TOMAS DAN YESUS (YOHANES 14:1-7;YOHANES 20:19-28)
Pdt.Esra Alfred Soru.
Sekarang kita akan membahas murid Yesus selanjutnya yakni Tomas. Nama Tomas terdaftar dalam nama 12 Rasul Yesus Kristus :
keuangan, bisnis, otomotif |
Matius 10:2-4 – (2) Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus danAndreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, (3) Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, (4) Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
“Tomas” adalah sebuah nama Aram/Ibrani yang berasal dari kata “Tau'ma” yang artinya adalah “sikembar”. Itu berarti bahwa “Tomas” ini adalah anak kembar, hanya tidak diketahui siapa saudara kembarnya. Tradisi mengatakan bahwa saudara kembar Tomas ini adalah seorang perempuan bernama Lidia. Yang lain mengatakan nama saudara kembarnya adalah Yudas.
Tapi dalam “Nag HammadiLibrary” (produk Gnostik), mengatakan bahwa Yesus sendiri mengakui bahwa Tomas adalah saudarakembarnya. Tentu kita tidak percaya Injil palsu Gnostik ini. Nama Yunaninya Tomas adalah “Didimus” yang artinya sama yakni “si kembar”.
Yohanes 11:16 - Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid- murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Yohanes 20:24 - Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
Yohanes 21:2 - Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
Biarpun namanya disebutkan dalam semua Injil. tetapi hal-hal penting, peristiwa-peristiwa penting tentangnya hanya dicatat dalam Injil Yohanes saja. Kita akan belajar tentang Tomas dan Yesus ini dari 2 peristiwa :
I. TOMAS DALAM PERCAKAPAN DENGAN YESUS.
Percakapan dengan Yesus yang dimaksud di sini adalah percakapan dalam Yoh 14 di mana Yesus berkata kepada murid-murid-Nya :
Yohanes 14:1-4 – (1) "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada- Ku. (2) Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawakamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. (4) Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."
Setelah Yesus mengatakan hal ini, Tomas pun mengajukan sebuah pertanyaan :
Yohanes 14:5 - Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi
bagaimana kami tahu jalan ke situ?"
Mengapa Tomas mengajukan pertanyaan seperti ini? Kemungkinan besar karena dia bingung. Apa yang ia bingungkan?
Ia merasa ada pertentangan antara kata-kata Yesus yang sekarang dengan kata-kata-Nya sebelumnya.
Beberapa saat sebelumnya, Yesus mengatakan bahwa Ia akan pergi ke tempat di mana murid-murid tidak bisa datang ke sana (Yohanes 13:33) tetapi sekarang Ia justru berkata bahwa mereka tahu jalan kesitu.
Ia merasa ada pertentangan antara kata-kata Yesus dan kenyataan yang ada.
Yesus berkata bahwa mereka tahu jalan ke situ (Yohanes 14:4) tapi faktanya mereka tidak tahu (Yohanes 14:5).
Ini yang mendorong Tomas mengajukan pertanyaan di ayat 5. Tetapi lepas dari kebingungan Tomas, tidakkah kata-kata Yesus dalam Yohanes 14:4 itu memangbertentangan dengan fakta? Karena kalau murid-murid memang tahu, mengapa Tomas harus mengajukan pertanyaan? Bukankah kalau Tomas mengajukan pertanyaan itu membuktikan bahwa mereka tidak tahu dan berarti kata-kata Yesus dalam ayat 4 itu salah? Tidak! Para penafsir mengatakan bahwa yang Yesus maksudkan dengan “kamu tahu” adalah “kamu seharusnya tahu”. Juga kemungkinan lain adalah bahwa para murid memang mempunyai pengetahuan, tetapi pengetahuan mereka masih kabur / tidak pasti.
Lepas dari masalah ini juga, menarik untuk dipikirkan bahwa gara-gara pertanyaan Tomas ini, Yesus lalu memberikan jawaban dengan kalimat yang sangat-sangat penting.
Yohanes 14:6-7 – (6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (7) Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
Jawaban Yesus dalam ayat 6 menjadi salah satu dasar di mana Soteriologi (doktrin keselamatan) Kristen dibangun di atasnya. Perhatikan baik-baik kata Yesus ini :
a. “Akulah jalan…”
William Hendriksen - ‘Aku adalah jalan’. Yesus tidak semata-mata menunjukkan jalan itu; Ia sendiri adalah jalan itu. Adalah benar bahwa Ia mengajarkan jalan itu (Markus 12:14; Lukas 20:21), memimpin kita di dalam jalan itu (Lukas 1:79), dan telah memberikan kita jalan yang baru dan hidup (Ibrani 10:20); tetapi semua ini memungkinkan hanya karena Ia sendiri adalah jalan itu.
Dalam hal ini Yesus berbeda dengan semua pendiri agama lain. Mereka paling-paling bisa menunjukkan jalan, tetapi mereka tidak pernah mengatakan: ‘Akulah jalan’.
Esra Alfred Soru – Muhammad berkata : ‘Aku nabi pemberita jalan’, Krishna berkata : ‘Kulihat jalan’, Budha berkata : ‘Aku mencari jalan’, Confucius berkata : ‘Aku tahu jalan’, para pemikir Zaman Baru berkata : ‘Kita sedang menuju ke sana’ namun Yesus Kristus dengan tegas berkata : ‘Akulah jalan’. (Keunikan Yesus Kristus, hal. 29)
Dan pada waktu mereka semua menunjukkan / memberitakan / melihat / tahu / mencari jalan, kita perlu mengingat kata-kata Kitab Suci dalam Ams 14:12 :
Amsal 14:12 - “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut”.
