SILSILAH YESUS KRISTUS (MATIUS 1:1, LUKAS 3:38)

Pdt.Samuel T. Gunawan,M.Th.
SILSILAH YESUS KRISTUS (MATIUS 1:1)
“(1:1) Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham” (Matius 1:1).“(1:1) Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Markus 1:1; Bdk. Lukas 3:38) 

PENDAHULUAN:

Matius dan Lukas, keduanya menelusuri garis-garis silsilah Yesus Kristus secara vertikal. Matius mencatat garis silsilah vertikal ke bawah dengan menyebutkan sekitar 41 nama terpilih dari Abraham hingga Yusuf (Matius 1:1-16). Sedangkan Lukas mencatat garis keturunan vertikal ke atas dengan menyebutkan sekitar 77 nama terpilih dari Yusuf sampai Adam (Lukas 3:23-38). Daftar yang disusun oleh Matius biasa dianggap sebagai garis silsilah Yusuf sedangkan yang disusun oleh Lukas sebagai garis silsilah Maria. 

Pembaca Alkitab yang teliti akan segera menemukan bahwa ada masalah serius dalam kedua daftar silsilah tersebut. Daftar silsilah dari Adam sampai Abrahan tidak perlu dipermasalahkan sebab daftar ini hanya dicatat oleh Lukas dan tidak dicatat oleh Matius. Lukas nampaknya mengutip Kejadian 5:3-32;11:10-26; 1 Tawarikh 1:1-4, 24-27 untuk daftar silsilah dari Adam sampai Abraham. Demikian juga daftar silsilah dari Abraham sampai Daud, dicatat praktis identik baik oleh Matius maupun Lukas, dengan demikian juga tidak ada masalah karena keduanya merujuk pada daftar garis keturunan yang tercatat dalam 1 Tawarikh 2:4-15; bdk Rut 4:18-22). 

Namun masalah muncul sebab daftar garis keturunan dari Daud sampai Yusuf bercabang, karena Matius menelusuri melalui Salomo (putra Daud) sampai kepada Yoyakhin dalam daftar keturunan raja-raja Yehuda, sedangkan Lukas menelusuri dari Natan (Putra Daud, 1 Tawarikh 3:5) dalam garis keturunan bukan raja-raja. Walaupun keduanya mengakui dan menempatkan Yesus sebagai keturunan Daud, namun percabangan di atas menyebabkan masalah apakah Yesus dari keturunan Salomo dan raja-raja Yehuda ataukah dari keturunan Natan yang bukan keturunan raja-raja? Lalu bagaimana kita menjelaskan perbedaan ini?

Sehubungan dengan silsilah Yesus Kristus tersebut ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan pelajaran penting bagi kita saat ini, yaitu :

(1) Menjelaskan alasan perbedaan daftar garis keturunan dari Daud sampai Yusuf yang ditulis oleh Matius dan Lukas;

(2) Menjelaskan mengapa Matius membuat daftar silsilah hanya sampai Abraham, sedangkan Lukas mendaftarkan sampai ke Adam;

(3) Menjawab pertanyaan apakah Yesus benar-benar anak Yusuf dan Maria secara biologis atau hanya anak Maria saja;

(4) Menjelaskan munculnya nama perempuan-perempuan yang latar belakangnya patut dipertanyakan dalam daftar silsilah Kristus tersebut, seperti : Tamar yang tidur dan mendapatkan keturunan dari mertuanya, Rahab yang adalah pelacur, Rut yang adalah seorang asing dan janda, Betsyeba istri Uria yang berzinah dengan Daud.

