MATIUS 5:5 (ARTI ORANG YANG LEMBUT HATINYA AKAN MEWARISI BUMI)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 5:5 TB: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”.
Matius 5:5 TB: “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”.
Matius 5:5 AYT :Diberkatilah orang yang lembut hatinya sebab mereka akan mewarisi bumi
Gadget, health, education, otomotif |
Matius 5:5 MILT:Berbahagialah orang yang lembut hatinya, karena mereka akan mewarisi bumi
A) ‘Lemah lembut’.
A) ‘Lemah lembut’.
1) Arti yang salah:
· seperti ‘putri Solo’.
· weakness (= kelemahan).
Seseorang berkata: “Meekness is not weakness” (= Kelembutan bukanlah kelemahan)!
2) Kata ‘lemah lembut’ dalam bahasa Yunaninya adalah PRAUS, yang merupakan suatu kata yang sukar sekali untuk diterjemahkan. William Barclay memberikan 3 hal untuk menjelaskan arti PRAUS ini:
a) Ia mengatakan bahwa Aristotle sering mendefinisikan suatu sifat di antara dua sifat yang extrim. Misalnya: murah hati terletak diantara pelit / kikir dan boros.
PRAUS terletak diantara ‘marah yang berlebih-lebihan’ dan ‘tidak pernah marah’. Jadi, orang yang PRAUS bukannya tidak pernah marah, juga bukannya marah yang berlebihan, tetapi selalu marah pada saat yang tepat. Perlu diingat bahwa marah belum tentu merupakan dosa. Musa disebut sebagai orang yang lemah lembut (Bilangan 12:3), tetapi ia pernah marah (Keluaran 32:19).
Bilangan 12:3 - “Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi”.
Keluaran 32:19 - “Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu”.
Demikian juga dengan Tuhan Yesus. Ia menyebut diriNya lemah lembut (Matius 11:29), tetapi berulang-ulang Ia marah (Matius 23:13-36 Yohanes 2:13-17 Markus 3:5).
Matius 11:29 - “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”.
Markus 3:5 - “Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu”.
Yohanes 2:13-17 - “Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: ‘Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan.’ Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis: ‘Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku.’”.
Kemarahan yang bersifat egois / selfish anger (misalnya kalau kita marah karena ada orang berbuat salah kepada kita), jelas adalah kemarahan yang salah. Tetapi kemarahan yang terjadi pada waktu kita melihat orang lain ditindas (bdk. 1Samuel 11:6), atau pada saat kita melihat suatu dosa, atau pada saat kita melihat adanya ajaran sesat (Wahyu 2:2 2Korintus 11:4), jelas merupakan kemarahan yang benar.
1Samuel 11:6 - “Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat”.
Perhatikan bahwa Roh Allah berkuasa atas Saul, tetapi ia menjadi sangat marah, karena ada penindasan terhadap orang-orang Yabesy-Gilead.
Wahyu 2:2 - “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta”.
Jemaat gereja Efesus ini dipuji oleh Tuhan, karena mereka tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat / rasul-rasul palsu.
2Korintus 11:4 - “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima”.
Sebaliknya, jemaat Korintus dikecam oleh Paulus karena mereka sabar saja pada waktu ada pengajar-pengajar sesat.
b) Kata PRAUS juga digunakan terhadap binatang yang sudah dijinakkan / dikuasai sehingga tunduk sepenuhnya kepada pemilik / majikannya. Jadi dalam arti yang kedua ini orang yang PRAUS adalah orang dikuasai / tunduk sepenuhnya kepada Tuhan.
Penerapan:
Kalau saudara mendengar Firman Tuhan yang ‘menyerang’ hidup saudara, apalagi kalau ‘mengurangi’ penghasilan saudara, apakah saudara mau tunduk?
c) Dalam bahasa Yunani, PRAUS sering dikontraskan dengan sombong. Jadi PRAUS mengandung arti ‘rendah hati’.
Bdk. Mazmur 37:11 - “Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah”.
