1 PETRUS 4:12-19 (MENDERITA SEBAGAI ORANG KRISTEN)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

1 PETRUS 4:12-19 (MENDERITA SEBAGAI ORANG KRISTEN). 1 Petrus 4: 12: “Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu”.
1 PETRUS 4:12-19 (MENDERITA SEBAGAI ORANG KRISTEN)
otomotif, gadget, bisnis
1) “Saudara-saudara yang kekasih”.

Dari kata-kata ini terlihat bahwa Petrus menujukan bagian ini untuk orang kristen yang sejati.

Barclay: “it is only the real Christian who will be persecuted. The Christian who compromises with the world will not be persecuted” (= hanya orang kristen yang sejati yang akan dianiaya. Orang Kristen yang berkompromi dengan dunia tidak akan dianiaya) - hal 258.

2) “janganlah kamu heran ... , seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu”.

Kita sering kali heran akan adanya penderitaan. Dan keheranan ini sering dinyatakan dengan kata-kata ‘Why’ (= Mengapa?), atau ‘Why me?’ (= Mengapa aku?).

3) “akan nyala api siksaan”.

a) Kata ‘nyala api siksaan’ / ‘burning’ (Yunani: PUROSIS) menunjukkan hebatnya penderitaan.

b) Dalam ayat ini digunakan kata-kata dalam bentuk present participle, menunjukkan bahwa penderitaan itu sudah mulai (Pulpit Commentary hal 174).

c) Ada pertentangan pendapat tentang apa yang dimaksud dengan ‘nyala api siksaan’ ini.

1. Ada yang menganggap bahwa ini tak bisa kita tentukan dengan tepat.

Barnes’ Notes: “Referring, doubtless, to some severe persecution which was then impending. We have not the means of determining precisely what this was” (= Tak diragukan, menunjuk pada penganiayaan yang hebat yang pada saat itu sedang mendatang. Kita tidak mempunyai jalan untuk menentukan dengan tepat penganiayaan apa itu).

2. Ada yang menganggap ini menunjuk pada penganiayaan terhadap Gereja oleh kaisar Nero.

Pulpit Commentary: “The apostle is writing on the eve of the dreadful persecution of the Church by Nero, which was already beginning to be felt. ... No wonder if they thought the trial strange; even to us with our larger knowledge it always seems strange that the good should suffer, and often so severely” (= Sang rasul sedang menulis pada saat menjelang penganiayaan yang mengerikan terhadap Gereja oleh Nero, yang sudah mulai dirasakan. ... Tidak heran jika mereka menganggap pencobaan itu sebagai aneh; bahkan bagi kita dengan pengetahuan yang lebih banyak, selalu kelihatan aneh bahwa orang-orang baik / saleh harus menderita, dan seringkali dengan begitu hebat) - hal 193.

4) “yang datang kepadamu sebagai ujian”.

Tujuan dari penderitaan itu adalah sebagai ujian, jadi ini akan baik untuk mereka.

1 Petrus 4: 13: “Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya”.

1) “Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus”.

a) ‘penderitaan Kristus’.

Barnes’ Notes: “That is, sufferings of the same kind that he endured, and inflicted for the same reasons” (= Yaitu, penderitaan dari jenis yang sama seperti yang ia alami, dan diberikan karena alasan-alasan yang sama).

b) ‘bersukacitalah’.

Pulpit Commentary: “Christians should learn to rejoice in persecution; ... Suffering meekly borne draws the Christian nearer to Christ, lifts him, as on a cross, nearer to the crucified Lord; but this it does only when he looks to Jesus in his suffering, when the eye of faith is fixed upon the cross of Christ. Then faith unites the suffering of the disciple with the suffering of his Lord” (= Orang-orang kristen harus belajar untuk bersukacita dalam penganiayaan; ... Penderitaan yang ditanggung dengan lembut menarik orang Kristen lebih dekat kepada Kristus, mengangkatnya, seperti pada salib, lebih dekat kepada Tuhan yang tersalib; tetapi ini hanya terjadi pada waktu ia memandang kepada Yesus dalam penderitaannya, pada waktu mata iman diarahkan pada salib Kristus. Maka iman mempersatukan penderitaan dari sang murid dengan penderitaan dari Tuhannya) - hal 174.

Bandingkan dengan:

· Matius 5:10-12 - “(10) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (11) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (12) Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.’”.

· Ibrani 12:1-4 - “(1) Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (2) Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (3) Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. (4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah”.

2) “supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya”.

a) Pentingnya penderitaan / penganiayaan dan cara yang benar dalam menghadapinya.

Barclay: “Persecution is the way to glory. The Cross is the way to the crown” (= Penganiayaan adalah jalan kepada kemuliaan. Salib adalah jalan kepada mahkota) - hal 258.

Matthew Henry: “Those who rejoice in their sufferings for Christ shall eternally triumph and rejoice with him in glory” (= Mereka yang bersukacita dalam penderitaan mereka untuk Kristus akan menang secara kekal dan bersukacita dengan Dia dalam kemuliaan).

Pulpit Commentary: “Joy in suffering now is the earnest of the great joy of the redeemed at the revelation of that glory which they now see through a glass darkly” (= Sukacita dalam penderitaan sekarang adalah uang muka / jaminan dari sukacita yang besar dari orang-orang yang ditebus pada penyataan dari kemuliaan itu, yang sekarang mereka lihat melalui kaca dengan samar-samar) - hal 174.

b) Apakah kata-kata ini menunjukkan bahwa orang Kristen baru masuk surga pada saat Yesus datang keduakalinya?

Barnes’ Notes: “Every good man will have joy when, immediately at death, he is received into the presence of his Saviour; but his joy will be complete only when, in the presence of assembled worlds, he shall hear the sentence which shall confirm him in happiness forever” (= Setiap orang yang baik / saleh akan mempunyai sukacita pada saat, segera pada saat kematian, ia diterima ke dalam hadirat dari Juruselamatnya; tetapi sukacitanya akan sempurna / lengkap hanya pada waktu, pada kehadiran dari dunia yang dikumpulkan, ia mendengar kalimat yang meneguhkan dia dalam kebahagiaan selama-lamanya).

1 Petrus 4: 14: “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu”.

1) “Berbahagialah kamu”.

Barnes’ Notes: “The sense of the word ‘happy’ here is the same as ‘blessed’ in Matt. 5:3-5, etc. It means that they were to regard their condition or lot as a blessed one; not that they would find personal and positive enjoyment on being reproached and vilified. It would be a blessed condition, because it would be like that of their Saviour; would show that they were his friends; would be accompanied with rich spiritual influences in the present world; and would be followed by the rewards of heaven” (= Arti dari kata ‘berbahagialah’ di sini sama seperti kata ‘diberkatilah’ dalam Matius 5:3-5, dsb. Itu berarti bahwa mereka harus menganggap keadaan atau nasib mereka sebagai keadaan / nasib yang diberkati; bukan bahwa mereka mendapatkan penikmatan pribadi dan positif tentang keadaan dicela dan difitnah / dijelek-jelekkan. Itu adalah keadaan yang diberkati, karena itu merupakan keadaan seperti keadaan dari Juruselamat mereka; dan itu menunjukkan bahwa mereka adalah sahabat-sahabatNya; dan itu akan disertai dengan pengaruh-pengaruh rohani yang kaya dalam dunia sekarang ini; dan akan diikuti dengan pahala di surga).

Catatan: kata Yunani yang digunakan di sini sama dengan yang digunakan dalam ucapan bahagia (Matius 5:3-12).

2) “jika kamu dinista karena nama Kristus”.

KJV: ‘If ye be reproached’ (= Jika kamu dicela).

a) Penekanan pada ‘celaan’ / ‘hinaan’.

Calvin: “He mentions reproaches, because there is often more bitterness in them than in the loss of goods, or in the torments or agonies of the body; there is therefore nothing which is more grievous to ingenuous minds. For we see that many who are strong to bear want, courageous in torments, nay, bold to meet death, do yet succumb under reproach” (= Ia menyebutkan ‘celaan’, karena seringkali ada lebih banyak kepahitan dalam celaan dari pada dalam kehilangan harta benda / barang-barang, atau dalam siksaan atau penderitaan jasmani; karena itu tidak ada sesuatupun yang lebih menyedihkan bagi pikiran yang jujur / sederhana. Karena kami melihat bahwa banyak orang yang kuat memikul / menahan kekurangan, berani dalam siksaan, bahkan berani menghadapi kematian, tetapi menyerah di bawah celaan) - hal 135.

b) Kata-kata ini pasti berlandaskan kata-kata Yesus dalam Matius 5:11 - “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”.

Bdk. Kisah Para Rasul 5:41 - “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus”.

3) “sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu”.

a) Ada problem textual (ada manuscripts yang berbeda) dalam bagian ini.