ALASAN PERBEDAAN DAFTAR GARIS KETURUNAN DARI DAUD SAMPAI YUSUF YANG DITULIS OLEH MATIUS DAN LUKAS

Menarik untuk memperhatikan bahwa geanologi Yusuf dan Maria sama-sama berhubungan dengan Daud. Yusuf merupakan keturunan Daud melalui Salomo dan garis keturunan raja-raja Yehuda. Maria merupakan keturunan Daud melalui anak laki-laki Daud yang bernama Natan. Injil Matius merunut garis keturunan Yesus melalui garis keturunan Yusuf, yaitu dari Abraham, Daud, dan Yusuf (Matius 1:17), 

Ini sesuai dengan tradisi Yahudi, dimana Matius memang menulis Injil Matius yang ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Karena Allah sudah berjanji bahwa Mesias merupakan keturunan Abraham (Kejadian 12:3; 22:18; Galatia 3:16) dan Daud (2 Samuel 7:12-19; Yeremia 23:5), maka Matius merunut silsilah Yesus sampai kepada kedua tokoh ini untuk membuktikan kepada orang Yahudi bahwa Yesus mempunyai silsilah yang tepat sehingga memenuhi syarat sebagai Mesias. 

Dengan demikian Matius menetapkan Yesus adalah keturunan Abraham dan Daud yang sah. Walaupun Yesus bukan anak Yusuf secara biologis karena Yesus dikandung oleh Roh Kudus (Matius 1:18; Lukas 1:35), namun secara hukum Yahudi ia dicatat sebagai anak Yusuf dari putra Daud yang bernama Salomo.

Silsilah yang dicatat oleh Lukas merunut garis keturunan pria dalam garis keturunan Maria, yang juga dari keturunan Daud. Karena itu kemungkinan alasan mengapa Lukas dengan hati-hati menyatakan bahwa “... menurut anggapan orang, Ia (Yesus) adalah anak Yusuf, anak Eli,..” (Lukas 3:23). Menurut anggapan orang Yesus adalah anak Yusuf secara hukum, namun ia adalah anak Maria secara biologis. 

Keduanya benar! Dengan demikian penulis Injil menyatakan bahwa Yesus berhak menjadi Mesias karena Ia adalah keturunan Daud dari Yusuf secara hukum (menurut Daftar silsilah Matius) dan ia adalah keturunan Daud dari Maria secara biologis (menurut daftar silsilah Lukas). Hal ini merupakan suatu penggenapan yang unik dari nubuat Perjanjian Lama.

Allah telah berjanji kepada Daud bahwa baik keturunannya maupun takhtanya akan sampai selama-lamanya (2 Samuel 7:12-16). Kepada Salomo, anak Daud, Allah menjanjikan bahwa takhta dan kerajaannya akan berlangsung selama-lamanya, tetapi sama sekali tidak menubuatkan keturunan Salomo. 

Hal ini menjadi jelas karena kemurtadan raja-raja Yehuda. Yoyakim raja Yehuda dikutuk dengan keras karena dosanya dan Kitab Suci menyatakan : "Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam. Aku akan menghukum dia, keturunannya dan hamba-hambanya karena kesalahan mereka..." (Yeremia 36:30-31). Konya, anak laki-laki Yoyakim, ditawan ketika Yerusalem jatuh dan garis keturunan raja-raja Yehuda berakhir di sana (bd. Yeremia 22:30). 

Pertanyaan logis yang muncul ialah: Bagaimana Allah dapat menggenapkan janji-Nya kepada Daud apabila garis keturunan ini terputus? Jawabannya ialah bahwa garis keturunan Mesias diteruskan dan dijaga kelanjutannya melalui Natan, bukan melalui Salomo dan keturunannya. Dengan demikian hak sah atas takhta Daud diturunkan melalui Salomo dan Yoyakim kepada Yusuf, dan kepada “anak laki-laki” Yusuf yaitu Kristus. 

