LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN LUKA-LUKA BATIN

Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.

LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN LUKA-LUKA BATIN.“ Jika kita sungguh-sungguh ingin menjadi apa yang Tuhan inginkan, kita harus mengizinkan Roh Kudus untuk menemukan tempat yang terluka di dalam diri kita dan menyembuhkan hati kita yang hancur” 
LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN LUKA-LUKA BATIN
otomotif, bisnis
MANUSIA SEUTUHNYA

Ketika Allah menciptakan manusia pertama, Ia menciptakan mereka dengan sempurna dan utuh. Di dalam 1 Tesalonika 5:23 merupakan trikotomi Paulus mengenai manusia seutuhnya yang terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Memang di dalam Alkitab, istilah roh dan jiwa kadang-kadang dipergunakan secara bertukaran, tetapi tidak mengubah kesimpulan bahwa manusia terdiri dari Materi (tubuh kata Yunaninya soma) dan Nonmateri (roh kata Yunaninya pneuma dan jiwa kata Yunaninya psueche).

Roh manusia adalah bagian sadar akan Allah yang memberikan kesanggupan untuk mengenal dan berkomunikasi dengan Allah. Pada waktu Allah menciptakan manusia, Ia menciptakan roh di dalam diri manusia (Zakharia 12:1). Roh itu adalah bagian yang kekal dari manusia yang dapat menyembah Allah dari Roh yang kekal (Yohanes 4:24; Amsal 20:27). Bagian-bagian dari roh adalah intuisi (felleng/perasaan roh), hati nurani (suara hati) dan komuni (untuk komunikasi dengan Allah).

Jiwa manusia adalah bagian kesadaran diri manusia, yang sanggup untuk mengenal dirinya sendiri. Manusia menerima jiwa dan rohnya pada saat Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam tubuhnya (Kejadian 2:8). Kata “nafas hidup” meliputi “roh dan jiwa yang hidup”. Jiwa adalah pusat atau pengantara yang menghubungkan roh dan tubuh dan mempengaruhi roh dan tubuh karena pemusatannya. Jiwa terdiri dari pikiran, perasaan dan kehendak. 

Tubuh manusia berfungsi sebagai kesadaran akan dunia luar, berkemampuan untuk mengetahui dan menerima sesuatu yang berasal dari dunia luar di sekelilingnya melalui Panca Indera.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Di atas telah dijelaskan bahwa manusia yang seutuhnya terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Pada waktu seseorang diselamatkan, rohnya telah ditebus secara sempurna. Tetapi Paulus mengingatkan dalam 1 Tesalonika 5:23 bahwa yang dikehendaki dari orang percaya pada waktu kedatangan Tuhan Yesus kembali adalah agar roh, jiwa dan tubuhnya tak bercacat cela. Ini merupakan petunjuk bahwa orang percaya yang telah diselamatkan bisa tercemar juga rohnya, mengapa ? Hal ini pasti diakibatkan oleh berhala atau roh-roh jahat. Sebab itu hal yang dilakukan pada keadaan ini adalah “pelepasan”.

Berbeda dengan roh, maka jiwa pembaharuannya membutuhkan peranan atau keterlibatan kita. Jiwa masih membutuhkan proses dalam mengubahnya (proses pengudusan), karena jiwa berhubungan dengan karakter di mana kita dengan sadar harus mau berubah (Roma 12:2). Hal ini memang tidak mudah, terutama karena jiwa manusia banyak mengalami luka-luka. Dengan pertolongan Roh Kudus dan firman Allah yang menerangi maka jiwa pasti dapat diperbaharui dari hari-ke sehari sampai menjadi yang dikehendaki oleh Tuhan.

LUKA-LUKA BATIN

Dunia kita dipenuhi dengan orang-orang yang menyimpan luka-luka yang tidak kelihatan (luka batin). Sebagian dibawa dari sejak kandungan, sebagian lagi berasal dari masa kecil mereka, tetapi ada juga yang terluka karena tekanan dan persoalan kehidupan modern. Ironisnya lagi, banyak di antara orang kristen yang masih dalam keadaan “terluka ini. 

Professor David J. Schawartz dalam bukunya Berpikir dan Berjiwa Besar mengutip apa yang telah diteliti oleh Dr. Schindler. Dia mengatakan bahwa “tiga dari empat orang yang terbaring di rumah sakit, mengidap penyakit Emosionally Induced IIliness yaitu semacam penyakit yang disebabkan oleh emosi. Selanjutnya dia juga mengatakan bahwa “sebenarnya tiga dari empat orang yang sakit sekarang ini akan sehat jika mereka belajar bagaimana menangani masalah emosi mereka”.

Orang yang terluka di dalam jiwa apabila mengenai pikirannya akan menyebabkan stres bahkan depresi yang pada akhir bisa menjadi berakibat stroke, gila bahkan bunuh diri. Kalau luka itu mengenai perasaannya biasanya akan mengidap penyakit jantung, kanker, mag/tukak lambung, tumor dan sejenisnya. Sebab itu Alkitab berbicara secara khusus perlunya kesembuhan luka-luka batin ini.