1. Ada manuscript-manuscript yang menambahkan kata-kata ‘dan kuasa’.

Pulpit Commentary: “Two of the most ancient manuscripts, with some others, insert the words kai dunaweoj (KAI DUNAMEOS), ‘the Spirit of glory, and of power, and of God.’” [= Dua dari manuscript-manuscript yang paling kuno, dengan beberapa yang lain, memasukkan kata-kata kai dunaweoj (KAI DUNAMEOS), ‘Roh kemuliaan, dan kuasa, dan Roh Allah’] - hal 175.

2. KJV menambahkan suatu anak kalimat.

KJV: ‘If ye be reproached for the name of Christ, happy are ye; for the spirit of glory and of God resteth upon you: on their part he is evil spoken of, but on your part he is glorified’ (= Jika kamu dicela karena nama Kristus, berbahagialah kamu; karena Roh kemuliaan dan Roh Allah tinggal padamu: pada mereka Ia dibicarakan dengan jahat / buruk, tetapi padamu Ia dimuliakan).

Pulpit Commentary mengatakan bahwa bagian akhir dari terjemahan KJV itu tak ada dalam manuscript yang paling kuno, dan mungkin tidak asli, tetapi kata-kata itu benar.

b) Apa arti dari bagian ini?

Barnes’ Notes: “the meaning is, that they might expect that that Spirit would rest upon them, or abide with them, if they were persecuted for the cause of Christ. ... The essential idea is, that, if they were called to suffer in the cause of the Redeemer, they would not be left or forsaken. They might hope that God would impart his Spirit to them in proportion to their sufferings in behalf of religion, and that they would have augmented joy and peace. This is doubtless the case with those who suffer persecution, and this is the secret reason why they are so sustained in their trials. Their persecutions are made the reason of a much more copious effusion of the Spirit on their souls” (= artinya adalah, bahwa mereka boleh mengharapkan bahwa Roh itu akan terletak pada mereka atau tinggal pada mereka, jika mereka dianiaya untuk perkara Kristus. ... Gagasan yang perlu sekali adalah bahwa jika mereka dipanggil untuk menderita dalam perkara dari sang Penebus, mereka tidak akan ditinggalkan. Mereka bisa berharap bahwa Allah akan memberikan RohNya kepada mereka sebanding dengan penderitaan mereka demi kepentingan agama, sehingga mereka akan bertambah / bertumbuh dalam sukacita dan damai. Ini, tak diragukan, merupakan kasus dari mereka yang mengalami penganiayaan, dan ini merupakan alasan rahasia mengapa mereka begitu ditopang dalam ujian / pencobaan mereka. Penganiayaan mereka dijadikan alasan dari suatu pencurahan Roh yang jauh lebih banyak pada jiwa mereka).

Barnes’ Notes: “The same principle applies, doubtless, to all the forms of trial which the children of God pass through; and in sickness, bereavement, loss of property, disappointment in their worldly plans, and death itself, they may hope that larger measures of the Spirit’s influences will rest upon them. Hence, it is often gain to the believer to suffer” (= Tak diragukan bahwa prinsip yang sama berlaku pada semua bentuk dari ujian / pencobaan yang dilalui anak-anak Allah; dan dalam kesakitan, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan milik, kekecewaan dalam rencana duniawi mereka, dan kematian itu sendiri, mereka bisa berharap bahwa ukuran yang lebih besar dari pengaruh Roh akan ada / tinggal pada mereka. Karena itu, seringkali merupakan suatu keuntungan bagi orang percaya untuk menderita).

1 PETRUS 4:12-19 (2)

1 Petrus 4: 15: “Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau”.

1) “Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat”.

Pulpit Commentary: “Let us see to it that we do not take ourselves the comforts of those who suffer for Christ’s sake, when we really suffer for our sins’ sake” (= Hendaklah kita menjaga supaya kita tidak mengambil untuk diri kita sendiri penghiburan-penghiburan dari mereka yang menderita karena Kristus, pada waktu kita sebenarnya menderita karena dosa-dosa kita) - hal 194.

2) “atau pengacau”.

Terjemahan ini salah, dan RSV menterjemahkan secara sama salahnya.

RSV: ‘a mischief-maker’ (= seorang pengacau / pembuat kejahatan).

Ketiga Kitab Suci bahasa Inggris menterjemahkan secara serupa, demikian juga dengan Interlinear Greek - English.

KJV: ‘a busybody in other men’s matters’ (= orang yang suka ikut campur dalam urusan orang lain).

NIV: ‘a meddler’ (= seorang yang suka mencampuri urusan orang lain).

NASB: ‘a troublesome meddler’ (= seorang pengganggu yang suka mencampuri urusan orang lain).

Interlinear: ‘a pryer into other men’s affairs’ (= seorang yang mencampuri urusan orang lain).

a) Ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud di sini adalah suatu dosa tertentu terhadap pemerintahan, yang banyak terdapat pada saat itu dalam kalangan orang-orang Yahudi.

Editor dari Calvin’s Commentary: “The sin here referred to must have some public act, punishable by law. The word means an observer of other people’s affairs, but he must have done so for some sinister purpose. He was probably a pryer into matters of state or government in order to create discontent and to raise commotions; and this was an evil which prevailed much at the time among the Jews. Hence ‘seditions,’ or factions, would convey probably the right meaning” (= Dosa yang ditunjuk di sini pasti merupakan tindakan umum, yang bisa dihukum oleh hukum. Kata itu berarti ‘seorang pengamat dari urusan orang lain’, tetapi ia pasti berbuat demikian untuk tujuan yang jahat. Mungkin ia adalah seorang yang mengintip ke dalam persoalan-persoalan / urusan-urusan dari negara atau pemerintahan untuk menciptakan ketidak-puasan dan untuk membangkitkan huru hara; dan ini merupakan kejahatan yang banyak terjadi pada saat itu di kalangan orang-orang Yahudi. Jadi, ‘hasutan’, atau golongan oposisi mungkin memberikan arti yang benar) - hal 137 (footnote).

b) Ada juga yang menganggap ini adalah dosa biasa, yang banyak terdapat dimana saja, yaitu ‘suka mencampuri urusan orang lain’.

Pulpit Commentary: “Perhaps few now need fear being ‘murderers’ or ‘malefactors,’ but many may be on their guard against being ‘meddlers.’” (= Mungkin sekarang sedikit yang perlu takut untuk menjadi ‘pembunuh’ atau ‘penjahat’, tetapi banyak harus berhati-hati untuk tidak menjadi ‘orang yang mencampuri urusan orang lain’) - hal 199.

Pulpit Commentary: “This clause represents one Greek word, a]llotrioepiskopos (ALLOTRIOEPISKOPOS); it means an e]piskopos (EPISKOPOS), inspector, overseer (‘bishop’ is the modern form of the word), of other men’s matters - of things that do not concern him” [= Anak kalimat ini mewakili satu kata Yunani a]llotrioepiskopos (ALLOTRIOEPISKOPOS); itu berarti seorang e]piskopos (EPISKOPOS), inspektur, pengawas / penilik (‘uskup’ adalah bentuk modern dari kata ini), dari persoalan / urusan orang lain - dari hal-hal yang bukan urusannya] - hal 175.

Pulpit Commentary menambahkan bahwa kata EPISKOPOS di sini tentu tidak diartikan secara gerejani. Jadi yang dimaksud bukan betul-betul seorang penatua / penilik, tetapi orang, yang sekalipun tidak punya kepentingan, bersikap seakan-akan ia adalah seorang penilik, yang berhak mengurusi.

Barnes’ Notes: “The Greek word used here ALLOTRIOEPISKOPOS occurs nowhere else in the New Testament. It means, properly, an inspector of strange things, or of the things of others. ... one who busies himself with what does not concern him; that is, one who pries into the affairs of another; who attempts to control or direct them as if they were his own. In respect to the vice here condemned, see the notes at Phil 2:4. Compare 2 Thes 3:11, and 1 Tim. 5:13” (= Kata Yunani yang digunakan di sini ALLOTRIOEPISKOPOS tidak muncul di tempat lain dalam Perjanjian Baru. Tepatnya, itu berarti ‘seorang pengawas dari hal-hal yang aneh’, atau ‘dari hal-hal dari orang-orang lain’. ... ‘seseorang yang menyibukkan dirinya sendiri dengan apa yang bukan urusannya’, yaitu ‘seseorang yang mencampuri urusan-urusan dari orang lain’; ‘yang mencoba untuk mengontrol atau mengarahkan urusan-urusan itu seakan-akan itu adalah urusannya sendiri’. Berkenaan dengan perbuatan jahat yang dikecam di sini, lihat catatan pada Filipi 2:4. Bandingkan dengan 2Tesalonika 3:11, dan 1Timotius 5:13).

