YESUS KRISTUS=YHWH (YAHWEH)

Pdt.Budi Asali, M.Div.
YESUS KRISTUS=YHWH (YAHWEH)
otomotif, business
YESUS KRISTUS=YHWH (YAHWEH). Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri.

a) Yeremia 23:5-6 - (5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN (YAHWEH) - keadilan kita”.

Pertama-tama perlu diketahui bahwa ini merupakan nubuat tentang Yesus / Mesias. Pada umumnya Saksi-Saksi Yehuwa mengakui hal ini, tetapi bila ada di antara mereka yang tidak mau mengakuinya, maka kita bisa membuktikannya. Bahwa ayat ini merupakan suatu nubuat tentang Yesus / Mesias, terlihat dari:

1. Gelar Tunas adil bagi Daud dalam Yeremia 23: 5 nya.

Bahwa gelar ini menunjuk kepada Yesus terlihat dengan jelas kalau kita membandingkannya dengan:

Yesaya 4:2 - Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput. Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus.

Yesaya 6:13 - Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!.

Yesaya 11:1-3 - (1) Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. (2) Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; (3) ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

Yesaya 53:2 - Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Baca kelanjutan dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini merupakan nubuat tentang Mesias / Yesus.

Zakharia 3:8 - Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu - sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hambaKu, yakni Sang Tunas”.

Zakharia 6:12 - katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN.

Wahyu 5:5 - Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.. Baca kontext dari ayat ini dan saudara akan melihat bahwa ayat ini berbicara tentang Yesus. Juga gelar singa Yehuda merupakan gelar dari Yesus (bdk. Kejadian 49:9-10).

Wahyu 22:16 - Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang..

2. Text itu mengatakan bahwa Ia akan menjadi raja yang bijaksana (ay 5b), dan dalam jamannya Yehuda akan dibebaskan, dsb. (Yeremia 23: 6).

Kalau ini tidak menunjuk kepada Yesus, lalu menunjuk kepada siapa?

Kalau kita sudah tahu / yakin bahwa Yer 23:5-6 ini merupakan nubuat tentang Yesus, maka sekarang perhatikan bagian akhir dari text itu, dimana Yesus disebut sebagai TUHAN keadilan, dimana kata TUHAN tersebut dalam bahasa Ibraninya adalah YAHWEH / YEHOVAH.

Catatan: Perlu diketahui bahwa dalam Perjanjian Lama, kata Tuhan berasal dari kata bahasa Ibrani ADONAY, sedangkan kata TUHAN (semua dalam huruf besar) berasal dari kata bahasa Ibrani YAHWEH / YEHOVAH.

Ini adalah ayat yang sangat penting dalam menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa karena di dalam ayat ini Yesus Kristus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH!

Juga perlu diketahui bahwa dalam Kitab Suci istilah bahasa Ibrani ADONAY (= Tuhan / Lord) bisa digunakan untuk seseorang yang bukan Allah (Misalnya dalam Yes 21:8). Demikian juga dengan istilah bahasa Ibrani ELOHIM [= Allah / God(s)], atau istilah bahasa Yunani THEOS (= Allah), atau istilah bahasa Yunani KURIOS (= Tuhan), bisa digunakan untuk menunjuk kepada dewa dan bahkan manusia dan setan (Misalnya: Keluaran 4:16 Kel 7:1 Keluaran 12:12 Keluaran 20:3,23 Hakim 16:23-24 1Raja-Raja 18:27 Mazmur 82:1,6 Kisah Para Rasul 28:6 2Korintus 4:4).

Tetapi sebutan YAHWEH / YEHOVAH (= TUHAN / LORD) tidak pernah digunakan untuk makhluk lain selain Allah, karena YAHWEH / YEHOVAH adalah nama dari Allah!

Mazmur 83:19 - supaya mereka tahu bahwa Engkau sajalah yang bernama TUHAN, Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.

NIV menterjemahkan secara berbeda, dan NWT / TDB mirip dengan NIV.

NIV: ‘Let them know that you, whose name is the LORD - that you alone are the Most High over all the earth’ (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau, yang namaNya adalah TUHAN - bahwa Engkau saja adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).

TDB: Agar mereka tahu bahwa engkau, yang bernama Yehuwa, Engkau sajalah Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.

Tetapi KJV/RSV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.

KJV: That men may know that thou, whose name alone is JEHOVAH, art the most high over all the earth (= Supaya manusia bisa mengetahui bahwa Engkau sendiri yang namaNya adalah Yehovah, adalah yang maha tinggi atas seluruh bumi).

RSV: Let them know that thou alone, whose name is the LORD, art the Most High over all the earth (= Biarlah mereka mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).

NASB: ‘That they may know that Thou alone, whose name is the LORD, Art the Most High over all the earth’ (= Supaya mereka bisa mengetahui bahwa Engkau saja, yang namanya adalah TUHAN, adalah Yang Maha Tinggi atas seluruh bumi).

C. H. Spurgeon: Jehovah is the incommunicable name of God, and is never attributed to any but God (= Yehovah adalah nama Allah yang tidak bisa diberikan, dan tidak pernah diberikan kepada yang lain kecuali Allah) - The Treasury of David, vol 2, hal 430.

Herman Bavinck: Gods proper name par excellence is Jehovah: Ex. 15:3; Ps. 83:19; Hos 12:6; Is. 42:8. This name is, therefore, not used of any other than Israels God (= Nama Allah yang sungguh-sungguh yang paling menonjol adalah Yehovah: Keluaran 15:3; Mazmur 83:19; Hosea 12:6; Yesaya 42:8. Karena itu, nama ini tidak digunakan untuk yang lain dari Allah Israel) - The Doctrine of God, hal 107.

Louis Berkhof: It is especially in the name Yahweh, which gradually supplanted earlier names, that God reveals Himself as the God of grace. It has always been regarded as the most sacred and the most distinctive name of God, the incommunicable name” (= Khususnya dengan nama Yahweh inilah, yang perlahan-lahan menggantikan nama-nama yang lebih awal, Allah menyatakan diriNya sendiri sebagai Allah kasih karunia. Nama itu selalu dianggap sebagai nama Allah yang paling keramat dan paling khusus / tersendiri, nama yang tidak bisa diberikan) - Systematic Theology, hal 49.

Dalam tafsirannya tentang nama YAHWEH dalam Yesaya 42:8, Albert Barnes mengatakan: It is a name which is given to none but the true God, and which is everywhere in the Scriptures used to distinguish him from all others (= Ini adalah nama yang tidak diberikan kepada siapapun kecuali Allah yang benar, dan yang dimana-mana dalam Kitab Suci digunakan untuk membedakan Dia dari semua yang lain) - hal 103.

Saksi-Saksi Yehuwa sendiri mengatakan: God, Lord, and Creator like President, King, and General - are titles and may be applied to several different personages. But Jehovah is a personal name and refers to the almighty God and Creator of the universe (= Allah, Tuhan, dan Pencipta seperti Presiden, Raja, dan Jendral - adalah gelar-gelar dan bisa diterapkan kepada beberapa tokoh-tokoh / orang-orang terkemuka yang berbeda. Tetapi Yehovah adalah nama pribadi dan menunjuk kepada Allah yang mahakuasa dan Pencipta dari alam semesta) - internet: http://www.watchtower.org/library/jt/article_09.htm.

Lalu mereka mengutip juga Mazmur 83:19 di atas (dalam versi KJV).

Catatan: merupakan sesuatu yang aneh bahwa dalam menggunakan Mazmur 83:19 ini mereka berkali-kali menggunakan terjemahan yang berbeda dengan NWT / TDB. Dalam buku tipis mereka yang berjudul Nama Ilahi Yang Akan Kekal Selama-lamanya, hal 5, mereka menggunakan 4 terjemahan untuk Maz 83:19 ini, yaitu terjemahan dari TB-LAI, Klinkert, Terjemahan Katolik - Ende, Flores, dan KJV, yang semuanya menterjemahkan seperti TB-LAI.

BACA JUGA: BAHASA ANTHROPOMORPHISME

Juga dalam buku ‘Nama Ilahi Yang Akan Kekal Selama-lamanya, hal 21, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: Publikasi-publikasi Afrika Selatan lainnya, juga, pada suatu waktu memuat nama Allah. Misalnya, dalam De Korte Catechismus (Katekismus Singkat), karya J. A. Malherbe, 1914, muncul yang berikut ini: Apa Nama Allah yang sangat unggul? Jawabannya? Yehuwa, yang ditulis TUHAN dengan huruf-huruf besar dalam Alkitab-Alkitab kita. (Nama) ini tidak pernah diberikan kepada makhluk lain”.

Karena itu, kalau dalam Yeremia 23:5-6 Yesus disebut dengan sebutan YAHWEH / YEHOVAH, maka tidak bisa tidak hal ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri!

Charles Haddon Spurgeon: Jesus Christ is the Lord our righteousness. There are but three words, JEHOVAH, - for so it is in the original, - OUR RIGHTEOUSNESS. He is Jehovah. Read that verse, and you will clearly perceive that the Messias of the Jews, Jesus of Nazareth the Saviour of the Gentiles, is certainly Jehovah. He hath the incommunicable title of the Most High God. ... Oh, ye Arians and Socinians, who monstrously deny the Lord who bought you and put him to open shame by denying his divinity, read you that verse and let your blasphemous tongues be silent, and let your obdurate hearts melt in penitence because ye have so foully sinned against him. He is Jehovah, or, mark you, the whole of Gods word is false, and there is no ground whatever for a sinners hope (= Yesus Kristus adalah TUHAN kebenaran kita. Di sana ada tiga kata, Yehovah, - karena demikianlah dalam bahasa aslinya, - Kebenaran kita. Ia adalah Yehovah. Bacalah ayat ini, dan engkau akan dengan jelas mengerti bahwa Mesias dari orang-orang Yahudi, Yesus dari Nazaret, Juruselamat dari orang-orang non Yahudi, jelas adalah Yehovah. Ia mempunyai gelar dari Allah Yang Maha Tinggi yang tidak bisa diberikan kepada yang lain. ... O, kamu penganut-penganut Arianisme dan Socinianisme, yang dengan hebat menyangkal Tuhan yang membelimu dan mempermalukan Dia dengan menyangkal keilahianNya, bacalah ayat itu dan hendaklah lidah-lidah penghujatmu diam, dan hendaklah hati-hatimu yang bandel mencair dalam penyesalan karena kamu sudah berdosa dengan begitu busuk / kotor terhadap Dia. Ia adalah Yehovah, atau, perhatikanlah, seluruh firman Allah adalah salah, dan di sana tidak ada dasar apapun untuk pengharapan orang berdosa) - A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord, vol 2, hal 216.

b) Mari kita membandingkan Zakh 6:12 dengan Mal 3:1.

Zakh 6:12 - katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN (TDB: Yehuwa)”.

Mal 3:1 - Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan (TDB: Tuan) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.

Kalau dalam Zakh 6:12 dikatakan bait TUHAN / YAHWEH, maka dalam Mal 3:1 dikatakan baitNya, dimana kata Nya jelas menunjuk kepada Tuhan (TDB: Tuan), dan ini jelas menunjuk kepada Yesus. Jadi, terlihat bahwa Yesus adalah YAHWEH.

c) Bahwa Yesus adalah YAHWEH juga terlihat dari pelayanan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi siapa?

1. Mari kita melihat beberapa text dari Perjanjian Lama berkenaan dengan hal ini:

Mal 3:1 - Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan (TDB: Tuan) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN (TDB: Yehuwa) semesta alam.

Perhatikan bahwa yang berbicara di sini adalah Yahweh. Utusan itu (Yohanes Pembaptis) akan mempersiapkan jalan di hadapanKu (Yahweh).

Mal 4:5-6 - (5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN (TDB: hari Yehuwa) yang besar dan dahsyat itu. (6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Beberapa penjelasan tentang ayat ini:

Kata Aku jelas menunjuk kepada YAHWEH.

Yang dimaksud dengan nabi Elia di sini jelas adalah Yohanes Pembaptis. Bdk. Matius 11:14 - dan - jika kamu mau menerimanya - ialah Elia yang akan datang itu. Kontext jelas menunjukkan bahwa kata ia menunjuk kepada Yohanes Pembaptis. Ini memang tidak berarti bahwa Yohanes Pembaptis adalah reinkarnasi dari Elia. Yohanes Pembaptis sendiri mengakui bahwa ia bukanlah Elia (Yohanes 1:19-21). Jadi, Yohanes Pembaptis disebut Elia hanya karena ia menyerupai Elia (bdk. Luk 1:17a - ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia - kata roh bisa diartikan semangat).

Yohanes Pembaptis akan datang menjelang hari TUHAN, supaya orang-orang Israel bertobat, dan jangan Aku (YAHWEH) datang memukul bumi sehingga musnah. Jadi jelas bahwa Yohanes Pembaptis datang untuk mempersiapkan jalan bagi YAHWEH.

Yesaya 40:3 - Ada suara yang berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (TDB: Yehuwa), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!.

Jelas bahwa ayat ini juga berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Matius 3:3 Markus 1:3 Lukas 3:4 Yohanes 1:23), dan di sini dikatakan bahwa ia mempersiapkan / meluruskan jalan untuk TUHAN (YAHWEH) / Allah.

Jadi dari beberapa ayat Perjanjian Lama ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan / meluruskan jalan bagi YAHWEH / Allah.

2. Sekarang mari kita melihat ayat-ayat Perjanjian Baru tentang Yohanes Pembaptis supaya kita bisa tahu untuk siapa ia mempersiapkan jalan.

Sebetulnya semua orang kristen tentu tahu bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, dan bahkan Saksi-Saksi Yehuwa mengakui hal itu.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: Yohanes sedang mempersiapkan jalan dengan membantu orang-orang agar memiliki keadaan hati yang baik untuk menerima Mesias, yang akan menjadi Raja - Tokoh Terbesar Sepanjang Masa, pelajaran 11.

Tetapi untuk lebih jelasnya, saya tetap mengajak saudara untuk melihat beberapa ayat.

Matius 3:1-3,11 - (1) Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: (2) Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! (3) Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: Yehuwa), luruskanlah jalan bagiNya. ... (11) Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku (= Yesus) lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Dari text ini terlihat bahwa Yohanes Pembaptis harus mempersiapkan jalan bagi Tuhan (Matius 3:3), tetapi bagian ini dilanjutkan dengan membicarakan kedatangan Yesus (Matius 3:11). Jadi jelas bahwa sebetulnya kata Tuhan itu menunjuk kepada Yesus. Hal yang sama terlihat dari bagian paralelnya dalam Injil Markus.

Markus 1:1-4,7-8 - (1) Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. (2) Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagiMu; (3) ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: Yehuwa), luruskanlah jalan bagiNya, (4) demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu. ... (7) Inilah yang diberitakannya: Sesudah aku akan datang Ia (= Yesus) yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasutNyapun aku tidak layak. (8) Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus..

Lukas 1:13-17 - (13) Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. (14) Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. (15) Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan (TDB: Yehuwa) dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; (16) ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan (TDB: Yehuwa), Allah mereka, (17) dan ia akan berjalan mendahului Tuhan (TDB: dia) dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan (TDB: Yehuwa) suatu umat yang layak bagiNya..

Catatan: kata Tuhan dalam Luk 1:17a memang seharusnya adalah Dia, tetapi dilihat dari ayat yang mendahuluinya, maka jelas bahwa kata Dia menunjuk kepada Tuhan.

Lukas 1:76 (kata-kata Zakharia kepada Yohanes Pembaptis) - Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan (TDB: Yehuwa) untuk mempersiapkan jalan bagiNya”.

Lukas 3:3-6 - (3) Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, (4) seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan (TDB: Yehuwa), luruskanlah jalan bagiNya. (5) Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, (6) dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (TDB: Allah)..

Catatan: kata Tuhan pada akhir dari Luk 3:6 itu seharusnya memang adalah Allah. TB1-LAI dan TB2-LAI sama-sama secara salah menterjemahkan Tuhan.

Yohanes 1:19,23 - (19) Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: Siapakah engkau? ... (23) Jawabnya: Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan (TDB: Yehuwa)! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya..

Sebetulnya terlihat dengan jelas bahwa kata Tuhan dalam ayat-ayat di atas ini menunjuk kepada Yesus, dan Yohanes Pembaptis memang mempunyai tugas khusus untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus. Tetapi dalam semua ayat-ayat ini kata Tuhan diterjemahkan dengan Yehuwa oleh TDB. Mereka bisa membengkokkan ayat-ayat di atas, tetapi bagaimana dengan ayat-ayat di bawah ini?

Yohanes 3:28 - Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya.

Kata-kata ini diucapkan oleh Yohanes Pembaptis (Yohanes 3:27), dan dengan jelas ia berkata bahwa ia diutus untuk mendahului Kristus.

Matius 11:10 - Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusanKu mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalanMu di hadapanMu” (bdk. Luk 7:27).

Kata Aku jelas menunjuk kepada Bapa / YAHWEH; kata utusan jelas menunjuk kepada Yohanes Pembaptis; kata-kata Engkau dan Mu tidak mungkin menunjuk kepada Bapa, karena kalau menunjuk kepada Bapa, pasti akan digunakan kata Aku / Ku. Jadi kata Engkau dan Mu jelas menunjuk kepada Yesus.

Bandingkan Matius 11:10 ini dengan:

Mal 3:1a - Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu!.

Yesaya 40:3 - Ada suara yang berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (TDB: Yehuwa), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!.

Jadi, dalam Matius 11:10 itu Yesus mengubah kata-kata mempersiapkan jalan di hadapanKu’ (Mal 3:1) menjadi mempersiapkan jalanMu dihadapanMu’.

Kata Ku dalam Mal 3:1 menunjuk kepada Yahweh, sedangkan kata Mu (2 x dalam Mat 11:10) menunjuk kepada Yesus!

Pulpit Commentary tentang Mat 11:10: Christ does not hesitate to apply to himself a prophecy of the coming of God (= Kristus tidak ragu-ragu untuk menerapkan kepada diriNya sendiri suatu nubuat tentang datangnya Allah) - hal 445.

3. Kesimpulan.

Kalau beberapa ayat Perjanjian Lama dalam point 1. di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi YAHWEH / Allah, sedangkan beberapa ayat Perjanjian Baru dalam point 2. di atas menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus, maka kesimpulannya adalah bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri!

d) Siapa yang akan datang disertai ribuan malaikat / orang-orang kudus (holy ones) untuk menghakimi pada akhir jaman?

Matius 24:30 - Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya”.

Matius 25:31-32 - (31) Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaanNya. (32) Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

Matius 26:64 - Jawab Yesus: Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit..

Yohanes 5:22-27 - (22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. (24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (25) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. (26) Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, demikian juga diberikanNya Anak mempunyai hidup dalam diriNya sendiri. (27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.

Dari text-text di atas ini terlihat dengan jelas bahwa Yesuslah yang akan menjadi Hakim pada akhir jaman.

Sekarang bandingkan dengan Yudas 14-15 - (14) Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: Sesungguhnya Tuhan (TDB: Yehuwa) datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, (15) hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan..

Sebetulnya Yudas 14-15 ini jelas berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua-kalinya untuk menghakimi (bdk. Mat 25:31-32). Tetapi ternyata TDB menterjemahkan Yehuwa, dan secara tidak langsung mereka mengakui bahwa Yesus adalah Yehuwa!

e) Sebagai orang-orang percaya, kita adalah milik siapa?

Kis 9:13 - Jawab Ananias: Tuhan (TDB: Tuan), dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudusMu di Yerusalem.

Dalam Kisah Para Rasul 9:13 ini, kata Tuhan jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu kata-kata orang-orang kudusMu menunjukkan bahwa orang-orang percaya adalah milik Yesus.

Roma 14:8 - Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”.

