PENGERTIAN IMAN SEJATI DAN CIRI ORANG BERIMAN

Pengantar:

Iman adalah salah satu konsep yang paling penting dalam kehidupan Kristen, yang membedakan orang percaya dari yang tidak percaya. Dalam Alkitab, iman digambarkan sebagai landasan dari hubungan manusia dengan Allah, serta dasar keselamatan dan kehidupan rohani. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "iman sejati"? Dan bagaimana kita dapat mengenali ciri-ciri orang yang benar-benar beriman?
PENGERTIAN IMAN SEJATI DAN CIRI ORANG BERIMAN
Artikel ini akan membahas pengertian iman sejati menurut Alkitab dan teologi Kristen serta menggali beberapa ciri utama dari orang beriman yang menunjukkan buah dari iman mereka dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pengertian Iman Sejati dalam Alkitab

Untuk memahami apa itu iman sejati, kita harus merujuk kepada pengajaran Alkitab yang memberikan definisi dan contoh nyata tentang iman. Salah satu ayat kunci yang sering dikutip untuk menjelaskan pengertian iman adalah Ibrani 11:1, yang berbunyi:

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibrani 11:1, AYT).

Ayat ini mengajarkan bahwa iman adalah suatu keyakinan yang mendasar, yang berfungsi sebagai dasar bagi pengharapan kita akan janji-janji Allah. Iman juga merupakan "bukti" atau kepastian dari hal-hal yang tidak terlihat oleh mata fisik, tetapi diyakini melalui hubungan dengan Allah. Iman sejati bukan hanya sekadar percaya pada hal-hal yang tidak terlihat, tetapi juga mencakup pengharapan yang kokoh terhadap janji-janji Allah, yang dijalankan melalui tindakan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

A. Iman Sejati Melibatkan Kepercayaan Penuh kepada Allah

Iman sejati tidak hanya berarti percaya bahwa Allah itu ada, tetapi juga mencakup kepercayaan penuh kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan. Ini mencakup kepercayaan akan kasih, keadilan, dan kuasa Allah, serta ketaatan kepada kehendak-Nya. Orang yang memiliki iman sejati meyakini bahwa Allah setia pada janji-Nya dan selalu bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28).

Contoh iman sejati yang paling mencolok dalam Alkitab dapat kita temukan dalam kisah Abraham. Ketika Allah memanggil Abraham untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke tempat yang tidak diketahui, Abraham menaati perintah Allah meskipun dia tidak tahu apa yang menantinya di masa depan. Tindakan Abraham ini menunjukkan bahwa iman sejati adalah keyakinan yang disertai dengan ketaatan, meskipun tidak ada kepastian yang dapat dilihat di depan mata.

B. Iman Sejati Melibatkan Hubungan Pribadi dengan Kristus

Iman sejati dalam kekristenan selalu berkaitan erat dengan hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Dalam Efesus 2:8-9, Rasul Paulus mengajarkan bahwa keselamatan datang melalui iman kepada Yesus Kristus:

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Ayat ini menunjukkan bahwa iman adalah sarana yang digunakan Allah untuk memberikan keselamatan kepada manusia. Iman sejati berarti percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, mengakui bahwa kita tidak dapat memperoleh keselamatan melalui usaha kita sendiri, tetapi hanya melalui anugerah Allah yang dinyatakan dalam Kristus.

Iman sejati bukan hanya percaya pada fakta-fakta tentang Yesus, tetapi melibatkan penyerahan hidup sepenuhnya kepada-Nya, mengandalkan pengorbanan-Nya di kayu salib untuk pengampunan dosa dan keselamatan kekal.

C. Iman Sejati Menghasilkan Buah dalam Kehidupan

Iman sejati tidak hanya berupa pengakuan verbal atau keyakinan intelektual, tetapi juga harus menghasilkan perubahan nyata dalam kehidupan seseorang. Dalam Yakobus 2:17, Rasul Yakobus dengan tegas menyatakan bahwa "iman tanpa perbuatan adalah mati."

