DOSA ADAM (DOSA ASAL) VS KASIH KARUNIA ALLAH: ROMA 5:12-19

Pdt.Budi Asali, M.Div.

DOSA ADAM (DOSA ASAL) VS KASIH KARUNIA ALLAH: ROMA 5:12-19  . Roma 5:12-19 - “(Roma 5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. (15) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. (16) Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. (17) Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. (18) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. (19) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.
DOSA ADAM (DOSA ASAL) VS KASIH KARUNIA ALLAH: Roma 5:12-19
gadget, otomotif, bisnis

I) Akibat dosa Adam.

1) Penderitaan.

a) Orang perempuan merasa sakit waktu melahirkan (Kejadian 3:16).

b) Pekerjaan menjadi sukar (Kejadian 3:17-19a).

Sebetulnya pekerjaan itu sendiri bukanlah hukuman dosa, karena pekerjaan sudah ada sebelum dosa ada (Kejadian 2:15). Tetapi sebelum ada dosa, pekerjaan tidak sukar, dan setelah dosa ada, pekerjaan menjadi sukar, dan ini merupakan sebagian hukuman dosa.

c) Rasa gelisah, takut, kuatir, tidak damai (Kejadian 3:7-10 Yesaya 48:22).

Yesaya 48:22 berbunyi: “‘Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!’ firman TUHAN”.

Dalam kontex Kitab Suci, yang dimaksud dengan ‘orang fasik’ bukan sekedar penjahat, pembunuh, dsb, tetapi semua orang yang belum percaya kepada Yesus. 

Tuhan sudah mendesign manusia sedemikian rupa sehingga ia hanya bisa hidup bahagia, damai, sukacita, kalau ia hidup dalam persekutuan dengan Allah. Kalau ia keluar dari design ini dan tidak mempunyai persekutuan dengan Allah, maka hidupnya pasti tidak akan damai, sukacita, bahagia. Paling-paling ia bisa mempunyai kesenangan duniawi yang bersifat semu dan sementara, tetapi damai dan sukacita sejati tidak akan mungkin ia miliki. 

Kesimpulan: Jadi, penderitaan sebagai hukuman dosa ini mencakup baik penderitaan fisik / jasmani, maupun penderitaan batin. Kalau itu, pada saat mengalami penderitaan, jangan terlalu cepat mengatakan Allah itu tidak kasih. Itu terjadi karena kesalahan manusia sendiri. 

Catatan: Secara global, dosa memang dihukum dengan penderitaan. Tetapi dalam kasus individuil, penderitaan tidak selalu merupakan hukuman dari dosa. Kadang-kadang penderitaan merupakan hukuman dari dosa, seperti misalnya dalam kasus Gehazi (2 Raja-Raja 5:25-27), tetapi kadang-kadang tidak, seperti dalam kasus Ayub, dan juga dalam kasus orang buta dalam Yohanes 9:1-3. Karena itu, pada waktu menghadapi orang yang mengalami penderitaan, jangan sembarangan menghakiminya dengan mengatakan bahwa ia menderita pasti karena dosa. 

2) Putus hubungan dengan Allah (Kejadian 3:23 Yesaya 59:2).

Yesaya 59:2 - “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.

Karena Allah itu suci, Ia tidak bisa bersatu dengan manusia yang berdosa.

3) Semua manusia menjadi manusia berdosa - dosa asal.

Roma 5:12,18a,19a - “(12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. ... (18a) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, ... (19a) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa”.

Jelas bahwa yang dimaksud dengan ‘satu pelanggaran’ dan ‘ketidaktaatan satu orang’ adalah dosa pertama Adam. Jadi, ayat ini mengatakan bahwa gara-gara dosa pertama Adam, maka semua manusia menjadi orang berdosa di hadapan Tuhan. Mengapa? Karena Adam, yang adalah manusia pertama, dianggap sebagai wakil dari seluruh umat manusia oleh Allah.

Illustrasi: Kalau Indonesia mengirimkan team sepak bola ke luar negeri untuk suatu pertandingan, maka pada waktu team itu kalah, orang berkata ‘Indonesia kalah’. Kita tidak ikut main sepak bola, tetapi tetap dianggap kalah, karena wakil kita kalah.