Jika saudara menanyakan letak suatu tempat dan orang lalu menunjukkan jalannya kepada saudara dengan keterangan sebagai berikut : “bapak lurus saja, sampai di pojok bapak ambil jalan ke kanan, terus kira-kira 500 meter bapak belok kanan lagi, bapak akan ketemu lapangan, bapak terus saja nanti bapak akan ketemu gereja, di bagian belakang gereja ada jalan kecil, bapak masuk dari sana, pada cabang ketiga dari kiri bapak masuk lewat sana, nanti bapak ketemu perempatan, nah tempat yang bapak cari adalah rumah pertama di sebelah kanan perempatan itu” kemungkinan besar saudara sudah tersesat di tengah jalan. Tapi bagaimana kalau ketika saudara bertanya, lalu orang itu mengatakan “mari ikut saya saja!”. Saudara tidak akan tersesat karena orang itulah yang menjadi jalannya dan bukan penunjuk jalan.
b. “Akulah… kebenaran”.
Pulpit Commentary - Perlu diperhatikan bahwa Yesus tidak berkata : ‘Aku mengajarkan kebenaran’,
Ia berkata : ‘Aku adalah kebenaran’.
John Stott - “Guru-guru lain meniadakan diri, tapi Yesus mengangkat diri. Masing-masing guru itu berkata :“Menurut pendapatku, itulah jalan kebenaran, hendaklah engkau menurutinya”.
Tapi Yesus berkata : “Akulah kebenaran : Ikutlah Aku”. Tidak seorang pun pendiri agama lain yang berani mengeluarkan pernyataan demikian”. (Kedaulatan dan Karya Kristus; hal. 29).
Yesus memang pernah berkata : “Aku mengatakan kebenaran” (Yohanes 8:40,45,46). Tetapi perlu diingat bahwa Ia bukan hanya mengatakan kebenaran, tetapi Ia sendiri adalah kebenaran. Ini sama seperti Roh Kudus, yang sekalipun dikatakan menginsyafkan dunia akan kebenaran (Yohanes 16:8), memimpin orang ke dalam kebenaran (Yohanes 16:13), tetapi juga disebut sebagai Roh Kebenaran (Yohanes 14:17; 15:26 16:13). Apalagi kalau berbicara tentang kebenaran ilmiah, itu memang tidak punya kaitan langsung dengan akhlak. Tapi kalau bicara tentang kebenaran moral, itu mempunyai kaitan erat dengan akhlak sang pemberita. Dan simak kata-kata Barclay ini :
William Barclay – Justru itulah yang tidak dapat dilakukan oleh guru manusia yang terbesar sekalipun. Tidak ada guru yang pernah menghayati dan mendarah-dagingi kebenaran sepenuhnya apa yang ia ajarkan kecuali Yesus. Banyak orang dapat mengatakan “aku telah mengajarkan kebenaran kepadamu”. Hanya Yesus yang dapat berkata : “Akulah kebenaran”.
Hal yang hebat sekali mengenai Yesus ialah bahwa tidak hanya pernyataan mengenai kesempurnaan moral mencapai puncaknya di dalam Dia; tapi juga kenyataan atau (fakta) mengenai kesempurnaan moral mendapatkan realisasinya di dalam Dia. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Yohanes 8-21, hal. 249).
c. “Akulah… hidup”.
Pulpit Commentary - Jika kita betul-betul mempunyai Yesus, dalam hal apa pun kita kekurangan, kita tidak akan kekurangan hidup / kehidupan.
William Barclay – Pada akhirnya apa yang selalu dicari oleh manusia ialah kehidupan. Yang dicarinya bukanlah pengetahuan untuk hanya mengetahui melainkan apa yang membuat kehidupan itu berharga untuk dihidupi… Itulah yang dilakukan oleh Yesus.
Kehidupan bersama dengan Yesus adalah kehidupan yang sesungguhnya. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Yohanes 8-21, hal. 249).
d. Tidak seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kalimat ini mempunyai hubungan dengan kata-kata di awalnya yakni “Akulah jalan” sehingga kalimat ini menunjukkan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga.
Kalimat ini juga menunjukkan bahwa Yesus memposisikan diri-Nya pada pihak Allah dan bukan manusia. Ia tidak berkata “tidak seorang pun yang pergi kepada Bapa,…”yang memberi kesan bahwa Ia tidak bersama dengan Bapa tetapi Ia berkata “tidak seorang pun yang datang kepada Bapa,…” yang memberi kesan bahwa Ia ada bersama dengan Bapa sehingga orang menuju Bapa adalah “datang” dan bukan “pergi”.
Kata-kata Yesus ini jelas menentang paham Universalisme yang mengatakan bahwa pada akhirnya semua orang akan masuk surga. Juga menentang paham Pluralisme Agama yang mengatakan bahwa orang yang beragama lain tetap bisa masuk surga sekalipun tidak percaya kepada Yesus.
Berdasarkan ayat ini kita harus menyimpulkan bahwa bagaimanapun baiknya hidup seseorang, dan agama apa pun yang ia anut (termasuk Kristen), kalau ia tidak mempunyai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka ia tetap akan pergi ke neraka. Mengapa? Karena ia tetap adalah orang berdosa, sehingga tanpa penebus / Juruselamat dosa maka ia harus membayar sendiri hutang dosanya di dalam neraka. Jadi jalan keselamatan hanya satu-satunya yaitu melalui Yesus Kristus.