Dosa, luka-luka batin dan ikatan rohani merupakan tiga hal yang berbeda. Untuk dosa yang diperlukan adalah pengampunan melalui karya Kristus, untuk ikatan/pencemaran rohani yang diperlukan adalah pelepasan dan untuk luka-luka batin yang diperlukan adalah kesembuhan. Kadang-kadang kita membutuhkan pertolongan dalam ketiga bidang ini.

Bagi orang percaya yang masih menyimpan luka-luka batin, perhatikan kata-kata berikut ini : “luka yang tidak tersembuhkan bagaikan infeksi yang apabila tidak dirawat dapat menghancurkan panggilan hidup kita. Jika kita sungguh-sungguh ingin menjadi apa yang Allah inginkan atas kita, kita harus mengizinkan Roh Kudus untuk menemukan semua tempat yang terluka di dalam diri kita dan menyembuhkan hati kita yang hancur.”

CIRI-CIRI ORANG YANG HATINYA TERLUKA

Floyd McClung meng-indentifikasikan keadaan orang yang mengalami luka-luka batin karena keegoisannya, yaitu : Penarikan atau pengucilan diri, sifat ingin memiliki, mental kami versus/lawan mereka, manipulatif dan menolak kerja sama, tidak mau diajar, tidak sabar, berprasangka buruk atau kecurigaan terhadap orang lain, suka mengkritik atau menghakimi, tidak setia, tidak tahu berterima kasih dan idealisme yang tidak sehat yaitu suka memaksakan pendapatnya kepada orang lain.

Sementara itu, seorang lainnya mengembang ciri-ciri orang yang terluka tersebut secara lebih spesifik lagi, yaitu : Tidak peduli terhadap orang lain, perasaannya terlalu sensitif dan peka, kurang bisa bergaul, menjauhkan diri dari pertemuan dengan orang yang masih baru dikenal, tidak tahu berterima kasih, menyenangi perkara yang sia-sia, sulit mengampuni orang lain, keras kepala dan tegar tengkuk, keadaan jiwa labil, senang bergaul dengan teman senasib, suka menghakimi orang lain, mudah frustrasi dan stres, tidak pernah merasa puas, rendah diri/minder, suka mengasihani diri sendiri, sombong, suka berbohong, tidak jujur, dan munafik.

Seperti telah disebutkan di atas, dunia kita dipenuhi dengan orang-orang yang menyimpan luka-luka yang tidak kelihatan (luka batin). Sebagian dibawa dari sejak kandungan, sebagian lagi berasal dari masa kecil mereka, ada juga yang terluka karena tekanan dan persoalan kehidupan modern. Akan tetapi apabila diteliti maka akar penyebab luka-luka batin tersebut sebetulnya berasal dari keluarga dan sangat erat hubungannya dengan orang tua. 

Ada empat penyebab utamanya : (1) Tertolak dari orang tua, (2) Kurang kasih sayang dari orang tua (3) Dilukai oleh orang tua (4) Dimanjakan oleh orang tua (Baca : Yesaya 49:15,16: Mazmur 27:10; Amsal 29:17: Kolose 3:21; Efesus 6:4: Ibrani 12:5,6).

Sebab itu kita para orang tua terutama seorang ayah harus meminta hikmat dari Tuhan tentang apa dan bagaimana mendidik anak-anak kita, agar jangan sampai kita menyakitkan hati mereka. Teguran yang keras diberikan oleh Paulus kepada para ayah agar jangan menyakiti hati anak-anak mereka, melainkan mengajar mereka menurut nasihat dan ajaran Tuhan (Kolose 3:21). 

Demikian juga anak-anak seharusnyalah menghormati ayah dan ibu mereka (Kolose 3:21). Kekecewaan, kepahitan dan rasa tertolak akan menyebabkan ketidakharmonisan dalam suatu keluarga. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh iblis untuk menghancurkan hidup seseorang. Sebab itu Yesus mengajarkan agar kita harus selalu mengampuni.

PERSPEKTIF ALKITAB

Alkitab menegaskan keinginan Allah untuk memulihkan orang-orang yang mengalami luka-luka batin. Dalam Perjanjian Lama, Yesaya menubuatkan tentang Juru selamat yang akan menyelamatkan manusia dari dosa, dengan menulis bahwa juru selamat itu ialah “seorang yang penuh kesengsaraan dan biasa menderita kesakitan”. Selanjutnya dikatakan bahwa “penyakit kitalah yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya”, dan bahwa “oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh” (Yesaya 53:3,4). Kesembuhan ini tidak hanya untuk fisik tetapi juga mencakup kesembuhan dari luka-luka batin.

Yesaya menubuatkan bahwa Yesus Kristus sang Juru selamat akan “menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara .. (dan) merawat orang-orang yang remuk hati” (Yesaya 61:1,3). Dalam Mazmur 34:19 dikatakan bahwa “Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” Selanjutnya Daud juga menulis bahwa “Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka” (Mazmur 147:3).