Tetapi secara biologis hak itu diturunkan melalui Natan dan Maria kepada Kristus. Jadi janji-janji Allah baik kepada Daud maupun kepada Salomo benar-benar digenapi sesuai yang tertulis, di dalam dan melalui Kristus. Hal ini sekaligus merupakan contoh jelas dari ketepatan nubuatan Perjanjian Lama dan supremasi Allah, di mana Allah yang berdaulat mengetahui sebelumnya tentang dosa-dosa raja-raja Yehuda dan kutuk yang akan menimpa mereka, dan pada saat yang sama ditentukan bahwa Kristus akan dilahirkan dari seorang perawan. Apabila Yesus adalah anak kandung Yusuf secara jasmani, maka ia harus disisihkan karena kutuk yang telah menimpa Yoyakim.

ALASAN MENGAPA MATIUS MEMBUAT DAFTAR SILSILAH HANYA SAMPAI ABRAHAM, SEDANGKAN LUKAS MENDAFTARKAN BAHWA YESUS KRISTUS ADALAH ANAK ALLAH

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Matius menyebutkan Yesus Kristus sebagai keturunan Abraham dan Daud untuk menujukkan ke Mesiasan Kristus. Namun, Lukas merunutnya sampai kepada Adam, dan akhirnya menunjukkan bahwa Yesus adalah anak Allah (Lukas 3:38), hal yang mana sama dengan catatan Markus 1:1. Dengan demikian, Lukas, dan Markus tetap mempertahakan keilahian Yesus Kristus pada saat inkarnasinya sebagai manusia keturunan Adam.

Pertama, Lukas nampaknya sengaja merunut silisilah vertikal ke atas Yesus Kristus hingga ke Adam untuk menunjukkan bahwa sebuah garis keturunan mengenai kedatangan Juruselamat sudah diramalkan dalam Perjanjian Lama. Garis itu dimulai dari Adam dan Hawa, dan berjalan terus melalui fokus yang makin menyempit sampai semua faktor penting dinyatakan. 

Juruselamat yang akan datang itu adalah keturunan perempuan (Kejadian 3:15); di dalam garis keturunan Set (Kejadian 4:25); melalui Nuh (Kejadian 6-9); keturunan Abraham (Kejadian 12:1-3); lalu diteruskan melalui Ishak (Kejadian 17:19); Yakub (Kejadian 28:14); Yehuda (Kejadian 49:10); melalui Boaz, Obed, Isai dan Daud (2 Samuel 7:12-13) Dari sini dan selanjutnya kita perlu melihat garis silsilah di Perjanjian Baru (Matius 1:2-16; Lukas 3:23- 38). Kisah silsilah Juruselamat yang akan datang ini pada satu pihak merupakan suatu demonstrasi tentang maksud dan ketetapan Allah yang berdaulat dalam melaksanakan kehendak-Nya. 

Dalam Kejadian 3:15, setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, maka Tuhan sendiri menubuatkan tentang Juruselamat demikian “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”. Ayat ini dikenal dengan istilah “protevangelium” karena merupakan nubuat pertama dari kabar baik tentang Kristus. Nubuat itu menekankan tiga hal yaitu:

(1) Mesias atau Penyelamat yang akan datang adalah keturunan perempuan. Dengan demikian disini kelahiran Juruselamat dari seorang perawan diramalkan karena ayat ini menujuk pada “benih perempuan” yaitu Krisus yang lahir dari anak dara, Maria (Bdk. Matius 1:16);

(2) akan ada permusuhan antara ular (Iblis) dan keturunan perempuan (Mesias);

(3) Mesias atau Juruselamat itu akan mengalahkan si ular, tetapi dengan melakukan hal tersebut Mesias itu sendiri harus mengalami penderitaan. Dengan demikian, ayat dalam Kejadian 3:15 ini direncanakan oleh Allah sendiri. Ayat itu sederhana, tetapi benar, dan selaras dengan penggenapannya di kemudian hari di dalam satu pribadi yaitu Kristus.