Ini berarti bahwa iman sejati akan mempengaruhi cara hidup seseorang, memotivasi mereka untuk melakukan perbuatan baik, melayani orang lain, dan hidup sesuai dengan ajaran Kristus. Bukan perbuatan baik yang menyelamatkan, tetapi iman sejati akan selalu memanifestasikan dirinya dalam perbuatan yang mencerminkan kasih, kesalehan, dan ketaatan kepada Tuhan.

2. Ciri-Ciri Orang Beriman Menurut Alkitab

Setelah memahami pengertian iman sejati, langkah selanjutnya adalah melihat bagaimana iman itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa ciri utama yang menandai seseorang yang benar-benar beriman, berdasarkan pengajaran Alkitab.

A. Hidup dalam Ketaatan kepada Firman Tuhan

Salah satu ciri utama dari orang yang memiliki iman sejati adalah ketaatannya kepada firman Tuhan. Iman sejati selalu disertai dengan kesediaan untuk mengikuti kehendak Tuhan, seperti yang tertulis dalam firman-Nya. Dalam Yohanes 14:15, Yesus berkata, "Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Orang beriman akan menunjukkan kasih mereka kepada Tuhan melalui ketaatan kepada firman-Nya, baik dalam hal etika moral, sikap, maupun tindakan. Mereka tidak hanya mendengar firman Tuhan, tetapi juga melakukannya dalam kehidupan sehari-hari (Yakobus 1:22). Ketaatan ini bukan berdasarkan paksaan, tetapi lahir dari hati yang dipenuhi oleh iman dan kasih kepada Tuhan.

B. Menunjukkan Kasih kepada Sesama

Ciri lain dari orang beriman adalah kasih yang mereka tunjukkan kepada sesama. Kasih adalah salah satu tanda yang paling jelas dari iman sejati. Yesus mengajarkan bahwa hukum terbesar adalah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia (Matius 22:37-40). Dalam 1 Yohanes 4:20 kita membaca:

"Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta; karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya."

Kasih kepada sesama, terutama kepada sesama orang percaya, adalah ekspresi dari iman kepada Tuhan. Orang yang memiliki iman sejati tidak akan bersikap acuh tak acuh terhadap kebutuhan orang lain, melainkan akan tergerak untuk membantu, berbagi, dan melayani mereka. Kasih ini adalah buah dari Roh Kudus yang bekerja dalam hidup orang percaya (Galatia 5:22-23).

C. Mengandalkan Tuhan dalam Segala Hal

Orang yang memiliki iman sejati akan selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal, baik dalam keadaan baik maupun buruk. Mereka percaya bahwa Allah berdaulat dan terlibat dalam setiap aspek kehidupan mereka. Sebagaimana yang dikatakan dalam Amsal 3:5-6:

"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Orang beriman tidak mengandalkan kebijaksanaan mereka sendiri, tetapi selalu mencari petunjuk dan hikmat dari Tuhan dalam setiap keputusan yang mereka ambil. Mereka memiliki keyakinan bahwa Tuhan memegang kendali atas hidup mereka dan akan memimpin mereka ke dalam jalan yang benar.

Ciri ini juga terlihat dalam cara mereka menangani masalah dan tantangan hidup. Ketika menghadapi kesulitan, mereka tidak bergantung pada kekuatan mereka sendiri, tetapi membawa segala pergumulan mereka kepada Tuhan dalam doa, meyakini bahwa Tuhan akan memberi mereka kekuatan dan jalan keluar sesuai dengan kehendak-Nya (Filipi 4:6-7).

D. Menunjukkan Buah Roh dalam Kehidupan

Salah satu tanda yang paling nyata dari iman sejati adalah hadirnya "buah Roh" dalam kehidupan seseorang. Rasul Paulus dalam Galatia 5:22-23 menggambarkan buah Roh sebagai:

"Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."

Orang yang beriman akan menunjukkan karakter-karakter ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sukacita, damai, kesabaran, dan kebaikan akan terlihat dalam cara mereka berinteraksi dengan orang lain, bagaimana mereka merespons tantangan, dan bagaimana mereka menjalani hidup di tengah dunia yang penuh dengan tekanan dan godaan.

