TANDA KEDEWASAAN ROHANI DAN PEMURIDAN
Agung Gunawan.
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif harus fleksibel terhadap semua metode yang ada dalam mencapai suatu tujuan. Ia tidak hanya terpaku untuk hanya memakai satu metode saja dalam mencapai tujuannya. Seseorang yang hanya kaku terhadap satu metode saja akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Misalnya dalam penginjilan, kita harus belajar berbagai macam metode penginjilan dan memakainya sesuai dengan konteks dalam penginjilan yang kita lakukan.
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif di dalam hidupnya akan menekankan tujuan daripada keterampilan dalam hidupnya. Tatkala seseorang tahu mengapa ia melakukan sesuatu, maka akan membuat ia lebih mudah melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Bagi seseorang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya maka, walaupun banyak kemampuan yang ia miliki namun ia tidak akan berbuat apa-apa.
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif dalam hidupnya akan memfokuskan hidupnya untuk percaya kepada Tuhan daripada belajar teori tentang Tuhan. Banyak orang Kristen yang bergulat dengan teori tentang Tuhan sehingga mengabaikan hubungan yang intim dan berjalan bersama Tuhan di dalam penyerahan dan ketaatan kepada Tuhan. Jauh lebih penting bagi orang Kristen untuk memiliki hubungan pribadi yang dinamis dengan Tuhan daripada mengetahui dan memahami teori tentang Tuhan secara mendetail.
TANDA KEDEWASAAN ROHANI DAN PEMURIDAN. Kedewasaan rohani adalah sebuah kondisi yang harus dialami oleh setiap orang Kristen. Orang Kristen tidak boleh terus-menerus menjadi bayi-bayi rohani.
Orang Kristen yang terus-menerus menjadi bayi-bayi secara rohani akan membawa dampak yang negatif, baik bagi orang Kristen yang bersangkutan maupun bagi orang lain. Adapun dampak yang akan ditimbulkan oleh orang Kristen yang tidak mengalami kedewasaan rohani antara lain:
Menjadi Beban bagi Gereja
Sebagaimana bayi yang selalu mengharapkan perhatian dari orang-orang yang di sekitarnya, demikian halnya dengan orang Kristen yang tidak dewasa juga selalu menuntut perhatian dari orang lain dalam gereja. Apabila ia tidak mendapatkan apa yang diinginkan dari orang lain di dalam gereja maka ia akan marah dan membuat ulah di dalam gereja. Hari ini banyak gereja-gereja dipusingkan dengan orang-orang yang menuntut perhatian lebih dari gereja dan menciptakan masalah tatkala apa yang diinginkan tidak dapat dipenuhi oleh gereja.
Orang-orang seperti ini menjadi beban bagi gereja. Sebenarnya orang Kristen yang harus memberi perhatian kepada apa yang dibutuhkan oleh gereja bukan sebaliknya menuntut sesuatu dan menjadi beban bagi gereja. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat perkembangan dan pertumbuhan gereja. Hanya orang-orang Kristen yang telah mengalami kedewasaan rohani yang akan mampu memberikan perhatian bagi gereja bukan sebaliknya menjadi beban bagi gereja. Oleh sebab itu, orang Kristen harus mengalami kedewasaan rohani agar tidak menjadi beban bagi gereja tapi sebaliknya menjadi berkat bagi gereja.
Orang-orang seperti ini menjadi beban bagi gereja. Sebenarnya orang Kristen yang harus memberi perhatian kepada apa yang dibutuhkan oleh gereja bukan sebaliknya menuntut sesuatu dan menjadi beban bagi gereja. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat perkembangan dan pertumbuhan gereja. Hanya orang-orang Kristen yang telah mengalami kedewasaan rohani yang akan mampu memberikan perhatian bagi gereja bukan sebaliknya menjadi beban bagi gereja. Oleh sebab itu, orang Kristen harus mengalami kedewasaan rohani agar tidak menjadi beban bagi gereja tapi sebaliknya menjadi berkat bagi gereja.
Menciptakan Konflik dalam Gereja
Orang Kristen yang tidak mengalami kedewasaan rohani akan menjadi sumber masalah bagi orang lain. Sebagaimana seorang bayi yang selalu menjadi sumber masalah bagi orang tua dan orang di sekitarnya, demikian halnya dengan orang Kristen yang bayi rohani akan menjadi sumber masalah di dalam gereja. Orang Kristen yang tidak dewasa akan membawa masalah bagi hamba Tuhan dan juga bagi anggota gereja lainnya. Seringkali konflik terjadi antara jemaat dengan hamba Tuhan ataupun jemaat dengan jemaat yang lain disebabkan hal-hal yang sepele.
