DOKTRIN ROH KUDUS (Kepribadian Roh Kudus, Keilahian Roh Kudus dan Roh Kudus sebagai Jaminan)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
DOKTRIN ROH KUDUS (Kepribadian Roh Kudus, Keilahian Roh Kudus dan Roh Kudus sebagai Jaminan)
DOKTRIN ROH KUDUS (Kepribadian Roh Kudus, Keilahian Roh Kudus dan Roh Kudus sebagai Jaminan)

I.KEPRIBADIAN ROH KUDUS

Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus.

1) Untuk Roh Kudus digunakan kata ganti orang.

Kisah Para Rasul 13:2 - “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”.

Di sini digunakan kata ganti orang ‘Ku’ / ‘Aku’ untuk Roh Kudus, dan ini menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi.

Charles Hodge: “The first argument for the personality of the Holy Spirit is derived from the use of the personal pronouns in relation to Him. A person is that which, when speaking, says ‘I;’ when addressed, is called ‘thou;’ and when spoken of, is called ‘he,’ or ‘him.’ ... Thus in Acts 13:2, ‘The Holy Ghost said, Separate me Barnabas and Saul, for the work whereunto I have called them.’” (= Argumentasi yang pertama untuk kepribadian dari Roh Kudus didapatkan dari penggunaan kata-kata ganti orang dalam hubungan dengan Dia. Seorang pribadi adalah ia yang, pada waktu berbicara, berkata ‘aku’; pada waktu diajak bicara disebut ‘kamu / engkau’; dan pada waktu dibicarakan, disebut ‘ia’ atau ‘nya’. ... Karena itu dalam Kis 13:2, ‘berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’.) - ‘The Holy Spirit’ , hal 4-5, CD AGES.

Ibrani 10:15-17 - “(15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (16) sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”.

KJV: ‘(15) Whereof the Holy Ghost also is a witness to us: for after that he had said before, (16) This is the covenant that I will make with them after those days, saith the Lord, I will put my laws into their hearts, and in their minds will I write them; (17) And their sins and iniquities will I remember no more’ [= (15) Tentang apa Roh Kudus juga adalah seorang saksi kepada kita: karena setelah Ia mengatakan sebelumnya: (16) Ini adalah perjanjian yang akan Kubuat dengan mereka setelah hari-hari ini, kata Tuhan, Aku akan meletakkan hukum-hukumKu ke dalam hati mereka, dan dalam pikiran mereka akan Kutuliskan mereka; (17) Dan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka tidak akan Kuingat lagi].

Dalam text ini, juga terlihat digunakannya kata ganti orang ‘Aku’ dan ‘Ku’ untuk Roh Kudus.

2) Sebutan ‘PARAKLETOS yang lain’ yang digunakan terhadap Roh Kudus (Yoh 14:16), menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi.

Dalam Yohanes 14:16, Yohanes 14:26, Yohanes 15:26, dan Yohanes 16:7, Roh Kudus disebut sebagai ‘Penolong / Penghibur’. Dalam bahasa Yunani, semua ayat ini menggunakan istilah yang sama yaitu PARAKLETOS.

Perlu juga diketahui bahwa istilah PARAKLETOS ini juga digunakan terhadap Yesus Kristus dalam 1Yoh 2:1 (Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘Pengantara’). Lalu Yoh 14:16 menyebut Roh Kudus sebagai ‘PARAKLETOS (= Penolong) yang lain’.

Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti ‘yang lain (= another)’, yaitu ALLOS dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.

W. E. Vine: “ALLOS ... denotes another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different sort” (= ALLOS ... menunjuk pada ‘yang lain’ dari jenis yang sama; HETEROS ... menunjuk pada ‘yang lain’ dari jenis yang berbeda) - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 52.

Illustrasi: Saya mempunyai satu gelas Aqua. Kalau saya mengingin­kan satu gelas Aqua ‘yang lain’, yang sama dengan yang ada pada saya ini, maka saya akan menggunakan ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman ‘yang lain’, misalnya Coca Cola, maka saya harus menggunakan HETEROS, bukan ALLOS.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘yang lain’ dalam Yoh 14:16 bukan­lah HETEROS, tetapi ALLOS. Andaikata yang digunakan adalah HETER­OS, maka itu akan menunjukkan adanya perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesus adalah Allah dan merupa­kan seorang yang berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan. Atau bahwa Yesus itu mahakuasa, sedangkan Roh Kudus tidak. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah ALLOS, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus, sekalipun adalah PARAKLETOS ‘yang lain’ dari pada Yesus, tetapi mempunyai sifat-sifat yang sama dengan Yesus.

Karena itu dalam komentarnya tentang ayat ini William Hendriksen, seorang penafsir Reformed, mengatakan:

“He is another Helper, not a different Helper. The word another indicates one like myself, who will take my place, do my work. Hence, if Jesus is a person, the Holy Spirit must also be a person” (= Ia adalah ‘Penolong yang lain’, bukan ‘Penolong yang berbeda’. Kata ‘yang lain’ menunjukkan seseorang seperti Aku sendiri, yang akan mengambil tempatKu, melakukan pekerjaanKu. Jadi, jika Yesus adalah seorang pribadi, Roh Kudus harus juga adalah seorang pribadi) - hal 275.

William Hendriksen bahkan melanjutkan dengan berkata:

“For the same reason, if Jesus is divine, the Spirit, too, must be divine” (= Dengan alasan yang sama, jika Yesus bersifat ilahi / adalah Allah, Roh juga harus bersifat ilahi / adalah Allah) - hal 275.

3) Roh Kudus mempunyai ciri-ciri seorang pribadi, yaitu adanya:

a) Pikiran.

Yohanes 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”.

Jadi ayat ini mengatakan bahwa fungsi Roh Kudus adalah mengajar dan mengingatkan orang percaya akan Firman Tuhan. Bahwa Roh Kudus itu bisa mengajar / mengingatkan, menunjukkan bahwa Ia mempunyai pikiran.

Roma 8:27 - “Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”.

Ini salah terjemahan.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the mind of the Spirit’ (= pikiran dari Roh).

NWT/TDB: “the meaning of the spirit” (= maksud roh).

Kata Yunani yang dipakai adalah PHRONEMA, yang artinya memang adalah ‘way of thinking’ (= cara berpikir) atau ‘mind’ (= pikiran).

b) Perasaan.

Efesus 4:30 - “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”.

Yesaya 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.

Kedua ayat ini mengatakan bahwa kita tidak boleh mendukakan / menyedihkan Roh Kudus, dan itu menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai perasaan.

Juga dalam Roma 15:30 - “Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku”.

KJV: ‘the love of the Spirit’ (= kasih dari Roh).

NWT/TDB: ‘the love of the spirit’ (= kasih dari roh).

Roh Kudus tidak mungkin mempunyai kasih, kalau Ia adalah sesuatu / suatu tenaga, bukan seseorang.

c) Kehendak.

1Kor 12:11 - “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendakiNya”.

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kehendak.

NWT/TDB: ‘it wills’ (= dikehendakinya).

Kata Yunani BOULETAI yang digunakan di sini tidak menunjukkan jenis kelamin.

4) Kitab Suci juga menyatakan bahwa:


a) Roh Kudus melakukan hal-hal yang dilakukan oleh seorang pribadi, seperti:

· Mengajar dan mengingatkan.

Neh 9:20a - “Dan Engkau memberikan kepada mereka RohMu yang baik untuk mengajar mereka”.

Lukas 12:12 - “Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan.’”.

Yoh 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”.

· Bersaksi.

Yohanes 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”.

Roma 8:16 - “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah”.

· Menginsafkan.

Yoh 16:8 - “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”.

· Membantu dan berdoa.

Ro 8:26 - “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan”.

· Memimpin.

Ro 8:14 - “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah”.

· Berkata dan memerintah.

Kis 8:29 - “Lalu kata Roh kepada Filipus: ‘Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!’”.

