CARA BERKHOTBAH YANG BENAR
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Pendahuluan.
1 Berkhotbah = menyampaikan pesan dari Tuhan atau menyampaikan Firman Tuhan. Bukannya menyenangkan orang, membuat orang tertawa, membuat orang terkesan, dsb.
Gadget, health, education, otomotif |
Tujuan dari khotbah / pemberitaan Firman Tuhan: membawa orang yang belum percaya kepada Kristus, dan mendekatkan orang yang sudah percaya kepada Tuhan. Karena itu hal yang sangat penting untuk dipikirkan sebelum menyusun khotbah adalah: siapa pendengarnya? Keadaan rohaninya bagaimana? Sudah kristen atau kristen KTP atau kafir total? Kalau kafir apa agamanya? Berapa usianya? Apa pendidikannya? Bagaimana keadaan ekonominya? Kalau jemaatnya heterogen (terdiri dari bermacam-macam usia dan golongan), maka sebaiknya berkhotbah kepada yang rohani bawah (kafir / kristen KTP) dulu (bdk. Lukas 15:4).
2 bagian dari homiletika / cara Khotbah yang benar:
1) Isi (content) dari khotbah.
2) Penyampaian (delivery) dari khotbah.
Ada pengkhotbah yang bisa menyusun isi khotbahnya, tetapi penyampaiannya jelek. Ada juga yang sebaliknya. Pengkhotbah yang baik harus bisa dua-duanya.
Hal-hal yang penting dalam khotbah (topik maupun expository):
1) Sebaiknya khotbah dibagi dalam beberapa bagian, biasanya 2 atau 3 atau 4 bagian. Yang paling umum adalah 3 bagian.
2) Harus ada kemajuan pemikiran secara logis dalam bagian-bagian itu. Ini menyebabkan ada klimax dalam khotbah itu, bukannya tanpa klimax atau adanya anti-klimax.
Contoh: khotbah dengan topik ’dosa’.
a. Khotbah yang disusun tanpa kemajuan pemikiran sehingga tidak ada klimax: kerangkanya adalah sbb:
1. Membunuh adalah dosa (Keluaran 20:13).
2. Berzinah adalah dosa (Keluaran 20:14).
3. Mencuri adalah dosa (Keluaran 20:15).
Khotbah seperti ini kelihatan ‘datar’, tanpa kemajuan pemikiran, dan karenanya tanpa klimax.
b. Khotbah yang anti klimax: kerangka khotbahnya adalah sbb:
1. Apakah dosa itu?
2. Kristus mati di salib untuk dosa.
3. Kristus mencari orang berdosa.
c. Khotbah yang mempunyai kemajuan pemikiran dan klimax: kerangkanya adalah sbb:
1. Apakah dosa itu?
2. Hukuman dosa.
3. Kristus mati di salib untuk menebus dosa.
4. Tanggapan orang berdosa.
3) Terarah dan sistimatis.
Pada waktu membahas satu bagian, atau satu sub-bagian, kita harus bisa mengendalikan pembicaraan untuk tidak menyeleweng dari thema dari bagian itu (kecuali kalau sengaja menyeleweng untuk memberitakan Injil kepada satu orang tertentu), apalagi tahu-tahu membicarakan apa yang termasuk dalam sub-bagian berikutnya, atau kembali membicarakan sub-bagian sebelumnya. Ini membuat khotbah itu kelihatan mbulet / bertele-tele.
4) Khotbah harus lengkap / utuh, dan harus mempunyai solusi / jalan keluar. Jangan memberi khobah bersambung, yang belum selesai, dan tak ada solusinya. Ingat bahwa tak semua jemaat akan hadir lagi minggu depan!
5) Mempunyai penerapan.
Penerapan penting karena membuat khotbah itu relevan dengan kehidupan pendengar. Tanpa penerapan khotbah bisa kelihatan abstrak. Contoh orang yang bagus dalam memberi penerapan: Pdt. Hananiel, Ev. Evelyn dan Pdt. Gilbert Lumoindong.
6) Pemberian illustrasi dan contoh merupakan hal yang penting, khususnya kalau bagian itu sukar, atau khotbah ditujukan kepada orang yang belum kristen / kerohaniannya rendah, berpendidikan rendah, atau masih muda seperti anak / remaja.
A.Khotbah ekspositori.
Ini adalah khotbah yang membahas ayat per ayat, bahkan membahas kata-kata dari ayat tersebut dan hubungannya satu sama lain, sehingga arti kata-kata dan ayat-ayat dalam kontex yang dibahas menjadi jelas (to expose = membuka / menyingkapkan).
Contoh: Lihat khotbah exposisi saya sendiri tentang Yakobus 1:1-2.
a) Keuntungan khotbah eksposisi yang berseri:
1. Membuat jemaat mengerti arti dari ayat Kitab Suci, dan hubungan antara ayat yang satu dengan ayat sebelum / sesudahnya (misalnya Matius 16:27 dan Matius 16:28), dan bahkan mengerti suatu kitab secara keseluruhan.
2. Sangat bervariasi, tidak akan kehabisan hal yang dibicarakan.
3. Bisa mendapatkan banyak hal yang tidak terpikirkan.
4. Pada waktu menegur orang, kita tidak dituduh menyengajanya (kecuali kalau kita melakukannya pada waktu memberikan penerapan).
5. Tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan thema apa yang akan dibicarakan.
b) Kerugian khotbah eksposisi:
1. Persiapannya jauh lebih lama dan lebih sukar, karena membutuhkan buku-buku tafsiran.
2. Pada waktu muncul persoalan tertentu, belum tentu bisa langsung membicarakannya karena tergantung text kita cocok dengan persoalan itu atau tidak.
Kalau persoalan itu memang sangat penting, maka saya biasanya tinggalkan seri exposisi itu dan saya mengkhotbahkan topik itu.
3. Jemaat yang tidak terbiasa dengan khotbah exposisi, apalagi yang memang tidak rindu firman Tuhan, tak akan senang dengan khotbah exposisi.
Tetapi lihat juga hal positifnya, yaitu jemaat yang memang rindu firman Tuhan, pasti akan senang, dan sangat diberkati olehnya. Tetapi kelompok ini selalu merupakan kelompok minoritas.
Untuk mengatasi ini, dan untuk membiasakan jemaat mendengar khotbah exposisi, buatlah khotbah exposisi yang gampang / sederhana dulu. Nanti perlahan-lahan ditingkatkan ke khotbah yang lebih sukar.
Kalau saudara melihat khotbah-khotbah eksposisi saya yang mula-mula (seperti seri kitab Maleakhi, seri surat Yakobus, dsb), itu mudah, tidak banyak kutipan dan sebagainya. Juga lebih pendek. Tetapi khotbah exposisi yang belakangan (seperti seri 2Samuel, seri Daniel) menjadi sukar dan panjang, banyak kutipan dan sebagainya.
‘Jemaat’ di Youtube lebih-lebih lagi. Sangat sedikit orang mau menonton khotbah exposisi di Youtube, apalagi yang berseri. Jadi ini memang tidak cocok untuk pendeta yang mau jadi Youtuber / cari duit melalui Youtube!
B.Khotbah topik.
Biasanya khotbah topik tidak membahas satu ayat / text tertentu, tetapi menggunakan banyak ayat dari bermacam-macam buku dalam Kitab Suci yang berkenaan dengan topik yang sedang dibahas.
a.Keuntungan khotbah topical:
1. Bisa membahas suatu persoalan / topik secara tuntas, sehingga jemaat mengerti topik itu secara keseluruhan.
2. Begitu muncul persoalan kita bisa membahasnya.
3. Persiapannya relatif lebih mudah.
4. Bagi jemaat, mendengarnya dan mengertinya juga relatif lebih mudah.
1. Bisa membahas suatu persoalan / topik secara tuntas, sehingga jemaat mengerti topik itu secara keseluruhan.
2. Begitu muncul persoalan kita bisa membahasnya.
3. Persiapannya relatif lebih mudah.
4. Bagi jemaat, mendengarnya dan mengertinya juga relatif lebih mudah.
b.Kerugian khotbah topical:
1. Cepat kehabisan topik / bahan pembicaraan, dan kita lalu terus menerus mengulang-ulang topik.
2. Bisa bingung mau khotbah thema apa, butuh waktu lama untuk menentukan thema.
3. Mudah dituduh menyengaja menyusun khotbah untuk menyerang seseorang.
4. Biasanya tidak mendalami arti dari ayat / text.
5. Rawan terhadap penggunaan ayat yang ‘out of context’.
Untuk menghindari ini, setiap menggunakan ayat, bacalah ayat-ayat sebelum maupun sesudahnya, untuk memastikan bahwa saudara tidak menggunakannya secara ‘out of context’.
Contoh khotbah topik: khotbah saya tentang ‘Neraka’, yang kerangkanya adalah sbb:
I) Hal-hal yang perlu diketahui tentang neraka.
1) Neraka adalah tempat yang betul-betul ada.
2) Neraka adalah tempat dimana kita terpisah dari Allah untuk selama-lamanya.
3) Neraka adalah tempat penderitaan yang:
a) Luar biasa hebatnya.
b) Bersifat kekal / selama-lamanya.
II) Siapa saja yang seharusnya masuk neraka.