Orang Kristen yang tidak dewasa secara rohani cenderung mencari-cari masalah dengan orang lain di dalam gereja. Akibatnya konflik tidak dapat dihindari. Apabila konflik berlanjut dan tidak segera terselesaikan, maka perpecahan gereja akan dapat terjadi. Gereja seharusnya menjadi tempat yang penuh damai sejahtera di mana tercipta suatu persaudaraan yang rukun. Dengan terciptanya kerukunan dalam gereja, maka jemaat merasakan suatu kondisi yang kondusif dan menyenangkan dalam gereja. Akibatnya mereka akan merasa nyaman dan betah untuk berada di dalam gereja.
Dengan demikian, maka mereka akan menjadi jemaat yang produktif yang dapat melakukan banyak hal dalam gereja. Sebaliknya apabila gereja tidak ada kerukunan, maka jemaat akan merasa tidak nyaman dan tidak betah di dalam gereja. Akibatnya gereja akan mengalami penurunan karena ditinggalkan oleh jemaatnya. Kerukunan akan terganggu tatkala ada pribadi-pribadi yang mencari-cari masalah yang mengakibatkan terjadinya konflik. Konflik harus diminimalisasi dalam kehidupan bergereja agar gereja menjadi tempat yang nyaman dan kondusif.
Konflik dalam gereja biasanya disebabkan oleh jemaat-jemaat yang tidak dewasa secara rohani yang cenderung mencari kesalahan kecil orang lain dan menciptakan konflik dalam gereja. Oleh sebab itu, orang Kristen harus memiliki kedewasaan rohani agar mampu menciptakan kerukunan dan kedamaian yang indah di dalam gereja. Dengan demikian gereja akan menjadi tempat yang disenangi oleh banyak orang sehingga mereka tertarik untuk datang ke rumah Tuhan. Apabila hal ini terjadi, maka gereja akan dapat bertumbuh baik secara kuantitas maupun kualitas.
Apatis dalam Pelayanan
Orang Kristen yang tidak mengalami kedewasaan rohani akan bersikap apatis terhadap pelayanan. Mereka tidak mau peduli dengan pekerjaan Tuhan. Orang percaya dipanggil bukan hanya menikmati anugerah Tuhan tetapi sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan orang percaya harus mau ambil bagian pekerjaan Tuhan dalam bentuk pelayanan. Namun sangat disayangkan bahwa banyak orang Kristen yang tidak memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan.
Masalahnya adalah bukan karena mereka tidak mampu tapi karena mereka tidak mau terlibat dalam pelayanan. Mereka adalah orang-orang Kristen yang belum mengalami kedewasaan rohani. Mereka masih bayi-bayi rohani sehingga mereka masih membutuhkan pelayanan dari orang lain.
Mereka hanya ingin dilayani dan tidak mau melayani. Melayani Tuhan membutuhkan pengorbanan. Orang Kristen yang belum dewasa secara rohani tidak akan pernah mau berkorban bagi Tuhan. Kerelaan untuk berkorban bagi Tuhan dalam pelayanan merupakan salah satu tanda kedewasaan rohani seorang Kristen. Seorang Kristen yang dewasa akan menggunakan dan memberikan segala potensi dan talenta yang dimiliki untuk dipakai dalam pekerjaan Tuhan.
Orang Kristen yang dewasa akan memberikan yang terbaik dalam hidupnya bagi pekerjaan Tuhan. Orang Kristen yang dewasa menyadari bahwa Tuhan telah terlebih dahulu berkorban dan memberikan yang terbaik bagi dirinya yaitu melalui pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Kesadaran inilah yang membuatnya mau memberikan seluruh aspek dalam hidupnya untuk dipakai sebagai alat bagi Kerajaan Surga. Kesadaran ini tidak akan dimiliki oleh orang Kristen yang masih belum mengalami kedewasaan rohani.
Menjadi Batu Sandungan
Orang Kristen yang tidak dewasa rohani akan menjadi batu sandungan bagi orang lain baik dalam hal perkataan dan perbuatan. Sebagaimana seorang bayi yang selalu ingin menang dan menguasai sesuatu, orang Kristen yang belum dewasa rohani juga akan menjadi pribadi yang sangat egois tanpa peduli terhadap kepentingan orang lain. Orang-orang seperti ini akan merugikan orang lain. Akibatnya mereka akan dijauhi dan dibenci oleh orangorang yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, maka hidup mereka menjadi batu sandungan bagi orang lain. Orang Kristen dipanggil menjadi garam dan terang bagi dunia sekitarnya.