Ada agama lain yang percaya bahwa pada waktu lahir, manusia itu suci. Tetapi kekristenan tidak mempercayai hal seperti itu. Kekristenan mengatakan bahwa sejak lahir, bahkan pada waktu masih dalam kandungan, manusia sudah adalah orang berdosa. Inilah yang disebut dosa asal / original sin. Ayat-ayat lain yang menjadi dasar dosa asal ini adalah:

• Mazmur 51:7 - “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”.

• Ayub 25:4 - “Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagai-mana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?”.

• Mazmur 58:4 - “Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat”.

• Yes 48:8b - “orang menyebutkan engkau: pemberontak sejak dari kandungan”.

Illustrasi:

• kita ada di dalam Adam seperti dahan-dahan pohon ada dalam pohonnya (sebelum mereka tumbuh / keluar). Lalu dahan-dahan itu tumbuh / keluar. Kalau pohonnya adalah pohon mangga, maka otomatis dahan-dahan yang keluar juga adalah dahan-dahan mangga. Karena Adamnya adalah orang berdosa, maka kita sebagai dahan-dahannya juga adalah orang berdosa.

• kalau team sepak bola Indonesia kalah, maka orang akan berkata ‘Indonesia kalah’. Kita tidak ikut main sepak bola, tetapi juga dianggap kalah, karena wakil kita kalah. Demikian juga pada waktu wakil kita, yaitu Adam, jatuh ke dalam dosa, maka kita semua dianggap jatuh ke dalam dosa juga.

Jadi, bukan hanya penjahat, pembunuh, pemerkosa, dsb saja yang adalah orang berdosa. Saudara juga adalah orang berdosa! Karena itu saudara membutuhkan Kristus sebagai Juru selamat / Penebus dosa saudara!

4) Semua manusia condong kepada dosa, dan bahkan tidak bisa berbuat sesuatu apa pun yang betul-betul baik di hadapan Allah - Total Depravity (= Kebejatan total).

Dasar Kitab Suci pandangan ini:

• Kejadian 6:5 - “Ketika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...”.

Perhatikan bahwa ayat ini tidak berkata ‘sebagian kecenderungan hatinya’, tetapi ‘segala kecenderungan hatinya’. Juga ayat ini tidak berkata ‘kadang-kadang membuahkan kejahatan’, tetapi ‘selalu membuahkan kejahatan’. Dan ayat ini masih menambahkan lagi kata ‘semata-mata’.

• Kejadian 8:21b - “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya”.

• Yesaya 64:6a - “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor”.

Perhatikan bahwa Yesaya tidak berkata ‘segala kejahatan kami seperti kain kotor’ ataupun ‘sebagian kesalehan kami seperti kain kotor’, tetapi ‘segala kesalehan kami seperti kain kotor’! 

• Yohanes 8:34b - “setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa”. 

Istilah ‘hamba’ perlu ditekankan di sini. Dengan manusia dinyatakan sebagai ‘hamba dosa’, itu jelas menunjukkan bahwa ia selalu / terus menerus menuruti dosa, dan tidak bisa berbuat baik. Ini dinyatakan secara lebih jelas oleh Roma 6:16-17,20-21. Perhatikan khususnya Roma 6:20 yang berbunyi: “Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran”. Istilah ‘bebas dari kebenaran’ itu jelas menunjukkan bahwa manusia berdosa itu tidak bisa berbuat apa pun yang benar! 

• Yohanes 15:4-5 jelas menunjukkan bahwa sama seperti ranting anggur tidak bisa berbuah kalau tidak melekat pada pokok anggur, demikian juga manusia di luar Kristus sama sekali tidak bisa berbuat apa pun yang baik. 

• Roma 8:7-8 berbunyi: “(7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”. 

• Titus 1:15 berbunyi: “Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis”. 

Illustrasi: Makhluk yang lahir sebagai monyet akan secara otomatis melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh seekor monyet, seperti naik pohon, makan pisang, berteriak-teriak, dsb. Karena kita lahir sebagai orang berdosa, secara otomatis kita akan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang berdosa, yaitu dosa.

Jadi, dari adanya original sin (= dosa asal), timbul actual sin (= dosa sungguh-sungguh)! Dan actual sin ini terjadi pada waktu terjadi:

• pelanggaran terhadap hati nurani (Roma 2: 14 bdk. Roma 2:14-15). Ini untuk orang-orang yang tidak mempunyai hukum Taurat / Firman Tuhan.

Roma 2:14-15 - “(14) Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. (15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela”.