Kedua, Lukas juga merunut silsilah Kristus tidak berhenti sampai kepada Adam saja melainkan sampai kepada “Kristus Anak Allah”. Saat Alkitab menyebut Kristus sebagai “Anak Allah”, bukanlah berarti bahwa suatu waktu Allah beranak dalam pengertian harfiah, sebab jika diartikan demikian, maka Anak Allah itu tidak kekal, dan Kristus bukan Allah. Kata “Anak Allah” itu harus ditafsirkan sesuai dengan pengertian (konteks) orang-orang dan budaya pada jaman itu. 

Dua pinsip penting dalam menafsirkan Alkitab adalah “Alkitab menafsirkan dirinya sendiri” dan “tafsir Alkitab sesuai konteksnya”. Dalam Yohanes 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya (seharusnya “menyetarakan diriNya”) dengan Allah”. 

Jadi saat mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, maka yang dimaksud adalah bahwa Yesus itu setara atau sehakikat dengan Allah. Dengan demikian, Yesus bukan Anak Allah dalam pengertian sebagaimana kita mengerti tentang ayah dan anak. Allah tidak menikah dan kemudian mendapatkan seorang anak. 

Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia adalah “Allah yang menjadi manusia” (Yohanes 1:1, 14). Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia dikandung oleh Roh Kudus. Lukas 1:35 mengatakan, “Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (Lukas 1:35).

Tuhan Yesus Kristus sendiri mempergunakan gelar “anak Allah” bagi diri-Nya (meskipun hanya kadang-kadang, Yohanes 10:36), dan Ia mengakui kebenarannya ketika dipergunakan oleh orang lain untuk menunjuk kepada-Nya (Matius 26:63- 64). Apakah artinya? Meskipun frase “anak dari” dapat berarti “keturunan dari”, hal ini juga mengandung arti “dari kaum”. 

Jadi, Perjanjian Lama “anak- anak para nabi” berarti dari kaum nabi (1 Raja-raja 20:35), dan “anak- anak penyanyi” berarti kaum penyanyi (Nehemia 12:28). Petunjuk “Anak Allah” apabila dipergunakan untuk Tuhan kita, berarti dari “kaum Allah dan merupakan suatu klaim yang kuat dan jelas untuk Keallahan yang penuh”. 

Dalam penggunaan di antara orang Yahudi, perkataan “Anak (dari)...” umumnya tidak berarti suatu pembawahan, tetapi lebih kepada persamaan dan jati diri hakikat. Contoh, nama “anak penghiburan” (Kisah Para Rasul 4:36) tak pelak lagi berarti, “si penghibur”. “Anak-anak guruh” (Markus 3:17) mungkin sekali berarti “penggeledek”. “Anak Manusia”, terutama sebagaimana berlaku untuk Kristus dalam Daniel 7:13 dan selalu dalam Perjanjian Baru, hakikatnya berarti “Orang yang Mewakili”. 

Jadi, bagi Yesus Kristus untuk mengatakan, “Akulah Anak Allah” (Yohanes 10:36) dianggap oleh orang-orang pada masa-Nya sebagai memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah, sejajar dengan Bapa, yang menurut mereka tidak layak. Namun, dalam inkarnasiNya sebagai manusia, Yesus tetap benar-benar Allah!

YESUS KRISTUS ADALAH KUTURUNAN MARIA SECARA BIOLOGIS

Untuk mempertahankan kelahiran perawan, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah anak Maria secara biologis, tetapi bukan anak Yusuf secara biologis (walau benar anak Yusuf secara hukum), Matius dengan secara cermat menulis demikian, “Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus” (Matius 1:16). 