Pulpit Commentary - Mereka yang ingin bersama dengan Yesus di alam baka harus bersama dengan Dia di sini. Dan mereka yang ingin bersama dengan Bapa di alam baka, mengenal Dia dan menerima kepenuhan-Nya, hanya bisa mendapatkan ini melalui Yesus. Tidak ada nama lain yang diberikan dengan mana manusia bisa diselamatkan.
Calvin - Manusia mengusahakan / membuat bagi diri mereka sendiri suatu susunan yang membingungkan, setelah mereka meninggalkan Kristus, mereka berusaha untuk datang kepada Allah.... Karena itu semua teologia, pada waktu dipisahkan dari Kristus, bukan hanya sia-sia dan kacau, tetapi juga gila, bersifat penipu, dan palsu.
Tapi apakah kata-kata Yesus ini bisa dipercaya? Bisa! Mengapa? Karena Dia juga adalah kebenaran. Bahwa Yesus adalah kebenaran, menjamin bahwa kata-kata-Nya yang menyatakan diri-Nya sebagaisatu-satunya jalan ke surga, adalah benar.
Jadi kita melihat bahwa ada suatu kebenaran besar yang diucapkan Yesus tentang diri-Nya dalam Yohanes 14:6, juga ayat 7. Tetapi mengapa sampai kata-kata yang agung, luhur, hebat, istimewa, eksklusif seperti ini bisa keluar dari mulut Yesus? Karena Tomas bertanya! Mengapa Tomas bertanya? Karena dia bingung! Jadi kebenaran Yesus ini lahir karena adanya kebingungan Tomas? Kalau begitu bisakah kita katakan dalam tataran manusia bahwa kebenaran lahir dari kebingungan? Karena itu kalau saudara mau kebenaran muncul saudara harus bingung? Tidak! Bukan karena Tomas bingung lalu otomatis kebenaran menjadi muncul. Kebenaran ini menjadi muncul karena Tomas yang bingung itu mau bertanya.
Kebenaran ini menjadi muncul karena Tomas yang tidak tahu itu mau mengajukan ketidaktahuannya. Kebenaran ini menjadi muncul karena Tomas jujur akan kebingungan, ketidaktahuan dan bahkan keraguannya. Tomas jelas adalah orang yang skeptik / ragu-ragu sebagaimana yang ia tunjukkan juga dalam kasus kebangkitan Yesus tetapi ia adalah orang yang jujur. Dia tidak mau berpura-pura percaya padahal sementara ragu, ia tidak mau berpura-pura tahu padahal tidak tahu.
William Barclay – Pada saat itu para murid menjadi amat bingung. Ada seorang di antara mereka yang tidak pernah mau mengatakan bahwa ia sudah mengerti sedangkan sebenarnya ia belum mengerti dan itulah Tomas. Ia sangat jujur dan bersungguh-sungguh. Ia tidak menjadi puas dengan pernyataan-pernyataan yang saleh dan samar. Tomas ingin mengetahui yang persis. Maka ia menyatakan keragu-raguannya dan ketidakmengertiannya. Dan hal yang mengherankan ialah itulah sebuah pertanyaan dari seorang yang ragu-ragu, yang mencetuskan satu pernyataan yang terbesar yang pernah diucapkan oleh Yesus. Tidak ada seorang pun perlu malu dengan keragu raguannya.Adalah satu kebenaran yang mengherankan dan diberkati Tuhan, bahwa orang yang mencari pada akhirnya adakan mendapat. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Yohanes 8-21, hal. 246-247).
William Barclay (Tentang Yohanes 20:25) – Dia secara mutlak menolak untuk mengatakan bahwa ia mengerti apa yang sebenarnya ia tidak mengerti, atau bahwa ia percaya mengenai apa yang ia sebenarnya tidak percaya. Dia memiliki kejujuran yang tidak mengenal kompromi. Dia tidak pernah memuaskan keragu-raguannya dengan sikap berpura-pura seolah-olah keraguan itu tidak ada. Dia bukanlah orang yang dengan lancar menghafalkan suatu pengakuan iman tanpa mengerti apa itu semua artinya. Tomas harus mempunyai suatu kepastian – dan sikap itu memang benar. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Yohanes 8-21, hal. 246-247).
Ada banyak orang tidak seperti Tomas ini bukan? Mereka tidak tahu tetapi begitu malu untuk mengakui ketidaktahuannya sehingga lalu berpura-pura tahu. Mereka bingung tetapi begitu malu untuk mengakui kebingungannya sehingga lalu berpura-pura jelas. Mereka ragu-ragu tetapi begitu malu untuk mengakui keraguannya sehingga lalu berpura-pura yakin. Ini adalah sikap yang buruk! Tomas sangat jujur walaupun kejujurannya adalah tentang kelemahannya.
Apakah saudara sering pura-pura percaya padahal saudara masih ragu-ragu, atau bahkan tidak percaya? Itu namanya munafik! Ini sikap yang berbahaya karena dengan kemunafikan seperti itu, orang lain tidak mengetahui keadaan saudara yang sebenarnya sehingga tidak ada yang akan menolong saudara.