• pelanggaran terhadap hukum Taurat / Firman Tuhan (ay 20 bdk. 1Yohanes 3:4). Ini untuk orang-orang yang mempunyai hukum Taurat / Firman Tuhan.

1Yohanes 3:4 - “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah”.

Bukti kecondongan kepada dosa dalam pengalaman sehari-hari:

anak kecil diajar sesuatu yang baik sukar sekali, tetapi diajar memaki gampang sekali.

semua manusia condong membalas kalau ia dipukul. Tidak ada manusia yang kalau dipukul mempunyai kecondongan untuk berdoa: ‘Ya Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’.

orang bisa tahan mendengar pelajaran sekolah atau nonton TV selama berjam-jam, tetapi pada waktu mendengar khotbah hanya tahan 30 menit atau 1 jam (kalau sudah bisa mendengar Firman Tuhan selama 1 jam, itu mungkin sekali disebabkan karena adanya pekerjaan Tuhan dalam dirinya).

orang bisa tahan berjam-jam pada waktu membaca novel, majalah, buku silat, buku-buku duniawi yang lain, tetapi pada waktu membaca Kitab Suci hanya tahan 5 menit.

murid / mahasiswa pasti senang kalau gurunya sakit sehingga tidak bisa mengajar. Bukankah seharusnya mereka menjadi sedih / kasihan?

Jadi, gara-gara dosa Adam, kita lahir dalam dosa. Dan setelah itu kita mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa. Dan jangan pernah berpikir bahwa saudara tidak membutuhkan Penebus dosa karena perbuatan baik saudara bisa menebus dosa saudara. Itu tidak mungkin karena:

a) Manusia itu tidak bisa berbuat baik.

Sebetulnya, manusia berdosa itu bukan hanya cenderung kepada dosa, tetapi bahkan sama sekali tidak bisa berbuat baik, dan selalu berbuat dosa saja. Ini sebetulnya sudah terlihat dari Kejadian 6:5 dan Titus 1:15 di atas. Tetapi di sini hal itu akan saya tekankan lagi.

Memang, manusia bisa melakukan kebaikan-kebaikan sosial / lahiriah, misalnya pada waktu melihat orang miskin / menderita lalu menolongnya, bahkan tanpa pamrih. Tetapi apakah itu bisa disebut sebagai perbuatan baik di hadapan Allah? Tidak! Mengapa? Karena dalam pandangan Tuhan, supaya suatu perbuatan bisa disebut baik, maka harus dipenuhi syarat-syarat ini:

1. Perbuatan baik itu harus timbul dari iman.

• Roma 1:5b - “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya”. Ini salah terjemahan.

NASB: ‘the obedience of faith’ (= ketaatan dari iman).

NIV: ‘the obedience that comes from faith’ (= ketaatan yang datang dari iman). 

Inilah ketaatan yang betul-betul adalah ketaatan, yaitu ketaatan yang lahir dari iman kepada Yesus, atau datang dari iman kepada Yesus. 

• Roma 14:23b - “Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa”. 

• Ibrani 11:6a - “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah”. 

Perlu ditekankan di sini bahwa yang dimaksud dengan ‘iman’ adalah ‘iman kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat’. Jadi, ‘iman’ di sini tidak bisa diartikan ‘iman dalam agama lain’, ataupun ‘iman kepada Kristus sebagai dokter, penyembuh, pemberi berkat, dsb’. 

2. Perbuatan baik itu harus dilakukan untuk kemuliaan Allah. 

1Korintus 10:31 - “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”. 

3. Perbuatan baik itu harus dilakukan karena cinta kepada Allah. 

Yohanes 14:15 - “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”. 

Semua ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang ada di luar Kristus! Bdk. Roma 3:10,11,18 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. (11) Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. ... (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.’”.

Kalau hal-hal ini (point 1-3) tidak dipenuhi, maka bisalah dikatakan bahwa pada waktu orang itu melakukan ‘perbuatan baik’, ia melakukannya tanpa mempedulikan Allah! Bisakah ‘perbuatan baik’ seperti itu disebut baik?

b) Perbuatan baik tidak bisa menghapuskan dosa.

Galatia 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.

Gal 2:21b - “... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.

