EMPAT NAMA TOKOH PENTING DI SEKITAR KELAHIRAN KRISTUS
Samuel T. Gunawan, M.Th.
EMPAT NAMA TOKOH PENTING DI SEKITAR KELAHIRAN KRISTUS. Gabriel, Yusuf, Maria (Matius 1:1-25; Lukas 1:26-38); Elisabet (Lukas 1:5-7; 39-45); Kaisar Agustus, Gubernur Kirenius (Lukas 1-7); Gembala-Gembala (Lukas 2:8-20); Simeon, Nabiah Hana (Lukas 2:25-38); Orang-orang Majus, Herodes (Matius 2:1-12).
PENGANTAR:
Alkitab berisi banyak kisah laki-laki dan perempuan dan hubungannya dengan Tuhan yang mengasihi yang menciptakan manusia. Mempelajari riwayat hidup mereka sangat bermanfaat. Kita bisa belajar atribut positif dari ratusan orang di dalam Alkitab. Kita juga bisa memperoleh pengetahuan dan hikmat dengan meneliti dan mencegah kegagalan dan aspek negatif dari kehidupan orang-orang yang disebut dalam Firman Tuhan. Melalui studi biografis terhadap tokoh-tokoh tertentu dalam Alkitab kita akan mengenal kepribadian, kehidupan dan karakter mereka. Kita juga akan mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan mereka, serta bagaimana Allah berurusan dengan mereka masing-masing dan bagaimana mereka menjalankan peran yang Allah kehendaki bagi mereka. Karena itu tentulah merupakan hal yang penting bagi kita untuk mengerti Alkitab dengan mempelajari tokoh-tokoh tertentu yang disebutkan dalam Alkitab. Dan berikut ini empat tokoh penting yang terlibat disekitar kelahiran Kristus.
Catatan : Nama tokoh-tokoh penting lainnya disekitar kelahiran Kristus akan disebut dalam artikel-artikel berikutnya yaitu : Kaisar Agustus, Herodes Agung, Gubernur Kirenius, Gembala-gembala di padang Efrata, orang-orang Majus dari Timur, Simeon dan Nabiah Hana.
MALAIKAT GABRIEL
Nama Gabriel berasal dari bahasa Ibrani “Gavri’él” yang berarti “utusan Allah” atau “kekuatan Allah”. Gabriel adalah salah satu dari dari dua malaikat yang namanya disebut di dalam Alkitab; yang lainnya adalah Mikhael (Yudas 1:9). Dalam Daniel 8:16, Gabriel diutus untuk mengartikan kepada Daniel penglihatan tentang domba jantan dan kambing jantan. Kemudian ia diutus lagi untuk bernubuat tentang 70 minggu (Daniel 9:21 dst). Ada yang menafsirkan bahwa malaikat yang disebutkan dalam Daniel 10:5 dan ayat berikutnya, adalah Gabriel. Kitab Enokh, yaitu satu dari beberapa kitab Apokrifa yang dipegang oleh Katolik menyebutkan bahwa Gabriel adalah satu dari tujuh tokoh malaikat yaitu : Mikhael, Gabriel, Uriel, Rafael, Saragael, Reguel, Remiel.
Yang terpenting ialah bahwa Perjanjian Baru mencatat nama Gabriel sebagai malaikat yang diutus kepada Zakharia untuk memberitahukan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1:11-20), dan kepada Maria untuk mengumumkan kelahiran Yesus (Lukas 1:26-38). Ucapannya sendiri “Akulah Gabriel yang berdiri dihadapan Allah” (Lukas 1:19) menunjukkan bahwa ia adalah salah satu dari malaikat yang utama yang diutus Tuhan. Pelajaran penting yang kita dapatkan dari malaikat Gabriel adalah bahwa ia merupakan pelayanan dan utusan Tuhan yang melaksanakan perintah Tuhan dengan setia (bandingkan Ibrani 1:14).
