3 CIRI KEMENANGAN ORANG PERCAYA (WAHYU 11:16-19)

Zaman sekarang cenderung serba instan. Makanan instan, misalnya, kita tidak perlu lagi pergi berbelanja dan memasak. Di Indonesia masih banyak orang yang masih mengolah makanan secara alamiah. Mereka menanam padi, memupuknya, merawatnya dan menunggu sampai saatnya untuk dipanen. Setelah itu, diproses hingga kering, digiling, lalu menghasilkan beras yang siap dimasak. 
3 CIRI KEMENANGAN ORANG PERCAYA (WAHYU 11:16-19)
gadget, bisnis, otomotif
Namun, di beberapa kota besar seperti Singapura, kebanyakan orang hanya tahu beras, bahkan hanya tahu nasi yang siap dimakan di restoran-restoran. Akhirnya, mereka yang menikmati nasi tidak lagi memikirkan pak tani yang dengan begitu susah payah menghasilkan beras, dan oleh karena itu merekapun tidak menghargai makanan.

Hidup yang bahagia tidaklah seinstan nasi yang tersedia di atas meja. Hidup yang berarti dan penuh makna haruslah keluar dari perjuangan, penderitaan bahkan dari kematian. Hidup yang penuh kebahagiaan dan berarti tidak didapat begitu saja. Hidup itu harus diperjuangkan melalui tantangan dan penderitaan. Gereja mula-mula mengalami penderitaan yang luar biasa, tetapi melalui penderitaan itulah mereka memperoleh kemenangan (Wahyu 11:16). 

Apakah ciri orang-orang yang Ber kemenangan?

1. Mereka menyembah Allah (Wahyu 11:16-17)

- Penyembahan kepada Allah bukanlah suatu usaha untuk menghadirkan kuasa Allah dalam hidup mereka, tetapi justru karena mereka sudah mengalami kuasa kemenangan itu yang membuat mereka tersungkur di hadapan “Komandan” mereka yang telah mengalahkan musuh-musuh mereka.
- Penyembahan adalah pengakuan kepada Tuhan bahwa Dia adalah Penguasa kehidupan yang berdaulat. Artinya, tidak ada satu pun dalam hidup ini yang luput dari pengetahuan-Nya.

2. Mereka yakin akan keadilan Allah atas dunia ini (Wahyu 11: 18)

- Ketidakadilan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, namun pada akhirnya Tuhanlah yang akan bertindak atas ketidakadilan yang terjadi pada orang-orang percaya.

- Jika kita diperlakukan tidak adil (entah kita bertanya kepada Tuhan: “Mengapa hal ini harus terjadi kepada orang-orang benar?” Atau kita bertanya kepada diri sendiri: “Mengapa orang lain tega berbuat begitu kepada saya?”), maka kita perlu berdoa: “Tuhan, kalau situasi ini harus saya alami, berilah kekuatan kepada saya agar saya sanggup melewatinya.”

3. Mereka biasanya sadar bahwa kesusahan yang terjadi saat ini mereka tidak tahu, tetapi suatu saat Allah akan membukakan rahasia kehidupan itu (Wahyu 11: 19)

- Pada akhirnya Allah akan menyatakan bahwa perjuangan kita di tengah-tengah dunia ini menghasilkan ketaatan pada janji Allah (tabut perjanjian).
- Semua bencana alam yang terjadi (kilat, guruh, gempa bumi dan hujan es) bukanlah sesuatu yang di luar rencana Tuhan, tetapi semuanya ada di dalam kekuasaan-Nya.https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post