Karena itu jika dalam hidup keberimanan saudara, saudara merasa tidak percaya akan sesuatu hal, saudara meragukan suatu kebenaran, atau bahkan iman saudara tergoncang karena sesuatu hal, berterusteranglah kepada saudara-saudara seiman karena dengan keterusterangan itu akan memudahkan mereka untuk menolong saudara. Bandingkan dengan kata-kata ayah dari anak yang kerasukan roh jahat di Markus 9.
Markus 9:24 – Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
TL – Maka berteriaklah bapa budak itu sambil menangis, katanya, "Ya Tuhan, hamba percaya, tolonglah akan iman hamba yang kurang."
BIS – Langsung ayah itu berteriak, "Tuhan, saya percaya, tetapi iman saya kurang. Tolonglah sayasupaya lebih percaya lagi!"
Tomas berterus terang akan ketidakmengertiannya, ia mau mengajukan pertanyaan yang mungkin kelihatannya bodoh, tetapi akibat dari keterusterangannya ini Kristus mengungkapkan kebenaran yang besar sekali tentang diri-Nya sebagai satu-satunya jalan (Only One Way) ke surga. Jawaban Kristus pada akhirnya bukan saja berguna bagi Tomas sendiri tapi juga bagi murid-murid yang lain (yang tidak bertanya padahal mungkin mereka sama-sama tidak mengerti juga) dan juga bagi orang di seluruh dunia dan sepanjang masa. Karena itu marilah kita meneladani Tomas dalam hal ini. Bukan meneladani keraguannya / ketidaktahuannya melainkan bagaimana ia bersikap dalam mengatasi keraguannya dan ketidaktahuannya itu.
II. TOMAS DALAM PERISTIWA KEBANGKITAN YESUS.
Kisah tentang Tomas mencapai puncaknya dalam peristiwa kebangkitan Yesus. Kalau boleh dikatakan Tomas lebih populer dalam peristiwa tersebut daripada peristiwa lainnya di Alkitab termasuk dalam peristiwa ia mengajukan pertanyaan pada Yesus di Yohanes 14:5 yang sudah kita bahas. Dalam peristiwa kebangkitan Yesus, minimal kita melihat 3 hal penting yang berkaitan dengan Tomas :
a. Tomas tidak hadir saat Yesus menampakkan diri kepada para murid.
Setelah Yesus bangkit dari kematian, Ia menampakkan diri-Nya kepada murid-murid-Nya. Sayangnya pada saat itu Tomas tidak ada di sana.
Yohanes 20:24 - Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
Mengapa Tomas tidak ada? Mungkin ia sedih karena kematian Yesus. Hal ini sebetulnya tidak salah. Kesedihan seperti ini wajar. Justru kalau orang yang kita kasihi mati dan kita tidak sedih itu aneh.
Salahnya Tomas adalah bahwa ia melakukan hal itu secara kelewat batas, sehingga ia sama sekali tidak bersekutu dengan saudara-saudara seimannya. Kita memang tidak tahu apa tujuan para murid berkumpul pada saat itu, tetapi sedikitnya itu adalah suatu persekutuan. Bahkan ada penafsir yang beranggapan bahwa murid-murid berkumpul pada hari minggu dalam Yohanes 20:19 itu, untuk berbakti.
Albert Barnes : Layak diperhatikan bahwa ini adalah perkumpulan pertama yang dilakukan untuk kebaktian pada hari Tuhan, dan dalam perkumpulan itu Yesus hadir. Sejak saat itu, hari itu dihormati dalam gereja sebagai Sabat Kristen, khususnya untuk memperingati kebangkitan Kristus.
Membolosnya Tomas dari kebaktian ini menyebabkan Tomas tidak menerima berkat dan sukacita yang diterima oleh murid-murid lain, karena penampakan Yesus yang terjadi pada saat itu!
Yohanes 20:19-23 – (19) “… Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" (20) Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan- Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
(21) Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." (22) Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. (23) Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.
Dari teks ini nampak bahwa penampakan Yesus kepada murid-murid saat ini membuat murid-murid memperoleh damai sejahtera, sukacita, perintah pengutusan, kuasa Roh Kudus, dan kuasa untuk menyatakan pengampunan dari Allah. Tomas kehilangan semua berkat ini karena ia bolos dari kebaktian/pertemuan itu.
Matthew Henry - Karena absennya ia tidak mendapatkan kepuasan dari melihat Tuannya bangkit, dan tidak ikut ambil bagian dengan murid-murid dalam sukacita mereka pada peristiwa itu.
Perhatikan, mereka tidak tahu mereka kehilangan apa pada waktu mereka secara ceroboh absen dari perkumpulan khidmat yang ditetapkan dari orang-orang Kristen.
Saudara tidak akan pernah tahu berapa banyak sukacita dan berkat Tuhan yang gagal saudara terima karena saudara membolos dari Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab! Karena itu jangan membolos!
Di dalam Kebaktian dan kelas Pemahaman Alkitab, ada begitu banyak berkat Firman Tuhan dan pengetahuan yang diberikan dan saudara akan kehilangan semuanya itu. Memang kalau saudara hanya Kristen KTP yang tidak mempunyai kerinduan akan Firman Tuhan, itu bukanlah masalah bagi saudara. Tapi kalau saudara adalah orang Kristen sejati, maka saudara pasti merindukan Firman Tuhan .