Perhatikan bahwa kata “memperanakkan” dipakai untuk semua nama dalam daftar silsilah dari Abraham sampai Yusuf (Matius 1:1-16), namun pernyataan itu berubah ketika sampai kepada Yesus. Tidak dikatakan bahwa Yusuf memperanakan Yesus, melainkan Yusuf adalah suami Maria, yang melahirkan Yesus. Yusuf memang suami Maria, tetapi hanya melalui Maria sajalah Yesus dilahirkan. Kata “yang melahirkan” dalam bahasa Yunaninya adalah “gennaōthē” bentuk tunggal untuk wanita, jelas-jelas menunjukkan bahwa Yesus lahir dari Maria seorang dan tidak dari Maria dan Yusuf.

Kelahiran Yesus Kristus berbeda dari kelahiran lainnya. 700 tahun sebelum kelahiranNya nabi Yesaya telah meramalkannya (Yesaya 7:14). Ia akan dilahirkan dari seorang perawan. Matius menjelaskan bahwa yang bertanggung jawab dalam kehamilan Maria ini adalah Roh Kudus bukan Yusuf (Matius 1:18). Lukas dalam Injil Lukas merincikan peristiwa luar biasa ini adalah karya Roh Kudus dan kuasa Allah (mujizat) yang turun atas Maria yang mendapat kasih karunia. 

Wajarlah Maria terkejut mendengar kabar tersebut dengan bertanya “bagaimana mungkin hal itu terjadi, sedangkan aku belum bersuami” (Lukas 1:34). Yesaya menggunakan kata Ibrani עַלְמָה ('almah) yang berarti perawan (bukan sekedar perempuan muda. Jika yang dimaksud perempuan muda yang menikah atau belum menikah maka kata yang biasa digunakan dalam budaya Yahudi adalah בְּתוּלָה (bethulah). Matius mengutip Yesaya dengan menggunakan kata Yunani parthenos (parthenos) untuk menerjemahkan kata almah yang berarti perawan.


Kelahiran dari perawan bukannya tidak masuk akal ini adalah suatu mujizat yaitu karya Allah yang melampaui akal. Empat teori penciptaan ini perlu diperhatikan: yaitu:

(1) Allah menciptakan Adam tanpa menggunakan laki-laki dan perempuan;

(2) Allah menciptakan Hawa hanya menggunakan laki-laki tanpa perempuan;

(3) Allah menciptakan saya dan saudara melalui proses alamiah dengan menggunakan ayah dan ibu kita masing-masing. Sampai disini, Allah menggunakan 3 (tiga) cara penciptaan. Tinggal 1 (satu) cara lagi yang belum ia gunakan, yaitu:

(4) Allah “mencipta” (dalam arti inkarnasi) Yesus Kristus, tanpa laki-laki tapi hanya menggunakan perempuan saja. Setelah keempat cara ini, pada prinsipnya tidak ada lagi teori penciptaan yang muncul. Ini melampaui akal tetapi tidak melanggar hukum logika. Ini dimungkinkan karena mujizat dari Tuhan, Pencipta dan Mahakuasa. Dengan demikian, ajaran tentang kelahiran Kristus dari seorang perawan menyatakan bahwa kelahiran Kristus adalah akibat dari suatu mujizat pada waktu dikandung oleh Maria. Perawan Maria mengandung seorang bayi dengan kuasa Roh Kudus, tanpa peran serta dari seorang ayah (laki-laki). 

Mujizat kelahiran Yesus Kristus ini menjelaskan kepada kita mengenai natur yang dimilikiNya, yaitu natur kemanusiaan dan natur keilahianNya yang menjadikan Kristus seorang pribadi yang unik. Perlu ditegaskan bahwa Kristus telah ada sebelum Ia dilahirkan dari seorang perawan Maria. Kristus ada sebelum penciptaan dan sebelum adanya waktu. Ia Allah yang kekal, dan ada selalu ada selama-lamanya.

Kelahiran perawan ini penting sebab:

(1) hal tersebut menunjukkan keunikan juruselamat itu yang berbeda dari manusia lainnya. Inkarnasi bisa saja terjadi tanpa kelahiran dari seorang perawan, namun kelahiran melalui perawan merupakan cara yang telah ditetapkan oleh Allah untuk menunjukkan bahwa Yesus merupakan pribadi yang sangat istimewa yang dipersiapkan secara khusus oleh Allah.