Pembahasan 8 golongan orang yang harus masuk neraka dalam Wahyu 21:8.
III) Jalan keluar dari Neraka.
1) Yesus sudah memikul neraka bagi kita
2) Kita harus percaya kepada Yesus.
C) Khotbah topik dan eksposisi sekaligus.
Misalnya:
a) Khotbah saya berjudul ‘kasih Allah’ (Roma 5:8).
b) Khotbah saya berjudul ‘kematian yang terkutuk’ (Galatia 3:10-13).
c) Khotbah saya berjudul ‘Kasih yang semula’ (Wahyu 2:1-7).
Menggunakan ‘alat-alat’.
Penggunaan ‘alat-alat’, yaitu buku-buku penolong untuk mencari ayat-ayat yang bisa / akan digunakan adalah penting, apalagi untuk orang yang hafalan ayatnya hanya sedikit.
1) Nave’s Topical Bible.
Mungkin ini adalah buku yang paling enak digunakan kalau mau menyusun khotbah yang bersifat topik. Buku ini berisi ratusan topik yang disusun menurut abjad, dan di bawah masing-masing topik diberikan semua ayat yang berhubungan dengan topik tersebut, dan seringkali ayat-ayat itu masih diklasifikasikan lagi, sehingga mempermudah kita dalam menyusun khotbah.
Contoh: kita mau berkhotbah dengan topik ‘persembahan persepuluhan’. Maka kita harus tahu kata bahasa Inggris untuk ‘persembahan persepuluhan’, yaitu ‘Tithes’, dan kita lalu mencari kata ‘Tithes’ itu dalam Nave’s Topical Bible, dan kita akan menjumpai:
“TITHES. Paid by Abraham to Melchizedek, Gen 14:20; Heb 7:2-6. Jacob vows a tenth of all his property to God, Gen 28:22. Mosaic laws instituting, Lev 27:30-33; Num 18:21-24; Deut 12:6,7,17,19; 14:22-29; 26:12-15. Customs relating to, Neh 10:37-38; Amos 4:4; Heb 7:5-9. Tithe of tithes for priests, Num 18:26; Neh 10:38. Stored in the temple, Neh 10:38,39; 12:44 13:5,12; 2Chro 31:11,12; Mal 3:10. Payment of, resumed in Hezekiah's reign, 2Chro 31:5-10. Under Nehemiah, Neh 13:12. Withheld, Neh 13:10; Mal 3:8. Customary in later times, Matt 23:23; Luke 11:42; 18:12. Observed by idolators, Amos 4:4,5.”
Terjemahannya adalah sbb:
“Persembahan persepuluhan. Dibayarkan oleh Abraham kepada Melkisedek, Kej 14:20; Ibrani 7:2-6. Yakub menazarkan sepersepuluh dari semua miliknya kepada Allah, Kejadian 28:22. Hukum Musa menetapkannya, Im 27:30-33; Bilangan 18:21-24; Ulangan 12:6,7,17,19; 14:22-29; 26:12-15. Kebiasaan yang berhubungan dengannya, Neh 10:37-38; Amos 4:4; Ibrani 7:5-9. Persembahan persepuluhan dari persembahan persepuluhan untuk imam, Bilangan 18:26; Neh 10:38. Disimpan di Bait Allah, Neh 10:38,39; 12:44 13:5,12; 2Tawarikh 31:11,12; Mal 3:10. Pembayarannya, dilanjutkan dalam pemerintahan Hizkia, 2Taw 31:5-10. Di bawah Nehemia, Neh 13:12. Ditahan, Neh 13:10; Mal 3:8. Kebiasaan pada masa belakangan, Matius 23:23; Lukas 11:42; 18:12. Ditaati oleh penyembah berhala, Amos 4:4,5”.
Catatan:
· saya sengaja memilih yang pendek sebagai contoh. Perlu diketahui bahwa banyak topik yang memberikan ayat-ayat sangat banyak, kadang-kadang sampai puluhan halaman. Untuk kata ‘God’ digunakan 89 halaman! Tetapi ini masih dibagi dalam banyak sub-topic tentang ‘God’, seperti ‘Access to’ (= jalan masuk kepada), ‘Compassion of’ (= belas kasihan dari), ‘Creator’ (= Pencipta), dsb.
· kalau mau menyusun khotbah maka tentu saja semua ayat-ayat itu harus dibaca dalam Alkitab.
Cara Menyusun khotbah dengan thema
‘Persembahan Persepuluhan’
Nave’s Topical Bible: “Persembahan persepuluhan. Dibayarkan oleh Abraham kepada Melkisedek, Kejadian 14:20; Ibrani 7:2-6. Yakub menazarkan sepersepuluh dari semua miliknya kepada Allah, Kej 28:22. Hukum Musa menetapkannya, Im 27:30-33; Bil 18:21-24; Ulangan 12:6,7,17,19; 14:22-29; 26:12-15. Kebiasaan yang berhubungan dengannya, Neh 10:37-38; Amos 4:4; Ibrani 7:5-9. Persembahan persepuluhan dari persembahan persepuluhan untuk imam, Bilangan 18:26; Neh 10:38. Disimpan di Bait Allah, Neh 10:38,39; 12:44 13:5,12; 2Taw 31:11,12; Mal 3:10. Pembayarannya, dilanjutkan dalam pemerintahan Hizkia, 2Taw 31:5-10. Di bawah Nehemia, Neh 13:12. Ditahan, Neh 13:10; Mal 3:8. Kebiasaan pada masa belakangan, Matius 23:23; Lukas 11:42; 18:12. Ditaati oleh penyembah berhala, Amos 4:4,5”.
1) Kejadian 14:20 Ibrani 7:2-6 - Abraham memberi persepuluhan kepada Melkisedek.
Kej 14:20 - “dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.’ Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya”.
Ibrani 7:2-6 - “(2) Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. (3) Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan (seperti) Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. (4) Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik. (5) Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham. (6) Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji”.
2) Kejadian 28:22 - “Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepadaMu.’”.
3) Imamat 27:30-33 - “(30) Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN. (31) Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. (32) Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN. (33) Janganlah dipilih-pilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan janganlah ditukar; jikalau orang menukarnya juga, maka baik hewan itu maupun tukarnya haruslah kudus dan tidak boleh ditebus.’”.
4) Bilangan 18:21-24 - “(21) Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan. (22) Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada Kemah Pertemuan, sehingga mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu mati; (23) tetapi orang Lewi, merekalah yang harus melakukan pekerjaan pada Kemah Pertemuan dan mereka harus menanggung akibat kesalahan mereka; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel, (24) sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi sebagai milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang mereka: Mereka tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel.’”.
5) Ulangan 12:6-7 - “(6) Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu dan korban sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu. (7) Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan seisi rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN, Allahmu”.
6) Ulangan 12:17-18 - “(17) Di dalam tempatmu tidak boleh kaumakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, ataupun sesuatu dari korban yang akan kaunazarkan, ataupun dari korban sukarelamu, ataupun persembahan khususmu. (18) Tetapi di hadapan TUHAN, Allahmu, haruslah engkau memakannya, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, engkau ini, anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, karena segala usahamu”.
Tujuan lain dari persepuluhan adalah untuk pesta di rumah Tuhan (ini acara gereja!)
7) Ulangan 12:19 - “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, selama engkau ada di tanahmu”.
Peringatan untuk tidak melalaikan orang Lewi dengan tidak memberikan persepuluhan
bdk. Neh 13:10 - “Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan para penyanyi yang bertugas masing-masing lari ke ladangnya”.
8) Ulangan 14:22-29 - “(22) ‘Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. (23) Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat namaNya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu. (24) Apabila, dalam hal engkau diberkati TUHAN, Allahmu, jalan itu terlalu jauh bagimu, sehingga engkau tidak dapat mengangkutnya, karena tempat yang akan dipilih TUHAN untuk menegakkan namaNya di sana terlalu jauh dari tempatmu, (25) maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, (26) dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau apapun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu. (27) Juga orang Lewi yang diam di dalam tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau. (28) Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kotamu; (29) maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu.’”.
9) Ulangan 26:12-15 - “(12) ‘Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun persembahan persepuluhan, engkau sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu, maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim dan kepada janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan menjadi kenyang. (13) Dan haruslah engkau berkata di hadapan TUHAN, Allahmu: Telah kupindahkan persembahan kudus itu dari rumahku, juga telah kuberikan kepada orang Lewi, dan kepada orang asing, anak yatim dan kepada janda, tepat seperti perintah yang telah Kauberikan kepadaku. Tidak kulangkahi atau kulupakan sesuatu dari perintah-Mu itu. (14) Pada waktu aku berkabung sesuatu tidak kumakan dari persembahan kudus itu, pada waktu aku najis sesuatu tidak kujauhkan dari padanya, juga sesuatu tidak kupersembahkan dari padanya kepada orang mati, tetapi aku mendengarkan suara TUHAN, Allahku, aku berbuat sesuai dengan segala yang Kauperintahkan kepadaku. (15) Jenguklah dari tempat kediaman-Mu yang kudus, dari dalam sorga, dan berkatilah umat-Mu Israel, dan tanah yang telah Kauberikan kepada kami, seperti yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami--suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.’”.
10) Neh 10:38 Bilangan 18:26 - orang Lewi (dikontextualisasikan sebagai pendeta) juga harus memberi persepuluhan.