Mazmur 42:2-3 - Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
Dan saudara akan sangat rugi kalau saudara membolos. Kalau saudara bolos dari kebaktian dan memang pengkhotbahnya tidak memberitakan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh (hanya kesaksian, pengalaman, dongeng, lawak) maka saudara mungkin tidak akan merasa rugi bahkan mungkin saudara akan menyesal mengapa datang kebaktian. Tapi kalau Firman Tuhan disampaikan secara sungguh-sungguh, banyak rahasia dibukakan, banyak kebenaran diberitakan maka pasti akan ada banyak hal yang tidak saudara dapatkan. Karena itu janganlah bolos kebaktian kalau memang tidak dalam keadaan yang kritis. Bahkan ada penafsir yang bahkan beranggapan bahwa dengan absennya, Tomas bukan saja tidak menerima hal yang baik, tetapi ia mendapatkan hal yang buruk.
Adam Clarke: Tomas kehilangan banyak hal yang baik, dan mendapatkan banyak hal yang buruk / jahat, tetapi ia tidak sadar akan keadaannya. Lihatlah konsekuensi dari tindakan meninggalkan perkumpulan umat Allah! Yesus datang ke pertemuan itu - seorang murid didapati tidak di tempatnya, yang sebetulnya bisa ada di sana; dan ia bukan hanya tidak diberkati, tetapi hatinya menjadi keras dan gelap melalui tipu daya dari dosa.
Jadi dengan tidak hadir dalam pertemuan itu, Tomas bukan hanya tidak mendapatkan hal yang baik tapi juga mendapatkan hal yang buruk. Camkanlah bahwa dengan membolos dari kebaktian / PA, saudara bukan hanya tidak mendapatkan sesuatu yang baik tetapi bisa juga mendatangkan sesuatu yang buruk. Ingat bahwa dalam kebaktian, unsur persekutuan horizontal juga penting.
Mengabaikan itu maka kita bisa saja menjadi lemah. Ini seperti sepotong kayu yang dipisahkan dari kayu-kayu lainnya yang sementara menyala dalam api unggun. Lambat atau cepat ia akan padam dengan sendirinya. Kalau pada akhirnya Tomas juga menerima berkat dan sukacita yang sama, itu terjadi hanya karena kasih karunia Kristus. Tetapi ingat, bahwa tidak selalu hal itu terjadi.
Sering kali, berkat / sukacita yang gagal kita dapatkan karena absennya kita dalam kebaktian / Pemahaman Alkitab, tidak akan kita dapatkan selama-lamanya. Karena itu usahakanlah supaya jangan bolos kebaktian atau PA. Ibrani 10:25 - Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
b. Tomas tidak mau percaya kebangkitan Kristus sampai ia melihat bukti.
Orang yang skeptis artinya orang yang selalu ragu-ragu dan tidak gampang percaya, (Mis. Dalam persoalan eksistensi Allah) sedangkan orang yang pesimis adalah orang yang selalu meninjau masa depan secara negatif. Seperti itulah kepribadian Tomas.
Yohanes 20:25 - Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.
Sikap ini juga sudah terlihat dalam Yohanes 11:16. Yohanes 11:16 - Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Pikirkan bahwa murid-murid yang lain, yang jumlahnya adalah 10 orang, bercerita kepada Tomas bahwa mereka telah melihat Yesus (Yohanes 19:25a) tetapi Tomas tetap tidak percaya (Yohanes 19:25b). Memang tadi sudah saya katakan bahwa ada hal yang positif di sini yakni Tomas jujur, dia tidak mau pura-pura percaya padahal dia sementara ragu. Tapi bagaimana pun juga sikap Tomas ini bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci / Firman Tuhan seperti :
Ibrani 11:1 - “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
2 Korintus 5:7 - “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”.
Ketidakpercayaan Tomas ini adalah sesuatu yang aneh dan keterlaluan, karena ia pasti tahu bahwa dalam Perjanjian Lama pun ada orang-orang yang bangkit dari kematian (1Raja-raja 17:17-24 ; 2Raja 4:18-37 ; 2Raja-raja 13:21).
Ia sendiri melihat Yesus membangkitkan orang mati sebanyak 3 kali (Markus 5:21-43; Lukas 7:11-17; Yoh 11).Pada waktu Yesus mati, banyak orang kudus bangkit dari kubur (Matius 27:52-53) dan ia pasti tahu itu. Juga Yesus sudah berulang-ulang memberitakan / menubuatkan tentang kematian dan kebangkitan-Nya (Yohanes 2:18-22; Matius 16:21; 17:22-23; 20:18- 19; 26:2). Dan sekarang ada 10 murid laki-laki yang bersaksi bahwa mereka telah melihat Yesus!
Ketidakpercayaan Tomas memang sangat aneh. Zaman sekarang banyak orang bersikap seperti Tomas. Mereka baru mau percaya kalau melihat/ada bukti. Sikap semacam ini sama sekali tidak konsisten.
John G. Mitchell: Aku mendengar orang-orang mengatakan hal yang sama kepadaku. ‘Kecuali aku bisa melihat Allah melakukan sesuatu, kecuali aku merasakannya, kecuali Allah menjawab doa- doaku, aku tidak akan / mau percaya’.
Mereka meletakkan syarat-syarat mereka untuk iman dan bukannya percaya apa yang telah Ia nyatakan. Ini bukan ketidaktahuan atau keraguan yang jujur. Ini bukan lain merupakan kesombongan intelektual. Temanku, tidak ada hari di mana engkau tidak hidup dengan iman. Engkau tidak duduk dan memeriksa segala sesuatu. Kita mempercayai kata-kata dari orang-orang dalam banyak hal. Guru-guru, penjual-penjual, ahli-ahli mesin, wasit-wasit – kita mempercayai bahwa mereka tahu urusan mereka”.