(2) Untuk menunjukkan ketidakberdosaanNya. Seandaikan Kristus dilahirkan dari pembuahan yang wajar, maka Ia akan mewarisi sifat berdosa yang ditularkan melalui proses kelahiran yang menggerakan semua orang berbuat dosa.

(3) untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Allah tanpa cacat, sepenuhnya murni, tanpa dosa sebagai korban bagi pendamaian dan penebus dosa manusia. Hanya korban ini yang bisa diterima secara sempurna oleh Allah.

(4) Hal tersebut merupakan bukti yang lain mengenai kuasa dan kedaulatan Allah atas alam semesta dan bahwa Ia melampuai hukum-hukum alam. Melalui kelahiran Kristus dari seorang perawan, Allah telah menunjukkan kuasaNya yang tidak terbatas dan bahwa tidak ada yang mustahil bagiNya untuk melaksanakan apa yang Ia ingin lakukan.

NAMA-NAMA PEREMPUAN DALAM DAFTAR SILSILAH YESUS KRISTUS

Munculnya nama perempuan-perempuan yang latar belakangnya patut dipertanyakan dalam daftar silsilah Yesus Kristus yang dicatat Matius maupun Lukas seperti : Tamar yang tidur dan mendapatkan keturunan dari mertuanya, Rahab yang adalah pelacur, Rut yang adalah seorang asing, Betsyeba, istri Uria yang berzinah dengan Daud, adalah karena Allah ingin mengingatkan orang Yahudi bahwa banyak di antara laki-laki dan perempuan yang merupakan bagian dari leluhur Kristus, Sang Juruselamat adalah orang-orang yang tidak sempurna, tetapi yang memperolah kasih karunia, dan walaupun mereka melakukan kesalahan, mereka dipakai oleh Allah untuk menurunkan Mesias. 

Demikian juga dengan kita! Penting untuk mengingat bahwa kita adalah orang-orang yang tidak sempurna dan membutuh kasih karunia Tuhan. Kita mengakui bahwa kita adalah orang-orang berdosa, namun yang telah diperbaharui (ditebus) dan diselamtkan semata-mata karena anugerahNya.


Allah telah mengubah kita orang berdosa ini, menjadi orang benar (Roma 3:21-26) dengan cara menjadikan kita benar dalam Kristus (2 Korintus 5:21) dan memberikan anugerah kebenaran kepada kita (Roma 5:17). Pada saat kita menerima Yesus Kristus, kita ditempatkan dalam Kristus, dan seketika itu juga kita dibenarkan! Rasul Paulus mengatakan, “Sebab itu, kita yang dibenarkan (dikaiothentes) karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus”(Roma 5:1). 

Pembenaran adalah tindakan yudisial Allah yang mendeklarasikan bahwa orang berdosa yang percaya dalam Kristus sebagai orang yang dibenarkan. Pembenaran, berdasarkan kata Yunani “dikaioo (dibenarkan)” dalam ayat di atas memiliki baik aspek negatif maupun positif. Secara negatif, pembenaran berarti “Allah mengangkat dosa orang percaya”; dan secara positif, pembenaran berarti “Allah menganugerahkan kebenaran Kristus kepada orang-orang percaya” (Bandingkan Roma 3:24, 28; 5:9; Galatia 2:16). 

Pembenaran menyangkut pelimpahan kebenaran atas orang percaya dan berhak atas semua berkat yang dijanjikan atas orang benar. Jadi pembenaran bukan karena kita melainkan karena Kristus. Kebenaran Kristus yang dimputasikan (dipertalikan) kepada kita telah memenuhi segala tuntutan Allah, dan kita menerima kebenaran ini dengan iman (Roma 5:1-2). Jadi, kebenaran yang dimiliki orang Kristen adalah anugerah (Roma 3:24; 5:17).