Ketiga kata Tuhan dalam Ro 14:8 ini oleh TDB diterjemahkan Yehuwa. Jadi, dalam ayat ini, menurut Saksi-Saksi Yehuwa, orang-orang percaya adalah milik Yehuwa.

Kesimpulan dari perbandingan kedua ayat di atas adalah: Yesus adalah Yehuwa!

Catatan: dalam point d) dan e) ini saya memang menggunakan Kitab Suci Saksi Yehuwa. Kalau menggunakan Kitab Suci kita sendiri, sebetulnya ayat-ayat dalam point d) dan e) ini bukan merupakan bukti bahwa Yesus adalah YAHWEH.

f) Ayat-ayat yang berbicara / bernubuat tentang Allah (YAHWEH) digenapi dalam diri Yesus.

1. Mazmur 68:19 - “Engkau telah naik ke tempat tinggi, telah membawa tawanan-tawanan; Engkau telah menerima persembahan-persembahan di antara manusia, bahkan dari pemberontak-pemberontak untuk diam di sana, ya TUHAN Allah (TDB: oh, Allah Yah)”.

Kata Engkau jelas menunjuk kepada TUHAN Allah, dan kata-kata yang diterjemahkan ‘Tuhan Allah ini adalah YAH ELOHIM, dimana kata YAH adalah kependekan dari YAHWEH.

Sekarang mari kita bandingkan dengan Efesus 4:8-9 - (8) Itulah sebabnya kata nas: Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia. (9) Bukankah Ia telah naik berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?.

Jelas bahwa Ef 4:8-9 ini mengutip Mazmur 68:19 itu dan menerapkannya kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah TUHAN Allah (YAH ELOHIM) yang dibicarakan dalam Maz 68:19 itu. Bandingkan dengan Wah 1:8 yang juga menyebut Yesus dengan istilah Tuhan Allah.

2. Maz 102:25-28 - (25) Aku berkata: Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada pertengahan umurku! Tahun-tahunMu tetap turun-temurun! (26) Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (27) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (28) tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.

Jelas bahwa kata-kata ini diucapkan oleh si pemazmur kepada Allah / YAHWEH (Maz 102:2,13,25).

Sekarang mari kita bandingkan dengan Ibrani 1:8-12 - (8) Tetapi tentang (kepada) Anak Ia berkata: TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran. (9) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu. (10) Dan: Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (11) Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan..

Ibr 1:10-12 jelas mengutip dari Maz 102:26-27, tetapi kalau kata-kata dalam Maz 102 itu ditujukan kepada Allah / YAHWEH, maka kata-kata dalam Ibr 1:10-12 itu ditujukan kepada Anak / Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah Allah / YAHWEH sendiri!

Barnes Notes (tentang Ibrani 1:10): In the Psalm, there can be no doubt that JEHOVAH is intended. ... because the name JEHOVAH is introduced in vers. 1,12, and because he is addressed as the Creator of all things, and as immutable. No one, on reading the Psalm, ever would doubt that it referred to God; and, if the apostle meant to apply it to the Lord Jesus, it proves most conclusively that he is divine (= Dalam Mazmur itu, tidak ada keraguan bahwa Yehovahlah yang dimaksudkan. ... karena nama YEHOVAH digunakan dalam ay 2,13, dan karena Ia disebut sebagai sang Pencipta segala sesuatu, dan sebagai tidak berubah. Tidak seorangpun yang membaca Mazmur itu bisa meragukan bahwa itu menunjuk kepada Allah; dan jika sang rasul bermaksud untuk menerapkannya kepada Tuhan Yesus, itu membuktikan secara paling meyakinkan bahwa Ia adalah ilahi / Allah) - hal 1229.

3. Yesaya 6:1-10 - (1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan (TDB: Yehuwa) duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubahNya memenuhi Bait Suci. (2) Para Serafim berdiri di sebelah atasNya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. (3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya! (4) Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap. (5) Lalu kataku: Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam. (6) Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. (7) Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni. (8) Lalu aku mendengar suara Tuhan (TDB: Yehuwa) berkata: Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka sahutku: Ini aku, utuslah aku! (9) Kemudian firmanNya: Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh..

Jelas bahwa Yesaya melihat Yahweh sendiri, dan Yahweh lalu mengucapkan kata-kata dalam ay 10 itu.

Sekarang mari kita membandingkannya dengan Yohanes 12:37-42 - (37) Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepadaNya, (38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? (39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: (40) Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka. (41) Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaanNya dan telah berkata-kata tentang Dia. (42) Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan.

Yohanes 12:40 itu (bagian yang saya garis bawahi) jelas mengutip Yes 6:10. Jadi kedua text ini jelas sangat dekat hubungannya. Tetapi kalau dalam Yes 6 itu Yesaya melihat Adonay / Yahweh, maka dalam Yoh 12:41 dikatakan bahwa Yesaya telah melihat kemuliaanNya (garis bawah dobel), dan kalau kita melihat Yoh 12:42nya maka terlihat dengan jelas bahwa kata Nya itu menunjuk kepada Yesus. Jadi jelas bahwa Yesus adalah Adonay / Yahweh sendiri.

4. Yes 8:12b-13 - (12b) ... apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar melihatnya. (13) Tetapi TUHAN (YAHWEH) semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepadaNyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar.

Bagian yang saya garis bawahi diterjemahkan secara agak berbeda oleh KJV.

KJV: Sanctify the LORD of hosts himself (= Kuduskanlah TUHAN semesta alam sendiri).

Yes 8:12-13 ini dikutip oleh Petrus dalam 1Pet 3:14-15 dan diterapkan kepada Kristus!

1Pet 3:14b-15a - (14) ... janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. (15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!.

Jadi, kalau dalam Yes 8:12-13 ada perintah untuk menguduskan YAHWEH, maka dalam 1Pet 3:15a perintahnya adalah untuk menguduskan Kristus. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH.

Pulpit Commentary tentang 1Pet 3:15: St. Peter here substitutes the Saviours Name where the prophet wrote, the Lord of hosts, Jehovah Sabaoth - a change which would be nothing less than impious if the Lord Jesus Christ were not truly God (= Santo Petrus di sini menggantikan dengan Nama sang Juruselamat dimana sang nabi menulis TUHAN semesta alam, Yehovah Tsebbaoth - perubahan mana merupakan sesuatu yang tidak kurang dari suatu ketidak-hormatan terhadap Allah, seandainya Tuhan Yesus Kristus bukan sungguh-sungguh Allah) - hal 131-132.

Pulpit Commentary tentang 1Petrus 3:15: Peter, the Jew, who knew that perhaps the very highest title which could be ascribed to Jehovah was the Lord of hosts, did not hesitate to give that title to Christ. Peter had known him in the humiliation of his human life; he had even washed Peters feet, yet Peter uses his name and that of the Lord of hosts as convertible terms - speaks of these two as one. Peter, at least, had no doubt of the Deity of Jesus (= Petrus, si orang Yahudi, yang tahu bahwa mungkin gelar tertinggi yang bisa diberikan kepada Yehovah adalah TUHAN semesta alam, tidak ragu-ragu untuk memberikan gelar itu kepada Kristus. Petrus telah mengenalNya dalam perendahan dari kehidupan manusiaNya; Ia bahkan telah mencuci kaki Petrus, tetapi Petrus menggunakan namaNya dan nama TUHAN semesta alam sebagai istilah-istilah yang dapat ditukar - berbicara tentang kedua nama ini sebagai satu nama. Sedikitnya, Petrus tidak ragu-ragu tentang Keilahian Yesus) - hal 156.

5. Yeremia 9:23-24 - (23) Beginilah firman TUHAN: Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, (24) tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN..

Karena yang berbicara dalam ayat ini adalah TUHAN (Yahweh), maka itu berarti bahwa ayat ini menyuruh seseorang bermegah karena ia memahami dan mengenal Yahweh.

Yer 9:24 ini dikutip 2 x oleh Paulus, yaitu dalam 1Kor 1:31 dan 2Kor 10:17.

1Kor 1:31 - Karena itu seperti ada tertulis: Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan..

2Korintus 10:17 - Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan..

Saya berpendapat bahwa dalam kedua ayat itu Paulus menerapkannya kepada Yesus, dan dengan demikian ini menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH. Tetapi kontext dari kedua ayat itu tidak terlalu jelas dalam menunjukkan bahwa Paulus menerapkannya kepada Yesus. Dan baik dalam 1Kor 1:31 maupun dalam 2Kor 10:17, TDB mengubah kata Tuhan menjadi Yehuwa. Karena itu mari kita membandingkan dengan:

a. Ayat-ayat di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah dalam / oleh Yesus!

Roma 5:11 - Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.

Roma 15:17 - Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.

Galatia 6:14 - Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

Filipi 3:3 - karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

b. Ayat-ayat di bawah ini yang menunjukkan bahwa Paulus bermegah karena pengenalannya terhadap Yesus.

Fil 3:7-11 - (7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. (10) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, (11) supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Dari semua ini jelas bahwa Yesus adalah Yahweh sendiri!

Kita juga bisa menambahkan bahwa dalam 1Kor 3:21a Paulus melarang untuk bermegah dalam / tentang manusia.

1Kor 3:21a - Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia”.

KJV: let no man glory in men (= jangan ada orang yang bermegah dalam manusia).

NIV: no more boasting about men (= jangan lagi bermegah tentang manusia).

Kalau Yesus hanya manusia biasa dan bukan Allah, seperti yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa, maka Paulus melanggar kata-katanya sendiri, karena Paulus ternyata bermegah dalam Kristus / bermegah karena pengenalannya terhadap Yesus.

6. Yoel 2:32a - Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN (YAHWEH) akan diselamatkan.

Dalam Perjanjian Baru Yoel 2:32a itu dikutip 2 x yaitu dalam:

Roma 10:9-13 - (9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan (TDB: Tuan), dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (11) Karena Kitab Suci berkata: Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan. (12) Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya. (13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: Yehuwa), akan diselamatkan”.

Roma 10:13 jelas merupakan kutipan dari Yoel 2:32, dan kata Tuhan dalam Ro 10:13 tidak mungkin menunjuk kepada Yehuwa tetapi pasti menunjuk kepada Yesus. Alasannya:

kata-kata Yesus adalah Tuhan dalam Ro 10:9 jelas menunjukkan bahwa yang dimaksudkan dengan Tuhan dalam Ro 10:13 adalah Yesus.

Ro 10:11, merupakan kutipan dari Yes 28:16 - sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!. Kata batu / batu penjuru di sini jelas menunjuk kepada Yesus, dan karena itu, kata Dia dalam Ro 10:11 itu pasti menunjuk kepada Yesus!

Kontext setelah Ro 10:13 itu juga berbicara tentang Yesus.

Ro 10:14-15 - (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!.

Jadi, terlihat bahwa penterjemahan Yehuwa dalam Ro 10:13 itu betul-betul bertentangan dengan seluruh kontext dari Ro 10:9-15, yang seluruhnya berbicara tentang Yesus.

Kis 2:21-23 - (21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (TDB: Yehuwa) akan diselamatkan. (22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.

Kis 2:21 jelas merupakan kutipan dari Yoel 2:32 itu, dan dari Kis 2:22-dst terlihat bahwa kata Tuhan itu diterapkan kepada Yesus. Saya betul-betul tidak mengerti, bagaimana dengan adanya kata-kata Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret dalam Kis 2:22 itu, Saksi-Saksi Yehuwa masih bisa menterjemahkan kata Tuhan dalam Kis 2:21 itu menjadi Yehuwa.

Jadi kata TUHAN dalam Yoel 2:32 (yang menunjuk kepada Yahweh), dalam Ro 10:13 dan Kis 2:21 diarahkan kepada Yesus. Ini jelas menunjukkan bahwa Yesus adalah Yahweh!

7. Zakh 12:1,10 - (1) Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang Israel: Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia: ... (10) Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia1 yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia2 seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.

a. Kata dia yang pertama.

Kitab Suci Indonesia salah terjemahan, dan RSV sama salahnya dengan Kitab Suci Indonesia. Kata dia yang pertama dalam Zakh 12:10 itu seharusnya adalah Aku. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan lain di bawah ini (saya hanya mengambil kedua kata dia itu).

KJV/NIV/NASB: me ... him (= Aku ... dia).

RSV: him ... him (= dia ... dia).

NWT: they will certainly look to the One whom they pierced through, and they will certainly wail over Him” (= mereka pasti akan memandang kepada Orang yang mereka tikam, dan mereka pasti akan meratapi Dia).

Kata Ibrani yang digunakan di sini adalah ylixe (ELI), yang artinya kepadaku.

Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: Me has been altered in some manuscripts into him: but this is an evident gloss received into the text for controversial purposes, or to obviate the supposed impropriety of representing Jehovah as slain by the impious (= Aku / Ku telah diubah dalam sebagian manuscripts menjadi dia: tetapi ini merupakan suatu kesalahan / penampilan yang menipu yang diterima ke dalam text untuk tujuan perdebatan, atau untuk menyingkirkan gambaran yang dianggap tidak sesuai dari Yehovah yang dibunuh oleh orang-orang jahat) - hal 136.

Albert Barnes mengatakan bahwa perubahan itu dilakukan oleh orang-orang Yahudi pada abad ke 9. Mereka mengubah ylx (to me / kepadaku) menjadi vylx (= to him / kepadanya).

Sekarang, kalau kata dia yang pertama sebetulnya adalah Aku, maka kata Aku ini jelas menunjuk kepada YAHWEH, karena mulai Zakh 12:1 yang berbicara adalah YAHWEH. Jadi, Zakh 12:10 ini menunjukkan bahwa dengan dosa-dosanya Yehuda telah menikam YAHWEH.

Sekarang bandingkan dengan Yohanes 19:37 - Dan ada pula nas yang mengatakan: Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam..

KJV/RSV/NASB: him (= Dia).

NIV/NWT: the one (= orang / dia).

Sebetulnya dalam Yoh 19:37 ini tidak ada kata Dia. Terjemahan hurufiahnya adalah: They will look at whom they pierced (= Mereka akan memandang kepada yang mereka tikam).

Kata Yunani yang diterjemahkan whom (= yang) adalah o[n (HON), suatu relative pronoun (= kata ganti penghubung) yang berjenis kelamin laki-laki, dan karena itu KJV/RSV/NASB menterjemahkan him (= Dia).

Jelas bahwa Yoh 19:37 ini mengutip dari Zakh 12:10, tetapi kalau kata-kata dalam Zakh 12:10 itu diterapkan kepada YAHWEH, maka Yohanes mengutipnya dan menerapkannya kepada Yesus, yang baru saja ditikam dengan tombak. Ini membuktikan bahwa Yesus adalah YAHWEH.

Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: The Speaker is Jehovah. ... We may say generally that the clause intimates that the people, who had grieved and offended God by their sins and ingratitude, ... But there was a literal fulfilment of this piercing, i.e. slaying ..., when the Jews crucified the Messiah, him who was God and Man (= Si Pembicara adalah Yehovah. ... Kita boleh mengatakan secara umum bahwa anak kalimat itu menunjukkan bahwa bangsa itu, yang telah menyedihkan dan menyakiti hati Allah oleh dosa-dosa dan rasa tidak tahu berterima kasih mereka, ... Tetapi ada penggenapan hurufiah dari penikaman ini, yaitu pembunuhan ..., pada waktu orang-orang Yahudi menyalibkan Mesias, Ia yang adalah Allah dan Manusia) - hal 136.

Calvin tentang Zakh 12:10: John says that this prophecy was fulfilled in Christ, when his side was pierced by a spear, (John 19:37;) and this is most true: for it was necessary that the visible symbol should be exhibited in the person of Christ, in order that the Jews might know that he was the God who had spoken by the Prophets; ... The Jews then had crucified their God when they grieved his Spirit; but Christ also was as to his flesh pierced by them. And this is what John means - that God by that visible symbol made it evident, that he had not only been formerly provoked in a disgraceful manner by the Jews, but that at length in the person of his only begotten Son this great sin was added to their disgraceful impiety, that they pierced even the side of Christ. It is indeed true, that the side of Christ was pierced by a Roman soldier, but, as Peter says, he was crucified by the Jews, for they were the authors of his death, and Pilate was almost forced by them to condemn him. (Acts 2:38.) So then the piercing of his side is justly to be ascribed to the Jews, for they executed what their mad impiety suggested by the hand of a foreign soldier. But it must be observed, that the words of the Prophet are not cited by John with reference to repentance, for he does not speak there of repentance; but his object was briefly to show, that Christ is that God who had from the beginning spoken by the Prophets; for he says, They shall look to me. It is certain that the only true God, the creator of heaven and earth, declared this through his Spirit by the mouth of Zechariah. Then Christ is that same God. We do not, however, thus confound the persons; but we are to conclude that the essence of the Father and of the Son is simple and the same, which those wicked men, who now disturb the Church, attempt to deny [= Yohanes mengatakan bahwa nubuat ini digenapi dalam Kristus, pada waktu sisi / rusukNya ditikam dengan sebuah tombak (Yoh 19:37), dan ini sangat tepat: karena merupakan suatu keharusan bahwa simbol yang bisa dilihat ini harus ditunjukkan dalam diri Kristus, supaya orang-orang Yahudi bisa mengetahui bahwa Ia adalah Allah yang telah berbicara melalui nabi-nabi; ... Orang-orang Yahudi pada saat itu telah menyalibkan Allah mereka pada waktu mereka mendukakan RohNya; tetapi Kristus, berkenaan dengan dagingNya, juga ditikam oleh mereka. Dan ini adalah apa yang dimaksudkan oleh Yohanes - bahwa Allah oleh simbol yang bisa dilihat itu, membuatnya jelas bahwa Ia bukan hanya dahulu pernah dibuat menjadi marah dengan cara yang memalukan oleh orang-orang Yahudi, tetapi akhirnya dalam pribadi dari Anak TunggalNya dosa yang besar ini ditambahkan kepada kejahatan mereka yang memalukan, bahwa mereka bahkan menikam sisi / rusuk dari Kristus. Memang benar, bahwa sisi / rusuk Kristus ditikam oleh seorang tentara Romawi, tetapi seperti yang dikatakan oleh Petrus, Ia disalibkan oleh orang-orang Yahudi, karena mereka adalah pencipta / dalang dari kematianNya, dan Pilatus hampir-hampir dipaksa oleh mereka untuk menghukum Dia (Kis 2:38). Jadi penikaman sisi / rusukNya dengan benar dianggap berasal dari orang-orang Yahudi, karena mereka melaksanakan apa yang diusulkan oleh kejahatan mereka yang gila melalui tangan dari seorang tentara asing. Tetapi harus diperhatikan bahwa kata-kata dari sang Nabi tidak dikutip oleh Yohanes berkenaan dengan pertobatan, karena di sana ia tidak berbicara tentang pertobatan; tetapi tujuannya adalah menunjukkan secara singkat bahwa Kristus adalah Allah yang dari semula telah berbicara melalui nabi-nabi; karena ia berkata mereka akan memandang kepadaKu. Adalah pasti bahwa satu-satunya Allah yang benar, Pencipta dari langit dan bumi, menyatakan ini melalui RohNya oleh mulut dari Zakharia. Jadi Kristus adalah Allah yang sama. Tetapi kami tidak mencampur-adukkan pribadi-pribadi; tetapi kami harus menyimpulkan bahwa hakekat dari Bapa dan dari Anak adalah tunggal dan sama, yang diusahakan untuk disangkal oleh orang-orang jahat itu, yang sekarang mengganggu Gereja] - hal 364-365.

Catatan: Kis 2:38 itu pasti salah, dan seharusnya adalah Kis 2:36 - Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.. Dalam ayat ini Petrus berbicara kepada orang-orang Yahudi, dan mengatakan Yesus, yang kamu salibkan.