Illustrasi: Seseorang ditangkap polisi karena melanggar peraturan lalu lintas dan satu minggu setelahnya harus menghadap ke pengadilan. Dalam waktu satu minggu itu ia lalu banyak berbuat baik untuk menebus dosanya. Ia menolong tetangga, memberi uang kepada pengemis, dsb. Pada waktu persidangan, ia membawa semua orang kepada siapa ia sudah melakukan kebaikan itu sebagai saksi. Pada waktu hakim bertanya: ‘Benarkah saudara melanggar peraturan lalu lintas?’, ia lalu menjawab: ‘Benar pak hakim, tetapi saya sudah banyak berbuat baik untuk menebus dosa saya. Ini saksi-saksinya’. Sekarang pikirkan sendiri, kalau hakim itu waras, apakah hakim itu akan membebaskan orang itu? Jawabnya jelas adalah ‘tidak’! Jadi terlihat bahwa dalam hukum dunia pun kebaikan tidak bisa menutup / menebus / menghapus dosa! Demikian juga dengan dalam hukum Tuhan / Kitab Suci!

Karena itu semua orang berdosa membutuhkan Yesus!

Penerapan:

• Kalau saudara percaya bahwa seseorang bisa selamat / masuk surga karena berbuat baik, maka renungkan bagian ini, dan bertobatlah dari doktrin / kepercayaan sesat itu! Manusia tidak bisa berbuat baik, dan karena itu membutuhkan Kristus sebagai Juru selamatnya untuk bisa selamat / masuk surga!

• Masihkah saudara percaya bahwa semua agama lain (yang mengandalkan perbuatan baik manusia) bisa memberikan keselamatan?

Cynddylan Jones mengomentari Efesus 2:8-9 sebagai berikut: “You might as well try to cross the Atlantic in a paper boat as to get to heaven by your own good works” (= Kamu bisa mencoba menyeberangi Lautan Atlantik dalam sebuah perahu kertas sama seperti kamu mau ke surga dengan perbuatan-perbuatan baikmu sendiri).

Martin Luther: “The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the mind of men was the idea that somehow he could make himself good enough to deserve to live with an all-holy God” (=Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang mahasuci) - Dr. D. James Kennedy, ‘Evangelism Explosion’, hal 31-32.

5) Semua manusia ada di bawah murka Allah.

Yohanes 3:36 - “Barang siapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”.

Kata ‘tetap’ di sini menunjukkan bahwa dari semula (sejak orang itu lahir), murka Allah itu sudah ada di atasnya.

Efesus 2:1a,3b - “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. ... Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain”.

Bagian yang digarisbawahi itu, terjemahan hurufiahnya adalah seperti yang diberikan oleh NASB: “and were by nature children of wrath, even as the rest” (= dan secara alamiah adalah anak-anak kemurkaan, sama seperti yang lain).

Jadi, ini menunjukkan bahwa manusia itu secara alamiah, maksudnya sejak lahir, adalah orang yang dimurkai oleh Allah. Kita lahir sebagai manusia berdosa, dan karena itu sejak kita lahir, kita sudah ada di bawah murka Allah. Kita tidak lahir di daerah netral! Kita lahir di bawah murka Allah! Dan setiap saat murka itu bisa dinyatakan secara penuh.

Kalau saudara mau datang dan percaya kepada Yesus, maka saudara akan mendapatkan pengampunan dosa dan perdamaian dengan Allah. Tetapi kalau tidak, maka secara otomatis saudara akan menuju ke neraka di mana saudara akan mengalami / merasakan murka Allah secara penuh.

6) Kematian (Kejadian 3:19 Roma 5:12,15a).

Maut datang baik karena original sin / dosa asal, maupun karena actual sin (dosa sungguh-sungguh).

Kematian ini bisa datang setiap saat, dan tidak akan bisa dihindari. Ada orang yang takut mati, dan ada orang yang berani mati; ada orang yang menjaga kesehatan, ada orang yang tidak memedulikan kesehatan; tetapi semua orang tetap akan mati.

Ibrani 9:27 - “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.

Illustrasi: ada dongeng kuno tentang seorang pedagang di Bagdad. Suatu hari ia suruh pelayannya pergi ke pasar. Pelayan itu kembali dengan muka pucat ketakutan. Tuannya bertanya: ‘Ada apa?’. Pelayan itu menjawab: ‘Tuan, aku bertemu dengan maut. Maut itu melihat aku, lalu menggerak-gerakkan tangannya secara menakutkan. Tuan, aku takut sekali, tolong pinjami aku kuda, supaya aku bisa lari’. Tuan itu bertanya: ‘Kamu mau lari kemana?’. ‘Aku mau lari ke kota Samarra’. Tuan itu kasihan dan lalu meminjamkan kudanya dan pelayan itu lari ke kota Samarra. Tuan itu lalu merasa penasaran, dan ia lalu pergi ke kota untuk mencari maut itu. Waktu bertemu dengan maut, ia lalu bertanya: ‘Hai maut, mengapa kamu menakut-nakuti pelayanku?’. Maut menjawab: ‘Aku tidak menakut-nakuti dia. Aku hanya heran melihat dia di pasar di kota Bagdad ini, karena aku mempunyai perjanjian untuk bertemu dengan dia malam ini di kota Samarra’.

