YESUS KRISTUS (PRA-INKARNASI, INKARNASI DAN DI SORGA)

Albert Rumampuk.
YESUS KRISTUS (PRA-INKARNASI, INKARNASI DAN DI SORGA)
YESUS KRISTUS (PRA-INKARNASI, INKARNASI DAN DI SORGA). Yesus Kristus adalah pribadi yang luar biasa. Tidak ada pemimpin agama didunia ini yang sefenomenal tokoh ini. Ia bukan saja dihormati, di puji dan di sembah oleh para pengikut-Nya, tetapi juga di hina, di caci dan di anggap sebagai mahluk ciptaan belaka. Tidak terelakkan pro dan kontra mengenai tokoh ini menimbulkan perdebatan yang sengit. Para sarjana dan pemuka agama melakukan diskusi/adu argumentasi tentang diri-Nya.

Jika ingin mengetahui dengan benar siapakah Yesus Kristus yang sesungguhnya, maka kita tidak boleh hanya melihat salah satu bagian dari eksistensi-Nya. Ini sangat penting, karena kalau hanya melihat satu sisi saja, maka pemahaman kita pasti keliru/menyesatkan. Misalnya: kalau melihat Yesus Kristus hanya pada saat Dia ada di dunia, maka bisa saja disimpulkan bahwa Dia hanyalah seorang manusia biasa, orang saleh, utusan Tuhan, nabi, dan sebagainya.

Oleh karena itu, kita harus melihat keseluruhan keberadaan Kristus, bukan hanya saat berada di dunia, tapi saat Dia belum di dunia dan setelah Dia naik ke sorga. Inilah yang saya maksudkan dengan 3 (tiga) ‘era’ keberadaan-Nya: Masa Pra-inkarnasi, masa inkarnasi dan keberadaan Kristus setelah naik ke sorga.

A. Keberadaan Yesus Kristus dalam kekekalan masa lampau (Pra-Inkarnasi)

“Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…” (Kejadian 1:26).

Kata “kita” dalam ayat diatas, merupakan kata ganti orang bentuk jamak yang menunjuk kepada Allah. Kejadian 1:26 merupakan ayat yang pertama kali mengindikasikan adanya semacam “kejamakan tertentu” dalam diri Allah. Ayat tsb mencatat adanya perundingan ilahi sebelum proses penciptaan manusia.Tetapi aneh, disini terlihat bahwa penciptaan itu dilakukan oleh lebih dari satu pribadi. Jika memang Sang pencipta itu ada dalam bentuk yang “jamak,” lalu siapakah pribadi-pribadi itu? Jika kita hanya melihat pada satu ayat ini saja, maka kita tidak bisa memastikan siapa-siapakah yang dimaksudkan di ayat tsb. Tentunya kita harus mempelajari keseluruhan ayat-ayat yang berhubungan dgn teks itu, kemudian bisa menyimpulkannya dengan benar.

Kejadian 1:26 merupakan salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal dan sebetulnya mencatat keberadaan Kristus pra-inkarnasi, namun masih belum jelas/kabur.

1. Kekekalan Yesus Kristus

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).

Yunani: “En arche en ho logos kai ho logos en pros ton theon kai theos en ho logos”

Kata “Firman” dalam ayat ini berbicara tentang Yesus (lihat Yohanes 1: 14). Yesus Kristus sebelum hadir didunia disebut sebagai “Firman.” Bahkan, dalam teks ini Yesus dinyatakan sebagai “Allah”. Mestinya itu merupakan bukti yang sangat kuat tentang keilahian Yesus. Tetapi para Saksi Yehuwa menterjemahkan kata Yunani “THEOS” (dibagian akhir ayat tsb), dengan “suatu allah” (yang bukan Allah sejati). Seorang pengkotbah Kristen bahkan mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah ciptaan Allah, ciptaan pertama.

Tabloid Gloria: “.. Diketahui rekaman khotbah berdurasi 36 menit 48 detik ini, menyebutkan Tuhan Yesus adalah ciptaan. Hal ini berdasarkan Wahyu 3:14 yang berbunyi “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodekia : Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” (LAI terjemahan 1974)…Yesus diciptakan Allah, namun Yesus adalah Allah itu sendiri… Selanjutnya, pengkotbah menjelaskan, bahwa Yesus itu yang keluar dari Bapa adalah ciptaan, ciptaan yang mula-mula sama dengan kita juga asalnya diciptakan. Namun perbedaannya adalah bahan kejadian (asal) kita berasal dari tanah sedangkan Yesus memakai bahan / tubuh-Nya Bapa..”(Sumber : Tim ‘Kontra Bidat-Paguyuban AMIN’, Dikutip dari Tabloid Gloria, edisi 379 – Minggu V November 2007. Ini merupakan khotbah dari Ev. Yusak Tjipto, tentang Kitab Wahyu bag. 7).