Calvin: Was God the Father pierced? By no means; for he had not put on flesh in which he could have suffered; but this was done by his only begotten Son. Why then does the Father say, They shall look to me? the answer given is, because of the unity of the essence (= Apakah Allah Bapa ditikam? Tidak mungkin; karena Ia tidak mengenakan daging dalam mana Ia bisa menderita; tetapi ini dilakukan oleh Anak satu-satuNya yang diperanakkan. Lalu, mengapa Bapa berkata: Mereka akan memandang kepadaKu? jawaban yang diberikan adalah, karena kesatuan hakekat) - hal 366.

b. Sekarang tentang kata dia yang kedua.

Kata dia yang kedua ini terjemahannya memang betul.

Pulpit Commentary tentang Zakh 12:10: There is a change of persons here. Jehovah speaks of the Messiah as distinct in Person from himself (= Ada perubahan kata ganti orang di sini. Yehovah berbicara tentang Mesias sebagai Pribadi yang berbeda dari diriNya sendiri) - hal 136.

Tentang ini Calvin memberikan adanya 2 kemungkinan penafsiran:

Calvin: There is here a transition from the first to the third person; for though Christ is the same with the Father, yet different as to his person (= Di sini ada perubahan dari orang pertama menjadi orang ketiga; karena sekalipun Kristus adalah sama dengan Bapa, tetapi berbeda berkenaan dengan pribadiNya) - hal 367.

Calvin: the Hebrew mode of speaking seems to countenance the other opinion - that the Prophet introduces God as the speaker, and then narrates himself, as Gods minister, what would take place (= cara berbicara orang Ibrani kelihatannya menyetujui pandangan yang lain - bahwa sang Nabi memperkenalkan Allah sebagai pembicara, dan lalu menceritakan sendiri, sebagai pelayan Allah, apa yang akan terjadi) - hal 367.

Calvin sendiri mengambil pandangan yang kedua ini.

Tanggapan Saksi Yehuwa:

Sekarang perhatikan bagaimana cara Saksi-Saksi Yehuwa menjelaskan ayat-ayat yang menunjuk kepada YAHWEH / bernubuat tentang YAHWEH, tetapi yang lalu digenapi dalam diri Yesus Kristus ini.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: Penulis-penulis Alkitab yang terilham menerapkan ayat-ayat dari Alkitab Ibrani yang jelas berlaku untuk Yehuwa, kepada Yesus Kristus. Mengapa Yesaya 40:3 dikutip dalam Yohanes 1:23 dan diterapkan pada apa yang dikerjakan Yohanes Pembaptis dalam menyiapkan jalan bagi Yesus Kristus, sedangkan Yesaya 40:3 jelas membahas tentang persiapan jalan di hadapan Yehuwa? Karena Yesus mewakili Bapanya. Ia datang atas nama Bapanya dan mempunyai jaminan bahwa Bapanya selalu menyertai dia karena ia melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapanya. - Yoh. 5:43; 8:29. Mengapa Mazmur 102:25-27 dikutip dalam Ibrani 1:10-12 dan diterapkan kepada Anak, sedangkan mazmur mengatakan bahwa itu ditujukan kepada Allah? Karena melalui Anak, Allah menghasilkan karya-karya ciptaanNya yang digambarkan oleh penulis mazmur. (Lihat Kolose 1:15,16; Amsal 8:22,27-30.) Perlu diperhatikan bahwa dalam Ibrani 1:5b ada sebuah kutipan dari 2Samuel 7:14 dan diterapkan pada Anak Allah. Meskipun ayat itu mula-mula diterapkan pada Salomo, penerapan berikutnya kepada Yesus Kristus tidak berarti bahwa Salomo sama dengan Yesus. Yesus lebih dari pada Salomo dan melaksanakan pekerjaan yang digambarkan oleh Salomo - Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, hal 402.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: Jika sebutan tertentu atau ungkapan yang bersifat menggambarkan ditemukan di lebih dari satu tempat dalam Alkitab, jangan kita tergesa-gesa menyimpulkan bahwa itu harus selalu ditujukan pada orang yang sama. Pemikiran sedemikian akan membawa kita kepada kesimpulan bahwa Nebukadnezar adalah Yesus Kristus, karena keduanya disebut raja segala raja (Dan. 2:37; Why. 17:14); dan bahwa murid-murid Yesus sebenarnya ialah Yesus Kristus, karena keduanya disebut terang dunia. (Mat. 5:14; Yoh. 8:12) Kita harus selalu mempertimbangkan ikatan kalimat dan kejadian-kejadian lain dalam Alkitab di mana ungkapan yang sama muncul - Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, hal 401-402.

Tanggapan saya:

a. Di sini terlihat mbuletnya Saksi-Saksi Yehuwa. Kalau untuk Yesus diberikan gelar ilahi seperti misalnya Allah yang perkasa (Yes 9:5), maka mereka menuntut adanya sebutan yang persis seperti sebutan bagi Bapa / Yehuwa, yaitu EL SHADDAY.

Tetapi kalau ada sebutan yang sama yang digunakan baik untuk Bapa maupun untuk Yesus, mereka mengatakan bahwa pada saat ada 2 orang disebut dengan sebutan yang sama, itu tidak menunjukkan bahwa mereka identik / sama.

Tetapi bagaimanapun juga argumentasi mereka di sini ada logikanya, dan mungkin bisa dibenarkan dalam hal-hal lain, tetapi tidak dalam hal ini.

b. Pada waktu ada 2 orang / pribadi diberi sebutan / gelar yang sama, harus diteliti apakah sebutan / gelar itu diberikan dalam arti yang sama atau tidak. Kalau suatu gelar / sebutan / ungkapan diterapkan kepada 2 orang dalam arti berbeda, maka pasti akan ada hal-hal yang menunjukkan bahwa gelar / sebutan / ungkapan itu memang digunakan dalam arti yang berbeda.

Sekarang mari kita perhatikan contoh-contoh yang diberikan oleh Saksi-Saksi Yehuwa:

Nebukadnezar dan Yesus disebut dengan sebutan yang sama yaitu raja segala raja. Tetapi jelas bahwa sebutan itu tidak digunakan dalam arti yang sama, karena:

Nebukadnezar adalah raja duniawi, sedangkan Kristus adalah raja secara rohani (Yoh 18:36-37).

Kerajaan Nebukadnezar, sekalipun besar, tetapi hanya sebagian dari dunia ini, sedangkan kerajaan Kristus mencakup segala sesuatu.

Kerajaan Nebukadnezar akhirnya hancur, tetapi Kerajaan Kristus kekal selama-lamanya (Daniel 2:36-45).

pada waktu gelar itu diberikan kepada Allah / Yesus selalu disertai dengan gelar Tuhan di atas segala tuan / tuhan / Lord of lords (lihat kutipan di bawah); sedangkan kalau gelar itu diberikan kepada Nebukadnezar tidak ada tambahan seperti itu.

Dan International Standard Bible Encyclopedia mengatakan bahwa penggunaan gelar seperti ini untuk Yesus / Allah dalam Perjanjian Baru, justru merupakan tanggapan terhadap praktek pendewaan terhadap raja-raja duniawi.

The International Standard Bible Encyclopedia, vol II: The title King of kings, denoting absolute authority rather than divinity per se, is used of God and Christ in the NT (always with Lord of lords: 1Tim. 6:15; Rev. 17:14; 19:16). Its use was a response by both Jews and Christians to the practice of deifying earthly political rulers” [= Gelar Raja segala raja lebih menunjukkan otoritas mutlak dari pada keilahian sendiri, digunakan terhadap Allah dan Kristus dalam PB (selalu dengan Tuhan segala Tuhan: 1Tim 6:15; Wah 17:14; 19:16). Penggunaannya merupakan suatu tanggapan baik oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen terhadap praktek pendewaan penguasa-penguasa politik duniawi] - hal 508.

Yesus maupun orang percaya disebut dengan istilah terang dunia. Jelas bahwa sebutan itu digunakan dalam arti yang berbeda, karena dalam bagian lain Kristus disebut sebagai terang yang sesungguhnya’ (Yoh 1:9), sedangkan orang percaya disebut sebagai terang di dalam Tuhan’ (Ef 5:8), atau dengan kata lain, orang percaya menjadi terang karena memantulkan terang dari Kristus.

Sebagai tambahan, kalau Kristus maupun orang percaya disebut Anak / anak Allah, maka sebutan itu pasti digunakan juga dalam arti yang berbeda, karena:

Kristus berulang-ulang disebut sebagai Anak Tunggal Allah.

Kristus mengatakan BapaKu dan Bapamu (Yoh 20:17), yang jelas membedakan hubunganNya dengan Bapa dan kita dengan Bapa.

Yesus adalah Anak Allah karena diperanakkan secara kekal oleh Allah / Bapa (lihat tentang doktrin The Eternal Generation of the Son dalam jilid I), sedangkan kita menjadi anak Allah karena pengadopsian.

Gal 4:5 - Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak”.

KJV: ‘that we might receive the adoption of sons’ (= supaya kita menerima pengangkatan sebagai anak).

Tetapi, pada waktu Yesus diberi sebutan / gelar / ungkapan yang sama dengan yang digunakan terhadap Bapa, seperti misalnya sebutan / gelar Tuhan, Allah, Allah yang perkasa, Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, mahakuasa, dan sebagainya, tidak ada apapun yang menunjukkan bahwa gelar-gelar / sebutan-sebutan itu digunakan dalam arti yang berbeda.

c. Sekedar adanya sebutan / gelar yang sama yang digunakan terhadap 2 orang / pribadi, tidak bisa disamakan dengan fakta bahwa:

nama Allah (YAHWEH) ternyata diberikan kepada Yesus (Yer 23:5-6). Mengapa? Karena YAHWEH bukan sekedar suatu gelar / sebutan, tetapi betul-betul suatu nama (a proper name), yang tidak bisa diberikan kepada makhluk lain.

begitu banyak nubuat tentang YAHWEH / Allah yang digenapi dalam diri Yesus.

Sangat tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa nubuat-nubuat itu digenapi dalam Yesus, karena Yesus adalah wakil dari Allah. Saya tidak pernah tahu bahwa dalam Kitab Suci ada nubuat tentang seseorang yang lalu digenapi oleh wakilnya, yang adalah pribadi yang berbeda dan terpisah total dari orang yang diwakilinya! Kalau nubuat itu tentang YAHWEH, maka harus digenapi dalam diri YAHWEH. Kalau tidak, maka itu berarti bahwa nubuat itu gagal / tidak digenapi. Jadi, pada waktu nubuat itu digenapi dalam diri Yesus, maka kita harus memilih salah satu dari dua hal ini:

nubuat itu gagal / tidak digenapi.

Yesus adalah YAHWEH.

Saya memilih yang kedua.

d. Salomo adalah TYPE dari Yesus.

Tentang ayat Kitab Suci yang diterapkan kepada Salomo, dan sesudah itu juga diterapkan kepada Yesus, mari kita melihat ayatnya lebih dulu.

2Sam 7:12-16 - (12) Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. (13) Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. (14) Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anakKu. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. (15) Tetapi kasih setiaKu tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. (16) Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapanKu, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya..

Ibr 1:5 - Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: AnakKu Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini? dan Aku akan menjadi BapaNya, dan Ia akan menjadi AnakKu?.

Mengapa bisa ada ayat yang berlaku untuk Salomo, yang lalu digenapi dalam diri Yesus? Karena Salomo adalah Type / bayangan dari Kristus (sama seperti domba korban, domba Paskah, imam adalah type-type dari Kristus).

Ayat seperti ini sebetulnya tidak ditujukan kepada Salomo secara pribadi, tetapi kepada Salomo sebagai Type dari Kristus (Pulpit Commentary tentang 2Sam 7:14, hal 185). Karena itu, 2Sam 7:13b,16 (yang saya beri garis bawah dobel), yang berbicara tentang kerajaan yang kokoh untuk selama-lamanya, tidak tergenapi dengan sempurna dalam diri Salomo. Kenyataan menunjukkan bahwa Kerajaan Daud / Salomo akhirnya hancur. Ayat ini hanya digenapi secara sempurna dalam diri Yesus (Calvin, Sermons on 2Samuel, hal 324-325).

Calvin: The temporal kingdom, therefore, which involved the house of David, was only a type, so that the substance and ultimate reality of what is contained in this prophecy cannot be found in it (= Karena itu, kerajaan yang sementara itu, yang mencakup keluarga Daud, hanya merupakan suatu TYPE, sehingga inti dan kenyataan akhir / pokok dari apa yang ada dalam nubuat ini tidak bisa didapatkan di dalamnya) - Sermons on 2Samuel, hal 325.

Catatan: Calvin berkata bahwa hal yang sama terjadi dengan nubuat tentang Yehuda dalam Kej 49:10 - Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.


Karena itu, Yesaya menggambarkan bahwa Isai (ayah Daud) seperti tunggul dari pohon yang roboh, yang lalu bertunas, dan tunas itu adalah Yesus!

Yesaya 11:1 - Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

Calvin: In sum, when God promised to raise up seed to David, we clearly see that he did not have in mind Solomon alone, nor those who are descended from his race, but above all he had in mind our Lord Jesus Christ. If one asks, however, if this was not understood of Solomon, we have already responded yes, in part, as the First Book of Chronicles, chapter 22 sufficiently explains (= Singkatnya, pada waktu Allah berjanji untuk membangkitkan benih bagi Daud, kita melihat dengan jelas bahwa Ia tidak memikirkan Salomo saja, juga tidak mereka yang diturunkan dari dia, tetapi di atas semua Ia memikirkan Tuhan kita Yesus Kristus. Tetapi jika seseorang bertanya, jika ini tidak dimengerti tentang Salomo, kami telah menjawab Ya, sebagian, seperti 1Taw 22 menjelaskan secara cukup) - Sermons on 2Samuel, hal 326.

Tetapi mungkin ada keberatan untuk mengatakan bahwa nubuat ini menunjuk kepada Yesus, mengingat 2Sam 7:14b - Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia - tidak mungkin diterapkan kepada Yesus. Calvin mengatakan bahwa bagian ini menunjuk kepada orang-orang percaya yang adalah anggota-anggota tubuh Kristus.

Calvin: since this does not refer to the person of our Lord Jesus Christ, it must refer to us who are members of him; and it is spoken in common of him and of us, because it pleases him for us to be his body (= karena ini tidak menunjuk kepada diri dari Tuhan kita Yesus Kristus, ini harus menunjuk kepada kita yang adalah anggota-anggotaNya; dan ini dikatakan bersama-sama tentang Dia dan tentang kita, karena merupakan sesuatu yang menyenangkan Dia bahwa kita adalah tubuhNya) - Sermons on 2Samuel, hal 33.

Jadi, karena Salomo adalah TYPE dari Yesus, maka contoh tentang Salomo ini tentu berbeda dengan ayat yang bernubuat tentang YAHWEH dan ternyata digenapi dalam Yesus saja (tidak ada penggenapan yang lain).

4) Ayat-ayat dimana Yesus menyebut diriNya I am / Aku adalah.

a) Ada 2 kelompok ayat dalam Injil Yohanes dimana Yesus menyebut diriNya dengan sebutan I am (= Aku adalah), yaitu:

Kelompok pertama:

Seri 7 I am (= Aku adalah) yang diucapkan oleh Yesus dalam Injil Yohanes. Dalam seri 7 I am ini kata-kata I am diikuti dengan suatu penggambaran tentang Yesus, misalnya sebagai roti hidup, terang dunia, dsb. Seri 7 I am itu adalah:

1. Yoh 6:35a - Kata Yesus kepada mereka: Akulah roti hidup.

Dalam terjemahan bahasa Inggris pernyataan Yesus ini berbunyi: ‘I am the bread of life (= Aku adalah roti hidup).

2. Yohanes 8:12 - ‘I am the light of the world (= Aku adalah terang dunia).

3. Yohanes 10:7,9 - ‘I am the door (= Aku adalah pintu).

4. Yohanes 10:11,14 - ‘I am the good shepherd (= Aku adalah gembala yang baik).

5. Yohanes 11:25 - ‘I am the resurrection and the life (= Aku adalah kebangkitan dan hidup).

6. Yohanes 14:6 - ‘I am the way, the truth and the life (= Aku adalah jalan, kebenaran dan hidup).

7. Yohanes 15:1,5 - ‘I am the true vine (= Aku adalah pokok anggur yang benar).

Kelompok kedua:

Dalam kelompok kedua ini Yesus menggunakan kata-kata I am (= Aku adalah), tanpa diikuti oleh penggambaran apapun untuk diriNya sendiri. Ayat-ayatnya adalah sebagai berikut:

1. Yoh 8:24,28 - (24) Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu. ... (28) Maka kata Yesus: Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diriKu sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepadaKu.

2. Yohanes 8:58 - Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada..

3. Yohanes 13:19 - Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia”.

4. Yoh 18:5-6,8 - (5) Jawab mereka: Yesus dari Nazaret. KataNya kepada mereka: Akulah Dia. Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: Akulah Dia, mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. ... (8) Jawab Yesus: Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi..

Catatan:

Terjemahan hurufiah dari semua bagian yang saya garis-bawahi itu adalah I am (= Aku adalah), dan kata-kata I am (= Aku adalah) dalam kedua kelompok ayat di atas ini, diterjemahkan dari kata-kata bahasa Yunani EGO EIMI (= I am / Aku adalah).

Sebetulnya ada satu text lagi yaitu Yoh 4:25-26 - (25) Jawab perempuan itu kepadaNya: Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami. (26) Kata Yesus kepadanya: Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau..

Tetapi dilihat dari kontextnya, kata-kata I am (= Aku adalah) di sini hanya merupakan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias.

b) Hubungan ayat-ayat yang menggunakan EGO EIMI ini dengan Keluaran 3:14-15.

Apa hubungannya kata-kata yang menggunakan I am (= Aku adalah) dalam Injil Yohanes ini dengan keilahian Kristus? Kata-kata I am ini oleh banyak penafsir dihubungkan dengan kata-kata Allah / YAHWEH kepada Musa dalam Kel 3:14-15 - (14) Firman Allah kepada Musa: AKU ADALAH AKU. Lagi firmanNya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. (15) Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah sebutanKu turun-temurun.

Ada beberapa hal yang perlu disoroti dari text ini:

1. Keluaran 3:14-15 menjelaskan tentang nama Allah.

Kata-kata Allah dalam Kel 3:14-15 diucapkan sebagai jawaban terhadap pertanyaan Musa tentang nama Allah dalam Kel 3:13 - Lalu Musa berkata kepada Allah: Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang namaNya? - apakah yang harus kujawab kepada mereka?.

2. I am atau I will be?

Terjemahan dari Kitab Suci Indonesia - Aku adalah Aku - sebetulnya tidak tepat.

Dalam bahasa Ibrani kata-kata yang digunakan adalah: EHYEH ASYER EHYEH.

Kata EHYEH merupakan suatu kata kerja dalam bentuk yang akan datang (future tense), dan sebetulnya berarti I will be (= Aku akan jadi / menjadi).

Kata ASYER berarti who / whom / which / that (= yang).

Jadi EHYEH ASYER EHYEH berarti I will be that I will be (= Aku akan jadi yang Aku akan jadi).

Tetapi kebanyakan Kitab Suci bahasa Inggris menterjemahkan bukan dengan menggunakan bentuk yang akan datang tetapi menggunakan bentuk present:

KJV/ASV/RSV/NIV/NASB: I am who / that I am (= Aku adalah yang Aku adalah).

Footnote RSV/NIV: I will be what I will be (= Aku akan jadi yang Aku akan jadi).