YUSUF DARI NAZARET
Nama Yusuf dalam bahasa Ibrani adalah “Yoséf” yang berarti “ditambahkan lagi”. Yusuf merupakan keturunan Daud melalui Salomo, dan garis keturunan raja-raja Yehuda sebagaimana yang dicatat dalam Injil Matius 1:1-16, 20. Kepada Daud Allah telah berjanji bahwa baik keturunannya maupun takhtanya akan sampai selama-lamanya (2 Samuel 7:12-16). Nampaknya, geanologi (silsilah) dalam Injil Lukas 3:23-38 bukanlah berdasarkan garis Yusuf, tetapi garis Maria, ibu Yesus. Lukas nampaknya hendak menunjukan bahwa secara biologis Yesus bukanlah anak kandung Yusuf. Sedangkan Matius hendak menegaskan bahwa Yesus secara hukum adalah anak yang sah dari Yusuf. Namun yang terpenting, baik Matius maupun Lukas menjelaskan bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus dalam rahim Maria yang masih perawan, selagi Yusuf dan Maria masih bertunangan. Artinya Maria masih murni perawan sebab mereka belum menikah dan belum bersetubuh (Matius 1:18; Lukas 1:27,35). Baik Yusuf maupun Maria mendapatkan pernyataan khusus dari malaikat bahwa anak yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus.
Yusuf berperan sebagai bapak yang sah bagi Yesus, mulai dari saat Maria mengandung Yesus (Matius 1:20-25) hingga kelahiran Yesus (Lukas 2:1-7). Yusuf juga membawa Yesus ke Yerusalem untuk pentahiranNya (Lukas 2:22). Membawa Yesus dan ibunya menyingkir ke Mesir untuk menghindari kekejaman raja Herodes, dan membawa kembali ke Nazaret (Lukas 2:1-23). Tiap Tahun Yusus membawa Yesus ke Yerusalem untuk merayakan Paskah (Lukas 2:41). Hampir dapat dipastikan bahwa Yusuf sudah tidak ada saat Yesus melakukan misi pelayananNya. Namun, Alkitab menunjukkan bahwa Yusuf mempunyai anak kandung lainnya dari Maria, mereka disebut sebagai saudara-saudara Yesus (Matius 12:46; Markus 3:31; Lukas 8:19).
Pelajaran penting dari Yusuf adalah bahwa ia adalah seorang pria muda yang hidupnya saleh dan dekat dengan Allah. Ia dipanggil untuk memikul tanggung jawab yang memang luar biasa besarnya, yaitu menjadi ayah dari Yesus, Sang Juruselamat. Yusuf begitu taat pada perintah dan bimbingan Tuhan, tanpa membantah dan ragu-ragu. Hal ini karena ia yakin dan dan mengenal Tuhan. Sebagaimana manusia biasa yang tak sempurna, Yusuf yang beriman dan taat itu merupakan pasangan yang sepadan (tepat) bagi perawan Maria yang mendapat kehormatan menjadi ibu Yesus.
MARIA DARI NAZARET
Silsilah Perjanjian Lama tentang garis keturunan dari Daud sampai kepada Kristus tidak lengkap (Kejadian 5:3-32;11:10-26; 1 Tawarikh 1:1-4, 24-27; 2:4-15; bdk Rut 4:18-22). Namun kekurangan oleh Perjanjian Baru (Matius 1:1-16; Lukas 3:23-38). Alkitab memberikan catatan yang tepat dan terpercaya tentang kualifikasi Kristus sebagai Pewaris atas janji-janji kepada Daud melalui daftar silsilahNya. Kita tahu, bahwa silsilah orang-orang Yahudi telah di musnahkan ketika Yerusalem dihancurkan oleh orang-orang Romawi di tahun 70 M, karena itulah maka Perjanjian Baru adalah satu-satunya catatan yang memberikan silsilah sah bagi Mesias.
Menarik untuk memperhatikan bahwa silsilah Yusuf dan Maria sama-sama berhubungan dengan Daud. Yusuf merupakan keturunan Daud melalui Salomo dan garis keturunan raja-raja Yehuda. Maria merupakan keturunan Daud melalui anak laki-laki Daud yang bernama Natan. Injil Matius merunut garis keturunan Yesus melalui garis keturunan Yusuf, yaitu dari Abraham, Daud, dan Yusuf (Matius 1:17), Ini sesuai dengan tradisi Yahudi, dimana Matius memang menulis Injil Matius yang ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Karena Allah sudah berjanji bahwa Mesias merupakan keturunan Abraham (Kejadian 12:3; 22:18; Galatia 3:16) dan Daud (2 Samuel 7:12-19; Yeremia 23:5), maka Matius merunut silsilah Yesus sampai kepada kedua tokoh ini untuk membuktikan kepada orang Yahudi bahwa Yesus mempunyai silsilah yang tepat sehingga memenuhi syarat sebagai Mesias. Dengan demikian Matius menetapkan Yesus adalah keturunan Abraham dan Daud yang sah. Walaupun Yesus bukan anak Yusuf secara biologis karena Yesus dikandung oleh Roh Kudus (Matius 1:18; Lukas 1:35), namun secara hukum Yahudi ia dicatat sebagai anak Yusuf dari putra Daud yang bernama Salomo.