Buah Roh bukanlah hasil dari usaha manusia semata, melainkan merupakan karya Roh Kudus yang bekerja di dalam diri orang percaya. Orang beriman yang sejati akan terus bertumbuh dalam karakter-karakter ini seiring dengan semakin mendalamnya hubungan mereka dengan Kristus.

E. Tekun dalam Ibadah dan Doa

Orang yang memiliki iman sejati akan selalu tekun dalam ibadah dan doa. Mereka memahami pentingnya menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan melalui waktu yang dihabiskan dalam firman dan doa. Dalam Kolose 4:2, Rasul Paulus mengingatkan jemaat untuk "Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."

Doa bukan hanya sekadar rutinitas bagi orang beriman, tetapi merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan, mencari petunjuk-Nya, dan menyatakan ketergantungan mereka kepada-Nya. Selain doa, orang beriman juga akan rajin beribadah, baik secara pribadi maupun dalam komunitas jemaat, karena mereka menyadari pentingnya untuk selalu hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dan sesama orang percaya.

F. Memiliki Pengharapan yang Kuat Akan Janji Tuhan

Orang beriman yang sejati selalu memiliki pengharapan yang kokoh terhadap janji-janji Tuhan, terutama mengenai kehidupan kekal dan kedatangan Yesus yang kedua kali. Pengharapan ini memberi mereka kekuatan untuk tetap teguh, bahkan di tengah-tengah penderitaan atau penganiayaan.

Rasul Paulus, dalam Roma 5:3-5, menekankan bagaimana iman sejati membawa kepada pengharapan:

"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."

Orang yang beriman akan terus berharap kepada Tuhan, meskipun menghadapi berbagai kesulitan, karena mereka tahu bahwa janji Tuhan pasti akan digenapi.

3. Kesimpulan

Iman sejati adalah lebih dari sekadar percaya kepada Allah. Iman sejati melibatkan kepercayaan penuh kepada Tuhan, hubungan pribadi dengan Kristus, dan menghasilkan perubahan nyata dalam kehidupan seseorang. Orang yang memiliki iman sejati akan hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan, menunjukkan kasih kepada sesama, mengandalkan Tuhan dalam segala hal, dan menampakkan buah Roh dalam kehidupan mereka.

Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa iman bukanlah hal yang statis atau hanya bersifat teoretis, tetapi merupakan kekuatan hidup yang nyata yang mengubah cara seseorang berpikir, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain. Orang beriman yang sejati akan selalu berusaha untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, memuliakan Dia dalam segala aspek kehidupan mereka, dan menantikan dengan penuh pengharapan penggenapan janji-janji Tuhan dalam Kristus.

-------------------
Pdt.Jimmy Pardede, M.Th.

Bacaan: Ibrani 11:1-3, 6, 8-13; Ibrani 12:1-3.

PENGERTIAN IMAN SEJATI DAN CIRI ORANG BERIMAN 

Apa itu iman sejati? Mengapa orang Kristen perlu beriman? Apa perbedaan iman yang sejati dengan iman yang palsu? Ibrani 11 memberikan banyak contoh tentang orang-orang yang beriman. Ibrani 12:1-3 mengajarkan orang-orang yang beriman dikuatkan oleh kesaksian orang-orang beriman yang terdahulu. 
PENGERTIAN IMAN SEJATI DAN CIRI ORANG BERIMAN
gadget, bisnis, otomotif
Kita dapat belajar dari orang-orang yang terdahulu apa itu iman yang benar? dan bagaimana cara menjalankan iman yang sejati? Banyak contoh orang-orang beriman yang dimulai dari kitab Kejadian sampai kitab sejarah. Dalam tradisi Yahudi, kitab Kejadian adalah kitab yang pertama, kitab nabi-nabi berada di tengah, dan kitab Sejarah adalah kitab yang paling akhir. Maka, kitab Ibrani memberikan contoh iman dari kitab pertama hingga kitab yang terakhir.