Calvin: The verb in the Hebrew is in the future tense, I will be what I will be; but it is of the same force as the present, except that it designates the perpetual duration of time (= Kata kerjanya dalam bahasa Ibrani ada dalam bentuk yang akan datang, Aku akan jadi yang Aku akan jadi; tetapi itu mempunyai kekuatan yang sama seperti bentuk presentnya, kecuali bahwa itu menunjukkan jangka waktu yang terus menerus / kekal) - hal 73.

Pulpit Commentary menganggap (hal 57) bahwa I am who I am adalah terjemahan yang terbaik.

Robert M. Bowman Jr. (Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 122), mengatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan terjemahan hurufiah I will be (= Aku akan jadi) itu, untuk menentang adanya hubungan antara Yoh 8:58 dengan Kel 3:14. Mereka mengatakan bahwa dalam Kel 3:14 kata-kata yang digunakan adalah I will be, bukan I am. Sedangkan dalam Yoh 8:58 kata-kata yang digunakan adalah I am.

Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: “Kebanyakan penerjemah modern mengikuti Rashi (komentator Alkitab dan Talmud berkebangsaan Perancis) dalam menerjemahkan (Keluaran 3:14) Aku akan menjadi apa yang Aku akan menjadi. Pernyataan dalam Yohanes 8:58 jauh berbeda dari yang digunakan dalam Keluaran 3:14. - Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, hal 27.

NWT: ‘I shall prove to be what I shall prove to be’ (= Aku akan buktikan menjadi apa yang Aku akan buktikan menjadi).

Catatan: entah dari mana gerangan munculnya kata prove itu.

TDB: ‘Aku akan menjadi apapun yang aku inginkan.

Entah dari mana TDB bisa mendapatkan terjemahan seperti ini, yang jelas tidak sama dengan NWT.

Tanggapan saya:

a. Lagi-lagi Saksi-Saksi (Palsu) Yehuwa ini berdusta dengan mengatakan ‘kebanyakan penerjemah modern! KJV/ASV/RSV/NIV/NASB/NKJV/NRSV: I am who / that I am (= Aku adalah yang Aku adalah). Demikian juga dengan Good News Bible. Sedangkan Living Bible, untuk Kel 3:14a menterjemahkan The Sovereign God (= Allah yang berdaulat), tetapi untuk Kel 3:14b menterjemahkan I am (= Aku adalah). Jadi terlihat bahwa kebanyakan penterjemah justru menterjemahkan ke dalam present tense dan bukannya ke dalam future tense. Disamping itu, berapapun banyaknya penterjemah Alkitab yang menterjemahkan seperti mereka, tidak menjamin bahwa itu adalah terjemahan yang benar.

b. Allah itu ada di atas waktu (Mazmur 90:4 2Pet 3:8), dan karena itu bagi Dia I am dan I will be adalah sama.

Maz 90:4 - Sebab di mataMu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.

2Petrus 3:8 - Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

Matthew Poole: all times are alike to God, and all are present to him; and therefore what is here, I shall be, is rendered, I am, by Christ, John 8:58. See Psal. 90:4; 2Pet 3:8 (= semua waktu adalah sama bagi Allah, dan semua adalah masa sekarang bagi Dia; dan karena itu apa yang di sini Aku akan jadi, diterjemahkan Aku ada / adalah oleh Kristus, Yoh 8:58. Lihat Maz 90:4; 2Pet 3:8) - hal 122.

c. Bandingkan dengan Wahyu 1:4.

Dalam Wah 1:4, Allah digambarkan dengan kata-kata bentuk lampau, sekarang / present, maupun akan datang.

Wah 1:4 - Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhtaNya. Bdk. Wahyu 1:8 4:8.

KJV: which is, and which was, and which is to come (= yang ada, dan yang sudah ada, dan yang akan datang).

Kata-kata yang ada bahasa Yunaninya adalah HO ON.

Kata-kata yang sudah ada bahasa Yunaninya adalah HO EN.

Kata-kata yang akan datang bahasa Yunaninya adalah HO ERKHOMENOS.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang bagian ini:

Bagian ini sebetulnya sangat sukar untuk diterjemahkan.

Homer Hailey: Pieters translates it, The Being, the Was, the Coming (ibid.), while Lenski would have it The Being One and the Was One and the Coming One. The definite article (HO) precedes each of the nouns, the was, the is, the is to come. [= Pieters menterjemahkannya, The Being, the Was, the Coming (ibid.), sementara Lenski menghendakinya The Being One and the Was One and the Coming One. Kata sandang tertentu (HO) mendahului setiap kata benda, the was, the is, the is to come] - Revelation, hal 98.

George Eldon Ladd: a phrase impossible to translate into idiomatic, equivalent English (= suatu ungkapan yang tidak mungkin diterjemahkan ke dalam ungkapan Inggris yang sama artinya) - Revelation, hal 24.

dalam bagian ini rasul Yohanes secara sengaja melanggar peraturan / hukum bahasa Yunani.

William Barclay: But to get the full meaning of this we must look at it in the Greek, for John bursts the bonds of grammar to show his reverence for God. We translate the first phrase from him who is; but that is not what the Greek says. A Greek noun is in the nominative case when it is the subject of a sentence, but, when it is governed by a preposition it changes its case and its form. It is so in English. He is the subject of a sentence; him is the object. When John says that the blessing comes from him who is he should have put him who is in the genitive case after the preposition; but quite ungrammatically he leaves it in the nominative. It is as if we said in English from he who is, refusing to change he into him. John has such an immense reverence for God that he refuses to alter the form of his name even when the rules of grammar demand it [= Tetapi untuk mendapatkan arti yang sepenuhnya dari hal ini kita harus melihatnya dalam bahasa Yunani, karena Yohanes meledakkan ikatan tata bahasa untuk menunjukkan hormatnya kepada Allah. Kita menterjemahkan ungkapan pertama from him who is / dari Dia yang adalah; tetapi itu bukanlah apa yang dikatakan dalam bahasa Yunaninya. Suatu kata benda dalam bahasa Yunani ada dalam kasus nominatif bila kata itu merupakan subyek dari kalimat, tetapi bila kata itu didahului oleh suatu kata depan / kata perangkai maka kata itu berubah dalam kasus maupun bentuknya. Begitu juga dalam bahasa Inggris. He adalah subyek dari suatu kalimat; him adalah obyek. Pada waktu Yohanes berkata bahwa berkat datang from him who is ia seharusnya meletakkan him who is dalam kasus genitif setelah kata depan / kata perangkai; tetapi bertentangan dengan hukum tata bahasa ia membiarkannya dalam kasus nominatif. Itu seperti kalau dalam bahasa Inggris kita berkata from he who is, menolak mengubah he menjadi him. Yohanes mempunyai hormat yang begitu besar untuk Allah, sehingga ia menolak untuk mengubah bentuk dari namaNya bahkan pada waktu hukum tata bahasa menuntut hal itu] - hal 30.

A. T. Robertson mengatakan bahwa Yohanes melakukan hal ini secara sengaja untuk: call attention to the eternity and unchangeableness of God. Used of God in Ex. 3:14 (= meminta perhatian pada kekekalan dan ketidak-bisa-berubahan dari Allah. Digunakan tentang Allah dalam Keluaran 3:14) - Word Pictures in the New Testament, vol 6, hal 285.

William Barclay: John is not finished with his amazing use of language. The second phrase is from him who was. Literally, John says from the he was. The point is that who was would be in Greek a participle. The odd thing is that the verb EIMI (to be) has no past participle. Instead there is used the participle GENOMENOS from the verb GIGNOMAI, which means not only to be but also to become. Becoming implies change and John utterly refuses to apply any word to God that will imply any change; and so he uses a Greek phrase that is grammatically impossible and that no one ever used before [= Yohanes belum selesai dengan penggunaaan bahasanya yang mengherankan. Ungkapan kedua adalah from him who was. Secara hurufiah Yohanes berkata from the he was. Persoalannya adalah bahwa dalam bahasa Yunani who was adalah suatu participle. Hal yang aneh adalah bahwa kata kerja EIMI (to be / adalah) tidak mempunyai participle dalam bentuk lampau. Sebagai gantinya digunakan participle GENOMENOS (yang berasal) dari kata kerja GIGNOMAI, yang bukan hanya berarti to be / adalah tetapi juga to become / menjadi. Becoming / menjadi menunjukkan suatu perubahan dan Yohanes menolak sama sekali untuk menggunakan suatu kata bagi Allah yang menunjukkan suatu perubahan; dan ia lalu menggunakan suatu ungkapan bahasa Yunani yang secara tata bahasa adalah tidak mungkin dan yang tidak pernah digunakan oleh siapapun sebelumnya] - hal 30.

Istilah dalam Wahyu 1:4 ini juga dianggap berasal dari Keluaran 3:14-15 dan menunjukkan ketidak-berubahan Allah, kekekalan Allah, dan keberadaan Allah yang melampaui waktu.

Beasley-Murray (hal 54) mengatakan bahwa Kel 3:14 - I am who I am (= Aku adalah yang Aku adalah), dalam Septuaginta diterjemahkan I am he who is (= Aku adalah Dia yang ada sekarang), dan dalam Jerusalem Targum diperpanjang menjadi I am he who is and who will be (= Aku adalah Dia yang ada sekarang dan yang akan ada), dan bahkan dalam salah satu komentarnya diperpanjang lagi menjadi I am he who is, and who was, and I am who will be (= Aku adalah Dia yang ada sekarang, dan yang ada dulu, dan Aku adalah yang akan ada).

George Eldon Ladd: it is an allusion to the Greek form of Exod. 3:14. The full phrase denotes the eternity of the God who also acts on the scene of human history (= ini merupakan suatu hubungan tidak langsung dengan bentuk Yunani dari Kel 3:14. Ungkapan yang penuh menunjukkan kekekalan Allah yang juga bertindak dalam kancah sejarah manusia) - Revelation, hal 24.

Robert H. Mounce (NICNT): This paraphrase of the divine name stems from Exodus 3:14-15 and calls attention to the fact that all time is embraced within Gods eternal presence (= Pernyataan dengan kata-kata lain tentang nama ilahi ini berasal dari Kel 3:14-15 dan meminta perhatian pada fakta bahwa seluruh waktu dicakup dalam kehadiran kekal dari Allah) - hal 68.

William Hendriksen: It very beautifully indicates the unchangeable God of the covenant (cf. Ex. 3:14 ff.) [= Ini secara indah menunjukkan Allah perjanjian yang tidak bisa berubah (bdk. Keluaran 3:14-dst)] - More Than Conquerors, hal 53.

Adam Clarke: This phraseology is purely Jewish, and probably taken from the Tetragrammaton, hvhy YEHOVAH; which is supposed to include in itself all time, past, present, and future. But they often use the phrase of which the o[ wn, kai o[ hn, kai o[ erxomenoj, of the apostle, is a literal translation [= Pengungkapan ini murni bersifat Yahudi, dan mungkin diambil dari Tetragrammaton, hvhy YEHOVAH; yang dianggap mencakup dalam dirinya sendiri semua waktu, lampau, sekarang, dan yang akan datang. Tetapi mereka (orang-orang Yahudi) sering menggunakan ungkapan dari mana kata-kata o[ wn, kai o[ hn, kai o[ erxomenoj (HO ON, KAI HO EN, KAI HO ERKHOMENOS = yang ada, dan yang sudah ada, dan yang akan datang), dari sang rasul, merupakan terjemahan hurufiah) - hal 970.

Clarke lalu memberikan banyak contoh yang menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi / rabi-rabi Yahudi menggunakan ungkapan dari rasul Yohanes dalam Wah 1:4 ini.

Barnes Notes: From him who is everlasting - embracing all duration, past, present, and to come. No expression could more strikingly denote eternity than this. He now exists; he has existed in the past; he will exist in the future. There is an evident allusion here to the name Jehovah, the name by which the true God is appropriately designated in the Scriptures. That name - YEHOVAH from HAYAH to be, to exist - seems to have been adopted because it denotes existence, or being, and as denoting simply one who exists; and has reference merely to the fact of existence. The word has no variation of form, and has no reference to time, and would embrace all time: that is, it is as true at one time as another that he exists. Such a word would not be inappropriately paraphrased by the phrase who is, and who was, and who is to come, or who is to be; and there can be no doubt that John referred to him here as being himself the eternal and uncreated existence, and as the great and original fountain of all being [= Dari Dia yang adalah kekal - mencakup semua waktu, lampau, sekarang, dan akan datang. Tidak ada ungkapan bisa dengan lebih menyolok menunjukkan kekekalan dari pada ini. Ia sekarang ada; Ia telah ada pada masa lampau; Ia akan ada pada masa yang akan datang. Ada hubungan tidak langsung di sini dengan nama JEHOVAH, nama dengan mana Allah yang benar secara tepat ditunjukkan / dinamakan dalam Kitab Suci. Nama itu - hvAhoy. (YEHOVAH) dari hyAhA (HAYAH) (yang berarti) ada, berada - kelihatannya telah diadopsi karena itu menunjukkan keberadaan (existence atau being), dan sebagai menunjukkan secara sederhana seseorang yang ada; dan mempunyai hubungan hanya dengan fakta dari keberadaan. Kata itu tidak mempunyai variasi bentuk, dan tidak mempunyai hubungan dengan waktu, dan mencakup seluruh waktu: yaitu, adalah sama benarnya pada satu saat seperti pada saat lain bahwa Ia ada. Kata seperti itu secara tepat dikatakan dengan kata-kata lain oleh ungkapan yang ada, yang sudah ada, dan yang akan datang, atau yang akan ada; dan tidak ada keraguan bahwa Yohanes di sini menunjuk kepada Dia sebagai kekal dan keberadaanNya tidak diciptakan, dan sebagai sumber yang besar dan orisinil dari semua makhluk] - hal 1543.

Tetapi bukankah Allah dianggap sebagai The eternal I am (= Aku adalah yang kekal)? Bukankah bagi Dia selalu berlaku I am, dan tidak pernah I was ataupun I will be? Bdk. Yoh 8:58 Kolose 1:17.

Jadi, bukankah pada masa lampau maupun masa yang akan datang, untuk Allah / Yesus seharusnya tetap digunakan I am? Tetapi mengapa dalam Wah 1:4 ini tidak demikian?

Herman Hoeksema menjawab dengan kata-kata sebagai berikut: But this eternal God, Whose Being cannot be measured or limited by time, revealed Himself in time. To this revelation of Himself in time refer the other two expressions, who was and who is to come (= Tetapi Allah yang kekal ini, yang diri / keberadaanNya tidak bisa diukur dengan waktu, menyatakan diriNya sendiri dalam waktu. Kedua ungkapan yang lain, who was dan who is to come menunjuk pada wahyu tentang diriNya sendiri dalam waktu ini) - hal 18.

Dengan kata lain, Allah melakukan ini untuk menyesuaikan dengan kapasitas otak kita. Bandingkan ini dengan bahasa Anthropomorphisme dalam Alkitab, yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia berbentuk manusia. Misalnya Amsal 15:3 berbicara tentang mata Allah dan Yes 59:1 berbicara tentang tangan Allah, padahal Allah adalah Roh (Yoh 4:24) sehingga tentunya tidak mempunyai mata ataupun tangan. Ini juga dilakukan untuk menyesuaikan dengan kapasitas otak kita.

Kesimpulan: bagi Allah, yang kekal, tak berubah, dan berada di atas waktu / tak terbatas oleh waktu, I will be dan I am adalah sama.

d. LXX / Septuaginta menterjemahkan kata EHYEH yang pertama dalam Keluaran 3:14 sebagai EGO EIMI (= I am).

Walter Martin: The Septuagint translation of Exodus 3:14 from the Hebrew EHYEH utilizes EGO EIMI as the equivalent of I am, [= Terjemahan Septuaginta dari Keluaran 3:14 dari kata Ibrani EHYEH menggunakan EGO EIMI sebagai kata yang sama artinya dari Aku adalah] - The Kingdom of the Cults, hal 89.

Kel 3:14 - EHYEH ASYER EHYEH

I am who I am

Aku adalah yang Aku adalah

LXX: EGO EIMI (= I am / Aku adalah).

Tetapi Robert Bowman berkata bahwa Saksi-Saksi Yehuwa justru memberi argumentasi bahwa terjemahan LXX terhadap kata EHYEH dalam Kel 3:14 ini bukan EGO EIMI (= I am) tetapi HO ON (= the Being atau the One who is). Tetapi kata-kata Saksi-Saksi Yehuwa ini lagi-lagi hanyalah ½ kebenaran, karena sebetulnya LXX menterjemahkan EHYEH yang kedua dengan HO ON, tetapi EHYEH yang pertama dengan EGO EIMI.

Robert Bowman, dalam bukunya Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, mengatakan:

This is not quite telling the whole truth, however. What the text actually says in the LXX is as follows (translating literally): And God said to Moses, I am (EGO EIMI) the One who is (HO ON); and He said, Thus you shall say to the sons of Israel, The One who is (HO ON) has sent me to you. [= Tetapi ini tidak menceritakan seluruh kebenaran. Apa yang sebetulnya dikatakan oleh text itu dalam LXX adalah sebagai berikut (diterjemahkan secara hurufiah): Dan Allah berkata kepada Musa: Aku adalah (EGO EIMI) seseOrang/Dia yang adalah (HO ON); dan Ia berkata: Demikianlah akan kaukatakan kepada anak-anak Israel: SeseOrang/Dia yang adalah (HO ON) telah mengutus aku kepadamu.] - hal 124-125.

Thus, the LXX has rendered the word EHYEH in two different ways, by both EGO EIMI and HO ON (= Jadi, LXX telah menterjemahkan kata EHYEH dengan dua cara yang berbeda, oleh EGO EIMI dan HO ON) - hal 125.

The foregoing reasoning has assumed what the JWs here seem to take for granted, that an allusion to Exodus 3:14 must be based on the Hebrew text. Yet there is no reason to make such an assumption. John may have chosen to use the LXX rendering of EHYEH in its first occurrence in Exodus 3:14 as EGO EIMI to report Jesus words to the Jews in John 8:58 (= Argumentasi yang terlebih dulu menunjukkan anggapan Saksi-Saksi Yehuwa, bahwa suatu penghubungan dengan Kel 3:14 harus didasarkan pada text bahasa Ibrani. Tetapi tidak ada alasan untuk membuat anggapan seperti itu. Yohanes bisa memilih untuk menggunakan terjemahan LXX dari EHYEH dalam pemunculan pertamanya dalam Kel 3:14 sebagai EGO EIMI untuk melaporkan kata-kata Yesus kepada orang-orang Yahudi dalam Yoh 8:58) - hal 128.

Perlu diketahui bahwa LXX / Septuaginta sudah digunakan secara luas pada jaman Yesus, dan Yesus sendiri pasti menggunakannya, dan Ia tidak pernah meralat bagian ini. Karena itu terjemahan EGO EIMI (= I am / Aku adalah) dalam Kel 3:14 itu bisa dipertanggung-jawabkan.

3. Sekarang kita membandingkan dengan terjemahan TDB dari Kel 3:14.

Keluaran 3:14 (TDB): Maka Allah berfirman kepada Musa, Aku akan menjadi apa pun yang aku inginkan. Dan ia menambahkan, Inilah yang harus kaukatakan kepada putra-putra Israel, Aku akan menjadi telah mengutus aku kepadamu..

Bagian yang saya garis bawahi itu merupakan terjemahan yang ngawur seenaknya sendiri. Itu bukan hanya merupakan terjemahan yang salah, tetapi ditinjau secara teologispun itu juga sangat salah, karena terjemahan itu sekan-akan menunjukkan bahwa Allah bisa berubah menjadi apapun (sesuatu yang lain) yang Ia inginkan. Padahal secara teologis, Allah tidak bisa berubah.