Neh 10:38 - “Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan”.
Bilangan 18:26 - “‘Lagi haruslah engkau berbicara kepada orang Lewi dan berkata kepada mereka: Apabila kamu menerima dari pihak orang Israel persembahan persepuluhan yang Kuberikan kepadamu dari pihak mereka sebagai milik pusakamu, maka haruslah kamu mempersembahkan sebagian dari padanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN, yakni persembahan persepuluhanmu dari persembahan persepuluhan itu”.
11) Amos 4:4-5 orang yang memberi persepuluhan tetapi hidupnya jahat.
Amos 4:4-5 - “(4) ‘Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan jahat! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! (5) Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel?" demikianlah firman Tuhan ALLAH”.
12) Ibr 7:5-9 - rasanya tak ada apapun yang bisa diambil dari text ini.
Ibrani 7:5-9 - “(5) Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham. (6) Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji. (7) Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. (8) Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup. (9) Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan”.
13) Neh 10:38 - “Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan”.
14) Neh 12:44 - “Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas”.
15) Neh 13:5 - “menyediakan sebuah bilik besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke bilik itu korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang-orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan khusus bagi para imam”.
16) Neh 13:10-12 - “(10) Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan para penyanyi yang bertugas masing-masing lari ke ladangnya. (11) Aku menyesali para penguasa, kataku: ‘Mengapa rumah Allah dibiarkan begitu saja?’ Lalu kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya. (12) Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan”.
17) 2Taw 31:5-10 - “(5) Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu dalam jumlah yang besar. (6) Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka bertimbun-timbun. (7) Mereka mulai membuat timbunan itu pada bulan yang ketiga, dan mereka selesai pada bulan yang ketujuh. (8) Hizkia dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji TUHAN dan umat-Nya, orang Israel. (9) Hizkia menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu, (10) dan dijawab oleh Azarya, imam kepala keturunan Zadok demikian: ‘Sejak persembahan khusus mulai dibawa ke rumah TUHAN, kami telah makan sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab TUHAN telah memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini.’”.
18) Mal 3:8 - “Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?’ Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!”.
19) Mal 3:10-11 - “(10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. (11) Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam”.
20) Mat 23:23 / Luk 11:42
Matius 23:23 - “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan”.
Lukas 11:42 - “Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan”.
BACA JUGA: LUKAS 6:37-42 (ARTI JANGAN MENGHAKIMI)
Lukas 18:9-13 - “(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) ‘Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”.
Kerangka khotbah:
1) Apakah persembahan persepuluhan?
10 % keuntungan / penghasilan. Bunga bank. Warisan termasuk atau tidak? Istri / anak yang suami / ayahnya sudah memberi, harus memberi lagi atau tidak? Anak yang kos di luar kota, apakah biaya hidup / sekolah juga harus dipersembahkan sepersepuluhnya? Hadiah ulang tahun dalam bentuk uang, haruskah dipersembahkan sepersepuluhnya?
2) Keharusan memberikan persembahan persepuluhan.
a) Sejarah keharusan memberikan persembahan persepuluhan.
· Abraham kepada Melkizedek, dengan sukarela.
· Yakub kepada Tuhan, dengan sukarela.
· Jaman Musa, ini mulai diwajibkan.
· Jaman PB, wajib atau tidak?
b) Keberatan terhadap keharusan ini.
· bukankah saya kerja sendiri, dan itu uang saya sendiri?
· sekarang dengan 100 % penghasilan, sudah tidak cukup. Bagaimana mungkin harus memberikan 10 %?
3) Kemana harus memberikan persembahan persepuluhan?
Bolehkah memberikannya untuk hamba Tuhan?
Bolehkah memberikannya untuk orang miskin, korban bencana alam, dsb.
Mengapa harus memberikannya ke gereja?
Bagaimana dengan memberikannya kepada para-church?
Bagaimana dengan memberikannya kepada suatu usaha pendirian suatu gereja?
Haruskah memberikannya ke gereja sendiri?
Berikan ke gereja yang benar.
4) Berkat bagi yang memberi dan kutuk bagi yang tidak memberi.
2) Konkordansi.
Konkordansi memberikan daftar kata-kata yang juga disusun menurut abjad, dan di bawah setiap kata diberikan semua ayat dalam seluruh Kitab Suci yang mengandung kata itu.
Dalam bahasa Inggris ada 2 konkordansi yang utama:
a) Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible.
Yang ini tidak membedakan kata menurut bahasa aslinya. Jadi misalnya kita mencari kata ‘God’, maka buku ini memberikan semua kata ‘God’, tanpa mempedulikan apakah dalam bahasa aslinya digunakan kata El, Eloah, Elohim, Theos, dsb.
b) Young’s Analytical Concordance to the Bible.
Yang ini membedakan kata menurut bahasa aslinya.
Juga konkordansi bahasa Inggris dibuat berdasarkan versi-versi Kitab Suci bahasa Inggris yang berbeda-beda. Ada yang disusun berdasarkan KJV, ada yang berdasarkan NIV dsb.
Keuntungan dan kerugian konkordansi dibandingkan dengan Nave’s Topical Bible:
1. Keuntungannya:
Dalam konkordansi kata-kata yang ada jauh lebih banyak. Hampir setiap kata yang ada dalam Kitab Suci ada dalam Konkordansi, tetapi tidak demikian dengan Nave’ Topical Bible.
Misalnya: kata ‘another’ (= yang lain) bisa didapatkan dalam konkordansi, tetapi tidak ada dalam Nave’s Topical Bible.
2. Kerugiannya:
a. Dalam konkordansi hanya dituliskan ayat-ayat yang betul-betul mengandung kata itu, tetapi dalam Nave’s Topical Bible bisa didapatkan juga ayat-ayat yang sekalipun tidak mengandung kata itu, tetapi mengandung maksud / arti yang sama.
Misalnya:
· kalau kita mencari kata ‘mencuri’ (to steal) dalam konkordansi, maka kita hanya akan mendapatkan ayat-ayat yang betul-betul menggunakan kata itu. Tetapi kalau kita mencari dalam Nave’s Topical Bible, maka waktu kita mencari ‘steal’, kita menjumpai ‘stealing’, lalu di sana ada kata-kata ‘See Theft’ (= lihat pencurian). Lalu kita cari kata ‘THEFT’ dalam Nave’s Topical Bible, dan di sana kita akan menjumpai ayat-ayat bukan saja yang betul-betul menggunakan kata ‘steal’ tetapi juga ayat yang sekalipun tidak menggunakan kata ‘steal’ tetapi maksudnya sama atau mirip. Misalnya: Psalm 62:10 (Mazmur 62:11), yang berbicara tentang ‘robbery / perampasan’.
· kalau kita mencari kata ‘bangkit’ atau ‘kebangkitan’ dalam konkordansi maka kita hanya akan mendapatkan ayat-ayat yang betul-betul mengandung kata itu. Tetapi kalau kita menggunakan Nave’s Topical Bible, kita akan menjumpai ayat seperti Wahyu 1:18 (‘Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya ...dst’), yang sekalipun tidak mengandung kata ‘bangkit’ atau ‘kebangkitan’ tetapi jelas mengandung gagasan tentang kebangkitan.
b. Dalam konkordansi ayat-ayat yang mengandung kata itu hanya ditulis berurutan mulai dari Kejadian sampai Wahyu, tanpa klasifikasi. Tetapi dalam Nave’s Topical Bible, ada klasifikasi, yang memudahkan kita menggunakannya dalam menyusun khotbah yang bersifat topik.
Catatan tambahan oleh admin: 7 langkah menyusun khotbah ekspositori yang benar
Bentuk Khotbah Ekspositori
Khotbah Ekspositori adalah bentuk khotbah yang mengupas nas Alkitab berdasarkan konteksnya. Yang dimaksud konteks adalah nas sebelum atau sesudah dari nas yang akan dikhotbahkan, atau latar belakang dari nas sampai kitab tersebut. Berikut tujuh langkah dalam menyusun khotbah ekspositori:
Langkah I: Memilih Nas Khotbah
Sebelum persiapan membuat khotbah, yang sangat penting adalah menentukan nas Alkitab yang akan dikhotbahkan. Memilih dan menentukan nas yang tepat akan menjadi "menu" makanan rohani yang mudah dimasak dan lezat untuk dihidangkan.
Cara memilih nas Alkitab:
1. Dengan berdoa memohon pimpinan Roh Kudus.
Hubungan pengkhotbah dengan Tuhan akan menemukan kepekaan kehendak-Nya.
2. Dengan menyelidiki nas yang sudah memberkati.
Hubungan pengkhotbah dengan pengalaman akan menghidupkan pemberitaannya.
3. Dengan menyesuaikan kebutuhan pendengar.
Hubungan pengkhotbah dengan sesama akan menjadikan khotbah mem-"bumi".
4. Dengan mencari sesuai tema yang diminta.
Hubungan pengkhotbah dengan perkembangan zaman khotbahnya akan akurat.
5. Dengan mempertimbangkan kemampuan pengkhotbah.
Hubungan pengkhotbah dengan proses pembelajaran akan menjadi khotbah yang relevan.
