ARGUMENTASI DOKTRIN ALLAH MENENTUKAN HAL-HAL YANG KELIHATANNYA KEBETULAN

Pdt. Budi Asali, M.Div.
Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa hal-hal yang kelihatannya seperti ‘kebetulan’ juga hanya bisa terjadi karena itu merupakan Rencana Allah.
ARGUMENTASI DOKTRIN ALLAH MENENTUKAN HAL-HAL YANG KELIHATANNYA KEBETULAN
Gadget, health, education, otomotif
· Keluaran 21:13 - "Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja, melainkan tangannya ditentukan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan bagimu suatu tempat, ke mana ia dapat lari".

Yang dimaksud dengan ‘pembunuhan yang tidak disengaja’ itu dijelaskan / diberi contoh dalam Ul 19:4-5, yaitu orang yang pada waktu mengayunkan kapak, lalu mata kapaknya terlepas dan mengenai orang lain sehingga mati. Hal seperti ini kelihatannya ‘kebetulan’, tetapi toh Kel 21:13 itu mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi karena ‘tangannya ditentukan Allah melakukan itu’. Jadi, jelas bahwa hal-hal yang kelihatannya kebetulan sekalipun hanya bisa terjadi kalau itu sesuai kehendak / Rencana Allah.

· 1Samuel 6:7-12 - "Oleh sebab itu ambillah dan siapkanlah sebuah kereta baru dengan dua ekor lembu yang menyusui, yang belum pernah kena kuk, pasanglah kedua lembu itu pada kereta, tetapi bawalah anak-anaknya kembali ke rumah, supaya jangan mengikutinya lagi. Kemudian ambillah tabut TUHAN, muatkanlah itu ke atas kereta dan letakkanlah benda-benda emas, yang harus kamu bayar kepadaNya sebagai tebusan salah, ke dalam suatu peti di sisinya. Dan biarkanlah tabut itu pergi. Perhatikanlah: apabila tabut itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yang telah mendatangkan malapetaka yang hebat ini kepada kita. Dan jika tidak, maka kita mengetahui, bahwa bukanlah tanganNya yang telah menimpa kita; kebetulan saja hal itu terjadi kepada kita.’ Demikianlah diperbuat orang-orang itu. Mereka mengambil dua ekor lembu yang menyusui, dipasangnya pada kereta, tetapi anak-anaknya ditahan di rumah. Mereka meletakkan tabut TUHAN ke atas kereta, juga peti berisi tikus-tikus emas dan gambar benjol-benjol mereka. Lembu-lembu itu langsung mengikuti jalan yang ke Bet-Semes; melalui satu jalan raya, sambil menguak dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sedang raja-raja kota orang Filistin itu berjalan di belakangnya sampai ke daerah Bet-Semes".

Orang Filistin ingin tahu apakah wabah yang menimpa mereka (1Sam 5) berasal dari Tuhan atau hanya kebetulan saja. Dan untuk mengetahui hal itu mereka melakukan percobaan. Hasil dari percobaan itu adalah jelas. Itu bukan kebetulan, tetapi Tuhanlah yang melakukan semua itu.

· 1Raja-raja 22:34 - "Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya: ‘Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka.’".

Kitab Suci Indonesia: ‘menembak dengan sembarangan’.

KJV/RSV: ‘drew a bow at a venture’ (= menarik busurnya secara untung-untungan).

NIV/NASB: ‘drew his bow at random’ (= menarik busurnya secara sembarangan).

Catatan: Kata bentuk jamaknya muncul dalam 2Sam 15:11 dan dalam Kitab Suci Indonesia diterjemahkan ‘tanpa curiga’.

NIV: ‘quite innocently’ (= dengan tak bersalah).

NASB: ‘innocently’ (= dengan tak bersalah).

KJV/RSV: ‘in their simplicity’ (= dalam kesederhanaan mereka).