Ajaran seperti ini sungguh kacau karena secara logika-pun pernyataan diatas tak bisa diterima sebab merupakan sebuah inkonsistensi/kontradiksi. Di satu sisi si pengkotbah mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan (yang tentunya memiliki permulaan/diawali waktu). Tetapi disisi lain dia mengatakan bahwa Yesus adalah Allah itu sendiri (yang tidak diawali oleh waktu). Dua hal yang saling bertabrakan!

Tetapi bagaimana dengan kesaksian Alkitab? Benarkah Yesus adalah mahluk ciptaan? Berikut adalah komentar Dr. Marantika tentang teks dalam Yohanes 1:1. 

“Kata-kata ‘pada mulanya’ diterjemahkan dari ungkapan kata-kata bahasa Yunani ‘en’ yang berarti ‘di dalam’ atau ‘pada’ dan ‘arche’ yang berarti ‘purbakala’ (tanpa artikel), maka ini berarti purbakala itu tak terbatas (timeless existence). Ditambah pula dengan penggunaan bentuk ‘imperfect’ yaitu keterangan waktu ‘past continuous’ bagi kata ‘adalah’ (en), maka teranglah sudah yang dimaksudkan disini adalah masa lampau yang tak terbatas atau kekekalan masa lampau. Kata ‘bersama-sama dengan’ berasal dari kata ‘pros’ (face to face) yang dalam pikiran Yunani berarti satu kesatuan, menunjukkan bahwa Kristus yang adalah Firman itu bukan saja ada terus menerus di masa lampau yang tidak terbatas (kekal), juga menyatakan kesatuan-Nya dengan Allah” (Yesus Kristus Allah, manusia sejati, oleh Chris Marantika, Th.D, hal 15-16).

Kata ‘PROS’ dalam ayat itu yang diterjemahkan “bersama-sama dengan,” secara hurufiah berarti ‘face to face’ (berhadapan muka). Jadi, kata “Firman” di Yohanes 1:1 tentu menunjuk pada suatu pribadi. Dan keberadaan dari “Sang Firman”, merupakan keberadaan yang tanpa batas. Itulah makna kata “Pada mulanya” yang jika ditinjau dari bahasa aslinya, menunjuk pada masa lampau yang tidak berawal/kekal.

Kekekalan Kristus di masa yang lampau, juga diungkapkan oleh nabi Mikha dan Yesaya, jauh sebelum kelahiran-Nya.

“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” (Mikha 5:1).

Ini merupakan nubuatan kelahiran Yesus di Betlehem, namun ditekankan bahwa Dia sudah ada sejak purbakala, sejak dahulu kala. Ungkapan ini mengandung pengertian waktu yang kekal, tiada hentinya.

“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yesaya 9:5).

Yesus disebut sebagai Bapa yang Kekal, istilah Ibraninya adalah ABI AD, yang seharusnya lebih tepat dikatakan Bapa dari keabadian / kekekalan. Disini bukan membicarakan pribadi Allah Bapa, tetapi pribadi Anak Allah (Yesus Kristus). Sebutan itu mengusulkan praeksistensi dan kekekalan; Ia menguasai zaman dan berada diatas waktu.

Para Rasul juga telah menyatakan hal ini dengan gamblang;

• Yesus telah ada sebelum Yohanes ada (Yohanes 1:15),

• Yesus ada terlebih dahulu dari segala sesuatu (Kolose 1:17).

Bahkan, Yesus sendiripun bersaksi tentang diri-Nya bahwa Dia telah ada sebelum Abraham.

“Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Yohanes 8:58).

NIV/NASB: Before Abraham was born, I am (= Sebelum Abraham dilahirkan, Aku adalah).

Yohanes 1:1, menunjukkan dengan jelas tentang keberadaan Yesus Kristus sebelum berinkarnasi; Pada masa lampau yang kekal, Ia terus menerus ada, tidak pernah suatu saat Dia tidak ada, Ia kekal adanya.

2. Yesus Kristus adalah Pencipta

“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1:3).