PENUTUP:

Silsilah Perjanjian Lama tentang garis keturunan dari Daud sampai kepada Kristus tidak lengkap (Kejadian 5:3-32;11:10-26; 1 Tawarikh 1:1-4, 24-27; 2:4-15; bdk Rut 4:18-22). Namun kekurangan oleh Perjanjian Baru (Matius 1:1-16; Lukas 3:23-38). Alkitab memberikan catatan yang tepat dan terpercaya tentang kualifikasi Kristus sebagai Pewaris atas janji-janji kepada Daud melalui daftar silsilahNya. Kita tahu, bahwa silsilah orang-orang Yahudi telah di musnahkan ketika Yerusalem dihancurkan oleh orang-orang Romawi di tahun 70 M, karena itulah maka Perjanjian Baru adalah satu-satunya catatan yang memberikan silsilah sah bagi Mesias, yaitu Yesus Kristus!

Anderson, Leith. A., 2009. Yesus : Biografi Lengkap Tentang PribadiNya, NegaraNya, dan BangsaNya. Terjemahan, Penerbit ANDI : Yogyakarta.

Archer, Gleason L., 2009. Encyclopedia of Bible Difficulties. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Beker, Charles. F., 1994. A Dispensasional Theology. Terjemahan, Penerbit Alkitab Anugerah: Jakarta.

Conner, Kevin J., 2004. Jemaat Dalam Perjanjian Baru, terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Carson, D.A., 2009. Kesalahan-Kesalahan Eksegetis. Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.

Douglas, J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta.

Eaton, Michael 2008. Jesus Of The Gospel. Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.

Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.

Evan, Craig. A., 2008. Merekayasa Yesus. Terjemahan, Penerbit ANDI : Yogyakarta.

Erickson J. Millard., 2003. Teologi Kristen, Jilid 2. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Fee, Gordon D., 2008. New Testament Exegesis. Edisi Ketiga. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.

Grudem, Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical Doctrine. Zodervan Publising House: Grand Rapids, Michigan

Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.

Gunawan, Samuel., 2014. Kharismatik Yang Kukenal dan Kuyakini. Penerbit Bintang Fajar Ministries: Palangka Raya.

Guthrie, Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 3. Terjemahan. Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.

Guthrie, Donald., 2010. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 1, Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.

__________________., 2009. Pengantar Perjanjian Baru. Jilid 1 Terjemahan, Penerbit Momentum: Jakarta.

Pandensolang, Welly., 2009. Kristologi Kristen. Penerbit YAI Press : Jakarta.

Pfeiffer F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible Commentary. Volume 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.

Morris, Leon., 2006. Teologi Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar. Jilid 1 & 2, Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.

Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Sproul, R.C., 2000. Mengenali Alkitab. Edisi revisi, terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Stuart, Douglas & Gordon D. Fee., 2011. Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan Dengan Tepat. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.

Susanto, Hasan., 2003. Perjanjian Baru Interlinier Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru, jilid I & II. Penerbit Literatur SAAT : Malang.

___________., 2011. Hermeneutika: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Penerbit Literatur SAAT : Malang.

Tabb, Mark, ed., 2011. Mari Berpikir Tentang Teologi: Apa Yang Kita Yakini. Terjemahan, Penerbit Yayasan Gloria : Yogyakarta.

Thiessen, Henry C., 1992. Lectures in Systematic Theology, direvisi Vernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

Tong, Stephen., 2004. Yesus Kristus Juruselamat Dunia. Penerbit Momentum: Jakarta.

Yancey, Philip, 1997. Bukan Yesus Yang Saya Kenal. Terjemahan, Penerbit Profesional Books : Jakarta.

Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New Testament. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.

SILSILAH YESUS KRISTUS (MATIUS 1:1, LUKAS 3:38).https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post