Kis 13:2 - “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.’”.

· Melarang.

Kis 16:6-7 - “(6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka”.

· Memutuskan.

Kis 15:28 - “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini”.

· Berbicara / berkata.

2Sam 23:2 - “Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firmanNya ada di lidahku”.

1Tim 4:1 - “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”.

Wah 2:7a - “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat”. Bdk. Wah 2:7a,11,17,29 Wah 3:6,13,22,

· Berseru.

Gal 4:6 - “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’”.

· Mendorong orang untuk berbicara.

Kis 6:10 - “tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara”.

2Pet 1:21 - “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”.

· Menuntun.

Maz 143:10 - “Ajarlah aku melakukan kehendakMu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya RohMu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!”.

· Menetapkan orang-orang menjadi penilik / gembala gereja.

Kis 20:28 - “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri”.

· Bernubuat / meramal.

Kis 1:16 - “‘Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu”.

Kis 1:16 (NASB): ‘Brethren, the Scripture had to be fulfilled, which the Holy Spirit foretold by the mouth of David concerning Judas, who became a guide to those who arrested Jesus’ (= Saudara-saudara, Kitab Suci harus digenapi, yang diramalkan Roh Kudus oleh mulut Daud mengenai Yudas, yang menjadi seorang pembimbing bagi mereka yang menangkap Yesus).

Kis 11:27-28 - “(27) Pada waktu itu datanglah beberapa nabi dari Yerusalem ke Antiokhia. (28) Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh ku/asa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius”.

Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

Kis 21:10-11 - “(10) Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. (11) Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: ‘Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.’”.

· Memberikan sukacita dalam diri orang-orang percaya.

1Tes 1:6b - “dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus”.

1Tes 1:6b (Literal): ‘with joy of the Holy Spirit’ (= dengan sukacita dari Roh Kudus).

Kalau Roh Kudus hanya suatu kuasa / tenaga aktif, bukan seorang Pribadi, bagaimana Ia bisa mempunyai / memberikan sukacita?

· Menghidupkan tubuh kita yang fana.

Roma 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu”.

· Menyelidiki, tahu apa yang ada dalam diri Allah.

1Korintus 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”.

· Menguduskan / menyucikan.

Ro 15:16 - “yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepadaNya, yang disucikan oleh Roh Kudus”.

2Tes 2:13 - “Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”.

1Pet 1:2 - “yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”.

Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh ‘seseorang yang berpribadi’, bukan oleh ‘sesuatu yang tidak berpribadi’!

Herbert Lockyer: “In all, some 160 passages in the Old and New Testaments touch upon the actions of the Spirit. To deny personality to Him is to make these references meaningless and absurd” (= Secara keseluruhan, sekitar 160 text dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menyinggung tindakan-tindakan dari Roh. Menyangkal kepribadian bagi Dia sama dengan membuat ayat-ayat referensi ini tak mempunyai arti dan menggelikan) - ‘The Holy Spirit of God’, hal 31.

b) Ada hal-hal yang bisa dilakukan terhadap Roh Kudus, yang hanya bisa dilakukan terhadap seorang pribadi, seperti:

· Mendukakan.

Yesaya 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.

Efesus 4:30 - “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan”.

· Menentang.

Kis 7:51 - “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu”.

· Menghujat.

Mat 12:31-32 - “(31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak”.

· Menghina.

Ibrani 10:29 - “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”.

· Mendustai dan mencobai.

Kis 5:3,9 - “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? ... (9) Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.’”.

5) Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

· penyejajaran ‘Roh Kudus’ dengan ‘Bapa dan Anak’, yang keduanya adalah pribadi.

· kata ‘nama’, yang tidak memungkinkan diberikan kepada Roh Kudus, seandainya Ia bukan seseorang yang berpribadi.

Jadi, kedua hal ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah pribadi.

Charles Hodge: “We are baptized not only in the name of the Father and of the Son, but also of the Holy Ghost. The very association of the Spirit in such a connection, with the Father and the Son, as they are admitted to be distinct persons, proves that the Spirit also is a person. Besides the use of the word ei]j to o]noma, ‘unto the name,’ admits of no other explanation. By baptism we profess to acknowledge the Spirit as we acknowledge the Father and the Son, and we bind ourselves to the one as well as to the others” [= Kita dibaptis bukan hanya dalam nama dari Bapa dan dari Anak, tetapi juga dari Roh Kudus. Perkumpulan / persatuan dari Roh dalam hubungan seperti itu, dengan Bapa dan Anak, karena Mereka diakui sebagai pribadi-pribadi yang nyata / berbeda (distinct), membuktikan bahwa Roh juga adalah seorang pribadi. Disamping itu, penggunaan kata ei]j to o]noma / EIS TO ONOMA, ‘dalam nama’, tidak memungkinkan penjelasan yang lain. Dengan Baptisan kita mengaku untuk mengakui Roh seperti kita mengakui Bapa dan Anak, dan kita mengikat diri kita sendiri kepada yang satu seperti kepada yang lain] - ‘Systematic Theology’, vol I, hal 525.

6) 2Kor 13:13 - “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”.

Ayat ini mengatakan adanya ‘persekutuan dengan Roh Kudus’ dan ini tidak mungkin kalau Roh Kudus bukan seorang pribadi.

Barnes’ Notes: “if the ‘Holy Spirit’ be merely an influence of God or an attribute of God, how strange to pray that the ‘love of God’ and the participation or fellowship of an ‘influence of God,’ or an ‘attribute of God’ might be with them!” (= jika ‘Roh Kudus’ adalah semata-mata ‘suatu pengaruh dari Allah’ atau ‘suatu sifat dari Allah’, alangkah anehnya untuk berdoa supaya ‘kasih Allah’ dan partisipasi atau persekutuan dari suatu ‘pengaruh Allah’, atau suatu ‘sifat Allah’ boleh menyertai mereka!).

II. KEILAHIAN ROH KUDUS

Bukti-bukti keilahian Roh Kudus.

Mungkin tidak ada satu ayatpun dalam Kitab Suci yang secara explicit menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Tetapi dari perbandingan ayat dengan ayat kita bisa menyimpulkan bahwa Kitab Suci memang mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah Allah.

a) Kitab Suci menggunakan sebutan ‘Roh Kudus’ dan ‘Allah’ / ‘Tuhan’ (ADONAY) / ‘TUHAN’ (YAHWEH) secara interchangeable (= bisa dibolak-balik).

Contoh:

1. Bandingkan Yes 6:8-10 dengan Kis 28:25-27.

Yes 6:8-10 - “(8) Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?’. Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’. (9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik dan menjadi sembuh’”.

Kis 28:25-27 - “(25) Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: ‘Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: (26) Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan meli­hat, namun tidak menanggap. (27) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.

Kalau kita membandingkan 2 bagian Kitab Suci di atas, maka jelas terlihat bahwa apa yang dikatakan Paulus dalam Kis 28:26-27 itu ia kutip dari Yes 6:8-10. Tetapi kalau dalam Yes 6:8-10 itu dikatakan bahwa itu adalah ‘suara Tuhan’ kepada nabi Yesaya, maka dalam Kis 28:25 Paulus berkata bahwa ‘firman itu disampai­kan oleh Roh Kudus’ dengan perantaraan nabi Yesaya. Ini menunjuk­kan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan sendiri!

2. Bandingkan Ibr 3:7-11 dengan Maz 95:7b-11 dan Kel 17:1-7.

Ibr 3:7-11 - “(7) Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, (8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, (9) di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, seka­lipun mereka melihat perbuatan-perbuatanKu, empat puluh tahun lamanya. (10) Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalanKu, (11) sehingga Aku bersumpah dalam murkaKu: Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu’”.

Karena kata-kata dalam Ibr 3:7-11 ini merupakan kata-kata Roh Kudus, maka kata-kata ‘mencobai Aku’ berarti ‘mencobai Roh Ku­dus’.