Kalau kematian datang pada saudara malam ini, siapkah saudara?

Maut / kematian ini tidak hanya menunjuk pada kematian jasmani, tetapi juga pada kematian kedua / neraka (Wahyu 21:8).

7) Neraka (Roma 6:23 Wahyu 21:8).

Yang ini bukan hanya merupakan akibat / hukuman terhadap dosa Adam saja, tetapi dosa setiap orang. Perhatikan daftar dari orang-orang berdosa yang akan masuk neraka dalam Wahyu 21:8a.

Wahyu 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua”.

Sekarang perhatikan Wah 21:8b (bagian yang saya beri garis bawah ganda).

Ro 6:23a berbunyi: “Sebab upah dosa ialah maut”. Kata ‘maut’ dalam Roma 6:23a ini tidak hanya menunjuk pada kematian biasa, tetapi menunjuk pada kematian kedua / penghukuman kekal di neraka, yang dibicarakan dalam Wahyu 21:8b tadi.

Tetapi puji Tuhan bahwa Roma 6:23 itu secara keseluruhan berbunyi: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”.

Kesimpulan: dari dosa Adam yang kelihatannya sepele, seluruh umat manusia menerima akibat yang luar biasa hebatnya.

II) Kasih karunia Allah.

Kita sering kali menyesali dosa Adam ini. Andai kata Adam tidak jatuh, alangkah enaknya:

• ada damai dan sukacita.

• tidak ada penderitaan, penyakit, kematian.

• tidak ada dosa.

• kita ada di taman Eden, bisa makan buah-buahan tanpa bayar.

Tetapi sebetulnya kita tidak perlu sedih atau menyesal. Roma 5 ini memberikan Kabar Baik bagi kita. Mari kita membaca Roma 5:15 yang berbunyi:

“Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus”.

1) Apakah kasih karunia itu?

Kasih karunia Allah adalah sesuatu yang ada dalam diri Allah yang menyebabkan Ia memberikan karunia-karunia kepada kita sekalipun kita sama sekali tidak layak menerimanya.

Kalau seseorang memberikan sesuatu yang baik kepada kita karena kita berbuat baik, maka itu namanya upah. Kalau seseorang memberikan sesuatu yang tidak baik kepada kita karena kejahatan kita, maka itu namanya hukuman / keadilan. Tetapi kasih karunia Allah menyebabkan Ia tetap mau memberikan sesuatu yang sangat baik bagi kita, padahal kita sangat jahat dan sedikit pun tidak layak menerima kebaikan tersebut.

Sebagai orang berdosa, kita layaknya dibuang ke dalam neraka. Tetapi adanya kasih karunia ini menyebabkan Allah bertindak lain. Allah datang ke dalam dunia dalam diri Yesus Kristus, hidup suci, menderita dan mati di kayu salib untuk memikul hukuman dosa kita, untuk menyelamatkan kita.

2) Akibat kasih karunia Allah.

Kalau pelanggaran Adam mempunyai akibat, maka kasih karunia Allah juga mempunyai akibat. Tetapi kalau pelanggaran Adam mempunyai akibat yang menjatuhkan, maka kasih karunia Allah itu mempunyai akibat yang mengangkat dari kejatuhan itu.

Sekarang perhatikan kata-kata ‘jauh lebih besar’ dalam Roma 5:15 itu. Kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus jauh lebih besar dari pelanggaran Adam. Karena itu pengangkatan yang ditimbulkan oleh kasih karunia ini juga jauh lebih besar dari pada kejatuhan yang ditimbulkan oleh kejatuhan Adam.

a) Pembenaran (ay 16).

Roma 5: 16: “Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran”.

Kalau saudara sudah sadar dan percaya akan akibat dosa Adam, yang menyebabkan semua manusia berdosa dan condong kepada dosa, maka karena kasih karunia Allah itu jauh lebih besar dari pelanggaran Adam, maka saudara harus lebih percaya lagi bahwa orang yang menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus itu akan dibenarkan / dianggap benar oleh Allah.

b) Hidup (ay 17).