Baca Juga: Matius 5:5: Orang Yang Lemah Lembut
Kerendahan hati timbul karena pengenalan yang benar tentang diri sendiri. Karena itu Matius 5:3 (kenal diri sendiri sebagai orang penuh dosa) harus terjadi sebelum Matius 5:5 (rendah hati) bisa terjadi.
3) Tiap orang Kristen harus mempunyai sifat PRAUS ini, karena PRAOTES (kata bendanya) adalah salah satu dari 9 hal yang merupakan buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23 - ‘kelemah-lembutan’).
B) ‘Memiliki bumi’.
Ini salah terjemahan. Terjemahan yang benar adalah ‘mewarisi bumi’.
1) Arti yang salah:
a) Ajaran Saksi Yehovah yang mengatakan bahwa nanti hanya 144.000 orang yang akan masuk surga, sedangkan sisanya akan tinggal di bumi yang disempurnakan. Ajaran ini bertentangan dengan 2Pet 3:9-12 dan Wahyu 21:1, yang jelas menunjukkan bahwa bumi / alam semesta akan dihancurkan pada waktu Kristus datang kedua kalinya.
2Petrus 3:10-13 - “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran”.
Wahyu 21:1 - “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi”.
b) Memiliki bumi berarti kita akan jadi kaya (theologia kemakmuran).
2) Arti yang benar: Ada beberapa kemungkinan:
a) Kita / orang kristen memang memiliki bumi dalam arti tertentu.
1. Di dalam Kristus, kita memiliki segala sesuatu (1Korintus 3:21,22 2Korintus 6:10).
2. Sekalipun ditinjau secara materi / duniawi orang dunia mempunyai banyak dan orang Kristen mempunyai sedikit tetapi ada hal-hal yang perlu kita ingat:
· Untuk orang dunia:
* bukan ia yang memiliki harta, tetapi hartanya yang memiliki / menguasai dia (menjadi dewa).
* ia tidak mempunyai damai; semua miliknya sia-sia.
· Sedang untuk orang Kristen, William Hendriksen berkata:
“They may possess only a small portion of this earth or of earthly goods, but a small portion with God’s blessing resting upon it is more than the greatest riches without God’s blessing” (= Mereka mungkin hanya mempunyai sebagian kecil dari bumi ini atau dari harta duniawi, tetapi sebagian kecil disertai berkat Allah di atasnya adalah lebih banyak dari pada kekayaan yang terbesar tanpa berkat Allah).
b) Yang dimaksud dengan ‘bumi’ adalah ‘langit dan bumi yang baru’ (Wahyu 21:1).
c) ‘Memiliki / mewarisi bumi’ berarti ‘diberkati oleh Tuhan’.
Dari mana bisa muncul arti seperti ini? Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan ‘bumi’ adalah gh (GE), yang mempunyai bermacam-macam arti yaitu: earth (= bumi), land (= tanah / negeri / daratan), country (= negeri), region (= daerah / wilayah), soil (= tanah), ground (= tanah). Jadi, sekalipun bisa diterjemahkan ‘bumi’, tetapi bisa juga diterjemahkan ‘tanah’ / ‘negeri’. Tuhan berjanji untuk memberikan tanah Kanaan kepada Abraham (Kejadian 12:1-3,7). Selama ratusan tahun janji itu diulang-ulang kepada bangsa Israel. Akhirnya kata-kata ‘memiliki / mewarisi tanah’ menjadi suatu ungkapan yang artinya ‘menerima berkat Tuhan’ atau ‘diberkati oleh Tuhan’. Karena itu istilah ‘mewarisi bumi’ atau ‘mewarisi negeri’ muncul berulang-ulang, seperti dalam Mazmur 25:13 Mazmur 37:9,11,22,29,34 Yesaya 57:13. Bacalah ayat-ayat tersebut maka saudara akan melihat dengan jelas bahwa istilah ‘mewarisi bumi / negeri’ memang bisa diartikan ‘diberkati oleh Tuhan’.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America