Disamping itu, terlihat bahwa di sini TDB berbeda dengan NWT yang menterjemahkan: I shall prove to be what I shall prove to be (= Aku akan buktikan menjadi apa yang Aku akan buktikan menjadi). Mungkin penterjemah TDB bingung bagaimana menterjemahkan kata-kata NWT dalam bagian ini, yang memang kacau balau.

4. Dalam Kel 3:14b Kitab Suci Indonesia berbunyi: ‘Akulah Aku telah mengutus aku kepadamu. Ini kurang tepat terjemahannya.

NIV: ‘I am has sent me to you (= Aku adalah telah mengutus aku kepadamu).

Kata I AM di sini adalah kependekan dari I am who I am, dan dalam kalimat ini kelihatannya digunakan sebagai nama Allah.

5. Lalu dalam Keluaran 3:15 dikatakan bahwa nama Allah adalah TUHAN / LORD (= YAHWEH).

Kel 3:15 - Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN (YAHWEH), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah sebutanKu turun-temurun.

6. Jadi, ada hubungan yang erat antara nama I am / I am who I am dengan nama YAHWEH.

Ada beberapa komentar tentang hubungan nama YAHWEH dalam Keluaran 3:15 ini dengan nama I am / I am who I am dalam Keluaran 3:14:

Pulpit Commentary: The name is given first explicatively, - I am that I am (ver. 14), then as a denominative - Jehovah (ver. 15) [= Nama itu mula-mula diberikan secara menjelaskan, - Aku adalah yang Aku adalah (ay 14), kemudian sebagai suatu penamaan / nama - Yehovah (ay 15)] - hal 70.

Pulpit Commentary: The name is clearly an equivalent of the I AM in the preceding verse [= Nama itu (YAHWEH) jelas merupakan padankata dari Aku adalah dalam ayat sebelumnya] - hal 57.

Barnes Notes: It corresponds exactly to the preceding verse, the words I am and Jehovah being equivalent (= Itu sesuai / dapat disamakan secara persis dengan ayat sebelumnya, kata-kata Aku adalah dan Yehovah merupakan padankata) - hal 13.

Herman Hoeksema: The name EHYEH ASYER EHYEH, or, briefly, EHYEH, which is an explanation of the name Jehovah, by which God was already known to the fathers, is here designated as the Name of God, the Name par excellence, in which Gods nature is revealed in the highest sense of the word, and by which He is distinguished forever even from the deities of the heathen [= Nama EHYEH ASYER EHYEH, atau singkatnya EHYEH, yang merupakan suatu penjelasan tentang nama Yehovah, dengan mana Allah sudah dikenal oleh para leluhur, di sini ditunjukkan sebagai Nama Allah, Nama yang menonjol, dalam mana sifat dasar Allah dinyatakan dalam arti tertinggi dari kata itu, dan dengan mana Ia dibedakan selama-lamanya dari allah-allah orang kafir] - Reformed Dogmatics, hal 66.

Keil & Delitzsch: God therefore told his His name, or, to speak more correctly, He explained the name hvhy, by which He had made Himself known to Abraham at the making of the covenant (Gen. 15:7), in this way, EHYEH ASYER EHYEH, I am that I am, [= Karena itu Allah memberitahu namaNya, atau, berbicara secara lebih tepat, Ia menjelaskan nama YHWH, dengan mana Ia telah menyatakan diriNya sendiri kepada Abraham pada pembuatan perjanjian (Kej 15:7), dengan cara ini, EHYEH ASYER EHYEH, Aku adalah yang Aku adalah] - hal 442.

Dari komentar-komentar ini terlihat bahwa kata-kata I am who I am bukan hanya berhubungan erat dengan nama YAHWEH, tetapi bahkan merupakan penjelasan dari nama YAHWEH.

7. Apa arti dari nama YAHWEH atau I am who I am / I will be that I will be?

Herman Bavinck berkata bahwa ungkapan ini menunjuk kepada: the God who is unchangeable in his grace, the Ever-faithful covenant God (= Allah yang tidak berubah dalam kasih karuniaNya, Allah perjanjian yang selalu setia) - The Doctrine of God, hal 102.

Louis Berkhof tentang nama Yahweh: The meaning is explained in Ex. 3:14, which is rendered I am that I am, or I shall be what I shall be. Thus interpreted, the name points to the unchangeableness of God. Yet it is not so much the unchangeableness of His essential Being that is in view, as the unchangeableness of His relation to His people” (= Artinya dijelaskan dalam Keluaran 3:14, yang diterjemahkan Aku adalah Aku, atau Aku akan jadi apa yang Aku akan jadi. Ditafsirkan demikian, nama itu menunjuk pada ketidak-berubahan dari Allah. Tetapi bukan ketidak-berubahan dari hakekatNya yang disoroti, tetapi ketidak-berubahan dari hubunganNya dengan umatNya) - Systematic Theology, hal 49.

Herman Hoeksema: As to the meaning of this name, ... we regard it as being expressive, first of all, of Gods aseitas. ... This aseitas Dei, also called His independentia, is that virtue of God according to which He is of and in and through Himself, is not caused by or dependent on any being outside of Himself, and is, therefore, the absolute, pure Being, Who is also perfectly Self-sufficient, and has no need of any being outside of Himself. In this virtue He is wholly different from the creature (= Berkenaan dengan arti dari nama ini, ... kami menganggapnya sebagai sesuatu yang pertama-tama menyatakan sifat aseitas dari Allah. ... Sifat aseitas dari Allah, juga disebut ketidak-tergantunganNya, adalah sifat Allah menurut mana Ia ada dari dan dalam dan melalui diriNya sendiri, dan tidak disebabkan oleh atau tergantung pada makhluk apapun di luar diriNya sendiri, dan karena itu Ia adalah Makhluk yang mutlak dan murni, yang juga mencukupi diri sendiri secara sempurna, dan tidak membutuhkan makhluk apapun di luar diriNya sendiri. Dalam sifat ini, Ia sepenuhnya berbeda dari makhluk ciptaan) - Reformed Dogmatics, hal 68,69.

Jadi nama YAHWEH / I am who I am / I will be that I will be ini:

menunjukkan ketidak-berubahan Allah dalam hubunganNya dengan umatNya.

menunjukkan bahwa Allah ada dari diriNya sendiri, dan Ia tidak tergantung kepada siapapun / apapun di luar diriNya. Dengan demikian, ini juga menunjukkan kekekalan dari Allah.

c) Ayat-ayat Perjanjian Lama lain yang dalam Septuaginta juga menggunakan EGO EIMI.

1. Ulangan 32:39 - Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorangpun tidak ada yang dapat melepaskan dari tanganKu.

Dalam bahasa Ibrani bagian yang saya garis bawahi itu berbunyi ANI ANI HU (= I myself am He / Aku sendiri adalah Dia). Adanya 2 x kata ANI (= aku) menunjukkan suatu penekanan, dan karena itu seharusnya diterjemahkan Aku sendiri adalah Dia.

Robert Bowman (lihat kutipan di bawah, setelah point 7.) mengatakan bahwa dalam Septuaginta bagian ini diterjemahkan EGO EIMI [= I am (= Aku adalah)]. Pulpit Commentary juga mengatakan demikian.

Pulpit Commentary: LXX, i]dete, i]dete o[ti e]go ei]mi (cf. Isa. 41:4; 48:12; John 8:24; 18:5)” [= LXX, i]dete, i]dete o[ti e]go ei]mi / IDETE, IDETE EGO EIMI (bdk. Yesaya 41:4; 48:12; Yohanes 8:24; 18:5)] - hal 503.

Catatan: IDETE artinya lihatlah.

NWT: I, I am he (= Aku, Aku adalah Dia).

TDB: aku - akulah dia.

2. Yesaya 41:4 - Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.

Ibrani: ANI Yahweh [= I (am) YAHWEH / Aku (adalah) YAHWEH].

LXX / Septuaginta: EGO EIMI (lihat kutipan dari Bowman di bawah).

NWT: I, Jehovah (= Aku, Yehovah).

TDB: Aku, Yehuwa.

3. Yes 43:10 - Kamu inilah Saksi-SaksiKu, demikianlah firman TUHAN (YAHWEH), dan hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Kata tetap yang saya coret itu sebetulnya tidak ada.

Ibrani: ANI HU [= I (am) He / Aku (adalah) Dia].

LXX / Septuaginta: EGO EIMI (lihat kutipan dari Bowman di bawah; lihat juga kata-kata A. T. Robertson dalam komentarnya tentang Yoh 8:24 di bawah).

NWT: I am the same One (= Aku adalah Orang Yang sama).

TDB: aku adalah Pribadi yang sama.

Entah dari mana mereka menyulap sehingga muncul kata-kata ini.

4. Yesaya 45:18 - Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit, - Dialah Allah - yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, - dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami -: Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain.

Ibrani: ANI Yahweh [= I (am) YAHWEH / Aku (adalah) YAHWEH].

LXX / Septuaginta: EGO EIMI (lihat kutipan dari Bowman di bawah).

NWT: I am Jehovah (= Aku adalah Yehovah).

TDB: Akulah Yehuwa.

5. Yes 46:4 - Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Kata tetap sebetulnya tidak ada.

Ibrani: ANI HU [= I (am) He / Aku (adalah) Dia].

LXX / Septuaginta: EGO EIMI (lihat kutipan dari Bowman di bawah).

NWT: I am the same One (= Aku adalah Orang Yang sama).

TDB: aku tetap Pribadi yang sama.

Saksi-Saksi Yehuwa melakukan sulapan yang sama seperti di atas.

6. Yesaya 48:12 - Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!.

Ini terjemahan yang ngawur, karena kata-kata tetap maupun sama sebetulnya tidak pernah ada.

Ibrani: ANI HU [= I (am) He / Aku (adalah) Dia].

Dari kata-kata Pulpit Commentary pada point no 1. di atas kelihatannya bagian ini oleh LXX / Septuaginta juga diterjemjahkan sebagai EGO EIMI.

NWT: I am the same One (= Aku adalah Orang Yang sama).

TDB: Aku adalah Pribadi yang sama.

Lagi-lagi sulapan yang sama mereka gunakan.

7. Yes 52:6 - Sebab itu umatKu akan mengenal namaKu dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku!.

Ibrani: ANI HU [= I (am) He / Aku (adalah) Dia].

LXX / Septuaginta: EGO EIMI (lihat kutipan dari Bowman di bawah).

NWT: I am the One (= Aku adalah Orang yang).

TDB: akulah Pribadi yang.

Robert M. Bowman Jr.: Among biblical scholars a growing consensus has formed behind the opinion that John 8:58 deliberately echoes Yahwehs statements in Isaiah 40-55. The NWT obscures the parallels in Isaiah by rendering them I am the same One or I am the same; but the Hebrew in each case reads simply ANI HU {literally, I (am) he}, which the LXX renders as EGO EIMI (Isa. 41:4; 43:10; 46:4; 52:6; compare with Deut. 32:29). ... This suggests that the reason for the anger of the Jews at Jesus absolute use of the expression EGO EIMI was that on the occasion his language was instantly recognizable as that of Yahweh. ... a large number scholars have defended this conclusion, and very few deny it. ... Considerations such as these have led most scholars to conclude that the closest Old Testament antecedent to John 8:58 is to be found in the Isaiahs I am sayings. If this is correct, the conclusion cannot be avoided that Jesus was claiming to be Yahweh [= Di antara para ahli bahasa / penafsir Alkitab suatu persetujuan umum yang bertumbuh telah membentuk di belakang pandangan bahwa Yoh 8:58 secara sengaja menggemakan pernyataan-pernyataan Yahweh dalam Yes 40-55. NWT mengaburkan ayat-ayat paralel dalam Yesaya ini dengan menterjemahkan mereka Aku adalah Orang yang sama atau Aku adalah yang sama; tetapi dalam bahasa Ibrani setiap kasus hanya berbunyi ANI HU {secara hurufiah, Aku (adalah) Dia}, yang oleh LXX / Septuaginta diterjemahkan sebagai EGO EIMI (Yes 41:4; 43:10; 46:4; 52:6; bandingkan dengan Ul 32:39). ... Ini mengusulkan bahwa alasan untuk kemarahan dari orang-orang Yahudi pada penggunaan ungkapan EGO EIMI secara mutlak oleh Yesus adalah bahwa pada peristiwa itu bahasaNya langsung dikenali sebagai bahasa Yahweh. ... sejumlah besar ahli-ahli bahasa / penafsir telah mempertahankan kesimpulan ini, dan sangat sedikit menyangkalnya. ... Pertimbangan-pertimbangan seperti ini telah membimbing para ahli bahasa / penafsir untuk menyimpulkan bahwa bagian-bagian terdekat dalam Perjanjian Lama yang merupakan pendahulu dari Yoh 8:58 ditemukan dalam kata-kata Aku adalah dari Yesaya. Jika ini benar, kesimpulannya tidak bisa dihindarkan bahwa Yesus sedang mengclaim sebagai Yahweh] - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 120,121.

d) Sekarang mari kita kembali kepada kedua kelompok ayat dalam Injil Yohanes dimana Yesus menyebut diriNya dengan sebutan I am (= Aku adalah).

Dengan mengingat apa yang sudah saya bahas di atas, yang menekankan hubungan yang erat antara nama YAHWEH dengan I am (= Aku adalah), maka kita bisa menyimpulkan bahwa kata-kata I am (= Aku adalah) dari Yesus ini secara implicit menunjukkan diriNya sebagai Yahweh / Allah sendiri (bdk. Yeremia 23:5-6 dimana Yesus secara explicit disebut sebagai TUHAN / Yahweh!).

Memang ada orang-orang yang tidak setuju bahwa kelompok pertama, yaitu seri 7 I am, menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH. Mereka menganggap bahwa I am di dalam ayat-ayat itu hanyalah I am biasa, karena kata-kata I am itu diikuti penggambaran Yesus tentang diriNya sendiri. Karena itu mari kita memperhatikan kelompok kedua saja, dimana kata-kata I am digunakan secara mutlak, maksudnya kata-kata I am itu tidak diikuti dengan penggambaran oleh Yesus tentang diriNya.

1. Yoh 8:24,28 - (24) Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu. ... (28) Maka kata Yesus: Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diriKu sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepadaKu.

TDB: akulah dia.

NWT: I am (he) [= Aku adalah (Dia)].

KJV: I am he (= Aku adalah Dia).

Terjemahan hurufiah seharusnya hanyalah: I am (= Aku adalah).

Catatan: kata he (= Dia) oleh NWT diletakkan dalam tanda kurung untuk menunjukkan bahwa kata itu tidak ada dalam bahasa aslinya; tetapi TDB tidak memberikan tanda kurung itu. KJV menterjemahkan seperti NWT, tetapi kata he tidak diletakkan dalam tanda kurung, melainkan dicetak dengan huruf miring. Maksudnya sama seperti NWT, yaitu untuk menunjukkan bahwa kata itu sebetulnya tidak ada dalam bahasa aslinya.

William Hendriksen: This death in sins will be the result of not believing that I am he; literally, that I am (e]gw ei]mi), ... Basic to the expression are passages such as Ex. 3:14; Deut. 32:39; Is. 43:10. The meaning is: that I am all that I claim to be; the One sent by the Father, the One who is from above, the Son of Man, the only-begotten Son of God, equal with God, the One who has life in himself, the very essence of the scriptures, the bread of life, the light of the world, etc. [= Kematian dalam dosa ini merupakan akibat dari ketidak-percayaan bahwa Akulah Dia; secara hurufiah, bahwa Aku adalah (e]gw ei]mi / EGO EIMI), ... Yang mendasari ungkapan itu adalah text-text seperti Kel 3:14; Ul 32:39; Yes 43:10). Artinya adalah: bahwa Aku adalah semua yang Aku claim tentang diriKu; seseorang yang diutus oleh Bapa, seseorang dari atas, Anak Manusia, satu-satunya Anak Allah yang diperanakkan, setara dengan Allah, seseorang yang mempunyai hidup dalam diriNya sendiri, inti / hakekat dari kitab suci, roti hidup, terang dunia, dsb.] - hal 46.

A. T. Robertson: Jesus can mean either that I am from above (verse 23), that I am the one sent from the Father or the Messiah (7:18,28), that I am the Light of the World (8:12), that I am the Deliverer from the bondage of sin (8:28, 31f., 36), that I am without supplying a predicate in the absolute sense as the Jews (Deut. 32:39) used the language of Jehovah (cf. Isa. 43:10 where the very words occur HINA PISTEUSETE - HOTI EGO EIMI). The phrase EGO EIMI occurs three times here (8:24,28,58) and also in 13:19. Jesus seems to claim absolute divine being as in 8:58” [= Yesus bisa memaksudkan salah satu dari hal-hal ini, bahwa Aku adalah dari atas (ayat 23), bahwa Aku adalah Orang yang diutus oleh Bapa atau Mesias (7:18,28), bahwa Aku adalah Terang Dunia (8:12), bahwa Aku adalah Pembebas dari perbudakan / belenggu dosa (8:28, 31-dst, 36), bahwa Aku ada / adalah tanpa menyuplai predikat dalam arti yang mutlak seperti orang-orang Yahudi (Ul 32:39) menggunakan bahasa Yehovah (bdk. Yesaya 43:10 dimana kata-kata yang persis sama muncul (HINA PISTEUSETE - HOTI EGO EIMI). Ungkapan EGO EIMI muncul 3 x di sini (8:24,28,58) dan juga dalam 13:19. Yesus kelihatannya mengclaim sebagai makhluk ilahi yang mutlak seperti dalam 8:58] - Word Pictures in the New Testament, vol 5, hal 146.

Robert M. Bowman Jr.: The sole objection offered by the JWs is that David said ANI HU in 1Chronicles 21:17, an objection which fails to note that Davids use of the phrase is completely nontheological (= Satu-satunya keberatan yang diberikan oleh Saksi-Saksi Yehuwa adalah bahwa Daud mengatakan ANI HU dalam 1Taw 21:17, suatu keberatan yang tidak memperhatikan bahwa penggunaan Daud tentang ungkapan ini adalah sama sekali tidak bersifat teologis) - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 120.

1Taw 21:17 - Dan berkatalah Daud kepada Allah: Bukankah aku ini yang menyuruh menghitung rakyat dan aku sendirilah (ANI HU = akulah dia) yang telah berdosa dan yang melakukan kejahatan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Ya TUHAN, Allahku, biarlah kiranya tanganMu menimpa aku dan kaum keluargaku, tetapi janganlah tulah menimpa umatMu..

Tetapi Calvin mempunyai pandangan lain tentang Yohanes 8:24 ini.

Calvin: For there is no other way for lost men to recover salvation, but to betake themselves to Christ. The phrase, that I am, is emphatic; for, in order to make the meaning complete, we must supply all that the Scripture ascribes to the Messiah, and all that it bids us expect from him. ... Some of the ancient writers have deduced from this passage the Divine essence of Christ; but that is a mistake, for he speaks of his office towards us. This statement is worthy of observation; for men never consider sufficiently the evils in which they are plunged; and though they are constrained to acknowledge their destruction, yet they neglect Christ, and look around them, in every direction, for useless remedies (= Karena tidak ada jalan lain untuk orang-orang yang terhilang untuk memperoleh keselamatan, kecuali dengan pergi / membawa dirinya sendiri kepada Kristus. Ungkapan bahwa Aku ada / adalah perlu diperhatikan; karena untuk membuat artinya lengkap, kita harus menyuplai semua yang oleh Kitab Suci dianggap sebagai milik / kwalitet dari Mesias, dan semua yang Kitab Suci minta untuk kita harapkan dari Dia. ... Sebagian dari penulis-penulis kuno telah menyimpulkan dari text ini hakekat Ilahi dari Kristus; tetapi itu merupakan suatu kesalahan, karena Ia berbicara tentang jabatanNya / tugasNya terhadap kita. Pernyataan ini layak untuk diperhatikan; karena manusia tidak pernah mempertimbangkan dengan cukup kejahatan dalam mana mereka tercebur, tetapi mereka mengabaikan Kristus, dan memandang ke sekeliling mereka, ke setiap arah, untuk obat yang sia-sia) - hal 333.