6. Dengan satu kesatuan nas yang logis dan praktis.
o Khotbah adalah mengomunikasikan hubungan pengkhotbah dengan Alkitab.
o Perhatikan nas dalam konteks dekat dan konteks jauh.
o Perhatikan latar belakang sejarah kitab.
o Gunakan metode penafsiran induktif bukan deduktif.
Hal yang perlu diwaspadai dalam memilih nas:
1. Jangan memilih hanya nas-nas yang sudah terkenal.
2. Jangan hanya biasa dengan kitab Perjanjian Baru atau Injil-injil, pelajarilah Perjanjian Lama.
3. Jangan memilih karena ada "pesan sponsor" atau karena motif khusus.
4. Jangan memilih karena nas yang hanya menjadi kesukaan pribadi.
5. Jangan menentukan nas hanya karena pengalaman pribadi.
Contoh memilih nas khotbah
Nas Alasan memilih nas tersebut
Lukas 5:1-11 Karena nas ini sudah memberkati secara pribadi.
Yohanes 2:1-11 Karena sesuai kebutuhan pendengar.
Mazmur 90 Karena sesuai tema untuk khotbah akhir tahun.
Mazmur 133 Karena terpanggil untuk menyampaikan.
Nehemia 1 Karena tertark dengan biografi tokoh doa.
Latihan memilih nas khotbah
Pilihlah lima nas yang memiliki satu kesatuan logis (satu kesatuan pikiran) dan praktis (bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari). Berilah alasan mengapa nas tersebut dipilih.
Langkah II: Membuat Tema Khotbah
Setelah memilih nas, bacalah nas berulang-ulang kali, kemudian ringkaslah nas tersebut menjadi satu kalimat. Kalimat hasil ringkasan nas ini disebut tema khotbah. Satu nas bisa muncul menjadi beberapa tema, tetapi pilihlah salah satu tema yang sangat dominan, di mana tema tersebut adalah hasil dari ringkasan nas, dan tema tersebut akan menjelaskan nas.
Contoh membuat tema khotbah
Nas Kemungkinan tema khotbah yang bisa dipilih
Lukas 5:1-11 Mukjizat Itu Nyata
Berkat yang Melimpah-melimpah
Menjadi Orang yang Istimewa di Hadapan Tuhan
Yohanes 2:1-11 Menghadirkan Yesus dalam Keluarga
Keluarga yang Diberkati
Tuhan Memberi yang Terbaik
Mazmur 90 Memanfaatkan Waktu dengan Bijaksana
Mazmur 133 Rukun itu Indah
Nehemia 1 Doa yang Mengubah Keadaan
Latihan membuat tema khotbah
Pilihlah tiga nas Alkitab, masing-masing nas buatlah tiga tema khotbah. Kemudian pilihlah satu tema saja, dan berilah alasan mengapa tema tersebut dipilih.
Langkah III: Membuat Kalimat Peralihan
Kalimat peralihan adalah sebuah kalimat yang akan menjembatani atau menjabarkan tema khotbah ke dalam nas Alkitab. Dalam kalimat peralihan terdiri dari: tema khotbah + kata bantu + kata kunci + kata tanya.
Contoh membuat kalimat peralihan (1)
Kata kunci selalu jamak, untuk diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke pokok besar lainnya.
Memakai kalimat peralihan harus mempersiapkan jawabannya dari kata kunci tersebut di dalam nas. Jika kata kunci syarat-syarat, pastikanlah Ialam nas berisi syarat-syarat. Jika kata kunci langkah-langkah, pastikanlah bahwa dalam nas ada langkah-langkah. Kemudian pakailah kata tanya. Dan, pastikanlah jawabannya ada di dalam nas.
DAFTAR KATA KUNCI
Daftar kata kunci bisa ditambahkan sesuai kebutuhan
Dalam membuat kata tanya, pastikanlah Anda sudah memikirkan jawabannya di dalam nas yang akan dikhotbahkan. Ada enam kata tanya. Dan, dalam satu khotbah hanya menggunakan satu kata tanya.
Contoh penggunaan kata tanya, dan kaitannya dengan kata kunci.
Latihan membuat kalimat peralihan
Pilihlah tiga nas, misalnya dari Lukas 5:1-11, Yohanes 2:1-11, dan Mazmur 90. Buatlah tema khotbah, dengan kalimat peralihan. Dan juga persiapkan kata tanyanya.
Langkah IV: Membuat Pokok Besar
Pokok besar adalah ide-ide dari bagian-bagian nas yang akan dibuat dalam bentuk ringkasan yang disesuaikan dengan tema khotbah dan kata kunci (jamak). Pokok besar ini juga menjadi jawaban dari kata tanya dalam langkah 3.
Pokok besar yang baik akan memperhatikan unsur-unsur:
1. Satu kata atau kalimat yang sejajar sesuai kata kunci. Jika kata kuncinya perintah, pokok besarnya berisi perintah-perintah. Jika kata kuncinya langkah, pokok besarnya berisi langkah-langkah.
2. Satu kata atau kalimat yang mudah dimengerti dan relevan.
3. Pilihlah yang unik (contoh: kesamaan huruf, bunyi), mudah diingat, relevan.
4. Kreatif dan bersumber dari bagian-bagian nas.
5. Setiap pokok besar harus dicantumkan asal ide, atau kutipan ayat dari nas.
Ingat! Kata kunci harus jamak, harus diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke pokok besar lainnya.
Contoh membuat pokok-pokok besar (1)
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-langkah dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Doa dengan terbeban
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
2. Doa dengan merendahkan diri
"Duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa" (Nehemia 1:4). Juga, "Dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan" (Nehemia 1:6).
3. Doa dengan berusaha
"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11)
Contoh membuat pokok-pokok besar (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang Diberkati Tuhan
Kalimat peralihan : Keluarga yang diberkati dengan mengikuti langkah-langkah dalam Yohanes 2:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Mengundang Yesus
"Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu" (Yohanes 2:2).
2. Menaati firman Tuhan
"Apa yang dikatakan kepadamu, lakukanlah [taatilah] itu" (Yohanes 2:5).
3. Memanfaatkan potensi
"Di situ ada enam tempayan ..." (Yohanes 2:6).
4. Melangkah dengan iman
"Kata Yesus kepada mereka, 'Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pernimpin pesta.' Lalu mereka pun membawanya"
(Yohanes 2:8).
Latihan membuat pokok besar
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok besar. Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah keempat (tema, kalimat peralihan, pokok besar).
Langkah V: Membuat Pokok Kecil
Maksud membuat pokok-pokok kecil adalah menjelaskan pokok-pokok besar dengan dukungan nas dan uraian-uraian sesuai tema khotbah.
Pokok kecil biasanya terdiri empat bagian:
1. Menjelaskan
Pokok kecil menjelaskan pokok besar dengan ide-ide nas yang didapat dari "kata", "frasa", atau "ayat". Jika ada kata yang memerlukan arti atau definisi, harus dijelaskan menurut kamus atau Ensiklopedia.
2. Menguraikan
Pokok kecil menguraikan pokok besar dengan dukungan ayat terdekat, konteks terdekat. Bisa dipakai Buku Tafsiran Alkitab.
3. Menggambarkan (ilustrasi)
Pokok kecil menggambarkan pokok besar dalam bentuk nyata, riil. Dalam hal ini bisa dipakai ilustrasi (cara membuat ilustrasi akan dijelaskan lebih lanjut).
4. Menerapkan
Dalam pokok kecil harus diberi contoh penerapan yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan hares bersifat spesifik, praktis, riil, relevan.
Cara membuat ilustrasi khotbah
1. Sumber ilustrasi: Kisah dari tokoh Alkitab, majalah, koran, tayangan televisi, alam sekitar, benda-benda sekitar, biografi tokoh, kata-kata bijak, pengalaman riribadi, pengamatan, data-data statistik, dramatisasi, riwayat lagu, karya sastra, karya seni, dan lain-lain (ilustrasi khotbah sebaiknya bersifat ilmiah dengan mencantumkan data atau sumbernya).
2. Cara mengoleksi ilustrasi: Membuat kliping dari potongan koran, majalah; Mengumpulkan berdasarkan: abjad atau tema; Membuat filling card (memotong dalam ukuran amplop dibuat seperti menyusun katalog); Mengumpulkan benda, alat peraga: tali, lilin, roti, dan lain-lain.
3. Pedoman penggunaan ilustrasi:
1. Ilustrasi untuk menjelaskan kebenaran pokok besar atau tema, bukan sebaliknya.
2. Ilustrasi untuk sarana menjelaskan pokok atau tema khotbah, bukan tujuan khotbah.
3. Ilustrasi sebaiknya bersifat riil atau ilmiah, bukan dongeng, atau fiksi.
4. Jangan sering menggunakan ilustrasi dari pengalaman pribadi. cerita keluarga, untuk menghindari "motif negatif dan ekses pendengar".
5. Ilustrasi bersifat membangun, bukan pelecehan, diskriminasi, kesombongan pribadi.
6. Satu ilustrasi sebaiknya dipakai untuk menjelaskan hanya satu kebenaran.
7. Waspadalah! Jangan menggunakan ilustrasi yang menarik perhatian, lucu, konyol, sensasional, menyita waktu, yang pada akhirnya akan merusak alur logika atau struktur khotbah. Dan, tidak membantu menjelaskan nas.