Karya yang menonjol saat pra-inkarnasi adalah penciptaan. Kitab Suci mencatat bahwa Yesus Kristus adalah pencipta segala sesuatu! “Segala sesuatu”, berarti semuanya, apapun itu !
Bandingkan dengan Kolose 1:16,

“Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16).

Pengertian “Segala sesuatu” disini, mencakup: 

Yang ada di sorga maupun di bumi 

Yang kelihatan dan yang tidak kelihatan 

Singgasana maupun kerajaan 

Pemerintah maupun penguasa 

Kata-kata “Tanpa Dia” dalam Yohanes 1:3, menunjukkan bahwa Yesus adalah sumber dari segala sesuatu yang telah diciptakan. Tanpa-Nya maka tidak ada suatupun yang jadi. Dengan kata lain, tanpa Yesus, maka: Langit dan bumi, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, para malaikat, dan segala yang ada, tidak akan pernah ada! Dengan demikian maka kata “Kita” di Kejadian 1:26 juga mencakup Yesus.

Kesimpulan yang dapat diambil tentang keberadaan Yesus sebelum hadir di dunia adalah:

--> “Sang Firman” yang adalah Yesus itu kekal adanya (Yohanes 1:1)

--> Yesus adalah pencipta segala sesuatu (Yohanes 1:3)

2 hal itu membuktikan secara tegas bahwa Yesus adalah Allah sejati/100% Allah tanpa kemanusiaan. Pada mulanya, Sang firman / Yesus bukanlah hanya sekedar kata-kata Allah saja, tetapi sejak masa lampau yang kekal Dia adalah suatu pribadi, Dia adalah Allah yang kekal, pencipta segala sesuatu!

B. Keberadaan Yesus Kristus saat di dunia (Inkarnasi Kristus)

Kristus berinkarnasi, menunjuk pada tindakan Anak Allah, yang mengambil bagi diri-Nya natur / hakekat tambahan yaitu natur manusia, melalui kelahiran dari seorang perawan.

“Kata ini berasal dari kata bahasa Latin IN [= in (= dalam)] + CARO / CARNIS [= flesh (= daging)]. Jadi, inkarnasi bisa diartikan ‘masuk ke dalam daging’. Tentu saja yang dimaksud dengan ‘daging’ bukan hanya tubuh, tetapi seluruh manusia.” (Christologi, oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div)

Ada orang-orang Kristen punya konsep yang salah tentang hal ini. Mereka menganggap bahwa ketika Allah berinkarnasi, Ia hanya menjadi manusia 100% saja, segala atribut / sifat-sifat keAllahan-Nya ditanggalkan-Nya. Ajaran seperti ini biasanya disebut dengan teori “Kenosis”. Tetapi apakah kata “Kenosis” harus berarti demikian?

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” Filipi 2:5-8

Teks ini dijadikan dasar oleh para penganut teori Kenosis untuk membenarkan pemahamannya. “Ajaran ini menandai doktrin bahwa Logos pada saat inkarnasi dilepaskan dari semua atribut-atribut ilahi-Nya, dijadikan sekedar suatu potensi saja, dan kemudian dalam persatuan dengan natur manusia, berkembang lagi menjadi pribadi Manusia-Ilahi.” (Teologi Sistematika, Berkhof, hal. 55).

Misalnya Matius 24:36 , disitu dijelaskan bahwa Yesus tidak maha tahu. Jadi karena Dia tidak maha tahu, maka berarti keilahian-Nya telah ditanggalkan-Nya. Tetapi, teori Kenosis ini salah! Mengapa? Karena di dalam diri Allah sama sekali tidak ada perubahan (Bdk. Maz 102:26-28). Ia tak pernah bisa berhenti menjadi Allah.

Paul Enns dalam bukunya The Moody Handbook of Theology, hal. 281 mencatat bahwa “Pengosongan” bukan merupakan pengurangan / penanggalan, tetapi merupakan penambahan. Perhatikan konteks dari Filipi 2:7-8

~ Mengambil rupa seorang hamba

~ Menjadi sama dengan manusia

~ Dalam keadaan / rupa manusia

~ Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati

Jadi, pengosongan yang dimaksud dalam ayat ini bukanlah menanggalkan/melepas sesuatu yang tadinya ada, tetapi justru penambahan. Apa yang ditambahkan? Yang ditambahkan adalah hakekat yang baru / yang lain, yaitu hakekat manusia. Sehingga saat Anak Allah berinkarnasi, Dia menjadi Allah dan Manusia yang sejati.