Kata-kata Mitchell ini benar sekali ! Contohnya pada saat seorang guru berkata kepada murid-murid-Nya :‘Mantan Presiden Soeharto dilahirkan di desa Kemusuk Argomulyo Godean Jogjakarta’, para muridnya langsung percaya tanpa menuntut pembuktian kan ? Berarti dalam hal ini para murid ‘beriman’ kepada sang guru. Pada saat saudara berbelanja di pasar dan penjual sayur berkata pada saudara : ‘ini bukan kangkung sembarang kangkung, ini kangkung Oeba’, saudara percaya saja tanpa perlu mengadakan penelitian bukan ? Berarti dalam hal ini saudara ‘beriman’ kepada penjual sayur
itu.
Pada saat kendaraan saudara rusak dan petugas bengkel berkata pada saudara ‘kelihatannya rusaknya parah sehingga harus dikolter ulang’ saudara tidak mengadakan penelitian lebih lanjut apakah memang kendaraan saudara perlu dikolter ulang bukan ? Berarti dalam hal ini saudara ‘beriman’ kepada tukang bengkel itu. Ketika dokter memeriksa saudara dengan stetoskop lalu mengatakan bahwa pencernaan saudara terganggu dan lambung saudara terluka, saudara tidak menuntut bukti kepadanya kan ? Atau apakah Anda melakukan dialog dengan dokter seperti contoh berikut ini ?
Anda : Bagaimana dokter tahu kalau pencernaan saya terganggu dan lambung saya terluka ?
Dokter : Karena saya memeriksanya dengan menggunakan stetoskop saya !
Anda : Jelaskan pada saya apa itu stetoskop, siapa yang menemukannya, bagaimana cara kerjanya sehingga dia bisa tahu pencernaan dan lambung saya padahal kedua benda ajaib itu ditutupi oleh kulit dan lemak saya ?
Dokter : (Dokter lalu memberikan penjelasan panjang lebar kepada anda).
Anda : Kalau stetoskop itu memang bisa bekerja sedemikian rupa, bagaimana saya tahu kalau stetoskop punya dokter normal / tidak rusak ?
Dokter : Saya baru beli kemarin, langsung dari pabriknya.
Anda : Ok, kalaupun demikian, bagaimana saya tahu kalau dokter memang bias memakainya dengan benar ?
Pikirkan kira-kira apa yang akan dikatakan atau diperbuat dokter itu pada saudara ? Dia mungkin akan mengusir saudara. Tetapi apakah kita biasa menanyakan hal seperti itu pada dokter yang memeriksa kita ? Tidak bukan ? Dalam kenyataannya kita semua percaya penuh apa pun yang dikatakan dokter walaupun kadang mereka bisa salah mendiagnosis. Berarti dalam hal ini saudara ‘beriman’ kepada dokter itu. Dan masih banyak contoh lagi.
Jadi ternyata dalam hidup setiap hari kita tidak bisa melepaskan prinsip iman dari sana. Karena itu marilah kita belajar untuk mempercayai Firman Tuhan dengan tanpa ragu. Ada banyak hal dalam hidup ini bisa dijelaskan dengan rasio manusia tapi ada hal-hal tertentu yang hanya dapat diterima dengan iman saja. Karena itu sikap yang benar menghadapi kebenaran-kebenaran yang melampaui rasio adalah dengan beriman. Percaya walaupun tidak melihat !
1 Petrus 1:8-9 - Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, (9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu
c. Tomas percaya kebangkitan Yesus dan mengaku imannya.
Yesus menampakkan diri lagi pada minggu berikutnya kepada murid-murid-Nya dan kali ini Tomas hadir. Yesus pun berkata kepada Tomas :
Yohanes 20:27 - Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
Lalu apa reaksi Tomas?
Yohanes 20:28 - Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!
Tidak dikatakan secara eksplisit bahwa Tomas percaya pada Yesus yang bangkit, tetapi dari kata- katanya jelas harus diartikan bahwa dia sekarang sudah percaya akan kebangkitan Yesus. Ungkapan "Ya Tuhanku dan Allahku! ini sebagai bukti bahwa Tomas percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Allah.
Ini adalah ayat yang sangat penting untuk menekankan keilahian Yesus Kristus bahwa Ia adalah Tuhan dan Allah dalam pengertian yang setinggi-tingginya. Orang-orang Islam selalu menuntut pernyataan Yesus yang eksplisit yang mengatakan“ Akulah Tuhan, Akulah Allah” tetapi apakah kita tidak bisa percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah pada saat Ia sama sekali tidak menolak penyebutan Tuhan dan Allah yang dialamatkan kepada-Nya? Orang-orang Unitarian seperti Frans Donald dan juga Saksi-Saksi Yehuwa juga mengatakan bahwa kata-kata Tomas ini tidak berarti bahwa Tomas mengaku Yesus adalah Tuhan dan Allah. Tomas hanya kaget saja lalu mengucapkan kata-kata itu seperti pada masa kini jikalau orang kaget karena sesuatu hal lalu bisa mengucapkan “Ya Allah”.
Ini adalah tafsiran yang bodoh. Kita harus ingat bahwa tradisi orang Yahudi tidak memungkinkan untuk adanya ungkapan kaget sambil menyebut nama Allah seperti ini karena adanya hukum yang melarang mereka menyebut nama Tuhan dengan sembarangan.