Contoh membuat pokok kecil
Nas Alkitab : Nehemia 1:1-11
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-langkah dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Doa dengan terbeban
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
1. Menjelaskan
Nehemia orang buangan yang terhormat menjadi juru minuman raja (1:11, 2:1). Ia mendengar dari Hanani (seorang dari Yehuda yang terluput dari penawanan), bahwa kondisi Yerusalem sangat menyedihkan. Orang-orang menderita, temboknya terbongkar, pintu-pintunya terbakar (1:3). Mendengar ini Nehemia "menangis ... berkabung..." (1:4). Nehemia sangat "terbeban" atas penderitaan bangsanya, keruntuhan kota, bahkan rusaknya kota Yerusalem.
2. Menguraikan
Sebagai orang sukses, Nehemia bisa berpikir egois. Tetapi, Nehemia adalah orang yang peduli terhadap penderitaan umat Allah. Ia memikirkan masalah bangsanya sangat serius, sangat terbeban, sehingga kesedihannya terbaca dalam sikap dan raut mukanya oleh Raja Artahsasta (2:2). Nehemia terpanggil membangun Yerusalem, karena terbeban, karena terpanggil. Tanpa pamrih.
Nehemia mengungkapkan sikap terbeban dengan doa. Dan, pada saat ditanya oleh sang raja, apa keinginannya, Nehemia tidak langsung menjawab atau meminta kepada raja, tetapi kembali berdoa. "Lalu kata raja kepadaku: 'Jadi, apa yang kauinginkan?' Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit" (Nehemia 2:4).
3. Menggambarkan atau ilustrasi
(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia yang terbeban sudah jelas.)
4. Menerapkan
Doa akan mengubah keadaan, jika kita memiliki sikap hati yang terbeban secara pribadi. Tanpa rasa terbeban, tdak akan ada doa yang serius.
2. Doa dengan merendahkan diri
Memukul dada, menyiram abu di atas kepala, berjalan dengan kaki telanjang, menarik dan menggunting rambut, menyakiti dada (Kejadian 37:29-34; 2 Samuel 13:19; Imamat 10:6.). Inilah cara merendahkan diri dengan berkabung.
1. Menguraikan
Doa permohonan Nehemia sungguh-sungguh digumuli dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Ia berdoa "siang dan malam" (1:6). Nehemia tidak hanya berdoa secara pribadi. tetapi melibatkan orang-orang lain juga (1:11). Nehemia sebenarnya layak sombong, karena di negeri orang lain, ia bisa berprestasi. Namun, semua prestasi dan kejayaannya harus ditanggalkan tatkala ia berhadapan dengan Allah. Nehemia merendahkan diri. Dalam doanya, ia memohon pengampunan atas dosa-dosa, baik dosa secara pribadi maupun dosa bangsanya (1:6).
2. Menggambarkan atau ilustrasi
(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia dalam merendahkan diri sudah jelas.)
3. Menerapkan
Jauhkan kesombongan, tidak ada faedahnya menyalahkan siapa pun, tidak baik menyesali kegagalan dan masalah di sekitar kita. Marilah saatnya kita berdoa dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
3. Doa dengan berusaha
"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11).
1. Menjelaskan
Nehemia mengharapkan satu hal: berhasil. Untuk berhasil, diperlukan doa dan usaha. Dalam rangka berusaha, Nehemia menggunakan potensi dan strategi yang didukung doa.
2. Menguraikan
Berusaha memanfaatkan potensi:
"Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11). Kedudukan, jabatan adalah sebuah potensi yang bisa digunakan untuk akses hubungan yang lebih luas.
Berusaha menggunakan strategi:
Setelah raja memberi kesempatan kepada Nehemia, ia memakai strategi memohon surat rekomendasi atau surat jalan agar bupati-bupati yang wilayahnya akan dilewati memperlancar tujuannya (2:7,8).
Berusaha dengan kerja keras:
Nehemia menghadapi banyak tantangan. Dari Sanbalat yang menolak Yerusalem dibangun kembali (2:10,19; 6:1-19). Nehemia mengandalkan doa (4:9). Dan, siap berperang (4:1-23). Inilah berdoa dengan berusaha. Akhirnya, pekerjaan selesai (6:15), dan seluruh cita-cita berhasil (7:1).
3. Menggambarkan atau ilustrasi
Lukisan "tangan berdoa". Perhatikanlah lukisan kedua tangan tersebut bukan tangan yang lembut, melainkan tangan kasar yang berotot besar. Sebuah tangan yang berdoa, tetapi juga sebuah tangan yang bekerja keras. Latar belakang historis lukisan tersebut dimulai dari keinginan Albrecht untuk sekolah seni rupa. Namun, karena Albrecht miskin, maka ia mencari kawan untuk bekerja sama. Akhirnya, disepakati Albrecht sekolah dulu, sedangkan kawannya yang bekerja untuk membiayai. Kawan Albrecht adalah seorang yang rajin berdoa dan bekerja keras sebagai buruh kasar. Beberapa tahun kemudian Albrecht lulus, ia ingin kawannya bergantian sekolah. Saat ia mengunjungi rumah kawannya, kawannya sedang berdoa, dengan tangan kasar yang berotot besar, "Oh Tuhan, tanganku sudah menjadi kaku dan kasar. Sudah tidak bisa untuk melukis lagi. Biarlah Albrecht saja yang menjadi pelukis." Seorang yang rela berdoa dan bekerja keras bukan bagi dirinya sendiri, melainkan bagi orang lain ini telah mengubah hidup Albrecht dan diabadikan dalam lukisan tangan berdoa karya Albrecht Durer (1471-1528), yang mengilhami motto ora et labora.
Thomas Alva Edison (1847-1931), seorang pekerja keras, penemu terbesar dalam sejarah dunia dengan tiga ribu penemuannya. Pada usia enam tahun, ia bereksperimen mengerami telur ayam. Usia tujuh tahun, ia dikeluarkan dari sekolah karena dianggap terlalu bodoh, maka Nancy Elliot, sang ibu, mengajarkannya membaca. Setelah bisa membaca, ia membaca buku-buku ilmiah, buku sejarah, ensiklopedia. Dan, setiap kali membaca, ia juga mencoba bereksperimen. Saat remaja pendengarannya rusak karena ditampar kondektur. Ia mulai belajar telegraf, dan akhirnya memproduksi alat sendiri, serta menekuni eksperimen listrik. Dan, menemukan: stasiun tenaga listrik, lampu listrik, sistem pendistribusian listrik, dan lain-lain. Energi listrik yang membuat terang, yang menjadi daya bagi seluruh komponen elektronik. Yang kita nikmati sekarang adalah hasil penemuan keda kerasnya.
4. Menerapkan
Untuk mengubah keadaan diperlukan doa dan usaha. Tuhan adalah sumber mukjizat, tetapi tidak berarti kita pasif. Kita harus berusaha sesuai dengan panggilan kita: usaha bekerja lebih keras, melayani lebih baik, mengampuni dengan tulus, mengasihi tanpa pamrih, dan lain sebagainya. Suatu tindakan keliru, bahkan mencobai Tuhan jika kita hanya berdoa tanpa mau berusaha.
Latihan membuat pokok kecil
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok kecil. Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil).
Langkah VI: Membuat Kesimpulan atau Penutup Khotbah
Kesimpulan atau penutup khotbah adalah rangkuman dari seluruh khotbah yang telah disampaikan. Isi kesimpulan meliputi: tema, kata kunci, dan pokok-pokok besar.
Saran dalam memberi kesimpulan
1. Kesimpulan bisa diisi dengan kutipan ayat emas, ilustrasi singkat, tantangan, pujian.
2. Jika sudah berada dalam tal-yap kesimpulan atau penutup, jangan memasukkan ide barn yang akan membuat antiklimaks.
3. Kalimat kesimpulan sebaiknya dikonsep sesingkat mungkin, untuk menghindari sikap mengambang, seperti pesawat yang berputar-putar tidak mampu mendarat.
Contoh membuat kesimpulan khotbah (1)
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : doa yang mengubah keadaan
Kesimpulan
Doa dapat mengubah keadaan, sudah terbukti dalam kesaksian Nehemia. Ia berdoa dengan terbeban atas keadaan bangsanya, disertai sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan berusaha menggunakan potensi serta strategi secara maksimal. Pada akhirnya, segala cita-citanya berhasil. Doa kita juga dapat mengubah keadaan.
Contoh membuat kesimpulan khotbah (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang diberkati Tuhan
Kesimpulan:
Tuhan memiliki perhatian khusus bagi keluarga. Tuhan merindukan adanya pemulihan dalam keluarga. Keluarga kita akan dipulihkan dan diberkati Tuhan, jika kita mengundang Tuhan dalam keluarga kita, jika kita menaati firman-Nya, jika kita menyadari dan menggunakan potensi kita, dan jika kita melangkah dengan iman bahwa kuasa-Nya lebih besar dari segala masalah kita!
Latihan membuat kesimpulan
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah dari langkah pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil). Kemudian buatlah kesimpulan.
Langkah VII: Membuat Pendahuluan Khotbah
Pendahuluan adalah cara memperkenalkan apa yang akan dikhotbahkan. Sifat pendahuluan seharusnya: singkat, menarik, memberi minat tuk mendengar, sederhana (seperti iklan, seperti etalase toko, yang membuat orang tertarik).
