak usah mengurus anak, pembatunya banyak; ia tidak usah masak, tidak usah mencari makan, jadi bisa terus menerus ikut persekutuan. Tetapi saya melihat kerohanian dan pengetahuannya tidak maju. Mereka mengikuti segala macam persekutuan. Mereka menganggap semua baik, semua cocok, tetapi ketika ditanya, semua tidak mengerti.
Bermula di dalam pengetahuan dan di dalam kerohanian adalah pekerjaan Roh Kudus yang sejati. Akan menjadi berbahaya jika pengetahuan kita lebih tinggi dari kerohanian kita, karana hal itu akan membuat kita menjadi congkak, menjadi pengeritik dan menjadi penghakim orang lain. Cinta kasih kitapun luntur. Sebaliknya, jika kerohanian kita begitu tinggi, tetapi pengetahuan kita tidak bertambah, maka kerohanian yang tidak bertanggung jawab itu akan membawa banyak gejala, pengalaman, mimpi dan keajaiban, yang sebenarnya bukan keajaiban, masuk ke dalam gereja.
6. Roh kudus adalah Roh yang Mewahyukan
Di dalam Efesus 1:17-18, kita melihat pekerjaan Roh yang sedikit berbeda dari Roh Kebenaran. Roh Kebenaran adalah Roh yang memberi kebenaran, Roh yang adalah kebenaran dan Roh yang memimpin kita masuk ke dalam kebenaran. Kebenaran yang dikaitkan dengan Oknum ketiga dari Allah Tritunggal. Tapi Roh Pewahyu merupakan Roh yang bertindak sebagai Penyingkap kebenaran Tuhan kepada manusia. Pekerjaan membukakan (revealing) itulah yang ditekankan di dalam istilah ini.
Saya kira ayat inilah yang membuat sebagian orang kalau berdoa selalu berkata, “ Oh Tuhan, berikan wahyu kepada saya; sekarang wahyukan kepada saya.” Saya harap Saudara memperhatikan kalimat berikut ini: ketika Tuhan memberi wahyu kepada seseprang, Dia memberi inspirasi, memberi gerakan, setelah Kitab Wahyu selesai seluruhnya; sudah lengkap; sudah selesai diberikan kepada kita maka Roh yang memberikan wahyu itu tidak lagi mewahyukan, tapi memberi iluminasi, supaya manusia kembali pada wahyu yang sudah tertulis. Revelation, lalu iluminatio
Wahyu menghasilkan kebenaran tertulis, di mana Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi, dan di Perjanjian Baru ditulis oleh para rasul. Setelah wahyu diberikan secara lengkap, maka Roh Kudus tidak lagi mewahyukan, meskipun Dia adalah Roh yang memberi wahyu, tapi Dia juga Roh yang memberi iluminasi. Kesinambungan dari pekerjaan mewahyukan adalah memberikan pencerahan, iluminasi, sehingga orang bisa mengerti apa yang telah diwahyukan.
7. Roh Kudus adalah Roh yang membangkitkan kesadara.
Ayat yang sama juga mengemukakan istilah lain untuk Roh: Roh yang memberikan kesadaran; Roh yang menginsyafkan manusia. Ini sama dengan memberi iluminasi atau hikmat (atau disebut juga sebagai Roh Hikmat). Pada waktu cahaya ityu diberikan, kita memperoleh pencerahan, kita bangun dan melihat, mata kita tercelik, dan kita menjadi sadar akan artinya.
Nama-nama lain bagi Roh Kudus :
a. Roh strategi
Selain nama-nama yang penting ini, masih ada nama-nama lain untuk Roh Kudus. Yang tercantum di dalam Perjanjian Lama: Roh Hikmat, Roh Strategi, Roh Kuasa, Roh yang berkobar-kobar.(1) Yesaya mengatakan (Yesaya 11:2), waktu Kristus datang ke dalam dunia, Roh Allah akan diberikan kepada-Nya sehingga Dia memiliki Roh Bijaksana, Roh Pengetahuan, Roh Strategi, dan Roh yang membakar, mengobarkan, semua ini bersangkur paut dengan palayanan.
Di dalam pelayanan, Roh Kudus tidak membutakan pikiran manusia, sebaliknya justru mencelikkan mata rohani, membukakan pikiran dan kesadaran di dalam otak manusia. Itulah yang di sebut Roh Hikmat. Roh Kebenaran, Roh Pengetahuan, Roh Bijaksana diberikan kepadanya, sehingga janganlah berpikir kalau seorang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus, dia akan menjadi orang bodoh. Orang yang dipenuhi, dipimpin oleh Roh Kudus, bukannya tidak perlu bijaksana atau berpengetahuan, justru Roh Kudus memberikan bijaksana dan pengetahuan kepada seseorang.
Di dalam Perjanjian Lama ada dua orang pemuda yang tidak pernah dicatat keburukannya, tidak pernah dituliskan dosanya, seolah-olah mereka tanpa salah, padahal mereka juga tergolong orang berdosa yang perlu ditebus, yaitu: Yusuf dan Daniel. Di kitab Kejadian, kita membaca riwayat Yusuf, tidak dituliskan kesalahannya atau cacat cela hidupnya. Dia tidak berbohong, tidak congkak, tidak tamak, tidak mencuri, semua yang ditulis tentang kehidupannya adalah kebaikannya. Demikian juga di dalam kitab Daniel pasal 1-6, kita membaca riwiayat Daniel, di dalamnya kita tidak mendapati satu kalimat yang menyebut akan dosanya. Abraham, Daud, Musa, Harun, Ayub, Salomo dan semua tokoh-tokoh penting dalam Alkitab dicatat kesalahannya. Tapi kedua orang itu tidak pernah disebut kesalahannya, dan kedua-duanya pernah disebutkan Roh Allah ada pada mereka, maka mereka berkerja dengan bijaksana yang melebihi orang lain, mereka begitu pandai. Pengetahuan dan bijaksana mereka tinggi sekali. Itulah sebabnya kita tidak perlu percaya pada ajaran yang mengatakan jika seseorang sudah dipenuhi Roh Kudus maka otanya tidak berfungsi, IQ-nya menurun atau menjadi bodoh. Karena Alkitab memberikan ajaran yang berlainan dengan ajaran tersebut.
Ada seseorang di Taiwan berkata, “Dulu saya selalu menjadi juara kelas, setelah saya percaya Tuhan, nilai saya jadi biasa-biasa saja. Puji Tuhan!”
“Apanya yang di puji Tuhan? Nilainya menurun mengapa puji Tuhan?”
“Begini Pak, kalau dulu saya menjadi juara kelas, saya menjadi sombong, tetapi sekarang, saya sengaja mendapat nilai jelek supaya Tuhan yang dimuliakan.”
“Apa? Mendapat nilai jelek supaya Tuhan dimuliakan?”
“Ya. Supaya orang tidak lagi melihat saya besar, saya pandai. Lalu mereka memuliakan Tuhan bukan memuliakan saya.”
Jawab saya kepadanya: “Alkitab berkata, Daniel mendapat juara pertama. Apakah Tuhan tidak dipermuliakan karenanya?” Alangkah baiknya kalau semua orang Kristen mendapat angka yang baik, studinya beres, kerjanya jujur untungnya bersih.
Bukan menjadi kaya karena lotere, lalu memuji Tuhan, itu tidak mulia. Puji Tuhan, karena saya bisa mencuri banyak uang, maka sekarang saya menjadi kaya. Puji Tuhan, saya bisa mencuri banyak bahan, karena real estate yang saya bangun memakai bahan yang paling murah, tapi dijual dengan harga yang paling mahal. Menjadi kaya dengan cara seperti itu tidak mulia, karena kekayaanmu datang dari Setan bukan dari Tuhan. Datang dari penipuan, bukan dari kejujuran.
Namun bila seseorang mengerjakan segala sesuatu dengan mutu terbaik, jaminan terbaik, orang lain merasa puas, dan ia tetap mendapat untung, maka kemuliaanpun bagi Tuhan. Memang tidak mudah, tetapi saya percaya, bila Roh Kudus datang dan memenuhi seseorang, dia akan menjadi lebih berbijaksana dan lebih berpengetahuan.
Mungkin saudara merasa heran, mengapa saya harus mengajak orang seperti Yahya Ling, orang top di dunia musik untuk datang ke Indonesia? Atau mengajak Cheng Yung, seorang penyanyi klasik yang top ke Indonesia? Saya mau membuktikan bahwa mereka yang begitu hebatpun masih memerlukan Tuhan, mereka datang bukan untuk uang, tetapi untuk memuliakan Tuhan. Kalau bukan Roh Kudus yang menggerakkan, tentu akan lain jadinya. Dengan adanya beberapa orang kaya menjadi orang Kristen membuktikan, selain Kristus, kekayaan tidak pernah bisa memuaskan hati manusia. Saya bukan mau memakai uang mereka atau memuliakan mereka, kalau bukan karena cinta Tuhan, uang merekapun tidak perlu dipersembahkan.
Roh Kudus datang justru memberikan bijaksana, pertolongan dan pengetahuan pada manusia, bukan membunuh rasio mereka. Karena ajaran yang sesat, yang salah, yang tidak sesuai dengan Alkitab. Roh Kudus tidak membunuh kekuatan berargumentasi kita dan kemampuan berpikir kita. Roh Kudus datang untuk meningkatkan hikmat dan pengetahuan kita. Karena Roh Kudus disebut Roh kebenaran, Roh pengetahuan dan Roh Bijaksana, Roh hikmat; Roh yang memberi bijaksana kepada manusia, itulah sebabnya kita tidak perlu takut kalau kebijaksana kita yang tinggi dan pengetahuan kita yang luas akan menjadi rusak. Yang penting adalah bagaimana menyerahkan bijaksana dan pengetahuan yang kita terima untuk memuliakan Tuhan, karena inilah yang membuat bijaksana dan pengetahuan kita menjadi berkat bagi sesama dan menjadi kemuliaan bagi Tuhan, Sang Pemberi.
b. Roh yang Tak Terbatas
Selain beberapa nama penting yang disebutkan di dalam kitab Yesaya, kita melihat Alkitab juga memberikan nama-nama lain kepada Roh Kudus: Roh yang tidak terbatas (Yoh 3:34). Allah memberikan Roh yang tidak terbatas kepada manusia, sehingga barangsiapa yang menerima Dia, mengetahui bahwa mereka telah memperoleh meterai dari Tuhan Allah sendiri.
Roh yang tidak terbatas, yang begitu mutlak adalah Roh Allah. Roh Kudus disebut sebagai Roh yang tidak terbatas, karena Dia mempunyai kuat kuasa Allah sendiri, sehingga kuasa-Nya lain dari kuasa lain. Kira-kira tahun 1965, saya berkhotbah dan adik saya, Dr.Joseph Tong yang menjadi penerjemah saya di suatu kebaktian, di Tulungagung. Di sana seorang pendeta Pantekosta mengajarkan bahasa Inggris kepada seorang dukun, ahli mengundang Setan. Ketika dukun itu diundang untuk menghadiri kebaktian tersebut, dia pun datang. Ketika dia mendengar khotbah, dia merasa takut sekali. Selesai kebaktian dia berkata, “Besok saya tidak berani datang lagi”.
“Mengapa?”
“Karena di dalam diri orang Kristen ada Roh yang begitu besar, yang tidak terbatas, lain dengan roh yang biasa saya panggil.”
Pendetanya bertanya, “Bagaimana kamu tahu hal itu? Apakah kau betul-betul mengakui bahwa roh setan dan kuasanya kalah dengan Roh yang ada pada orang Kristen?”
“Betul.”
“Apa buktinya?”
Dia berkata, “Saya hanya mempunyai kuasa untuk memanggil Setan datang, semakin banyak jumlahnya. Repotnya setelah dipanggil, mereka tidak mau disuruh pergi, kuasa saya hanya cukup untuk memanggil, tetapi untk mengeluarkan tidak bisa. Seumur hidup ini, saya memanggil Setan datang dengan kuasa sihir untuk bekerja sama dengan saya, sekarang sudah banyak jumlahnya, tapi satupum tidak ada yang mau pergi. Saya melihat Stephen Tong dan pendeta-pendeta lain mempunyai kuasa untuk mengusir Setan, itu yang tidak pernah saya impikan. Saya tidak pernah tahu akan hal ini.” Waktu dia mengatakan perkataan itu kepada saya, saya langsung membuka 1Yohanes 4:4, “Ketahuilah bahwa Roh yang ada padamu lebih besar dari pada roh yang ada di dunia.”
Tetapi sayang, banyak orang Kristen masa kini tidak sadar akan hal itu. Adakah saudara memiliki Roh itu? Ada. Kalau saudara sudah diselamatkan, berarti Roh yang tidak terbatas itu ada pada saudara. Kalau saudara sudah sungguh-sungguh diperanakan oleh Roh Kudus, berarti saudara sudah memiliki Roh itu.
Ketika saya masih berusia 17 tahun, saya mempunyai pelayanan mendoakan orang sakit di rumah-rumah sakit di Surabaya. Satu kali saya mendoakan seorang tua yang sakit. Ketika sore harinya ibu saya menjenguk orang itu, isterinya berkata bahwa pagi itu sebelum saya datang, suaminya melihat kamar itu penuh Setan. Ketika saya masuk dan mendoakan, sampai kalimat “Tuhan Yesus pasti menang, Setan pasti kalah”, Setan-setan itu lari semua, sehingga suaminya bisa tenang kembali. Memang kedua suami isteri itu belum menerima Tuhan Yesus. Ketika ibu saya menceritakan hal itu kepada saya, bulu kuduk saya berdiri. Mulai hari itu saya tahu, Roh Allah ada dan bekerja di dalam diri saya. Tidak usah memperebutkan hal-hal yang kecil, yang tidak penting. Tidak usah takut orang akan menyenangi kita atau tidak. Tidak usah takut musuh kita lebih kuat, yang harus ditakutkan adalah apabila Roh yang tidak terbatas tidak berada pada kita.
Setiap orang Kristen harus sadar, setelah diperanakan pula, setelah betul-betul menerima Tuhan sebagai Juru selamat dan mempunyai hidup yang baru, maka Roh Kudus, Roh yang tidak terbatas, Roh yang menang, ada di dalam dirinya. Saudara tidak perlu terlalu takut. Saya heran, mengapa banyak orang Kristen yang masih ketakutan akan banyak hal. Di Rusia, saya pernah diperas oleh supir dan kondektur bus. Tetapi karena saya tidak takut ancaman mereka, akhirnya mereka melepaskan saya. Alangkah nikmatnya kalau tidak merasa takut.
Orang yang takut mati, tetap akan mati. Orang yang tidak takut mati, juaga akan mati, bangkit lagi untk takut mati. Jadi terus menerus merasa kaget dan takut akan kematian. Terlalu banyak bahaya di dalam dunia ini, yang penting adalah ketenangan. Senyuman, ketenagan, tidak merasa takut adalah kekuatan yang luar biasa. Orang yang merasa takut lebih cepat dibunuh oleh musuh. Kadang-kadang saya menepuk bahu orang yang jahat kepada saya, sambil berkata, “ Janganlah bersikap demikian, baik-baik saja ya,” orangnya menjadi tidak lagi bersikap jahat. Dr.Sorokin menuliskan dalam bukunya, kasih adalah kekuatan yang luar biasa. Alkitab mengatakan, di dalam kasih tidak ada takut. Apakah buah pertama yang dihasilkan oleh Roh Kudus? Kasih.
Seorang perempuan tua di New York, mangumpulkan $5.000 apartemen barunya, guna membantu janda-janda tua yang dibuang oleh masyarakat. Dia menaruh uang itu di laci. Malam harinya ada perampok yang memecahkan kaca, masuk ke dalam rumahnya, dan mau mengambil uang tersebut. Perempuan itu bukan saja tidak takut, malah menawarkan makanan dan mencoba mengajaknya berbicara. Tetapi pencuri itu segera membuka lemari dan mengambil uang itu. Ketika dia mau pergi, nenek itu tanpa takut sedikitpun, dengan ketenangan yang luar biasa, karena dia beriman kepada Tuhan, ia mendekati perampok itu. Sambil menunjukkan surat bukti bahwa dia adalah ketua dari sebuah lembaga yang baru diresmikan, ia memberitahu bahwa uang itu dikumpulkan untuk menolong para janda yang terbuang oleh masyarakat, yang lebih miskin, lebih lapar, lebih dingin, lebih kurang pakaian dari padanya, yang membutuhkan pertolongan. Ia menanyakan apakah pencuri itu sampai hati mengambil uang tersebut. Kalau ia mengambil uang itu, ia pasti tidak akan merasa sejahtera, karena Tuhan tidak senang akan perbuatannya. Sesudah diberi wejangan selama berapa menit, perampok itu berkata, “Kalau begitu saya tidak jadi mengambilnya.” Dia mengembalikan uang itu ke laci, bahkan kemudian mengeluarkan $5 yang ia turut sumbangkan untuk para janda tersebut, ia menegaskan, jikalau Tuhan menolongnya, ia tidak mau merampok lagi, ia mau bekerja baik-baik. Peristiwa ini sungguh-sungguh terjadi.
Kita perlu mengerti fungsi, karakter, karya, pekerjaan Roh Kudus dari aspek-aspek yang dicatat di dalam Alkitab. Dia adalah Roh bijaksana, Roh pengetahuan,Roh yang memberi wahyu, Roh yang memberi pencerahan, Roh yang memberi kekuatan, Roh yang tidak terbatas, Roh yang menolong kita.
c. Roh Penghibur (Parakletos)
Nama lain yang juga penting: Dia adalah Parakletos. Nama parakletos untuk Roh Kudus ini muncul di Yohanes 16. Parakletos adalah The Comforter, Penghibur Agung, yang mendampingi kita. Waktu kita gagal, menangis, disiksa, merasa kesulitan, dianiaya, merasa tersendiri, putus asa, frustasi, stress dsb., parakletos ada mendampingi kita, mengasihi kita, merangkul kita, memberi penghiburan dan kuasa kepada kita. Yesus berkata, “ Aku akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain (Penghibur Agung)...Penghibur, yaitu Roh Kudus,... Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu... Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” (Yohanes 14:12c,16,26; 16:13). Roh Kudus adalah Roh Allah, Roh yang sejati.
d. Roh Yesus, Roh Kristus
Selain nama-nama ini, masih ada beberapa nama yang khususnya: Roh Tuhan, Roh Yesus, Roh Kristus dan Roh itu; Spirit of God, Spirit of the Lord. Spirit of Jesus and that Spirit. Keempat nama ini sama, Roh Kudus mempunyai sifat ketuhanan, Dia mengurapi Kristus, Dia mendampingi Yesus seumur hidup, dan Dia adalah satu-satunya Roh di atas segala Roh (that Spirit).
Di dalam bahasa Yunani, istilah yang dipakai untuk itu adalah ho, yaitu Oknum, menunjuk suatu pribadi tertentu. Bapa itu, Anak itu, Roh itu, merupakan tiga Oknum, tiga pribadi yang masing-masing mempunyai individu yang berbeda. Dia adalah Tuhan, Dia adalah Roh-nya Yesus, Dia adalah Roh Kristus. Alkitab berkata, “tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, dia bukan milik Kristus” (Roma 8:9). Roh itu juga yang mengurapi seorang Nazaret yang bernama Yesus.
Ketika kita membaca nama-nama Roh Kudus yang berbeda-beda ini, kita tidak perlu bingung. Semua nama itu mengacu pada satu oknum: Oknum ketiga dari Allah Tritunggal. Bagaimana pengenalan dan kasih kita? Jangan karena ada ekses-ekses, maka kita takut membahas tentang Roh Kudus. Jangan karena ada ajaran ekstrim tentang Roh Kudus, maka kita tidak mau berbicara tentang Roh Kudus. Alkitab mengatakan, “kenallah Allah.” kejarlah pengenalan terhadap Allah dengan sekuat tenaga. Dengan sekuat mungkin kita mengejar pengenalan akan Allah: mengenal Bapa, mengenal Anak, mengenal Roh Kudus. Kenalilah Bapa setuntas mungkin dalam seumur hidup Saudara, kenalilah Kristus sesempurna mungkin seumur hidup Saudara, dan kenalilah Roh Kudus sebisa mungkin seumur hidup Saudara.
BAB III : ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
PENERIMAAN ROH KUDUS YANG SALAH
1) PENIUPAN ROH KUDUS
“…………. Ia mengembusi mereka dan berkata : “Terimalah Roh Kudus.” (Yohanes 20:22). Ayat ini mencatat peristiwa sebelum Kristus naik ke sorga. Peristiwa ini adalah peristiwa satu-satunya, di mana Anak Allah, Oknum Allah yang kedua, melakukan tindakan tersebut.
Allah Bapa menghembuskan Roh ke dalam diri manusia, lalu jadilah manusia sebagai ciptaan yang berohani. Anak Allah memberikan hembusan kepada manusia dengan berkata “Terimalah Roh Kudus.” Tak lama kemudian setelah itu Yesus naik ke sorga. Mereka berdoa selama sepuluh hari di Yerusalem dan turunlah Roh Kudus seperti janji yang sudah diberikan oleh Anak, Oknum Allah yang kedua. Selain itu tidak ada orang lain, baik nabi, rasul, bapa gereja atau pendeta yang boleh memberi hembusan dan menyuruh orang menerima Roh Kudus.
Hal yang dilakukan oleh orang-orang seperti Benny Hinn dan yang lainnya, yang berperan seolah-olah dirinya adalah Allah, merupakan perbuatan yang sangat salah dan tidak memiliki dasar Alkitab. Sejak abad pertama sampai sekarang, dari sesudah Tuhan Yesus mengatakan hal tersebut, tidak ada seorang rasul, penginjil, bapa gereja, atau tokoh di dalam sejarah kekristenan yang boleh member hembusan tersebut sambil berkata, “Kamu menerima Roh Kudus.”
