Banyak yang Jatuh Ke Dalam Pencobaan

“supaya iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya” 2 Korintus 2:11 
Banyak yang Jatuh Ke Dalam Pencobaan
Merupakan tugas sangat penting bagi semua orang percaya untuk bertekun supaya jangan jatuh ke dalam pencobaan. Adam diciptakan di dalam gambar Allah, penuh integritas, kebenaran, dan kesucian. 

Ia beroleh bekal kemampuan yang jauh melebihi kita, dan di dalam dia tidak terdapat apa yang dapat membujuk atau menggodanya. Namun ternyata begitu ia terperangkap di dalam pencobaan, ia menjadi terhilang, tersesat, dan hancur, dan semua keturunannya ikut terseret bersamanya. Apa yang akan terjadi jika kita juga terperangkap di dalam pencobaan? Sama seperti Adam, bukan saja kita dapat terpapar pencobaan dan tipu muslihat iblis, kita juga ada di dalam dunia yang terkutuk dan memiliki hati bobrok yang menambah kekuatan dari pencobaan. 

Abraham adalah teladan bagi semua orang percaya, dan dia juga telah masuk ke dalam pencobaan sehubungan dengan hal istrinya dan telah berhasil dikalahkan hingga Allah dipermalukan. Daud disebut sebagai "seorang yang dekat di hati Allah", tetapi alangkah mengerikan kisah tentang dia yang terperangkap di dalam pencobaan! Penulis dapat menyebut juga Nuh, Lot, Hizkiah, Petrus dan sisa lainnya, di mana pencobaan dan kejatuhannya telah dicatat sebagai pelajaran untuk membimbing kita. 

Sudah tentu orang yang memperhatikan hal-hal ini akan berseru keras “Bagaimana saya dapat bertahan, O Tuhan, jika orang-orang yang seperti pilar kokoh telah terkapar  jatuh? Jika tokoh-tokoh besar yang disebut sebagai pohon aras telah tumbang terhempas angin (pencobaan), bagaimana aku dapat bertahan terhadap pencobaan? Oh jagalah daku supaya jangan masuk ke dalam pencobaan!” 

Baca Juga: Cara Menghadapi Pencobaan: Eksposisi Yakobus 1:12-18

Apakah ada yang telah masuk ke dalam pencobaan dan dapat keluar tanpa luka atau cacat? Bagaimana cara kita melewatinya? Sudahlah pasti, jika kita melihat orang yang lebih kuat gagal, kita harus mengupayakan segala kemampuan untuk menghindari pertarungan ini. 

Bukankah ini satu ketidak-warasan apabila orang yang hanya mampu merangkak jatuh bangun (yaitu kebanyakan dari kita), jika ia tidak berusaha menghindari apa yang telah membuat para raksasa iman jatuh di dalam dosa? Apabila anda merasa berdiri teguh dan kuat, waspadailah pencobaan, jangan sampai itu terjadi pada anda seperti yang telah terjadi pada Abraham dan tokoh-tokoh lainnya yang jatuh saat dicobai. 

Diterjemahkan dari buku “Voices From The Past” dengan cuplikan karya John Owen (1616-1683), ‘Works’, VI: 101-104 

Next Post Previous Post