Sekalipun pendahuluan dalam urutan kerangka khotbah adalah urutan pertama, dalam langkah membuatnya adalah urutan terakhir, sebab pendahuluan menjadi sarana memperkenalkan isi khotbah. Karena isi khotbah harus dibuat lebih dahulu.
Pendahuluan harus singkat, memiliki hubungan langsung dengan tema khotbah atau nas. Dan, memiliki hubungan langsung dengan pendengar. Hindarilah sikap atau kesan kurang siap, tidak percaya diri, kurang simpatik, kurang menguasai bahan. Atau, hindarilah sikap yang berlebih-lebihan dengan banyak janji.
Contoh membuat pendahuluan khotbah (1):
Pendahuluan
Banyak masalah, yang ada di sekitar kita yang tidak mampu kita ubah baik melalui strategi, metode, kemampuan, maupun potensi kita. Bahkan, keberhasilan dan pengalaman masa lalu juga tidak bisa mengubah masalah masa kini, baik itu masalah ekonomi, keamanan, kesehatan, keluarga, dan lain-lain. Apakah ada peluang kita mengubah keadaan? Kita akan belajar dari firman Tuhan dengan tema khotbah: Doa yang Mengubah Keadaan. Bagaimana langkah-langkahnya?
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : Doa Yang Mengubah Keadaan
Contoh membuat pendahuluan khotbah (2):
Pendahuluan
Keluarga adalah lembaga Ilahi yang dibentuk oleh Allah. Kepedulian Yesus menghadiri pernikahan di Kana dengan melakukan mukjizat pertama-Nya, memberikan bukti bahwa Allah yang membentuk keluarga juga berkenan memberkati keluarga. Keluarga kita juga akan diberkati oleh Allah. Langkah-langkah apa saja yang perlu kita lakukan agar keluarga kita diberkati?
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga Yang Diberkati Tuhan
Latihan membuat pendahuluan khotbah:
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Setelah menyelesaikan langkah pertama sampai langkah keenam (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil, penutup). Kemudian buatlah pendahuluan khotbah.
Latihan membuat khotbah ekspositori secara lengkap
Buatlah dua kerangka khotbah secara lengkap, satu dari Perjanjian Lama dan satu dari Perjanjian Baru, dengan menerapkan tujuh langkah membuat khotbah ekspositori. Setelah menyelesaikan ketujuh langkah membuat khobtah ekspositori, untuk mempersiapkan teks khotbah, bisa ditulis dalam bentuk garis besar, juga sangat baik ditulis dalam bentuk naskah lengkap siap baca.
Catatan tambahan oleh admin: 7 langkah menyusun khotbah ekspositori yang benar
Bentuk Khotbah Ekspositori
Khotbah Ekspositori adalah bentuk khotbah yang mengupas nas Alkitab berdasarkan konteksnya. Yang dimaksud konteks adalah nas sebelum atau sesudah dari nas yang akan dikhotbahkan, atau latar belakang dari nas sampai kitab tersebut. Berikut tujuh langkah dalam menyusun khotbah ekspositori:
Langkah I: Memilih Nas Khotbah
Sebelum persiapan membuat khotbah, yang sangat penting adalah menentukan nas Alkitab yang akan dikhotbahkan. Memilih dan menentukan nas yang tepat akan menjadi "menu" makanan rohani yang mudah dimasak dan lezat untuk dihidangkan.
Cara memilih nas Alkitab:
1. Dengan berdoa memohon pimpinan Roh Kudus.
Hubungan pengkhotbah dengan Tuhan akan menemukan kepekaan kehendak-Nya.
2. Dengan menyelidiki nas yang sudah memberkati.
Hubungan pengkhotbah dengan pengalaman akan menghidupkan pemberitaannya.
3. Dengan menyesuaikan kebutuhan pendengar.
Hubungan pengkhotbah dengan sesama akan menjadikan khotbah mem-"bumi".
4. Dengan mencari sesuai tema yang diminta.
Hubungan pengkhotbah dengan perkembangan zaman khotbahnya akan akurat.
5. Dengan mempertimbangkan kemampuan pengkhotbah.
Hubungan pengkhotbah dengan proses pembelajaran akan menjadi khotbah yang relevan.
6. Dengan satu kesatuan nas yang logis dan praktis.
o Khotbah adalah mengomunikasikan hubungan pengkhotbah dengan Alkitab.
o Perhatikan nas dalam konteks dekat dan konteks jauh.
o Perhatikan latar belakang sejarah kitab.
o Gunakan metode penafsiran induktif bukan deduktif.
Hal yang perlu diwaspadai dalam memilih nas:
1. Jangan memilih hanya nas-nas yang sudah terkenal.
2. Jangan hanya biasa dengan kitab Perjanjian Baru atau Injil-injil, pelajarilah Perjanjian Lama.
3. Jangan memilih karena ada "pesan sponsor" atau karena motif khusus.
4. Jangan memilih karena nas yang hanya menjadi kesukaan pribadi.
5. Jangan menentukan nas hanya karena pengalaman pribadi.
Contoh memilih nas khotbah
Nas Alasan memilih nas tersebut
Lukas 5:1-11 Karena nas ini sudah memberkati secara pribadi.
Yohanes 2:1-11 Karena sesuai kebutuhan pendengar.
Mazmur 90 Karena sesuai tema untuk khotbah akhir tahun.
Mazmur 133 Karena terpanggil untuk menyampaikan.
Nehemia 1 Karena tertark dengan biografi tokoh doa.
Latihan memilih nas khotbah
Pilihlah lima nas yang memiliki satu kesatuan logis (satu kesatuan pikiran) dan praktis (bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari). Berilah alasan mengapa nas tersebut dipilih.
Langkah II: Membuat Tema Khotbah
Setelah memilih nas, bacalah nas berulang-ulang kali, kemudian ringkaslah nas tersebut menjadi satu kalimat. Kalimat hasil ringkasan nas ini disebut tema khotbah. Satu nas bisa muncul menjadi beberapa tema, tetapi pilihlah salah satu tema yang sangat dominan, di mana tema tersebut adalah hasil dari ringkasan nas, dan tema tersebut akan menjelaskan nas.
Contoh membuat tema khotbah
Nas Kemungkinan tema khotbah yang bisa dipilih
Lukas 5:1-11 Mukjizat Itu Nyata
Berkat yang Melimpah-melimpah
Menjadi Orang yang Istimewa di Hadapan Tuhan
Yohanes 2:1-11 Menghadirkan Yesus dalam Keluarga
Keluarga yang Diberkati
Tuhan Memberi yang Terbaik
Mazmur 90 Memanfaatkan Waktu dengan Bijaksana
Mazmur 133 Rukun itu Indah
Nehemia 1 Doa yang Mengubah Keadaan
Latihan membuat tema khotbah
Pilihlah tiga nas Alkitab, masing-masing nas buatlah tiga tema khotbah. Kemudian pilihlah satu tema saja, dan berilah alasan mengapa tema tersebut dipilih.
Langkah III: Membuat Kalimat Peralihan
Kalimat peralihan adalah sebuah kalimat yang akan menjembatani atau menjabarkan tema khotbah ke dalam nas Alkitab. Dalam kalimat peralihan terdiri dari: tema khotbah + kata bantu + kata kunci + kata tanya.
Contoh membuat kalimat peralihan (1)
Contoh
membuat kalimat peralihan (2)
Kata kunci selalu jamak, untuk diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke pokok besar lainnya.
Memakai kalimat peralihan harus mempersiapkan jawabannya dari kata kunci tersebut di dalam nas. Jika kata kunci syarat-syarat, pastikanlah Ialam nas berisi syarat-syarat. Jika kata kunci langkah-langkah, pastikanlah bahwa dalam nas ada langkah-langkah. Kemudian pakailah kata tanya. Dan, pastikanlah jawabannya ada di dalam nas.
DAFTAR KATA KUNCI
Alasan-alasan
|
Kebenaran-kebenaran
|
Peraturan-peraturan
|
Bukti-bukti
|
Keputusan-keputusan
|
Prioritas-prioritas
|
Bahaya-bahaya
|
Keuntungan-keuntungan
|
Pelajaran-pelajaran
|
Berkat-berkat
|
Kekurangan-kekurangan
|
Peringatan-peringatan
|
Cara-cara
|
Kesan-kesan
|
Perintah-perintah
|
Ciri-ciri
|
Kebutuhan-kebutuhan
|
Syarat-syarat
|
Dosa-dosa
|
Kesalahan-kesalahan
|
Sikap-sikap
|
Faedah-faedah
|
Langkah-langkah
|
Tugas-tugas
|
Faktor-faktor
|
Masalah-masalah
|
Teguran-teguran
|
Janji-janji
|
Nasihat-nasihat
|
Unsur-unsur
|
Daftar kata kunci bisa ditambahkan sesuai kebutuhan
Dalam membuat kata tanya, pastikanlah Anda sudah memikirkan jawabannya di dalam nas yang akan dikhotbahkan. Ada enam kata tanya. Dan, dalam satu khotbah hanya menggunakan satu kata tanya.
Contoh penggunaan kata tanya, dan kaitannya dengan kata kunci.