5 pengertian iman sejati: 

(1) Iman yang sejati melihat Tuhan sebagai Pencipta dan Pemelihara ciptaan-Nya sampai kegenapan waktu-Nya

Tuhan yang mencipta bukan tanpa rancangan dan tanpa rencana. Alkitab mencatat bahwa Allah yang berinisiatif melakukan penciptaan, mempertahankan ciptaan-Nya untuk menggenapi rencana-Nya. Orang beriman akan melihat hal ini dan tunduk kepada Tuhan yang mencipta dan berdaulat atas ciptaan-Nya.

Orang yang menyebut dirinya beriman, tetapi tidak pernah menundukkan diri kepada Tuhan, maka imannya palsu. Ibrani 11:3 mengatakan bahwa orang yang beriman mengerti bahwa alam semesta dijadikan oleh Tuhan. Yang kelihatan dijadikan oleh yang tidak kelihatan. Dalam konsep orang Yahudi, Pencipta sama dengan dengan Pemelihara. Dalam tradisi Israel Allah adalah Pencipta berarti juga adalah Penguasa dan Pemelihara ciptaan (Ibrani 11:3). Iman yang sejati berarti kita percaya dan tunduk sepenuhnya kepada Allah yang mempunyai kehendak di dalam dunia ini.

Abraham, misalnya, mengerti akan rencana Tuhan bahwa melalui keturunannya semua bangsa di bumi akan mendapatkan berkat. Apakah ini terjadi pada saat Abraham masih hidup? Tidak. Allah mengatakan bahwa keturunannya akan memenuhi bumi dan banyak sekali. Perkataan Allah terjadi setelah Abraham mati. Ketika Allah memanggil Abraham, Ia memberikan pengertian kepadanya tentang rencana pekerjaan Tuhan yang luas. 

Kita bukan hanya harus mengerti apa yang kita kerjakan, tetapi juga harus mengerti bahwa kehendak Tuhan adalah menyeluruh. Ibrani 11:3 memberikan dasar pada iman yang menyatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Ialah yang mengerjakan pekerjaan yang sama yang dimulai pada zaman Adam dan diakhiri pada zaman Adam yang terakhir (Yesus Kristus) yang akan datang ke-2 kali suatu saat nanti. Ciri Orang beriman menyadari berapa besar Allah bekerja dan berapa total Ia bekerja.

(2) Orang yang beriman adalah orang yang ingin berbagian di dalam pekerjaan Tuhan. Mereka sadar bahwa bahwa upahnya yang terbesar ialah jika bisa berbagian di dalam pekerjaan Tuhan yang besar ini (Ibrani 11:6). 

Tuhan panggil Abraham. Tuhan menyuruh Abraham pergi dari tempat tinggalnya ke tempat yang Tuhan akan tunjukan kepada dia.

Di mana tempatnya? Tidak diberitahukan. Yang penting Abraham disuruh pergi terlebih dahulu. Karena dia beriman, maka ia langsung pergi dengan taat. Kenapa Abraham taat? Karena ia mengenal Allah yang memerintahkannya adalah Allah Pencipta segala sesuatu, maka ia tunduk pada keputusan Allah dan berbagian di dalam pekerjaan-Nya.

Ketika Tuhan berjanji, Abraham taat, maka semua berjalan baik. Tetapi ketika Allah diam, Abraham berinisiatif mendahului Allah. Maka apa yang dilakukan Abraham salah. Banyak orang yang ingin melangkah tanpa lebih dahulu mengerti kehendak Tuhan. Abraham yang sama kemudian melangkah ke Mesir untuk lari dari kekeringan. Abraham meminta istrinya untuk mengaku sebagai adiknya karena Abraham takut dibunuh. Lalu Istrinya diambil oleh Firaun, tetapi Abraham tidak bisa berbuat apa-apa. Tuhan tidak membiarkan istri Abraham menjadi milik Firaun. Maka, Ia menulahinya. Abraham diusir dan kembali ke tempat di mana Ia menyuruhnya tinggal.

Abraham berbagian di dalam pekerjaan Tuhan yang besar. Apakah ia langsung dapat melihat pekerjaan Tuhan yang besar itu? Tidak. Apakah langsung jelas apa yang dia kerjakan memberikan hasil? Tidak. Kenapa ia tetap ikut? Karena Tuhan sendiri yang memerintahkannya. Abraham taat. Apapun perintah Tuhan pasti hasilnya baik dan berguna bagi keutuhan rencana-Nya. 