Sekarang mari kita melihat Maz 95:7b-11, yang hampir-hampir identik dengan Ibr 3:7-11 di atas.

Maz 95:7b-11 - “(7b) Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suaraNya! (8) Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, (9) pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatanKu. (10) Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kataKu: ‘Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalanKu.’ (11) Sebab itu Aku bersumpah dalam murkaKu: ‘Mereka takkan masuk ke tempat perhentianKu.’”.

Sekalipun kedua text di atas hampir identik, tetapi dalam Maz 95:7b-11 itu ada tambahan informasi yang tidak diberikan dalam Ibrani 3:7-11, yaitu bahwa peristiwa itu terjadi di Masa dan Meriba. Dan peristiwa di Masa dan Meriba itu diceritakan dalam Kel 17:1-7.

Sekarang perhatikan Kel 17:7 yang berbunyi: “Dinamai­lah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?’”.

Jadi di sini dipakai istilah ‘mencobai TUHAN (YAHWEH)’, padahal tadi dalam Ibr 3:7-11 dikatakan bahwa mereka ‘mencobai Roh Ku­dus’. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah TUHAN / YAHWEH!

3. Bandingkan Ibr 10:15-17 dengan Yeremia 31:33-34.

Ibr 10:15-17 - “(15) Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, (16) sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjan­jian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”.

Yer 31:33-34 - “(33) Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menja­di umatKu. (34) Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka”.

Jelas terlihat bahwa Ibr 10:16-17 merupakan kutipan sebagian (tidak seluruhnya) dari Yer 31:33,34. Tetapi dalam Yer 31 dikata­kan bahwa kata-kata itu diucapkan oleh TUHAN / YAHWEH (perhatikan kata-kata ‘firman TUHAN’ dalam Yer 31:31,32c,34b). Sedangkan dalam Ibr 10:15-17 dikatakan bahwa itu merupakan ‘kesaksian / firman Roh Kudus’ (Ibr 10:15b,16b).

Disamping itu, dalam Yer 31 itu, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh Taurat dalam batin umatNya, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN / YAHWEH sendiri. Sedangkan dalam Ibr 10:15-17, yang mengadakan perjanjian, yang menaruh hukum dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa, adalah Roh Kudus.

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN / YAHWEH sendiri!

4. Sekarang mari kita melihat pada Kis 5:3-4,9a yang berbunyi sebagai berikut: “(3) Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (4) Selama tanah itu tidak dijual, bukan­kah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendus­tai Allah. ... (9a) Kata Petrus: ‘Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan (TDB: ‘roh Yehuwa’)?’”.

Perhatikan bahwa kalau dalam Kis 5:3 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Roh Kudus’, maka dalam Kis 5:4 Petrus berkata bahwa Ananias ‘mendustai Allah’. Lalu dalam Kis 5:9a Petrus berkata bahwa mereka ‘mencobai Roh Tuhan (TDB: ‘roh Yehuwa’)’. Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah!

5. Mari kita melihat 1Kor 3:16 dan 1Kor 6:19.

1Kor 3:16 - “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”.

1Kor 6:19 - “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”.

Dalam 1Kor 3:16 Paulus berkata bahwa tubuh kita adalah ‘bait Allah’ (= rumah Allah), tetapi anehnya ia melanjutkan dengan kata-kata ‘dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu’. Kalau memang tubuh kita adalah bait / rumah Allah, maka itu seharusnya berarti bahwa ‘Allah’lah yang tinggal di dalam tubuh kita. Tetapi Paulus mengatakan ‘Roh Allah’ yang tinggal di dalam kita.

Dan dalam 1Kor 6:19 Paulus berka­ta bahwa tubuh kita adalah ‘bait Roh Kudus’.

Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus / Roh Allah adalah Allah!

Tentang 1Kor 3:16, Calvin berkata:

“In this passage we have an explicit testimony for maintaining the divinity of the Holy Spirit. For if he were a creature, or merely a gift, he would not make us temples of God, by dwelling in us” (= Dalam text ini kita mempunyai kesaksian yang explicit untuk mempertahankan keilahian dari Roh Kudus. Karena seandainya Ia hanya suatu ciptaan, atau semata-mata suatu karunia, maka tinggalnya Ia di dalam diri kita tidak akan menjadikan kita Bait Allah) - hal 143.

6. Yes 40:13-14 - “(13) Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? (14) Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”.

Dengan membandingkan Yes 40:13 dengan Yes 40:14 maka bisa kita simpulkan bahwa ‘Roh TUHAN’ dalam Yes 40:13 itu adalah ‘TUHAN’ / YAHWEH dalam Yes 40:14.

7. Yes 63:7-14 - “(7) Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukanNya kepada mereka sesuai dengan kasih sayangNya dan sesuai dengan kasih setiaNya yang besar. (8) Bukankah Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka (9) dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (10) Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka. (11) Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hambaNya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing dombaNya? Di manakah Dia yang menaruh Roh KudusNya dalam hati mereka; (12) yang dengan tanganNya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagiNya; (13) yang menuntun mereka melintasi samudera raya seperti kuda melintasi padang gurun? Mereka tidak pernah tersandung, (14) seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umatMu untuk membuat nama yang agung bagiMu”.

Mulai ay 7 subyek pembicaraan adalah ‘TUHAN’ / YAHWEH, dan mulai ay 10-14, pada satu sisi terjadi semacam pencampur-adukan istilah ‘Roh Kudus’, ‘Roh TUHAN’, dan ‘TUHAN’ / YAHWEH sendiri, karena semua digambarkan memimpin bangsa Israel, tetapi pada sisi lain, istilah ‘Roh KudusNya’, dan ‘Roh TUHAN’ kelihatannya juga membedakan ‘Roh Kudus’ itu dengan ‘TUHAN’ / YAHWEH. Ini bukan kontradiksi. Ditinjau dari sudut hakekat, Allah Tritunggal hanya mempunyai satu hakekat, tetapi ditinjau dari sudut pribadi, Allah Tritunggal terdiri dari 3 pribadi yang berbeda (distinct).

b) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai sifat-sifat Allah seperti:

1. Kekal.

Ibr 9:14 - “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”.

2. Mahaada.

Maz 139:7-10 - “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku”.

3. Mahatahu.

· 1Kor 2:10-11 - “(10) Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. (11) Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah”.

1Kor 2:10-11 yang menunjukkan bahwa Roh Kudus itu tahu apa yang ada dalam diri Allah, jelas menunjukkan bahwa Roh Kudus itu mahatahu!

· Yes 40:13 - “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat?”.

4. Mahakuasa.

· Mat 12:28 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”.

Catatan: Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

Ayat ini meninjau Yesus sebagai manusia, dan karena itu tidak dikatakan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasaNya sendiri, tetapi dengan Roh Kudus. Bahwa Roh Kudus bisa mengusir setan, menunjukkan kemahakuasaanNya.

· Juga fakta bahwa Roh Kudus juga adalah Pencipta (Kej 1:2 Ayub 33:4), menunjukkan bahwa Ia maha kuasa.

Jadi, sekalipun Kitab Suci tak pernah secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus itu ‘maha kuasa’, tetapi jelas bahwa Kitab Suci menggambarkan Roh Kudus sebagai maha kuasa.

5. Suci.

Ini terlihat dari:

· sebutan ‘kudus’.

· Yes 63:10 - “Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”.

Bahwa pemberontakan / dosa manusia mendukakan Roh Kudus, menunjukkan bahwa Ia suci.

c) Kitab Suci juga menunjukkan bahwa Roh Kudus melakukan peker­jaan-pekerjaan ilahi seperti:

1. Penciptaan (Kej 1:2 Ayub 33:4 Maz 8:4 Ayub 26:13).

· Kej 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air”.

Tak ada alasan Kitab Suci menggambarkan kehadiran Roh Kudus pada saat penciptaan itu, kalau Ia tidak ikut melakukan penciptaan tersebut.

· Ayub 33:4 - “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup”.

· Maz 8:4 - “Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan”.