Roh Kudus datang dari Bapa dan dari Anak, Oknum Pertama berjanji untuk memberikan Anak-Nya yang suci dan tunggal itu, serta mengirim Roh Kudus ke dalam dunia. Lalu, Yesus turun ke dalam dunia. Dan Roh Kudus pun dijanjikan oleh Bapa dan Anak untuk menjadi Pendamping, Penghibur yang agung bagi gereja. Itulah sebabnya Bapa memberi hembusan, Anak juga memberi hembusan. Yang dihembuskan itu adalah lambang atau kuasa, di mana Roh dijanjikan akan datang kepada manusia. Selain Oknum Allah yang kedua ini, tidak lagi seorang pun yang boleh memberi hembusan sambil berkata, “Kamu menerima Roh Kudus.” Barangsiapa melakukan hal itu, seolah-olah dia telah berperan sebagai Bapa atau Anak. Hal seperti itu tidak terdapat dalam Kitab Suci.
Kita tidak berhak berperan sebagai Tuhan Allah. Memang mungkin kelihatannya berkuasa, apalagi jikalau diikuti dengan gejala-gejala atau fenomena-fenomena, seperti orang terjatuh, dsbnya. Hal sedemikian tidak pernah terjadi satu kali pun di dalam Kitab Suci. Oleh sebab itu, janganlah kita terlalu cepat menduga bahwa orang yang berkhotbah tentang Roh Kudus atau yang sedang memberikan pengalaman tentang Roh Kudus, pasti sudah mengerti Roh Kudus, atau sudah memiliki Roh Kudus. Jikalau kita tidak belajar dan tidak mengerti akan prinsip Alkitab, sesungguhnya dia sedang mengacaukan gereja dengan kesalahannya dalam pengenalan terhadap Roh Kudus yang sejati. Akibatnya, banyak orang akan tertipu, berada di dalam suasana yang kelihatannya seperti mengalami pekerjaan Roh Kudus, padahal tidak didukung dengan bukti buah Roh Kudus.
Bapa memberi hembusan ketika Dia mencipta. Yesus memberi hembusan setelah Dia bangkit. Selama ini merupakan suatu janji, suatu tindakan yang memberi pengharapan bahwa Roh Kudus akan turun. Kita harus selalu ingat, yang memberi hembusan adalah Oknum Pertama (Allah Bapa) dan Oknum Kedua (Allah Anak). Selain itu tidak ada oknum lain yang boleh memberi hembusan untuk mengaruniakan Roh Kudus.
Jika kita memperhatikan Kis. 1:4-5, “tidak lama lagi” atau “beberapa hari kemudian, kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Dan Kis.1:6-8 : “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Yesus tidak pernah memberikan indikasi, bahwa barangsiapa menerima Roh Kudus, dia akan muntah-muntah atau setiap orang yang menerima Roh Kudus, pasti mempunyai karunia lidah atau barangsiapa menerima Roh Kudus, dia akan mengalami gejala metafisika atau supra natural. Tidak! Melainkan dia akan menerima kuasa, menjadi saksi Kristus, mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi.
Bagian ini dengan jelas mengatakan, kalau Roh Kudus turun, Dia langsung memberikan kekuatan, keberanian, dan penerobosan. Sehingga iman itu tidak lagi untuk diri sendiri, melainkan dibagi-bagikan kepada orang lain. Dan berita yang mereka sampaikan hingga ke ujung bumi, juga bukan tentang Roh Kudus, melainkan tentang Injil Yesus Kristus.
2) BERBAHASA ROH
Kis. 2:1-13 memperlihatkan beberapa hal yang penting : ada suara yang besar, angin yang kencang, lidah api yang turun atas kepala mereka, mereka berbicara dalam bahasa-bahasa yang bisa dimengerti – tanda-tanda yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pada saat mereka memberitakan firman, pendengar mendengar kalimat-kalimat yang diucapkan oleh rasul-rasul, di dalam bahasa tempat asal mereka. Menurut catatan Alkitab, ada 15 tempat yang berbeda dengan bahasa berbeda. Orang-orang Yahudi yang berasal dsari 15 tempat itu begitu sungguh-sungguh mencari Tuhan, mereka adalah orang-orang yang takut kepada Tuhan, yang saleh, mereka berkumpul di Yerusalem, untuk merayakan hari raya, menurut apa yang sudah ditetapkan oleh Musa di dalam Taurat. Pada waktu mereka mendengar suara gemuruh yang begitu besar, mereka semua berkumpul. Begitu mereka semua berkumpul, mereka langsung menyaksikan suatu hal yang ajaib, Injil diberitakan ke dalam telinga mereka, di dalam bahasa-bahasa mereka. Inilah kali pertama Roh Kudus dicurahkan.
Kalau kita perhatikan pasal 2, kita kan melihat peristiwa turunnya Roh Kudus adalah hari jadinya gereja. Gereja mulai menjadi suatu organisasi yang bersifat rohaniah, menjadi tubuh Kristus, sejak hari di mana Roh Allah turun. Mengapa Roh Allah turun? Karena Allah menepati janji-Nya, mengirim Roh Kudus kepada manusia. Manusia yang tidak memiliki Roh Allah dalam jiwanya akan terlantar, tersesat, mengembara di mana-mana. Manusia yang tidak mempunyai Roh Allah, mempunyai status sebagai anak yang terhilang secara rohaniah. Maka ketika Roh itu diberikan kepada gereja, kepada manusia, barulah manusia mempunyai status yang tenang, mantap dan stabil secara rohani, sehingga seumur hidupnya, dia tahu jejak siapa yang harus diikuti. Roh Kudus diturunkan, maka pada hari itu, semua orang yang menerima Roh Kudus, menjadi satu tubuh. Satu iman, satu kepercayaan, satu baptisan, satu Tuhan, satu pengharapan, satu tubuh, yaitu gereja Tuhan. Kelahiran gereja yang kudus dan am, terjadi pada hari Pentakosta.
Hari Pentakosta adalah hari jadinya gereja, hari di mana gereja terwujud di dalam sejarah, suatu rencana Allah yang sudah ditunggu-tunggu beribu-ribu tahun baru tergenapi. Dan yang dimaksudkan dengan gereja di sini, bukanlah gereja GPIB, HKBP, GRII, GKI, GPI, gereja Katolik, gereja Yunani Ortodox, melainkan gereja yang kudus dan am. Kita yang bergabung di gereja Baptis, gereja Presbiterian, Gereja Kristen Indonesia, gereja Pantekosta, dll. hanya merupakan pos-pos kecil, yang merupakan bagian dari gereja yang kudus dan am, di seluruh dunia. Sebenarnya kita semua berada di dalam satu tubuh yang besar, yang universal : gereja yang kudus dan am, yaitu gereja yang melintasi, melampaui organisasi, denominasi, golongan, alamat atau gedung gerejanya sendiri. Di sorga tidak ada GRII, Methodis, GKI, Presbiterian, Anglikan; juga tidak ada gereja yang terletak di jalan Sawah Besar, Sawah Kecil. Tidak ada gereja yang beratap merah. hijau atau biru, yang berbentuk runcing atau bulat. Di sorga hanya ada satu gereja, yaitu gereja yang kudus dan am, seperti yang kita baca di dalam pengakuan Iman Rasuli : Aku percaya kepada Roh Kudus, percaya kepada gereja yang kudus dan am.
Gereja merupakan gereja am karena Rohnya satu. Gereja menjadi gereja yang kudus, karena gereja dilahirkan oleh Roh Kudus. Secara pribadi, kita dilahirkan baru oleh Roh Kudus. Secara kolektif, gereja dilahirkan oleh Roh Kudus. Waktu Roh Kudus memberikan hidup secara kolektif pada hari Pentakosta, 3.000 orang mengaku percaya, menerima Yesus Kristus, beriman di dalam Dia, dan dibaptiskan. Itulah gereja pertama yang mewakili banyak daerah, yang menjadi simbol universal. Mereka berasal dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Frigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Roma, Kreta dan orang Arab. Seluruhnya ada 15 daerah yang berkumpul di sana. Gereja yang pertama adalah gereja yang melintasi daerah, melintasi batasan Negara, melintasi perbedaan bahasa. Maka glosolalia diberikan.
Istilah glosal, glosolali atau karunia lidah, dicantumkan sebanyak 50 kali di Perjanjian Baru. Setiap kali istilah itu dipakai, harus dimengerti sebagai bahasa, bukan sebagai suara yang tidak berarti. Sekarang banyak orang yang mengaku ber-glosolali, tetapi tak seorang pun tahu apa yang diucapkannyua. Saya tidak mengerti apa yang sedang mereka lakukan, karena istilah glosa di dalam Alkitab berarti bahasa.
Pada waktu orang-orang yang datang dari 15 daerah berbeda tersebut mendengar pemberitaan firman yang disampaikan dalam bahasa yang bisa mereka mengerti, itulah pekerjaan Roh Kudus. Glosa berarti bahasa yang bisa mereka mengerti.
Ada dua macam pendapat tentang bahasa roh : (1) menggabungkan bahasa roh ke dalam karunia-karunia lain, dan (2) tidak dianggap sebagai karunia, tetapi sebagai tanda. Pendapat yang kedua ini semakin berbahaya. Mereka menganggap bahasa roh bukan sebagai salah satu dari 9 jenis karunia yang tertulis di dalam1 Kor.12 dan 14, melainkan hanya sebagai saksi, sebagai jaminan yang menandakan bahwa orang tersebut sudah dipenuhi Roh Kudus. Padahal Alkitab tidak pernah mengajarkan ajaran seperti itu. “Adakah mereka semua mendapat karunia untuk berbahasa roh?” (1 Korintus 12:29). Pertanyaan retoris yang keluar dari mulut Paulus tersebut memberi indikasi bahwa tidak semua orang dapat berbahasa roh.
Siapa berani mengatakan bahwa Billy Graham tidak dipenuhi oleh Roh Kudus? Dari Adam sampai sekarang, orang yang paling banyak berkhotbah, yang menyampaikan Injil kepada massa dalam jumlah yang terbanyak adalah Billy Graham. Ketika ia ditanya, apakah ia mempunyai pengalaman berbahasa roh? Jawabnya, tidak!
Barangsiapa memutlakkan hal yang tidak mutlak, sebenarnya dia sedang berusaha menjadikan sesuatu yang bukan standar menjadi standar, maka dia akan merusak persatuan gereja. Segala sesuatu yang tidak Tuhan mutlakkan jangan kita mutlakkan, namun yang Tuhan mutlakkan jangan kita tidak mutlakkan. Memutlakkan yang tidak mutlak hanya mengakibatkan permusuhan di dalam gereja dan saudara sendiri. Sedangkan membuat yang tidak mutlak menjadi mutlak berarti mengajak lawan menjadi kawan yang palsu. Sekali lagi, yang memang mutlak harus dimutlakkan, yang tidak mutlak jangan dimutlakkan. Jika yang mutlak dijadikan tidak mutlak, dan yang tidak mutlak dijadikan mutlak, dapat berakibat gawat. Dengan menjadikan yang mutlak menjadi tidak mutlak, ia telah menurunkan derajat iman kekristenan. Akibatnya, yang tidak beriman pun dapat dianggap beriman. Jika saudara menerima dan menarik lawan menjadi kawan, akibatnya akan membahayakan gereja. Sedangkan bila yang tidak mutlak dimutlakkan, akibatnya yang sebenarnya tidak mutlak telah dijadikan standar atau patokan yang mutlak untuk mengukur. Perbuatan ini tentu akan membuat saudara-saudara sendiri menjadi musuh.
Barangsiapa yang menjadikan kawan sebagai lawan, atau menjadikan lawan sebagai kawan, telah bersalah terhadap Tuhan, juga terhadap sesama manusia. Bila standar iman yang mutlak yaitu : percaya kepada Allah yang Tritunggal, percaya kepada Yesus Kristus – Allah yang berinkarnasi menjadi manusia, dan percaya kepada Roh Kudus – Pewahyu dan Pemberi hidup kepada mereka yang sungguh-sungguh beriman kepada Yesus Kristus itu, kita longgarkan, kita merelatifkan hal-hal yang mutlak. Dan akibatnya, tidak ada lagi garis antara orang Kristen dan non Kristen. Tetapi kalau kita memutlakkan hal yang tidak mutlak, maka saudara-saudara seiman yang tidak bisa menerima standar kemutlakan yang kita buat, tidak akan kita pandang sebagai saudara lagi. Dengan demikian, kita telah mengusir anak-anak Tuhan keluar dari kandang, dan menimbulkan perpecahan,
Istilah glosa dipakai sebanyak 50 kali di dalam Perjanjian Baru. Dari seluruh pemakaiannya, dapat dikatakan tidak satu kali pun istilah tersebut dikaitkan dengan suara-suara yang tidak ada artinya, melainkan selalu mempunyai arti : bahasa.
Pada waktu hari Pentakosta, Roh Kudus memenuhi mereka. Mereka berbicara dengan bahasa-bahasa yang tidak pernah mnereka pelajari, tapi pendengar mendengar dengan jelas. Seolah-olah pengkhotbahnya sedang menyampaikan khotbah dalam bahasa daerah yang mereka mengerti.
Satu hal yang selalu ditanya, apakah sekarang ini masih ada bahasa roh? 20 tahun yang lalu, banyak gereja yang setiap minggu dengan serius menyampaikan khotbah mengenai hal itu, sambil memeriksa barangsiapa yang tidak memilikinya berarti tidak mempunyai Roh Kudus. Bahkan mereka membuat doktrin, bahwa barangsiapa tidak bisa berbahasa roh akan masuk neraka, yang tidak bisa berglosolali tidak akan masuk sorga. Saya melihat krisis seperti ini. Namun sekarang, gereja-gereja seperti itu tidak lagi sedemikian berkeras di dalam hal ini, tetapi bergeser ke dalam hal-hal yang lain, yang tidak perlu saya singgung di sini.
Lima belas macam bahasa itu bukanlah bahasa sehari-hari yang dipakai oleh Petrus, Yakobus, Andreas, dan rasul-rasul lainnya. Bahasa-bahasa itu dipakai di tempat-tempat seperti : Libya, Arabia, Mesopotamia, Frigia, dan tempat-tempat lain yang jauh dari Galilea. Orang Galilea tidak memakai bahasa Ibrani kuno sebagai bahasa pengantar sehar-hari. Mereka memakai bahasa Aram sebagai bahasa sehari-hari, bahasa yang biasa dipakai di kalangan rakyat. Tetapi, ketika Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka memakai bahasa-bahasa dari tempat yang jauh untuk mengabarkan Injil Tuhan.
Apakah sekarang masih ada bahasa roh? Saya tidak mau membatasi Tuhan. Namun jika Tuhan masih memberikan, Dia akan memberikannya sebagai karunia, bukan sebagai tanda. Karena salah satu dari belasan karunia yang kita bisa temukan di dalam Kitab Suci adalah karunia berbahasa roh. Jika Tuhan masih mau memberikan karunia berbahasa roh kepada seseorang pada suatu kesempatan yang khusus, untuk suatu kebutuhan yang urgent, tentu Dia akan nyatakan kuasa-Nya. Kita tidak berhak campur tangan. Kita percaya masih ada karunia tersebut. Namun terhadap pandangan yang mengatakan kalau seorang tidak mempunyai karunia berbahasa roh atau tidak mempunyai pengalaman berbahasa roh, berarti dia tidak mempunyai Roh Kudus, belum dipenuhi atau belum di baptis oleh Roh Kudus, saya akan menjawab, “Maaf, itu bukan ajaran Alkitab.”
Di Jakarta, orang yang pendirian seperti itu sudah pernah mengutuk, mendoakan dan bernubuat tentang saya. Mereka mengatakan, “Stephen Tong akan mati tertabrak mobil dalam dua bulan ini.” Dua bulan kemudian, mobil saya masih dalam keadaan baik. “Nubuat” ini diucapkan pada tahun 1976, dan sekurang-kurangnya lebih dari 15 tahun sejak nubuat itu. Saya masih sehat, belum mati. Orang yang menubuatkan hal itu berkata, “Roh Kudus berkata kepadanya.” Jikalau Roh Kudus pernah berkata kepadanya, lalu kemudian tidak terjadi, bukankah berarti Roh Kudus berbohong? Saya menegaskan, bukan Roh Kudus yang berbohong, bukan Roh Kudus yang berubah maksud, bukan Roh Kudus yang memutar balik; tetapi roh yang diterima orang itu bukan Roh Kudus.
Janganlah bermain-main! Jangan mengira yang menamakan diri orang Kristen pasti adalah Kristen yang sejati. Jangan juga percaya pada orang yang berkata, “Saya mempunyai Roh Kudus,” atau “Roh Kudus ada di dalam diriku.” Biarlah BUAHnya membuktikan apakah dia betul-betul memiliki Roh Kudus atau tidak, bukan dari klaim-klaimnya.
Ada suatu peristiwa yang pernah terjadi di Rusia. Ketika seorang warga Amerika berkhotbah di sana, seorang penterjemah yang mengerti bahasa Inggris menterjemahkannya ke dalam bahasa Rusia. Dia terus mengikuti orang Amerika itu untuk menterjemahkan khotbahnya, dan menjadi berkat besar bagi orang-orang yang mendengarnya. Mereka mengunjungi gereja-gereja bawah tanah dan mengadakan kebaktian dengan sembunyi-sembunyi, dia selalu menyampaikan penterjemahan dengan setia. Akhirnya, pada suatu hari, pengkhotbah sudah tiba di suatu tempat kebaktian, tapi penterjemahnya tidak datang. Ketika diselidiki, baru diketahui bahwa penterjemah itu sudah ditangkap oleh agen-agen rahasia Rusia. Maka orang Amerika yang berada di tengah-tengah orang Rusia itu berkata bahwa ia tidak bisa berkhotbah. Tapi cinta Tuhan terus menggerakkan hatinya, maka dia berdiri. Dia berkhotbah dengan bahasa Inggris, namun heran, pendengarnya mendengar dia berkhotbah dalam bahasa Rusia. Hal seperti itu pernah terjadi di abad XX. Oleh karena itu, saya berkata, inilah karunia berbahasa roh yang sejati.
Saat pertama kali karunia roh ini diberikan kepada manusia, tujuannya adalah mempersatukan umat manusia di dalam kuasa Roh Kudus, supaya gereja yang kudus dan am terwujud di dalam sejarah, supaya orang yang tidak mengerti bahasa para rasul itu dapat mengerti Injil yang mereka beritakan, karena Roh Kudus telah membongkar segala batasan dan poemisah yang ada di antara manusia. Di mana Roh Kudus bekerja, orang akan menyaksikan persatuan dalam kerajaan Tuhan. Di mana Roh Kudus bekerja, gereja kita menjadi gereja yang universal, yang kudus dan am. Di mana Roh Kudus bekerja, orang yang tadinya tidak mengerti, sekarang bisa mengerti Injil. Karunia bahasa roh yang sekarang menjalar di sana sini, justru membuat orang yang tadinya mengerti menjadi tidak mengerti, yang bersatu menjadi terpecah. Padahal dulu, karunia bahasa roh diberikan, supaya yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti. Sekarang, mereka berani mengaku karunia berbahasa roh itu dari Tuhan, namun mengapa justru membuat orang yang tadinya mengerti malah menjadi tidak mengerti?
Karunia berbahasa roh yang diberikan pada hari Pentakosta, mengakibatkan orang yang berbeda bahasa, yang seharusnya tidak bisa mengerti Injil yang disampaikan oleh para rasul, bukan saja bisa mengerti, bahkan bisa mengenal akan kasih Kristus yang tinggi, dalam, lebar dan luas bersama-sama dengan orang suci dari segala bangsa. Berbeda dengan sekarang, yang disebut karunia berbahasa roh justru membuat orang yang mengerti semakin mendengar semakin tidak mengerti.
Bila seorang mendapatkan urapan Tuhan dan karunia berbahasa roh, maka seperti kata Paulus, bahwa ketika ia berglosolalia di hadapan umum, harus ada orang yang menterjemahkan, sehingga semua orang dapat mengerti dan menjadi tertib.
Prinsip Karunia Berbahasa Roh
Berbicara tentang karunia berglosolalia, di dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus memberikan tiga prinsip, untuk mencegah gereja dari kekacauan (1 Korintus 14:26-40) :
1). Yang mempunyai karunia berbahasa roh harus menyampaikan secara tertib : seorang demi seorang, tidak bersama-sama. Bukan seluruh jemaat berdoa dengan bahasa roh secara serentak. Alkitab menegaskan, jika mau menyampaikan sesuatu, haruslah saeorang demi seorang, bergantian.
2). Di dalam sutu kebaktian, paling banyak hanya dua atau tiga orang yang berbicara dengan bahasa roh. Tidak boleh lebih.
3). Kalau seseorang berbicara dalam bahasa roh, harus ada penterjemah-nya, supaya semua orang mengerti.
Jika tidak memenuhi ketiga syarat di atas, harus segera dihentikan. Di sini Paulus membatasi, bukan merangsang semua orang berbicara. Tetapi kalau memang ada, harus sesuai dengan ketiga syarat tadi. Bila Roh memberikan karunia berbahasa roh kepada seorang, Roh yang sama juga akan memberikan karunia untuk menterjemahkannya, supaya semua orang mengerti. Dengan demikian terbuktilah bahwa Roh yang satu itu bekerja di dalam diri dua orang yang berbeda : kepada yang satu diberikan karunia berbahasa roh, kepada yang lain diberikan karunia untuk menterjemahkan, sehingga semua orang bisa mengerti dan membuktikan bahwa itu adalah pekerjaan Roh Kudus.