“Mengosongkan diri” adalah sebuah tindakan yang menunjukkan kerendahan hati Allah yg begitu mulia dan agung (bdk. ayat 8b). Ini ditunjukkan lewat peristiwa inkarnasi. Inkarnasi juga membuktikan bahwa sebelumnya Yesus memiliki pra-eksistensi (Yohanes 1:1; 6:38).


“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” Yesaya 7:14.

Ini adalah nubuat dari nabi Yesaya sekitar 700 tahun sebelum kelahiran Kristus. Dan dalam Matius 1:23; 2:6, nubuat itu terjadi secara tepat.

"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita” Matius 1:23.

“Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel" Matius 2:6

Kelahiran Yesus dari seorang manusia (Maria), menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah anak manusia / manusia sejati. Berikut adalah beberapa alasan tentang kemanusiaan Yesus:

1. Yesus memiliki unsur manusiawi: 

Tubuh (Matius 26:26,28; Lukas 24:39) 

Jiwa / roh (Matius 27:50; Lukas 23:46) 

2. Ia memiliki kelemahan-kelemahan manusia: 

Lapar (Matius 4:2) 

Sedih (Matius 26:37) 

Tidur (Matius 8:24) 

Haus (Yohanes 19:28) 

Mati (Yohanes 19:30) 

3. Bertumbuh seperti manusia biasa (Lukas 2:40-52)

4. Kitab suci mencatat bahwa Allah telah menjadi manusia (Yohanes 1:14; 1Timotius 3:16; 1Yohanes 4:2)

Semua hal ini, menunjukkan bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh manusia yang sejati. Dalam segala hal, Dia sama dengan manusia kecuali dalam hal dosa. Dia tidak pernah melakukan dosa, Ia suci (2 Korintus 5:21; Ibrani 4:15; 7:26).

2. Yesus Kristus adalah Allah yang sejati

Pada abad-abad awal, masalah kemanusiaan Yesus sangat ditentang, tetapi yang terjadi sekarang, sebaliknya; ke-Allahan-Nya yang justru ditentang.

Teologi Liberal dengan gencar mengekspresikan penyangkalan terhadap keAllahan Yesus. Kelompok Kristen Tauhid mengatakan bahwa Yesus pada mulanya adalah malaikat, Dia bukan Allah yang sejati. Saksi Yehova menganggap Yesus sebagai “allah kecil”, Dia bukan Allah dalam arti yang sebenarnya. Bahkan ada kelompok Kristen tertentu yang menganggap Yesus (Firman) itu hanyalah merupakan ‘sifat’ dari Allah tetapi bukan Allah.

Henney Sumali (dosen pakar dalam Kristen Orthodox Syria): “Suatu ketika Almarhum Nurchollis Madjid yang dipanggil akrab dengan Cak Nur bertanya Kristen Orthodox Syria, ajaran Allah Tritunggal itu penjelasan yang sebenarnya itu bagaimana? Lalu saya menjawab, yang satu adalah wujud Allah yang lain adalah sifat-sifat Allah. Dari penjelasan yang sederhana itu Cak Nur akhirnya mengetahui dan memahami apa maksud sebenarnya dari ajaran Tritunggal” kisah Henney. (Tabloid Gloria edisi 380 – Minggu I Desember 2007, halaman 6).

Pengertian Kristus adalah Allah, tidaklah berarti hanya mengatakan Ia “seperti Allah” atau Ia adalah manusia “setengah Allah” atau Ia “bersifat ilahi”. Kristus secara mutlak setara dengan Allah! Saat di dunia, Dia bukan hanya manusia sejati, tetapi juga adalah Allah yang sejati.

Bukti-bukti keilahian Kristus:

1. Yesus Kristus memiliki sifat-sifat ilahi yang hanya dimiliki oleh Allah:

* Maha hadir 

Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yohanes 14:23).

* Maha tahu

“Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia” (Yohanes 2:23-25).

“Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah" (Yohanes 16:30). 

* Maha kuasa 

“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu” (Markus 2:10).

* Maha suci

“Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?” Yohanes 8:46 (Bdk. Ibrani 4:15; 7:26). 

* Sifat tetap / tidak berubah

“ Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13:8).

2. Saat di dunia, Yesus disembah dan Dia menerima penyembahan itu.

• Orang-orang menyembah-Nya

“Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku" (Matius 8:2).

“ Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya” (Yohanes 9:35-38).