Silsilah yang dicatat oleh Lukas merunut garis keturunan pria dalam garis keturunan Maria, yang juga dari keturunan Daud. Karena itu kemungkinan alasan mengapa Lukas dengan hati-hati menyatakan bahwa “... menurut anggapan orang, Ia (Yesus) adalah anak Yusuf, anak Eli,..” (Lukas 3:23). Menurut anggapan orang Yesus adalah anak Yusuf secara hukum, namun ia adalah anak Maria secara biologis. Keduanya benar! Dengan demikian penulis Injil menyatakan bahwa Yesus berhak menjadi Mesias karena Ia adalah keturunan Daud dari Yusuf secara hukum (menurut Daftar silsilah Matius) dan ia adalah keturunan Daud dari Maria secara biologis (menurut daftar silsilah Lukas). Hal ini merupakan suatu penggenapan yang unik dari nubuat Perjanjian Lama.
Allah telah berjanji kepada Daud bahwa baik keturunannya maupun takhtanya akan sampai selama-lamanya (2 Samuel 7:12-16). Kepada Salomo, anak Daud, Allah menjanjikan bahwa takhta dan kerajaannya akan berlangsung selama-lamanya, tetapi sama sekali tidak menubuatkan keturunan Salomo. Hal ini menjadi jelas karena kemurtadan raja-raja Yehuda. Yoyakim raja Yehuda dikutuk dengan keras karena dosanya dan Kitab Suci menyatakan : "Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam. Aku akan menghukum dia, keturunannya dan hamba-hambanya karena kesalahan mereka..." (Yeremia 36:30-31). Konya, anak laki-laki Yoyakim, ditawan ketika Yerusalem jatuh dan garis keturunan raja-raja Yehuda berakhir di sana (bd. Yeremia 22:30). Pertanyaan logis yang muncul ialah: Bagaimana Allah dapat menggenapkan janji-Nya kepada Daud apabila garis keturunan ini terputus? Jawabannya ialah bahwa garis keturunan Mesias diteruskan dan dijaga kelanjutannya melalui Natan, bukan melalui Salomo dan keturunannya. Dengan demikian hak sah atas takhta Daud diturunkan melalui Salomo dan Yoyakim kepada Yusuf, dan kepada “anak laki-laki” Yusuf yaitu Kristus. Tetapi secara biologis hak itu diturunkan melalui Natan dan Maria kepada Kristus. Jadi janji-janji Allah baik kepada Daud maupun kepada Salomo benar-benar digenapi sesuai yang tertulis, di dalam dan melalui Kristus. Hal ini sekaligus merupakan contoh jelas dari ketepatan nubuatan Perjanjian Lama dan supremasi Allah, di mana Allah yang berdaulat mengetahui sebelumnya tentang dosa-dosa raja-raja Yehuda dan kutuk yang akan menimpa mereka, dan pada saat yang sama ditentukan bahwa Kristus akan dilahirkan dari seorang perawan. Apabila Yesus adalah anak kandung Yusuf secara jasmani, maka ia harus disisihkan karena kutuk yang telah menimpa Yoyakim.
Nama Maria berasal dari kata Ibrani “Miryam” yang berarti “dicintai”. Ketika kelahiran Yesus dibertahukan oleh malaikat Gabriel, Maria yang sudah bertunangan dengan Yusuf, tinggal di Nazareth di daerah Galilea (Lukas 1:26-27). Alkitab menyatakan bahwa setelah Yesus lahir di Betlehem, Yusuf dan Maria kembali dan tinggal di Nazaret, sehingga Yesus akhirnya disebut sebagai “orang Nazaret” (Matius 2:23; Lukas 2:39; Matius 21:11; 26:71; Kisah Para Rasul 2:22). Lukas mencatat kisah tentang pertemuan Maria dan Elisabet, yang menyambut ia dengan kata-kata “Diberkatilah engkau diantara semua perempuan” dan “ibu Tuhanku” (Lukas 1:42-43), dan juga tentang nyanyian pujian Maria (Lukas 1:46-55). Lukas mencatat tentang Maria sebagai wanita biasa dan seorang ibu yang mencemaskan anaknya, karena menyangka Yesus hilang saat di berusia 12 tahun ketika mereka di Yerusalem (Lukas 2:41-48). Nampaknya Maria tidak menemani Yesus dalam pelayanan penginjilanNya, sekalipun ia dan Yesus sama-sama menghadiri pesta perkawinan di Kana dimana Yesus melakukan mujizat pertamaNya (Yohanes 2:1-11). Akhirnya, dicatat bahwa Maria berada dikaki Yesus saat Ia disalib (Yohanes 19:25) dan disitulah Yesus menyerahkan Maria untuk dirawat pada masa tuanya oleh Yohanes (Yohanes 19:26-27). Maria tetap bertekun bersama dengan murid-murid Yesus yang lainnya setelah kenaikan Kristus ke surga (Kisah Para Rasul 1:14).