Suatu kali, di New York, seseorang berdiri di dalam kebaktian lalu berglosolalia, kemudian seorang lagi naik ke atas untuk menterjemahkan, dan yang lain mendengarkan. Sepertinya benar, sesuai dengan prinsip Alkitab. Yang menterjemahkan berkata, “Mari kita memuji Dia, mari kita berbakti kepada Yesus. Mari kita memuji Yesus. Pujilah Yesus, Yesus, puji…..” Pada waktu pemberitaan dengan glosolalia dan penterjemahan itu berlangsung, seseorang merekam semua kalimat yang diucapkannya. Lalu kasetnya diperdengarkan kepada seorang professor linguistik di Columbia University yang juga berada di New York. Setelah professor itu meneliti, dia memberikan komentar bahwa semua bahasa yang dipakai oleh orang pertama itu ternyata masih ada sampai sekarang. Karena itu professor tersebut menyelidiki bahasa dari pegunungan Ural, yang terletak di perbatasan benua Asia dan Eropa, dekat dengan daerah asal orang pertama tersebut. Adapun apa yang disampaikan oleh orang pertama sama sekali berbeda dengan yang disampaikan oleh si penterjemah, yang begitu indah kedengarannya. Sebenarnuya ia berkata, “Terkutuklah Yesus, bencilah Dia, buanglah iman, janganlah percaya kepada-Nya.” Jadi ada semacam roh yang memalsukan Roh Kudus. Pada saat orang pertama menyampaikan hujatan-hujatan, roh itu menipu orang yang kedua untuk memberikan terjemahan yang isinya pujian dan syukur, berbakti dan bersembah sujud kepada Tuhan. Akibatnya seluruh jemaat mengira, Roh Kudus ada di tengah-tengah mereka. Lalu mereka menyembah Yesus, sambil percaya bahwa roh yang menggerakkan kedua orang itu adalah Roh Kudus. Ini membuktikan adanya penipuan.
Yesus berkata, “Sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” Kata “sekiranya mungkin”, menunjukkan suatu usaha. Jadi orang pilihan tetap bisa ditipu, digoda, dan dicobai oleh setan. Setan akan menyamar bagai malaikat yang berjubah putih, yang terang, untuk menipu kita. Paulus berkata kepada orang-orang di Efesus, “Jangan lupa, setelah aku pergi, serigala yang mengenakan pakaian domba akan datang kepadamu.”
Setan begitu cerdik, begitu hebat, dengan pengalaman menipu beribu-ribu tahun, sejak pertama kali menyamar jadi ular. Dia yang seharusnya berada di bawah kuasa manusia, justru telah berhasil menipu Hawa. Adakah kita mengira sekarang setan sedang tidur, dan membiarkan kita menikmati pekerjaan Roh Kudus dengan leluasa? Tidak! Dia akan berusaha mengganggu, menipu, menyamar sebagai Roh Kudus, sehingga kita mengira bahwa kita sedang menikmati berkat Roh Kudus, gereja seolah-olah bertumbuh. Namun sebenarnya, buah merekalah yang memastikan apakah mereka sudah memiliki Roh Kudus, sudah mengasihi Tuhan. Nyatanya, gereja-gereja yang tidak mementingkan Injil tetapi hanya mengutamakan fenomena, karunia dan yang disebut suasana Roh Kudus, pada waktu mereka bersaksi, jarang menyaksikan salib Kristus dan kebangkitan-Nya, pengampunan dosa, hidup baru, pertobatan, benci terhadap dosa : meningalkan perjudian, perzinahan dan segala perbuatan jahat. Mayoritas kesaksian mereka hanyalah: puji Tuhan, dulu saya miskin sekarang menjadi kaya. Hidup saya sekarang lancar, sukses dan makmur. Orang-orang sedemikian seperti berada di dalam satu arus, di mana iman Kekristenan yang sejati sudah dibengkokkan, tetapi mereka masih belum sadar.
3) MENDAPAT BERKAT DAN KUASA ROH KUDUS
Saya merasa menjadi salah seorang yang paling tersendiri di dunia. Ketika saya melihat suatu krisis di dalam gereja dan saya mengungkapkan hal itu, mereka akan menasihati saya agar jangan menyebut hal itu, nanti dinilai kurang cinta kasih. Tetapi jika saya tidak mengatakannya, di zaman atau generasi kita ini dengan mata kepala saya sendiri, kita akan menyaksikan gereja menyeleweng, iman Kristen luntur, pusat pemberitaan Injil tidak lagi pada salib dan kebangkitan Yesus Kristus, tetapi pada Yesus, Sinterklas rohani. Cukup berdoa saja, semua permintaan doa akan dikabulkan. Mintalah dengan iman dan coba bayangkan Mercedez yang akan engkau peroleh : 300E, SEL, atau SC, warnanya apa, nomornya berapa. Doa-doa seperti yang diajarkan oleh Paul Yonggi Cho, tidak pernah ada di dalam Alkitab, itu bukan ajaran Kristen!
Saya sungguh berdoa agar Tuhan memberikan kemampuan kepada kita untuk mengenali segala tipu muslihat iblis di dalam gereja yang kelihatan bertumbuh, tetapi sebenarnya iman Kristen mereka sudah hilang, fokus Injil tidak lagi pada Kristus, salib dan kebangkitan. Silahkan perhatikan khotbah-khotbah yang disampaikan oleh Petrus, Paulus, dan Stefanus dalam Kisah Para Rasul 3,5,7,15. Coba perhatikan pasal-pasal yang dengan panjang lebar mencatat khotbah-khotbah mereka yang dipenuhi Roh Kudus. Khotbah mereka tidak lain : Yesus yang tersalib, yang mati, yang bangkit, yang kini ada di sorga dan yang akan datang kembali (band. 2 Timotius 2:8)
Jikalau ada orang-orang yang kelihatannya tetap mengkhotbahkan fokus Injil, seperti yang terjadi di dalam moment-moment yang paling penting, yang bersangkut paut dengan Yesus dan sejarah. Tapi mereka coba menyelewengkan sedikit-sedikit berbicara tentang Yesus, yang dipaku di salib, tetapi banyak berbicara tentang dosa saudara, tentang menyembuhkan penyakit saudara, berhati-hatilah dengan mereka! Saya bukan tidak percaya Tuhan dapat menyembuhkan orang sakit. Tetapi saya percaya menyembuhkan penyakit murtad yang terdapat di dalam rohani dan hati yang menyelewengkan dari Tuhan, jauh lebih penting daripada menyembuhkan penyakit jasmaniah.
Di dalam kitab Yeremia ada tertulis, “Kembalilah hai Israel! Hai Israel, berbaliklah, bertobatlah, maka Tuhan akan menyembuhkan penyakit murtadmu.” Bukan saya tidak percaya bahwa Tuhan bisa menyembuhkan penyakit tubuh, karena saya sering mengalami kuasa Tuhan. Saya percaya ada kuasa di dalam Tuhan, bilur-Nya dapat menyembuhkan kita, tetapi yang lebih perlu disembuhkan adalah penyakit murtad. Kalau kuasa Yesus hanya terbatas untuk menyembuhkan penyakit, Dia tidak berbeda dengan dokter biasa, bahkan lebih banyak orang yang disembuhkan oleh dokter daripada yang disembuhkan melalui doa.
Salah seorang pemimpin third wave movement yang mengutamakan power evangelism , power ministry, pernah diundang menjadi dosen di Sekolah Tinggi Teologi Fuller, di California. Namun tak lama kemudian, pendiri Vineyard itu harus keluar dari sana. Dia pernah ditanya, “Betulkah Anda yakin bahwa doa dan kuasa Injil dapat menyembuhkan semua penyakit?” Jawabnya, “Yang disembuhkan kurang dari 1%.” Berarti jauh dibawah presentasi kesembuhan yang dilakukan oleh dokter. Jadi yang membesar-besarkan power evangelism, power healing, power ministry, ternyata menunjukkan bahwa kuasa Yesus kalah dari dokter.
Kita tidak perlu membesar-besarkan tentang penyembuhan jasmani. Ketika kita mendoakan orang sakit, cukup menyerahkannya kepada Tuhan dengan keyakinan, kalau Tuhan mau, tidak ada penyakit yang tidak bisa Dia sembuhkan. Tapi janganlah menjadikan penyembuhan sebagai pemikat untuk menarik orang datang mendengarkan Injil. Karena bila motivasi kita mengundang mereka sudah menyeleweng, mereka yang datang pun bukan datang untuk Kristus, untuk firman, tapi untuk memuaskan ego mereka sendiri. Maka tidak heran, bila mereka yang telah disembuhkan akan kembali berbuat dosa.
Kita juga menyaksikan orang yang kelihatannya memberitakan kedatangan Yesus yang kedua kali dengan berapi-api, sering juga menyelewengkan kebenaran dengan menetapkan tanggal, bulan dan tahun kedatangan Yesus. Padahal tentang hari itu, hanya Allah Bapa sendiri yang tahu. Anak pun tidak (Kis.1:7). Jika Alkitab mengatakan hanya Bapa yang tahu, tetapi orang di Amerika, di Korea mengaku tahu, apa maksudnya? Selama 40 tahun ini, peristiwa seperti itu juga sudah dua kali terjadi di Jakarta : ada pendeta yang meramalkan hal itu. Tapi yang satu lagi sekarang sudah dipenjarakan. Yang memenjarakan dia adalah pemerintah yang mayoritasnya non Kristen. Dia dipenjarakan, karena orang luar lebih tahu bahwa dia salah.
4) BERKATA-KATA DARI ROH KUDUS
Mari kita melangkah pada satu perintah yang penting mengenai Roh Kudus. 1 Yohanes 4:1, “Sebab Roh yang di dalam mau lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”
Di tahun 1967, ada sebuah gereja yang sangat suam. Pendetanya membuka gedung bioskop, setiap hari Natal memberikan karcis kepada orang miskin untuk mendapat hiburan di sana, merokok dan berdansa. Pendeta yang begitu duniawi membuat majelisnya merasa gelisah. Mereka berpikir kalau gereja mau dibangunkan harus mempunyai kuasa Roh Kudus, maka mereka terus menuntut kuasa Roh Kudus. Kemudian datanglah pendeta dari Australia yang mengatakan bahwa dirinya telah mencapai hidup suci dan tidak mungkin berdosa lagi. Tingkat rohaninya sudah sedemikian tinggi seperti Kristus. Pendeta itu mengumpulkan mereka di atas gunung dan menuntun mereka untuk memperoleh kuasa Roh Kudus. Sampai ada dari antara mereka yang berglosolalia dan ada yang menterjemahkan.
Kemudian mereka berpikir, di antara para pendeta yang ada, mungkin Stephen Tong-lah yang cukup berbobot. Alangkah baiknya kalau mereka yang sudah mendapat pengalaman Roh Kudus ditambah lagi dengan khotbah Stephen Tong, gereja mereka pasti akan dibangunkan. Maka mereka datang dari Surabaya ke Malang untuk mengundang saya. Mereka memberitahu saya, nanti malam jam 7 ada kebaktian, tetapi setengah jam sebelumnya mereka akan mengadakan doa dulu. Lalu mereka berkata, “Puji Tuhan, di Nongko Jajar sudah terjadi pekerjaan Tuhan yang besar sekali, sehingga Roh Kudus memberikan wahyu, berkata-kata langsung kepada kami.” Saya sangat terkejut, Maka saya bertanya, “Bagaimana kalian tahu kalau yang berkata-kata itu adalah Roh Kudus? Dan bagaimana saudara tahu bahwa yang disampaikan itu adalah wahyu?” Mereka mengatakan bahwa mereka memiliki bukti dan mengeluarkan beberapa lembar kertas, menyerahkannya kepada saya sambil berkata, “Pak, pegang kertas ini baik-baik, sebab ini wahyu Tuhan yang asli.” Saya membaca kertas-kertas itu. Pada kertas yang pertama tertulis, “Hai anak-anak-Ku. Aku datang kepadamu. Aku adalah Yesus Kristus. Aku adalah Tuhan dan Aku menangisi kamu yang belum mengabarkan ini. Kalau kamu tidak segera mengabarkan, Aku akan datang lagi untuk memarahi kamu.” Kertas kedua saya baca dengan hati yang gentar dan takluk di hadapan Tuhan. “Hai kamu, wanita-wanita, di manakah suamimu yang belum percaya kepada-Ku? Aku sedih bagi mereka. Karena mereka belum beriman. Bawalah mereka kepada-Ku. Berlututlah di hadapan-Ku. Aku akan memberi pengharapan dan pengampunan kepadamu.” Memang pada saat surat itu dibacakan, suami dari salah seorang wanita yang ada di sana belum percaya Tuhan. Jadi tepat. Menurut mereka ini pasti merupakan wahyu langsung dari Tuhan, dan Roh Kudus juga bekerja, karena surat itu disampaikan dalam bahasa Ibrani dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan logat Jawa Timur. Ketika saya tanyakan mengapa mereka bisa mengetahui surat itu ditulis dalam bahasa Ibrani dan diterjermahkan, mereka tidak bisa memberikan kepastian, dan hanya merupakan perasaan mereka saja. Kertas yang ketiga berbunyi demikian, “Akulah Yesus, Akulah Yesus, Yesus yang di sebelah kanan Bapa. Aku akan datang kembali. Ini zaman akhir. Kabarkan hal ini secepat mungkin. Aku segera datang. Akulah Yesus yang berdiri di sebelah Bapa.” Setelah saya baca, saya suruh mereka menunggu di luar. Saya masuk ke kamar, saya berdoa dan membaca Kitab Suci tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan hal itu hingga selesai. Lalu saya berdoa lagi. Saya betul-betul menguji, mengoreksi, mengintrospeksi, membersihkan hati saya, membaca Kitab Suci dan setelah itu keluar. Saya berkata, “Saya bersyukur kepada Tuhan karena kalian rindu gereja kalian dibangunkan. Tetapi dengan sangat menyesal saya harus katakan, silahkan ambil kembali kertas ini. Kertas ini dari roh setan.”
Waktu saya menyebut kertas ini dari roh Setan, mereka semua berteriak, “Jangan begitu pak Tong, jangan menghujat Roh Kudus.” “Jangan menghujat Roh Kudus?” Mereka sudah terpaku pada apriori bahwa yang menyampaikan surat itu adalah Roh Kudus. Lalu Stephen Tong mengatakan ini bukan dari Roh Kudus. Berarti Stephen Tong menghujat Roh Kudus, menghina pekerjaan Tuhan. “Waktu Roh Kudus berada di tengah-tengah kami dan memberikan wahyu kepada kami, kami mencatat yang asli ini. Suasana waktu itu begitu baik, jadi tidak mungkin roh setan, pasti Roh Tuhan.” Saya menjawab mereka, “Tidak!” “Mengapa? Mengapa Bapak bisa berkata demikian?” “Kalau ada waktu yang cukup, saya akan menjelaskan.” Saya kembalikan kertas tadi.
Sebelum saya berangkat ke Surabaya, saya mencari seorang dosen dari Kanada, Miss Williamson, yang mengajar di SAAT (di mana saya juga menjadi dosen). Saya memberitahukan masalah ini kepadanya dan kembali berdiskusi dengannya. Jawabnya, “Ini pasti bukan Roh Kudus, bukan Roh yang dari Allah.” Saya berdoa bersama dengannya dan kami membuat janji, jam 6 sampai jam 7, sebelum saya khotbah ada kebaktian doa khusus di gereja itu. Saya minta dia pada jam tersebut mendoakan saya di Malang dan saya berdoa di Surabaya. Karena saya akan berperang. Lalu saya berangkat.
Sampai di Surabaya, saya menunggu dengan tenang, sampai waktunya, saya tiba di gereja itu. Saat itu, di konsistori sudah berkumpul 15 orang, pendeta yang tadinya adalah lawan sudah mulai menjadi kawan. Saya berada di tengah-tengah mereka. Pada waktu kami menyanyi, pemimpin mengajak berdoa. Di tengah-tengah doa, dia berusaha membuat suasana supaya roh itu datang lagi. Dia berharap saya bisa percaya bahwa roh itu adalah Roh Kudus. Saya berdoa dengan rendah hati dan sungguh-sungguh takut kepada Tuhan : “Tuhan, sekarang saya berpegang pada firman-Mu dengan cermat, dengan sungguh-sungguh takut kepada-Mu, beri kekuatan kepada saya.” Seorang mengambil waktu kira-kira 10 menit untuk berdoa. Di tengah-tengah doanya itu, datanglah suatu suara dari seorang wanita yang berusia 40 tahun : “Aku datang, aku datang, aku datang kepada anak-anakku.” Saya mempunyai perasaan yang jelas bahwa saya bukan anaknya. Di dalam Alkitab, tak pernah sekalipun Yesus berkata, “Aku datang kepadamu, kamu adalah anak-anak-Ku.” Kita tidak pernah disebut sebagai anak Yesus, karena melalui Yesus Kristus kita menjadi anak Allah. Dan kalau Roh Kudus datang dari luar, berarti Dia belum berada di dalam kita. Kalau Dia datang dari luar, lalu siapakah yang berada di dalam? Kalau Roh Kudus sudah berada di dalam, mengapa Dia berkata, “Aku datang kepada anak-anak-Ku?” Lagipula tidak ada orang Kristen yang disebut anak Roh Kudus.
Saya mulai berkata, “Tuhan, saya mau berhenti doa sampai di sini. Sekarang, saya mau mencari dan memakai ayat-ayat firman-Mu yang berkuasa bagaikan pedang yang bermata dua untuk menghancurkan ajaran yang sesat ini, sambil menemukan nabi palsu itu. Berilah kekuatan dan hikmat kepada saya.”
Setelah berdoa, keringat saya bercucuran. Saya buka Kitab Suci dan langsung membacakan beberapa ayat, lalu saya bertanya kepada perempuan itu, “Hai, roh yang berada di dalam perempuan ini, dalam nama Yesus Kristus yang sudah berinkarnasi menjadi manusia, yang sudah mati di atas kayu salib, yang sudah bangkit pula dari antara orang mati, yang sudah naik ke sorga dan akan datang kembali. Saya bertanya kepadamu, siapakah engkau?”
Saya menantang langsung perempuan yang katanya dipenuhi oleh roh itu. Dia mulai bergoyang-goyang, matanya tidak mau melihat, dia tersenyum-senyum dan tidak mau menjawab. “Dalam nama Yesus, jawablah siapa engkau?” Mendadak dia berhenti tersenyum, matanya terbelalak, dia berteriak, “Apa?” Kelembutan yang tadi hilang, suasana indah pun hilang. Kalau bukan Tuhan menyertai saya, saya akan ketakutan luar biasa.
Saya berkata, “Dalam nama Yesus, sekarang jawablah, siapa engkau? Adakah engkau percaya bahwa Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib dan bangkit dari antara orang mati, Anak Allah yang tunggal, adalah Firman yang datang menjadi daging?” Waktu saya mengajukan pertanyaan itu, jawabnya, “Apa? Aku Yesus. Akulah Yesus.” Saya bertanya sekali lagi, “Dari manakah engkau?” “Dari anakku Yesus, aku Yesus dari anakku Yesus.” Dia menjadi kacau.
“Sekarang demi nama Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, Tuhan dan Juruselamat gereja, yang sudah mengalahkan setan dan segala kuasa jahat, saya perintahkan engkau jatuh!”
Sesudah saya mengucapkan kalimat itu, dalam satu detik perempuan itu mau bertahan, tapi tidak mampu, dia terjatuh. Teman-temannya yang sedang berdoa mendengar suara yang keras itu, berdatangan membangunkan dia. Sesudah bangun, dia seperti orang yang baru pingsan, sama sekali tidak sadar akan apa yang baru terjadi, persis orang yang dirasuk setan, lemas sekali. Mata yang tadinya ganas, suara yang tadinya keras, sekarang tidak lagi, saya sangat kasihan kepadanya.
Mereka bertanya, “Apakah percaya Roh Kudus?” Saya jawab, “Saya percaya.” “Kau tidak percaya glosolalia?” “ Saya percaya yang asli.” “Kau tidak percaya yang tadi itu Roh Kudus?” “Tidak.” “Jadi, roh apa?” “Roh yang melawan Tuhan, roh palsu, roh nabi palsu, roh si jahat.” “Mana mungkin? Dia menyuruh kami memuji Tuhan.” “Prinsip memuji Tuhan adalah manusia mengembalikan kemuliaan kepada Allah dalam statusnya sebagai manusia. Tetapi dia meinta orang berlutut di hadapannya. Itu bukan memuji Allah, tetapi merebut pujian yang seharusnya diberikan kepada Allah. Kedua, setiap orang yang dipenuhi oleh Tuhan dan dipenuhi oleh Roh Kudus, baik semua nabi di Perjanjian Lama atau pun semua rasul Perjanjian Baru, tidak pernah seorang pun berkata dengan mulut bibirnya : “Aku adalah Yesus.” Itu tidak boleh. Baik rasul Paulus dan Petrus pun tidak pernah mengucapkan kalimat seperti itu, tetapi mengapa di abad XX ini ada orang yang menganggap diri lebih rohani dari mereka hingga bisa mewakili Tuhan Yesus? Itu adalah tipu muslihat! Tetapi masih ada begitu banyak orang Kristen yang bodoh, yang tidak mengerti prinsip Alkitab, yang begitu gampang digoncang dan ditipu oleh roh-roh palsu. Yohanes memberikan prinsip ini : jangan percaya pada segala roh, ujilah! Tetapi orang yang berada di dalam golongan atau gerakan itu selalu tidak mau orang menguji, hanya mau orang percaya. Sekarang kita mendapat kesimpulan : Roh Suci yang asli, yang mewahyukan Kitab Suci ini meminta orang Kristen menguji, tetapi roh yang memalsukan Roh Kudus tidak memperbolehkan orang menguji. Perhatikan prinsip-prinsip yang dipaparkan di sini, semua ini adalah kunci dalam seumur hidup kita, bagaimana menghadapi dunia yang krisis dan zaman yang sarat dengan pemalsuannya.”
Setelah peperangan selesai, saya langsung naik ke mimbar dan berkhotbah tentang kebangunan. Roh Kudus bekerja secara luar biasa, hari itu ada kira-kira 300 orang yang bertobat. Meerka berlutut di hadapan Tuhan, mengaku dosa dan minta Tuhan memneri pengampunan, agar gereja mereka mempunyai hari depan yang cerah.