Kata tanya
|
Jawaban
|
Apakah langkah-langkahnya?
|
Langkah-langkahnya: 1,2,3, dst.
|
Bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip?
|
Prinsip-prinsipnya: 1,2,3, dst.
|
Mengapa rukun itu indah?
|
Karena berkat-berkat: 1,2,3, dst.
|
Siapakah yang bijaksana?
|
Yang memiliki nilai-nilai: 1,2,3,
dst.
|
Di mana Gembala menjaga domba-Nya?
|
Tempat-tempat: 1,2,3, dst.
|
Kapan Tuhan mengatur kita?
|
Dalam waktu-waktu: 1,2,3, dst.
|
Latihan membuat kalimat peralihan
Pilihlah tiga nas, misalnya dari Lukas 5:1-11, Yohanes 2:1-11, dan Mazmur 90. Buatlah tema khotbah, dengan kalimat peralihan. Dan juga persiapkan kata tanyanya.
Langkah IV: Membuat Pokok Besar
Pokok besar adalah ide-ide dari bagian-bagian nas yang akan dibuat dalam bentuk ringkasan yang disesuaikan dengan tema khotbah dan kata kunci (jamak). Pokok besar ini juga menjadi jawaban dari kata tanya dalam langkah 3.
Pokok besar yang baik akan memperhatikan unsur-unsur:
1. Satu kata atau kalimat yang sejajar sesuai kata kunci. Jika kata kuncinya perintah, pokok besarnya berisi perintah-perintah. Jika kata kuncinya langkah, pokok besarnya berisi langkah-langkah.
2. Satu kata atau kalimat yang mudah dimengerti dan relevan.
3. Pilihlah yang unik (contoh: kesamaan huruf, bunyi), mudah diingat, relevan.
4. Kreatif dan bersumber dari bagian-bagian nas.
5. Setiap pokok besar harus dicantumkan asal ide, atau kutipan ayat dari nas.
Ingat! Kata kunci harus jamak, harus diulang-ulang saat transisi dari pokok besar satu ke pokok besar lainnya.
Contoh membuat pokok-pokok besar (1)
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-langkah dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Doa dengan terbeban
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
2. Doa dengan merendahkan diri
"Duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa" (Nehemia 1:4). Juga, "Dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan" (Nehemia 1:6).
3. Doa dengan berusaha
"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11)
Contoh membuat pokok-pokok besar (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang Diberkati Tuhan
Kalimat peralihan : Keluarga yang diberkati dengan mengikuti langkah-langkah dalam Yohanes 2:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Mengundang Yesus
"Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu" (Yohanes 2:2).
2. Menaati firman Tuhan
"Apa yang dikatakan kepadamu, lakukanlah [taatilah] itu" (Yohanes 2:5).
3. Memanfaatkan potensi
"Di situ ada enam tempayan ..." (Yohanes 2:6).
4. Melangkah dengan iman
"Kata Yesus kepada mereka, 'Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pernimpin pesta.' Lalu mereka pun membawanya"
(Yohanes 2:8).
Latihan membuat pokok besar
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok besar. Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah keempat (tema, kalimat peralihan, pokok besar).
Langkah V: Membuat Pokok Kecil
Maksud membuat pokok-pokok kecil adalah menjelaskan pokok-pokok besar dengan dukungan nas dan uraian-uraian sesuai tema khotbah.
Pokok kecil biasanya terdiri empat bagian:
1. Menjelaskan
Pokok kecil menjelaskan pokok besar dengan ide-ide nas yang didapat dari "kata", "frasa", atau "ayat". Jika ada kata yang memerlukan arti atau definisi, harus dijelaskan menurut kamus atau Ensiklopedia.
2. Menguraikan
Pokok kecil menguraikan pokok besar dengan dukungan ayat terdekat, konteks terdekat. Bisa dipakai Buku Tafsiran Alkitab.
3. Menggambarkan (ilustrasi)
Pokok kecil menggambarkan pokok besar dalam bentuk nyata, riil. Dalam hal ini bisa dipakai ilustrasi (cara membuat ilustrasi akan dijelaskan lebih lanjut).
4. Menerapkan
Dalam pokok kecil harus diberi contoh penerapan yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan hares bersifat spesifik, praktis, riil, relevan.
Cara membuat ilustrasi khotbah
1. Sumber ilustrasi: Kisah dari tokoh Alkitab, majalah, koran, tayangan televisi, alam sekitar, benda-benda sekitar, biografi tokoh, kata-kata bijak, pengalaman riribadi, pengamatan, data-data statistik, dramatisasi, riwayat lagu, karya sastra, karya seni, dan lain-lain (ilustrasi khotbah sebaiknya bersifat ilmiah dengan mencantumkan data atau sumbernya).
2. Cara mengoleksi ilustrasi: Membuat kliping dari potongan koran, majalah; Mengumpulkan berdasarkan: abjad atau tema; Membuat filling card (memotong dalam ukuran amplop dibuat seperti menyusun katalog); Mengumpulkan benda, alat peraga: tali, lilin, roti, dan lain-lain.
3. Pedoman penggunaan ilustrasi:
1. Ilustrasi untuk menjelaskan kebenaran pokok besar atau tema, bukan sebaliknya.
2. Ilustrasi untuk sarana menjelaskan pokok atau tema khotbah, bukan tujuan khotbah.
3. Ilustrasi sebaiknya bersifat riil atau ilmiah, bukan dongeng, atau fiksi.
4. Jangan sering menggunakan ilustrasi dari pengalaman pribadi. cerita keluarga, untuk menghindari "motif negatif dan ekses pendengar".
5. Ilustrasi bersifat membangun, bukan pelecehan, diskriminasi, kesombongan pribadi.
6. Satu ilustrasi sebaiknya dipakai untuk menjelaskan hanya satu kebenaran.
7. Waspadalah! Jangan menggunakan ilustrasi yang menarik perhatian, lucu, konyol, sensasional, menyita waktu, yang pada akhirnya akan merusak alur logika atau struktur khotbah. Dan, tidak membantu menjelaskan nas.
Contoh membuat pokok kecil
Nas Alkitab : Nehemia 1:1-11
Tema khotbah : Doa yang Mengubah Keadaan
Kalimat peralihan : Doa yang mengubah keadaan dengan mengikuti langkah-langkah dalam Nehemia 1:1-11. Apa langkah-langkahnya?
1. Doa dengan terbeban
"Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (Nehemia 1:4).
1. Menjelaskan
Nehemia orang buangan yang terhormat menjadi juru minuman raja (1:11, 2:1). Ia mendengar dari Hanani (seorang dari Yehuda yang terluput dari penawanan), bahwa kondisi Yerusalem sangat menyedihkan. Orang-orang menderita, temboknya terbongkar, pintu-pintunya terbakar (1:3). Mendengar ini Nehemia "menangis ... berkabung..." (1:4). Nehemia sangat "terbeban" atas penderitaan bangsanya, keruntuhan kota, bahkan rusaknya kota Yerusalem.
2. Menguraikan
Sebagai orang sukses, Nehemia bisa berpikir egois. Tetapi, Nehemia adalah orang yang peduli terhadap penderitaan umat Allah. Ia memikirkan masalah bangsanya sangat serius, sangat terbeban, sehingga kesedihannya terbaca dalam sikap dan raut mukanya oleh Raja Artahsasta (2:2). Nehemia terpanggil membangun Yerusalem, karena terbeban, karena terpanggil. Tanpa pamrih.
Nehemia mengungkapkan sikap terbeban dengan doa. Dan, pada saat ditanya oleh sang raja, apa keinginannya, Nehemia tidak langsung menjawab atau meminta kepada raja, tetapi kembali berdoa. "Lalu kata raja kepadaku: 'Jadi, apa yang kauinginkan?' Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit" (Nehemia 2:4).
3. Menggambarkan atau ilustrasi
(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia yang terbeban sudah jelas.)
4. Menerapkan
Doa akan mengubah keadaan, jika kita memiliki sikap hati yang terbeban secara pribadi. Tanpa rasa terbeban, tdak akan ada doa yang serius.
2. Doa dengan merendahkan diri
Memukul dada, menyiram abu di atas kepala, berjalan dengan kaki telanjang, menarik dan menggunting rambut, menyakiti dada (Kejadian 37:29-34; 2 Samuel 13:19; Imamat 10:6.). Inilah cara merendahkan diri dengan berkabung.
1. Menguraikan
Doa permohonan Nehemia sungguh-sungguh digumuli dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Ia berdoa "siang dan malam" (1:6). Nehemia tidak hanya berdoa secara pribadi. tetapi melibatkan orang-orang lain juga (1:11). Nehemia sebenarnya layak sombong, karena di negeri orang lain, ia bisa berprestasi. Namun, semua prestasi dan kejayaannya harus ditanggalkan tatkala ia berhadapan dengan Allah. Nehemia merendahkan diri. Dalam doanya, ia memohon pengampunan atas dosa-dosa, baik dosa secara pribadi maupun dosa bangsanya (1:6).
2. Menggambarkan atau ilustrasi
(Tidak perlu ilustrasi, karena kisah Nehemia dalam merendahkan diri sudah jelas.)
3. Menerapkan
Jauhkan kesombongan, tidak ada faedahnya menyalahkan siapa pun, tidak baik menyesali kegagalan dan masalah di sekitar kita. Marilah saatnya kita berdoa dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan.