Pulpit Commentary: "An unknown, unconscious archer. The arrow that pierced Ahab’s corselet was shot ‘in simplicity,’ without deliberate aim, with no thought of striking the king. It was an unseen Hand that guided that chance shaft to its destination. It was truly ‘the arrow of the Lord’s vengeance.’" (= Seorang pemanah yang tak dikenal, dan yang tak menyadari tindakannya. Panah yang menusuk pakaian perang Ahab ditembakkan ‘dalam kesederhanaan’, tanpa tujuan yang disengaja, dan tanpa pikiran untuk menyerang sang raja. Adalah ‘Tangan yang tak kelihatan’ yang memimpin ‘panah kebetulan’ itu pada tujuannya. Itu betul-betul merupakan ‘panah pembalasan Tuhan’) - hal 545.

Pulpit Commentary: "how useless are disguises when the providence of Omniscience is concerned! Ahab might hide himself from the Syrians, but he could not hide himself from God. Neither could he hide himself from angels and devils, who are instruments of Divine Providence, ever influencing men, and even natural laws, or forces of nature" (= betapa tidak bergunanya penyamaran pada waktu providensia dari Yang Mahatahu yang dipersoalkan! Ahab bisa menyembunyikan dirinya dari orang Aram, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan dirinya dari Allah. Ia juga tidak bisa menyembunyikan dirinya dari malaikat dan setan, yang merupakan alat-alat dari Providensia Ilahi, yang selalu mempengaruhi manusia, dan bahkan hukum-hukum alam, atau kuasa / kekuatan alam) - hal 552.

Pulpit Commentary: "The chance shot. The success of Ahab’s device only served to make the blow come more plainly from the hand of God. Benhadad’s purpose could be baffled, but not His. There is no escape from God" (= Tembakan kebetulan. Sukses dari muslihat Ahab hanya berfungsi untuk membuat kelihatan dengan lebih jelas bahwa serangan itu datang dari tangan Allah. Tujuan / rencana Benhadad bisa digagalkan / dihalangi, tetapi tidak tujuan / rencanaNya. Tidak ada jalan untuk lolos dari Allah) - hal 557.

Jadi, ini lagi-lagi menunjukkan bahwa tidak ada ‘kebetulan’. Semua yang kelihatannya merupakan kebetulan, diatur oleh Allah.

· Amsal 16:33 - "Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN".

Tidak ada yang kelihatan lebih bersifat kebetulan dari pada undi yang dibuang di pangkuan, tetapi toh ayat ini mengatakan bahwa setiap keputusannya berasal dari Tuhan.

Catatan: ini tidak berarti bahwa pada jaman sekarang kita boleh mencari kehendak Tuhan dengan cara ini. Pada jaman sekarang, dimana kita sudah mempunyai Kitab Suci yang lengkap, maka kita harus mencari kehendak Tuhan melalui Kitab Suci / Firman Tuhan.

· Rut 2:3 - "Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh".

Charles Haddon Spurgeon memberikan renungan tentang Rut 2:3, dimana ia berkata sebagai berikut:
"Her hap was. Yes, it seemed nothing but an accidental happenstance, but how divinely was it planned! Ruth had gone forth with her mother’s blessing under the care of her mother’s God to humble but honorable toil, and the providence of God was guiding her every step. Little did she know that amid the sheaves she would find a husband, that he would make her the joint owner of all those broad acres, and that she, a poor foreigner, would become one of the progenitors of the great Messiah. ... Chance is banished from the faith of Christians, for they see the hand of God in everything. The trivial events of today or tomorrow may involve consequences of the highest importance" (= ‘Kebetulan ia berada’. Ya, itu kelihatannya bukan lain dari pada suatu kejadian yang bersifat kebetulan, tetapi hal itu direncanakan secara ilahi! Rut telah pergi dengan berkat dari ibunya di bawah pemeliharaan dari Allah ibunya kepada pekerjaan yang rendah tetapi terhormat, dan providensia Allah membimbing setiap langkahnya. Sedikitpun ia tidak menyangka bahwa di antara berkas-berkas jelai itu ia akan menemukan seorang suami, bahwa ia akan membuatnya menjadi pemilik dari seluruh tanah yang luas itu, dan bahwa ia, seorang asing yang miskin, akan menjadi salah seorang nenek moyang dari Mesias yang agung. ... Kebetulan dibuang dari iman orang-orang Kristen, karena mereka melihat bahwa tangan Allah ada dalam segala sesuatu. Peristiwa-peristiwa remeh dari hari ini atau besok bisa melibatkan konsekwensi-konsekwensi yang paling penting) - ‘Morning and Evening’, October 25, evening.