Dengan membandingkan Luk 11:20 dengan ayat paralelnya, yaitu Mat 12:28, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ‘jari Allah’ itu adalah ‘Roh Allah’ / ‘Roh Kudus’.

Luk 11:20 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”.

KJV: ‘with the finger of God’ (= dengan jari Allah).

RSV/NIV/NASB: ‘by the finger of God’ (= oleh jari Allah).

Mat 12:28 - “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan ku/asa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”.

Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

· Ayub 26:13 - “Oleh nafasNya langit menjadi cerah, tanganNya menembus ular yang tangkas”.

Kata yang diterjemahkan ‘nafas’ di sini adalah RUAKH, dan karena itu KJV menterjemahkan ‘spirit’ (= roh).

KJV: ‘By his spirit he hath garnished the heavens’ (= Oleh RohNya Ia telah menghias langit).

2. Melahirbarukan (Yoh 3:5-6 Tit 3:5).

3. Mengampuni dosa.

Ibr 10:15-17 - “Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: ‘Inilah perjan­jian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.’”.

Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mengampuni dosa, dan karena hanya Allah yang bisa mengampuni dosa (Mark 2:7), maka jelas bahwa Roh Kudus adalah Allah.

4. Membangkitkan Kristus, dan / atau menghidupkan tubuh kita yang fana.

Roma 8:11 - “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya, yang diam di dalam kamu”.

John Murray (NICNT): “The Spirit referred to is none other than the Holy Spirit. He that ‘raised up Jesus from the dead’ is without question the Father ... The Father is the specific agent in the resurrection of Christ. Since the Holy Spirit is called ‘the Spirit of him that raised up Jesus from the dead’, this means that the Holy Spirit sustains a close relationship to the Father in that specific action which belongs par excellence to the Father in the economy of redemption. Just as the Holy Spirit is the Spirit of Christ because of the intimacy of relation he sustains to Christ in the messianic office which the name ‘Christ’ denotes, so he is the Spirit of the Father because of the intimacy of relation he sustains to the Father in the raising up of Jesus. ... The text followed by the version expressly indicates that the Holy Spirit will be active in the resurrection - ‘through his Spirit that dwelleth in you’. Though the Father is the specific agent in the resurrection of the believers as in that of Christ, this does not exclude the agency of the Holy Spirit. ... Hence if the Holy Spirit is active in the resurrection of believers, it would follow that he was also active in the resurrection of Christ. For the latter is the basic and the pattern for the former” (= Roh yang ditunjuk bukan lain dari Roh Kudus. Dia yang ‘membangkitkan Yesus dari orang mati’, tidak diragukan adalah sang Bapa. Bapa adalah agen spesifik dalam kebangkitan Kristus. Karena Roh Kudus disebut ‘Roh dari Dia yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati’, ini berarti bahwa Roh Kudus mempertahankan suatu hubungan yang dekat dengan Bapa, dalam tindakan spesifik itu, yang terutama menjadi milik dari Bapa dalam pengaturan penebusan. Sama seperti Roh Kudus adalah Roh Kristus karena hubungan yang intim yang Ia pertahankan dengan Kristus dalam jabatan sebagai Mesias yang ditunjukkan oleh nama ‘Kristus’, demikian pula Ia adalah Roh Bapa karena hubungan yang intim yang Ia pertahankan dengan Bapa dalam membangkitkan Yesus. ... Text itu selanjutnya menunjukkan secara jelas bahwa Roh Kudus akan aktif dalam kebangkitan - ‘melalui / oleh RohNya yang diam dalam kamu’. Sekalipun Bapa adalah agen spesifik dalam kebangkitan dari orang-orang percaya seperti dalam kebangkitan Kristus, ini tidak membuang / menyingkirkan Roh Kudus dari urusan itu. ... Karena itu, jika Roh Kudus itu aktif dalam kebangkitan orang-orang percaya, maka Ia juga aktif dalam kebangkitan Kristus. Karena yang terakhir ini adalah dasar dan pola dari yang pertama) - hal 291,292.

William Hendriksen: “In verse 11 the subject ‘He who raised Jesus - or Christ - from the dead,’ refers, of course, to the Father. ... But note how very closely the two other persons of the Holy Trinity are related to the Father, hence also to each other. That the Father acts through the Spirit is plainly stated in verse 11. That even Jesus himself did not remain entirely passive in his resurrection is implied in John 10:17,18” (= Dalam ay 11 subyek dari ‘Dia yang membangkitkan Yesus - atau Kristus - dari antara orang mati’, tentu menunjuk kepada Bapa. ... Tetapi perhatikan betapa sangat dekatnya kedua pribadi yang lain dari Tritunggal yang Kudus berhubungan dengan Bapa, dan karena itu juga satu sama lain. Bahwa Bapa bertindak melalui Roh dinyatakan dengan jelas dalam ayat 11. Bahwa bahkan Yesus sendiri tidak tinggal pasif sepenuhnya dalam kebangkitanNya dinyatakan secara tak langsung / implicit dalam Yoh 10:17-18) - hal 253.

Charles Hodge: “The argument of the apostle is, that the same Spirit which was in Christ, and raised him from the dead dwells in us, even in our bodies (1Cor. 6:19), and will assuredly raise us up. ... The same Spirit which raised Christ’s body from the grave, shall also quicken our mortal bodies” [= Argumentasi dari sang rasul adalah bahwa Roh yang sama yang ada di dalam Kristus, dan membangkitkan Dia dari antara orang mati, tinggal di dalam kita, yaitu di dalam tubuh kita (1Kor 6:19), dan pasti akan membangkitkan kita. ... Roh yang sama yang membangkitkan tubuh Kristus dari kubur, juga akan menghidupkan tubuh kita yang fana] - hal 260.

Ini semua jelas juga menunjukkan kemahakuasaan dari Roh Kudus. Sekali lagi saya tegaskan bahwa sekalipun tidak pernah dikatakan secara explicit dalam Kitab Suci bahwa Roh Kudus itu maha kuasa, dan sekalipun Roh Kudus tidak pernah disebut dengan istilah Ibrani SHADDAY ataupun istilah Yunani PANTOKRATOR, yang artinya ‘mahakuasa’, tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia maha kuasa. Kitab Suci tidak harus menunjukkan kemaha-kuasaan Roh Kudus dengan menggunakan kata SHADDAY atau PANTOKRATOR. Kitab Suci bebas menunjukkannya dengan cara lain.

d) Nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa dan Anak, seperti dalam:

· Matius 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.

· 2Korintus 13:13 - “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”.


Memang kalau ada 3 nama diletakkan dalam satu ayat / text, itu tidak harus membuktikan bahwa ketiganya setingkat. Tetapi dalam kasus-kasus tertentu, 3 nama yang diletakkan berjajar bisa menunjukkan bahwa mereka setingkat. Misalnya kalau dikatakan ada konperensi tingkat tinggi 3 negara, maka kalau negara yang satu mengirimkan kepala negara, maka pasti kedua negara yang lain juga demikian. Kalau negara yang satu mengirim menteri luar negeri, maka pasti kedua negara yang lain juga demikian. Dan perlu diperhatikan bahwa dalam Mat 28:19 nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam sembarang peristiwa, tetapi dalam formula baptisan, yang merupakan sesuatu yang sakral. Adalah aneh, bahkan tidak masuk akal, kalau Yesus memerintahkan supaya seseorang dibaptis dalam nama Bapa (yang adalah Allah), Anak (yang juga adalah Allah), dan Roh Kudus (yang bukan Allah, bahkan bukan pribadi). Demikian juga dalam 2Kor 13:13 Paulus menyejajarkan Yesus, Allah (Bapa) dan Roh Kudus, bukan dalam peristiwa sembarangan, tetapi pada saat ia memberi berkat kepada gereja Korintus, yang lagi-lagi merupakan sesuatu yang sakral. Karena itu, text-text ini bisa dijadikan dasar bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu setingkat. Dan ini membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri!