1Timotius 5:13 - “Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas”.

Bagian yang saya garis bawahi oleh NIV diterjemahkan: ‘but also gossips and busybodies, saying things they ought not to’ (= tetapi juga penggosip dan orang-orang yang suka mencampuri urusan orang lain, mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak mereka katakan).

2Tesalonika 3:11 - “Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna”.

KJV: ‘For we hear that there are some which walk among you disorderly, working not at all, but are busybodies’ (= Karena kami mendengar bahwa ada beberapa orang yang hidup dengan kacau di tengah-tengah kamu, tidak bekerja sama sekali, tetapi suka mencampuri urusan orang lain).

NIV: ‘We hear that some among you are idle. They are not busy; they are busybodies’ (= Kami mendengar bahwa beberapa dari antara kamu malas. Mereka tidak sibuk; mereka suka mencampuri urusan orang lain).

Filipi 2:4 - “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”.

Barnes’ Notes (tentang Fil 2:4): “That is, be not selfish. Do not let your care and attention be wholly absorbed by your own concerns, or by the concerns of your own family. Evince a tender interest for the happiness of the whole, and let the welfare of others lie near your hearts. This, of course, does not mean that there is to be any improper interference in the business of others, or that we are to have the character of ‘busy-bodies in other people’s matters’ ...; but that we are to regard with appropriate solicitude the welfare of others, and to strive to do them good” [= Yaitu, jangan egois. Janganlah perhatianmu seluruhnya diserap oleh kepentinganmu sendiri, atau oleh kepentingan keluargamu sendiri. Tunjukkan secara jelas suatu perhatian yang lembut untuk kebahagiaan dari seluruhnya (seluruh tubuh Kristus), dan hendaklah kesejahteraan dari orang-orang lain terletak dekat dengan hatimu. Tentu saja ini tidak berarti bahwa ada suatu campur tangan yang tidak benar dalam urusan orang-orang lain, atau bahwa kita harus mempunyai karakter dari ‘orang yang suka mencampuri urusan orang lain’ ...; tetapi bahwa kita harus memperhatikan dengan perhatian yang tepat / pantas kesejahteraan dari orang-orang lain, dan berjuang untuk kebaikan mereka].

Filipi 2:4 ini menganjurkan ‘ikut campur yang positif’. Misalnya memperhatikan orang yang dalam kebutuhan / kesusahan, dan menolong / menghibur mereka. Atau juga memperhatikan orang-orang yang membolos dari kebaktian, tidak ikut Pemahaman Alkitab, tidak pelayanan, dsb, dan mendorong / menasehati mereka supaya rajin dalam hal-hal itu.

Pulpit Commentary: “They must not suffer as evil-doers; nor even as busybodies. They must imitate the Lord Jesus, who said, ‘Man, who made me a judge or a divider over you?’ (Luke 12:14). ‘Be much at home,’ says Leighton, ‘setting things at rights within your own breast, where there is so much work, and such daily need of diligence, and then you will find no leisure for unnecessary idle prying into the ways and affairs of others; and further than your calling and the rules of Christian charity engage you, you will not interpose in any matters without you, nor be found proud and censorious, as the world is ready to call you.’” [= Mereka tak boleh menderita sebagai pembuat kejahatan, bahkan tidak sebagai orang yang suka mencampuri urusan orang lain. Mereka harus meniru Tuhan Yesus, yang berkata: ‘Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?’ (Lukas 12:14). Leighton berkata: ‘Krasanlah, dengan membereskan hal-hal dalam hatimu sendiri, dimana ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan dibutuhkan kerajinan setiap hari, maka kamu tidak akan mempunyai waktu luang untuk tindakan mengurusi / mengintip, yang tidak perlu dan malas, ke dalam jalan dan urusan dari orang-orang lain; dan kamu tidak akan ikut campur dari persoalan-persoalan apapun di luar dirimu lebih jauh dari panggilanmu dan dari yang diminta oleh peraturan kasih Kristen, dan tidak akan didapati bangga dan bersikap mencela, sebagaimana dunia ini siap memanggilmu’] - hal 181.

Lukas 12:13-14 - “(13) Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: ‘Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.’ (14) Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?’”.

1 Petrus 4: 16: “Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu”.

1) “Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen”.

Tentang istilah ‘Christian’ (= Orang Kristen), perhatikan komentar di bawah ini.

Pulpit Commentary: “The name was probably invented by the heathen, and used at first as a term of derision; ... it was not commonly used among believers till after New Testament times. Then they began to discern its admirable suitableness. It reminded them that the centre of their religion was not a system of doctrines, but a Person, and that Person the Messiah, the Anointed of God. ... It reminded them that they too were anointed, that they had an unction from the Holy One” (= Nama / sebutan itu mungkin ditemukan oleh orang-orang kafir, dan mula-mula digunakan sebagai suatu istilah ejekan; ... itu tidak digunakan secara umum di antara orang-orang percaya sampai setelah jaman Perjanjian Baru. Lalu mereka mulai melihat kecocokan yang mengagumkan. Itu mengingatkan mereka bahwa pusat dari agama mereka bukanlah suatu sistim dari doktrin-doktrin, tetapi seorang Pribadi, dan Pribadi itu adalah Mesias, Yang Diurapi dari Allah. ... Itu mengingatkan mereka bahwa mereka juga diurapi, bahwa mereka mempunyai urapan dari Yang Kudus) - hal 175.

2) “maka janganlah ia malu”.

Barnes’ Notes: “Christians now, though not subjected to open persecution, are frequently reproached by the world on account of their religion; and though the rack may not be employed, and the fires of martyrdom are not enkindled, yet it is often true that one who is a believer is called to ‘suffer as a Christian.’ He may be reviled and despised. His views may be regarded as bigoted, narrow, severe. Opprobrious epithets, on account of his opinions, may be applied to him. His former friends and companions may leave him because he has become a Christian. A wicked father, or a frivilous and worldly mother, may oppose a child, or a husband may revile a wife, on account of their religion. In all these cases, the same spirit essentially is required which was enjoined on the early Christian martyrs. We are never to be ashamed of our religion, whatever results may follow from our attachment to it” (= Orang-orang kristen sekarang, sekalipun tidak menjadi sasaran dari penganiayaan secara terbuka, sering dicela oleh dunia karena agama mereka; dan sekalipun tidak digunakan penyiksaan, dan api dari kematian syahid tidak dinyalakan, tetapi seringkali merupakan sesuatu yang benar bahwa orang yang adalah seorang percaya dipanggil untuk ‘menderita sebagai seorang Kristen’. Ia mungkin / bisa dicerca dan dihina / dipandang rendah. Pandangannya bisa dianggap sebagai fanatik, sempit / picik, keras. Julukan-julukan yang memalukan / menghina, karena pandangan-pandangannya, bisa diterapkan kepadanya. Teman-teman dan rekan-rekannya dulu bisa meninggalkannya karena ia telah menjadi orang Kristen. Seorang ayah yang jahat, atau seorang ibu yang tolol dan duniawi, bisa menentang seorang anak, atau seorang suami bisa mencerca seorang istri, karena agama mereka. Dalam semua kasus ini, pada hakekatnya dibutuhkan roh yang sama dengan yang melekat pada para martir Kristen yang mula-mula. Kita tidak boleh malu pada agama kita, apapun akibat yang akan terjadi karena pembaktian kita kepadanya).

Bandingkan dengan:
2Timotius 1:8 - “Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah”.
Roma 1:16 - “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani”.

Bagian yang saya garis bawahi itu salah terjemahan.

KJV: ‘For I am not ashamed of the gospel of Christ’ (= Karena aku tidak malu karena Injil Kristus).

NIV: ‘I am not ashamed of the gospel’ (= Aku tidak malu karena Injil).

3) “melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu”.

KJV: ‘but let him glorify God on this behalf’ (= tetapi hendaklah ia memuliakan Allah karena hal ini).

RSV: ‘but under that name let him glorify God’ (= tetapi di bawah nama itu hendaklah ia memuliakan Allah).

NIV: ‘but praise God that you bear that name’ (= tetapi pujilah Allah bahwa engkau memakai nama itu).

NASB: ‘but in that name let him glorify God’ (= tetapi dalam nama itu hendaklah ia memuliakan Allah).

Perbedaan terjemahan pada bagian akhir dari ay 16 ini, antara KJV yang tidak mempunyai kata ‘nama’ dan terjemahan-terjemahan yang lain, disebabkan karena ada perbedaan manuscripts. Tetapi pada umumnya terjemahan-terjemahan yang lain yang diterima.

Kata ‘Kristus’ dalam Kitab Suci Indonesia sebetulnya tidak ada, sehingga kata ‘nama’ bisa menunjuk kepada nama Kristus atau kepada nama orang Kristen.