Sampai Abraham mati tidak ada keturunan yang menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Saat Yesus Kristus hadir, Abraham baru melihat dan berbahagia di surga. Orang yang ikut dalam pekerjaan Tuhan tidak tentu bisa mendapatkan apa yang Tuhan mau kerjakan dalam waktu singkat. Orang beriman justru memiliki iman yang teguh bahwa apa yang kita kerjakan berbagian di dalam rencana besar Tuhan.

Kita harus mempersiapkan pekerjaan yang terus berlangsung sampai masa-masa kita berlalu. Orang yang beriman adalah orang yang rindu ingin berbagian di dalam rencana Tuhan dan rindu rencana Tuhan secara total terjadi. Apa upah yang didapatkan Abraham? Abraham melihat Tuhan mengerjakan pekerjaan-Nya. 

Upah yang paling besar adalah diizinkan untuk melihat pekerjaan Tuhan. Calvin mengatakan 2 hal yang membuat kita merasakan anugerah Tuhan: (a) melihat Tuhan memberkati kita, (b) melihat Tuhan memberkati gereja-Nya. Kita melihat gereja makin maju dan diberkati oleh Tuhan. Kita akan berbahagia jika kita ikut berbagian di dalam pekerjaan Tuhan.

(3) Orang yang beriman adalah orang yang siap bayar harga waktu mengikuti Tuhan demi meilhat kemuliaan yang lebih besar (Ibrani 11:13). 

Orang yang memiliki iman yang sejati adalah orang yang rindu berbagian untuk melihat pekerjaan Tuhan jadi. Kerinduan digambarkan dengan bukan kemuliaan yang ia dapatkan sekarang, tetapi kemuliaan yang ingin ia dapatkan nanti dengan pengorbanan yang diberikan sekarang. Abraham berkorban yang sangat besar sekali.

Ia meninggalkan tempat yang begitu enak dan mewah untuk pergi ke tempat yang Tuhan akan tunjukan kepada dia. Semula hidup enak, ia tinggalkan. Sekarang ia hidup dengan tingkat hidup yang lebih rendah dari sebelumnya. Bukan hanya pengorbanan itu, Tuhan mengajarkan kepada Abraham tentang pengorbanan yang jauh lebih besar lagi. Tuhan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan anaknya (Ishak). Ini adalah bagian yang paling mengerikan di dalam kehidupan Abraham. 

Bagaimana peristiwa ini kita dapat mengerti dengan tuntas? Kita dapat memahami ketika kita mengerti tentang bagaimana pengorbanan Kristus. Kenapa Ishak harus dikorbankan? Karena melalui keturunannya seluruh bangsa akan mendapatkan berkat. Bagaimana caranya bangsa-bangsa mendapatkan berkat? Dengan cara korban dari orang yang akan menjadi sumber berkat. Ini adalah prinsip yang Tuhan sudah tetapkan dari awal dan Tuhan genapi di dalam Kristus. Inilah sebabnya kenapa ketika Abraham akan membunuh anaknya untuk dipersembahkan sebagai korban Tuhan menghentikannya.

Kenapa Tuhan menghentikan Abraham? Karena bukan Ishak yang akan menjadi berkat bagi seluruh bangsa. Peristiwa ini adalah gambaran dari Kristus yang akan menjadi berkat bagi seluruh bangsa. Maka, orang beriman sadar bahwa waktu kita akan berbagian di dalam pekerjaan Tuhan harus ada korban untuk orang lain mendapatkan berkat. 

Orang beriman menyadari bahwa jerih lelahku tidak sia-sia karena korban yang kita berikan itu akan memberkati orang lain. Abraham mengorbankan tempat tinggalnya yang enak dan Ishak adalah contoh dari pengorbanan. Korban yang paling tinggi nantinya adalah Kristus mengorbankan nyawa dan kemuliaan-Nya demi menjadi berkat bagi seluruh bangsa. Maka, orang yang beriman adalah orang yang mau ikut berbagian di dalam pekerjaan Tuhan dengan mengorbankan segala hal demi menggenapi apa yang Tuhan yang mau.