Orang Kristen harus mampu menjadi berkat bagi orang lain, bukan sebaliknya menjadi batu sandungan. Orang Kristen terpanggil juga untuk hidup menghasilkan buah-buah yang manis yang dapat dinikmati oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun sangat disayangkan banyak orang Kristen yang hidupnya tidak mampu menjadi garam dan terang serta hidupnya tidak dapat menyatakan buah-buah yang manis bagi orang lain. Akibatnya hidup mereka menjadi bahan cemoohan orang lain. Hidup mereka bukan memuliakan Tuhan namun sebaliknya mempermalukan nama Tuhan.
Hanya orang Kristen yang telah mengalami kedewasaan rohani akan mampu menjadi kesaksian yang baik dan indah bagi orang lain serta hidupnya mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebaliknya orang-orang Kristen yang masih bayi rohani cenderung akan menjadi batu sandungan dan memberi kesaksian yang buruk bagi orang lain sehingga nama Tuhan dipermalukan. Akibatnya gereja juga akan dijauhi oleh orang-orang yang melihat perilaku orang Kristen yang memalukan.
Melihat dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh orang Kristen yang tidak dewasa secara rohani, maka adalah suatu keniscayaan bahwa orang Kristen harus mengalami kedewasaan rohani agar kehidupan mereka tidak menjadi sumber masalah dalam gereja, tidak menimbulkan konflik dalam gereja, mau giat terlibat dalam pekerjaan Tuhan, dan hidupnya menjadi kesaksian yang hidup dan menjadi berkat bagi orang lain.
Kedewasaan rohani orang Kristen bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi dan dialami ketika seseorang menjadi orang Kristen. Kedewasaan rohani membutuhkan proses yang cukup panjang. Kedewasaan rohani dapat terbentuk melalui proses pemuridan. Melalui pemuridan seorang Kristen akan dibentuk secara perlahan namun pasti menjadi murid Kristus yang memiliki tanda kedewasaan rohani.
PEMURIDAN
Pemuridan merupakan salah satu proses yang dapat membuat orang Kristen mengalami kedewasaan rohani. Ada banyak orang yang menulis dan membahas tentang pemuridan dan salah satunya adakah Edmund Chan. Menurut Edmund Chan, “Pemuridan adalah suatu proses membawa orang ke dalam hubungan yang dipulihkan dengan Allah dan membina mereka menuju kedewasaan penuh di dalam Kritus melalui rencana pertumbuhan yang intensional, sehingga mereka juga mampu melipatgandakan keseluruhan proses ini kepada orang lain” (Chan, 2014).
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa salah satu hasil dari proses pemuridan adalah mendewasakan orang Kristen di dalam Kristus. Proses pendewasaan rohani terjadi melalui hubungan yang dipulihkan dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus yang telah mati menjadi korban pendamaian antara manusia dan Allah. Seseorang yang telah mengalami kedewasaan rohani akan mampu menjadi berkat bagi orang lain dan mempengaruhi orang lain untuk juga mengalami pemulihan hubungan dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.
Dengan demikian maka orang Kristen yang telah dewasa secara rohani akan mampu memuridkan orang lain. Orang Kristen harus mau menjadi murid Kristus kalau ia ingin mengalami kedewasaan rohani. Adapun syarat menjadi murid Kristus adalah mau terbuka dan mau diajar oleh Kristus. Seorang murid Kristus harus menyadari bahwa ia tidak memiliki semua jawaban terhadap masalah hidup dan kehidupannya sebagai orang Kristen.
Seorang murid Kristus harus selalu bersedia untuk belajar sesuatu yang baru dari orang lain, baik hamba Tuhan maupun murid-murid Kristus yang lain (Cosgrove, 1980). Melalui proses pemuridan inilah orang Kristen akan mengalami kedewasaan rohani yang membuat murid Kristus akan mampu berbuah bagi Tuhan dan sesamanya.
TANDA KEDEWASAAN ROHANI
Setelah seseorang diselamatkan dan mengalami hidup baru melalui iman percaya kepada Tuhan Yesus, maka ia memulai proses menuju kepada kedewasaan rohani. Proses menuju kepada kedewasaan rohani ini berlangsung secara terus menerus sepanjang hidup (Filipi 3:12-14). Kedewasaan rohani membutuhkan penataan ulang secara radikal prioritas seseorang, dari menyenangkan diri sendiri kepada menyenangkan Tuhan dan belajar untuk senantiasa menaati Tuhan. Kunci untuk mengalami kedewasaan rohani adalah konsistensi dan ketekunan dalam melakukan hal-hal yang akan membawa kita lebih dekat kepada Tuhan.