Para pemimpin gereja tersebut tentu merasa benci sekali kepada saya. Mereka merasa dipermalukan di depan begitu banyak orang, karena roh itu dianggap sebagai roh yang tidak benar. Lima belas tahun kemudian, pemimpin kelompok itu datang mengikuti Seminar Pembinaan Iman Kristen yang saya pimpin. Dia mengaku bahwa pada saat itu ia yang salah, dan kini ia sudah sadar akan hal itu. Dulu ia mengira roh itu adalah Roh Kudus. Akibatnya ia memberikan uang, kesehatan, bakat, karunia dan segala keinginan untuk mengembangkan gerakan itu. Tetapi setelah 15 tahun, ia melihat hanya berputar-putar di sana, tidak pernah bertumbuh, tidak pernah sungguh-sungguh mengerti prinsip Alkitab dengan lebih mendalam. Dan akhirnya ia semakin sadar untuk menerima ajaran-ajaran yang ketat.
Perhatikan prinsip Alkitab di bawah ini : Hati-hatilah terhadap karunia berbahasa roh yang berbunyi, “Akulah Yesus” atau “Aku datang dan masuk ke dalam anak-anakku.” “aku datang kepada anak-anakku.” Atau “Aku akan menyembuhkan engkau secara pelan-pelan, aku berkuasa.”
Di Batu Pahat, ada seorang anak perempuan cantik yang berusia 15 tahun, jatuh pada waktu main bola basket, kakinya menjadi bengkak dan berubah menjadi kanker. Pembengkakan semakin parah, sampai kakinya dua kali lebih besar dari kaki yang lainnya. Dia tidak bisa berjalan, seumur hidupnya lumpuh. Seorang pendeta membawa dua orang wanita berglosolalia di rumahnya, katanya, “Akulah Yesus. Aku pasti akan menyembuhkanmu dengan pelan-pelan, teruslah beriman kepadaku. Aku Yesus, aku Yesus.” Tiga hari kemudian, saya tiba di sana. Saya berkhotbah tentang doktrin Roh Kudus yang benar dan yang salah. Dua perempuan yang tadi bernubuat dan mengatakan dirinya Yesus ikut mendengar dan merasa ketakutan. “Yesus” yang bisa takut, datang mencari saya dan bertanya, bahwa jika nubuat itu salah, maka roh apakah yang telah masuk ke dalam dirinya. Maka saya mendoakan dia. Saya berkata, “Berlututlah di hadapan Tuhan! Mungkin engkau memiliki kesengsaraan dan kesulitan, sehingga engkau begitu menginginkan hiburan dan kekuatan yang dari atas. Dan karena kau tidak tahu prinsip Alkitab, maka setan telah menipumu dengan roh yang lain, yang masuk ke dalam dirimu.” Mereka membenarkan, karena salah satu dari mereka sudah bercerai dan yang satu lagi sedang dibenci oleh suaminya. Di dalam kesulitan emosi inilah mereka mencari kompensasi di gereja, lalu mereka mengira telah mendapatkan Roh Kudus. Waktu mereka, yang tidak mengetahui Alkitab, begitu merindukan pertolongan, keinginan yang tidak berdasarkan firman Tuhan dan prinsip Alkitab itulah yang memberikan lowongan kepada setan masuk bekerja di dalam hati mereka.
Saya mengunjungi anak perempuan itu. Waktu saya melihat keadaannya, ibunya seorang Kristen yang baik, yang sangat mencintai Tuhan dan sekarang menyaksikan anak bungsunya, yang begitu cantik, dan paling dia sayangi menderita seperti itu, saya bertanya kepadanya, “Dalam nama Yesus KLristus, saya katakan bahwa muslihat-nubuat itu bukan dari Allah, tapi dari roh setan yang memalsukan Roh Kudus.”
Ibu itu berkata, “Tidak, itu pasti Roh Kudus.” Yang mengatakan anaknya bisa sembuh itu pasti Tuhan, dia percaya roh itu adalah Roh Kudus. Lalu saya masuk ke kamar, saya mempersiapkan hati anak perempuan itu, saya berkata, kalau kau sembuh, puji Tuhan. Tetapi menurut saya, kemungkinan engkau akan mati. Waktu saya mengucapkan kalimat itu, anak perempuan itu berkata, “Pak Stephen Tong, saya juga merasa bahwa saya tidak bisa sembuh. Sekarang saya mau menyediakan hati untuk bertemu dengan Tuhan. Saya sudah diselamatkan, saya orang Kristen yang sejati. Kalau pun saya mati, saya sudah siap.” Maka saya mempersiapkan hatinya. Sesudah itu, saya keluar dan bertanya lagi kepada ibunya, “Kau percaya roh itu adalah Roh Kudus?” Ia menjawab, “Ya!” Langsung saya berkata, “Kalau Tuhan mengambil jiwa anakmu adalah karena Dia begitu mencintaimu. Dia mau kamu bertobat dari kepercayaan yang salah. Mungkin sekali anakmu akan dipanggil oleh Tuhan, dia akan mati. Saya sudah mempersiapkan hatinya untuk bertemu Tuhan. Dan kau, orang penting di gereja, mereka memandangmu sebagai tua-tua wanita, ternyata engkau percaya bahwa roh itu adalah roh Allah. Perbuatanmu itu akan menyesatkan seluruh gereja. Demi kebaikan seluruh gereja, demi kebaikanmu dan keluargamu, dalam nama Tuhan Yesus, saya berkata Mungkin Tuhan akan mengambil jiwa anakmu.” Dia mengucurkan airmatanya. Suaminya yang belum Kristen berdiri disampingnya menjadi bingung, mengapa pendeta yang lain mengatakan anaknya pasti akan sembuh, tapi pendeta ini mengatakan mungkin anaknya akan mati.
Setengah tahun kemudian, selesai saya berkhotbah di kongres penginjilan sedunia di Hong Kong, ibu itu datang menghampiri saya. Anaknya telah meninggal. Akhirnya ia menyadari bahwa roh yang ada pada perempuan itu bukan Roh Allah, tetapi roh setan. Pendeta yang membawa dua perempuan itu, sebelumnya begitu keras melarang ibu ini membawa anaknya ke dokter, karena yakin Tuhan akan menyembuhkannya. Setelah mendengar saya berkata dengan begitu tegas, ia menjadi sangat takut dan dengan taksi ia membawa anak itu ke Kuala Lumpur. Pada saat pulang terjadi kecelakaan dan mukanya rusak. Akibat dari hal itu, ia menjadi sadar. Bahkan suami dari ibu itu, ketika melihat ketegasan saya, akhirnya mulai mau pergi ke gereja. Imannya dipulihkan dan ia tidak sampai merusak seluruh gereja.
Sesudah peristiwa itu, saya sempat mengunjungi tempat itu beberapa kali. Gereja itu memang tidak besar, tapi menghasilkan cukup banyak pendeta.
Saya kembali pada prinsip tadi, roh yang palsu tidak menginginkan kita mengujinya. Orang Kristen yang tertidur juga tidak tahu bagaimana menguji roh. Sebaliknya, Roh yang sejati tidak takut diuji. Dia justru memerintahkan kita, agar jangan percaya kepada segala roh, tetapi ujilah apakah roh itu dari Allah, atau bukan. Karena roh si jahat, si pembohong, roh pemalsu sudah ada di dunia. Allah memang tidak boleh dicobai oleh manusia. Allah tidak mencobai siapapun, dan juga tidak dicobai siapapun, tetapi Allah yang sejati pernah dua kali, satu kali di Perjanjian Lama dan satu kali di Perjanjian BNaru, memerintahkan manusia untuk menguji Dia (Maleakhi 3:10, 1 Yohanes 4:1).
Ujilah segala roh, supaya kamu tahu apakah itu Roh Allah atau bukan. Kalau itu memang Roh yang dari Allah pasti akan tahan uji. Kalau roh itu bukan dari Allah tentu tidak akan tahan uji. Tetapi sekarang ada satu ajaran yang membingungkan kita : siapa yang berani menguji Roh Kudus? Kalau Roh Kudus diuji bukankah berarti kita kurang beriman? Kalau kurang beriman bukankah itu berarti dosa?
Suatu kali saya hadir di dalam kebaktian yang penuh dengan roh yang tidak karu-karuan. Saya duduk di bagian belakang. Saya melihat dan mendengar khotbah yang disampaikan oleh pendeta dari India, dia mulai gugup, sepertinya mata saya sudah menangkap sesuatu dari dirinya. Dia berkata, “Hari ini ada seorang masuk dengan roh bimbang, roh kurang beriman, roh tidak percaya, roh kritik. Keluar! Keluar!” Saya sengaja tidak mau keluar, karena Alkitab memerintahkan, jangan percaya kepada segala roh, ujilah apakah roh itu dari Tuhan Allah atau bukan. Itulah yang dikatakan Alkitab, firman Tuhan. Jangan menipu mereka yang belum mengenal atau yang kurang menghafal Alkitab, dan membuat mereka ketakutan luar biasa, sehingga orang-orang yang dianggap mempunyai roh yang khusus, yang supranatural boleh dikultuskan. Tidak! Kalau Saudara merasa apa yang saya sampaikan tidak sesuai dengan Alkitab, coba tunjukkan, saya akan memberikan jawaban kepada Saudara. Kalau Saudara tidak setuju dengan semua ajaran yang saya berikan, mari kita mempelajari lebih banyak lagi untuk membuktikan apakah yang saya sampaikan itu betul-betul alkitabiah atau tidak. Tapi saya tidak mau kau mengkultuskan Stephen Tong, Yonggi Cho, Benny Hinn atau siapapun.
Seperti apa yang dikatakan Agustinus, “Di dalam ajaranku, aku memaparkan firman kepadamu. Jika kau menemukan apa yang kuajarkan tidak sesuai dengan Alkitab, tinggalkanlah aku, tapi jangan tinggalkan Alkitab.” Jangan kultuskan siapapun. Stephen Tong hanya mempunyai satu kewajiban, satu tugas, yaitu memimpin Saudara mengerti firman Tuhan lebih tepat, lebih akurat, lebih sehat dan lebih berakar, selebihnya saya tidak mempunyai ambisi apa-apa, seperti mengkultuskan saya atau menjunjung tingi saya.
Siapakah yang memiliki Roh Kudus? Roh Kudus diberikan kepada siapa? Saat ini gereja-gereja Protestan dan gereja-gereja tradisionil selalu gagal memiliki kesadaran bahwa kita yang betul-betul diselamatkan sudah memiliki Roh Kudus. Kalau saya bertanya tentang siapa yang sudah percaya kepada Yesus Kristus, maka kira-kira ada 90% yang angkat tangan. Tapi kalau ditanya, apakah mereka secara jelas tahu bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni dan sudah mendapatkan hidup yang kekal, maka hanya 50% yang angkat tangan. Jika dilanjutkan, apakah mereka sudah sungguh-sungguh tahu bahwa mereka telah hidup baru di dalam Kristus, maka tinggal 20% yang berani angkat tangan. Kemudian bila saya bertanya lagi, dengan mata yang terbelalak, siapa yang berani berkata sudah memiliki Roh Kudus, maka banyak orang akan menoleh ke kanan dan ke kiri, sambil berkata, “Saya tidak tahu.” Saat ini, mungkin hanya sisa 10% yang berani angkat tangan. Karena tidak mengerti firman Tuhan, maka banyak orang tidak mempunyai keyakinan, tidak mempunyai kepastian, tidak mempunyai pegangan tentang apa yang sudah dijanjikan di dalam Alkitab. Banyak orang hanya berasumsi, barangsiapa berkhotbah dengan suara keras pasti memiliki Roh Kudus, sedangkan yang lembut tidak memiliki-Nya. Padahal tidak tentu. Kalau hanya orang yang bersuara keras saja yang memiliki Roh Kudus, maka semua orang bisu pasti tidak memiliki Roh Kudus, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak naik mimbar? Bukankah tidak akan memiliki Roh Kudus? Kita perlu mendapatkan prinsip Alkitab yang lebih stabil agar tidak terjebak kepada kesalahan-kesalahan sedemikian.
BAB IV : ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
PENERIMAAN ROH KUDUS YANG BENAR
Jika sebelumnya sudah dibahas bagaimana manifestasi yang salah tentang penerimaan Roh Kudus, maka perlu kita mengetahui bagaimana seorang dapat dikatakan betul-betul menerima Roh Kudus.
1). Berkait dengan Pertobatan
Roh Kudus diberikan kepada orang yang betul-betul bertobat. Alkitab tidak mengatakan, bahwa Roh Kudus diberikan kepada anggota gereja tertentu dan tidak diberikan kepada anggota gereja yang lain, tiba kepada yang dibaptis dengan selam dan tidak kepada mereka yang dibaptis percik, kepada yang mempunyai karunia berbahasa roh dan tidak kepada mereka yang tidak memiiki karunia tersebut. Roh Kudus diberikan kepada siapa? Alkitab berkata, Roh Kudus diberikan kepada mereka yang betul-betul bertobat.
Setelah Petrus berkhotbah di hari Pentakosta, mereka yang mendengar tentang Kristus yang mati di atas kayu salib dan bangkit kembali, hatinya seperti tertusuk. Lalu mereka bertanya, bagaimana mereka diselamatkan. Petrus menjawab mereka, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kisah Para Rasul 2:38-39). Jadi jelaslah bahwa Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat. Orang yang bertobat yang menerima Roh Kudus. Alkitab menegaskan prinsip ini dengan jelas: Roh Kudus diberikan kepada orang yang bertobat.
Apakah yang dimaksud dengan bertobat? Secara pasif, bertobat berarti meninggalkan dosa dari arah kebinasaan, berpaling kepada Tuhan dan menerima jasa Kristus di kayu salib untuk menyesali dosa. Kalau menyesali dosa identik dengan pertobatan berarti Yudas juga sudah bertobat. Yudas telah menyesali menjual Tuhan Yesus. Dia tahu dia bersalah, oleh karena itu dia berkata, “Aku telah mengalirkan darah orang yang tidak berdosa. “ Dan dia hanya mengetahui kesalahannya, menyesali kesalahannya, tapi belum menerima dan kembali kepada Tuhan Yesus. Bahkan bila dia mau kembali pun, Tuhan tidak akan menerimanya, karena kesempatan yang diberikan kepadanya sudah lewat. Secara aktif pertobatan berarti menerima yang terang. Secara pasif meninggalkan setan, secara aktif menerima Yasus. Barang siapa yang berobat dan menerima Yesus, dia akan menerima pengampunan dosa dan Roh Kudus yang dijanjikan.
2). Berkait dengan Pengakuan terhadap Kristus
Orang yang percaya Yesus sebagai anak Allah. Galatia 3:14; Efesus 1:13-14: “ Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Di ayat 14 disebutkan Roh Kudus adalah jaminan, atau yang lebih dikenal sebagai uang muka (uang panjar). Kalau kita mau membeli sebuah rumah, kita membayar sejumlah uang kecil uang terlebih dahulu, lalu menanda tangani jual beli. Setelah akte yang ditempeli materai dan dibubuhi cap itu ditandatangani, rumah itu tidak boleh dijual kepada orang lain, sampai seluruh pembayaran selesai. Rumah itu menjadi milikmu, tapi sebelumnya, rumah itu secara status sudah dijual hanya kepadamu. Itu yang disebut uang muka.
Demikian juga Roh Kudus. Ketika seseorang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, ia diberi Roh Kudus, dimeteraikan. Tuhan memberikan meterai surgawi dan meterai itu dicapkan di dalam diri kita, meterai itu adalah Roh Kudus. Barang siapa menerima Yesus, dia diberi Roh Kudus.
3). Berkait dengan Pemberitaan Injil
Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat pada pemberitaan Injil. Kisah Para Rasul 5:32 mencatat, “Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu. Kami dan Roh Kudus yang dikarunia kepada semua orang yang mentaati Dia “; atau dengan terjemahan yang lebih jelas, “Sekarang kami adalah saksi bagi semua hal ini dan Roh Kudus yang diberikan kepada mereka yang taat kepada Allah juga bersaksi bagi hal ini.”
Roh Kudus memberi kesaksian kepada orang yang taat. Roh Kudus yang diberikan kepada orang yang taat, ikut memberikan kesaksian tentang Injil. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat kepada pemberitaan Injil. Firman yang didengar, firman yang diberitakan itu menuntut ketaatan. Barang siapa taat, dan memberitakan Injil, ia akan didampingi kuasa Roh Kudus. Akibatnya yang mendengar juga akan menerima Roh. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat.
4). Berkait dengan Permohonan kepada Bapa
Bapa manakah diantara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu sebagai pengganti ikan? Atau jika ia meminta telur akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Artinya, datanglah kepada Tuhan, mintalah kepada Tuhan. Berserulah dalam nama Kristus dan mintalah pertolongan, pengampunan, hidup yang kekal, penyertaan, serta kuasa-Nya, Tuhan akan mengirim Roh Kudus kepadamu.
Di butir yang keempat ini terdapat satu keganjilan: mengapa banyak orang minta Roh Kudus, akhirnya yang dia peroleh bukan Roh Kudus? Bukankanh Tuhan berkata “Jika kamu yang jahat tahu memberikan pemberian yang baik depada anakmu apalagi Bapamu yang di sorga, tidakkah Dia akan memberikan Roh Kudus kepada orang yang meminta kepada-Nya?”
Menurut prinsip Alkitab: yang meminta Roh Kudus akan diberikan. Tetapi saya menegaskan, mereka meminta-minta sehingga yang didapat bukan Roh Kudus, mengapa hal itu dapat terjadi?
Sekarang kita perlu meluruskan keganjilan seperti ini. Pertanyaan pertama yang perlu dipersoalkan ialah: Apakah Saudara mengira orang yang berdoa minta Roh Kudus itu sungguh-sungguh minta Roh Kudus? Jawabnya: Belum tentu, apabila seseorang meminta Roh Kudus dengan mempunyai asumsi atau pra-anggapan yang salah pada dasar imannya, maka permintaan doanya akan melenceng.
Pada saat seseorang berdoa, dan berdoa, janganlah Saudara hanya melihat fenomena doanya, tetapi harap Saudara melihat terlebih dahulu motivasi doanya, pengertian doanya, dan isi permintaan doanya. Doa berarti menaklukkan diri kepada Allah, mengakui bahwa hanya Allah yang berdaulat atas diri kita. Barang siapa memakai istilah doa dan aktivitas dia untuk memuaskan ambisi pribadi, dia adalah orang yang egois, yang belum pernah tahu apa itu doa. Pada saat seperti itu pada hakekatnya ia belum berdoa. Doa adalah mengakui kedaulatan Allah. doa adalah mengabdikan diri di bawah kuasa-Nya. Doa adalah mengakui hanya Allah yang mempunyai kedaulatan, ketuhanan atas dirinya. Sebagai ciptaan ia patut mematuhkan diri kepada-Nya. Itu yang disebut doa.
Tetapi barang siapa berkata di dalam doanya “Tuhan,berikanlah ini dan itu kepada saya,” sambil mengutarakan segala ambisinya yang liar, yang egois, orang ini adalah orang yang memperalat Allah. memang kelihatannya doanya sangat sungguh-sungguh, tapi nyatanya ia belum mengerti doa dan belum berdoa. Dia sedang mempermainkan suatu metode agama, fenomena doa uantuk mengutarakan racun egoismenya di hadapan Tuhan. Celakalah orang itu!
Di dalam pembahasan Roma 3 di gereja Reformed Injili Indonesia Jakarta, saya terus menekankan bahwa agama dan motivasi agama bukalah mencari Allah, malainkan melarikan diri dari Allah. oleh karena manusia tidak mungkin menolak keberadaan Allah, maka manusia berusaha melarikan diri dari Allah yang sejati, menutup diri sendiri dengan agama yang dianutnya, menetapkan serangkaian hukum, agar bisa memuaskan tuntutan kerohanian diri sendiri, ini bukanlah agama yang sejati.
Jika orang-orang Israel betul-betul mencari Allah di dalam agama mereka, mengapa pada pada waktu Allah mengirim Yesus, justru mereka pakukan di atas kayu salib. Itulah bukti mereka bukan mencari Allah, melainkan membius diri, lalu menganggap diri sudah mempunyai Allah, mempunyai Taurat, mempunyai kitab, mempunyai Musa, Abraham, sambil membanggakan diri dengan sejarah dan tradisi yang mereka miliki. Demikian juga orang-orang yang berkata seperti ini, “Kamu adalah kafir. Sedangkan ayah saya majelis, ibu saya pendeta wanita. Ketika masih muda saya sudah diangkat menjadi tua-tua. Nenek moyang saya nabi. Saya keturunan Yesaya.”
Oleh sebab itu tatkala Roh Kudus memenuhi Yohanes Pembaptis dan pertama kali dia berkhotbah, dia berkata, “ Celakalah kamu , hai kamu keturunan ular beludak.... janganlah mengira, bahwa kau dapat berkata dalam hatimu, Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu, Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Tetapi kamu yang tidak bertobat, ketahuilah, bahwa kapak sudah tersedia pada akar pohon, akan ditebang.” Mengapa khotbah yang begitu keras keluar dari mulut orang yang dipenuhi Roh Kudus? Karena dia tidak mau berkompromi, tidak mau melihat agama dipermainkan.
Jika agama tidak membuktikan manusia mencari Allah, maka saya menegaskan bahwa kebanyakan dari mereka yang meminta-minta Roh Kudus, sebenarnya bukan minta Roh Kudus, karena mereka belum mengerti apa itu Roh Kudus, mereka hanya memperalat dan mempermainkan Allah. mereka sedang mencari “ilah” yang bisa diperalat mereka untuk memenuhi keinginan mereka.