3. Doa dengan berusaha
"'Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.' Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11).
1. Menjelaskan
Nehemia mengharapkan satu hal: berhasil. Untuk berhasil, diperlukan doa dan usaha. Dalam rangka berusaha, Nehemia menggunakan potensi dan strategi yang didukung doa.
2. Menguraikan
Berusaha memanfaatkan potensi:
"Ketika itu aku ini juru minuman raja" (Nehemia 1:11). Kedudukan, jabatan adalah sebuah potensi yang bisa digunakan untuk akses hubungan yang lebih luas.
Berusaha menggunakan strategi:
Setelah raja memberi kesempatan kepada Nehemia, ia memakai strategi memohon surat rekomendasi atau surat jalan agar bupati-bupati yang wilayahnya akan dilewati memperlancar tujuannya (2:7,8).
Berusaha dengan kerja keras:
Nehemia menghadapi banyak tantangan. Dari Sanbalat yang menolak Yerusalem dibangun kembali (2:10,19; 6:1-19). Nehemia mengandalkan doa (4:9). Dan, siap berperang (4:1-23). Inilah berdoa dengan berusaha. Akhirnya, pekerjaan selesai (6:15), dan seluruh cita-cita berhasil (7:1).
3. Menggambarkan atau ilustrasi
Lukisan "tangan berdoa". Perhatikanlah lukisan kedua tangan tersebut bukan tangan yang lembut, melainkan tangan kasar yang berotot besar. Sebuah tangan yang berdoa, tetapi juga sebuah tangan yang bekerja keras. Latar belakang historis lukisan tersebut dimulai dari keinginan Albrecht untuk sekolah seni rupa. Namun, karena Albrecht miskin, maka ia mencari kawan untuk bekerja sama. Akhirnya, disepakati Albrecht sekolah dulu, sedangkan kawannya yang bekerja untuk membiayai. Kawan Albrecht adalah seorang yang rajin berdoa dan bekerja keras sebagai buruh kasar. Beberapa tahun kemudian Albrecht lulus, ia ingin kawannya bergantian sekolah. Saat ia mengunjungi rumah kawannya, kawannya sedang berdoa, dengan tangan kasar yang berotot besar, "Oh Tuhan, tanganku sudah menjadi kaku dan kasar. Sudah tidak bisa untuk melukis lagi. Biarlah Albrecht saja yang menjadi pelukis." Seorang yang rela berdoa dan bekerja keras bukan bagi dirinya sendiri, melainkan bagi orang lain ini telah mengubah hidup Albrecht dan diabadikan dalam lukisan tangan berdoa karya Albrecht Durer (1471-1528), yang mengilhami motto ora et labora.
Thomas Alva Edison (1847-1931), seorang pekerja keras, penemu terbesar dalam sejarah dunia dengan tiga ribu penemuannya. Pada usia enam tahun, ia bereksperimen mengerami telur ayam. Usia tujuh tahun, ia dikeluarkan dari sekolah karena dianggap terlalu bodoh, maka Nancy Elliot, sang ibu, mengajarkannya membaca. Setelah bisa membaca, ia membaca buku-buku ilmiah, buku sejarah, ensiklopedia. Dan, setiap kali membaca, ia juga mencoba bereksperimen. Saat remaja pendengarannya rusak karena ditampar kondektur. Ia mulai belajar telegraf, dan akhirnya memproduksi alat sendiri, serta menekuni eksperimen listrik. Dan, menemukan: stasiun tenaga listrik, lampu listrik, sistem pendistribusian listrik, dan lain-lain. Energi listrik yang membuat terang, yang menjadi daya bagi seluruh komponen elektronik. Yang kita nikmati sekarang adalah hasil penemuan keda kerasnya.
4. Menerapkan
Untuk mengubah keadaan diperlukan doa dan usaha. Tuhan adalah sumber mukjizat, tetapi tidak berarti kita pasif. Kita harus berusaha sesuai dengan panggilan kita: usaha bekerja lebih keras, melayani lebih baik, mengampuni dengan tulus, mengasihi tanpa pamrih, dan lain sebagainya. Suatu tindakan keliru, bahkan mencobai Tuhan jika kita hanya berdoa tanpa mau berusaha.
Latihan membuat pokok kecil
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah pokok-pokok kecil. Buatlah mulai dari langkah pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil).
Langkah VI: Membuat Kesimpulan atau Penutup Khotbah
Kesimpulan atau penutup khotbah adalah rangkuman dari seluruh khotbah yang telah disampaikan. Isi kesimpulan meliputi: tema, kata kunci, dan pokok-pokok besar.
Saran dalam memberi kesimpulan
1. Kesimpulan bisa diisi dengan kutipan ayat emas, ilustrasi singkat, tantangan, pujian.
2. Jika sudah berada dalam tal-yap kesimpulan atau penutup, jangan memasukkan ide barn yang akan membuat antiklimaks.
3. Kalimat kesimpulan sebaiknya dikonsep sesingkat mungkin, untuk menghindari sikap mengambang, seperti pesawat yang berputar-putar tidak mampu mendarat.
Contoh membuat kesimpulan khotbah (1)
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : doa yang mengubah keadaan
Kesimpulan
Doa dapat mengubah keadaan, sudah terbukti dalam kesaksian Nehemia. Ia berdoa dengan terbeban atas keadaan bangsanya, disertai sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan, dan berusaha menggunakan potensi serta strategi secara maksimal. Pada akhirnya, segala cita-citanya berhasil. Doa kita juga dapat mengubah keadaan.
Contoh membuat kesimpulan khotbah (2)
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga yang diberkati Tuhan
Kesimpulan:
Tuhan memiliki perhatian khusus bagi keluarga. Tuhan merindukan adanya pemulihan dalam keluarga. Keluarga kita akan dipulihkan dan diberkati Tuhan, jika kita mengundang Tuhan dalam keluarga kita, jika kita menaati firman-Nya, jika kita menyadari dan menggunakan potensi kita, dan jika kita melangkah dengan iman bahwa kuasa-Nya lebih besar dari segala masalah kita!
Latihan membuat kesimpulan
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Buatlah dari langkah pertama sampai langkah kelima (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil). Kemudian buatlah kesimpulan.
Langkah VII: Membuat Pendahuluan Khotbah
Pendahuluan adalah cara memperkenalkan apa yang akan dikhotbahkan. Sifat pendahuluan seharusnya: singkat, menarik, memberi minat tuk mendengar, sederhana (seperti iklan, seperti etalase toko, yang membuat orang tertarik).
Sekalipun pendahuluan dalam urutan kerangka khotbah adalah urutan pertama, dalam langkah membuatnya adalah urutan terakhir, sebab pendahuluan menjadi sarana memperkenalkan isi khotbah. Karena isi khotbah harus dibuat lebih dahulu.
Pendahuluan harus singkat, memiliki hubungan langsung dengan tema khotbah atau nas. Dan, memiliki hubungan langsung dengan pendengar. Hindarilah sikap atau kesan kurang siap, tidak percaya diri, kurang simpatik, kurang menguasai bahan. Atau, hindarilah sikap yang berlebih-lebihan dengan banyak janji.
Contoh membuat pendahuluan khotbah (1):
Pendahuluan
Banyak masalah, yang ada di sekitar kita yang tidak mampu kita ubah baik melalui strategi, metode, kemampuan, maupun potensi kita. Bahkan, keberhasilan dan pengalaman masa lalu juga tidak bisa mengubah masalah masa kini, baik itu masalah ekonomi, keamanan, kesehatan, keluarga, dan lain-lain. Apakah ada peluang kita mengubah keadaan? Kita akan belajar dari firman Tuhan dengan tema khotbah: Doa yang Mengubah Keadaan. Bagaimana langkah-langkahnya?
Nas Alkitab : Nehemia 1
Tema khotbah : Doa Yang Mengubah Keadaan
Contoh membuat pendahuluan khotbah (2):
Pendahuluan
Keluarga adalah lembaga Ilahi yang dibentuk oleh Allah. Kepedulian Yesus menghadiri pernikahan di Kana dengan melakukan mukjizat pertama-Nya, memberikan bukti bahwa Allah yang membentuk keluarga juga berkenan memberkati keluarga. Keluarga kita juga akan diberkati oleh Allah. Langkah-langkah apa saja yang perlu kita lakukan agar keluarga kita diberkati?
Nas Alkitab : Yohanes 2:1-11
Tema khotbah : Keluarga Yang Diberkati Tuhan
Latihan membuat pendahuluan khotbah:
Pilihlah dua nas, misalnya Lukas 5:1-11 dan Yohanes 2:1-11. Setelah menyelesaikan langkah pertama sampai langkah keenam (tema, kalimat peralihan, pokok besar, pokok kecil, penutup). Kemudian buatlah pendahuluan khotbah.
Latihan membuat khotbah ekspositori secara lengkap
Buatlah dua kerangka khotbah secara lengkap, satu dari Perjanjian Lama dan satu dari Perjanjian Baru, dengan menerapkan tujuh langkah membuat khotbah ekspositori. Setelah menyelesaikan ketujuh langkah membuat khobtah ekspositori, untuk mempersiapkan teks khotbah, bisa ditulis dalam bentuk garis besar, juga sangat baik ditulis dalam bentuk naskah lengkap siap baca.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America