(4) Orang beriman mencari upah yang benar (Ibrani 11:14). 

Upah yang benar adalah dari persetujuan Allah sendiri. Orang Kristen bersukacita karena tahu Tuhan menyetujui dan berkenan dengan apa yang kita kerjakan. Upah yang paling besar dalam hidup ketika seseorang mencari wajah dan perkenanan Tuhan. Lalu Tuhan memberikannya. Inilah adalah berkat yang luar biasa. Orang yang beriman lebih suka mencari perkenanan Tuhan. Upah yang paling besar adalah diperkenan oleh Tuhan.

(5) Orang beriman membuang beban dosa demi memikul beban yang ingin Tuhan bebankan (Ibrani 12:1-3). 

Marilah kita tanggalkan beban dosa karena Tuhan ingin kita memikul beban-Nya yang begitu ringan dan manis. Kuk yang dibebankan oleh Tuhan itu enak. Beban yang Tuhan berikan kepada kita tidak sama dengan beban dosa. Beban yang Tuhan ingin untuk kita pikul adalah untuk mempertumbuhkan iman kita. 
PENGERTIAN IMAN SEJATI DAN CIRI ORANG BERIMAN
gadget, bisnis, otomotif
Marilah kita menjadi orang beriman yaitu orang yang menanggalkan beban dosa dan melihat kedepan yaitu pengharapan yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh mengikut Dia. Iman adalah melihat pekerjaan Tuhan yang besar di depan yang harus kita jalani dengan menanggalkan beban dosa. Mari kita tanggalkan beban dosa dan melihat pekerjaan Tuhan yang Tuhan ingin kita kerjakan ke depan. Mari kita latih diri apa yang Tuhan mau genapi di dalam hidup kita untuk menggenapi apa yang Tuhan mau untuk kita kerjakan yaitu pekerjaan Tuhan yang besar yang sedang Tuhan kerjakan.

Catatan tambahan: Iman (Faith)

Iman kepada Allah ialah “mempercayai dan meyakini bahwa Allah dan apa yang dikatakan-Nya adalah benar dan pasti, Ia sanggup menyelamatkan dan memelihara orang-orang yang bersandar kepada-Nya”.

1. Arti Kata. Kata Ibrani “emun” mengandung arti kesetiaan dan kepercayaan. Sedangkan kata “batakh” diterjemahkan dengan percaya (Ulangan 32:20; Habakuk 2:4; Mazmur 26:1). Kata Yunani “pistis” (kata benda) dan “pisteuo” (kata kerja) mengandung arti percaya, kepastian, yakin kepada seseorang dan apa yang dikatakannya.

2. Pentingnya iman. Beberapa bagian Perjanjian Baru menyebutkan pentingnya iman kepada Allah. (1) Tanpa iman tidak mungkin seseorang berkenan kepada Allah. Iman memungkinkan kita untuk bertobat dan mencari Allah, dengan mempercayai fakta keberadaan atau eksistensi Allah (Ibrani 11:6). (2) Prinsip kedua dalam pengajaran Kristen adalah iman kepada Allah (Ibrani 6:1,2). (3) Menerima anugerah keselamatan melalui iman (Efesus 2:8-9); (4) Iman adalah dasar dari pengharapan orang percaya (Ibrani 11:1).

3. Iman Yang benar. Dalam hubungannya dengan keselamatan, iman yang benar adalah iman yang menyelamatkan, yaitu iman kepada Yesus Kristus yang dianugerahkan oleh Allah pada saat kelahiran kembali (Kisah Para Rasul 26:20,21), dan Alkitab menyebutkan tiga macam iman yang benar , yaitu : (1) Iman yang menyelamatkan yang bekerja terus menerus. (2) Iman sebagai buah Roh Kudus (Galatia 5:22, Faithfull, Inggris). (3) Iman sebagai karunia Roh Kudus (1 Korintus 12:9).

Next Post Previous Post