Seorang Kristen yang sudah mengalami hidup baru harus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menuju kepada kedewasaan rohani. Adapun tanda-tanda yang nyata dari pengikut Kristus yang bertumbuh dalam kedewasaan rohani adalah:
Memiliki Karakter Kristus
Orang Kristen yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki karakter Kristus. Seorang murid Kristus harus memiliki pertumbuhan karakter yang serupa dengan Kristus. Karena seorang Kristen harus mampu memperkenalkan Kristus kepada dunia melalui karakter Kristus yang termanifestasi dalam diri orang Kristen tersebut (Yohanes 13:35).
Sudahkah orang-orang di sekitar kita mengenal kita sebagai murid Kristus? Alkitab menegaskan bahwa seorang murid Kristus harus merefleksikan kemuliaan Allah dalam dirinya (2 Korintus 3:18). Karakter Kristus membentuk batiniah seseorang dan terpancar keluar dari diri seseorang yang dapat dilihat oleh dunia sekitarnya. Karakter Kristus yang harus keluar dari dalam kehidupan seorang murid Kristus adalah menampakkan: “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji” (Filipi 4:8).
Dari ayat Firman Tuhan di atas dapatlah dijelaskan bahwa seorang murid Kristus yang memiliki karakter Kristus akan hidup benar yang artinya hidup apa adanya tanpa memakai topeng kemunafikan. Orang Kristen yang memiliki karakter Kristus akan mempertahankan hidupnya yang mulia dengan tidak berkompromi dengan dosa yang akan dapat merusak dan menghancurkan martabatnya sebagai anak Allah yang mulia. Seorang murid Kristus yang memiliki karakter Kristus akan mampu menjaga hidup suci dengan membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang berguna dan mana yang tidak berguna dalam kehidupannya di dunia yang jahat ini.
Orang percaya yang memiliki karakter Kristus akan menjadi pribadi yang manis yang membuat kehadiran dan keberadaannya dirindukan dan disenangi oleh banyak orang. Orang Kristen yang memiliki karakter Kristus perkataannya akan sedap didengar oleh orang lain karena membawa penguatan dan penghiburan bagi yang mendengarkannya.
Selain itu, murid Kristus yang memiliki karakter Kristus hidupnya akan melakukan banyak kebajikan sehingga ia layak mendapatkan pujian, baik dari Allah maupun manusia. Inilah tanda-tanda nyata dari orang Kristen yang memiliki karakter Kristus dalam hidupnya. Setiap orang Kristen harus bertanggung jawab secara pribadi untuk mengalami pertumbuhan karakter yang serupa dengan Kristus. Setiap orang percaya bertanggung jawab untuk menjadi alat untuk tujuan mulia yang dipersiapkan untuk melakukan semua perbuatan baik yang Tuhan inginkan bagi setiap orang beriman.
Jadi seorang murid Kristus adalah seseorang yang mau belajar dan menjadi pengikut Kristus yang memiliki komitmen untuk mengembangkan karakternya yang serupa Kristus sehingga hidupnya akan memancarkan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Proses pemuridan akan memampukan orang percaya bersama-sama dengan orang percaya lainnya saling melengkapi dalam mengembangkan karakter Kristus sehingga hidupnya akan menjadi terang dan garam bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Memiliki Kesetiaan dalam Pelayanan
Seorang pengikut Kristus yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki kesetiaan dalam pelayanan. Hal ini sangat berkaitan dengan karakter Kristus sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Seseorang yang memiliki karakter Kristus yang berkualitas akan terlihat dalam kehidupan pelayanannya. Apabila seseorang memiliki kematangan dalam karakter Kristus, maka ia akan memiliki pelayanan yang efektif.
Sebaliknya apabila seseorang tidak dewasa dalam karakter Kristus, maka ia tidak akan memiliki kerinduan dalam melayani Tuhan dengan baik dan setia. Kunci agar seseorang dapat memiliki kesetiaan dalam pelayanan adalah memiliki sebuah komitmen untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelayanannya.
Komitmen ini dimiliki dan ditunjukkan oleh Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya sehingga banyak orang mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik…” (Markus 7:37). Melayani bukanlah pilihan bagi murid Kristus. Melayani merupakan keharusan bagi orang percaya. Karena Tuhan Yesus terlebih dahulu melayani kita, maka sudah selayaknya kita juga harus melayani Tuhan dengan setia. Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1).