Dengan demikian jelaslah bahwa Tomas benar-benar mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pengakuan Tomas ini adalah pengakuan pertama yang eksplisit tentang Yesus sebagai Allah.
Natanael/Bartolomeus dan Petrus pernah membuat pengakuan iman, tetapi mereka tidak secara eksplisit berkata Yesus adalah Allah melainkan “Anak Allah”. Dan pengakuan yang luar biasa ini melampaui / lebih baik dari reaksi semua murid lain yang percaya kebangkitan Kristus sebelum Tomas.
F. F. Bruce - Tomas mungkin lebih lambat dari rekan murid-murid yang lain untuk datang kepada iman kepada Kristus yang bangkit, tetapi pada waktu ia melakukan demikian, imannya dinyatakan dengan kata-kata yang melampaui apa pun yang telah mereka gunakan.
Satu hal lain lagi adalah Tomas bukan hanya percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah tetapi dia juga mengaku bahwa Yesus adalah “Tuhanku dan Allahku”. Berarti Yesus bukan hanya adalah Tuhan dan Allah secara hakiki tetapi Tomas menjadikan Dia sebagai Tuhan dan Allah baginya secara pribadi. Hal ini seharusnya kita teladani. Ada banyak orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah dan Juru selamat bagi dunia ini, tetapi mereka tidak pernah menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Allah dan Juru selamat pribadi mereka. Bagaimana dengan anda?
III.TOMAS PADA MASA-MASA KEMUDIAN.
Lalu bagaimana kisah Tomas selanjutnya? Tidak ada laporan Kitab Suci tentang hal ini. Pada awal abad ke-3 muncul sebuah buku Apokripa “The Act of Thomas” (Sejarah Tomas) yang walaupun sudah dibumbu-bumbui dengan berbagai macam legenda, dipercaya masih ada sedikit nilai historitas dari buku ini.
Diceritakan dalam buku ini bahwa setelah Yesus naik ke surga, para Rasul lalu membagi daerah pelayanan dan masing-masing lalu menuju ke tempat pelayanannya. Tetapi Tomas yang mendapat tugas ke India merasa keberatan untuk pergi ke sana karena merasa sangat jauh dan asing. Akhirnya setelah semua Rasul berangkat, hanya Tomas yang masih tinggal di Yerusalem. Diceritakan bahwa Yesus pun menampakkan diri kepadanya dan berkata : “Jangan takut Tomas, pergilah ke India dan beritakanlah firman itu karena anugerah-Ku menyertai engkau” akan tetapi Tomas menolak dan berkata kepada Tuhan: “Kemana saja Engkau mau mengutus aku, utuslah aku, akan tetapi ke tempat lain saja karena aku tidak mau pergi ke India”. Tomas pun melanjutkan hidup sehari-harinya sebagai seorang tukang kayu.
Sementara itu datanglah ke Yerusalem seorang dari India bernama Abbanes yang diutus oleh raja India bernama Gundaphorus untuk mencari seorang tukang bangunan yang mahir untuk dibawa ke India.
Yesus lalu menemui Abbanes di pasar dan bertanya “apakah engkau mencari seorang tukang kayu?” Abbanes menjawab “Ya!” Dan Yesus pun berkata “Aku mempunyai seorang budak yang bekerja sebagai tukang kayu, namanya Tomas. Aku ingin menjualnya padamu”. (Sambil menunjuk pada Tomas yang berada agak jauh dari situ). Transaksi antara Yesus dan Abbanes pun terjadi di mana Abbanes membayar sejumlah uang kepada Yesus dengan bunyi nota persetujuan (MoU) sebagai berikut : “Aku, Yesus, anak Yusuf tukang kayu, mengakui bahwa aku telah menjual budakku yang bernama Tomas kepada Abbanes, pedagang dari Gundaphorus, raja orang India”. Setelah itu Abbanes pun menjumpai Tomas dan bertanya kepadanya “apakah tuanmu bernama Yesus?” Tomas pun menjawab “Ya!”. Abbanes pun berkata : “Tuanmu sudah menjual engkau padaku untuk dibawa ke India, dan aku sudah membayar lunas padanya” (sambil menunjukan nota persetujuan itu).
Tomas pun tidak bisa mengelak lagi dan akhirnya ia mengikuti Abbanes menuju ke India. Ia tiba di Indai pada tahun 52 M dan lalu mengabdi kepada raja Gundaphorus sebagai tukang bangunan sambil memberitakan Injil di wilayah-wilayah India.
Diceritakan bahwa raja Gundaphorus menyuruh Tomas untuk mendirikan sebuah istana baginya yang megah dan Tomas menyanggupinya. Banyak biaya sudah dikeluarkan oleh Gundaphorus tetapi semua uang itu bukannya dipakai Tomas untuk membangun istana melainkan dibagi-bagikannya kepada orang-orang miskin. Gundaphorus yang mulai curiga kepada Tomas memanggilnya dan bertanya kepadanya : “apakah istanaku sudah selesai dibangun?” dan Tomas pun menjawab “ya, hamper selesai!”. Raja pun berkata : “kapan kita bisa pergi untuk melihatnya?” Tomas menjawab : “engkau tidak bisa melihatnya sekarang, nanti setelah engkau meninggal, engkau akan melihatnya”.