Pulpit Commentary: “The best-supported reading is e]n t& o]nomati tout& (EN TO ONOMATI TOUTO). This may be understood as an idiom, in the same sense as the reading of the Authorized Version; but it is better to translate it literally, ‘in this name,’ i.e. either the name of Christ, or (more probably, perhaps) that of Christian” [= Pembacaan yang paling didukung adalah e]n t& o]nomati tout& (EN TO ONOMATI TOUTO). Ini bisa dimengerti sebagai suatu ungkapan, dalam arti yang sama seperti pembacaan dari AV / KJV; tetapi adalah lebih baik untuk menterjemahkannya secara hurufiah, ‘dalam nama itu’, yaitu, atau nama Kristus, atau (mungkin, lebih memungkinkan) nama dari orang Kristen] - hal 175.

1 PETRUS 4:12-19 (3)

1 Petrus 4: 17: “Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?”.

1) “Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai”.

a) Kata-kata ‘sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai’ menunjukkan bahwa yang dimaksud di sini bukanlah penghakiman terakhir pada akhir jaman nanti, tetapi penghakiman sekarang di dunia ini.

b) Dengan demikian, 1 Petrus 4: 17 ini bertentangan dengan doktrin tentang api pencucian dari Gereja Roma Katolik.

Doktrin api pencucian dari Gereja Roma Katolik mengatakan bahwa setelah mati, pada saat di antara kematian seseorang dan kedatangan Kristus yang keduakalinya, maka orang-orang itu disucikan, dalam api pencucian, yang tentu saja sangat menyakitkan, sampai dosa-dosa mereka dibersihkan, baru mereka bisa masuk surga.

Alan M. Stibbs menggunakan 1 Petrus 4: 17 ini untuk menentang ajaran tentang api pencucian ini. Argumentasinya adalah: ay 17 ini menunjukkan bahwa kalau kita membutuhkan penyucian sebelum masuk surga, maka penyucian itu dilakukan dalam hidup ini, bukan pada saat di antara kematian kita dan kedatangan Kristus yang keduakalinya.

Alan M. Stibbs: “in so far as those who become Christians need purgatorial cleansing before they can share the heavenly glory, it is meted out to them, not in some intermediate state, but in this life” (= dalam persoalan dimana mereka yang menjadi orang Kristen membutuhkan penyucian sebelum mereka bisa mendapatkan kemuliaan surgawi, itu diberikan kepada mereka, bukan antara saat mereka mati dan kedatangan kedua dari Kristus, tetapi dalam hidup ini) - hal 163-164.

2) “dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita”.

Kata-kata ‘rumah Allah’ jelas menunjuk kepada ‘gereja’, dan kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang kristen’. Jadi bagian ini mengatakan bahwa orang kristen / gereja akan dihakimi lebih dulu oleh Allah.

a) Kadang-kadang Tuhan memulai penghakiman terhadap orang di luar gereja seperti dalam Zef 3:6-7, dengan tujuan supaya anak-anakNya menjadi takut dan lalu mentaatiNya, seperti dalam Zef 3:6-7 (Alexander Nisbet, hal 183).

Zef 3:1-7 - “(1) Celakalah si pemberontak dan si cemar, hai kota yang penuh penindasan! (2) Ia tidak mau mendengarkan teguran siapapun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada TUHAN ia tidak percaya dan kepada Allahnya ia tidak menghadap. (3) Para pemukanya di tengah-tengahnya adalah singa yang mengaum; para hakimnya adalah serigala pada waktu malam yang tidak meninggalkan apapun sampai pagi hari. (4) Para nabinya adalah orang-orang ceroboh dan pengkhianat; para imamnya menajiskan apa yang kudus, memperkosa hukum Taurat. (5) Tetapi TUHAN adil di tengah-tengahnya, tidak berbuat kelaliman. Pagi demi pagi Ia memberi hukumNya; itu tidak pernah ketinggalan pada waktu fajar. Tetapi orang lalim tidak kenal malu! (6) ‘Aku telah melenyapkan bangsa-bangsa; menara-menara penjuru mereka telah musnah. Aku telah merusakkan jalan-jalannya, sehingga tidak ada orang yang lewat. Kota-kota mereka telah ditanduskan, sehingga tidak ada orang dan tidak ada penduduk. (7) Aku sangka: Tentulah ia sekarang akan takut kepadaKu, akan mempedulikan kecaman dan segala yang Kutugaskan kepadanya tidak akan lenyap dari penglihatannya. Tetapi sesungguhnya mereka makin giat menjadikan busuk perbuatan mereka”.

Ay 1-5 menunjukkan kebejatan Yehuda / Yerusalem. Ay 6 menunjukkan Tuhan menghancurkan bangsa-bangsa kafir, dan ay 7 menunjukkan tujuannya, yaitu ‘Tentulah ia (Yerusalem / Yehuda) sekarang akan takut kepadaKu’.

b) Tetapi kadang-kadang, dan mungkin bahkan pada umumnya, terjadi sebaliknya, dimana Allah menghakimi gereja / orang kristen lebih dulu, seperti yang dikatakan dalam ay 17 ini. Mengapa?

Calvin: “It was formerly usual with the Lord, as all the prophets witness, to exhibit the first examples of his chastisements in his own people, as the head of a family corrects his own children rather than those of strangers” (= Dahulu merupakan sesuatu yang biasa dengan Tuhan, seperti semua nabi bersaksi, untuk menunjukkan contoh-contoh pertama dari penghajaranNya dalam umatNya sendiri, seperti kepala dari suatu keluarga mengoreksi anak-anaknya sendiri dari pada mereka yang adalah orang-orang asing) - hal 138.

Calvin: “For though God is the judge of the whole world, yet he would have his providence to be especially acknowledged in the government of his own Church” (= Karena sekalipun Allah adalah hakim dari seluruh dunia, tetapi Ia menginginkan bahwa providensiaNya diakui khususnya dalam pemerintahan GerejaNya sendiri) - hal 138.

Bandingkan dengan:

· Yesaya 10:12 - “Tetapi apabila Tuhan telah menyelesaikan segala pekerjaanNya di gunung Sion dan di Yerusalem, maka Ia akan menghukum perbuatan ketinggian hati raja Asyur dan sikapnya yang angkuh sombong”.

· Yehezkiel 9:6 - “Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudusKu!’ Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci”.

· Yeremia 25:15-29 - “(15) Beginilah firman TUHAN, Allah Israel, kepadaku: ‘Ambillah dari tanganKu piala berisi anggur kehangatan amarah ini dan minumkanlah isinya kepada segala bangsa yang kepadanya Aku mengutus engkau, (16) supaya mereka minum, menjadi terhuyung-huyung dan bingung karena pedang yang hendak Kukirimkan ke antaranya. (17) Maka aku mengambil piala itu dari tangan TUHAN, lalu meminumkan isinya kepada segala bangsa yang kepadanya TUHAN mengutus aku, (18) yakni kepada Yerusalem dan kota-kota Yehuda, beserta raja-rajanya dan pemuka-pemukanya, untuk membuat semuanya itu menjadi reruntuhan, ketandusan dan sasaran suitan dan kutuk seperti halnya pada hari ini; (19) kepada Firaun, raja Mesir, beserta pegawai-pegawainya, dan pemuka-pemukanya, dan segenap rakyatnya, (20) juga kepada semua orang campuran dari berbagai-bagai bangsa; kepada semua raja negeri Us; kepada semua raja negeri Filistin, yakni Askelon, Gaza, Ekron dan orang-orang yang masih tinggal hidup di Asdod; (21) kepada Edom, Moab dan bani Amon; (22) kepada semua raja Tirus, semua raja Sidon dan kepada raja-raja tanah pesisir di seberang laut; (23) kepada Dedan, Tema, Bus dan kepada orang-orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling; (24) kepada semua raja Arab yang tinggal di padang gurun; (25) kepada semua raja Zimri, kepada semua raja Elam dan kepada semua raja Madai; (26) kepada semua raja dari utara, yang dekat dan yang jauh, satu demi satu, dan kepada semua kerajaan dunia yang ada di atas muka bumi; juga raja Sesakh akan meminumnya sesudah mereka. (27) Kemudian haruslah kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Minumlah sampai mabuk dan muntah-muntah! Rebahlah dan jangan bangun lagi, oleh karena pedang yang hendak Kukirimkan ke antara kamu! (28) Tetapi apabila mereka enggan menerima piala itu dari tanganmu untuk meminum isinya, maka haruslah kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kamu wajib meminumnya! (29) Sebab sesungguhnya di kota yang namaKu telah diserukan di atasnya Aku akan mulai mendatangkan malapetaka; masakan kamu ini akan bebas dari hukuman? kamu tidak akan bebas dari hukuman, sebab Aku ini mengerahkan pedang ke atas segenap penduduk bumi, demikianlah firman TUHAN semesta alam”.