Semua ini menunjukkan bahwa dalam membuat RencanaNya, Allah bukan hanya merencanakan / menetapkan garis besarnya saja, tetapi lengkap dengan semua detail-detailnya, sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya.


Loraine Boettner: "The Pelagian denies that God has a plan; the Arminian says that God has a general plan but not a specific plan; but the Calvinist says that God has a specific plan which embraces all events in all ages" (= Orang yang menganut Pelagianisme menyangkal bahwa Allah mempunyai rencana; orang Arminian berkata bahwa Allah mempunyai rencana yang umum tetapi bukan rencana yang specific; tetapi orang Calvinist mengatakan bahwa Allah mempunyai rencana yang specific yang mencakup semua peristiwa / kejadian dalam semua jaman) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 22-23.

B. B. Warfield:

· "Throughout the Old Testament, behind the processes of nature, the march of history and the fortunes of each individual life alike, there is steadily kept in view the governing hand of God working out His preconceived plan - a plan broad enough to embrace the whole universe of things, minute enough to concern itself with the smallest details, and actualizing itself with inevitable certainty in every event that comes to pass" (= Sepanjang Perjanjian Lama, dibalik proses alam, gerakan dari sejarah dan nasib dari setiap kehidupan, terus menerus ditunjukkan tangan pemerintahan Allah yang melaksanakan rencana yang sudah direncanakanNya lebih dulu - suatu rencana yang cukup luas untuk mencakup seluruh alam semesta, cukup kecil / seksama untuk memperhatikan detail-detail yang terkecil, dan mewujudkan dirinya sendiri dengan kepastian yang tidak dapat dihindarkan / dielakkan dalam setiap peristiwa / kejadian yang terjadi) - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 276.

· "But, in the infinite wisdom of the Lord of all the earth, each event falls with exact precision into its proper place in the unfolding of His eternal plan; nothing, however small, however strange, occurs without His ordering, or without its peculiar fitness for its place in the working out of His purpose; and the end of all shall be the manifestation of His glory, and the accumulation of His praise" (= Tetapi, dalam hikmat yang tidak terbatas dari Tuhan seluruh bumi, setiap peristiwa / kejadian jatuh dengan ketepatan yang tepat pada tempatnya dalam pembukaan dari rencana kekalNya; tidak ada sesuatupun, betapapun kecilnya, betapapun anehnya, terjadi tanpa pengaturan / perintahNya, atau tanpa kecocokannya yang khusus untuk tempatnya dalam pelaksanaan RencanaNya; dan akhir dari semua adalah akan diwujudkannya kemuliaanNya, dan pengumpulan pujian bagiNya) - ‘Biblical and Theological Studies’, hal 285.

Charles Hodge: "As God works on a definite plan in the external world, it is fair to infer that the same is true in reference to the moral and spiritual world. To the eye of an uneducated man the heavens are a chaos of stars. The astronomer sees order and system in this confusion; all those bright and distant luminaries have their appointed places and fixed orbits; all are so arranged that no one interferes with any other, but each is directed according to one comprehensive and magnificent conception" (= Sebagaimana Allah menger-jakan rencana tertentu dalam dunia lahiriah / jasmani, adalah wajar untuk mengambil kesimpulan bahwa hal itu juga benar berkenaan dengan dunia moral dan rohani. Bagi mata seorang yang tidak berpendidikan langit merupakan bintang-bintang yang kacau. Ahli perbintangan / ilmu falak melihat keteraturan dan sistim dalam kekacauan ini; semua benda-benda bersinar yang terang dan jauh itu mempunyai tempat dan orbit tetap yang ditetapkan; semua begitu diatur sehingga tidak satupun mengganggu yang lain, tetapi masing-masing diarahkan menurut suatu konsep yang luas dan besar / indah) - ‘Systematic Theology’, vol II hal 313.

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post