Mengapa mereka bisa mencari dan meminta Roh Kudus? Hal ini disebabkan karena mereka sudah menerima ajaran yang sangat berbeda dengan Alkitab: lihatlah, ada karunia berbahasa roh berarti kau tidak mempunyai Roh Kudus, jadi untuk membuktikan kau mempunyai Roh Kudus, kau harus memiliki karunia berbahasa roh. Maka sekarang mintalah. Apa yang mereka minta? Mereka minta tanda untuk membuktikan dirinya mempunyai Roh Kudus, bukan minta Roh Kudus itu sendiri. Memutar balikkan Roh Kudus dan karunia Roh Kudus. Roh Kuduslah Pemberi karunia, bukan karunia yang membuktikan Roh Kudus. Karunia tidak bisa membuktikan Roh Kudus, karena karunia, khususnya beberapa karunia yang berada diurutan akhir itu mudah dipalsukan oleh setan. Berkata-kata dengan hikmat, dan berkata-kata dengan pengetahuan adalah dua macam karunia yang bersangkut paut dengan bahasa, yang bisa langsung diuji kebenarannya. Kedua istilah ini sudah diselewengkan oleh third Wave.
Perhatikan 9 macam karunia yang terdapat di I Korintus 12, dua jenis karunia yang berada pada urutan depan berhubungan dengan bahasa atau perkataan; dan dua jenis karunia yang berada pada urutan terekhir, juga berkaitan dengan bahasa atau perkataan. Adapun dua jenis karunia yang berada di urutan depan: berkata-kata dengan hikmat dan berkata-kata dengan pengetahuan. Sedangkan dua jenis karunia yang berada pada urutan akhir adalah bahasa roh dan penterjemahan bahasa roh. Dua jenis yang di depan mengenai langue , dan dua jenis yang di belakang juga mengenai langue. Yang dua jenis di depan adalah wording or speaking, yang di belakang speaking in langue. Yang dua jenis di depan bisa diuji benar atau tidaknya, sedangkan yang dua jenis di belakang tidak bisa diuji, bahkan penterjemahannyapun sulit diuji. Sebab itu,dua jenis karunia yang berada di urutan akhir mudah dipalsukan oleh setan. Namun justru yang berada di urutan terakhir, yang paling tidak penting itu, sekarang dimutlakkan menjadi tanda untuk mengetahui seseorang mempunyai Roh Kudus atau tidak. Sambil terus membesar-besarkan karunia lidah sebagai karunia yang paling penting sehingga orang memutarbalikkan karunia yang di belakang itu menjadi yang paling penting dan yang penting dibuat menjadi tidak penting. Yang tidak mutlak menjadi mutlak, dan yang mutlak menjadi tidak mutlak. Yang utama menjadi tidak utama, yang tidak utama malah menjadi yang utama, sehingga orang mulai mengejar karunia itu.
Setelah itu, mulai ada usaha untuk melatih bahasa roh, sambil dipukul-pukul dan ditekan-tekan kepalanya sambil diperintahkan untuk mengulang kata-kata yang terlintas dipikirannya. Itulah kursus bahasa roh. Di dalam Alkitab tidak pernah ada orang yang kursus agar bisa berbahasa roh. Saya rasa kita perlu segera mengkoreksi ketidakberesan seperti ini dan membawa orang-orang Kristen kembali kepada prinsip-prinsip Alkitab.
Manusia tidak boleh berperan seperti Allah. jikalau Saudara telah menjadikan sesuatu yang hakekatnya bukan patokan menjadi patokan, maka saudara sedang memutlakkan patokan semu tersebut, lalu dijadikan sebagai motivasi doa Saudara. Itu suatu kesalahan. Saya mengingatkan bahwa sebelum seseorang berdoa, hendaklah orang itu mengerti bahwa ia adalah milik Allah, dan di hadapan Allah ia betul-betul tunduk menyerahkan segala kebebasannya di hadapan kedaulatan Allah, di mana dia sedang mengenali Ketuhanan-Nya, kehendak-Nya yang akan jadi. Kuasa-Nya yang membagi-bagikan anugerah bukan kemauan manusia yang menguasai-Nya.
Doa bukanlah suatu usaha untuk menguasai Tuhan, tidak berarti mau merubah Tuhan atau mengatur Tuhan. Tetapi orang yang menaikkan doa dengan tidak mengenal apa itu doa, selalu menjadikan diri sebagai subyek dan Allah sebagai obyek. Ia akan memberikan serangkaian perintah kepada Allah dan menuntut Allah untuk memenuhinya. Kalau Allah Mahakuasa, tidak perlu manusia menguasai-Nya. Tuhan tidak mau diperintah oleh manusia, karena manusia hanyalah ciptaan dan Dia adalah Pencipta. Sikap yang memerintah Allah dengan alasan itu pada hakekatnya belum berdoa. Doa tidak pernah merubah Allah, karena Allah tidak pernah berubah. Tapi doa adalah merubah diri, supaya sesuai dengan kehendak Allah yang tidak berubah.
Bilakah gereja-gereja di Indonesia kembali sehat dan normal? Kapankah pengkhotbah-pengkhotbah membawa manusia kembali pada prinsip-prinsip Alkitab?
Bilakah saudara mengetahui arti doa dan menjalankan kehidupan doa yang baik? Bilakah Saudara mengerti doktrin Roh Kudus dan betul-betul taat pada pimpinan-Nya? Bilakah Saudara mengerti firman yang kuasa-Nya lebih besar dari pada Saudara sendiri, lalu Saudara taat dan berjalan di dalamnya? Ataukah sekarang Saudara sedang mencari ayat-ayat yang angkanya cocok dengan angka undian Saudara? Sikap seperti itu sangat tidak terpuji. Itu sebabnya Roh Kudus tidak berikan kepada Saudara. Roh Kudus hanya diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh taat kepada Allah.
Marilah kita belajar permohonan yang benar. Doa merupakan suatu interaksi. Ketika sedang berinterksi secara pribadi, relasi pribadi lepas pribadi antar Pencipta dan yang dicipta itu terjalin, maka yang ditebus bertemu dengan Sang Penebus, saat itu manusia yang terbatas akan berdoa di hadapan Dia yang tidak terbatas, yang Mahasuci, dengan berkata, “Bapa, bukan kehendakku yang jadi, tapi kehendak-Mu ya Tuhan.” Inilah contoh doa yang Kristus berikan di Getsemani. Berhakkah kita berkata kepada Tuhan, kalau boleh singkirkan cawan ini dari padaku? Tuhan, singkirkan cawan pahit ini, cawan kemurkaan-Mu, cawan penghakiman-Mu yang begitu sengit dan begitu sulit. Tetapi setelah meminta, Yesus berkata atas hak-Nya sendiri, “Tetapi bukan kehendak-Ku ya Bapa, melainkan kehendak-Mu yang jadi.” Itulah doa.
Berapa banyakkah pembaca yang telah mengerti prinsip doa seperti ini dan sungguh-sungguh berdoa untuk kebangunan gereja di Indonesia? Seringkali kebangunan hanya dikaitkan dengan adanya pendeta yang pandai berkhotbah. Jemaat sering kali hanya bisa mengkritik pendetanya meminta agar pendeta diganti tetapi tidak pernah berlutut untuk kebangunan gerejanya, membiarkan Allah bekerja sepenuhnya di dalam gereja-Nya. Hingga saat ini, Indonesia belum pernah menghasilkan hamba Tuhan yang mampu mempengaruhi seluruh Indonesia, apalagi mempengaruhi seluruh dunia.
Orang Kristen di Indonesia hendaknya berhenti saling mengiri, saling menjatuhkan, saling memperbandingkan siapa yang lebih populer, tetapi lebih banyak berdoa bagi Indonesia agar terjadi kebangunan yang sejati, sehingga pada suatu hari kelak, gereja di Indonesia menghasilkan laskar-laskar Kristus yang betul-betul berkuasa.
BAB V :ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
KEPENUHAN ROH KUDUS
Tidak mungkin ada kebangunan gereja yang sejati tanpa adanya kuasa Roh Kudus. Tidak mungkin pula terjadi kebangunan gereja tanpa didahului doa orang-orang yang digerakkan Tuhan untuk mendoakan kebangunan tersebut. Dengan kata lain, tidak mungkin ada orang-orang yang tergerak berdoa untuk adanya kebangunan, tanpa Roh Kudus menggerakkan mereka, karena tanpa Roh Kudus menggerakkan seseorang, tidak ada seorangpun dapat mendoakan sesuatu sesuai dengan kehendak Allah. Namun kadang-kadang orang-orang yang berdoa tersebut tidak sempat melihat kebangunan yang didoakannya. Mungkin sekali Tuhan mengirimkan kebangunan sesudah orang itu tiada, tetapi mungkin juga di saat ia masih hidup, sehingga ia sempat menyaksikan kebangunan itu terjadi. Siapakah yang akan digerakkan Roh Kudus untuk berdoa bagi kebangunan gereja yang Ia inginkan?
1). Pentingnya Kebangunan Sejati
Di dalam sauatu arus kebangunan, seringkali masih terdapat sisa pengaruh dimana orang-orang yang pernah merasakan kebangunan itu, ketika menjadi tua berdoa sesuai dengan Kitab Suci yang masih dipegangnya untk adanya kebangunan yang berikutnya. Mungkin gerakan John Sung, yang terjadi 50 th silam sudah berlalu, tetapi sisa-sisa pengaruh John Sung masih ada pada beberapa orang tua yang selama berpuluh-puluh tahun ini tetap setia mendoakan gereja. Sebagaimana benih yang ditanam, meski sudah berpuluh-puluh tahun, namun masih tetap mempunyai pengaruh, sehingga masih ada orang yang berbeban mendoakan gereja dengan sungguh-sungguh.
Gelombang kebangunan gereja yang Tuhan berikan sedikit berbeda dengan kebangunan-kebangunan yang kita saksikan di zaman kita ini. Yang dimaksud sedikit berbeda adalah karena kebangunan-kebangunan yang mempunyai dasar prinsip Kitab Suci memang ada, tetapi masih belum dirasakan sepenuhnya. Sebaliknya, kebangunan-kebangunan yang tidak sungguh-sungguh berakar pada prinsip Firman yang banyak terjadi. Sebab itu, saya menghimbau, agar ada sekelompok orang yang mau sanantiasa berdoa, dengan hati nurani yang sungguh-sungguh menjunjung tinggi Tuhan, sambil menantikan kebangunan yang penuh, yang sungguh-sungguh, yang sejati, yang diberikan oleh Tuhan.
Saya melihat banyak orang yang mengalami kebangunan, tetapi bukan kebangunan seutuhnya yang berdasarkan Firman dan prinsip Alkitab. Orang-orang semacam ini, bila tidak dipelihara dengan baik, tidak siap menerima koreksi dan pimpinan Tuhan yang lebih lanjut lagi, tidak bersedia di sempurnakan, bisa denga mudah menjurus pada kecongkaan, penyelewengan dan pemuasan diri yang justru membuat dirinya tertutup bagi kebangunan yang lebih besar. Oleh sebab itu, saya berharap, kita mau rendah hati di hadapan Tuhan, mau senantiasa di hadapan-Nya dengan peka dan rendah hati.
2). Aspek Kepenuhan Roh Kudus
a.Takut akan Kristus
Istilah “takut akan Kristus” hanya muncul satu kali di Perjanjian Baru (Efesus 5:17-21). Padahal istilah “takut akan Tuhan” adalah pangkalan moral dan etika umat pilihan Tuhan, khususnya di dalam Amsal. Istilah “takut akan Tuhan” muncul beratus-ratus kali di dalam Kitab Suci, yang paling banyak adalah di dalam kitab Amsal. Tetapi bagaimana sikap manusia terhadap Kristus? Ada yang mempermainkan, memperalat, menghina atau meremehkan anugerah-Nya.
“Takut akan Kristus” hanya mencul satu kali dalam Kitab Suci. Yaitu sebagai akibat dipenuhi oleh Roh Kudus. Seseorang dapat senantiasa berdoa, bersyukur kepada Tuhan, dapat takut akan Kristus adalah kerena dia dipenuhi Roh Kudus.
Paulus berkata, “Janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Allah.” Roh Kudus tidak akan memimpin seseorang menjadi bodoh, kabur, kebal tertidur, pikirannya terkubur, rasionya tak berfungsi atau tidak lagi mempunyai pengertian yang sungguh. Tetapi Roh Kudus datang unutuk memimpinmu supaya memikirkan kembali; mengingat kambali akan semua perkataan yang Kristus katakan kepadamu, maksudnya memberikan normalisasi pikiran seturut dengan firman yang memimpinnya.
Kemudian Paulus menyambung,”... janganlah kamu mabuk oleh anggur, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus”. Sesudah kata dipenuhi oleh Roh Kudus, barulah dia menyambung dengan, “...maka berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati “.
b. Kasih
Peraturan di atas ditegaskan oleh Alkitab, seperti juga pada 1 Korintus 12-14, dimaksudkan untuk mencegah kekacauan yang mungkin timbul, karena karunia-karunia telah membuat manusia menjadi congkak. Paulus berkata, bahwa selain menuntut karunia, yang lebih penting lagi adalah menuntut karunia yang terbesar, yaitu kasih. Itu alasan, mengapa kalau kita membaca Kitab Suci selalu tidak bisa mengerti dengan tepat, tetap kalau membaca surat kabar, membaca info bursa Jakarta, kita langsung mengerti. Kerohanian kita belum dicelikkan dengan sungguh-sungguh.
Sekarang ini jarang ada pendeta yang berkhotbah tentang tuntutan karunia kasih, tetapi banyak yang menganjurkan untuk menuntut karunia berbahasa lidah. Karunia yang paling besar adalah kasih. Meskipun seseorang bisa berbahasa malaikat, tapi jika tidak mempunyai kasih, maka ia bagaikan gong yang berkumandang, tidak ada gunanya. Namun orang sudah membalikkannya: yang paling penting dilupakan, yang paling tidak penting justru ditonjolkan. Karunia yang paling baik tidak dipikirkan, sebaliknya hanya menekankan kepentingan karunia yang paling tidak penting.
c. Menjadi Berkat
Seseorang berkata kepada saya, “Bukankah Paulus berkata, bahwa ia berkata-kata dengan bahasa roh lebih banyak dari pada semua jemaat Korintus? (1 Korintus 14:18-19). Bukankah suatu tuntutan yang benar, bila Paulus berbahasa roh, kita juga berbahasa roh?”
Saya harap kita tidak membaca firman Tuhan hanya satu bagian saja tanpa menghubungkan dengan ayat-ayat di sekelilingnya. Jika kita membaca ayat selanjutnya, maka Paulus mengatakan, bahwa ia memang berkata-kata dalam bahasa Roh lebih banyak dari pada semua jemaat; tetapi dalam pertemuan jemaat, ia lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh. Lima kata yang dapat mengerti lebih baik dari pada sepuluh ribu kata dengan bahasa roh! Jadi mana yang penting? Sampaikanlah firman dengan bahasa yang dapat dimengerti. Jangan menafsirkan Alkitab sembarangan untuk disesuaikan dengan keinginan pribadi.
Jikalau karunia-karunia yang paling ridak penting sudah kita jadikan yang paling penting, kita angkat tinggi-tinggi bahkan kita jadikan bukti bahwa diri kita telah memiliki Roh Kudus, lalu menghina orang yang tidak memilikinya, bukankah berarti kita telah memutar balikkan urutan: yang tidak mutlak dijadikan mutlak, yang mutlak dijadikan tidak mutlak?
Dan juga maksud Paulus mengatakan, “...lima kata yang bisa dimengerti lebih baik dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh” adalah, meskipun aku mempunyai pengalaman itu, tapi aku tahu hal itu tidak penting.
Gereja perlu berputar arah dan sadar kembali. Jika saya berkata, “(1) semua orang telah berdosa,(2) tetapi Tuhan mencintai orang berdosa dan membenci dosa, (3) maka Dia mengirimkan Kristus bagimu, (4) kalau engkau oercaya kepada-Nya, (5) kau akan beroleh hidup yang kekal.” Lima kalimat yang jelas ini sudah membawa Injil bagi seseorang. Tetapi orang yang berkarunia bahasa roh, hanya membuktikan dirinya telah memiliki Roh Kudus, sambil mengeritik orang lain yang tidak memilikinya, bahkan membawa seluruh gereja ke dalam arus ini, saat itu ia tidak memberitakan Injil. Sebenarnya orang semacam itu belum menyatakan bahwa dirinya telah dipenuhi Roh Kudus.
Paulus mengatakan, hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus. Kalimat ini jelas merupakan kalimat perintah. Maksudnya Tuhan menghendaki kita – semua orang Kristen dipenuhi Roh Kudus.
3). Penguasaan Roh Kudus
Apakah artinya dipenuhi Roh Kudus? Apakah kita bisa tahu kalau seseorang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus? Bagaimana menyatakan kepenuhan Roh Kudus di dalam kehidupan sehari-hari? Paulus berkata, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menumbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” (Efesus 5:18). Perbandingan ini sangat menarik. Orang yang mabuk oleh anggur adalah dia yang setelah minum anggur, dikuasai oleh alkohol. Ketika alkihol masuk ke dalam darah mereka, mereka tidak mampu berpikir seperti biasa dan mulai menjadi mabuk, karena ada kuasa lain di dalam diri mereka yang sedang menguasai mereka. Paulus mengkontraskan keadaan seperti itu dengan kepenuhan Roh Kudus. Maksudnya biarlah Roh Kudus yang menguasai diri saudara, bukan nafsu, hal-hal dunia atau anggur yang menuasai diri Saudara.
Namun, kita tetap harus memperhatikan, kepenuhan Roh Kudus yang dimaksudkan dalam Alkitab tidak pernah memberikan indikasi bahwa otak orang yang dipenuhi Roh Kudus itu berhenti bekerja. Alkitab tidak sekalipun mencatat bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus otaknya menjadi kabur, tidak bisa berpikir atau bekerja dengan baik, menjadi seperti orang yang mabuk. Alkitab belum pernah mengatakan jikalau orang yang dipenuhi Roh Kudus akan terjatuh ke belakang, lalu tidak sadarkan diri. Alkitab juga tidak pernah mencatat, orang yang dipenuhi Roh Kudus akan berguling-guling di tanah. Alkitab belum pernah mencatat ketika orang yang dipenuhi Roh Kudus berdoa, seluruh badannya gemetar.
4). Kepenuhan Firman
Jika kita membandingkan surat Efesus dan surat Kolose, kita akan menemukan kurang lebih 74 kalimat yang mirip. Di seluruh Kitah Suci, hanya kedua kitab ini yang memiliki persentasi kemiripan yang paling banyak. Apa yang pernah muncul di Efesus, muncul juga dalam istilah yang sedikit berbeda tapi dalam arti yang sama di Kolose, karena kedua surat ini dirilis oleh Paulus pada waktu dia berada di dalam penjara.
Paulus, yang sedang memikul salib, yang sedang terbelenggu karena Injil, menulis surat-surat di dalam penjara untuk menghibur orang Kristen yang berada di Galatia, di Efesus, di Filipi dan di Kolose. Jika bukan Roh Kudus memenuhi dia, tak mungkin dia mampu memikul salib dan melalui hidup yang begitu sengsara di dunia. Itu membuktikan dia dipenuhi Roh Kudus. Paulus yang berada di penjara membuktikan, tidak ada satupun gangguan luar, baik yang berasal dari politik, penganiayaan atau musuh-musuh Injil, yang bisa mengganggu kepenuhan Roh yang mengalirkan sukacita kepadanya. Itu kepenuhan Roh yang sejati.
Secara khusus, mari kita memperhatikan Efesus 5:18 dan Kolose 3:15-16. Di dalam Efesus 5:18 dikatakan,” hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Kepenuhan Roh Kudus menjadi satu perintah. Kemudian disambung dengan “...dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani”. Kalimat yang mirip juga muncul di Kolose 3:16, hanya saja Paulus memakai istilah yang sedikit berbeda: “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyayikan mazmur dan puji-pijian dan nyanyian rohani, kamu mengucapkan syukur kepada Allah di dalam hatimu .“
Ketika menulis kepada jemaat di Efesus, Paulus menggunakan kalimat “dipenuhi oleh Roh Kudus,” tetapi ketika menulis kepada jemaat di Kolose, Paulus menggunakan kalimat “dipenuhi oleh perkataan-perkataan Kristus.” Jadi setelah seorang di penuhi Roh Kudus barulah dia bisa bersyukur, bermazmur dan memuji Tuhan. Sedangkan di Kolose dikatakan, setelah perkataan Kristus dan keyakinan firman Tuhan di dalam hati seseorang, barulah orang itu bersyukur, bermazmur, memuji Tuhan. Maksudnya, barang siapa dipenuhi Roh Kudus, dia harus dipenuhi firman Tuhan. Paulus bukannya lupa atau salah tulis. Jika kita melihat Kolose ayat 1, kita menemukan konsep-konsep yang sedemikian dalam, ajaib, karena segala yang ada di dalam Kristus merupakan rahasia kebenaran Allah yang begitu dalam.
Segala hikmat Allah terwujud di dalam Kristus yang pernah inkarnasi ke dalam dunia. Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia ke dalam dunia ini. Paulus sengaja menggunakan persamaan konsep antara Efesus dan Kolose, dengan cara menggunakan dua cara macam kalimat yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama. Barang siapa di penuhi Roh Kudus, dia dipenuhi dengan kuasa dan perkataan Kristus di dalam firman-Nya.
“Di penuhilah dengan Roh Kudus, supaya kamu bisa bermazmur dan memuji Tuhan dengan penuh syukur”. Dan “... dipenuhilah dengan perkataan-perkataan Kristus di dalam hatimu, supaya kamu dapat bermazmur, bersyukur dan memuji-muji Tuhan” adalah sama. Tetapi saya sering menyaksikan orang-orang yang menyebut dirinya dipenuhi Roh Kudus, justru miskin sekali pengertiannya akan firman Tuhan. Mereka sepertinya pintar mencari ayat Alkitab, yang berulangkali dicari adalah ayat yang mendukung pikiran mereka yang ekstrim.