Yesus berkata : “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan ber-beban berat, Aku akan memberi kelegaan kepada-Mu” (Matius 11:28). Inilah kabar baik bagi dunia yang telah rusak, Yesus Kristus Gembala yang baik datang untuk menyembuhkan, memulihkan dan menyegarkan jiwa kita. (Yohanes 10:11; Mazmur 23:3). 

BAGAIMANA DISEMBUHKAN / PEMULIHAN DARI LUKA-LUKA BATIN ?

Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat dan membantu dalam pemulihan/penyembuhan luka-luka batin.

1. Menyadari dan mengakui bahwa Anda perlu disembuhkan. Ini merupakan bukti awal keseriusan kita untuk mengalami kesembuhan.

2. Mengidentifikasi luka-luka emosi Anda dan mengakuinya. Banyak di antara kita tidak diajar untuk mengenali dan mengkomunikasikan perasaan kita. Sehingga kita mengarungi kehidupan dengan mengumpulkan emosi yang negatif. Menimbun kemarahan, kekecewaan, ketakutan, kepahitan dan lain-lain sehingga menumpuk menjadi timbunan sampah yang menghasilkan akibat-akibat tragis mulai dari tukak lambung (mag) sampai bunuh diri.

3. Ampuni mereka yang telah menyakitkan atau membuat terluka Anda. Mengampuni adalah sebuah proses, kita harus terus mengampuni sampai rasa sakit kita hilang dan kita dapat menerima orang lain tersebut, sebab mengampuni berarti menunjukkan kasih dan penerimaan meskipun disakiti (Matius 6:14,15).

4. Terimalah pengampunan. Dengan cara meminta ampun kepada Allah atas setiap kesalahan kita kepada orang lain dan juga mengampuni diri kita sendiri. Ada kesembuhan di dalam pengampunan (1 Yohanes 1:7).

5. Terimalah kasih Allah, karena Ia adalah Allah yang penuh kasih (Yohanes 3:16; Matius 10:30)

6. Pikirkanlah pikiran Allah dan hidup dengan dipimpin oleh Roh Kudus (Filipi 2:5,6; 4:8; Galatia 5:15-17)

BIMBINGAN DOA:

“Tuhan Yesus Kristus, Aku percaya bahwa Engkaulah Anak Allah dan jalan satu-satunya yang menuju kepada Allah .... dan bahwa Engkau telah mati di kayu salib untuk dosa-dosaku dan bangkit lagi agar aku diampuni dan menerima hidup kekal.”

“Aku meninggalkan semua kesombongan, pembenaran diri dan peninggian diri yang bukan berasal dari Engkau. Aku dapat menerima belas kasih-Mu hanya karena Engkau telah menggantikan aku.”

“Aku mengakui semua dosaku di hadapan-Mu dan tidak ada satu dosa pun yang aku pertahankan. Aku mengakui khususnya dosa……..”.

“Aku bertobat dari semua dosaku. Aku memalingkan diri dari semua dosa itu dan berbalik kepada-Mu, Tuhan, untuk memohon belas kasihan dan pengampunan-Mu.”
LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN LUKA-LUKA BATIN
“Aku memutuskan atas dasar kemauanku sendiri untuk mengampuni semua orang yang pernah merugikan atau bersalah kepadaku. Aku membuang semua kepahitan, dendam dan kebencian. Secara khusus aku mengampuni ..

“Aku memutuskan semua hubungan yang pernah kujalin dengan okultisme atau agama palsu atau agama tradisi nenek moyang terutama …… Aku berjanji akan menyingkirkan semua benda yang berhubungan dengan okultisme atau agama palsu atau agama tradisi nenek moyang.”

“Tuhan Yesus, aku berterima kasih kepadaMu karena di kayu salib Engkau telah menjadi kutuk agar aku bebas dari semua kutuk dan mewarisi berkat Tuhan. Atas dasar itulah aku memohon kepada-Mu untuk melepaskan dan membebaskanku agar dapat menerima kelepasan yang kuperlukan.”

Referensi :

1. Charles C. Ryrie, 1992. Teologi Dasar I. Yayasan ANDI : Yokyakarta.

2. David J. Schwartz, 1992. Berpikir dan Berjiwa Besar. Bina Rupa Aksara : Grogol, Jakarta.

3. Floyd Mc Clung, 1995. Mengenal Hati Bapa. Metanoia : Jakarta.

4. Gary Smalley & John Trent, 1997. Rahasia Hidup Dalam Berkat Allah. Yayasan ANDI : Yokyakarta.

5. Kevin J. Conner, 1993. Doktrin Dasar I. Harvest International Teological Seminary : Jakarta.

6. Larry Crabb, 1995. Konseling Yang Efektif dan Alkitabiah. Penerbit ANDI : Yokyakarta & Yayasan Kalam Hidup : Bandung.

7. W. Stanley Heath, 1995. Psikologi Yang Sebenarnya. Edisi revisi. Yayasan ANDI : Yokyakarta . 
Next Post Previous Post