Pandangan yang benar: Roh Kudus keluar dari Bapa dan dari Anak.

a) Pengakuan-pengakuan Iman berkenaan dengan hal ini.

1. Pengakuan Iman Nicea - Konstantinople (Toledo):

“And I believe in the Holy Ghost, the Lord and Giver of life, who proceedeth from the Father and the Son, who, with the Father and the Son together is worshipped and glorified, who spake by the prophets” (= Dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan Pemberi kehidupan, yang keluar dari Bapa dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi).

2. Pengakuan Iman Athanasius:

“21. The Son is from the Father alone, neither made, nor created, but begotten. 22. The Holy Ghost is from the Father and the Son, neither made, nor created, nor begotten, but proceeding. ... 24. And in this trinity no one is first or last, no one is greater or less. 25. But all the three co-eternal persons are co-equal among themselves; so that through all, as is above said, both unity in trinity, and trinity in unity is to be worship” (= 21. Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan. 22. Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan, tetapi keluar. ... 24. Dan dalam tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil. 25. Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal dalam kesatuan, harus disembah) - A. A. Hodge, ‘Outlines of Theology’, hal 117-118.

b) Doktrin ini dikenal dengan dengan istilah ‘The Eternal Procession of the Holy Spirit’.

· ‘to proceed’ = keluar.

· ‘procession’ = tindakan keluar.

· ‘eternal’ = kekal.

c) Hubungan doktrin ‘The Eternal Generation of the Son’ dengan ‘The Eternal Procession of the Holy Spirit’.

1. Ada persamaan antara ‘eternal generation’ dan ‘eternal procession’.

Sebagaimana Bapa terus menerus memperanakkan Anak, demikian juga Bapa dan Anak terus menerus mengeluarkan Roh Kudus. Dengan kata lain, hal ini bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh Bapa dan Anak di masa yang lalu, tetapi merupakan tindakan yang dilakukan secara terus-menerus. Tidak ada saat dimana Bapa dan Anak tidak mengeluarkan Roh Kudus.

Kalau doktrin ‘The Eternal Generation of the Son’ diilustrasikan dengan matahari yang terus menerus memancarkan sinarnya, maka doktrin ‘The Eternal Procession of the Holy Spirit’ bisa diilustrasikan dengan matahari dan sinar yang terus menerus mengeluarkan panas.

Karena ini merupakan tindakan kekal, maka:

a. Tidak ada perubahan dalam diri Allah.

b. Bapa, Anak, dan Roh Kudus sama kekalnya.

2. Perbedaan ‘Generation’ dengan ‘Spiration’.

a. ‘Generation’ adalah pekerjaan Bapa saja, sedangkan ‘Spira­tion’ merupakan pekerjaan Bapa dan Anak.

b. Karena adanya ‘Generation’, maka Anak bisa ikut ambil bagian dalan ‘Spiration’.

c. Secara logika (bukan secara chronologis!), ‘Generation’ mendahului ‘Spiration’. Tetapi faktanya adalah bahwa keduanya sama-sama merupakan tindakan kekal.

Catatan:

· kata ‘spiration’ tidak ada dalam kamus, bahkan dalam kamus Webster sekalipun. Kalau ‘procession’ berarti ‘tindakan keluar / dikeluarkan’, maka ‘spiration’ berarti ‘tindakan mengeluarkan’ / ‘menghembuskan’.

W. G. T. Shedd: “The theological term ‘spiration’ comes from the Biblical term ‘Spirit,’ appropriated to the third person” (= Istilah theologia ‘spiration’ berasal dari istilah Alkitab ‘Spirit’, disesuaikan kepada pribadi ketiga) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 287.

W. G. T. Shedd: “Generation and spiration are subjective and active in signification. They denote the acts of a Divine person or persons, as related to another Divine person. Filiation and procession are objective and passive in signification. They denote the results of the acts, that is, the eternal processes consequent upon them. The first person subjectively and actively generates the second person, and eternal filiation is objectively and passively the result, or process, ensuing from it. The first and second persons subjectively and actively spirate the third person, and eternal procession is objectively and passively the result” (= ‘Generation’ dan ‘spiration’ mempunyai pengertian yang bersifat subyek dan aktif. Hal-hal itu merupakan tindakan-tindakan dari suatu pribadi Ilahi, atau pribadi-pribadi Ilahi, berhubungan dengan pribadi Ilahi yang lain. ‘Filiation’ dan ‘procession’ mempunyai pengertian yang bersifat obyek dan pasif. Hal-hal ini merupakan hasil dari tindakan-tindakan, yaitu, sebagai akibat dari proses-proses kekal itu pada mereka. Pribadi pertama secara subyektif dan aktif ‘generates’ / memperanakkan pribadi kedua, dan ‘filiation’ yang kekal secara obyektif dan pasif merupakan hasilnya, atau proses, yang terjadi dari hal itu. Pribadi pertama dan kedua secara subyektif dan aktif ‘spirate’ / mengeluarkan pribadi ketiga, dan ‘procession’ yang kekal adalah hasilnya secara obyektif dan pasif) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 287.

Catatan:

* sebagaimana ‘spiration’ merupakan pasangan dari ‘procession’, demikian pula ‘generation’ merupakan pasangan dari ‘filiation’.

* kata ‘process’ (= proses) yang saya garis bawahi itu mungkin berarti ‘tindakan pasif’, sebagai lawan dari ‘act’ [= tindakan (aktif)]. Ini terlihat dari kata-kata Shedd sebagai berikut:

“The first Person is distinguished by two acts, and no process. ... The second person is distinguished by one act, and one process. ... The third Person is distinguished by a process, and no act” (= Pribadi pertama dibedakan / dikenal oleh dua tindakan, dan tidak ada proses / tindakan pasif. ... Pribadi kedua dibedakan / dikenal oleh satu tindakan, dan satu proses / tindakan pasif. ... Pribadi ketiga dibedakan / dikenal oleh suatu proses, dan tidak ada tindakan) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 293.

· dalam Kamus Webster kata ‘inspiration’ diartikan ‘a breathing in’ (= mengambil nafas); ‘drawing air into the lungs’ (= memasukkan udara ke dalam paru-paru).

· kalau ‘procession’ adalah ‘the property of the Holy Spirit’ (= milik Roh Kudus), maka ‘spiration’ adalah ‘the property of the Father and the Son’ (= milik Bapa dan Anak).

Tetapi Louis Berkhof berkata:

“This procession of the Holy Spirit, briefly called spiration, is his personal property” (= Keluarnya Roh Kudus, secara singkat disebut ‘spiration’, adalah milik pribadiNya) - ‘Systematic Theology’, hal 97.

Kelihatannya ia mencampuradukkan ‘procession’ dan ‘spiration’.

d) Dasar Kitab Suci dari ‘the eternal procession of the Holy Spirit from the Father and the Son’.

Sebetulnya hanya 1 ayat yang secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus itu keluar, dan itupun hanya dari Bapa.

Yoh 15:26 - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”.

Catatan: untuk petunjuk memudahkan mengingat ayat ini. Kalau Yoh 5:26 berbicara tentang ‘the eternal generation of the Son’, maka Yoh 15:26 berbicara tentang ‘the eternal procession of the Holy Spirit’.

Adanya Yohanes 15:26 yang secara explicit mengatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa, dan tidak adanya ayat yang secara explicit menyatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Anak, menyebabkan Gereja Orthodox menganggap bahwa Roh Kudus hanya keluar dari Bapa.

Tetapi Gereja Roma Katolik, yang lalu diikuti oleh Gereja-gereja Protestan, mengakui bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan dari Anak, karena:

1. Roh Kudus disebut sebagai:

· Roh Allah / Roh Bapa (Roma 8:9 Matius 10:20).

· Roh Kristus / Roh Yesus / Roh Tuhan / Roh Yesus Kristus / Roh Anak (Kis 5:9 Kis 8:39 Kis 16:7 Ro 8:9 Gal 4:6 Fil 1:19 1Petrus 1:11).