Jika saudara pernah diganggu oleh orang-orang dari saksi Yehovah, saudara akan mengetahui betapa “ahlinya” mereka membuka Kitab Suci, sambil membahas bahasa Yunaninya. Saudara tidak perlu terkejut, karena bahasa Yunani yang mereka ketahui tidak lebih dari 50 kata (sayangnya bahasa Gerika yang saudara mengerti mungkin hanya 10 kata, jadi tetap kalah).
5). Problema Kepenuhan Roh Kudus
Celakalah orang Kristen yang tidak mempelajari firman Tuhan dengan sungguh-sungguh! Orang yang menyebut dirinya di penuhi Roh Kudus, yang sangat menekankan doktrin Roh Kudus, tetapi nyatanya hidup mereka tidak kudus, pengertian mereka tentang firman Tuhan juga begitu dangkal, begitu sedikit. Ini bukan prinsip Alkitab.
a.Wahyu baru
Perhatikanlah orang yang dipenuhi Roh Kudus, semoga dia juga bertanggung jawab dalam hal mengisi dirinya dengan limpah oleh firman Tuhan yang begitu kaya. Inilah jalan yang stabil. Adapun jalan yang tidak stabil adalah jalan yang gampang, kalau boleh, bisa ditempuh dengan jalan pintas. Dengan sedikit upaya sudah bisa memperoleh, bahkan bisa menyatakan diri lebih hebat daripada orang lain. Itu yang disebut kursus kilat. Banyak orang tidak mau belajar piano dari kecil dengan tekun, maka mereka membeli organ, supaya bisa langsung memainkannya.
Zaman ini adalah zaman di mana setan menawarkan jalan pintas, “Untuk apa belajar Alkitab begitu sulit. Belajarlah kepada saya, cukup hanya sepuluh menit, langsung sudah bisa dipenuhi Roh Kudus. Dan sesudah dipenuhi Roh Kudus, kau tidak perlu belajar Alkitab lagi. Berbeda dengan mereka yang menggunakan rasio, karena kau yang sudah mempunyai Roh lebih tinggi dari pada mereka.” Itulah penawaran setan. ”Bukankah Alkitab adalah wahyu kuno, sedangkan aku mendapatkan wahyu baru. Bukankah Alkitab sudah berusia 2.000 tahun tetapi wahyu yang aku dapatkan baru kemarin.” Inilah yang setan kerjakan.
Dari satu aspek memang kelihatan benar, karena dia merasakan kesegaran akan penyertaan Tuhan dan tindakan Tuhan dalam menyatakan sesuatu kepadanya. Dia mempunyai motivasi yang baik, dia percaya bahwa Tuhan itu hidup. Saya kagum akan hal itu. Tetapi sayang, dia tidak tahu bahwa wahyu sudah berhenti pada saat Kitab Suci sudah di berikan secara sempurna. Yang ada kini hanyalah pimpinan-Nya kepada orang-orang yang sungguh taat kepada-Nya untuk kembali ke dalam Kitab Suci yang tertulis. Kembali kepada Alkitab dan tunduk kepadanya dengan pimpinan yang segar, dengan pengertian yang segar, dengan pencerahan yang segar. Itulah berita dari Roh Kudus.
Setiap hari, setiap saat, setiap detik, kita masih mungkin menerima pencerahan yang segar, pimpinan yang segar dan pengertian yang segar dari Roh Kudus, tetapi bukanlah wahyu yang baru. Tidak ada lagi yang di wahyukan kepada seseorang dengan diiringi kalimat , ”firman Tuhan kepadku,” seperti pada zaman nabi dan rasul. Karena Kitab Suci mengatakan, “Gereja didirikan diatas nabi-nabi dan rasul-rasul” (Efesus 2:20). Berarti tidak ada lagi landasan gereja yang lain, kecuali Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Seandainya ada orang berani berkata, “Kemarin saya mendapat wahyu dari Tuhan,” saya kuatir jikalau dia menuliskan wahyu tersebut, maka akan ada dua kitab Wahyu. Bagai mana seorang bisa mengatakan dirinya mendapatkan Wahyu? Jikalau dia menerima wahyu, dia harus membicarakan ayat itu satu dengan yang lain. Hal itu hanya terjadi sebelum Kitab Suci ditulis dengan lengkap, bukan mengatakan dengan ayat yang sudah ada, lalu Saudara mengatakan bahwa Saudara teleh mendapat wahyu.
b. Problema Hermeneutika
Kadang-kadang kesalahan di dalam megerti Alkitab dikarenakan tugas hermeneutika kurang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya ada orang akan berkata, “ Yesus Kristus tidak berubah, kemarin, sekarang dan selama-lamanya.” (Ibrani 13:8). Kalau dulu Dia menyembuhkan, sekarangpun Dia akan menyembuhkan.” Maka ayat Ibrani 13:8 itu pun dipakai untuk mendoakan orang yang sakit. Saya percaya kita memang berhak meminta, dan sampai sekarang Tuhan masih bisa menyembuhkan orang sakit. Tetapi kalau Saudara memakai ayat itu untuk mendoakan orang sakit, saya juga akan menuntut: “Bukankah Yesus tidak berubah? Kalau begitu, Yesus pernah membangkitkan orang mati, sekarang apakah Saudara dapat membangkitkan orang mati?” Tentu orang akan berkata, “ Wah soal bangkit dari mati adalah hal lain, kalau kesembuhan masih mungkin.” Inilah yang disebut menafsirkan Alkitab dengan semaunya sendiri.
Dahulu Yesus menyembuhkan orang sakit hanya dengan mengatakan, “sembuhlah kau!”, maka orang itupun sembuh. Yesus juga pernah berkata, ”Lazarus keluar!”, maka Lazaruspun keluar dari kuburnya. Jika prinsip Ibrani 13:8 di pakai oleh pendeta untuk menyembuhkan, sekarang persilahkan pendeta itu memakai ayat tersebut ke kuburan dan berkata, “Aminudin keluar!” Apa yang akan terjadi? Ayat Ibrani 13:8 tidak boleh ditafsirkan sembarangan, semau kita, atau dipakai untuk menunjang prinsip kita sendiri yang tidak sesuai dengan Alkitab. Oleh karena itu, janganlah sembarangan menafsirkan Alkitab. Akibatnya, firman Tuhan tidak diterapkan sesuai dengan kebenaran yang diyatakannya.
c. Mendukakan Roh Kudus
Orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesuslah yang menerima Roh Kudus, karena kepada mereka telah di berikan Roh Kudus untuk menjadi meterai sampai Kristus datang kembali. Sebab itu Paulus berkata kepada jemaat di Efesus, “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Efesus 4:30).
Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus, karena Roh Kudus seperti seorang ibu melahirkan anak. Dia mengasuh, memimpin dan membesarkannya dengan susah payah, dengan air mata dan dengan pengharapan yang penuh. Dia tidak ingin disakiti oleh anak-Nya.
Demikian juga Roh Kudus yang sudah melahirbarukan kita, memberi kita hidup baru. Dia berdiam di dalam diri kita, seperti seorang ibu yang menjaga, membesarkan dan memberi kita kekuatan untuk menunggu sampai Kristus datang kembali. Jangan mendukakan Roh Kudus, jangan membuat Dia menangis sedih dan susah, karena Dia begitu mengasihi kita.
Di dalam surat-surat Paulus disebutkan tiga macam dosa yang mungkin orang Kristen lakukan terhadap Roh Kudus, yaitu (1) mendukakan Dia; (2) memadamkan Dia, dan (3) tidak taat ke pada-Nya. Maksudnya, pada waktu Roh Kudus menggerakkan hati kita, memimpin kita, jangan kita membangkang atau menolak. Bukankah tidak pantas kalau kita yang sudah diberi hidup, diberi keselamatan dan penebusan oleh Roh Kudus justru tidak taat kepada-Nya.
Jangan memadamkan Roh Kudus, berarti kalau api Roh Kudus menggerakkan kita untuk mengerjakan sesuatu, seperti memberitakan Injil kepada orang lain, kerjakanlah itu. Jangan kita berdalih apapun juga. Semua itu adalah bujukan dari setan. Saat Roh Kudus menggerakkan hati kita untuk mengabarkan Injil, membagikan traktat, menjadi saksi, atau mengerjakan ini dan itu, janganlah kita memadamkan gerakan-Nya. Terlalu banyak orang Kristen yang sering memadamkan api Roh Kudus, sehingga mereka tidak lagi berguna di dalam kerajaan Allah. lalu mereka mengampuni diri dengan kata-kata yang tidak bertanggung jawab: “Tidak apa-apa, banyak pendeta yang tidak kuat. Bukankah saya tidak dipanggil untuk menjadi pendeta, jadi jika saya tidak mengabarkan Injil maka tidak apa-apa.” Semua itu adalah tipuan dari setan.
Paulus berkata, “Jangan memadamkan Roh Kudus,” “Jangan menolak Roh Kudus,” dan “Jangan mendukakan Roh Kudus,” Maksudnya jangan dengan sengaja mengerjakan sesuatu yang bukan saja melawan suara hati nurani kita sendiri, juga melawan pimpinan Roh Allah. Jika saudara berulangkali memadamkan panggilan Roh Kudus, ia akan mendiamkan Saudara. Dia bersedih di dalam diri Saudara. Meskipun Dia tetap berada di dalam diri Saudara, tetapi Dia berduka, Dia melihat kita, anak yang tidak taat ini, selalu meremehkan api-Nya, dan lambat laun kita menjadi tidak peka terhadap pimpinan-Nya yang khusus atas diri kita. Dengan demikian, yang rugi bukan Roh Kudus tapi diri kita sendiri.
d. Menghujat Roh Kudus
Menghujat Roh Kudus tidak mungkin dilakukan oleh orang Kristen yang sudah diselamatkan. Seorang Kristen yang sungguh telah diperanakan kembali tak mungkin menghujat Roh Kudus. Pernyataan ini mungkin sedikit menenangkan kita, karena saya percaya di antara kita ada sebagian orang yang meresa dirinya mungkin pernah menghujat Roh Kudus, sehingga merasa ketakutan luar biasa.
Tidak ada kemungkinan bagi orang yang sudah sungguh-sungguh diselamatkan atau diperanakan kembali untuk menghujat Roh Kudus. Mengapa? Karena hal menghujat Roh Kudus dilakukan pada waktu kita belum menjadi seorang yang percaya. Bila orang yang belum percaya atau yang menolak pekerjaan Tuhan terhadapnya menghujat Roh Kudus, berarti dia pernah menolak penawaran itu untuk selama-lamanya. Orang yang sedemikian tidak akan digerakkan lagi. Orang yang sudah sungguh diselamatkan tidak mungkin menghujat Roh Kudus.
Orang yang pernah menghujat Roh Kudus, tidak mungkin merasa takut dirinya telah menghujat Roh Kudus. Sama seperti seorang yang berdiri di tempat yang tinggi sekali dan melihat ke bawah, dia takut jatuh dan mati. Itu tandanya dia belum mati, karena bila sudah jatuh dia akan mati, dan dia tidak akan takut mati lagi. Jadi orang yang takut mati berarti dia belum mati, karena orang yang sudah mati tidak bisa takut mati lagi. Saudara takut jatuh membuktikan Saudara belum jatuh, demikian juga jika Saudara takut pernah menghujat Roh Kudus membuktikan bahwa Saudara tidak menhujat Roh Kudus.
Tetapi setan mungkin pernah memakai kesempatan-kesempatan tertentu membuat ilusi di dalam pikiran Saudara, sehingga Saudara mengira Saudara telah menghujat Roh Kudus, padahal itu hanya merupakan tipu muslihat.
Siapakah orang yang menghujat Roh Kudus? Orang yang menghujat Roh Kudus adalah dia yang terus menerus menolak gerakan Roh Kudus di dalam hatinya, khususnya gerakan mengambil keputusan menerima Yesus Kristus. Roh Kudus menggerakkan, memberikan penawaran kepadanya, tapi dia menolak dan menolak, bahkan sampai saat terakhir pun dia tetap menolak, maka Roh Kudus meninggalkan dia, dan dia mati di dalam dosa. Orang itu disebut sebagai orang yang menghujat Roh Kudus. Jika Saudara sudah menerima Kristus berarti hal tersebut tidak pernah terjadi pada diri saudara.
Alkitab mengajarkan: Allah Bapa menyediakan keselamatan, Allah Anak menggenapi keselamatan, Allah Roh Kudus melaksanakan dan menyodorkan penawawan keselamatan. Keselamatan yang disediakan dan direncanakan Bapa hanya mungkin digenapi, jika Kristus taat kepada Bapa. Lalu Allah Bapa mengirim Kristus ke dunia untuk menjadi Juruselamat, maka di atas kayu salib Yesus menggenapkan semuanya. Yesus meminta kepada Bapa untuk mengirim Roh Kudus. Dan kalau Ia datang. Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Maka Roh Kudus manggerakkan hati manusia. Tetapi bila orang yang digerakkan menolak, berarti gerakan Roh Kudus ditolak. Akhirnya Roh Kudus terakhir kali menggerakkan dia, dan dia tidak mau. Berarti dia telah menghina dan menolak Roh Kudus, maka dosanya tidak akan memperoleh pengampunan, dia akan membawa dosanya untuk selama-lamanya. Orang semacam itulah yang disebut menghujat Roh Kudus.
Semua yang disebut jangan, jangan, dan jangan adalah perintah Allah dari aspek negatif; dan dari aspek positf, Paulus berkata, “ Hendaklah kamu dipenuhi oleh Roh Kudus.” Kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus. Sebelum kita dipenuhi Roh Kudus, kita harus terlebih dahulu mengerti siapa itu Roh Kudus dan apakah kehendak-Nya. Roh Kudus adalah Allah, barulah kita mungkin dipenuhi olehnya. Barangsiapa mempermainkan Roh Kudus, barang siapa mengira kalau sudah bisa bersuara yang aneh-aneh, berarti sudah terbukti memiliki Roh Kudus, maka Roh Kudus akan membiarkan dia, karena dia telah membalikkan seluruh urutan karunia Roh.
Roh Kudus adalah Allah yang berdaulat, Allah yang menjadi Tuhan di dalam hidup kita. Bila kita menaklukkan diri kapada-Nya, barulah kita mungkin dipenuhi oleh-Nya. Kalau kita meniru orang lain, mempelajari glosolali hanya untuk menyatakan diri telah memiliki Roh Kudus dan lebih hebat dari orang lain, maka Roh Kudus akan membiarkannya. Roh Kudus akan membiarkan orang-orang seperti itu merasa hebat, padahal pengalaman-pengalaman tanpa ditunjang oleh firman yang sejati dan Roh yang sejati, justru akan mendatangkan bahaya besar bagi diri mereka sendiri. Tuhan membiarkan orang semacam ini. Memperbolehkan mereka kelihatan hebat dan sukses luar biasa. Lalu sesudah itu, membuang mereka. Seperti yang telah dialami oleh Jimmy Swagart, James Baker, dan seorang lagi, yang tidak akan saya sebutkan namanya, yang sekarang masih kelihatan besar sekali, padahal dia sudah berzinah dan sudah mengganti namanya.
Jangan bermain-main dengan Tuhan. Dia akan membiarkan Saudara menjadi besar di luar kehendak-Nya, di luar pimpinan firman-Nya dan di luar prinsip Alkitab, lalu akhirnya mempermalukan Saudara sendiri. Untuk itu, kita perlu sekali mempelajari bagaimanakah ciri-ciri seorang yang betul-betul dipenuhi oleh Roh Kudus.
BAB VI :
CIRI=CIRI ORANG YANG DIPENUHI ROH KUDUS
Bagaimana ciri-ciri dari seseorang yang dipenuhi oleh Roh Kudus?
1). TAAT PADA ROH
Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang taat kepada-Nya dengan sepenuh hati. Tidak ada jalan lain. Roh Kudus bukan Coca Cola, yang bila diisi sampai penuh akan meluap. Roh Kudus itu Tuhan. Roh Kudus itu Oknum. Hanya pada saat Oknum Allah menguasai oknum kita, Kehendak-Nya menguasai kehendak kita, Kebenaran-Nya menguasai pikiran kita, Cinta kasih-Nya menguasai emosi kita; maka seluruh keberadaan kita akan dipenuhi oleh-Nya karena kita taat. Itulah yang disebut dipenuhi Roh Kudus.
Ketika Oknum Allah sudah berada di dalam oknum kita dan menguasai diri kita, pikiran kita tidak dibunuh. Tuhan tidak akan membuat pikiran kita tidak berfungsi, sebaliknya Dia akan memimpin kita, hingga kita menjadi begitu berpengetahuan dan berbijaksana, yaitu pengetahuan dan bijaksana yang sesuai dengan firman Tuhan. Lalu Cinta kasih dan kebencian kita bukan lagi mencintai berdasarkan orang yang satu suku dan satu bangsa dengan kita , yang kalau bukan satu suku atau sebangsa dengan kita maka kita membencinya. Kita akan dipimpin, hingga mempunyai cinta kasih dan kebencian yang sesuai dengan emosi Tuhan. Kita mencintai yang dicintai Tuhan, dan kita membenci yang dibenci-Nya. Kita tidak lagi mempedulikan apakah suku atau warna kulit orang itu. Kita hanya tahu yang dicintai Tuhan, itulah yang kita cintai; dan yang dibenci Tuhan itulah yang kita benci. Emosi kita sesuai dengan cinta dan benci Tuhan. Kehendak, pilihan dan kemauan kita sesuai dengan arah pimpinan-Nya. Seluruh keberadaan kita taat pada Roh Kudus, yang adalah Tuhan dan pemimpin kita. Inilah yang disebut dipenuhi oleh Roh Kudus. Jangan mengambil jalan pintas, jangan mengambil fenomena, gejala atau jalan lain menjadi pengganti yang tidak sesuai dengan prinsip Alkitab.
2). HIDUP KUDUS
Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang hidupnya telah diubah oleh pengaruh Roh Kudus dan Firman, sehingga dia menjadi orang yang suka akan kekudusan atau kesucian.
Karena dipenuhi Roh Kudus, dengan sendirinya orang tersebut tidak menyukai hal yang palsu, yang tidak benar, yang tidak suci dan yang menyeleweng. Semua hal yang tidak beres akan dia singkirkan. Akibat Roh Kudus memenuhi dirinya, maka tidak ada sesuatu yang tidak kudus boleh berada di dalam dirinya.
Hidup yang dimilikli oleh orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak dapat ditiru, diimitasikan, dipalsukan atau dibuat-buat. Karunia berbahasa roh bukan hanya terdapat di dalam Kekristenan, tetapi juga terdapat di tempat-tempat agama tertentu dan di dalam ajaran sesat. Bahkan, para dukun di kampung dan di desa juga mempunyai karunia berbahasa roh, karena karunia itu bisa dipalsukan. Saya percaya adanya karunia berbahasa roh yang indah, yang sejati dan yang dari Roh Kudus. Tapi justru karena begitu indah dan begitu sungguh, maka kemungkinan pemalsuan pun ada. Sedangkan hidup suci tidak mungkin bisa dipalsukan: suci adalah suci. Berbahagialah mereka yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah (Matius 5:8). Puji Tuhan!
Siapakah di antara kita yang suci? Tidak ada seorang pun yang suci di hadapan Tuhan. Tetapi, pada waktu Roh Kudus memenuhi hati kita, paling tidak kita mempunyai keinginan untuk menjalani hidup yang suci. Sebelium kita mencapai kuantitas suci di dalam segala aspek, kita sudah mempunyai keinginan yang sempurna. Bila kita mau dibersihkan oleh Tuhan secara total, secara mutlak, dan mau menyerahkan diri kepada-Nya, maka Dia akan memberikan kesucian pada kita, hingga hidup kita memuliakan Dia. Komentar John Calvin mengenai keinginan yang sempurna itu: “Orang suci bukanlah orang yang tanpa dosa, tetapi seorang dengan kepekaan yang tinggi terhadap dosa yang kecil.” Sungguh suatu kalimat yang sangat agung!
Pada tubuh kita terdapat bagian-bagian yang sangat kebal, sehingga setelah terkena goresan atau tertusuk selama beberapa detik masih belum terasa sakitnya. Ada bagian yang bila terkena api tidak langsung terasa panas. Namun, ada juga bagian yang bila tersentuh sedikit saja sudah langsung terasa, karena saraf di bagian itu masih sangat peka. Bila tangan kita terkena pasir, bahkan sampai seluruh tangan kita kotor pun tidak menjadi masalah. Tapi, coba bila kita bagikan sedikit saja dari pasir itu ke mata kita, tentu kita akan langsung berteriak. Kita tidak akan tahan, karena mata merupakan bagian yang sangat peka.
Orang suci adalah orang yang mempunyai kepekaan besar terhadap dosa yang sekecil apa pun. Seorang yang dipenuhi Roh Kudus itu sangat peka. Sedikit ketidak-beresan, ketidak-sucian, motivasi yang sedikit kurang benar, akan langsung ditegurnya. Bila saya menemukan kalimat atau motivasi yang tidak beres pada diri orang yang paling dekat dengan saya, baik anak, isteri, rekan maupun pekerja, akan saya tegur secara langsung. Karena kita tidak mau dan hati nurani kita juga tidak menginginkan adanya pemalsuan, kecurangan, penyelewengan atau ketidak-jujuran sedikit pun juga.
Kesucian yang disertai penyerahan total membuktikan orang itu sudah dipenuhi Roh Kudus. Namun, tidak berarti dia sudah luput dari semua dosa. Jangan percaya pada orang yang mengatakan, “Saya sudah dipenuhi Roh Kudus; sebab itu, saya sudah mencapai satu taraf, di mana saya tidak mungkin berdosa lagi.”