Catatan:

bagian yang saya garis-bawahi itu jelas juga mencakup keilahian dari Kristus / Mesias, karena hal itu jelas diajarkan oleh Kitab Suci.

Calvin kelihatannya tidak menghubungkan Yohanes 8:24 ini dengan Keluaran 3:14.

Dan tentang kata-kata I am (= Aku adalah) dalam Yoh 8:28, Calvin berkata: this does not refer to Christs Divine essence, but to his office (= ini tidak menunjuk kepada hakekat Ilahi Kristus, tetapi kepada jabatanNya) - hal 338.

2. Yohanes 13:19 - Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia”.

TDB: akulah dia.

NWT: I am (he) [= Aku adalah (Dia)].

KJV: I am he (= Aku adalah Dia).

Literal: I am (= Aku adalah).

William Hendriksen: They must continue to believe that I am (he), that is, that Jesus is whatever he claimed to be (= Mereka harus terus percaya bahwa Yesus adalah apapun seperti yang Ia claim tentang diriNya sendiri) - hal 240.

Calvin (hal 66) dan A. T. Robertson (hal 242) menganggap bahwa kata-kata Akulah Dia di sini menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, tetapi tentang pandangan A. T. Robertson bandingkan dengan komentarnya tentang Yoh 8:24 di atas.

Walter Martin menganggap bahwa kata-kata I am (= Aku adalah) di sini juga berhubungan dengan kata-kata Aku adalah yang Aku adalah dan Aku adalah dalam Kel 3:14.

Walter Martin: The meaning of the phrase in the sense of full Deity is especially clear at John 13:19 where Jesus says that He has told them things before they come to pass, that when they do come to pass the disciples may believe that EGO EIMI (I am). Jehovah is the only One who knows the future as a present fact. Jesus is telling them beforehand that when it does come to pass in the future, they may know that I am (EGO EIMI), i.e., that He is Jehovah! [= Arti dari ungkapan itu dalam arti KeAllahan yang penuh khususnya sangat jelas dalam Yoh 13:19 dimana Yesus berkata bahwa Ia telah memberitahu mereka hal-hal sebelum hal-hal itu terjadi, supaya pada waktu hal-hal itu terjadi, murid-murid bisa percaya bahwa EGO EIMI (Aku adalah). Yehovah adalah satu-satunya yang mengetahui masa depan sebagai suatu fakta masa kini. Yesus memberitahu mereka sebelumnya bahwa pada waktu itu terjadi, mereka bisa mengetahui bahwa Aku adalah (EGO EIMI), yaitu bahwa Ia adalah Yehovah!] - The Kingdom of the Cults, hal 88-89.

UBS New Testament Handbook Series (tentang Yoh 13:19): RSV/TEV COMPARISON. I tell you this now before it happens, so that when it does happen, you will believe that I Am Who I Am.. ... On the absolute use of the phrase I Am Who I Am, see John 4:26. When used without a predicate, this statement is a way of identifying Jesus with God. Both this passage and 8:24 are very close to the Septuagint text of Isa 43:10 (in order that you might know and believe and understand that I am), where God is the speaker. There are real complications in attempting to translate meaningfully the expression I Am Who I Am. The English rendering certainly does not do justice to the underlying meaning, for in this form it would mean to the average person Im just the kind of person I am, and no one else. While it is grammatically possible in English, in some languages one cannot say I Am Who I Am. In fact in some languages there is no equational verb. Such expressions as I am John and I am good are simply I John and I good. Thus a literal rendering of I Am Who I Am would be nothing more than I who I. The closest equivalent in some languages is I am the one who has always existed. In this way one may emphasize the aspect of being and relate it to the divine quality of eternal existence. This means that for the expression I AM in the Old Testament, one may translate the eternally existing one. (= belum diterjemahkan ).

UBS New Testament Handbook Series (tentang Yoh 4:26): In the Gospel of John I am is used by Jesus in three different ways. (1) It appears as a simple statement of identity here and in John 6:20; 18:5. (2) Most often it is followed by a predicate nominative (6:35,51; 8:12; 10:7,9,11,14; 11:25; 14:6; 15:1,5). (3) In several places it is used absolutely (8:24,28,58; 13:19). It is necessary to look closely at the absolute use of the I am phrase. Although there is evidence of a similar use of this term in religious literature outside of the Old Testament, the Old Testament itself offers the best background for understanding its use in this Gospel. In Ex 3:14, the passage in which God reveals his name to Moses, the Greek Septuagint translates the Hebrew phrase as I am the Existing One. This rendition of the divine name in Greek is paralleled elsewhere in the Old Testament. In several places I am (literally Hebrew I am he) is used as a divine name. Isa 43:25 is a striking example. There the Hebrew reads I, I am he, who wipes out sin. The Septuagint translates the first part of this statement by using the Greek expression I am twice. The Septuagint actually reads I am I am who wipes out sin and the second I am becomes the equivalent of the divine name. The Greek translators of Isa 51:12 followed the same procedure. In later Judaism the expression I am is definitely used as a name for God. Thus in those passages in Johns Gospel where Jesus uses I am in an absolute sense, he is identifying himself with God. TEV attempts to indicate this divine title by the use of capitals (in John 8:24,28; 13:19 TEV has I AM WHO I AM; in 8:58 I AM) (= belum diterjemahkan ).

3. Yoh 18:5-6,8 - (5) Jawab mereka: Yesus dari Nazaret. KataNya kepada mereka: Akulah Dia. Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: Akulah Dia, mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. ... (8) Jawab Yesus: Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi..

TDB: Akulah dia.

NWT: I am (he) [= Aku adalah (Dia)].

KJV: I am he (= Aku adalah Dia).

Literal: I am (= Aku adalah).

Tasker (Tyndale): The Greek EGO EIMI rendered I am he might well suggest divinity to those familiar with the Greek Bible, for it is the rendering in the LXX for the sacred name of God (see Ex. 3:14) [= Kata Yunani EGO EIMI yang diterjemahkan Akulah Dia memang mungkin secara tak langsung menunjukkan keilahian bagi mereka yang akrab dengan Alkitab Yunani, karena itu merupakan terjemahan dalam LXX / Septuaginta untuk nama yang kudus dari Allah (lihat Kel 3:14)] - hal 196.

C. H. Spurgeon: When in His humiliation he did but say to the soldiers, I am He, they fell backward; what will be the terror of His enemies when He shall more fully reveal Himself as the I am? (= Jika dalam perendahanNya Ia hanya berkata kepada tentara-tentara itu Akulah Dia dan mereka rebah ke belakang; bagaimana ketakutan dari musuh-musuhNya pada waktu Ia akan menyatakan diriNya sendiri secara lebih penuh sebagai Aku adalah?) - Morning and Evening, October 15, morning.

George Hutcheson: The word of Christ, how contemptible soever it seem to be, is full of majesty, and accompanied with divine power, and terror to his enemies, when he pleaseth to let it out; ... And if his lambs voice was so terrible, how dreadful will he be when he roars as a lion? and if that sweet word, I am he, which comforted the disciples, John 6:20, be their terror, how terrible will it be when he speaks to them as they deserve? (= Perkataan Kristus, betapapun remehnya kelihatannya, adalah penuh dengan keagungan, dan disertai dengan kuasa ilahi, dan rasa takut pada musuh-musuhNya, pada waktu Ia berkenan mengeluarkannya; ... Dan jika suara anak dombaNya begitu mengerikan, bagaimana menakutkannya suaraNya nanti pada waktu Ia meraung sebagai seekor singa? dan jika kata-kata yang manis, Akulah Dia, yang menghibur murid-muridNya, Yoh 6:20, menakutkan bagi mereka, bagaimana mengerikan kata-kataNya pada waktu Ia berbicara sesuai dengan yang layak mereka dapatkan?) - hal 375.

Catatan: ia menggambarkan Yesus sebagai singa karena Wah 5:5 menyebut Yesus sebagai singa Yehuda.

Calvin: He replies mildly that he is the person whom they seek (= Ia menjawab dengan enteng / ringan bahwa Ia adalah orang yang mereka cari) - hal 191.

Jadi Calvin tidak menghubungkan ini dengan Keluaran 3:14, dan bahkan dalam persoalan ayat ini, kelihatannya Calvin tidak menganggap ini sebagai bukti keilahian Yesus.

4. Yoh 8:58 - Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada..

Dari seluruh bagian ini, Yohanes 8:58 ini adalah ayat yang terkuat / terpenting. Karena itu mari sekarang kita menyorotinya secara mendetail.

a. Terjemahan dari ayat ini.

Kata-kata Aku telah ada ini salah terjemahan; TB2-LAI tidak memperbaikinya. Tetapi anehnya, ada sebagian TB1-LAI yang tidak mempunyai kata telah.

TDB: aku telah ada..

NWT: I have been” (= Aku telah ada).

KJV/RSV: Before Abraham was, I am’ (= Sebelum Abraham ada, Aku ada).

NIV/NASB: before Abraham was born, I am’ (= sebelum Abraham dilahirkan, Aku ada).

Catatan: dalam menterjemahkan kata-kata I am ke dalam bahasa Indonesia kadang-kadang harus diterjemahkan Aku ada dan kadang-kadang harus diterjemahkan sebagai Aku adalah. Kontextnya yang harus menentukan hal itu.

Kata-kata bentuk present (I am) ini kelihatannya aneh / tak masuk akal, karena pada waktu membicarakan tentang Abraham (yang hidup di masa lampau) digunakan bentuk lampau (past tense), tetapi pada waktu membicarakan Yesus, yang ada sebelum Abraham, digunakan present tense.

Tetapi keanehan yang sama juga ada dalam Kol 1:17a - Ia (Yesus) ada terlebih dahulu dari segala sesuatu.

KJV/RSV/NIV/NASB: He is before all things. Perhatikan kata is yang merupakan bentuk present!

Moule: “is, not only was” - hal 78.

Kata-kata He is tidak terlalu berbeda dengan kata-kata I am. Perbedaannya hanyalah bahwa dalam kasus pertama Yesus digambarkan sebagai orang ketiga, dan dalam kasus kedua Yesus digambarkan sebagai orang pertama.

Jangan terlalu heran kalau Yesus membicarakan diriNya dengan cara yang aneh. Ia adalah Allah, dan karena itu Ia melampaui pikiran kita. Dan terjemahan yang aneh ini justru sesuai dengan bahasa aslinya.

Pulpit Commentary (tentang Yohanes 8:58): the present tense, ei]mi, and not the past, e]n, was used by our Lord [= bentuk present, ei]mi (EIMI), dan bukan bentuk lampau, e]n (EN), yang digunakan oleh Tuhan kita] - hal 373.

Jadi, kata-kata yang diterjemahkan Aku telah ada’ ini dalam bahasa Yunaninya adalah EGO EIMI, yang ada dalam bentuk present. Bagaimana kata-kata Yunani bentuk present EGO EIMI (= I am) bisa diterjemahkan Aku telah ada baik oleh Kitab Suci Indonesia maupun oleh NWT / TDB? Ini mengubah bentuk present menjadi bentuk perfect, dan karenanya jelas salah! Terjemahan yang benar adalah Aku ada / adalah bukan Aku telah ada.

b. Apa tujuan Saksi Yehuwa menterjemahkan I have been (= Aku telah ada)?

Robert M. Bowman Jr.: it eliminates any apparent allusion to Exodus 3:14 and the I am passages in Isaiah. It also softens the contrast between the two verbs (came into existence and am), and in so doing enables the Witnesses to understand Jesus to mean that he simply existed some time prior to Abraham without being eternally preexistent [= itu menghapuskan hubungan tidak langsung yang nyata dengan Kel 3:14 dan text-text Aku adalah dalam Yesaya. Itu juga melunakkan kontras antara dua kata kerja (jadi / menjadi ada dan ada / adalah), dan dengan demikian memungkinkan Saksi-Saksi untuk mengerti bahwa kata-kata Yesus berarti bahwa Ia hanya ada / sudah ada beberapa waktu sebelum Abraham tetapi bukannya ada secara kekal] - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 89-90.

Yoh 8:58 - Sebelum Abraham jadi, Aku ada”.

Tadi waktu membahas Kel 3:14 kita telah melihat bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak mau menerima terjemahan I am who I am, dan mereka menghendaki terjemahan I will be that I will be. Tujuannya untuk menghindari hubungan antara Yoh 8:58 dengan Kel 3:14 itu. Rupanya mereka masih tidak puas dengan hal itu, sehingga dalam penterjemahan Yoh 8:58 ini mereka mengubah kata-kata I am menjadi I have been.

c. Keberatan / serangan dari Saksi-Saksi Yehuwa terhadap terjemahan I am (= Aku ada / adalah) ini.

(1) Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan: (NE, KJ, TEV, JB, NAB semua menyatakan Aku ada, bahkan ada yang menggunakan huruf-huruf besar untuk menyatakan gagasan sebuah gelar. Jadi mereka berusaha menghubungkan ungkapan itu dengan Keluaran 3:14, di mana, menurut terjemahan mereka, Allah menyebut diriNya dengan gelar Aku ada.) Tetapi, dalam NW dan TB (TB-LAI) bagian terakhir dari Yohanes 8:58 bunyinya: Sebelum Abraham ada, aku telah ada. (Gagasan yang sama dinyatakan dalam AT, Mo, CBW, SE, Bode dan BIS.) Terjemahan manakah yang sesuai dengan ikatan kalimatnya? Pertanyaan orang-orang Yahudi (ayat 57) yang dijawab Yesus ada hubungannya dengan usia, bukan identitas. Jawaban Yesus secara logis adalah mengenai usianya, lamanya ia telah hidup. Menarik sekali, tidak pernah ada usaha untuk memakai EGO EIMI sebagai gelar untuk roh kudus. A Grammar of the Greek New Testament in the Light of Historical Research, oleh A. T. Robertson mengatakan: Kata kerja (EIMI) ... Kadang-kadang kata itu memang menyatakan keberadaan sebagai predikat seperti kata kerja lainnya, misalnya dalam (EGO EIMI) (Yohanes 8:58). Nashville, Tenn.; 1934, h. 394. - Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, hal 405-406.

Jawaban saya:

Dalam menterjemahkan kita harus memperhatikan gramatika, dan dalam Yoh 8:58 telah saya tunjukkan di atas bahwa kata-kata EGO EIMI ada dalam bentuk present, dan karena itu harus diterjemahkan Aku ada / adalah / I am, dan tidak boleh diterjemahkan Aku sudah ada / I have been yang merupakan bentuk perfect. Kalau Yesus memang memaksudkan Aku sudah ada / I have been, mengapa Ia tidak menggunakan perfect tense saja?

sekarang tentang ikatan kalimat / kontext.

Saya kutip ulang kata-kata mereka pada bagian tengah yang berbunyi sebagai berikut: Terjemahan manakah yang sesuai dengan ikatan kalimatnya? Pertanyaan orang-orang Yahudi (ayat 57) yang dijawab Yesus ada hubungannya dengan usia, bukan identitas. Jawaban Yesus secara logis adalah mengenai usianya, lamanya ia telah hidup - Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, hal 405.

Tanggapan saya:

Adalah merupakan suatu omong kosong bahwa orang-orang Yahudi menanyakan usia dan bukan identitas. Mulai Yoh 8:12, Yesus sudah berbicara tentang identitasnya sebagai Terang dunia. Lalu dalam Yoh 8:19b Yesus berkata: Baik Aku, maupun BapaKu tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga BapaKu. Ini lagi-lagi pasti berurusan dengan identitas. Lalu dalam Yoh 8:24 Yesus berkata: jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu. Ini pasti juga berurusan dengan identitas, sehingga orang-orang Yahudi lalu bertanya dalam Yoh 8:25 - Siapakah Engkau?. Apakah ini bukan pertanyaan tentang identitas?.

Mari kita sekarang melihat kontext yang dekat dengan Yohanes 8:58.

Yoh 8:51-59 - (51) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. (52) Kata orang-orang Yahudi kepadaNya: Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firmanKu, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. (53) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diriMu? (54) Jawab Yesus: Jikalau Aku memuliakan diriKu sendiri, maka kemuliaanKu itu sedikitpun tidak ada artinya. BapaKulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, (55) padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firmanNya. (56) Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hariKu dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita. (57) Maka kata orang-orang Yahudi itu kepadaNya: UmurMu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham? (58) Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada. (59) Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Perhatikan Yohanes 8:53 yang saya garis bawahi itu. Kalau itu bukan pertanyaan tentang identitas, lalu tentang apa? Jawaban Yesus dalam Yoh 8:58 ini diberikan bukan hanya untuk menjawab pertanyaan orang-orang Yahudi dalam Yohanes 8:57 tetapi juga pertanyaan mereka dalam Yoh 8:53, yang jelas mempersoalkan identitas.

BACA JUGA: YESUS KRISTUS JURUSELAMAT DUNIA

William Hendriksen: what he states here in 8:58 is his answer not only to the statement of the Jews recorded in 8:57 but also to that found in 8:53 [= apa yang Ia nyatakan di sini dalam 8:58 merupakan jawabanNya bukan hanya terhadap pernyataan orang-orang Yahudi yang dicatat dalam 8:57 tetapi juga terhadap pernyataan yang didapatkan dalam 8:53] - hal 66-67.

Jadi terjemahan I am / Aku ada tetap sesuai dengan ikatan kalimat / kontext, karena dengan jawaban ini Yesus menunjukkan identitasNya sebagai Allah sendiri.

Kalaupun jawaban Yesus hanya mempersoalkan umur, kata-kataNya yang menunjukkan bahwa Ia sudah ada lebih dulu dari Abraham yang hidup lebih dari 2000 tahun sebelum kelahiranNya, tetap menunjukkan bahwa Ia itu kekal, dan dengan demikian, juga menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.

Kalau mau memperhatikan kontext, kita harus memperhatikan bagian sebelum dan sesudah ayat itu. Sekarang perhatikan bagian sesudah Yoh 8:58, yaitu Yohanes 8:59 - Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Mengapa orang-orang Yahudi itu mau merajam Yesus? Jelas karena kata-kata I am (= Aku adalah) itu merupakan claim sebagai Allah, dan itu dianggap sebagai penghujatan! Seandainya Yesus berkata I have been (= Aku telah ada), maka paling-paling orang-orang Yahudi akan menganggap Dia sebagai orang gila, dan mereka tidak akan merajam orang gila.

Walter Martin berkata bahwa dalam hukum Taurat hanya ada beberapa hal dimana hukuman rajam diberlakukan, yaitu:

mempunyai roh peramal (Imamat 20:27).

menghujat Allah (Imamat 24:10-23).

nabi palsu yang mengajak menyembah allah lain (Ul 13:5-10).

anak durhaka (Ulangan 21:18-21).

perzinahan dan pemerkosaan (Ulangan 22:21-24 Imamat 20:10).

Satu-satunya yang bisa dipakai sebagai alasan oleh orang-orang Yahudi untuk mau merajam Yesus adalah menghujat Allah. Mengapa Ia dianggap menghujat Allah? Karena kata-kata I am (= Aku ada / adalah) dalam Yoh 8:58 itu jelas mengacu pada Kel 3:14 yang merupakan nama Allah. Bandingkan dengan Yohanes 5:18 dan Yohanes 10:33 dimana mereka juga mau merajam Yesus karena pengakuan Yesus bahwa Ia adalah Anak Allah (yang berarti bahwa Ia setara dengan Allah - Yohanes 5:18 Yohanes 10:33).