Roma 5: 17: “Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus”.

Perhatikan kata-kata ‘lebih benar lagi’ dalam ay 17! Ini disebabkan karena kasih karunia Allah yang tadi dikatakan jauh lebih besar dari pelanggaran Adam (Roma 5: 15).

Kalau pelanggaran Adam mengakibatkan maut / kematian, maka kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus mengakibatkan kita hidup.

Dan ingat bahwa ini adalah posisi yang lebih aman dari pada posisi Adam sebelum jatuh ke dalam dosa. Mengapa bisa demikian? Karena Adam pada saat itu hanya mempunyai hidup bersyarat. Selama ia tidak jatuh ke dalam dosa, ia hidup. Tetapi kalau ia jatuh ke dalam dosa, ia mati.

Tetapi bagi kita yang menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus, kita menerima hidup kekal. Tanpa syarat! Kita tidak mungkin lagi binasa. Ini terlihat dari Yohanes 10:27-29 yang berbunyi: “(27) Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (29) Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”.

Karena itu jelas bahwa ajaran yang mengatakan keselamatan bisa hilang, adalah ajaran yang salah. Itu sama sekali tidak cocok dengan janji Allah untuk memberi hidup kekal bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus. 

c) Persekutuan yang lebih indah dengan Allah.

Persekutuan Adam dengan Allah adalah persekutuan antara makhluk dengan penciptanya, tetapi persekutuan kita (orang yang percaya kepada Yesus) dengan Allah adalah persekutuan antara anak dengan Bapanya.

Adam hanya dekat dengan Allah, tetapi Allah tinggal di dalam kita (Yohanes 14:16-17).

Yohanes 14:16-17 - “(16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, (17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu”.

d) Tempat yang lebih indah.

Adam tinggal di taman Eden dan kalau Adam dan keturunannya terus hidup suci, mungkin sekali semua manusia akan tetap tinggal di Eden. Tetapi sekarang kita yang telah menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus akan tinggal bukan di taman Eden, tetapi di surga.

III) Apa yang harus kita lakukan?

Roma 2:15,18-19 - “(15) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. ... (18) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. (19) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.

Akibat dosa Adam secara otomatis menimpa semua keturunannya, tetapi akibat kebenaran Yesus Kristus tidak secara otomatis dialami semua orang.

Kata-kata ‘semua orang’ dalam Roma 5: 15,19 seharusnya adalah ‘banyak orang’.

Kata-kata ‘semua orang’ dalam Roma 2: 18 memang adalah ‘semua orang’, tetapi pada waktu menafsirkannya, kita harus menafsirkannya dengan melihat pada bagian-bagian Kitab Suci yang lain, seperti 1Korintus 15:22 - “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”), sehingga artinya adalah: ‘semua orang dalam Kristus’ atau ‘semua orang yang percaya kepada Kristus’.

Kita ada dalam Adam karena keturunan (otomatis), tetapi kita ada dalam Kristus karena iman.


Calvin: “Hence, in order to partake the miserable inheritance of sin, it is enough for thee to be man, for it dwells in flesh and blood; but in order to enjoy the righteousness of Christ it is necessary for thee to be a believer; for a participation of him is attained only by faith” (= Jadi, untuk mengambil bagian dalam warisan dosa yang menyedihkan, cukup bagimu untuk menjadi manusia, karena itu tinggal dalam daging dan darah; tetapi untuk menikmati kebenaran Kristus engkau harus menjadi orang percaya; karena pengambilan bagian dari Dia didapatkan hanya dengan iman).

Jadi, untuk bisa masuk ke neraka cukup bagi saudara untuk berdiam diri. Sejak lahir saudara ada di dalam Adam, sehingga dengan berdiam diri saja, itu sudah cukup untuk membawa saudara ke dalam neraka. Tetapi kalau saudara ingin masuk surga, saudara harus percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru selamat saudara!

Calvin: “Not even the least drop of life can be found out of Christ” (= Tidak setetes kehidupan yang terkecil sekalipun dapat ditemukan / didapatkan di luar Kristus).

Karena itu jangan mencari keselamatan di luar Kristus! Sudahkah / maukah saudara datang dan percaya kepada Yesus?.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-AMIN-
Next Post Previous Post