KEJADIAN 45:8-46:7 (YAKUB DAN KELUARGANYA PINDAH KE MESIR)
Pdt. Budi Asali. M. Div.
Kejadian 45:8-28 - “(Kejadian 45:8) Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. (9) Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. (10) Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. (11) Di sanalah aku memelihara engkau - sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi - supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau. (12) Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu. (13) Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari.’ (14) Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf. (15) Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia. (16) Ketika dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya. (17) Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: ‘Katakanlah kepada saudara-saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan, (18) jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini. (19) Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. (20) Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu.’ (21) Demikianlah dilakukan oleh anak-anak Israel itu. Yusuf memberikan kereta kepada mereka menurut perintah Firaun; juga diberikan kepada mereka bekal di jalan. (22) Kepada mereka masing-masing diberikannya sepotong pesalin dan kepada Benyamin diberikannya tiga ratus uang perak dan lima potong pesalin. (23) Di samping itu kepada ayahnya dikirimkannya sepuluh ekor keledai jantan, dimuati dengan apa yang paling baik di Mesir, lagipula sepuluh ekor keledai betina, dimuati dengan gandum dan roti dan makanan untuk ayahnya dalam perjalanan. (24) Kemudian ia melepas saudara-saudaranya serta berkata kepada mereka: ‘Janganlah berbantah-bantah di jalan.’ (25) Demikianlah mereka pergi dari tanah Mesir dan sampai di tanah Kanaan, kepada Yakub, ayah mereka. (26) Mereka menceritakan kepadanya: ‘Yusuf masih hidup, bahkan dialah yang menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.’ Tetapi hati Yakub tetap dingin, sebab ia tidak dapat mempercayai mereka. (27) Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu. (28) Kata Yakub: ‘Cukuplah itu; anakku Yusuf masih hidup; aku mau pergi melihatnya, sebelum aku mati.’”.
I) Yusuf mengundang Yakub ke Mesir.
1) Yusuf menyatakan kedudukannya kepada mereka (45:8,9,13).
a) Kejadian 45: 8: “Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.”.
Kata ‘kuasa’ (Kejadian 45: 8 akhir) diterjemahkan ‘ruler’ (= penguasa / pemerintah) dalam KJV/RSV/NIV/NASB.
Apa yang Yusuf maksudkan pada waktu ia menyebut dirinya sebagai ‘bapa’ bagi Firaun di sini? Rupanya artinya adalah: ia menjadi guru / penasehat bagi Firaun.
Adam Clarke membandingkan ini dengan Hakim-hakim 17:10 dimana Mikha meminta orang Lewi menjadi ‘bapa dan imam baginya’, dan mengartikan istilah ‘bapa’ ini sebagai ‘guru / pengajar / penasehat’.
Hak 17:10 - “Lalu kata Mikha kepadanya: ‘Tinggallah padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun aku akan memberikan kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta makananmu.’”.
b) Kejadian 45: 9: “Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.”.
c) Kejadian 45: 13: “Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari.’”.
Ini tentu bukan dilakukan oleh Yusuf untuk pamer, tetapi supaya mereka yakin bahwa dengan kedudukan seperti itu Yusuf bisa memelihara mereka.
2) Yusuf mengakui bahwa Tuhanlah yang menjadikannya seperti itu (45:8,9).
Bandingkan ini dengan:
a) Mazmur 75:7-8 - “(7) Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, (8) tetapi Allah adalah Hakim: direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain.”.
b) Yesaya 45:7 - “yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.”.
Seringkali pada waktu kita sukses, baik dalam study maupun pekerjaan, dan kita lalu mempunyai kedudukan tinggi dan menjadi kaya, kita menganggap sebagai luck / hokgi, atau menganggapnya sebagai hasil kerja keras kita! Ini salah. Semua datang dari Tuhan, dan itu harus kita sadari!
Mazmur 127:1 - “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.”.
3) Yusuf diberi Tuhan kedudukan yang tinggi, dan ia menggunakannya untuk ‘gereja’ (45:9-11)!
Kejadian 45: 9-11: “(9) Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu. (10) Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. (11) Di sanalah aku memelihara engkau - sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi - supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.”.
Bdk. Ester 4:13-17 - “(13) maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: ‘Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. (14) Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.’ (15) Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: (16) ‘Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.’ (17) Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.”.