Catatan:

¨ Perhatikan bahwa dalam daftar orang-orang / bangsa-bangsa yang dihukum dalam ay 18-26, Yerusalem, kota-kota Yehuda, raja-raja dan pemuka-pemukanya, menempati urutan pertama!

¨ Dan juga perhatikan bagian yang saya garis bawahi dari ay 29.

Pada waktu Tuhan menghakimi gereja, maka perlu diketahui bahwa Ia bersikap berbeda terhadap 2 golongan yang ada dalam gereja, yaitu orang Kristen KTP dan orang Kristen yang sejati.

1. Terhadap orang Kristen KTP, Tuhan bisa betul-betul menghukum.

Jadi mereka ini bisa saja mengalami hal-hal yang betul-betul membawa kerugian bagi mereka (ingat bahwa Roma 8:28 hanya berlaku untuk orang Kristen sejati). Bisa saja mereka mengalami hal-hal yang begitu berat, sehingga menjadi gila, murtad, bunuh diri dan sebagainya. Atau, Tuhan membunuh mereka dan lalu membuang mereka ke dalam neraka.

2. Terhadap orang Kristen yang sejati.

Ada 3 hal yang Tuhan tidak bisa lakukan pada waktu Ia menghakimi orang kristen yang sejati / anak-anakNya sendiri:

a. Tuhan tidak bisa membuang mereka ini ke dalam neraka, atau menghancurkan keselamatan mereka.

Ini terlihat dari kata-kata ‘orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan’ (ay 18a).

‘Orang benar’ menunjukkan orang yang dibenarkan karena iman kepada Kristus (Roma 3:24 Roma 5:1,9). Sekalipun dalam faktanya hidup mereka tidak benar secara murni, tetapi mereka haruslah berjuang untuk hidup suci / benar (1Yohanes 2:6).

Kata-kata ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’ menunjukkan bahwa mereka tidak mungkin tidak selamat! Bdk. Matius 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga”.

Ada cerita tentang orang kristen dan orang kafir yang berbicara tentang neraka. Orang kafir itu lalu berkata: ‘Saya tidak percaya akan adanya neraka. Neraka adalah dunia yang penuh penderitaan ini. Sekarang kita ada di neraka’. Orang kristen itu lalu menjawab: ‘Ada 3 alasan mengapa saya yakin bahwa ini bukan neraka.
Pertama: di sana ada air dan kamu bisa minum, sedangkan tidak ada air dalam neraka.
Kedua: saya sekarang sedang menginjili kamu, sedangkan tidak ada injil dalam neraka.
Ketiga: saya orang kristen, dan tidak ada orang kristen dalam neraka’.

Saya cuma mau menekankan yang ketiga: tidak ada orang kristen masuk neraka!

b. Tuhan tidak bisa betul-betul menghukum.

Pulpit Commentary: “We are not to think of condemnatory judgment, but rather of the corrective judgment” (= Kita tidak boleh berpikir tentang penghakiman yang menghukum, tetapi tentang penghakiman yang memperbaiki / mengoreksi) - hal 204.

Bahwa orang percaya tidak bisa dihukum, terlihat jelas dari Roma 8:1 yang berbunyi: “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus”.

Mengapa? Karena semua hukuman sudah ditanggung oleh Kristus di atas kayu salib.

Charles Haddon Spurgeon: “Memory looks back on past sins with deep sorrow for the sin, but yet with no dread of any penalty to come; for Christ has paid the debt of His people to the last jot and tittle, and received the divine receipt; and unless God can be so unjust as to demand double payment for one debt, no soul for whom Jesus died as a substitute can ever be cast into hell. It seems to be one of the very principles of our enlightened nature to believe that God is just; we feel that it must be so, and this gives us our terror at first; but is it not marvelous that this very same belief that God is just, becomes afterwards the pillar of our confidence and peace! If God is just, I, a sinner alone and without a substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead and is punished for me; and now, if God is just, I, a sinner, standing in Christ, can never be punished” (= Ingatan melihat ke belakang kepada dosa-dosa yang lalu dengan kesedihan yang dalam untuk dosa, tetapi tanpa rasa takut terhadap hukuman yang akan datang; karena Kristus telah membayar hutang umatNya sampai pada hal yang paling kecil / remeh, dan telah menerima kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa begitu tidak adil / benar sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang, tidak ada jiwa, untuk siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan ke dalam neraka. Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah diterangi untuk percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa haruslah demikian, dan ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi tidakkah merupakan sesuatu yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang sama bahwa Allah itu adil / benar, setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak dari keyakinan dan damai kita! Jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, sendirian dan tanpa seorang pengganti, harus dihukum; tetapi Yesus telah menggantikan saya dan dihukum untuk saya; dan sekarang, jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, berdiri dalam Kristus, tidak pernah bisa dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25, morning.

c. Tuhan tidak bisa memberikan sesuatu yang nantinya akan betul-betul merugikan anak-anakNya ini.

Roma 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Ini memang menunjukkan ‘segi enak’ dari orang kristen yang sejati! Karena itu jadilah kristen yang sejati! Jangan sekedar datang ke gereja, dibaptis, dsb, tetapi tidak sungguh-sungguh percaya kepada Kristus! Percayalah dan terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara.

Sekarang kita kembali pada penghakiman Allah terhadap anak-anakNya ini. Apa yang dilakukan oleh Allah pada waktu menghakimi orang kristen sejati dalam gereja ini? Allah ‘cuma’ menghajar / mendisiplin dalam kasih, demi kebaikan mereka.

Pulpit Commentary: “We are not to think of condemnatory judgment, but rather of the corrective judgment referred to in 1Cor. 11:32, ‘But when we are judged, we are chastened of the Lord, that we should not be condemned with the world.’” (= Kita tidak boleh berpikir tentang penghakiman yang menghukum, tetapi tentang penghakiman yang mengkoreksi, yang ditunjukkan dalam 1Kor 11:32, ‘Tetapi pada waktu kita dihakimi, kita dihajar oleh Tuhan, supaya kita tidak dihukum dengan dunia’) - hal 204.

1Korintus 11:32 - “Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia”. Ayat ini salah terjemahan.

KJV: ‘But when we are judged, we are chastened of the Lord, that we should not be condemned with the world’ (= Tetapi pada waktu kita dihakimi, kita dihajar oleh Tuhan, supaya kita tidak dihukum dengan dunia).

Bdk. Ibrani 12:6-11 - “(6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.’ (7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. (9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? (10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya. (11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya”.

Tetapi jangan anggap remeh pendisiplinan Tuhan, yang dilakukan demi kebaikan kita ini. Kalau tadi saya menunjukkan ‘segi enak’ dari dari orang Kristen yang sejati, dan juga dari kata-kata ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’ (1 Petrus 4:18), dimana kata-kata itu menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati tidak bisa kehilangan keselamatannya, maka sekarang saya akan menunjukkan ‘segi tidak enaknya’ dari kata-kata itu. Kata-kata ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’ itu juga menunjukkan betapa beratnya ikut Kristus sampai akhir, dan betapa hebatnya pendisiplinan Tuhan atas diri mereka.

Contoh menyolok tentang hebatnya pendisiplinan Tuhan ini adalah dalam kasus Yunus. Karena itu kalau saudara adalah orang Kristen sejati, maka janganlah meremehkan dosa. Sebaliknya, kuduskanlah diri / hidup saudara.

Pulpit Commentary: “God hates sin; he hates it most in those who are nearest to him. ... the sins of Christians, committed against light and against knowledge, are more grievous than the sins of those who know not the gospel” (= Allah membenci dosa; Ia membencinya paling hebat dalam mereka yang paling dekat dengan Dia. ... dosa-dosa orang Kristen, dilakukan terhadap terang dan pengetahuan, adalah lebih menyedihkan dari pada dosa-dosa dari mereka yang tidak mengenal injil) - hal 182.

Juga, karena kontex dari 1Petrus 4:17-18 itu adalah orang kristen yang menderita, bahkan yang menderita demi Kristus (1Petrus 4:12-16), maka adanya penghakiman kepada gereja ini menyebabkan kita:

· tidak boleh mundur, kecewa, menjadi suam, dsb. Ingat bahwa ini juga adalah sikap yang berdosa, yang akan dihakimi oleh Tuhan.

· tidak boleh meniru orang-orang jahat, karena pada akhirnya ini akan dihakimi lebih berat lagi.

1 PETRUS 4:12-19 (4)

3) “Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?”.

a) Tadi dikatakan bahwa Tuhan memulai penghakiman dalam gereja; dan sementara itu Ia belum menghakimi orang dunia / orang non Kristen.