BACA JUGA: NUBUAT KEDATANGAN KRISTUS (MIKHA 5:1-4a)
Tidak ada keistimewaan apapun dalam diri Maria yang patut dibanggakan! Jika ia dipilih, itu semata-mata karena anugerah. Pada masa itu ada banyak gadis Yahudi yang dapat dipakai oleh Allah untuk melahirkan Juruselamat. Memang Maria menunjukkan sifat-sifat yang dapat dipakai oleh Allah, seperti iman dan pengabdiannya (Bandingkan: Lukas 1:38, 46-55). Namun, Maria sendiri sebenarnya tidak memiliki suatu keistimewaan, ia dipilih menjadi ibu Juruselamat adalah semata-mata “anugerah”. Karena tidak ada yang patut dibanggakan dalam diri Maria, maka malaikat Gabriel mengatakan kepadanya, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”, dan “... sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah”. (Lukas 1:28, 30). Karena itu, pelajaran penting yang dapat kita petik dari seorang Maria adalah kesediaanNya dipakai oleh Allah sebagai alat untuk melahirkan Juruselamat (Lukas 1:26-38), kerendahan hati, ketaatan, dan penghormatan Maria yang jelas terhadap Yesus. Dan, karena Maria adalah ibu dari Anak Allah, maka tidaklah berlebihan jika kita bersama dengan Elisabet mengatakan kepada Maria “diberkatilah engkau di antara semua perempuan” (Lukas 1:42).
ELISABET
Nama Elisabet berasal dari kata Ibrani “elisyeva” yang berarti “Allah ialah sumpahku”. Elisabet adalah istri Imam Zakharia yang adalah keturunan imam Harun, dan ayah dari Yohanes Pembaptis (Lukas 1:5-25; 57-80). Elisabet juga merupakan keturunan imam Harun dan sanak keluarga dari Maria, Ibu Yesus (Lukas 1:36). Kita tahu bahwa Maria yang terpana bercampur gembira oleh berita dari malaikat Gabriel tentang kehamilannya atas kuasa Roh Kudus segera pergi menjumpai Elisabet. Karena selain Elisabet adalah sanak keluarganya, namanya juga disebutkan oleh malaikat Gabriel. Dan betul, kita ketahui bahwa Elisabet mampu memberikan penghiburan yang tepat kepada Maria seperti yang diperlukannya, sebelum ia memberitahukan hal itu kepada Yusuf tunangannya. Elisabetlah mengucapkan kata-kata yang menggugah seperti yang tertulis dalam Lukas 1:42-45, yang kahirnya membuat Maria menyanyikan puji-pujian kepada Allah (Lukas 1:46-55).
Pelajaran penting yang dapat kita petik dari Elisabet adalah bahwa tentulah Elisabet merupakan seorang yang bergaul karib dengan Allah. Allah memlih rumahnya dari antara semua rumah di Israel untuk menjadi tempat “pelarian”, penghiburan dan kekuatan bagi perawan muda Maria, yang mengandung Yesus atas kuasa Roh Kudus. Kita dapat menduga bahwa selama tiga bulan Elisabet menguatkan Maria agar tetap percaya pada yang Tuhan katakan (Lukas 1:45,56). Dengan demikian, walaupun Elisabet memiliki pekerjaan di Bait Suci, namun ia juga dipercayakan dua pekerjaan luar biasa di dalam rumah tangganya yaitu : melahirkan Yohanes Pembaptis yang akan menyiapkan jalan bagi Mesia; dan memberi penghiburan bagi Maria yang sedang membutuhkannya.