Ini sambungan dari no 2 di atas. Kalau seseorang menganggap bahwa sukses, kedudukan tinggi, dan kekayaannya adalah karena kerja kerasnya atau karena hokginya, maka kemungkinan besar ia akan menggunakannya untuk dirinya sendiri. Tetapi kalau seseorang sadar bahwa sukses, kedudukan tinggi, dan kekayaannya adalah dari Tuhan, maka ia akan menggunakannya untuk Tuhan! Saudara termasuk yang mana? Sampai sejauh mana saudara mau menggunakan kekayaan saudara untuk pemberitaan Injil atau untuk pembangunan gedung gereja?
4) Yusuf memberikan yang terbaik untuk ‘gereja’ (45:10).
Ada yang mengatakan bahwa kata ‘Gosyen’ berasal dari kata bahasa Ibrani GESHEM, yang berarti ‘hujan’, dan ini menunjukkan bahwa itu adalah tanah yang subur. Bandingkan juga dengan Kej 47:6,11 yang mengatakan bahwa Gosyen adalah tempat yang terbaik di Mesir.
Kejadian 47:6,11 - “(6) Tanah Mesir ini terbuka untukmu. Tunjukkanlah kepada ayahmu dan kepada saudara-saudaramu tempat menetap di tempat yang terbaik dari negeri ini, biarlah mereka diam di tanah Gosyen. Dan jika engkau tahu di antara mereka orang-orang yang tangkas, tempatkanlah mereka menjadi pengawas ternakku.’ … (11) Yusuf menunjukkan kepada ayahnya dan saudara-saudaranya tempat untuk menetap dan memberikan kepada mereka tanah milik di tanah Mesir, di tempat yang terbaik di negeri itu, di tanah Rameses, seperti yang diperintahkan Firaun.”.
Penerapan: Saudara mungkin memberi untuk Tuhan / gereja, tetapi apakah saudara memberikan yang terbaik? Yesus memberikan nyawaNya bagi saudara, apa yang saudara berikan kepada Dia?
5) Yusuf menekankan bahwa semua ini adalah Rencana Allah (45:5,7-9).
Tujuannya supaya Yakub mau meninggalkan Kanaan / tanah perjanjian, dan pergi ke Mesir.
6) Firaun juga menghendaki supaya Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir, dan ia mau memberikan yang terbaik bagi mereka (Kejadian 45:16-20).
Ay 16-20: “(16) Ketika dalam istana Firaun terdengar kabar, bahwa saudara-saudara Yusuf datang, hal itu diterima dengan baik oleh Firaun dan pegawai-pegawainya. (17) Lalu berkatalah Firaun kepada Yusuf: ‘Katakanlah kepada saudara-saudaramu Buatlah begini: muatilah binatang-binatangmu dan pergilah ke tanah Kanaan, (18) jemputlah ayahmu dan seisi rumahmu dan datanglah mendapatkan aku, maka aku akan memberikan kepadamu apa yang paling baik di tanah Mesir, sehingga kamu akan mengecap kesuburan tanah ini. (19) Selanjutnya engkau mendapat perintah mengatakan kepada mereka: Buatlah begini: bawalah kereta dari tanah Mesir untuk anak-anakmu dan isteri-isterimu, jemputlah ayahmu dari sana dan datanglah ke mari. (20) Janganlah kamu merasa sayang meninggalkan barang-barangmu, sebab apa yang paling baik di seluruh tanah Mesir ini adalah milikmu.’”.
Jelas bahwa Tuhan juga bekerja dalam hati / pikiran Firaun, untuk melaksanakan RencanaNya.
Perlu diperhatikan bahwa sekalipun di sini jalan yang sesuai dengan kehendak Allah itu langsung terbuka, itu tidak berarti bahwa setiap kali kita menuruti kehendak Allah, jalannya langsung terbuka / mulus! Contoh: dalam kitab Keluaran, pada waktu Israel mau keluar dari Mesir sesuai dengan perintah Tuhan, Firaun menghalangi habis-habisan. Karena itu kalau saudara mau melakukan sesuatu dan lalu ada tantangan / halangan yang hebat, jangan terlalu cepat beranggapan bahwa itu bukanlah kehendak Tuhan!
7) Yusuf melepas saudara-saudaranya untuk pergi kepada Yakub, dengan:
a) Memberi mereka bekal, pesalin, uang perak, juga 10 keledai jantan dan 10 keledai betina dengan muatan apa yang terbaik di Mesir, gandum, roti, makanan (45:22-23).
Tidak aneh kalau mereka diberi bekal, tetapi apa gunanya uang perak, dan mengapa pemberiannya begitu banyak? Ini tujuannya untuk meyakinkan Yakub.
b) Pesan supaya tidak berbantah-bantah (Kejadian 45:24).