Kata ‘Roh’ bisa diartikan sebagai ‘nafas’ dan karena itu penyebutanNya sebagai ‘Roh Bapa’ dan ‘Roh Anak’ secara tidak langsung menunjukkan bahwa Ia keluar dari Bapa dan Anak.

Bandingkan dengan:

a. Yoh 20:22 dimana Anak menghembuskan Roh Kudus.

Yoh 20:22 - “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: ‘Terimalah Roh Kudus”.

W. G. T. Shedd: “This spiration of the Spirit in time, was symbolical of the eternal spiration in the Godhead” (= ‘Spiration’ / penghembusan dari Roh dalam waktu ini, merupakan simbol dari ‘spiration’ kekal dalam Allah) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 292.

b. Maz 33:6 - “Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas (RUAKH) dari mulutNya segala tentaranya”.

Di sini kata RUAKH diterjemahkan ‘nafas’ karena adanya kata ‘mulut’ yang mengikutinya. Dan ada 2 penafsiran tentang kata-kata ‘nafas dari mulutNya’ ini:

¨ Ini menunjuk kepada kata-kata / firman dari mulut Allah. Dengan diartikan seperti ini maka Maz 33:6b menjadi sejalan / identik dengan Maz 33:6a.

¨ Ini menunjuk kepada Roh Kudus. Dengan diartikan seperti ini maka Maz 33:6b menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah pencipta, dan bahwa Ia digambarkan sebagai nafas yang keluar dari mulut Allah / YAHWEH.

Matthew Henry: “All things were made by the word of the Lord and by the breath of his mouth. Christ is the Word, the Spirit is the breath, so that God the Father made the world, as he rules it and redeems it, by his Son and Spirit” (= Segala sesuatu dibuat oleh / dengan firman Tuhan dan oleh / dengan nafas dari mulutNya. Kristus adalah Firman, Roh adalah nafas, sehingga Allah Bapa membuat dunia / alam semesta, sebagaimana Ia memerintahnya dan menebusnya, oleh / dengan Anak dan RohNya).

Jamieson, Fausset & Brown: “The DIVINE WORD and the DIVINE SPIRIT cooperated at creation” (= FIRMAN ILAHI dan ROH ILAHI bekerja sama pada penciptaan).

Catatan: saya sendiri meragukan bahwa kata ‘firman’ dalam Maz 33:6a menunjuk kepada Anak.

2. Yoh 15:26 & Yoh 14:26 mengatakan bahwa Roh Kudus keluar dari Bapa dan diutus oleh Bapa.

3. Yoh 15:26 dan 16:7 mengatakan bahwa Roh Kudus diutus oleh Anak

James Elder Cumming: “We are taught that the Holy Spirit ‘proceedeth from the Father’ (John 15:26). By this is meant that God the Father is the Source whence the Spirit issues, and yet not in such a sense that He ever began to proceed from Him, or that there ever was a moment in which He was not so proceeding. It is not only Procession, but Eternal Procession, that is true of Him” (= Kita diajar bahwa Roh Kudus ‘keluar dari Bapa’ (Yoh 15:26). Dengan ini dimaksudkan bahwa Allah Bapa adalah Sumber dari mana Roh keluar, tetapi tidak dalam arti bahwa Ia pernah mulai keluar dari Dia, atau bahwa pernah ada saat dimana Ia tidak keluar. Bukan hanya ‘keluar’, tetapi ‘keluar secara kekal’, yang merupakan sesuatu yang benar tentang Dia) - ‘A Handbook on the Holy Spirit’, hal 48.
---
Beberapa catatan:

Arti dari Lukas 11:13.

Luk 11:13 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.

Ayat yang paralel dengan Luk 11:13 adalah Matius 7:11 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.

Dalam Luk 11:13 disebutkan ‘Roh Kudus’ (dalam bahasa Yunani tanpa definite article ‘the’). Apa artinya? Ada beberapa penafsiran:

1. Yang dimaksud betul-betul adalah Roh Kudus (pribadi ke-3 dari Allah Tritunggal), tetapi ini hanya berlaku untuk jaman itu. Mereka disuruh minta Roh Kudus karena pada saat itu Roh Kudus belum turun (peristiwa itu terjadi sebelum hari Pentakosta).

Pada jaman ini setiap orang yang percaya kepada Kristus, pasti sudah menerima Roh Kudus sehingga tak perlu minta lagi.

Ef 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”.

Ro 8:9 - “(9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”.

2. Itu berarti ‘kehadiran dan pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita’.

Pulpit Commentary: “Here the Lord, ... pictures the case of one who deserves a special deepening of the spiritual life, and prays some prayer for the presence of the Holy Spirit. Such a prayer, says Christ, must be granted” (= Di sini Tuhan, ... menggambarkan kasus dari seseorang yang layak mendapatkan pendalaman kehidupan rohani yang khusus, dan mendoakan suatu doa untuk kehadiran dari Roh Kudus. Doa seperti itu, kata Kristus, pasti dikabulkan) - hal 302.

3. Itu berarti hal-hal yang bersifat rohani.

Calvin (hal 354) termasuk dalam golongan ini.

4. Istilah ‘Roh Kudus’ berarti / menunjuk kepada ‘semua hal yang baik’.

William Hendriksen: “Here Matthew’s version has ‘good gifts,’ while Luke’s has ‘the Holy Spirit.’ These two are in perfect accord, for is not the Holy Spirit the very Source of all that is good?” (= Di sini versi Matius mengatakan ‘’pemberian yang baik’ sementara versi Lukas mengatakan ‘Roh Kudus’. Kedua hal ini sesuai secara sempurna, karena bukankah Roh Kudus adalah Sumber dari semua yang baik?) - hal 613-614.

Bandingkan Lukas 11:13 ini dengan Yes 44:3b - “Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu”. Ini bisa dianggap sebagai 2 kalimat paralel yang sinonim / berarti sama, sehingga ‘RohKu’ = ‘berkatKu’.

Saya condong pada penafsiran yang terakhir. Yang manapun dari penafsiran-penafsiran di atas tidak menunjukkan bahwa Allah adalah sumber dari Roh Kudus.

Arti dari Mazmur 51:13.

Maz 51:13 - “Janganlah membuang aku dari hadapanMu, dan janganlah mengambil rohMu yang kudus dari padaku!”.

1. Maz 51 adalah doa pengakuan raja Daud setelah ia disadarkan oleh nabi Natan akan dosanya dalam persoalan Batsyeba dan Uria.

2. Daud menaikkan permohonan ini, mungkin sekali karena mengingat akan kasus raja Saul, yang karena dosanya, lalu ditinggalkan oleh Roh Tuhan.

1Samuel 16:14 - “Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN”.

2Sam 7:15 - “Tetapi kasih setiaKu tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu”.

3. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus diberikan hanya kepada orang-orang tertentu saja, bukan kepada setiap orang yang percaya. Roh Kudus diberikan untuk menolong orang yang menerimaNya melayani Tuhan. Kalau Tuhan tidak lagi menghendaki pelayanan orang itu, Ia menarik kembali RohNya, dan ini yang terjadi dalam kasus raja Saul.

4. Tetapi dalam Perjanjian Baru:

· Roh Kudus diberikan kepada semua orang yang percaya.

Kis 2:38 - “Jawab Petrus kepada mereka: ‘Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”.

Yoh 7:38-39 - “(38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”.

Ef 1:13 - “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu”.

Ro 8:9 - “(9) Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”.

1Kor 12:13 - “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”.

· Roh Kudus tidak akan ditarik dari orang kepada siapa Ia telah diberikan.

Yoh 14:16 - “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu SELAMA-LAMANYA”.

Ibr 13:5b - “Karena Allah telah berfirman: ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’”

III.Roh Kudus sebagai jaminan

(EFESUS 1:13-14)

Ef 1:13-14 - “(13) Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. (14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”.

