BUKU DOA BAPA KAMI

 Pdt. Agus Marjanto, M.Th.

BUKU DOA BAPA KAMI (MATIUS 6:1-13)

Matius 6:1-9.

Matius 5-7 adalah tentang pengajaran kotbah di bukit. Sebagian besar dari pengajarannya adalah Yesus Kristus memberikan pengajaran-pengajaran yang dalam berkenaan dengan apa yang menjadi prinsip hidup di dalam kerajaan Allah. Dan itu selalu akan berseberangan dengan apa yang diajarkan oleh ahli Taurat dan orang Farisi. 

Di dalam pasal keenam maka saudara-saudara menemukan ada tiga pengajaran Yesus yang menentang pengajaran dari orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Dan itu seluruhnya adalah tindakan luar agamawi dari orang-orang Yahudi dan ini adalah elemen dasar dari seluruh religion. Tiga hal ini yaitu memberi sedekah, berdoa, dan juga berpuasa. Orang Yahudi memiliki pikiran ketika engkau berdoa, engkau menjalani setengah dari perjalanan ke Surga. 

Ketika engkau memberikan puasa maka engkau menjalani setengahnya lagi sampai di depan pintu Surga. Tetapi ketika engkau memberikan sedekah dengan generous maka engkau membuka pintu Surga. Ini adalah prinsip dari pikiran orang-orang Yahudi. 

Apapun saja agama saudara, saudara pasti akan mendapatkan pengertian dari tiga bagian ini. Hal yang pertama adalah bicara mengenakan relasi dengan Tuhan itu adalah doa, yang kedua bicara tentang relasi dengan sesama manusia yaitu memberi dan ketiga adalah berelasi dengan diri sendiri yaitu berpuasa.

Hari ini kita akan berbicara mengenai apa yang Yesus katakan berkenaan dengan berdoa. Kalau Tuhan memimpin, maka ini akan menjadi seri yang cukup panjang karena ini akan bersangkut-paut dengan doa Bapa kami. Tetapi pada hari ini saya tidak akan masuk lebih detail terlebih dahulu berkenaan dengan eksposisi ayat 5-8, tetapi saya akan mengambil prinsip dari ayat kelima dan kedelapan dan kemudian saya akan meluaskannya. 

Saudara-saudara, saya akan memakai jalan sedikit memutar untuk membukakan kepada saudara-saudara apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan doa yang tidak dijawab oleh Allah. 

Di dalam ayatnya yang kelima sampai kedelapan saudara akan menemukan dua jenis manusia, yaitu orang Farisi dan gentile. Yesus mengatakan jikalau engkau berdoa jangan seperti mereka dan orang-orang yang berdoa seperti mereka pasti Bapa di Surga tidak akan mengabulkannya. 

Tetapi kalau saudara-saudara melihat dari seluruh prinsip total dari Alkitab, maka Alkitab mengajarkan kepada kita bukan cuma dua saja keadaan manusia yang berdoa kepada Allah yang tidak dijawab oleh Allah. Di dalam hari ini dan mungkin minggu depan kalau Tuhan pimpin, saya akan memberikan satu tema hal-hal yang membuat Allah tidak menjawab doa kita.

(1) Allah tidak akan menjawab doa seorang manusia jikalau orang itu berdoa tidak di dalam Yesus Kristus. Allah Bapa di Surga tidak mengijinkan seorang manusia pun menghadap kepada Dia di dalam tahta kasih karunia tanpa Yesus Kristus. Allah Bapa di Surga hanya memberikan berkat-berkat rohani-Nya, dan pertolongan khusus-Nya hanya kepada orang-orang di dalam Kristus (in Christ).

Saya tidak berbicara berkenaan dengan anugerah umum. Bapa di Surga dikatakan oleh Alkitab memberikan hujan kepada orang yang jahat dan orang yang benar, saudara akan bisa melihat bahwa orang yang jahat pun yang tidak mengenal Yesus Kristus pun akan mendapatkan kesembuhan, akan mendapatkan pekerjaan, akan mendapatkan segala berkat-berkat. 

Tetapi ketika saya berbicara berkenaan dengan Bapa di Surga tidak memberikan berkat selain di dalam Yesus Kristus, saya berbicara berkenaan dengan anugerah khusus, penyertaan-Nya, pertolongan-Nya secara spesifik, pengertian jalan-jalan-Nya, mengerti Firman-Nya, mengerti salvation keselamatan, mengerti isi hati-Nya. 