Walter Martin juga mengatakan (hal 88) bahwa ada Saksi-Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi itu mau merajam Yesus, karena Yesus mengatai mereka dengan mengatakan bahwa Iblis adalah bapa mereka (Yohanes 8:44). Tetapi jika ini alasannya:

mengapa mereka tidak berusaha melempariNya pada saat itu (pada Yoh 8:44,45)?

mengapa mereka tidak berusaha melempariNya pada waktu Yesus mengatakan bahwa mereka adalah orang munafik, ular beludak, kuburan yang dilabur putih, orang-orang tolol yang buta, dan sebagainya (Matius 23:13-33)?

Tidak ada keharusan untuk menggunakan EGO EIMI terhadap Roh Kudus. Kitab Suci memang menunjukkan keilahian Roh Kudus, tetapi Kitab Suci menggunakan cara yang berbeda dengan pada waktu Kitab Suci menunjukkan keilahian Yesus. Siapa yang memberi peraturan bahwa dalam membuktikan / menunjukkan keilahian Yesus dan keilahian Roh Kudus Kitab Suci harus menggunakan cara yang sama?

Saksi-Saksi Yehuwa mengutip A. T. Robertson seakan-akan A. T. Robertson mendukung pandangan mereka, yang untuk jelasnya saya kutip ulang di sini: A Grammar of the Greek New Testament in the Light of Historical Research, oleh A. T. Robertson mengatakan: Kata kerja (EIMI) ... Kadang-kadang kata itu memang menyatakan keberadaan sebagai predikat seperti kata kerja lainnya, misalnya dalam (EGO EIMI) (Yohanes 8:58). Nashville, Tenn.; 1934, h. 394 - Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab, hal 405-406.

Tetapi dalam buku tafsirannya Word Pictures in the New Testament, vol V, hal 158-159, A. T. Robertson mengomentari Yoh 8:58 dengan kata-kata sebagai berikut: I am (EGO EIMI). Undoubtedly here Jesus claims eternal existence with the absolute phrase used of God. The contrast between GENESTHAI (entrance into existence of Abraham) and EIMI (timeless being) is complete [= Aku ada / adalah (EGO EIMI). Tidak diragukan bahwa di sini Yesus mengclaim keberadaan yang kekal dengan suatu ungkapan mutlak yang digunakan terhadap Allah. Kontras antara GENESTHAI (masuknya Abraham ke dalam keberadaan) dan EIMI (keberadaan yang kekal / ada di atas waktu) adalah sempurna].

Juga dalam komentar A. T. Robertson tentang Yohanes 8:24 di atas, terlihat bahwa ia menganggap bahwa kata-kata Yesus dalam Yohanes 8:58 sebagai claim keilahian.

(2) Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa EGO EIMI itu merupakan perfect indefinite tense dan secara benar diterjemahkan Aku telah ada.

Jawaban saya:

EGO EIMI itu jelas merupakan present tense, dan dalam bahasa Yunani tidak ada perfect indefinite tense. Itu hanya merupakan ciptaan / khayalan dari Saksi-Saksi Yehuwa, untuk melakukan penipuan. Karena itu, bukankah tepat kalau saya mengubah nama mereka menjadi Jehovahs (False) Witnesses / Saksi-Saksi (Palsu) Yehuwa?

Walter Martin: Jehovahs Witnesses (p. 312 of the New World Translation of the Christian Greek Scriptures, footnote C) declare that the Greek rendering of EGO EIMI (I am) in John 8:58 is properly rendered in the perfect indefinite tense (I have been), not I am. ... It is difficult to know what the author of the note on page 312 means since he does not use standard grammatical terminology, nor is his argument documented from standard grammars. ... The term perfect indefinite is not a standard grammatical term and its use here has been invented by the authors of the note, so it is impossible to know what it meant. ... The incorrect and rude rendering of the NWT only serves to illustrate the difficulty of evading the meaning of the phrase and the context [= Saksi-Saksi Yehuwa (h. 312 dari the New World Translation of the Christian Greek Scriptures, footnote C) menyatakan bahwa terjemahan Yunani dari EGO EIMI (I am / Aku ada / adalah) dalam Yoh 8:58 diterjemahkan dengan benar dalam perfect indefinite tense (I have been / Aku sudah ada), bukan I am / Aku ada / adalah. ... Sukar untuk mengetahui apa yang dimaksudkan oleh sang pengarang dengan catatan pada halaman 312, karena ia tidak menggunakan istilah gramatika yang standard. ... Istilah perfect indefinite bukanlah istilah gramatika yang standard, dan penggunaannya di sini telah ditemukan / diciptakan oleh pengarang-pengarang dari catatan itu, sehingga mustahil untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan istilah itu. ... Terjemahan yang tidak benar dan bodoh dari NWT hanya berfungsi untuk mengilustrasikan sukarnya menghindari arti dari ungkapan dan kontext] - The Kingdom of the Cults, hal 88.

Robert M. Bowman Jr.: It is true that some Christian scholars have critized the NWT footnote on the grounds that there is no such thing in Greek as the perfect indefinite tense (= Adalah benar bahwa beberapa ahli bahasa / penafsir Kristen telah mengkritik catatan kaki dari NWT dengan dasar bahwa dalam bahasa Yunani tidak ada perfect indefinite tense) - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 94.

(3) Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa ungkapan EGO EIMI merupakan bentuk present ditinjau secara sejarah (historical present), dan karena itu dari sudut pandang kita bagian itu boleh diterjemahkan Aku telah ada.

Jawaban saya:

Baik Walter Martin maupun Robert M. Bowman Jr. mengatakan bahwa historical present hanya bisa digunakan dalam suatu cerita sejarah. Padahal dalam Yoh 8:58 itu bukan merupakan suatu cerita, tetapi suatu kutipan dari argumentasi Yesus.

Walter Martin: In conclusion, the facts are self-evident and undeniably clear - the Greek allows no such impositions as I have been. The Watchtowers contention on this point is that the phrase in question is a historical present used in reference to Abraham, hence permissible. This is a classic example of Watchtower double talk. The passage is not a narrative, but a direct quote of Jesus argument. Standard grammars reserve the use of historical present to narrative alone [= Kesimpulannya, fakta-fakta membuktikan dirinya sendiri dan begitu jelas sehingga tidak bisa disangkal - bahasa Yunani tidak mengijinkan pemaksaan seperti Aku telah ada. Anggapan dari Menara Pengawal pada bagian ini adalah bahwa ungkapan yang dipersoalkan merupakan suatu historical present / masa sekarang secara historis yang digunakan berkenaan dengan Abraham, dan karena itu diijinkan. Ini merupakan contoh klasik dari omongan ganda dari Menara Pengawal. Text ini bukanlah suatu cerita, tetapi suatu kutipan langsung dari argumentasi Yesus. Standard dari gramatika menyediakan penggunaan dari historical present / masa sekarang secara historis hanya bagi suatu cerita saja] - The Kingdom of the Cults, hal 89.

Robert M. Bowman Jr.: The historical present is an idiom in which past events are narrated, story-telling fashion, in the present tense, as a vivid, dramatic way of projecting the reader or listener into the narrative. In John 8:58, on the other hand, Jesus words do not tell a story or describe a past event, but instead simply state a comparison between Abraham and Jesus. There is thus no reason whatsoever to believe that EIMI in John 8:58 is an historical present, and every reason to believe that it is not” (= Historical present merupakan suatu ungkapan dalam mana peristiwa-peristiwa pada masa lampau diceritakan - suatu cara menceritakan cerita - dalam bentuk present / sekarang, sebagai suatu cara yang hidup dan dramatis untuk membawa pembaca atau pendengar ke dalam cerita itu. Dalam Yoh 8:58, di sisi yang lain, kata-kata Yesus tidak menceritakan suatu cerita atau menggambarkan suatu peristiwa di masa lampau, tetapi sebaliknya hanya menyatakan suatu perbandingan antara Abraham dan Yesus. Karena itu, tidak ada alasan apapun untuk percaya bahwa EIMI dalam Yoh 8:58 adalah suatu historical present, dan ada banyak / setiap alasan untuk percaya bahwa itu bukanlah demikian) - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 100,103.

(4) Saksi-Saksi Yehuwa juga mengatakan bahwa kata-kata EGO EIMI dalam Yoh 8:58 itu merupakan present of past action still in progress.

Jawaban saya:

Argumentasi yang berubah-ubah.

Robert M. Bowman Jr. mengatakan (Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 90-92) bahwa argumentasi dari Saksi-Saksi Yehuwa tentang Yoh 8:58 ini berubah-ubah. Mula-mula mereka mengatakan bahwa itu merupakan bentuk perfect indefinite tense (suatu tense yang sebetulnya tidak pernah ada), lalu mereka mengatakan bahwa itu adalah suatu historical present, dan lalu mereka mengubahnya lagi dengan mengatakan bahwa itu adalah suatu perfect tense indicative, perfect indicative, atau hanya perfect tense.

Lalu pada tahun 1978 seorang bernama Nelson Herle mulai memberikan penafsiran bahwa perfect indefinite tense dan perfect tense indicative adalah sama. Tetapi Robert Bowman mengatakan bahwa kedua istilah itu tidak mungkin sama.

Robert M. Bowman Jr.: indicative is a term describing the mood of the verb, while indefinite, as used in the 1950 NWT footnote, is a term describing the tense of the verb. The indicative mood is simply that aspect of the verb that identifies it as a statement (rather than a question, command, or wish). Thus, it is simply not true that perfect tense indicative is synonymous with perfect indefinite tense [= indikatif adalah suatu istilah yang menggambarkan mood / modus dari kata kerja, sedangkan indefinite, sebagaimana digunakan dalam catatan kaki dari NWT tahun 1950, adalah suatu istilah yang menggambarkan tense / tensa dari kata kerja. Modus indikatif hanyalah suatu aspek dari kata kerja yang menunjukkan kata kerja itu sebagai suatu pernyataan (dan bukannya suatu pertanyaan, perintah, atau keinginan). Karena itu, adalah tidak benar bahwa perfect tense indicative adalah sama dengan perfect indefinite tense] - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 94-95.

Sekarang tentang present of past action still in progress.

Nelson Herle mengatakan bahwa adanya anak kalimat dalam bentuk lampau / aorist yang mendahului kata kerja EIMI itu menyebabkan kata EIMI itu harus ditafsirkan sebagai perfect tense. Ia menggunakan suatu ungkapan present of past action still in progress. Untuk mendukung pandangannya, Nelson Herle / Saksi-Saksi Yehuwa mengutip 2 ahli bahasa Yunani yaitu G. B. Winer dan Nigel Turner, yang mengatakan bahwa kadang-kadang bentuk present tense bisa mencakup bentuk past tense, yang terus berlangsung sampai sekarang (Robert M. Bowman Jr., Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 105).

Tetapi Robert M. Bowman Jr. mengatakan (hal 105,109) bahwa dalam hal seperti itu kalimat tersebut harus mengandung suatu bagian yang menunjukkan lamanya waktu yang ditunjukkan oleh kata kerja tersebut, dan ia mengutip kata-kata dari Burton, Goodwin, A. T. Robertson, dan Dana & Mantey untuk mendukung pandangannya itu.

Contoh:

1Yohanes 2:9 - Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada (present tense) di dalam kegelapan sampai sekarang”.

2Petrus 3:4 - Kata mereka: Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap (present tense) seperti semula, pada waktu dunia diciptakan..

Yohanes 15:27 - Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu (Lit: you are - present tense) dari semula bersama-sama dengan Aku..

Bagian yang saya garis bawahi dobel menunjukkan lamanya waktu.
Dalam Yohanes 8:58 lamanya waktu itu tidak ada, dan karena itu Robert M. Bowman Jr. menyimpulkan bahwa Yoh 8:58 tidak termasuk dalam present of past action still in progress (Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 111).

d. Kontras antara EIMI (= am / adalah) dan GENESTHAI (= became / menjadi; was made / dibuat; was born / dilahirkan; was created / dicipta).

Yoh 8:58 - Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi (GENESTHAI), Aku telah ada (EIMI)..

Robert M. Bowman Jr.: It has long been recognized by commentators on the Gospel of John that in 8:58 a deliberate contrast is made between the created origin of Abraham and the eternal uncreated nature of Christ. This contrast is made by the use of GENESTHAI for Abraham, but EIMI for Christ. Thus, Augustine wrote, Understand, that was made refers to human formation; but am to the Divine essence (= Telah lama diakui oleh penafsir-penafsir tentang Injil Yohanes bahwa dalam 8:58 ada suatu kontras yang disengaja antara asal usul Abraham yang diciptakan dan hakekat Kristus yang kekal dan tidak diciptakan. Kontras ini dibuat dengan menggunakan GENESTHAI untuk Abraham, tetapi EIMI untuk Kristus. Karena itu, Agustinus menulis: Mengertilah, bahwa kata dibuat menunjuk pada pembentukan manusia; tetapi kata adalah menunjuk pada hakekat Ilahi) - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 112.

Robert M. Bowman Jr.: By itself, of course, the word EIMI does not connote eternal preexistence. However, placed alongside GENESTHAI and referring to a time anterior to that indicated by GENESTHAI, the word EIMI (or its related forms), because it denotes simple existence and is a durative form of the verb to be, stands in sharp contrast to the aorist GENESTHAI which speaks of coming into being. It is this sharp contrast between being and becoming which makes it clear that in a text like John 8:58 EIMI connotes eternality, not merely temporal priority [= Dalam dirinya sendiri, tentu saja kata EIMI tidak mempunyai arti pre-eksistensi yang kekal. Tetapi, ditempatkan di sisi GENESTHAI dan menunjuk pada suatu waktu sebelum waktu yang ditunjukkan oleh GENESTHAI, maka kata EIMI (atau bentuk-bentuknya yang berhubungan), karena kata itu menunjukkan keberadaan biasa dan merupakan suatu bentuk yang terus menerus dari kata kerja to be, berada dalam kontras yang tajam dengan bentuk aorist / lampau GENESTHAI, yang berbicara tentang menjadi ada. Kontras yang tajam antara being dan becoming inilah yang membuat jelas bahwa dalam suatu text seperti Yoh 8:58 EIMI menunjukkan kekekalan, bukan sekedar lebih dulu dalam hal waktu] - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 114.

Robert M. Bowman Jr.: In his Prologue John contrasts the Word, which was (EN, third person imperfect form of EIMI) in the beginning, with his bringing into existence (EGENETO, the third person singular indicative form of GENESTHAI) of all things (John 1:1-3). ... to say that the Word was continuing to exist at the beginning of created time is simply another way of saying that the Word was eternal. By going on to say that this uncreated Logos became (egeneto) flesh (1:14), John draws another contrast between the two natures of Christ. To put it in the classic terminology of orthodox incarnational theology, Christ was uncreated (EN) with respect to his deity, but created (EGENETO) with respect to his humanity [= Dalam Pendahuluannya Yohanes mengkontraskan Firman, yang was / telah ada (EN, orang ketiga, bentuk imperfect dari EIMI) pada mulanya, dengan pembuatan / penciptaan (EGENETO, orang ketiga tunggal, bentuk indikatif dari GENESTHAI) dari segala sesuatu (Yohanes 1:1-3). ... mengatakan bahwa Firman terus ada pada permulaan dari waktu yang diciptakan hanyalah merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa Firman itu kekal. Dengan mengatakan selanjutnya bahwa Logos yang tidak diciptakan ini became / menjadi (EGENETO) daging (1:14), Yohanes membuat kontras yang lain antara kedua hakekat Kristus. Untuk mengatakannya dalam ungkapan klasik dari theologia inkarnasi yang ortodox, Kristus tidak diciptakan (EN) berkenaan dengan keallahanNya, tetapi diciptakan (EGENETO) berkenaan dengan kemanusiaanNya] - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 114.

Yohanes 1:1 - (1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Catatan: kata EGENETO ada dalam aorist tense; sedangkan kata EN ada dalam imperfect tense. Aorist tense menunjuk pada tindakan sesaat di masa lampau, sedangkan imperfect tense menunjuk pada tindakan yang berjalan terus di masa lampau.

Robert M. Bowman Jr.: had Jesus wished to say what JWs understand him to have said - that he merely existed for a long time before Abraham - he could have said so by saying, Before Abraham came into existence, I was, using the imperfect tense EMEN instead of the present tense EIMI. ... Such a statement would have left open the question of whether or not Jesus had always existed, or whether (like the angels) he had existed from the earliest days of the universes history. Or, ... he could have said so by stating, Before Abraham came into existence, I came into existence (by using the first person aorist EGENOMEN instead of EIMI), or perhaps more simply, I came into existence before Abraham. Having said neither of these things, but rather, having chosen terms which went beyond these other formulations to draw a contrast between the created and the uncreated, Jesus words must be interpreted as a claim to eternality [= seandainya Yesus bermaksud untuk mengatakan sebagaimana kata-kataNya dimengerti oleh Saksi-Saksi Yehuwa - bahwa Ia hanya sudah ada untuk waktu yang lama sebelum Abraham - Ia bisa mengatakan hal itu dengan berkata: Sebelum Abraham menjadi ada, Aku ada / I was, menggunakan imperfect tense EMEN dan bukannya present tense EIMI. ... Pernyataan seperti itu akan membiarkan terbuka pertanyaan apakah Yesus selalu sudah ada atau tidak, atau apakah (seperti malaikat-malaikat) Ia telah ada sebelum saat-saat yang paling awal dari sejarah alam semesta. Atau, ... Ia bisa mengatakan demikian dengan berkata: Sebelum Abraham menjadi ada, Aku menjadi ada (dengan menggunakan bentuk aorist / lampau, orang pertama EGENOMEN dan bukannya EIMI), atau mungkin dengan lebih sederhana: Aku menjadi ada sebelum Abraham. Tetapi karena Ia tidak mengatakan yang manapun dari hal-hal ini, tetapi sebaliknya, memilih istilah-istilah yang melampaui pernyataan-pernyataan yang lain ini, untuk membuat suatu kontras antara yang dicipta dan yang tidak dicipta, maka kata-kata Yesus harus ditafsirkan sebagai suatu claim pada / untuk kekekalan] - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 115-116.

e. Hubungan antara Yohanes 8:58 dengan Mazmur 90:2.

Yoh 8:58 - Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi (GENESTHAI = became = menjadi), Aku telah ada (EIMI = am = adalah)..

Maz 90:2 - Sebelum gunung-gunung dilahirkan (LXX: GENETHENAI), dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah (LXX: SU EI = You are / Engkau adalah)”.

Catatan: Bowman menggunakan LXX / Septuaginta / Perjanjian Lama berbahasa Yunani untuk Maz 90:2. Sama seperti Bowman, A. T. Robertson juga membandingkan Yoh 8:58 dengan Maz 90:2 (hal 159).

Bowman mengatakan (hal 117-118) bahwa kata GENESTHAI dalam Yoh 8:58 dan kata GENETHENAI dalam Mazmur 90:2 mempunyai kata dasar yang sama, yaitu GINOMAI. Tetapi:

GENESTHAI ada dalam bentuk aorist active infinitive.

GENETHENAI ada dalam bentuk aorist passive infinitive.

Lalu, kata-kata Aku ada / adalah dalam Yoh 8:58 adalah EGO EIMI (= I am); sedangkan kata-kata Engkaulah atau Engkau adalah dalam Maz 90:2 adalah SU EI (= You are).

Jadi terlihat dengan jelas bahwa Yohanes 8:58 paralel dengan Mazmur 90:2. Perbedaan dari kedua text itu hanyalah:

dalam Yoh 8:58 digunakan bentuk aktif dari GINOMAI; sedangkan dalam Maz 90:2 digunakan bentuk pasifnya.

dalam Yoh 8:58 digunakan orang pertama (Aku); sedangkan dalam Maz 90:2 digunakan orang kedua (Engkau).