Sementara Tuhan menghakimi gereja dan belum menghakimi dunia, maka orang dunia, sekalipun sangat berdosa, kelihatannya bisa hidup enak dan bahkan makin lama makin jaya. Kesehatan, keuangan, bisnis / pekerjaan, study, keluarga, pacaran, dsb, semua bisa saja berjalan lancar.

Ini bisa kelihatan sangat tidak adil. Orang Kristen yang sekalipun berusaha taat, tetapi tetap mempunyai dosa, sehingga dihajar oleh Tuhan sehingga bisnis / ekonominya berantakan, kesehatannya memburuk, keluarganya kacau, dsb. Sedangkan orang dunia yang sama sekali tidak peduli Tuhan, dan hidup dalam dosa semaunya sendiri, justru kelihatannya hidup enak. Ini yang digambarkan dalam kedua text di bawah ini:

· Ayub 21:7-13 - “(7) Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? (8) Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka. (9) Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka. (10) Lembu jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina mereka beranak dan tidak keguguran. (11) Kanak-kanak mereka dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak mereka melompat-lompat. (12) Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi, dan bersukaria menurut lagu seruling. (13) Mereka menghabiskan hari-hari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke dalam dunia orang mati”.

· Mazmur 73:3-12 - “(3) Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. (4) Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; (5) mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. (6) Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. (7) Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. (8) Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. (9) Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. (10) Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. (11) Dan mereka berkata: ‘Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?’ (12) Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!”.

Calvin: “he seems in a manner to spare the reprobate, and to be severe towards the elect” (= Ia kelihatannya dengan suatu cara menyayangkan orang-orang yang ditentukan untuk binasa, dan bersikap keras terhadap orang-orang pilihan) - hal 139.

Tetapi orang dunia yang hidup enak ini harus hati-hati, karena Kitab Suci mengatakan bahwa semua ini menunjukkan mereka ‘disimpan untuk hari penghakiman’.

2Petrus 2:9-10a - “(9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman, (10a) terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah”.

Bandingkan juga dengan:

· Mazmur 73:18-20 - “(18) Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. (19) Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! (20) Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina”.

· Mazmur 37:1-2 - “(1) Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; (2) sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau”.

Calvin: “God so regulates his judgments in this world, that he fattens the wicked for the day of slaughter” (= Allah mengatur penghakimanNya dalam dunia ini sedemikian rupa, sehingga Ia menggemukkan orang jahat untuk hari penyembelihan) - hal 139.

Calvin: “He therefore passes by their many sins, and, as it were, connives at them. In the meantime, he restores by corrections his own children, for whom he has a care, to the right way, whenever they depart from it” (= Karena itu Ia melewati dosa-dosa mereka yang banyak, dan seakan-akan berpura-pura tak melihat dosa-dosa itu. Sementara itu, Ia memulihkan, dengan koreksi, anak-anakNya, untuk siapa Ia mempunyai kepedulian / perhatian, kepada jalan yang benar, kapanpun mereka menyimpang darinya) - hal 139.

b) Lambat atau cepat, kalau orang dunia itu tidak bertobat / datang dan percaya kepada Kristus, maka Tuhan akan menghakimi dan menghukum mereka. Pada waktu Petrus berbicara tentang penghakiman Tuhan kepada orang di luar gereja, ia memaksudkan penghakiman pada akhir jaman.

Pulpit Commentary: “But if the righteous is scarcely saved, what hope of salvation have the careless and the slothful?” (= Tetapi jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, harapan keselamatan apa yang dimiliki oleh orang yang ceroboh dan malas?) - hal 182.

Calvin: “God is the judge of the world, and that, therefore, no one can escape his hand with impunity. He hence infers, that a dreadful vengeance will soon overtake those whose condition seems now favourable. The design of what he says, ... is to shew that the children of God should not faint under the bitterness of present evils, but that they ought, on the contrary, calmly to bear their afflictions for a short time, as the issue will be salvation, while the ungodly will have to exchange a fading and fleeting prosperity for eternal perdition” (= Allah adalah hakim dari dunia ini, dan bahwa, karena itu, tak seorangpun bisa lolos dari tanganNya tanpa dihukum. Karena itu, ia menunjukkan bahwa suatu pembalasan yang menakutkan akan segera menyusul mereka yang keadaannya sekarang kelihatannya menyenangkan. Tujuan dari apa yang ia katakan, ... adalah untuk menunjukkan bahwa anak-anak Allah tidak lemah di bawah kepahitan dari kejahatan-kejahatan saat ini, tetapi sebaliknya bahwa mereka harus dengan tenang memikul penderitaan mereka untuk waktu yang singkat, karena hasilnya adalah keselamatan, sementara orang-orang jahat akan harus menukar suatu kemakmuran yang memudar dan berlalu untuk hukuman / kehancuran kekal) - hal 140.

Catatan: bandingkan bagian yang saya garis bawahi itu dengan Matius 24:12 - “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”.

Pada penghakiman akhir jaman, kecuali saudara mempunyai Kristus sebagai Juruselamat / Penebus dosa, maka saudara tidak ada harapan untuk selamat, dan harus membayar sendiri dosa-dosa saudara! Ingat bahwa:

· saudara adalah orang berdosa, bahkan sangat berdosa (Roma 3:10-18,23).

· Allah itu suci dan adil, sehingga Ia membenci dosa dan pasti menghukum orang berdosa.

Nahum 1:3a - “TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah”.

· perbuatan baik saudara tidak bisa menutupi / menebus dosa saudara.

Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.

Gal 2:21b - “... sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.

Cynddylan Jones: “You might as well try to cross the Atlantic in a paper boat as to get to heaven by your own good works” (= Kamu boleh mencoba menyeberangi lautan Atlantik dengan perahu kertas; itu sama seperti kalau kamu mencoba untuk masuk ke surga dengan perbuatan baikmu).

c) Pada waktu Tuhan menghakimi orang di luar gereja, maka lagi-lagi Ia berhadapan dengan 2 golongan orang dunia:

1. Orang yang tidak pernah mendengar Injil.

Ini tetap akan dihukum secara kekal (Roma 10:13-14 Roma 2:12).

2. Orang yang pernah mendengar Injil tetapi tidak mau percaya.

Ini dihukum lebih berat lagi (bdk. Lukas 12:47-48).

d) Hukuman Tuhan kepada orang-orang ini sangat mengerikan.

Ini terlihat dari:

1. Kristuspun jadi takut (Matius 26:38-39 Markus 14:34-36 Lukas 22:41-44).

William Hendriksen, dalam tafsirannya tentang Markus 14:33, berkata:

“Did he, perhaps, here in Gethsemane see this tidal wave of God's wrath because of our sin coming?” [= Mungkinkah Ia, di sini di Getsemani, melihat datangnya gelombang pasang / tsuna­mi murka Allah karena dosa kita?].

Renungkan: bahwa Yesus yang tidak pernah takut itu bisa takut melihat murka Allah itu, menun­jukkan secara jelas betapa hebatnya dan mengerikannya murka Allah atas dosa-dosa kita itu!

2. Orang-orang lebih ingin ditimbun gunung dari pada menghadapi murka Allah itu.

Wahyu 6:15-16 - “(15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’”.

Bandingkan dengan:

· Lukas 23:30 - “Maka orang akan mulai berkata kepada gunung-gunung: Runtuhlah menimpa kami! dan kepada bukit-bukit: Timbunilah kami!”.

· Hosea 10:8 - “Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel, akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: ‘Timbunilah kami!’ dan kepada bukit-bukit: ‘Runtuhlah menimpa kami!’”.

· Yesaya 2:12-22 - “(12) Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan; (13) untuk menghukum semua pohon aras di Libanon yang tumbuh meninggi dan tetap menjulang, dan menghukum semua pohon tarbantin di Basan; (14) untuk menghukum semua gunung yang tinggi-tinggi dan semua bukit yang menjulang ke atas; (15) untuk menghukum semua menara yang tinggi-tinggi dan semua tembok yang berkubu; (16) untuk menghukum semua kapal Tarsis dan semua kapal yang paling indah. (17) Manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. (18) Sedang berhala-berhala akan hilang sama sekali. (19) Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua di gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahanNya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi. (20) Pada hari itu berhala-berhala perak dan berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah kepadanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar, (21) dan ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahanNya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi. (22) Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?”.

A. T. Robertson mengutip kata-kata Swete tentang Wah 6:16: “‘What sinners dread most is not death, but the revealed Presence of God’” (= Apa yang paling ditakutkan orang-orang berdosa bukanlah kematian, tetapi Kehadiran Allah yang dinyatakan).