Dari kata-kata yang saya garis-bawahi itu terlihat bahwa dalam Ef 1:13-14 ini Roh Kudus disebut sebagai:

A) Yang dijanjikan.

Memang Roh Kudus berulang-ulang dijanjikan.

1) Janji tentang Roh Kudus dalam Perjanjian Lama.

Misalnya:

a) Yeh 36:26-27 - “(26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya”.

b) Yoel 2:28-29 - “(28) ‘Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. (29) Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu”.

2) Janji tentang Roh Kudus dalam Perjanjian Baru.

a) Matius 3:11 - “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”.

b) Yohanes 7:37-39 - “(37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: ‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! (38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”.

c) Kis 1:4,5,8 - “(4) Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang - demikian kataNya - ‘telah kamu dengar dari padaKu. (5) Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.’ ... (8) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.

d) Lukas 24:49 - “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan BapaKu. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.’”.

Selain itu, juga banyak ayat dalam Yoh 14-16, seperti Yohanes 14:16-19,26 Yoh 15:26 Yoh 16:7,13.

Janji-janji itu tergenapi pada hari Pentakosta.

Kisah Para Rasul 2:1-4 - “(1) Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. (2) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; (3) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. (4) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.

Dan pada waktu orang-orang tertentu mengatakan bahwa mereka sedang mabuk (Kis 2:13), maka Petrus dan rasul-rasul berkata: “(14b) Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. (15) Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, (16) tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: (17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atas hamba-hambaKu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat” (Kisah 2:14b-18).

B) Meterai.

Arti meterai:

1) Menjamin sifat asli dari sesuatu.

Jadi, kalau kita dimeteraikan dengan Roh Kudus, itu menjamin bahwa kita betul-betul adalah anak Allah.

Roma 8:14-17 - “(14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. (15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’ (16) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”.

2) Tanda kepemilikan.

Jadi, kita dimeteraikan dengan Roh Kudus, artinya kita ditandai sebagai milik Allah.

Bdk. Ro 8:9b - “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”.

3) Menjamin keamanan.

Jadi, kita dimeteraikan artinya kita pasti selamat / keselamatan kita terjamin. Untuk bagian ini lihat ayat-ayat pendukungnya di bawah (2Kor 1:21-22 2Korintus 5:5).

C) Jaminan.

1) Ada 2 ayat lain yang berbicara tentang Roh Kudus sebagai ‘jaminan’, yaitu:

a) 2Korintus 1:21-22 - “(21) Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, (22) memeteraikan tanda milikNya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita”.

KJV: ‘Now he which stablisheth us with you in Christ, and hath anointed us, [is] God; Who hath also sealed us, and given the earnest of the Spirit in our hearts’ (= Dia yang meneguhkan kami dan kamu dalam Kristus, dan telah mengurapi kita, adalah Allah; Yang juga telah memeteraikan kita, dan telah memberikan uang muka / jaminan Roh dalam hati kita).

b) 2Korintus 5:5 - “Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita”.

2) Kata bahasa asli yang diterjemahkan ‘jaminan’ adalah ARRABON, yang sebetulnya bukan merupakan kata Yunani tetapi Ibrani.

a) Arti dari kata ARRABON adalah ‘tanggungan / uang muka’.

Bdk. Kej 38:17,18,20 - “(17) Jawabnya: ‘Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku.’ Kata perempuan itu: ‘Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku.’ (18) Tanyanya: ‘Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?’ Jawab perempuan itu: ‘Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.’ Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya. ... (20) Adapun Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya dari tangan perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi”.

Dalam Kej 38:17,18,20 ini, kata Ibrani yang diterjemahkan ‘tanggungan’ adalah ERABON / HA-ERABON [= the pledge (= jaminan / tanggungan)]. Tanggungan ini mengharuskan Yehuda untuk membayar sesuai apa yang ia janjikan.

Jadi, ‘tanggungan / uang muka’ ini mengesahkan suatu kontrak / pembelian, dan memberikan kepastian bahwa pembayaran akan dilunasi.

John Stott membedakan antara ‘uang muka’ dan ‘tanggungan’. ‘Tanggungan’ akan dikembalikan pada waktu seluruh pembayaran telah dilunasi. Tetapi ‘uang muka’ merupakan sebagian / bagian pertama dari seluruh pembayaran. Kata ARRABON bisa berarti ‘tanggungan’ ataupun ‘uang muka’, tetapi dalam ayat-ayat yang membicarakan Roh Kudus sebagai ARRABON, maka Stott memilih terjemahan ‘uang muka’. Dan kelihatannya penafsir-penafsir lain juga berpandangan sama dengan Stott.

John Stott: “‘Guarantee’ here is ARRABON, originally a Hebrew word which seems to have come into Greek usage through Phoenician traders. ... in ancient commercial transaction it signified a ‘first instalment, deposit, down payment, pledge, that pays a part of the purchase price in advance, and so secures a legal claim to the article in question, or makes a contract valid’ (AG). In this case the guarantee is not something separate from what it guarantees, but actually the first portion of it. ... A deposit on a house or in a hire-purchase agreement, ... is more than a guarantee of payment; it is itself the first instalment of the purchase price. So it is with the Holy Spirit. In giving him to us, God is not just promising us our final inheritance but actually giving us a foretaste of it, which however, ‘is only a small fraction of the future endowment’” (= ‘Jaminan’ di sini adalah ARRABON, yang sebetulnya merupakan suatu kata bahasa Ibrani yang kelihatannya digunakan dalam penggunaan Yunani melalui pedagang-pedagang Fenisia. ... dalam transaksi perdagangan kuno itu berarti suatu ‘angsuran, setoran pertama, uang muka, yang membayar di muka sebagian dari harga pembelian, dan dengan demikian menjamin tuntutan hukum terhadap benda yang dibicarakan, atau membuat suatu kontrak sah’ (AG). Dalam kasus ini, ‘jaminan’ bukanlah sesuatu yang terpisah dari apa yang dijaminnya, tetapi betul-betul bagian pertama darinya. ... suatu setoran bagi sebuah rumah atau dalam suatu perjanjian sewa-beli, adalah lebih dari suatu jaminan pembayaran; jaminan itu sendiri merupakan angsuran pertama dari harga pembelian. Demikian juga dengan Roh Kudus. Dalam memberikanNya kepada kita, Allah bukan sekedar menjanjikan kepada kita warisan akhir kita, tetapi betul-betul memberikan kita suatu cicipan darinya, tetapi yang ‘hanya merupakan suatu pecahan / bagian kecil dari anugerah / berkat di masa yang akan datang’) - ‘Ephesians’, hal 49.

Barclay: “The arrabon was a regular feature of the Greek business world. It was a part of the purchase price of anything, paid in advance as a guarantee that the rest would in due time be paid” (= ARRABON merupakan suatu karakter / bentuk umum dari dunia bisnis Yunani. Itu merupakan suatu bagian dari harga pembelian dari sesuatu, dibayarkan dimuka sebagai suatu jaminan bahwa sisanya akan dibayar pada waktunya) - ‘Ephesians’, hal 87.

Ralph P. Martin: “The use of avrrabwn (ARRABON) ... refers to a down payment, something to assure that the ‘final installment will come’ (1:22)” [= Penggunaan dari avrrabwn (ARRABON) ... menunjuk pada suatu uang muka, sesuatu untuk menjamin bahwa ‘angsuran akhir akan datang’ (1:22)] - ‘Word Biblical Commentary, II Corinthians’, hal 108.

Charles Hodge: “The word avrrabwn (ARRABON), ‘pledge,’ is a Hebrew word, which passed as a mercantile term, probably from the Phenician, into Greek and Latin. It is properly that part of the purchase money paid in advance, as a security for the remainder” [= Kata avrrabwn (ARRABON), ‘uang muka’, merupakan suatu kata bahasa Ibrani, yang disampaikan / diterima sebagai suatu istilah perdagangan, mungkin dari orang-orang Fenisia, ke dalam bahasa Yunani dan Latin. Itu sebenarnya merupakan suatu bagian dari uang pembelian yang dibayarkan di muka, sebagai suatu jaminan bagi sisanya] - ‘I & II Corinthians’, hal 401.

b) Dengan adanya ARRABON sebagai ‘uang muka’ / ‘jaminan’, apa yang kita harapkan untuk kita terima nanti?