Tetapi perbedaan ini sama sekali tidak mempengaruhi ke-paralel-an dari kedua text ini.

Mazmur 90:2 jelas dimaksudkan untuk menunjukkan kekekalan dari Allah / YAHWEH (baca ay 1nya yang berbicara tentang YAHWEH), dan jelas bahwa Yohanes 8:58, yang begitu paralel dengan Maz 90:2 itu, berbicara tentang kekekalan dari Yesus!

Robert Bowman mengatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa menjawab dengan mengatakan bahwa terjemahan LXX dari Mazmur 90:2 itu salah, karena LXX menghapuskan kata Allah pada akhir dari ayat itu. LXX hanya menterjemahkan You are (= Engkau adalah), padahal seharusnya adalah You are God (= Engkau adalah Allah). Dengan demikian Maz 90:2 tidak paralel dengan Yoh 8:58.

Robert Bowman menjawab keberatan ini dengan 2 hal:

memang Yoh 8:58 bukan kutipan dari Maz 90:2, dan karena itu tidak harus sama dalam segala hal. Yang kita claim hanyalah bahwa kedua text ini paralel dalam mengkontraskan bentuk dari EIMI dan GENESTHAI untuk menunjukkan kontras antara keberadaan sementara dan keberadaan yang kekal.

Perbedaan antara adanya kata Allah dalam text Ibraninya dan tidak adanya kata Allah dalam LXX tidak terlalu besar artinya.

Dengan menggunakan kata Allah itu maka text Ibraninya menekankan fakta bahwa YAHWEH bukan hanya ada secara kekal, tetapi ada secara kekal sebagai Allah.

f. Kalaupun Yohanes 8:58 tidak mempunyai hubungan dengan Keluaran 3:14-15 ataupun dengan ayat-ayat Perjanjian Lama yang lain, Robert Bowman berpendapat bahwa Yoh 8:58 tetap menunjukkan kekekalan Kristus, dan karena itu, juga menunjukkan keilahianNya.

Robert M. Bowman Jr.: it is not very important whether such a connection can be established. Even if Exodus 3:14 were not in the Bible at all, John 8:58 would stand on its own as an assertion of the eternality of Christ, If Christ is eternal and uncreated, then he is Yahweh, for only Yahweh is eternal and uncreated. Therefore, it is not at all necessary for the Christian to prove any connection at all between John 8:58 and Exodus 3:14 in order to use John 8:58 as a prooftext for the deity of Christ (= tidak terlalu penting apakah hubungan seperti itu bisa dibuktikan. Bahkan seandainya Kel 3:14 itu sama sekali tidak ada dalam Alkitab, Yoh 8:58 tetap akan berdiri sendiri sebagai suatu penegasan tentang kekekalan Kristus, Jika Kristus kekal dan tidak dicipta, maka Ia adalah YAHWEH, karena hanya YAHWEH yang kekal dan tidak dicipta. Karena itu, sama sekali tidak perlu bagi orang Kristen untuk membuktikan hubungan apapun antara Yoh 8:58 dan Kel 3:14 untuk menggunakan Yoh 8:58 sebagai ayat bukti untuk keallahan Kristus) - Jehovahs Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John, hal 121-122.

g. Komentar-komentar lain tentang Yohanes 8:58.

Calvin: he uses different verbs. Before Abraham WAS, or Before Abraham WAS BORN, I AM. But by these words he excludes himself from the ordinary rank of men, and claims for himself a power more than human, a power heavenly and divine, the perception of which reached from the beginning of the world through all ages. Yet these words may be explained in two ways. Some think that this applies simply to the eternal Divinity of Christ, and compare it with that passage in the writings of Moses, I am what I am, (Exod. 3:14.) But I extend it much farther, because the power and grace of Christ, so far as he is the Redeemer of the world, was common to all ages. It agrees therefore with that saying of the apostle, Christ (is the same) yesterday, and to-day, and for ever, (Heb. 13:8). For the context appears to demand this interpretation. ... this saying of Christ contains a remarkable testimony of his Divine essence. ... the present tense of the verb is emphatic; for he does not say, I was, but I am; by which he denotes a condition uniformly the same from the beginning to the end (= Ia menggunakan kata kerja yang berbeda. Sebelum Abraham ADA, atau Sebelum Abraham dilahirkan, Aku ADA / ADALAH. Tetapi oleh kata-kata ini Ia mengeluarkan diriNya sendiri dari golongan manusia biasa, dan mengclaim untuk diriNya sendiri suatu kuasa yang lebih dari manusiawi, suatu kuasa surgawi dan ilahi, yang pengertiannya mencapai dari permulaan dunia ini sampai semua jaman. Tetapi kata-kata ini bisa dijelaskan dengan dua cara. Sebagian orang beranggapan bahwa ini hanya digunakan untuk keilahian yang kekal dari Kristus, dan membandingkannya dengan text dalam tulisan Musa, Aku adalah yang Aku adalah, (Keluaran 3:14). Tetapi saya memperluasnya lebih jauh, karena kuasa dan kasih karunia Kristus, sejauh Ia adalah Penebus dunia ini, adalah sama untuk semua jaman. Karena itu, ini sesuai dengan kata-kata sang rasul, Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr 13:8). Karena kontextnya kelihatannya menuntut penafsiran ini. ... kata-kata Kristus ini mencakup suatu kesaksian yang luar biasa tentang hakekat IlahiNya. ... bentuk present tense dari kata kerjanya ditekankan; karena Ia tidak berkata, Aku dulu ada, tetapi Aku ada; dengan mana Ia menunjukkan suatu kondisi yang terus menerus sama dari permulaan sampai akhir) - hal 362-363.

Dari kata-kata ini saya garis bawahi itu terlihat bahwa Calvin menganggap Yoh 8:58 ini memang ada hubungannya dengan Keluaran 3:14. Bahkan kelihatannya, sama seperti yang dikatakan oleh Robert Bowman di atas, Calvin juga berpendapat bahwa Yoh 8:58 itu sendiri (terpisah dari Keluaran 3:14) menyatakan kekekalan dari Kristus, dan karena itu juga keilahian dari Kristus.

William Hendriksen: The Jews had committed the error of ascribing to Jesus a merely temporal existence. They saw only the historical manifestation, not the eternal Person; only the human, not the divine. Jesus, therefore, reaffirms his eternal, timeless absolute essence. ... Over against Abrahams fleeting span of life (Gen. 25:7) Jesus places his own timeless present. To emphasize this eternal present he sets over against the aorist infinitive, indicating Abrahams birth in time, the present indicative, with reference to himself; hence, not I was, but I am. Hence, the thought here conveyed is not only that the second Person always existed (existed from all eternity; cf. 1:1,2; cf. Col. 1:17), though this, too, is implied; but also, and very definitely, that his existence transcends time. ... The I am here (8:58) reminds one of the I am in 8:24. Basically the same thought is expressed in both passages; namely, that Jesus is God! Moreover, what he states here in 8:58 is his answer not only to the statement of the Jews recorded in 8:57 but also to that found in 8:53 [= Orang-orang Yahudi telah melakukan kesalahan dari memberikan kepada Yesus suatu keberadaan yang hanya bersifat sementara. Mereka hanya melihat manifestasi yang bersifat sejarah, bukan Pribadi yang kekal; hanya manusia, bukan ilahi. Karena itu, Yesus menegaskan kembali hakekatNya yang mutlak, kekal, dan tak terbatas oleh waktu. ... Bertentangan dengan saat kehidupan Abraham yang singkat (Kejadian 25:7) Yesus menempatkan keadaan present / masa kiniNya yang tidak terbatas waktu / ada di atas waktu. Untuk menekankan masa kini yang kekal ini Ia mengkontraskan / mempertentangkan bentuk infinitif lampau yang menunjukkan kelahiran Abraham dalam waktu dengan indikatif present / sekarang berkenaan dengan diriNya sendiri; karena itu Ia tidak menggunakan I was, tetapi I am. Karena itu pemikiran yang disampaikan di sini bukan hanya bahwa Pribadi yang kedua ini selalu ada (sudah ada dari kekekalan; bdk. 1;1,2; bdk. Kolose 1:17), sekalipun ini juga ditunjukkan secara implicit / tak langsung; tetapi juga, dan dengan sangat pasti, bahwa keberadaanNya melampaui waktu. ... Kata-kata Aku ada / adalah di sini (8:58) mengingatkan pada Aku ada / adalah dalam 8:24. Secara dasari pemikiran yang sama dinyatakan dalam kedua text; yaitu bahwa Yesus adalah Allah! Lebih lagi, apa yang Ia nyatakan di sini dalam 8:58 merupakan jawabanNya bukan hanya terhadap pernyataan orang-orang Yahudi yang dicatat dalam 8:57 tetapi juga terhadap pernyataan yang didapatkan dalam 8:53] - hal 66-67.

Walter Martin: The real problem in the verse is the verb EGO EIMI. ... The usage occurs four times (in John 8:24; 8:58; 13:19; 18:5). In these places the term is the same used by the Septuagint at Deuteronomy 32:39; Isaiah 43:10; 46:4; etc., to render the Hebrew phrase I (am) He. The phrase occurs only where Jehovahs Lordship is reiterated. The phrase then is a claim to full and equal Deity [= Problem sebenarnya dalam ayat ini adalah kata kerja EGO EIMI. ... Penggunaannya terjadi empat kali (dalam Yohanes 8:24; 8:58; 13:19; 18:5). Di tempat-tempat ini istilah itu sama dengan yang digunakan oleh Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani) pada Ulangan 32:39; Yesaya 43:10; 46:4; dsb. untuk menterjemahkan ungkapan Ibrani Aku (adalah) Dia. Ungkapan itu terjadi hanya dimana KeTuhanan dari Yehovah diulangi / dinyatakan ulang. Maka, ungkapan itu merupakan suatu claim tentang KeAllahan yang penuh dan setara] - The Kingdom of the Cults, hal 88.

Walter Martin: The term is translated here correctly only as I am and since Jehovah is the only I am (Exodus 3:14; Isaiah 44:6), He and Christ are One in Nature, truly the fullness of the Deity in the flesh. The Septuagint translation of Exodus 3:14 from the Hebrew EHYEH utilizes EGO EIMI as the equivalent of I am, Jehovah, and Jesus quoted the Septuagint to the Jews frequently, hence their known familiarity with it, and their anger at His claim (8:59) [= Di sini istilah ini diterjemahkan dengan benar hanya sebagai Aku ada / adalah dan karena Yehovah adalah satu-satunya Aku ada / adalah (Keluaran 3:14; Yesaya 44:6), Ia dan Kristus adalah Satu dalam Hakekat, sungguh-sungguh kepenuhan keAllahan dalam daging. Terjemahan Septuaginta dari Keluaran 3:14 dari kata Ibrani EHYEH menggunakan EGO EIMI sebagai kata yang sama artinya dengan Aku adalah, Yehovah, dan Yesus sering mengutip Septuaginta bagi orang-orang Yahudi, dan karena itu mereka akrab dengannya / mengenalnya dengan baik, dan mereka menjadi marah atas claimNya (8:59)] - The Kingdom of the Cults, hal 89.

Leon Morris (NICNT): Whether we translate before Abraham was (as AV), or was born (as ARV, NEB, etc.) the meaning will be came into existence, as the aorist tense indicates. A mode of being which has a definite beginning is contrasted with one which is eternal. I am must have the fullest significance it can bear. It is ... in the style of deity. ... It is an emphatic form of speech and one that would not normally be employed in ordinary speech. Thus to use it was recognizably to adopt the divine style. In passages like vv. 24,28 that is fairly plain, but in the present passage it is unmistakable. When Jesus is asserting His existence in the time of Abraham there is no other way of understanding it. It should also be observed that He says I am, not I was. It is eternity of being and not simply being which has lasted through several centuries that the expression indicates [= Apakah kita menterjemahkan sebelum Abraham ada (seperti AV / KJV), atau dilahirkan (seperti ARV, NEB, dsb.) artinya adalah menjadi ada, seperti yang ditunjukkan oleh bentuk lampau dari kata itu. Suatu cara keberadaan yang mempunyai suatu permulaan yang tertentu dikontraskan dengan cara keberadaan yang kekal. Aku adalah harus mempunyai arti yang paling penuh yang bisa dikandungnya. Kata-kata itu ada ... dalam gaya dari keallahan. ... Itu merupakan bentuk pengucapan yang tegas / ditekankan, dan merupakan suatu bentuk yang tidak digunakan secara normal dalam pembicaraan biasa. Jadi menggunakan bentuk itu bisa dikenali sebagai menggunakan gaya ilahi. Dalam text-text seperti ay 24,28 hal itu cukup jelas, tetapi dalam text ini (Yohanes 8:58) hal itu tidak bisa salah. Pada waktu Yesus sedang menegaskan keberadaanNya pada jaman Abraham tidak ada cara lain untuk memahaminya. Juga harus diperhatikan bahwa Ia mengatakan I am (Aku adalah - bentuk present) bukan I was (Aku adalah - bentuk lampau). Adalah kekekalan dari keberadaan, dan bukannya sekedar keberadaan yang berlangsung / bertahan melalui beberapa abad, yang ditunjukkan oleh ungkapan itu] - hal 473-474.

Leon Morris (Tyndale): That is a supreme claim to Deity; ... These are the words of the most impudent blasphemer that ever spoke, or the words of God incarnate (= Ini adalah claim yang tertinggi atas keAllahan; ... Kata-kata ini adalah kata-kata dari penghujat yang paling kurang ajar yang pernah berbicara, atau kata-kata dari Allah yang berinkarnasi) - hal 473 (footnote).

Leon Morris (NICNT): “e]go ei]mi / EGO EIMI in LXX renders the Hebrew xUh ynix] (ANI HU) which is the way God speaks (cf. Deut. 32:39; Isa. 41:4; 43:10; 46:4, etc.). The Hebrew may carry a reference to the meaning of the divine name hvhy / YHWH (cf. Exod. 3:14). We should almost certainly understand Johns use of the term to reflect that in the LXX. It is the style of deity, and it points to the eternity of God according to the strictest understanding of the continuous nature of the present ei]mi (EIMI). He continually IS” [= e]go ei]mi / EGO EIMI dalam LXX / Septuaginta menterjemahkan kata-kata Ibrani xUh ynix] (ANI HU - Aku adalah Dia) yang merupakan cara Allah berbicara (bdk. Ulanagn 32:39; Yesaya 41:4; 43:10; 46:4, dsb). Bahasa Ibraninya mungkin membawa suatu hubungan dengan arti dari nama ilahi hvhy / YHWH (bdk. Keluaran 3:14). Hampir pasti kita harus memahami penggunaan istilah itu oleh Yohanes untuk menggambarkan hal itu dalam LXX / Septuaginta. Itu merupakan gaya dari keallahan, dan itu menunjuk kepada kekekalan Allah menurut pengertian yang paling ketat dari sifat kontinyu / terus menerus dari bentuk present ei[mi (EIMI). Ia secara kontinyu / terus menerus ADA / adalah] - hal 473 (footnote).

BACA JUGA: CALVIN DAN PENEBUSAN TERBATAS (LIMITED ATONEMENT)

William Barclay: We must note carefully that Jesus did not say: Before Abraham was, I was, but, Before Abraham was, I am. Here is the claim that Jesus is timeless. There never was a time when he came into being; there never will be a time when he is not in being. ... There is only one person in the universe who is timeless; and that one person is God. What Jesus is saying here is nothing less than that the life in him is the life of God; he is saying, as the writer of the Hebrew put it more simply, that he is the same yesterday, today and forever. In Jesus we see, not simply a man who came and lived and died; we see the timeless God, who was the God of Abraham and of Isaac and of Jacob, who was before time and who will be after time, who always is. In Jesus the eternal God showed himself to men (= Kita harus memperhatikan dengan seksama bahwa Yesus tidak berkata: Sebelum Abraham ada, I was (Aku ada - bentuk lampau), tetapi Sebelum Abraham ada, I am (Aku ada - bentuk present). Ini adalah suatu claim bahwa Yesus itu tidak terbatas waktu. Tidak pernah ada waktu dimana Ia menjadi ada; tidak pernah akan ada waktu dimana Ia tidak ada. ... Hanya ada satu pribadi dalam alam semesta yang tidak terbatas waktu; dan satu pribadi itu adalah Allah; Ia sedang mengatakan, seperti penulis dari surat Ibrani menyatakannya dengan lebih sederhana, bahwa Ia adalah sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya. Dalam Yesus kita melihat, bukan hanya seorang manusia yang datang dan hidup dan mati; kita melihat Allah yang tidak terbatas waktu, yang adalah Allah dari Abraham dan dari Ishak dan dari Yakub, yang ada sebelum waktu dan akan ada setelah waktu, yang selalu ada (IS - bentuk present). Dalam Yesus, Allah yang kekal menunjukkan diriNya sendiri kepada manusia] - hal 36.

Barnes Notes: There is a remarkable similarity between the expression employed by Jesus in this place, and that used in Exodus to denote the name of God (= Ada suatu kemiripan yang hebat / luar biasa antara ungkapan yang digunakan oleh Yesus di tempat ini, dan ungkapan yang digunakan dalam Keluaran untuk menunjukkan nama Allah) - hal 310.

Tasker (Tyndale): The fact that the Jews attempted to stone Jesus after hearing the words I am shows that it suggested to them the divine name so translated in the LXX version of Ex. 3:14 (= Fakta bahwa orang-orang Yahudi berusaha untuk merajam Yesus setelah mendengar kata-kata Aku adalah menunjukkan bahwa itu menunjukkan secara tidak langsung kepada mereka nama ilahi yang diterjemahkan demikian dalam Keluaran 3:14 versi LXX / Septuaginta) - hal 122.

F. F. Bruce: He echoes the language of the God of Israel, who remains the same from everlasting to everlasting: I, the LORD, the first, and with the last, I am He (Isa. 41:4). ... he was using language which only God could use [= Ia menggemakan bahasa Allah dari Israel, yang tetap sama dari selama-lamanya sampai selama-lamanya: Aku TUHAN, yang pertama, dan bersama dengan yang terakhir, Aku adalah Dia (Yesaya 41:4). ... Ia sedang menggunakan bahasa yang hanya bisa digunakan oleh Allah] - hal 205,206.

Kesimpulan:

Tidak semua penafsir setuju bahwa semua ayat-ayat dimana Yesus mengucapkan I am (= Aku ada / adalah) berhubungan dengan nama Allah dalam Keluaran 3:14,15. Tetapi dalam kasus Yohanes 8:58:

kebanyakan penafsir setuju / sependapat bahwa kata-kata I am (= Aku ada / adalah) di sana memang berhubungan dengan nama Allah dalam Keluaran 3:14-15.

sebagian penafsir membandingkannya dengan ayat-ayat Perjanjian Lama lain yang dalam Septuaginta menggunakan EGO EIMI, khususnya Ul 32:39 Yesaya 41:4 Yesaya 43:10 Yes 45:18 Yesaya 46:4 Yesaya 48:12 Yesaya 52:6.

beberapa penafsir masih menghubungkan lagi Yohanes 8:58 dengan Mazmur 90:2.

Dan, seperti yang dikatakan oleh Robert Bowman dalam point f. di atas, kalaupun Yoh 8:58 tidak berhubungan dengan Keluaran 3:14-15 atau ayat-ayat Perjanjian Lama yang lain, ayat itu sendiri tetap menunjukkan kekekalan Yesus dan keberadaan Yesus yang melampaui waktu / di atas waktu / tak terbatas oleh waktu, dan karena itu tetap menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.YESUS KRISTUS=YHWH (YAHWEH). AMIN.
Next Post Previous Post