Matthew Henry (tentang Lukas 23:30): “they would wish to be buried alive: They shall begin to say to the mountains, Fall on us, and to the hills, Cover us, v. 30. ... They that would not flee to Christ for refuge, and put themselves under his protection, will in vain call to hills and mountains to shelter them from his wrath” (= mereka ingin untuk dikubur hidup-hidup: Mereka akan mulai berkata kepada gunung-gunung, ‘Rubuhilah kami’, dan kepada bukit-bukit, ‘Tutupilah kami’, ay 30. ... Mereka yang tidak mau lari kepada Kristus untuk perlindungan, dan meletakkan diri mereka sendiri di bawah perlindunganNya, akan dengan sia-sia memanggil kepada bukit-bukit dan gunung-gunung untuk melindungi mereka dari murkaNya).

Matthew Henry (tentang Wahyu 6:16): “though Christ be a lamb, yet he can be angry, even to wrath, and the wrath of the Lamb is exceedingly dreadful; for if the Redeemer, that appeases the wrath of God, himself be our wrathful enemy, where shall we have a friend to plead for us? Those perish without remedy who perish by the wrath of the Redeemer. ... as men have their day of opportunity, and their seasons of grace, so God has his day of righteous wrath; and, when that day shall come, the most stout-hearted sinners will not be able to stand before him: all these terrors actually fell upon the sinners in Judea and Jerusalem in the day of their destruction, and they will all, in the utmost degree, fall upon impenitent sinners, at the general judgment of the last day” (= sekalipun Kristus adalah Anak Domba, tetapi Ia bisa marah, bahkan murka, dan murka dari Anak Domba itu sangat menakutkan; karena jika sang Penebus sendiri, yang meredakan murka Allah, menjadi musuh kita yang penuh kemurkaan, dimana kita akan mendapatkan seorang sahabat yang memohon untuk kita? Mereka yang binasa oleh kemurkaan sang Penebus, binasa tanpa obat. ... sebagaimana manusia mempunyai hari kesempatan, dan musim kasih karunia mereka, demikian juga Allah mempunyai hari kemurkaanNya yang benar; dan, pada waktu hari itu tiba, orang berdosa yang paling berani tidak akan bisa berdiri di hadapanNya: semua rasa takut ini sungguh-sungguh menimpa orang-orang berdosa di Yudea dan Yerusalem pada hari penghancuran mereka, dan itu semua, dalam tingkat sepenuhnya, akan menimpa orang-orang berdosa yang tidak bertobat, pada penghakiman umum pada hari terakhir).

3. Hukuman di neraka digambarkan oleh Kitab Suci dengan kegelapan yang paling pekat, ulat bangkai, api.

Matius 22:13 - “Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi”.

Markus 9:43-48 - “(43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (44) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (47) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, (48) di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam”.

Catatan: kata-kata dalam ay 44 dan ay 46 ada dalam tanda kurung tegak, menunjukkan bahwa bagian itu diragukan keasliannya. Tetapi kata-kata dalam ay 48, yang boleh dikatakan bunyinya persis sama, tidak berada dalam tanda kurung tegak.

Wahyu 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

4. Begitu beratnya hukuman itu sehingga Petrus tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, dan ia hanya memberikan pertanyaan:

a. ‘bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?’ (ay 17b).

b. ‘apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?’ (ay 18b).

KJV/Lit: ‘where shall the ungodly and the sinner appear?’ (= dimana orang jahat dan berdosa akan muncul?).

Barnes’ Notes: “where will they appear? I answer, (a) they will appear somewhere. They will not cease to exist when they pass away from this world. Not one of them will be annihilated; and though they vanish from the earth, and will be seen here no more, yet they will make their appearance in some other part of the universe. (b) They will appear at the judgment-seat, as all others will, to receive their sentence according to the deeds done in the body. It follows from this ... that there will be a state of future punishment, ... that the punishment of the wicked will be eternal, for it is the opposite of what is meant by ‘saved’. The time will never come when it will be said that they are ‘saved’! But if so, their punishment must be eternal!” [= ‘dimana mereka akan muncul?’ Saya menjawab, (a) mereka akan muncul di suatu tempat. Mereka tidak akan berhenti ada, pada waktu mereka meninggalkan dunia ini. Tidak seorangpun dari mereka akan dimusnahkan / dihapuskan keberadaannya; dan sekalipun mereka hilang dari dunia, dan tidak akan terlihat di sini lagi, tetapi mereka akan muncul di bagian lain dari alam semesta. (b) Mereka akan muncul di kursi-penghakiman, sama seperti orang-orang lain, untuk menerima hukuman sesuai dengan tindakan-tindakan yang dilakukan di dalam tubuh. Dari sini terlihat ... bahwa di sana akan ada suatu keadaan dari hukuman yang akan datang, ... bahwa hukuman orang jahat akan kekal, karena itu adalah lawan kata dari apa yang dimaksud dengan ‘selamat / diselamatkan’. Tidak pernah akan datang waktu dimana akan dikatakan bahwa mereka ‘selamat / diselamatkan’! Tetapi jika demikian, hukuman mereka haruslah kekal!] - hal 1433.

Catatan: Orang fasik dan orang berdosa ini mencakup semua orang yang tidak percaya kepada Kristus, bukan hanya penjahat, pemerkosa, dsb, saja.

5. Dalam 1Petrus 4:17-18 itu Petrus sebetulnya melakukan perbandingan.

Kalau orang benar saja, pada waktu dihakimi oleh Allah, harus mengalami hal-hal yang sangat berat, sehingga dikatakan ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’, bagaimana jadinya dengan orang dunia yang berdosa dan tidak mempunyai Juruselamat / Penebus dosa?

Pulpit Commentary: “What fires of discipline, and what deep waters of sorrow, they have to go through to enter the kingdom! If this is what God’s children endure, what of those who are not his? If so heavy is the hand of chastening, educating love, what will the hand of judgment and wrath be!” (= Alangkah hebatnya api pendisiplinan, dan air kesedihan yang dalam yang harus mereka lalui untuk masuk ke dalam kerajaan. Jika ini adalah apa yang harus ditanggung oleh anak-anak Allah, bagaimana dengan mereka yang bukan milikNya? Jika begitu berat tangan kasih yang menghajar dan mendidik, bagaimana wujudnya tangan penghakiman dan kemurkaan nanti?) - hal 194.

Pulpit Commentary: “‘If it begin first at us,’ says Peter, referring to himself and the persecuted to whom he wrote. It was only to begin first at them; it was not to stay with them. It was to pass on to them that obeyed not the gospel of God - and how? We may understand, with increasing severity; for the question is ominously asked, ‘What shall be the end of them that obey not the gospel of God?’ They experienced the beginnings of the storm: what would be their experience upon whom the storm, gathering volume as it proceeded, at last burst in all its fury?” (= ‘Jika itu dimulai pertama-tama pada kita’, kata Petrus, menunjuk kepada dirinya sendiri dan orang-orang yang dianiaya kepada siapa ia menulis. Itu hanya dimulai pertama-tama pada mereka; itu tidak akan tetap tinggal pada mereka. Itu akan diberikan kepada mereka yang tidak mentaati injil Allah - dan bagaimana? Kita boleh mengerti, dengan kekerasan yang bertambah / lebih hebat; karena pertanyaannya ditanyakan sebagai suatu ancaman, ‘Bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?’. Mereka mengalami permulaan dari badai: bagaimana pengalaman mereka terhadap siapa badai itu, yang mengumpulkan kekuatan pada waktu ia berlanjut, pada akhirnya meledak dengan seluruh kemarahannya?) - hal 205.

e) Karena itu, kalau saudara bukan orang kristen, atau kalau saudara adalah orang kristen KTP, cepatlah bertobat dengan datang dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara!

1 Petrus 4: 18: “Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?”

1) “Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan”.

Calvin: “when he says, that a ‘righteous man is scarcely saved,’ he refers to the difficulties of the present life, for our course in the world is like a dangerous sailing between many rocks, and exposed to many storms and tempests; and thus no one arrives at the port, except he has escaped from thousand deaths. It is in the meantime certain that we are guided by God’s hand, and that we are in no danger of shipwreck as long as we have him as our pilot. Absurd, then, are those interpreters who think that we shall be hardly and with difficulty saved, when we shall come before God in judgment; for it is the present and not the future time that Peter refers to; nor does he speak of God’s strictness or rigour, but shews how many and what arduous difficulties must be surmounted by the Christian before he reaches the goal” (= pada waktu ia berkata, bahwa ‘orang benar hampir tidak diselamatkan’, ia menunjuk kepada kesukaran-kesukaran dari hidup yang sekarang ini, karena jalan kita di dunia ini adalah seperti suatu pelayaran yang berbahaya di antara banyak batu-batu karang, dan terbuka terhadap banyak badai dan angin ribut; dan karena itu tak seorangpun tiba di pelabuhan, kecuali ia telah lolos dari 1000 kematian. Sementara itu, adalah pasti bahwa kita dibimbing oleh tangan Allah, dan bahwa kita tidak ada dalam bahaya kapal karam selama kita mempunyai Dia sebagai pilot kita. Karena itu, para penafsir itu menggelikan, yang berpendapat bahwa kita akan hampir tidak diselamatkan dan akan diselamatkan dengan sukar, pada waktu kita datang di hadapan Allah dalam penghakiman; karena Petrus menunjuk tentang masa sekarang dan bukannya tentang masa yang akan datang; juga ia tidak berbicara tentang keketatan dan kekerasan Allah, tetapi menunjukkan betapa banyak dan berat kesukaran-kesukaran harus diatasi oleh orang Kristen sebelum ia mencapai tujuan) - hal 141.