Tuhan Yesus telah memberikan keteladan dalam hal melayani dengan setia dan maksimal. Dalam kehidupan pelayanan-Nya, Tuhan Yesus telah memberikan yang terbaik yaitu nyawa-Nya sendiri diserahkan bagi umat manusia yang berdosa. Setiap orang percaya yang memiliki kedewasaan rohani pasti akan berusaha untuk meneladani Kristus dengan melakukan pelayanan yang maksimal dengan penuh kesetiaan. Sebaliknya bagi orang Kristen yang belum dewasa rohaninya pasti akan bersikap apatis dan berusaha untuk menghindari pelayanan.
Melalui proses pemuridan seorang Kristen akan dibimbing untuk menyadari akan anugerah Tuhan yang luar biasa besarnya dalam hidupnya dan ia dimampukan untuk memiliki komitmen untuk melayani Tuhan dengan setia dan memberikan yang terbaik dalam pelayanan kepada Tuhan. Selain itu melalui proses pemuridan, pengikut Kristus juga akan dilengkapi dengan berbagai karunia agar dapat dipakai dalam melayani pekerjaan Tuhan. Dengan demikian maka hidupnya akan menghasilkan buahbuah yang lebat bagi kemuliaan Tuhan.
Memiliki Keyakinan Iman yang Kokoh
Orang Kristen yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki keyakinan iman yang kokoh kepada Kristus. Keyakinan iman yang kokoh sangat penting dalam kehidupan orang percaya di tengah-tengah dunia yang serba relatif ini. Kita hidup dalam zaman pluralisme yang mengajarkan bahwa semua agama sama dan dapat menyelamatkan manusia serta membawa manusia yang berdosa masuk ke dalam kerajaan surga. Pluralisme menganut prinsip bahwa banyak jalan menuju Roma. Demikian halnya juga dengan jalan menuju surga tidak hanya melalui Yesus, namun dapat melalui semua agama dan kepercayaan yang ada dalam dunia ini.
Banyak orang Kristen yang telah terpengaruh oleh ajaran pluralisme sehingga mereka tidak lagi meyakini bahwa Yesus adalah satu-satunya Juru Selamat dunia. Bahkan tidak sedikit orang Kristen yang mencampuradukan kepercayaan mereka dengan kepercayaan yang lain dalam sinkretisme. Oleh sebab itu, seorang yang mengaku sebagai orang percaya harus mengalami kedewasaan rohani agar ia memiliki keyakinan iman yang kokoh akan Injil keselamatan dalam Yesus Kristus (Roma 1:16,17).
Keyakinan iman yang kokoh dapat ditumbuhkan dalam diri seseorang melalui proses pemuridan. Dalam proses pemuridan seorang murid Kristus akan dibimbing untuk mengenal Tuhan Yesus secara lebih dekat dan mendalam sehingga kehidupan imannya akan terus mengalami pertumbuhan karena ia memiliki akar yang kuat di dalam Kristus.
Dengan demikian maka imannya kepada Tuhan Yesus tidak akan mudah goyah tatkala diperhadapkan dengan berbagai macam angin pengajaran yang menyesatkan. Ia akan tetap berdiri kokoh di atas dasar yang teguh yaitu Firman yang Hidup, sang Juru Selamat sejati, Tuhan Yesus Kristus. Dengan keyakinan iman yang kokoh, orang Kristen juga akan dapat bertahan dalam mengiring Kristus di tengah-tengah badai kehidupan yang sering menggoyahkan iman orang Kristen. Kita hidup dalam akhir zaman di mana banyak kesukaran dan pergumulan.
Masalah keluarga, ekonomi, kesehatan, dan berbagai macam penderitaan yang lain seringkali dihadapi oleh orang percaya. Di tengah-tengah kondisi dunia seperti ini tidak sedikit orang Kristen menjadi goyah dan meragukan kehadiran dan pemeliharaan Tuhan di dalam hidup mereka. Akibatnya banyak orang Kristen yang meninggalkan Tuhan dan memalingkan hati kepada ilah-ilah lain yang dianggap dapat menolong mereka menjawab dan mengatasi persoalan hidup mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keyakinan iman yang kokoh kepada Kristus. Mereka belum sungguh-sungguh menjadi murid Kristus yang sejati.
Melalui proses pemuridan orang Kristen akan ditolong untuk memiliki kedewasaan rohani yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk tetap berharap dan berserah kepada Tuhan di tengah badai kehidupan yang mereka hadapi. Dengan demikian ia akan tetap setia mengiring dan melayani Kristus dalam situasi dan kondisi apapun yang ia hadapi dalam kehidupannya di dunia yang sarat dengan pergumulan hidup dan duka nestapa. Orang Kristen yang dewasa rohani tidak akan mundur dalam mengiring dan melayani Tuhan sampai dengan kesudahan alam dan bertemu dengan Tuhan.