Mereka bisa berbantah-bantah karena:
1. Saling menyalahkan dalam persoalan penjualan Yusuf sebagai budak (bdk. Kejadian 42:22).
2. Iri kepada Benyamin yang diberi jauh lebih banyak (Kejadian 45:22).
Untuk mengantisipasi hal ini maka Yusuf memberi pesan supaya tidak berbantah / bertengkar di jalan.
Calvin menganggap bahwa apa yang dipesankan Yusuf kepada saudara-saudaranya ini juga merupakan perintah Tuhan bagi kita, yaitu supaya kita tidak marah / bertengkar satu sama lain.
8) Mula-mula Yakub tidak percaya (Kejadian 45:26), tetapi akhirnya percaya dan mau pergi ke Mesir (45:25-28).
II) Yakub dan keluarganya pindah ke Mesir (46:1-7).
Kejadian 46:1-7 - “(1) Jadi berangkatlah Israel dengan segala miliknya dan ia tiba di Bersyeba, lalu dipersembahkannya korban sembelihan kepada Allah Ishak ayahnya. (2) Berfirmanlah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam: ‘Yakub, Yakub!’ Sahutnya: ‘Ya, Tuhan.’ (3) Lalu firmanNya: ‘Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. (4) Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.’ (5) Lalu berangkatlah Yakub dari Bersyeba, dan anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka menaiki kereta yang dikirim Firaun untuk menjemputnya. (6) Mereka membawa juga ternaknya dan harta bendanya, yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunannya bersama-sama dengan dia. (7) Anak-anak dan cucu-cucunya laki-laki dan perempuan, seluruh keturunannya dibawanyalah ke Mesir.”.
1) Yakub berbakti di Bersyeba sebelum pergi ke Mesir (46:1).
Kejadian 46 1: “Jadi berangkatlah Israel dengan segala miliknya dan ia tiba di Bersyeba, lalu dipersembahkannya korban sembelihan kepada Allah Ishak ayahnya.”.
Adalah sesuatu yang hebat bahwa sukacita yang luar biasa karena tahu bahwa Yusuf masih hidup dan keinginan yang berkobar-kobar untuk bertemu dengan Yusuf, tidak menyebabkan Yakub lupa kepada Tuhan.
Penerapan: Pada saat mendapat berkat besar, apakah saudara sering lupa kepada si Pemberi berkat?
2) Mungkin Yakub berbakti untuk menanyakan kehendak Tuhan dalam persoalan pergi ke Mesir. Hal-hal yang mungkin menyebabkan Yakub ragu-ragu untuk pergi ke Mesir adalah:
a) Pada waktu Abraham mengungsi ke Mesir karena adanya kelaparan di Kanaan, ia lalu mendapatkan kesukaran dengan Firaun (Kejadian 12:10-20).
b) Pada waktu Ishak mengalami kelaparan di Kanaan dan mau pergi ke Mesir, Allah melarangnya (Kej 26:1-3).
c) Ada nubuat (Kejadian 15:13-14) bahwa keturunan Abraham akan diperbudak di Mesir.
d) Ia tahu bahwa tanah perjanjian adalah Kanaan, bukan Mesir.
e) Ia sudah tua (Kejadian 47:9 - 130 tahun).
Lagi-lagi kita melihat hal yang hebat dalam diri Yakub:
1. Sekalipun Yusuf menekankan bahwa semua itu adalah Rencana Allah, tetapi Yakub ingin tahu hal itu dari Allah sendiri.
Penerapan: Jangan percaya kepada orang lain tentang kehendak Allah bagi diri saudara! Saudara harus mendapatkannya dari Allah / Firman Tuhan.
2. Untuk menemui Yusuf, anaknya yang paling ia cintai, yang sudah hilang selama 22 tahun (dari Kejadian 41:46 dan Kejadian 45:11 kita bisa tahu bahwa Yusuf saat itu berusia 39 tahun, sedangkan pada waktu dijual ia berusia 17 tahun - Kejadian 37:2), Yakub masih menanyakan kehendak Tuhan. Jadi, sekalipun Yakub sangat ingin melakukan sesuatu, ia masih menanyakan kehendak Tuhan.
Penerapan: Biasanya kalau orang kristen mau melakukan sesuatu yang tidak terlalu ia inginkan, maka ia menanyakan kehendak Tuhan (apalagi untuk menjadi hamba Tuhan!), tetapi dalam hal yang ia sangat inginkan, ia langsung melakukannya tanpa menanyakan kehendak Tuhan.