Barnes’ Notes: “By the question which he employs, he admits that the righteous are saved with difficulty, or that there are perils which jeopard their salvation, and which are of such a kind as to make it very near not to happen. They would indeed be saved, but it would be in such a manner as to show that the circumstances were such as to render it, to human appearances, doubtful and problematical” (= Melalui pertanyaan yang ia gunakan, ia mengakui bahwa orang benar diselamatkan dengan sukar, atau bahwa ada bahaya-bahaya yang membahayakan keselamatan mereka, dan yang adalah sedemikian rupa sehingga menyebabkannya hampir tidak terjadi. Mereka memang akan diselamatkan, tetapi itu akan terjadi dengan cara sedemikian rupa sehingga, menurut pandangan manusia, keadaan akan menjadi meragukan dan penuh problem) - hal 1432

Pulpit Commentary: “the righteous are ‘scarcely saved.’ Not that their salvation is for a moment doubtful; Christ is able to save even to the uttermost all who come to God by him. But salvation is a great and difficult work; we are bidden to work out our salvation with fear and trembling; and, work as we may, we could not work it out for ourselves, were it not that God worketh in us ‘both to will and to do of his good pleasure.’ The righteous is scarcely saved, because his enemies are so many and so strong, and he so weak and sinful; temptations swarm around him, and there are sinful lusts within his heart to which those temptations address themselves” (= orang benar ‘hampir-hampir tidak diselamatkan’. Bukan bahwa keselamatan mereka diragukan untuk saat yang pendek sekalipun; Kristus sanggup menyelamatkan sepenuhnya semua yang datang kepada Allah melalui Dia. Tetapi keselamatan adalah pekerjaan yang besar dan sukar; kita diminta untuk mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar / gemetar; dan sekalipun kita mengerjakannya, kita tidak pernah bisa mengerjakannya untuk diri kita sendiri, andaikata bukan Allah yang berkerja dalam diri kita ‘untuk menghendaki dan untuk melakukan menurut kerelaanNya’. Orang benar hampir tidak selamat, karena musuh-musuhnya begitu banyak dan begitu kuat, dan ia begitu lemah dan berdosa; pencobaan-pencobaan mengerumuninya, dan ada nafsu-nafsu berdosa dalam hatinya terhadap mana pencobaan-pencobaan itu ditujukan) - hal 182.

Darby: “All the power of God is requisite, directed by divine wisdom, guiding and sustaining faith, to carry the Christian safely through the wilderness, where Satan employs all the resources of his subtlety to make him perish. The power of God will accomplish it; but, from the human point of view, the difficulties are almost insurmountable” (= Seluruh kuasa Allah dibutuhkan, diarahkan oleh hikmat ilahi, membimbing dan menopang iman, untuk membawa orang Kristen dengan aman melalui padang belantara, dimana Setan menggunakan semua sumber kelicikannya untuk membuatnya binasa. Kuasa Allah akan mengerjakannya / menyelesaikannya; tetapi dari sudut pandang manusia, kesukaran-kesukaran itu hampir tidak dapat diatasi).

2) “apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?”.

Adam Clarke: “Though the afflictions began with the Christians, yet the weight of the storm would fall upon the unbelievers” (= Sekalipun penderitaan / kesusahan mulai dengan orang-orang kristen, tetapi beban dari badai akan jatuh kepada orang-orang yang tidak percaya).

3) Kata-kata Petrus dalam 1 Petrus 4: 18 ini merupakan kutipan dari Amsal 11:31.

Amsal 11:31 - “Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa!”.

KJV: ‘Behold, the righteous shall be recompensed in the earth: much more the wicked and the sinner’ (= Lihatlah, orang benar akan menerima balasan di bumi, lebih-lebih orang jahat dan orang berdosa).

Tetapi mengapa kelihatannya Amsal 11:31 ini berbeda dengan ay 18 ini?

Pulpit Commentary mengatakan bahwa dalam ay 18 ini Petrus mengutip Amsal 11:31 dari LXX, yang berbeda dengan bahasa Ibraninya.

Pulpit Commentary juga mengatakan (hal 176) bahwa kata ‘recompensed’ (= dibalas) sebetulnya punya arti netral, jadi bisa diartikan ‘pahala’ atas kebaikannya, maupun ‘hukuman’ atas dosanya. Tetapi di sini jelas maksudnya adalah ‘dibalas atas dosa-dosanya’ dalam arti ‘dihajar atas dosa-dosanya’.

1 Petrus 4: 19: “Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia”.

1) Terjemahan yang berbeda.

RSV: ‘Therefore let those who suffer according to God’s will do right and entrust their souls to a faithful Creator’ (= Karena itu, hendaklah mereka yang menderita sesuai dengan kehendak Allah melakukan yang baik dan mempercayakan jiwa mereka kepada Pencipta yang setia).

NIV: ‘So then, those who suffer according to God’s will should commit themselves to their faithful Creator and continue to do good’ (= Jadi, karena itu, mereka yang menderita sesuai dengan kehendak Allah harus menyerahkan diri mereka sendiri kepada Pencipta mereka yang setia dan terus melakukan yang baik).


Adanya kata ‘dan’ menunjukkan bahwa kedua terjemahan ini memisahkan ‘melakukan yang baik’ dan ‘menyerahkan diri mereka kepada Pencipta’.

KJV: ‘Wherefore let them that suffer according to the will of God commit the keeping of their souls to him in well doing, as unto a faithful Creator’ (= Karena itu hendaklah mereka yang menderita sesuai dengan kehendak Allah menyerahkan penjagaan / pemeliharaan jiwa mereka kepadaNya, dengan berbuat baik, seperti kepada Pencipta yang setia).

NASB: ‘Therefore, let those also who suffer according to the will of God entrust their souls to a faithful Creator in doing what is right’ (= Karena itu, hendaklah mereka juga yang menderita sesuai dengan kehendak Allah mempercayakan jiwa mereka kepada Pencipta yang setia dengan melakukan apa yang benar).

KJV dan NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia. Kata ‘dengan’ menunjukkan bahwa maksudnya adalah: ‘kita harus menyerahkan diri kita kepada Pencipta dengan cara melakukan yang baik’.

Saya lebih setuju dengan terjemahan Kitab Suci Indonesia, KJV dan NASB.

2) Berserah / percaya kepada Tuhan tidak berarti kita hanya diam saja (pasif).

Pulpit Commentary: “our committing our souls to God does not mean that we are to fold our hands in indolence, which we misname trust” (= Penyerahan jiwa kita kepada Allah tidak berarti bahwa kita harus melipat tangan kita dalam kemalasan, yang kita namakan secara salah sebagai ‘percaya’) - hal 185-186.

Pulpit Commentary: “Here is a warning against giving up work because of sorrow. Ages of persecution have seldom been ages of service. All the strength of the Church has been absorbed in simple endurance. And in our private sorrows we are too apt to fling aside our tools in order to sit down, and brood, and remember, and weep. We hold ourselves excused from the tasks which otherwise seem plain duties, because our hearts are heavy. There is no greater mistake than to give up work because of trouble. Next to God’s Spirit, it is the best comforter. We feel our own burdens less when we try to help some heavy-laden brother to carry his” (= Di sini ada suatu peringatan terhadap berhenti bekerja karena kesedihan. Jaman-jaman penganiayaan jarang merupakan jaman pelayanan. Seluruh kekuatan dari Gereja telah diserap hanya untuk bertahan. Dan dalam kesedihan pribadi kita kita cenderung untuk mengesampingkan alat-alat kita supaya bisa duduk, dan merenung, dan mengingat, dan menangis. Kita membebaskan diri kita sendiri dari tugas-tugas yang sebetulnya kelihatan sebagai tugas yang jelas, karena hati kita berat. Tidak ada kesalahan yang lebih besar dari pada menghentikan pekerjaan karena kesukaran. Disamping / setelah Roh Allah, itu adalah penghibur yang terbaik. Kita merasa beban kita berkurang pada waktu kita berusaha menolong saudara kita yang berbeban berat untuk memikul bebannya) - hal 186.

Bandingkan dengan Elia dalam 1Raja-raja 19:1-18.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-
Next Post Previous Post