Raja menjadi sangat marah dan Tomas pun disiksa bahkan dibakar hidup-hidup. Anehnya ia tidak mati. Ia lalu dikurung sebagai tahanan. Beberapa saat setelah itu saudara dari raja yang bernama Gad sakit dan mati. Tapi 4 hari kemudian ia hidup kembali dan menceritakan bahwa di sana (surga) ia melihat istana yang dibangun
Tomas bagi raja. Raja pun menjadi sangat takut dan membebaskan Tomas bahkan berlutut menyembah kakinya. Tomas pun memberitakan Injil kepadanya dan ia lalu percaya kepada Yesus dan menjadi seorang Kristen.
Setelah itu Tomas pun mendapat keleluasaan untuk memberitakan Injil di seluruh wilayah India, sampai ke wilayah-wilayah di luar India seperti Syiria.
Wikipedia Encyclopedia – Menurut laporan Eusebius, Tomas dan Bartolomeus ditugaskan ke Partia dan India.Didascalia (berasal dari akhir abad ke-3) menyatakan, “India dan semua negeri sekitarnya,bahkan ke laut terjauh...menerima ordinansi kerasulan dari Tomas, yang adalah pemimpin dan penguasa dari gereja yang dibangunnya. (www.wikipedia.org)
Bahkan menurut Bambang Noorsena, ada data sejarah yang bisa dipercaya bahwa Tomas juga memberitakan Injil sampai ke tanah Nusantara (Indonesia).
BACA JUGA: EKSPOSISI YOHANES 14:6
Bambang Noorsena : Dokumen Gereja Purba, Didascalia Apostolorum (‘Konstitusi Apostolik’, edisi bahasa Arab: Kitab Ta’lim ar-Rusul), yang diedit oleh St. Hypolitus di akhir abad II Masehi, menyebut diutusnya St. Thomas Rasul ke wilayah “India besar dan negeri di kepulauan jauh’.
Tidak diragukan bahwa ‘negeri di pulau-pulau yang jauh’ adalah tanah Nusantara. (Makalah : “Pancadharma Ksatria Indonesia’; Sarasehan Budaya di Hotel D’Cokro Yogyakarta, 17 Mei 2008).
Mungkinkah? Saya tidak tahu! Tapi dampak pelayanan Tomas adalah adanya banyak orang India menjadi Kristen dan dikatakan bahwa semasa pelayananya, Tomas membangun 7 buah gereja di India Selatan yang masih ada sampai saat ini yang dikenal sebagai “EZHARAPPALLIKAL” yakni di Kodungaloor, Kollam, Niranam, Palayoor, Parur, Kokamangalam, Nilackal dan Tomas akhirnya mati syahid di India pada tahun 72 M dengan cara ditombak oleh imam-imam berhala dan ia lalu dikuburkan oleh orang-orang percaya di Madras, di atas sebuah bukit yang disebut Bukit Rasul Tomas.
Dalam gereja di atas bukit St. Tomas ini ada sebuah ornamen besar berupa kotak di mana patung mayat Tomas dibaringkan di sana dengan tombak yang telah membunuhnya diletakkan di sampingnya dan pada kain penutupnya dituliskan pengakuan iman Tomas dalam Yohanes 20:28 : “Ya Tuhanku dan Allahku”.
Hingga hari ini setiap tanggal 21 Desember diperingati oleh gereja-gereja Latin sebagai hari perkabungan atas kematian Tomas. Gereja-gereja Yunani memperingatinya pada tanggal 6 Oktober. Sedangkan gereja Tuhan di India memperingatinya pada setiap tanggal 1 Juli.
Orang-orang percaya Syria percaya bahwa Tomaslah pendiri gereja mereka. Kira-kira demikianlah ringkasan kisah Tomas ini. Ingat, ini kisah dalam kitab Apokripa sehingga tidak mutlak benar. Sangat mungkin inti ceritanya benar sedangkan hal-hal kecil di dalamnya telah mengandung legenda yang dibesar-besarkan atau dibumbu-bumbui.
Lepas dari semua itu tapi tidak diragukan bahwa sampai akhir hayatnya Tomas mempersembahkan dirinya dalam pelayanan yang sungguh kepada Tuhannya dan Allahnya Yesus Kristus seperti yang diakuinya dalam Yohanes 20:28.
William Barclay – Ada sesuatu yang amat indah dan patut dikagumi mengenai Tomas ini. Iman tidak pernah merupakan hal yang mudah baginya. Ia tidak gampang menjadi taat. Dia harus mendapat kepastian; dia adalah orang yang harus menghitung harganya lebih dahulu. Akan tetapi sekali ia sudah mendapat kepastian, dan sekali ia telah menghitung harganya, dia adalah orang yang menjalani jalan iman dan kepatuhan sampai batas terakhir. Iman Tomas adalah lebih baik daripada pengakuan tanpa pikir; dan kepatuhan seperti itu adalah lebih baik daripada mudah menyetujui untuk melakukan sesuatu tanpa menghitung harganya dan kemudian mundur dari persetujuan itu. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Yohanes 8-21, hal.432).
Demikianlah Tomas! Bagaimana dengan kita? Apakah kita hanya berhenti pada pengakuan iman di mulut kita saja? Ataukah seperti Tomas yang menyerahkan seluruh hidupnya dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhannya dan Allahnya sesuai pengakuannya itu? Renungkanlah ini!
Ikuti saya di Google News untuk membaca artikel lainnya :
- AMIN -