Memiliki Perspektif Hidup
Seorang murid Kristus yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki perspektif yang jelas dalam hidupnya. Perspektif adalah kemampuan untuk melihat bukan hanya apa yang tampak jelas ada di depan kita tetapi juga mampu untuk melihat sesuatu yang belum kelihatan. Sangat jarang orang Kristen memiliki perspektif dalam hidupnya. Kebanyakan orang Kristen hanya melihat apa yang terjadi sekarang dan tidak mampu untuk melihat ke depan tentang hasil dari segala tindakannya hari ini. Orang Kristen harus mampu memperkirakan apa yang akan terjadi beberapa tahun ke depan akibat dari apa yang kita lakukan hari ini.
Seseorang yang memiliki perspektif hidup akan merencanakan dan memikirkan secara hati-hati tentang apa yang harus ia lakukan hari ini agar membawa dampak yang positif bagi dirinya dan orang lain bukan sebaliknya membawa dampak yang negatif bagi dirinya dan orang lain di kemudian hari. Pengikut Kristus harus memiliki perspektif dalam hidupnya agar ia tidak akan menyesal di kemudian hari namun sudah terlambat.
Melalui proses pemuridan, orang Kristen akan dimampukan untuk memiliki perspektif dalam hidupnya sehingga ia mampu melihat dengan jelas apa dampak yang ditimbulkan dari segala perbuatan hari ini, sehingga ia akan berpikir terlebih dahulu secara matang sebelum ia mengambil langkah dan keputusan dalam hidupnya, baik tutur kata, sikap, dan perbuatan.
Dengan demikian ia akan memetik hasil yang positif dari apa yang diperbuatnya saat ini. Perspektif juga adalah suatu kemampuan untuk melihat segala sesuatu dalam hidupnya dalam sudut pandang Tuhan dengan menyadari bahwa sudut padang dari Tuhan mungkin berbeda dengan sudut pandang kita. Melalui perspektif hidup kita akan meyakini bahwa sudut pandang Tuhan lebih jelas dan tak terbatas daripada sudut pandang kita yang terbatas, sehingga kita menyelaraskan sudut pandang kita dengan sudut pandang Tuhan.
Melalui proses pemuridan, orang Kristen akan dimampukan untuk melihat segala sesuatu dalam hidupnya dalam sudut pandang Tuhan sehingga ia akan dapat mensyukuri segala sesuatu yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidupnya tanpa bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan, meskipun tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Selain daripada itu, seseorang yang memiliki perspektif hidup akan mampu melihat secara positif terhadap segala keadaan yang ia hadapi.
Seseorang yang memiliki perspektif akan melihat bahwa segala keadaan yang sulit bukan sebagai penghalang dalam hidupnya namun sebaliknya melihat segala persoalan dalam hidupnya merupakan batu lompatan dan kesempatan emas yang akan membawa dia kepada suatu kondisi yang lebih baik dalam hidupnya. Dengan demikian seseorang yang memiliki perspektif di dalam menjalani kehidupannya bukan hanya melihat apa yang tampak di depannya saja, namun juga mampu menatap dan meyakini akan ada masa depan yang penuh harapan yang disediakan oleh Tuhan (Yeremia 29:11).
MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KEYAKINAN DAN PERSPEKTIF HIDUP
Seorang murid Kristus harus memiliki keyakinan yang kokoh dan perspektif hidup agar supaya hidupnya tidak sia-sia tapi menjadi berkat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Melalui proses pemuridan yang dijalani, orang percaya akan dimampukan untuk membangun dan mengembangkan keyakinan yang kokoh dan perspektif hidup sebagaimana yang diharapkan untk dimiliki oleh setiap orang percaya. Bagaimana caranya agar orang Kristen dapat membangun dan mengembangkan keyakinan dan perspektif dalam hidupnya? Dalam proses pemuridan, orang Kristen akan ditolong untuk mengembangkan keyakinan dan perspektif dalam hidupnya melalui:
1. Mengutamakan Prinsip daripada Metode
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif harus fleksibel terhadap semua metode yang ada dalam mencapai suatu tujuan. Ia tidak hanya terpaku untuk hanya memakai satu metode saja dalam mencapai tujuannya. Seseorang yang hanya kaku terhadap satu metode saja akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Misalnya dalam penginjilan, kita harus belajar berbagai macam metode penginjilan dan memakainya sesuai dengan konteks dalam penginjilan yang kita lakukan.