• Murid-murid menyembah-Nya

“ Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah" (Matius 14:33).

Ingat, dalam Matius 4:10 Yesus melarang untuk menyembah yg bukan Allah. Hanya Allah saja yg wajib disembah. Tetapi faktanya Yesus justru menerima penyembahan manusia. Itu membuktikan bahwa Dia adalah Allah itu sendiri.

3. Yesus adalah Anak Allah

“ Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah” (Yohanes 5:18).

“Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah" (Yohanes 19:7).

Pada saat itu, pada waktu Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah, semua orang-orang Yahudi tahu bahwa Ia memaksudkan diri-Nya sebagai Allah.

4. Adanya ayat-ayat yang menunjukkan Yesus adalah Allah

“Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"(Yohanes 20:28)

“Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!” (Roma 9:5)

Kitab Suci menjelaskan bahwa sekalipun Yesus adalah seorang “manusia”, tetapi Dia tetap disebut Allah.

5. Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah / Yahweh itu sendiri

“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yesaya 9:5).

“Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN--keadilan kita” (Yeremia 23:5-6).

Ini merupakan nubuat tentang Yesus yang akan lahir di dunia, tetapi anehnya, Dia tetap disebut sebagai Yahweh.


Kesimpulan yang dapat diambil tentang keberadaan Yesus pada saat di dunia adalah:

---> Yesus Kristus adalah manusia sejati

---> Yesus Kristus adalah Allah yang sejati

Kedua hakekat ini ada di dalam satu pribadi. Dalam keadaan-Nya sebagai Allah dan manusia sejati, ada semacam dualisme dalam diri Yesus; Di satu saat sisi keAllahan-Nya yang muncul tapi disaat yang lain, sisi kemanusiaan-Nya yang muncul, tetapi dalam semua hal ini Yesus tetap satu pribadi.

Akibat dari kesatuan dua natur / hakekat dalam diri Yesus, maka Dia disebut sebagai pribadi Theanthropik (Allah dan manusia). Keberadaan Yesus Kristus sebagai Allah dan manusia sejati, berlangsung seterusnya sampai selama-lamanya.

C. Keberadaan Yesus Kristus setelah bangkit dan naik ke sorga

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Yesus pernah mati didunia ini. Tetapi fakta juga membuktikan bahwa Dia bangkit dari kematian! Pada hari yang ketiga, Dia bangkit dari antara orang mati (Kisah Para Rasul 26:23; Kolose 1:18). Sebagai orang beriman, kita harus percaya baik kematian maupun kebangkitan-Nya. Kebangkitan Yesus dari antara orang mati, membuktikan bahwa Dia adalah Allah.

Namun yang jadi pertanyaannya adalah: setelah bangkit dan naik ke sorga, keberadaan Yesus seperti apa ? Dia adalah Allah sejati saja, atau Allah dan manusia, atau bagaimana?

1. Sebagai manusia

Yang pertama, perhatikan ayat2 berikut:

“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut” (Ibrani 2:14)

“Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa” (Ibrani 2:17).

Ayat ini sedang menjelaskan sisi kemanusiaan dari Yesus, Ia sama dengan kita yaitu terlahir dari darah dan daging.

Manusia, setelah mengalami kematian, sebetulnya dia tidak berhenti ada / tidak musnah, tetapi hanya berpindah tempat ke surga atau neraka. Dia tetap seorang manusia sampai selamanya walaupun berada di alam yang lain. Demikian pula dengan Yesus, saat lahir didunia sebagai manusia, “kemanusiaan-Nya” tidak pernah berhenti, Ia tetap sebagai manusia sampai selama-lamanya.

Ibrani 2:17 mencatat bahwa dalam segala hal, Yesus sama dengan manusia. Jadi dalam hal apapun, Dia sama dengan kita, kecuali satu hal yaitu dosa. Yesus Kristus adalah manusia tanpa dosa (Ibrani 4:15; 2 Korintus 5:21).

Kedua, setelah mengalami kematian, manusia Yesus itu bangkit secara jasmani dan naik ke surga dengan tubuh jasmani-Nya.

“Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka” (Lukas 24:39-40).

“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga"(Kisah Para Rasul 1:9-11).

Ketiga, 1 Timotius 2:5 mencatat, saat di surga, Yesus tetap seorang manusia. 

“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” 

Bandingkan dengan Ibrani 4:14-15

“Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa”.

Keempat, Lukas menjelaskan bahwa saat Yesus datang untuk kedua kalinya, Ia akan datang sebagai seorang manusia.

“Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" Kisah Para Rasul 17:31

Bandingkan dengan Matius 16:27

“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keberadaan Yesus sebagai manusia, itu bukan hanya ketika Ia terlahir didunia, menderita di salib sampai mati, tetapi juga setelah Dia bangkit dan naik ke surga dan sampai selama-lamanya.

C. Ryrie berkata: “Kelahiran perawan merupakan cara inkarnasi. Setelah digenapi, inkarnasi tersebut merupakan suatu pernyataan Allah yg abadi. Hal ini mulai sejak kelahiran-Nya dan berlanjut terus selama-lamanya(walaupun sekarang sudah dalam tubuh yang bangkit).” (Teologi Dasar 1, hal.359)

2. Sebagai Allah

Salah satu sifat Allah yang tidak bisa dimiliki oleh semua mahluk hidup adalah sifat-Nya yang tetap / tidak berubah. Hewan dan tumbuh-tumbuhan suatu saat akan musnah. Manusia, hanyalah mahluk ciptaan-Nya yang pada mulanya tidak ada. Tetapi Allah, tetap ada, tahun-tahun-Nya tidak pernah berkesudahan Ia kekal bukan hanya ke masa lampau tetapi juga ke masa depan.

“Aku berkata: "Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada pertengahan umurku! Tahun-tahun-Mu tetap turun-temurun!" Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan” (Mazmur 102:25-28).

a) Saat di surga Yesus disembah.

Rasul Yohanes mencatat, disurga Yesus akan menjadi sasaran penyembahan oleh segala mahluk.

“Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi." Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" Dan keempat makhluk itu berkata: "Amin". Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah” (Wahyu 5:6-14).

Bandingkan dengan Filipi 2:10-11

“Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” 

Tidak ada seorangpun manusia, malaikat atau setan yang layak menerima penghormatan, pujian dan penyembahan selain dari Allah sendiri! Disurga Yesus disembah, menunjukkan Dia adalah Allah!

b). Yesus sendiri bersaksi; saat disurga, Dia adalah Allah yang kekal.

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. ‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:7-8).

Ayat ini, jelas berbicara tentang Yesus. Bandingkan dengan Wahyu 2:8,

"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”

Istilah “Alfa dan Omega” menunjuk pada kekekalan Kristus. Dia adalah Allah yang kekal.

Kesimpulan yang dapat diambil, tentang keberadaan Yesus saat disurga adalah: 

---> Yesus Kristus adalah manusia sejati

---> Yesus Kristus adalah Allah sejati

Kedua hakekat ini tetap ada didalam diri Kristus sampai selama-lamanya.

Kesimpulan akhir:

Pada mulanya, sebelum Anak Allah berinkarnasi (era pra-inkarnasi), Dia adalah Allah sejati tanpa kemanusiaan 

Setelah berinkarnasi (saat didunia), Dia adalah Allah dan Manusia sejati 

Saat naik ke surga, Dia tetap Allah dan Manusia sampai selama-lamanya. 

Penerapan dan Penutup:

Data Kitab Suci telah menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang sejati. Saudara mau tinjau dari sisi yang manapun juga diseluruh era keberadaan Kristus, saudara tetap mendapati bahwa Dia adalah Allah seutuhnya. Terimalah Dia sebagai Tuhan dan juruselamat dalam hidup-mu, maka pengampunan dosa dan hidup yang kekal menjadi bagian anda.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Yohanes 3:16-18).

“Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.” (Kisah Para Rasul 13:39).


“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:9-10).

Bagi saudara yang telah beriman pada Yesus, bersyukurlah dan teguhkan iman saudara karena saudara ada di alamat yang tepat. Saudara menyembah Allah yang benar.

Memang ada ungkapan yang mengatakan “Banyak jalan menuju Roma”, tetapi Alkitab memberitahu bahwa hanya ada satu jalan menuju surga, yaitu lewat Yesus Kristus (Yohanes 14:6).

Maukah saudara percaya pada-Nya? Semoga Tuhan memberi anugerah-Nya.

Sumber: 

1) The Moody Handbook Of Theology; Paul Enns

2) Yesus Kristus Allah, manusia sejati; Chris Marantika

3) Teologi Sistematika; Louis Berkhof.

4) Christologi; Budi Asali, M.Div.

YESUS KRISTUS (PRA-INKARNASI, INKARNASI DAN DI SORGA).
Next Post Previous Post