Stuck, datang dari Australia ke Nongkojajar Indonesia, untuk memberikan ajaran bahwa dirinya sudah suci, tidak bisa berdosa lagi. Sampai gurunya datang menegur dia, barulah ia bertobat, dan mengaku dirinya salah.Tetapi orang-orang di Indonesia sudah terlanjur banyak yang dipengaruhi olehnya. Sunsight, di California, beromong besar tentang Roh Kudus dan kedatangan Kristus. Ia mengatakan bahwa dia sudah mendapat satu pengertian, di mana wahyu Tuhan berkata kepadanya, bahwa Yesus akan datang sebelum dia mati, sehingga dia tidak perlu mati. Dia akan langsung bertemu dengan-Nya pada waktu Dia datang dan mengangkat dirinya. Nyatanya, tak lama kemudian, dia mati. Semua itu menunjukkan pengertian yang berlebihan. Mereka telah tertipu oleh setan, tetapi mungkin mereka tidak sadar. Meski mereka kelihatan rohani sekali, hebat sekali, suci sekali, tetapi sebenarnya mereka sudah melampaui batas Alkitab. Oleh sebab itu, Teologi Remorfed mengajarkan, bahwa perfeksionis tidak mungkin mengerti arti kesempurnaan yang sesungguhnya.
Mungkinkah manusia mencabut akar dosa sampai tidak mungkin berdosa lagi selama hidupnya? Tidak! Kita masih mungkin berbuat dosa, masih mungkin kurang suci, tetapi kita mempunyai keinginan untuk sepenuhnya dipenuhi oleh Tuhan yang suci. Itulah kesempurnaan di dalam motivasi kita. Itulah kesempurnaan kualitas sebelum kita mencapai kesempurnaan kuantitas dan itulah tanda dari orang dipenuhi Roh Kudus.
3). MENJUNJUNG TINGGI FIRMAN TUHAN
Seorang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang menjunjung tinggi Alkitab dan tidak akan memperdebatkannya. Pada waktu Alkitab sudah berbicara, dia akan berhenti. Di antara pengertian yang berbeda-beda, di antara ajaran yang simpang siur, dan doktrin yang berbeda-beda tekanannya, marilah kita kembali kepada Alkitab. Biarlah Alkitab yang memberikan pengertian yang seimbang dan stabil berdasarkan seluruh ajaran yang sudah dicetak, yang sudah diberikan kepada kita. Dengan pengertian yang harmonis itulah kita tahu ada jawaban di Alkitab. Lalu kita bungkam, berhenti dan tidak memperdebatkannya, karena Alkitab adalah otoritas yang tertinggi. Jangan menambahkan isi Alkitab dengan konsili-konsili atau doktrin-doktrin atau tradisi-tradisi yang ada di dalam buku manusia. Yesus berkata, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu. Sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Bila pada suatu hari kita menemukan buku teologi mana pun, tidak ada pengecualian termasuk buku teologi Reformed yang terbaik sekali pun yang mengemukakan doktrin yang memberi peluang untuk memperbaiki Alkitab, kita harus tinggalkan buku tersebut dan kembali kepada Alkitab. Khotbah yang paling kita sukai, baik itu khotbah saya ataupun khotbah Billy Graham, bila suatu saat kita menemukan sesuatu yang belum dikatakan dengan cukup jelas, kembalilah kepada Alkitab, bukan kepada khotbah tersebut!
Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang hatinya dipenuhi dengan firman dan segala hikmat Tuhan yang tersimpan di dalam kekayaan firman-Nya. Jadi Roh Kudus dan firman tidak bisa dipisahkan, karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran. Orang yang menyebut diri mengabarkan kebenaran, tapi tidak menitik beratkan Roh Kudus dan pimpinan-Nya, adalah omong kosong belaka. Orang yang mengaku diri dipenuhi Roh Kudus, tetapi berita yang disampaikan tidak sesuai dengan firman, itu pun omong kosong. Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang menitik-beratkan kehendak dan pimpinan Roh Kudus atas dirinya, menyampaikan berita yang sesuai dengan Kitab Suci; kedua hal ini menjadi satu. Ketika dia memberitakan, Roh mengurapi, maka berkat urapan itulah berita yang dia sampaikan menjadi jelas, sesuai dengan Alkitab.
4). MEMBERITAKAN INJIL
Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang mementingkan Injil dan pengabarannya, karena untuk itulah Roh Kudus diturunkan ke dunia. Roh Kudus diberikan untuk memuliakan Kristus. Bapa mengirim Roh Kudus untuk memuliakan Anak, karena Anak pernah dipermalukan, dihina, diejek, difitnah, diumpat, dijual, dihakimi secara tidak adil, bahkan akhirnya dipaku di atas kayu salib. Keadaan pernah dipermalukan itu perlu dinormalisasi, dipulihkan kembali, karena semua itu tidak seharusnya diterima oleh Anak.
Siapa yang mengerjakan semua itu? Roh Kudus. Roh Kudus yang membawa Anak kembali pada kemuliaan asli yang ada pada-Nya; mengembalikan kemuliaan Kristus. Yesus berkata, “Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika Aku tidak pergi, maka Penghibur itu tidak akan datang kepadamu. Jika Roh Kudus datang, Dia akan memuliakan Aku.” (Yohanes 16:13-14). Jadi Roh Kuduslah yang akan mempermuliakan Kristus.
Bagaimana kita mengetahui Roh Kudus bekerja dengan hebat di dalam satu kebaktian? Tatkala Yesus ditinggikan, dosa dinyatakan, dan orang mulai menegur dosa dirinya, bertobat dan kembali kepada Kristus. Saat itulah kita melihat Roh Kudus bekerja. Yang membuat semua kemungkinan ini terjadi adalah bila pengkhotbahnya mengutamakan kematian dan kebangkitan Kristus, meninggikan Kristus dan memberitakan Injil-Nya. Ketaatan pengkhotbah itulah yang membuat Roh Kudus mengurapi, mendampingi, menyertai dan memenuhi kebaktian yang dipimpinnya. Itu yang disebut kepenuhan Roh Kudus. Dengan motivasi memuliakan Kristus, menjunjung tinggi Kristus yang pernah dihina, disalib dan akhirnya dibangkitkan kembali. Roh Kudus pasti mengurapi dan memimpin kebaktian yang dipimpinnya. Kalau seorang menjunjung tinggi Kristus dalam sepanjang hidupnya, berarti dia terus menerus menyatakan diri dipenuhi Roh Kudus, dan saat dirinya dipenuhi Roh Kudus, dia kembali meninggikan Kristus.
5). BERANI MENJALANKAN KEHENDAK ALLAH
Orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang berani, yang tidak takut menjalankan kehendak Allah. Sebelum seorang dipenuhi Roh Kudus, dia merasa terkejut dan takut ketika melihat penganiaya-penganiaya mendekati dirinya. Seperti murid-murid Yesus Kristus yang mengunci semua pintu, karena takut. Tetapi setelah Roh Kudus memenuhi mereka, mereka justru membongkar pintu, membuang kunci dan pergi ke mana saja, tanpa merisaukan soal masih bisa pulang atau tidak.
Kalimat senada pernah saya dengar kira-kira 26 tahun lalu dari seorang yang mengatakan, “Saya sering pergi ke Eropa TImur. Pada waktu itu, Komunisme di Rusia begitu kejam, KGB menangkap dan menganiaya semua orang yang mengabarkan Injil.”
“Ketika saya berada di Rusia, seorang pendeta berkata bahwa mereka yang berada di kota Minsk ini mendapat penganiayaan secara halus.Maksudnya, KGB selalu menyiarkan di TV, bahwa orang Kristen Injili bukan orang yang beragama Kristen. Mereka adalah bidat di dalam Kekristenan, kadang-kadang mereka membunuh anak-anak kecil. Jadi penganiayaan tidak dijalankan dengan menangkap, memukul dan memenjarakan hamba-hamba Tuhan, melainkan dengan memberikan topi dan kalimat-kalimat yang membuat rakyat membenci dan meninggalkan kami. Kami diisukan sebagai orang yang paling kejam, tidak berperikemanusiaan, bahkan sampai membunuh anak-anak, diisukan bukan sebagai orang Kristen yang sejati. Sebab itu, sulit bagi kami untuk mengabarkan Injil, karena orang-orang tidak percaya kepada kami. Itulah yang dimaksud dengan penganiayaan secara halus.”
Seorang yang dipenuhi Roh Kudus mempunyai keberanian. Yang tadinya takut mati sekarang tidak; yang tadinya malu, sekarang tidak; yang tadinya takut dilawan, sekarang tidak; yang tadinya takut kehilangan pangsa pasar, sekarang tidak; karena dia tahu dia sedang menjalankan kebenaran. Petrus pernah tiga kali menyangkal Yesus dengan berkata, “Aku tidak mengenal Dia.” Itulah mulut manusia; mulut yang baru saja mengaku, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang Hidup.”
Mengapa kalimat seperti itu bisa keluar dari mulut Petrus? Bukankah dia pendeta besar, rasul yang paling penting, bahkan kepala rasul, kardinal, uskup dari kedua belas rasul? Mengapa Petrus sampai berani mengatakan ia tidak mengenal Kristus? Itulah manusia. Kalau akan mendapat untung pasti segera mengatakan ya, tetapi kalau rugi pasti dijawab tidak. Kalau pada masa lancar, masa Pancasila, di mana kebebasan beragama dijamin maka orang akan mengumumkan dirinya sebagai orang Kristen. Tetapi kalau Pancasila sudah tidak berlaku, kalau Kekristenan akan dibasmi, kalau musuh orang Kristen datang untuk menangkap semua orang Kristen, mereka segera beralih mengaku diri sebagai orang Budha atau Islam, bukan orang Kristen. Itulah manusia, tak peduli dia adalah uskup dunia, Petrus, kepala rasul atau pemimpin agama. Waktu keuntungan datang, semua mengikut Yesus. Waktu kerugian datang, salib dibuang, Kitab Suci dan toga dibuang, berubah menjadi orang yang tidak berani mengaku diri sebagai orang yang mengenal Yesus.
Yesus tidak menegur Petrus, tetapi memandangnya dengan pandangan yang penuh kemurahan, yang seolah berkata, “Ingatlah, Aku sudah tahu semua tentang hidupmu, tentang dagingmu yang lemah, karena kau belum dipenuhi Roh Kudus.” Setelah dipenuhi Roh Kudus, Petrus berubah. Waktu dia ditangkap dan diancam akan dianiaya, waktu dia disuruh berhenti dan dilarang mengabarkan Injil, dia menjawab, “Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah? Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” Keberanian yang sekarang Petrus miliki adalah kebenaran demi Injil. Dia tidak lagi memperhitungkan untung rugi dan mati hidup dirinya sendiri.
Saya mengenal banyak orang Kristen, yang tadinya sangat pemalu dan penakut. Tapi sekarang, tiap-tiap hari mereka membagikan traktat dan mendoakan orang sakit. Saya tahu orang seperti itu telah dipenuhi Roh Kudus. Saya percaya orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang mempunyai keberanian, cinta kasih dan kesungguhan untuk melayani, selalu siap mempermuliakan Allah. Meskipun dia begitu sibuk, dia tetap bisa melayani, karena telah dipenuhi Roh Kudus. Oleh sebab itu dia tidak merasa malu dan diejek pun tidak menjadi masalah baginya.
Ibu saya menjadi janda pada umur 33 tahun. Saat itu dia berlutut dan berdoa, berjanji seumur hidup tidak akan menikah lagi. Ia bertekad membesarkan ke-delapan anak yang telah Tuhan berikan kepadanya. Seorang ibu janda yang baru berumur 33 tahun dan harus membesarkan delapan orang anak di zaman Jepang yang tidak gampang mencari makan,yang harus merangkap menjadi bapak sekaligus menjadi ibu. Memang berat baginya, tetapi dia mesih mempunyai waktu satu hari setiap minggu untuk berpuasa. Dan selama berpuluh-puluh tahun, setiap minggu dia sisihkan satu hari, di mana dia meletakkan keluarga dan semua pekerjaan untuk pergi mengabarkan Injil, dengan mengenakan baju putih dan membawa sebuah bungkusan. Ketika saya bertanya, “Mengapa setiap kali ibu pergi selalu membawa bungkusan?” Jawabnya, :”Ketika saya membesuk, saya menemukan banyak orang yang lebih miskin dari kita, meskipun kita sendiri merupakan kjeluarga piatu. Maka saya memberikan sedikit beras dan gula kepada mereka.” Orang yang dipenuhi Roh Kudus dipenuhi oleh keberanian dan cinta kasih terhadap sesama.
6). MENGHASILKAN BUAH ROH
Oranmg yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang menghasilkan buah Roh. Menghasilkan buah Roh Kudus adalah bukti atau fakta yang tidak bisa dipalsukan. Alkitab mengatakan, “…dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Matius 7:20). Kalau sebatang pohon disebut pohon ara, tentu tidak akan membuahkan semak duri bukan? Bisakah kita menemukan buah ara di pohon duri, bisakah kita menemukan buah anggur di atas semak? Tidak mungkin! Semak menghasilkan semak, durian menghasilkan durian, semangka menghasilkan semangka, anggur menghasilkan anggur, tetapi semak duri tidak akan menghasilkan buah mangga. Roh Kudus memenuhi seseorang, maka orang itu akan menyatakan hidup dengan etika yang baru, yaitu etika dari Roh Kudus. Hal ini tidak bisa dipalsukan. Bukan saja demikian, orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah orang yang penuh dengan cinta kasih Allah. Dengan cinta kasih yang memenuhi hatinya itulah, dia tahu bagaimana membagi-bagikan anugerah sorgawi, anugerah untuk hidup di dunia dan anugerah yang cukup untuk tiap-tiap hari kepada orang lain.
Orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak akan melalui hidupnya dengan hanya memikirkan dirinya sendiri. Roh Kudus akan menolong dia meninggalkan hidup yang berpusat pada diri sendiri dan menerima hidup yang berpusat pada kemuliaan Tuhan. Roh Kudus tidak akan memperbolehkan seseorang hidup bagi dirinya sendiri, karena kasih Kristus akan mendorongnya, sehingga dia mau hidup bagi Dia yang sudah mati dan bangkit baginya.
Siapakah yang melakukan hal itu? Roh Kudus. Paulus dalam Filipi 2:13 berkata, “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Allah yang bekerja di dalam diri kita adalah Allah Oknum Ketiga, Roh Kudus. Dia berada di dalam diri seseorang dan membuat cinta kasih yang tadinya tidak mungkin kita miliki menjadi mungkin. Kasih memenuhi hati kita.
Bukan saja demikian, Roma 5:5-6 mengatakan, bahwa pada waktu kita berada dalam sengsara dan penderitaan, Roh Kudus mencurahkan sesuatu secara merata ke dalam hati kita. Apa yang dicurahkan? Cinta kasih Allah. Ketika Roh memenuhi seseorang, maka cinta kasih Allah pun akan memenuhi hatinya. Tatkala Roh memenuhi seseorang, dia tidak akan tergoyahkan oleh penderitaan, siksaan, sengsara, kematian dan kesulitan duniawi, karena cinta kasih Allah dicurahkan secara merata di dalam hatinya. Dengan cinta kasih itulah dia mengatasi segala penderitaan dan kesulitan. Puji Tuhan!
Itulah ciri-ciri orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Alkitab memberikan prinsip-prinsip yang jauh berbeda dari apa yang sering dikumandangkan pada zaman ini. Hendaknya kita bisa lebih berwaspada dan dengan cermat menguji setiap roh, sehingga kita tidak terjerumus ke dalam ajaran-ajaran yang tidak benar.
Pada bagian yang terakhir ini kita akan membicarakan hubungan antara orang yang dipenuhi Roh Kudus dengan Doa dan Kebangunan gereja.
1.Doa Berkait dengan Kebangunan
Sebelum Tuhan Yesus lahir di dunia, Allah telah menyediakan seorang wanita yang siang malam berdoa untuk itu. Wanita itu sudah berumur 84 tahun. Akhirnya, sebelum meninggal ia sempat menyaksikan kelahiran Tuhan Yesus. Selain itu, Allah juga menyediakan seorang yang bernama Simeon, yang berada di Bait Allah ketika Yesus disunat pada hari yang kedelapan. Pertama kali anak Allah mengalirkan darah-Nya di dalam dunia bukan di atas kayu salib, tetapi tiga puluh tiga setengah tahun sebelumnya. Dia mengalirkan darah bagi Saudara dan saya pada waktu Dia disunat, karena dia harus mentaati semua tuntutan Hukum Taurat. Ketika Yesus disunat pada hari yang kedelapan, Maria dan Yusuf mempersembahkan korban di bait Allah. Simeon menggendong Yesus yang masih bayi itu sambil berkata, “ Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu” (Lukas 2:25-30). Telah lama dia merindukan hal itu, sampai Tuhan memberinya kesempatan untuk menyaksikan apa yang dia rindukan.
Terkadang kebangunan terjadi setelah orang yang mendoakan meninggal, tetapi adakalanya kebangunan terjadi sebelum dia meninggal. Berbahagialah orang yang masih sempat menyaksikan kebangunan itu terjadi. Tetapi kalau tidak sempat pun tidak apa-apa, karena setelah matipun masih bisa menyaksikan. Kecuali dia yang mati di dalam dosa. Kalau demikian, mungkinkah tanpa gerakan Tuhan seorang bisa berdoa untuk kebangunan? Jawabnya: tidak. Kalau kita merasa perlu ada kebangunan dan kita mulai berdoa bagi hal tersebut, berarti Roh Kudus telah memberikan pengertian dan menggerakkan kita berdoa.
2. Doa Sejati Awal Kebangunan Sejati
Apakah kebangunan terjadi karena doa manusia? Kebangunan adalah anugerah Tuhan, maka bukan karena kita berdoa lalu Tuhan mengadakan kebangunan, dan bila kita tidak berdoa maka Tuhan tidak mengadakan kebangunan. Kalau demikian, bukankan ini merupakan pernyataan yang bersifat kontradiktif? Bukankan sejarah bungkam dan tidak pernah mencatat kebangunan yang tidak dimulai dengan doa? Berarti kita berdoa dulu, baru kebangunan terjadi. Kalau begitu bukankah doa yang mengakibatkan kebangunan? Berdoa dulu, baru terjadi kebangunan, kalau tidak berdoa berarti akan terjadi kebangunan. Secara urutan waktu dan secara tertulis memang betul, berdoa dahulu baru terjadi kebangunan. Jadi, bukankah kebangunan merupakan hasil doa kita? Kita memberi perintah kepada Allah, dan Allah mentaatinya? Tidak. Karena doa yang benar sudah merupakan permulaan dari kebangunan yang sesungguhmya. Artinya, anugerah Tuhan selalu mendahului reaksi manusia.
Kalimat “karena saya berdoa, maka Allah memberikan anugrah kepada saya,” sepintas lalu kedengarannya benar. Namun jika kalimat tersebut dibalik, “ karena saya tidak berdoa, maka Allah tidak memberikan anugerah-Nya kepada saya,” menjadi kurang benar. Itulah yang diucapkan oleh Agustinus. Lalu dia menyambung lagi dengan kalimat “Karena tanpa anugerah-Mu, saya tidak bisa berdoa, saya bisa menaikkan doa yang benar, yang sesuai dengan kehendak-Mu, adalah karena doa saya sudah disucikan, sudah ditolong oleh-Mu.”
3. Doa Sejati Digerakkan Oleh Roh Kudus
Di dalam Roma 8:26 dicantumkan bahwa Roh Kudus mengetahui dan menolong kita berdoa dengan keluh kesah dalam kalimat yang tidak terkatakan. Doa kita sering salah dan egosentris. Kalau kita sering berdoa dengan cara yang salah, tidak berfokus, tidak mencari kemuliaan kerajaan dan kebenaran Allah terlebih dahulu, selalu menaikkan doa yang membuat Tuhan marah, maka semakin kita berdoa, Tuhan akan semakin jengkel dan semakin membenci kita. Oleh karena itu, doa kita tidak diperkenan Tuhan. Doa kita perlu dikoreksi.
Lalu bagaimana doa kita yang egosentris, yang sering salah, yang tidak berfokus, yang tidak sesuai dengan kehendak Allah itu bisa dikoreksi dan diterima oleh-nya? Untuk tugas itulah, Allah mengirim parakletos. Allah mengirim Penghibur yang agung, yang sekaligus menjadi guru untuk memimpin kita ke dalam kebenaran. Roh Kudus menolong kita berdoa, dengan keluh kesah yang tidak terkatakan. Artinya, Dia menolong kita dengan sabar, bagaikan seorang ibu yang menjaga dan membimbing anaknya yang nakal sekali. Ia diajar, dikoreksi, didoakan dengan keluh kesah. Demikian juga cara yang dipakai Roh Kudus.
Ada orang yang menafsirkan ayat tersebut sebagai doa dalam bahasa roh, di mana Roh Kudus yang berdoa baginya dengan keluh kesah. Bukan! Pengertian ayat ini adalah bahwa permintaan kita yang selalu egosentris, bersalah, tidak berfokus dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan hanya bisa dikoreksi, ditolong dan diberi kekuatan oleh Roh Kudus. Pada waktu kita malas berdoa, pada waktu kita tidak merasa perlu untuk berdoa, pada waktu kita tidak mau berdoa dengan sungguh-sungguh, Roh Kudus lah yang menolong, memberi kekuatan dan dorongan kepada kita, sehingga kita bisa berdoa. Kita minta kepada Tuhan, untuk bisa merendahkan diri di hadapan-Nya, agar doa kita bisa dibenarkan oleh Roh Kudus dan bisa diterima oleh Tuhan.
Bapa di sorga menerima doa kita, karena di tengah-tengah sorga dan manusia terdapat pengantara, yaitu Yesus Kristus, yang sudah mati dan bangkit, yang telah mengalahkan segala penguasa dengan kuasa-Nya. Bapa di sorga menerima Yesus Kristus sebagai Pengantara, sehingga doa kita bisa sampai ke pada Dia, karena doa kita sudah dikoreksi, dibenarkan, ditolong oleh Roh Kudus. Itulah doa.