Demikian halnya dalam pelayanan, kita harus mau menggunakan semua metode yang ada untuk menunjang keberhasilan pelayanan kita. Kita harus mau terbuka dan belajar berbagai macam metode demi efektifitas dan produktifitas pelayanan yang kita lakukan. Fakta menunjukkan bahwa banyak gereja yang gagal dalam hal penginjilan dan pelayanan disebabkan karena pemimpin gereja memaksakan kehendaknya kepada jemaatnya untuk hanya memakai satu metode saja.
Padahal metode tersebut sudah ketinggalan dan tidak sesuai dengan konteks hari ini. Akibatnya program penginjilan dan pelayanan tidak berjalan secara maksimal. Hal itu menyebabkan jemaat tidak antusias dan tidak tertarik lagi dalam penginjilan dan pelayanan. Mereka menjadi apatis dalam pekerjaan Tuhan. Oleh sebab itu dalam proses pemuridan, setiap orang Kristen dibimbing untuk mengutamakan prinsip daripada metode dalam mencapai apa yang dicita-citakan dalam penginjilan dan pelayanan.
2. Fokus Kepada Tujuan Bukan Kemampuan
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif di dalam hidupnya akan menekankan tujuan daripada keterampilan dalam hidupnya. Tatkala seseorang tahu mengapa ia melakukan sesuatu, maka akan membuat ia lebih mudah melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Bagi seseorang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya maka, walaupun banyak kemampuan yang ia miliki namun ia tidak akan berbuat apa-apa.
Alhasil ia tidak akan mencapai dan mendapatkan sesuatu dalam hidupnya karena ia tidak memiliki tujuan dalam hidupnya. Demikian halnya dengan pelayanan. Banyak orang Kristen yang tidak mau terlibat dalam pelayanan karena mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki kemampuan atau keterampilan yang bisa dipakai dalam pelayanan. Alasan ini sebenarnya tidak tepat.
Seseorang tidak mau terlibat dalam pelayanan bukan karena ia tidak memiliki kemampuan namun sebenarnya ia tidak memiliki kemauan atau tujuan dalam hidupnya untuk terlibat dalam pelayanan. Meskipun seseorang memiliki kemampuan atau keterampilan yang luar biasa namun apabila hatinya tidak tergerak untuk melayani maka ia tidak akan berkarya bagi Tuhan. Melalui proses pemuridan, orang Kristen didorong dan dimotivasi untuk mau melayani Tuhan. Selain daripada itu, orang Kristen juga diberi pemahaman tentang apa tujuan seseorang melayani Tuhan.
Tujuan seseorang melayani Tuhan adalah mensyukuri kasih dan anugerah Tuhan yang telah didemonstrasikan melalui karya penebusan-Nya di atas kayu salib bagi kita manusia yang berdosa. Dengan mengerti tujuan dalam melayani Tuhan, maka orang Kristen akan memiliki kerelaan untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan. Pada saat yang bersamaaan Tuhan sendirilah yang akan melengkapi orang Kristen dengan keterampilan dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan Tuhan.
3. Fokus untuk Mempercayai Tuhan daripada Belajar Teori tentang Tuhan
Seseorang yang memiliki keyakinan dan perspektif dalam hidupnya akan memfokuskan hidupnya untuk percaya kepada Tuhan daripada belajar teori tentang Tuhan. Banyak orang Kristen yang bergulat dengan teori tentang Tuhan sehingga mengabaikan hubungan yang intim dan berjalan bersama Tuhan di dalam penyerahan dan ketaatan kepada Tuhan. Jauh lebih penting bagi orang Kristen untuk memiliki hubungan pribadi yang dinamis dengan Tuhan daripada mengetahui dan memahami teori tentang Tuhan secara mendetail.
Hal ini bukan berarti belajar teologi tidak penting. Kita tetap harus belajar teologia dengan baik dan benar agar kita dapat mengenal Tuhan dengan baik dan benar. Namun teologi tidak boleh menjadi fokus dalam hidup kita sebagai orang Kristen. Seorang murid Kristus harus belajar untuk percaya kepada kepada Tuhan secara total. Ini artinya ia harus berjalan dengan iman. Melalui mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, maka dalam diri seseorang akan bertumbuh keyakinan dan perspektif dalam pengalaman hidupnya. Banyak orang Kristen yang memiliki teori tentang Tuhan dan berjalan dengan iman, namun hal itu tidak cukup.