Misalnya:
a. Kalau saudara jatuh cinta secara luar biasa, dan sangat ingin untuk berpacaran / menikah dengan seseorang, apakah saudara masih menanyakan kehendak Tuhan?
b. Kalau saudara mendapatkan pekerjaan yang enak, dan saudara sangat ingin bekerja di sana, apakah saudara masih menanyakan kehendak Tuhan?
c. Kalau saudara diajak seseorang untuk jalan-jalan ke luar negeri, apakah saudara menanyakan kehendak Tuhan?
3) Allah memberikan penglihatan dan firman (46:2).
Kejadian 46 2: “Berfirmanlah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam: ‘Yakub, Yakub!’ Sahutnya: ‘Ya, Tuhan.’”.
Calvin: “... the word was joined with it; because a silent vision would have profited little or nothing. Wherefore, in all outward signs, let us be ever attentive to his voice, if we would not be deluded by the wiles of Satan” (= ... firman digabungkan dengannya; karena penglihatan yang diam akan membawa keuntungan sedikit atau tidak sama sekali. Karena itu, dalam semua tanda-tanda lahiriah, biarlah kita memperhatikan suaraNya, jika kita tidak mau diperdayakan oleh tipu muslihat setan).
Saya berpendapat bahwa kata-kata Calvin ini tidak mutlak / selalu benar, karena bisa saja Tuhan memberi penglihatan sedemikian rupa sehingga sekalipun tidak disertai firman, penglihatan itu tetap memberikan suatu pesan kepada kita. Tetapi kata-kata Calvin ini benar kalau dihubungkan dengan orang yang mengaku melihat penglihatan yang tidak ada artinya apa-apa, karena tidak disertai firman. Misalnya ada ‘hamba Tuhan’ yang dalam kebaktian mengaku melihat Yesus berdiri di sana, duduk di sana dsb, tanpa berkata apa-apa dan tanpa ada artinya apa-apa.
Calvin lalu menerapkannya pada sakramen, yang dikatakannya harus disertai pemberitaan Firman Tuhan.
4) Ternyata Allah memang merestui kepergian Yakub ke Mesir (Kejadian 46:3).
Kejadian 46 3: “Lalu firmanNya: ‘Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana.”.
Ishak dilarang ke Mesir pada waktu mengalami kelaparan, tetapi Yakub justru diperintahkan / diijinkan.
BACA JUGA: KASIH, KETAATAN DAN KEMENANGAN
Pulpit Commentary: “No saint can safely guide himself by following the example of another. What is God’s will concerning one man may be the opposite concerning another” (= Tidak ada orang kudus yang bisa dengan aman memimpin dirinya sendiri dengan mengikuti teladan orang lain. Apa yang merupakan kehendak Allah tentang satu orang bisa bertentangan dengan kehendak Allah tentang orang lain).
5) Allah bahkan memberikan janji-janji kepada Yakub (46:3b-4).
Kejadian 46 3-4: “(3) Lalu firmanNya: ‘Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana. (4) Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; dan tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.’”.
a) Akan dijadikan bangsa yang besar di sana (46:3b).
Ini tergenapi, karena dari 70 orang (46:27) akhirnya menjadi sekitar 2-3 juta pada waktu keluar dari Mesir (bdk. Bil 1:45 yang menunjukkan bahwa jumlah orang laki-laki di atas 20 tahun adalah lebih dari 635.000 orang. Ini adalah tahun ke 2 sejak keluar dari Mesir - Bilangan 1:1).
b) Tuhan akan menyertai Yakub dan membawanya kembali (46:4a).
Calvin: “The return promised him is not, however, to be understood of his own person, but refers to his posterity” (= Tetapi, janji pengembalian Yakub tidak boleh diartikan tentang dirinya sendiri, tetapi menunjuk kepada keturunannya).
Mengapa ditafsirkan begini? Karena:
1. Yakub mati di Mesir (Kejadian 49:33).
2. Pada saat itu Tuhan juga sudah mengatakan bahwa ‘tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti’ (46:4b). Jadi jelaslah bahwa tidak mungkin Tuhan berjanji akan membawa Yakub kembali ke Kanaan dalam keadaan hidup.
6) Dengan adanya perintah / ijin Tuhan dan janji-janji Tuhan ini, maka Yakub lalu berangkat ke Mesir beserta seluruh keluarganya (Kejadian 46:5-7).
Sungguh indah kalau kitapun bisa hidup dan bertindak selalu di pusat kehendak Tuhan!
-AMIN-