Doa berarti saya sadar bahwa diri saya hanyalah menusia. Saya menaklukkan diri ke bawah kedaulatan Allah. saya memerlukan Dia, bukan untuk menyombongkan diri atau membanggakan diri, tetapi menjadi sandaran di dalam doa saya. Saya berdoa kepada Bapa di dalam nama Anak melalui pimpinan Roh. Roh Kudus menolong kita berdoa dan memperhalus doa kita, Roh Kudus memberi ketekunan, mengoreksi dan membawa kita ke dalam suasana doa yang sesungguhnya. Itu yang disebut berdoa di dalam Roh.
Jangan berpikir bahwa berdoa di dalam Roh itu adalah doa yang dinaikkan dengan bahasa roh. Karena dengan berpikir begitu berarti kita terlalu berani menafsirkan Alkitab dengan salah. Alkitab berkata, berjalan di dalam Roh, berdoa di dalam Roh, taat didalam Roh, hidup di dalam Roh, melakukan segala sesuatu di dalam Roh, mengapa kita hanya menafsirkan berdoa di dalam Roh, adalah berdoa dengan bahasa Roh? Bagai mana dengan berjalan di dalam Roh, hidup di dalam Roh dan berbuat segala sesuatu di dalam Roh? Adapun maksud berdoa di dalam Roh, hidup di dalam Roh, berkelakuan di dalam Roh, taat pada pimpinan Roh adalah takluk kepada Roh Allah di dalam rohmu, yaitu mengakui akan kedaulatan Roh yang menguasai seluruh keberadaan Saudara, baik pada waktu kau berdoa, bersandar, bertindak, berjalan maupun hidup. Itulah yang disebut “dalam Roh.”
“En Christos” (di dalam Kristus) adalah status hidup yang baru. “en pneuma” (di dalam Roh Kudus) adalah hidup yang baru yang dinaungi dan dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus. Di dalam Kristus dan di dalam Roh adalah dua hal yang membuat kita berada di dalam Allah. Di sini kita menyaksikan bahwa kasih Allah dicurahkan kepada kita melalui Roh Kudus. Dan kasih yang dari Allah kepada kita itulah yang mengakibatkan kita hidup di dalam Kristus melalui pimpinan Roh. Allah Tritunggal terus bekerja, bersirkulasi dan memberi pengertian tentang Kitab Suci. Biarlah kita mempunyai kestabilan dan keseimbangan.
Jika “berdoa di dalam roh” diartikan doa dengan bahasa roh, apakah “hidup di dalam roh” berarti hidup dengan bahasa roh, dan “berjalan di dalam roh” berarti berjalan dengan bahasa roh atau berjalan tanpa menginjak tanah? Harap kita mengerti dan menafsir firman Tuhan secara lebih bertanggung jawab.
Lalu bagaimana dengan “beribadah di dalam roh”? Ibadah di dalam roh berarti beribadah dengan hati yang sepenuhnya ditaklukkan kepada pimpinan Roh Kudus. Jika seluruh hidup dan kelakuan kita ditaklukkan di bawah tuntunan Roh Kudus, di situ kita dikatakan “berjalan di dalam roh.” Konsep-konsep Alkitab ini sebenarnya sedemikian mudah dimengerti. Meskipun sederhana, tetapi mendalam. Janganlah kita melepas-lepaskannya sehingga menjadi kepingan-kepingan yang artinya menjadi kacau.
Paulus menegaskan bahwa berdoa di dalam roh bukan berarti tidak dengan pengertian. Kerena jika saudara hendak berdoa di dalam roh, saudara juga harus berdoa dengan pengertian. Buka berarti kalau kita mengatakan “roh..., roh,...”, maka kita yang berdoa di dalam roh, tidak lagi memakai pikiran. Paulus berkata, “Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku.” Di dalam roh kita betul-betul taat kepada Tuhan, tetapi pengertian (akal budi) kita tetap bertanggung jawab. Kita perlu senantiasa mempertanyakan apakah yang semua kita taati itu sesuai dengan Alkitab atau tidak. Jangan hanya berdoa di dalam roh, tapi berdoa juga di dalam pengertian (akal budi).
Namun saat ini sudah dibalikkan oleh banyak orang. Ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengatakan bahwa jika kita berdoa dengan kalimat-kalimat yang bisa dimengerti, maka orang itu tidak mempunyai Roh. Berdoa di dalam Roh, ialah berdoa dengan tidak memakai kalimat, tidak memakai perngertian. Hal ini jelas sekali membalikkan fokus ajaran Alkitab.
Di Korintus terdapat banyak orang yang menganggap dirinya bisa berdoa dengan bahasa roh, yaitu mereka kira berdoa dengan tidak memakai pengertian. Oleh karena itu, Paulus berkata, “Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku.” Jangan dibalikkan. Orang yang menafsirkan Alkitab dengan sembarangan, yang membalikkan ayat-ayat firman Tuhan, telah menghilangkan makna dan fokus dari ajaran Alkitab itu. Ia harus bertanggung jawab kepada Tuhan.
4. Kebangunan dan Perencanaan Kebangunan
Mungkinkah kebangunan rohani direncanakan dan diprogram oleh manusia? Jawabnya: tidak mungkin. Itulah sebabnya mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sulit. Jika kita mengerjakan pekerjaan dunia, akan lebih mudah bagi kita untuk merencanakan sesuatu. Kita bisa memakai manager, management, cara administrasi yang kuat, maka organisasipun akan beres. Tetapi jangan saudara anggap kita bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan memakai cara bank, cara perusahaan, cara dunia, atau cara PBB. Mustahil!
Jika waktu Allah belum sampai, jika kemurahan Allah tidak berada di sana, dan jika kedaulatan Allah belum mengijinkan, sekalipun kita mengerjakan dengan modal keuangan yang banyak, dengan administrasi dan organisasi yang sangat kuat sekalipun, kita tidak akan menyaksikan kebangunan itu terjadi.
Banyak gereja yang sudah 200 tahun tidak bisa mengadakan seminar yang memberi dampak kebangunan yang sejati. Banyak gabungan organisasi Kristen yang kuat tidak bisa menegakkan kebenaran doktrin Alkitab yang diterima oleh ribuan orang di Indonesia. Jika Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII) bisa menggarap seperti ini, dari manakah mulainya? LRII didirikan dengan lutut yang ditekuk di hadapan Tuhan; dengan berdoa. Saya tahu dengan jelas, bahwa dunia sekarang ini memerlukan kebangunan, tapi bilakah waktunya? Saya tidak tahu, saya tidak punya uang, saya tidak minta uang kepada manusia, saya tidak mempunyai kenalan di Jakarta, saya tidak pernah ke rumah siapapun. Yang saya kenal semua adalah mejelis gereja orang lain, saya tidak mau minta uang kepada mereka. Saya hanya mengeluarkan tabungan (US$10.000). – untuk memulai, ada yang mendrop lagi, dan kami menyewa gedung di Jln. Balikpapan untuk memulai STRIJ. Sebenarnya uang itu saya simpan untuk sekolah anak saya. Tapi mereka masih kecil, belum membutuhkan uang itu, maka saya pakai untuk pekerjaan Tuhan. Dengan lutut, dengan air mata dan dengan doa.
Sekalipun banyak gereja membenci saya, saya akan terus mengerjakan apa yang Tuhan gerakkan di dalam hati saya, sampai kehendak Tuhan jadi. Kalau Jakarta merasa tidak memerlukan doktrin seperti ini, saya bisa saja mengajar di kota lain atau negara lain. Terlalu banyak tempat yang bisa saya layani, mereka membuka tangan lebar-lebar, tetapi karena Tuhan menyuruh saya mengerjakannya di Jakarta, saya harus mengerjakannya di sini. Suatu hari, jika saya waktunya sudah tiba, dan Tuhan meninta saya meninggalkan tempat ini, saya akan taat.
Berdoalah kepada Tuhan, apa yang diperlukan akan dipenuhi oleh Tuhan. Apa yang dibangkitkan oleh Tuhan, apa yang dikerjakan Tuhan tidak bisa direncanakan oleh manusia. Kita boleh membuat program kerja, merencanakan mati-matian selama puluhan tahun, tapi kebangunan tetap tidak kunjung tiba. Hanya ketika waktu kebangunan tiba, mungkin sekali saudara tidak siap.
Mungkin selama 70 tahun kota Moskow belum pernah menyaksikan ada 200 pemuda menuju ke depan untuk menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Selama 70 tahun ini gereja boleh saja berdoa, beraksi, berorganisasi, membuat program, tetapi jika Tuhan tidak memberi, kebangunan tidak akan terjadi. Dan kalau Tuhan sudah memberikan kebangunan, tak seorangpun bisa lari.
Kebangunan gereja tidak bisa direncanakan, itulah sebabnya bila ikut dalam pelayanan saya, Saudara akan mengalami kesulitan, karena saya sendiri tidak tahu apa yang mungkin terjadi di hari depan, minggu depan, bulan depan atau tahun depan. Saya hanya taat kepada-Nya dengan peka. Yang ikut saya selalu merasa susah dan mengeluh, karena waktu untuk mengerjakannya selalu terlalu sempit. Tetapi kalau kita taat kepada Tuhan, kita akan merasakan sukacita yang luar biasa besar, yang tidak bisa diganti dengan uang.
Sejak saya mulai melayani pada bulan Januari tahun 1957 sampai sekarang, saya menyaksikan pimpinan Tuhan seperti demikian. Ada orang berkata, “Kalau murid sekolah teologi lain, sejak tamat dan diundang gereja dia sudah tau berapa honor yang akan diterimanya, tetapi kalau merasa ikut pelayanan di sini sulit, tidak mempunyai pegangan untuk hari depan, silahkan tidak usah ikut, karena gerakan Reformed dan kebangunan selalu lain dari rencana manusia.
5. Rindu dan Benci Kebangunan
Mungkinkah orang yang tadinya menunggu-nunggu datangnya kebangunan, pada waktu kebangunan terjadi justru membenci kebangunan itu? Mungkin. Orang Israel berdoa selama beribu-ribu tahun, memohon datangnya Mesias. Tetapi justru orang yang berdoa minta Mesias juga adalah orang yang memaku Mesias di kayu salib. Jangan mengira jikalau orang yang berdoa minta kebangunan pasti senang akan kebangunan. Tidak. Waktu kebangunan tiba, mungkin kita perlu bertobat, perlu dibongkar dosanya, perlu dipermalukan, tetapi kita tidak mau bertobat, sebab itu, orang yang minta Tuhan membangunkan gereja-Nya, waktu kebangunan sejati tiba, mungkin dialah yang paling cepat melarikan diri, menolak dan melawan.
Nabi yang memberitakan firman bisa menjadi nabi yang membangkang terhadap firman. Contohnya, nabi yang diutus ke Niniwe justru menjadi nabi yang membenci dan mengutuk Niniwe, itulah riwayat Yunus. Seharusnya dia senang karena semua bangsa di Niniwe menjadi orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi justru dia tidak ingin hal itu terjadi. Karena dia iri hati tetapi justru dia tidak ingin hal itu terjadi. Karena dia iri hati dan cemburu. Dia merasa bangsanyalah yang paling penting, bangsa lain tidak penting. Karena perasaan seperti itu masih mengikat dia, maka dia tidak bisa menyaksikan kebangunan itu terjadi. Akhirnya Tuhan berkata, “Layaklah engkau marah karena pohon jarak itu” Jawabnya : “Ya, aku marah”.”Adilkah kalau engkau marah kepada Allah?” “Adil.” Allah berkata, “Untuk sebatang pohon yang tidak pernah kau tanam dan layu saja, kau merasa marah, karena kau begitu mencintai pohon itu. Bagaimana tidak Aku akan sayang Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” Kitab Yunus berhenti sampai di situ. Tidak ada perdebatan lagi. Allah tidak mau berbicara dengan Yunus lagi. Dia harus bertobat.
Diantara semua nabi, saya paling menghormati Yunus, karena dia adalah seorang nabi yang berani menuliskan pergumulan dan segala kebobrokannya untuk dicaci-maki segala zaman. Mungkin orang selalu lebih memikirkan Elia atau Musa sebagai nabi-nabi yang begitu besar. Yunus memang lain, dia adalah satu-satunya nabi yang menuliskan semua perdebatan dan pergumulannya dengan Tuhan, dan segala hal yang kurang baik tentang dirinya, sehingga pada waktu kita membaca kitab Yunus kita merasa jengkel, dan menganggap Yunus sebagai nabi yang tidak baik. Tetapi dari mana kita tahu dia tidak baik? Bukankah dia sendiri yang memberitahukannya kepada kita? Itulah keagungannya.
Marilah kita meninjau kebenaran dari segala segi. Mungkin kita tidak tahu apa yang kita minta: “Tuhan, bangunkanlah gereja-Mu.” Mungkin Tuhan menjawab, “Membangunkan gereja-Ku? Tidak tentu dimulai dari gereja kalian.” Mungkin kebangunan dimulai dari GKI, dari gereja Pantekosta, mungkin sekali dimulai dari gereja yang tidak menyetujuinya. Apa yang dimaksud dengan kebangunan gereja? Gereja yang kudus dan am atau gereja golongan tertentu? Apa yang kita baca di dalam Pengakuan Iman Rasuli adalah, “Aku percaya kepada gereja yang kudus dan am.” Kalau Tuhan memulai kebangunan dari gereja Pantekosta, tidak ada salahnya. Darimana pun Tuhan mau memulainya, itu adalah kedaulatan Allah atas gereja-Nya.
Di kota Minsk, Rusia, kebangunan bukan dimulai dari gereja Anglikan atau Lutheran, tetapi justru dari gereja Pantekosta. Gereja Pantekosta di sana menolak teologia sukses dan teologia kemakmuran. Ketika Prof. Edmund dari Universitas Swedia datang mengajar teologia kemakmuran, pendeta-pendeta di sana bukan marah, bahkan mulai hari itu dia tidak diundang lagi, putus hubungan dengan dia. Mereka memutuskan untuk kembali kepada Alkitab. Saya sangat kagum terhadap gereja Pantekosta di Minsk yang begitu setia kepada firman Tuhan. Itulah gereja yang akan saya doakan dan dukung terus.
Mungkin di kota ini tidak perlu gerakan Reformed Injili, karena mereka yang di sana sudah mengetahui semangat Reformed dan semangat Injili. Meskipun namanya gereja Pantekosta, tapi azasnya kembali ke Alkitab. Saya bersyukur kepada Tuhan, karena yang kita minta adalah kebangunan seluruh tubuh Kristus, gereja yang kudus dan am, kebangunan semua orang beriman, baik yang ada di gereja Pantekosta, gereja Kharismatik atau gereja Protestan untuk kembali kapada Alkitab.
Saya berdoa agar pada suatu hari nanti, banyak orang baik dari gereja Katholik atau dari gereja mana saja untuk kembali kepada Alkitab dan imannya ditanam di atas Alkitab, supaya nama Tuhan saja yang senantiasa dimuliakan. Saya mengharapkan setiap gereja dibangunkan. Kalau gereja saudara dibangunkan, apa yang dibutuhkan? Yang dibutuhkan adalah pendeta-pendeta yang belajar firman Tuhan dengan sungguh! Berdoalah yang sungguh dengan permintaan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Hidup yang suci, mempunyai kuasa Roh Kudus dan mempunyai kasih. Bila hal-hal ini digalakkan di dalam gereja saudara, pasti ada kebangunan dalam gereja itu.
6. Prinsip Kebangunan Yang Sejati
Jikalau demikian, apakah kebangunan rohani yang sejati? Kebangunan yang sejati ditandai:
a.Kebangunan Doktrinal
Tegakkan kembali iman yang sejati, tegakkan kembali pengertian yang benar dan pengajaran yang tepat. Itulah yang disebut kebangunan doktrinal.
b. Kebangunan Etika
Selain iman kepercayaan yang sejati, perlu dibangunkan, tentu perlu ada perubahan hidup yang sesungguhnya. Orang Kristen yang sudah sungguh mempunyai iman tapi tidak mempunyai perbuatan, mati adanya. Yakobus mengatakan, “seperti tubuh tanpa roh mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”
Jika kita hanya mempunyai tubuh, tapi tidak mempunyai jiwa, ingatlah bahwa jiwa yang menghidupkan tubuh. Demikian juga kalau kita mempunyai iman, tetapi tidak mempunyai kelakuan, kita adalah mati adanya. Ada orang yang bertanya kepada saya, mana yang lebih penting, iman atau perbuatan? Pasti kita harus mulai dari iman, baru perbuatan. Kalau ada sebuah lonceng buatan Jerman, Yonghan merknya, mesinnya bagus sekali, suara tik-tak-tik-tak begitu jelas, begitu tepat, dan selama 300 tahun hanya berbeda satu detik saja. Tapi tidak ada jarumnya. Maka setiap hari dia akan tetap berdetak terus-terusan, tapi orang tidak bisa tahu jam berapa. Inilah ibarat orang Kristen yang beriman tapi tidak mempunyai kelakuan. Sebaliknya kalau ada sebuah lonceng dinding merk Rolex, bagus designnya, ada dekorasi pada jarumnya, ada mutiara, ada hiasan emas dan berlian di pucuknya, tetapi tidak ada mesinnya. Inilah ibarat orang Kristen yang mempunyai perbuatan tapi tidak mempunyai iman.
c. Kebangunan Pelayanan
Apa maksudnya? Apakah ada jarumnya? Ada. Ada mesinnya? Ada. Apakah tepat waktu? Tepat. Masih berfungsi? Masih. Tapi perlu sering diganti baterai, sering diputar. Kalau tidak, tentu fungsinya akan berhenti.
Pelayanan harus konsisten. Banyak orang pada waktu memulai sesuatu dia sangat giat sekali, sesudah selesai, lalu duduk di sana, dan tidak bergerak lagi. Banyak gereja yang mulanya penuh dengan jemaat, sesudah mapan, justru tidak maju lagi. Banyak orang yang pada waktu pertama kali terpilih menjadi mejelis, dia begitu kaget, hingga malam itu tak bisa tidur. Dia berdoa sepanjang malam, “ Tuhan, dulu yang setiap malam berdoa di sini adalah orang biasa, sekarang sudah menjadi majelis, tapi supaya bisa menjadi majelis yang baik, tolong aku rendah hati, aku mau setia kepada-Mu.” Tiga tahun kemudian, justru yang paling congkak, yang suka mengusir pendeta, dan yang paling kejam di gereja adalah dia. Kesegaran, kesungguhan dan cinta kasih semula sudah hilang. Tidak lagi memutar pernya, tidak lagi diganti baterai. Tidak lagi melakukan pelayanan dengan sungguh. Itu bukan kebangunan yang sesungguhnya. Kebangunan yang sesungguhnya adalah: gereja beriman, berkelakuan, semua orang rajin, rendah hati, tekun, dan melayani dengan konsisten. Kebangunan ini juga mendatangkan kerinduan untuk mengabarkan Injil kepada setiap orang.
d. Kebangunan Kebudayaan
Kebangunan yang sejati meliputi juga kebangunan yang memuliakan Kristus, termasuk kebangunan dalam aspek kebudayaan. Celakalah ahli hukum yang pekerjaannya melanggar hukum dan mempermainkan hukum. Karena ahli hukum adalah ahli yang mengenal hukum, yang berbuat dosa tetapi tidak mau dihukum. Jika otak ahli hukum penuh dengan segala dalil celah-celah hukum, dia adalah ahli perusak hukum. Apa bedanya seorang ahli hukum Kristen dengan ahli hukum non Kristen? Ahli hukum Kristen adalah dia yang menjunjung tinggi Kristus untuk menguasai aspek kebudayaan di mana dia ada. Apa bedanya dokter Kristen dengan dokter non Kreisten? Dokter Kristen adalah dia yang bersandar kepada Tuhan. Dokter Kristen harus mengingat dirinya adalah dokter, dia harus melayani sesama dengan semangat Kristus dan harus memperkenalkan Kristus kepada pasiennya. Jika Saudara adalah dokter Kristen tetapi Saudara tidak membawa Kristus, tidak menyatakan Kristus dan tidak mempunyai semangat-Nya di dalam pelayanan Saudara, lebih baik Saudara jangan menamakan diri sebagai dokter Kristen.
Apakah Saudara seorang profesor Kristen atau pejabat Kristen? Pejabat Kristern harus menyatakan hidup Kekristenan yang lebih baik, meski hidupnya lebih miskin. Orang yang jujur tetapi miskin tidak akan mati karena kemiskinannya, sebalikkan orang kaya yang tidak jujur bisa capat terjangkit kolestrol yang tinggi.
Pernah suatu kali saya mengendarai mobil dari Malang ke Surabaya, ketika sampai di tengah jalan, ada seorang polisi yang besar tubuhnya, memberhentikan mobil saya. Dia berusaha memeras saya dengan berbagai dalih agar saya pada akhirnya memberikan uang kepadanya. Tetapi ketika ia tahu saya seorang pendeta, ia mulai mengendur dan membebaskan saya. Itukah yang disebut polisi Kristen (jika dia seorang Kristen)? Saya kira tidak.
Kebangunan yang sejati akan terjadi, dan senantiasa akan diberikan Tuhan, pada saat yang ditentukan Oleh-Nya bukan oleh kita. Mengapa Tuhan memperbolehkan Rusia menunggu sampai lebih dari 70 tahun? Saya tidak mengerti mengapa Tuhan memperbolehkan negara-negara seperti Jerman Timur, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Albania dan semua negara komunis mengunggu sampai begitu lama baru bisa mendengarkan Injil. Tetapi saya mengetahui adanya waktu Tuhan. Tuhan memiliki rencana-Nya sendiri. Pada saat Tuhan memberikan kebangunan, siapkah kita membayar harga menyongsong kebangunan itu? Kiranya Tuhan mengampuni kita dan membakar kita kembali dengan api sorgawi. ROH KUDUS, DOA DAN KEBANGUNAN
Amin.