Mereka harus mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai murid Kristus kita harus belajar untuk percaya kepada kepada Tuhan. Kita mungkin tidak menjadi raksasa dalam hal iman secara cepat. Hal itu tidak masalah. Kita harus belajar untuk berjalan dengan iman seperti seorang anak kecil yang belajar berjalan. Murid Kristus mengawali dengan langkah pertama dalam berjalan dengan iman. Kita mungkin jatuh, namun harus bangkit dan mencoba kembali untuk berjalan dengan iman hingga mencapai satu titik di mana kita dapat sungguh-sungguh mempercayakan hidup kita kepada Tuhan dengan berjalan dalam iman.
Melalui proses pemuridan, orang percaya akan dituntun dan dibimbing untuk dapat mempercayai Tuhan dan berjalan dalam iman bersama dengan Tuhan dalam menjalani kehidupan dalam dunia yang fana dan sarat dengan duka nestapa ini. Orang Kristen yang fokus untuk mempercayai Tuhan dalam hidupnya maka ia akan dapat mengamini pernyataan Tuhan Yesus, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Dengan memiliki fokus kepada Tuhan maka kekuatiran dan ketakutan dalam menjalani hidup ini akan sirna sehingga kita dapat menikmati hidup yang dianugrahkan oleh Tuhan dengan penuh sukacita. Inilah tujuan utama dalam hidup orang percaya yaitu untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan selamanya.
PENUTUP
Kedewasaan rohani mutlak dimiliki oleh setiap orang yang percaya kepada Yesus. Tanpa kedewasaan rohani berarti seseorang tidak mengalami pertumbuhan di dalam kehidupan rohaninya. Apabila seseorang tidak mengalami pertumbuhan secara fisik, itu berarti bahwa ia memiliki masalah dan menjadi orang tidak normal.
Demikian halnya dengan kehidupan rohani orang percaya. Apabila ia tidak mengalami kedewasaan rohani maka, ia akan menjadi orang Kristen yang abnormal yang akan menjadi beban dalam komunitas Kristen. Orang Kristen yang tidak dewasa secara rohani juga akan menciptakan masalah dan menimbulkan konflik dalam gereja.
Selain daripada itu, orang Kristen yang tidak mengalami kedewasaan rohani akan dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain, sehingga kehidupannya tidak memuliakan Tuhan, namun sebaliknya mempermalukan nama Tuhan. Oleh sebab itu, setiap orang Kristen harus mengalami kedewasaan rohani sehingga hidupnya dapat menjadi terang dan garam baik dalam keluarga, gereja, dan masyarakat di mana ia hadir. Pemuridan merupakan salah satu cara untuk menolong orang Kristen mengalami pertumbuhan menuju kedewasaan rohani.
Melalui proses pemuridan, orang Kristen dibimbing dan ditolong untuk memiliki hidup serupa dengan Kristus, memiliki iman yang kokoh dan teguh dalam Kristus, memiliki perspektif hidup, serta kesetiaan dalam melayani Tuhan. Melalui proses pemuridan orang percaya dimampukan untuk mengutamakan prinsip daripada metode dalam melakukan sesuatu dalam hidupnya.
Ia juga dimampukan untuk fokus kepada tujuan bukan pada kemampuan dalam melakukan karya dan pelayanan dalam hidupnya. Selain itu, ia juga dimampukan fokus untuk mempercayai Tuhan daripada belajar teori tentang Tuhan yang mana hal ini akan menolong ia lebih tenang dalam menghadapi segala macam pergumulan dan kesulitan dalam hidupnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pemuridan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dijalani oleh setiap orang percaya. Agar supaya mereka akan bertumbuh menuju kepada kedewasaan rohani. Oleh sebab itu, setiap orang Kristen harus mau menjadi murid dan menjalani proses pemuridan agar kerohanian bertumbuh dan berkembang menuju kepada kedewasaan rohani, sebagaimana yang diharapkan oleh Kristus sang Guru Agung kita.
DAFTAR PUSTAKA: TANDA KEDEWASAAN ROHANI DAN PEMURIDAN - Agung Gunawan
Bonifacio, Joei. The Lego Principle: The Power of Connecting To God And One Another. Florida: Charisma House, 2012.
Chan, Edmund. A Certain Kind. Pemuridan Intensional yang Mengubah Definisi Sukses dalam Pelayanan. Singapore: Covenant Evangelical Free Church, 2014.
Chan, Edmund. Cultivating your Inner Life: Reflecting on Spiritual. Singapore: Covenant Evangelical Free Church, 2011.
Cosgrove, Francis M. Essentials of Discipleship: Practical Help on How to Live as Christ’s Disciples. Colorado Spring: Navpess, 1980.
Oden, Thomas C. Pastoral Theology: Essentials of Ministry. San Francisco: HarperSAn Francisco, 1983.
TANDA KEDEWASAAN ROHANI DAN PEMURIDAN - Agung Gunawan.