HAL-HAL KECIL YANG MEMBAHAGIAKAN PERNIKAHAN

PDT. STEPHEN TONG.
HAL-HAL KECIL YANG MEMBAHAGIAKAN PERNIKAHAN

Sesudah nikah, jangan katakan, "pokoknya sekarang sudah ada surat nikah". Lalu rambut berantakan, penampilan kotor. Tetaplah wanita menghias diri baik-baik, supaya suami saudara melihat saudara seperti pada waktu pacaran, begitu cantik. Banyak istri suka berhias secantik mungkin untuk orang lain. Tetapi dihadapan suami sendiri tidak.

Ingat bahwa saudara menikah dengan suami saudara. Yang bekerja berat suami saudara tetapi hasilnya saudara pakai untuk menghias diri bagi orang lain. Apakah ini kesempatan mencari orang lain? Isteri yang bijaksana berhias sebaik mungkin untuk suami. Tampak selalu bersih dan rapi. Yang paling berhak melihat keindahan istri adalah suami. Hal-hal kecil seperti ini, jangan dilupakan.

JAGA PERKATAAN

Berusaha untuk tidak melempar batu bagi masa depan. Setiap kalimat yang kita ucapkan harus hati-hati. Jangan sampai perkataan itu diingat, yang menjadi batu penghalang bagi masa depan. Hari depan kita masih panjang. Orang-orang yang tidak mau memikirkan hari depan selalu dengan "tidak sengaja lempar batu untuk hari depan". Kalau mau lempar batu, jangan ke depan tetapi ke pinggir, karena saudara masih mau jalan. Hari depan perlu rata. Begitu banyak orang dagang gagal karena melihat sekarang untung tetapi tidak melihat hari depan ada batu.

Begitu banyak orang pada waktu hari tua tidak mempunyai kawan karena waktu muda hanya mencari keuntungan dari orang lain tetapi tidak memikirkan bagaimana hari depannya. Begitu banyak pemerintahan tidak sukses karena mereka hanya mempunyai mata yang terlalu dekat tetapi tidak mempunyai pandangan yang luas. Jikalau seseorang mempunyai pandangan yang jauh ke depan, dalam berdagang, bersahabat, berkeluarga, akan selalu memikirkan hal-hal yang menyumbat dan merintangi untuk bertindak hati-hati.

Ketika seseorang marah maka segala perkataan jelek akan keluar, didorong setan untuk berkata-kata. Tetapi berbahagialah orang yang bisa menahan diri dan lidah. Siapakah orang yang sempurna? Alkitab berkata bahwa orang yang sempurna adalah orang yang dapat menahan lidahnya.

Saling menghadapi oknum yang dicintai dan dihormati dalam I and Thou Relationship:

Kacamata adalah benda (Ingg: it), sebagai benda yang tidak mempunyai hubungan dengan saya. Tetapi dengan setiap orang yang beroknum, tanggapan yang kita ambil harus berbeda. Oknum mempunyai kehormatan yang tidak boleh diganggu, perasaan yang tidak boleh diejek, kewibawaan yang tidak boleh dikurangi. Tanggapan oknum harus dijaga. 

Perlakukan pasangan Saudara sebagai oknum (catatan: oknum adalah istilah zaman dahulu bagi pribadi). Jangan memperalat suami Anda atau isteri Anda, karena kurang menghormatinya sebagai oknum. Kamu memperlakukan isteri Anda secara licik. Itu sebabnya ia menangis dan tangisannya didengar oleh Tuhan Allah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan ada oknum ketiga dalam pernikahan:

Kita juga tidak menginjinkan oknum ketiga mencampuri keluarga sehingga menjadi tidak karuan. Jikalau ada seorang wanita yang menceritakan segala kegagalan pernikahannya kepada Anda, sementara Anda sudah beristri, jangan mendengarkan terlalu banyak kalimat-kalimatnya. Karena wanita yang mencetuskan segala kesusahannya seharusnya berbicara kepada wanita lain atau orang tua atau pendeta atau isteri pendetanya, bukan kepada pria yang sudah beristri. 

Karena banyak bicara bisa menimbulkan simpati dan simpati akan menimbulkan kecabangan hati dsb. Masalah suami istri harus diselesaikan antara suami istri bersama dengan Tuhan. Jangan sampai oknum ketiga campur tangan dan memberi racun dalam keluarga kita.

Bagaimanapun hubungan antara suami istri adalah hubungan paling intim yang tidak bisa dilampaui oleh siapapun kecuali Tuhan sendiri. Yang menikah adalah suami istri. Tidak seharusnya mertua ikut campur. Mertua boleh memberikan nasehat tetapi tidak turun tangan untuk menjadi pengatur di rumah anak menantu. Jika ada orang ketiga masuk ke dalam bayang-bayang cinta atau sebagai interuptor maka bahagia akan keluar dari keluarga itu. Hati-hati!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pikirkan kebahagiaan keturunan:

Satu hal lagi, senantiasa pikirkan kebahagiaan untuk keturunan. Kadang ketika emosi sudah meluap sehingga ingin bercerai, maka tidak sempat berpikir tentang anak. Statistik membuktikan banyak keluarga yang pecah belah dan tidak berbahagia menghasilkan anak yang kurang ajar. Banyak anak yang menjadi pencopet yang tidak beres dalam masyarakat berasal dari keluarga yang broken-home.

Bagaimanapun orang tua harus memikirkan kebahagiaan anak-anak dan hari depan mereka. Kita harus menciptakan keluarga bahagia untuk memberi kekuatan membesarkan mereka. Tidak berarti keluarga bahagia juga akan menghasilkan anak-anak bahagia 100%. Juga tidak berarti keluarga yang kurang bahagia anaknya juga tidak bahagia. Tidak tentu. 

Tetapi bagaimanapun orang tua harus memikirkan anak-anaknya. Kerusakan yang dialami, kesedihan dan luka yang ditanggung anak karena suami isteri bercekcok, sulit untuk diobati oleh apapun. Kiranya Tuhan memberi kekuatan kepada kita untuk berpikir baik-baik bagi anak-anak kita. 

Next Post Previous Post