Efesus 1:14 - “Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”.

Kata ‘penebusan’ ini biasanya berarti pembebasan dari kutuk / hukuman dan pemulihan diri kita, sehingga kembali diperkenan oleh Allah. Tetapi kadang-kadang kata ‘penebusan’ ini menunjuk pada pembebasan total dari segala kejahatan, yang terjadi pada kedatangan Kristus yang keduakalinya. Arti kedua ini digunakan misalnya dalam:

1. Lukas 21:28 - “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu [NIV: ‘redemption’ (= penebusan)] sudah dekat.’”.

2. Roma 8:23 - “Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan [NIV: ‘redemption’ (= penebusan)] tubuh kita”.

3. Efesus 4:30 - “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan [NIV: ‘redemption’ (= penebusan)]”.

Dan Hodge mengatakan, bahwa dalam Ef 1:14, arti kedua inilah yang harus diambil.

Charles Hodge: “The word ‘redemption,’ in its Christian sense, sometimes means that deliverance from the curse of the law and restoration to the favour of God, of which believers are in this life the subjects. Sometimes it refers to that final deliverance from all evil, which is to take a place at the second advent of Christ. ...There can be no doubt that it here refers to this final deliverance” (= Kata ‘penebusan’, dalam arti Kristennya, kadang-kadang berarti pembebasan dari kutuk hukum Taurat dan pemulihan pada perkenan Allah, tentang siapa orang-orang percaya adalah subyeknya dalam hidup ini. Kadang-kadang kata itu menunjuk pada pembebasan akhir dari semua kejahatan, yang akan terjadi pada kedatangan Kristus yang keduakalinya. ... Tidak diragukan bahwa di sini kata itu menunjuk pada pembebasan akhir ini) - ‘Ephesians’, hal 5-6.

Jadi, kalau Roh Kudus disebut sebagai ‘jaminan’ / ‘uang muka’, itu menunjukkan bahwa Ia adalah jaminan bagi keselamatan maupun berkat-berkat yang lain, termasuk surga. Roh Kudus itu menyebabkan kita bisa pasti bahwa berkat-berkat tersebut di atas akan kita terima. Dengan kata lain, Roh Kudus merupakan jaminan bagi kita bahwa keselamatan kita tidak akan bisa hilang.

Charles Hodge: “The Holy Spirit is itself ‘the earnest,’ i.e. at once the foretaste and pledge of redemption. ... So certain, therefore, as the Spirit dwells in us, so certain is our final salvation” (= Roh Kudus sendiri adalah ‘jaminan’, yaitu sekaligus merupakan cicipan dan jaminan / janji tentang penebusan. ... Karena itu, sepasti seperti Roh Kudus tinggal di dalam kita, demikianlah pastinya keselamatan akhir kita) - ‘I & II Corinthians’, hal 401.

Barclay: “What Paul is saying is that the experience of the Holy Spirit which we have in this world is a foretaste of the blessedness of heaven; and it is the guarantee that some day we will enter into full possession of the blessedness of God. The highest experiences of Christian peace and joy which this world can afford are only faint foretaste of the joy into which we will one day enter” (= Apa yang dikatakan oleh Paulus adalah bahwa pengalaman tentang Roh Kudus yang kita punyai dalam dunia ini adalah suatu cicipan dari berkat di surga; dan itu adalah jaminan bahwa pada suatu saat nanti kita akan masuk ke dalam kepemilikan penuh terhadap berkat Allah. Pengalaman tertinggi dari damai dan sukacita Kristen yang bisa diberikan dunia ini hanyalah suatu cicipan yang redup dari sukacita yang akan kita masuki pada suatu hari kelak) - ‘Ephesians’, hal 87-88.

William Hendriksen: “when God deposited the Spirit in the hearts of his children he obligated himself to bestow upon them consequently the full remainder of all the blessings of salvation merited for them by the atoning sacrifice of Christ” (= pada saat Allah memberikan Roh dalam hati dari anak-anakNya, maka sebagai akibatnya Ia mewajibkan diriNya sendiri untuk memberikan kepada mereka sisa yang tertinggal dari berkat-berkat keselamatan yang layak mereka dapatkan oleh korban penebusan Kristus) - hal 92.

Editor dari Calvin’s Commentary mengutip kata-kata Chrysostom, yang mengatakan bahwa kalau Allah memberikan Roh KudusNya sebagai jaminan / uang muka, dan Ia lalu tidak memberikan ‘sisa warisan’, maka Ia akan kehilangan Roh Kudus itu, dan ini jelas merupakan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Editor dari Calvin’s Commentary: “If God having given this earnest, should not also give the rest of the inheritance, he should undergoe the losse of his earnest, as Chrysostome most elegantly and soundly argueth” (= Jika Allah, setelah memberikan uang muka / jaminan ini, tidak memberikan juga sisa dari warisan, Ia harus mengalami kehilangan uang muka / jaminanNya, seperti yang diargumentasikan oleh Chrysostom dengan sangat bagus dan sehat / benar) - ‘Second Epistle to the Corinthians’, hal 140 (footnote).

c) Kata ARRABON bisa menunjuk pada cincin pertunangan / janji pernikahan.

John Stott: “It is used in modern Greek for an engagement ring” (= Itu digunakan dalam bahasa Yunani modern untuk suatu cincin pertunangan) - ‘Ephesians’, hal 49.

William Hendriksen: “He who gives the engagement ring, in pledge, expects to receive the bride. It is God who gave the ARRABON. The word ARRABON and its cognates are used in modern Greek to indicate matters pertaining to a wedding engagement” (= Ia yang memberikan cincin pertunangan sebagai jaminan, mengharapkan untuk menerima mempelai wanitanya. Allahlah yang memberikan ARRABON. Kata ARRABON dan kata-kata yang asalnya sama, digunakan dalam bahasa Yunani modern untuk menunjuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perjanjian pernikahan) - hal 92 (footnote).

Memang hubungan Allah / Yesus dengan kita digambarkan seperti sepasang calon mempelai. Dengan adanya pemberian Roh Kudus sebagai cincin pertunangan / janji pernikahan, maka pernikahan tersebut merupakan sesuatu yang pasti terjadi.

Penutup.

Roh Kudus hanya diberikan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dan Ia diberikan pada saat orang itu percaya.

Efesus 1:13-14 - “(13) Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. (14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”.


Karena itu, tidak semua orang dalam gereja berhak untuk merasa terhibur oleh pemberitaan tentang Roh Kudus di atas tadi. Hanya orang kristen sejati yang berhak menerapkan penghiburan dan jaminan keselamatan tadi untuk dirinya sendiri.

Charles Hodge: “The fruits of the Spirit are the only evidence of his presence; so that while those who experience and manifest those fruits may rejoice in the certainty of salvation, those who are destitute of them have no right to appropriate to themselves the consolation of this and similar declarations of the word of God” (= Buah Roh adalah satu-satunya bukti dari kehadiranNya; sehingga sementara mereka yang mengalami dan mewujudkan buah itu boleh bersukacita dalam kepastian keselamatan, mereka yang tidak mempunyainya tidak berhak untuk mengambil bagi diri mereka sendiri penghiburan ini dan pernyataan-pernyataan yang serupa dari Firman Allah) - ‘I & II Corinthians’, hal 401.

Karena itu kalau dalam hidup saudara belum ada buah Roh sama sekali, yang menunjukkan bahwa saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, cepatlah percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara. Maka semua penghiburan dan jaminan keselamatan tadi juga berlaku bagi saudara.

Next Post Previous Post