Kalau saudara-saudara perhatikan orang-orang yang ada di dalam Kristus semakin dia takut akan Allah dan menyerahkan serta mendedikasikan hidupnya bagi Allah, saudara akan melihat bahwa Allah itu hidup. Alkitab mengatakan, prinsip umum anugerah khusus hanya diberikan kepada orang-orang yang ada di dalam Yesus Kristus. Itulah sebabnya orang Kristen berdoa di dalam Kristus. 

Kalau saudara-saudara berdoa selalu menutupnya di dalam Kristus. Itu bukan mantera tetapi artinya adalah ketika kita berdoa, kita berdoa di dalam pribadi Kristus. Saya sendiri ada di dalam pribadi Kristus, hidup saya tersembunyi di dalam Kristus, saya adalah milik Kristus Yesus. Saya sudah dibeli oleh Kristus itulah sebabnya orang-orang seperti ini adalah orang yang bisa mengatakan kepada Allah yang suci itu adalah Bapa kami yang di Surga. 

Lihat apa yang Yesus katakan di dalam doa ini, murid-murid-Nya datang kepada Dia dan bertanya, “Yesus ajar kami untuk berdoa.” Dan kemudian Yesus Kristus mengatakan, “Jikalau engkau mau berdoa berdoalah demikian, Bapa kami yang di Surga.” Saudara-saudara perhatikan, Dia tidak berbicara berkenaan dengan Allah, Dia berbicara berkenaan dengan satu sebutan yang Dia kenal sendiri sejak dalam kekekalan. Yohanes 1:18 menyatakan hal itu. Dan Dialah yang menyatakan nama Bapa itu kepada murid-murid-Nya. Ini adalah sesuatu yang paling khusus yang Yesus Kristus sendiri nyatakan sendiri kepada kita.

Apapun agama saudara, saudara tidak mungkin dan tidak punya hak untuk menyatakan Allah itu adalah Bapa kita. Saudara-saudara juga akan menolak di dalam hati bahwa Allah itu adalah Bapa saudara. Satu-satunya dari manusia yang bisa mengatakan Allah itu Bapa adalah yang memiliki Roh Kristus. Jikalau ada Roh Kudus di dalam hati kita, Alkitab mengatakan maka baru kita bisa mengatakan ya Abba, ya Bapa. Jikalau ada Roh Kudus di dalam hati kita maka kita itu artinya sudah diadopsi. Prinsip dasar dosa di dalam Alkitab adalah doktrin adopsi. Central biblical view of prayer is doctrine of adoption. Hanya yang diadopsi yang bisa memanggil Allah itu Bapa. Hanya yang diadopsi yang bisa memiliki jaminan bahwa Allah di Surga akan mengabulkan doa. 

Saudara, kita harus hati-hati disini, bukan karena saudara ada di dalam gereja lalu saudara sudah diajarkan berulang-ulang oleh gereja memanggil Allah itu Bapa maka saudara kemudian mengatakan bahwa saya sudah diadopsi. Saudara harus menguji diri saudara sendiri apakah sungguh-sungguh saudara adalah orang yang diadopsi? Kalau saudara-saudara adalah orang yang hanya di dalam gereja tetapi saudara adalah bukan orang yang diadopsi, saudara akan menyadari bahwa Allah itu tidak real di dalam hidup saudara. Saudara tidak memiliki sesuatu pergumulan dan sesuatu interaksi yang intense dengan Allah yang hidup. Malah saudara-saudara mungkin akan berpikir bahwa apakah sungguh-sungguh Allah itu ada? Saudara-saudara sama sekali tidak ada takut akan Allah. 

Saudara tidak melihat kemuliaan-Nya, tidak pernah merasakan kegentaran berhadapan dengan Dia. Saya tanya satu hal saja, apakah engkau memiliki satu kehidupan doa secara private? Apakah pernah engkau berhadapan dengan Allah, engkau sadar bahwa Allah yang tidak terlihat itu ada di depanmu dan seluruh dari tulangmu itu gemetar? Dan engkau kemudian bertiarap di hadapan Dia? Saya tanya pada saudara-saudara pernahkah saudara memiliki pengalaman seperti itu? Saudara mengatakan, Allah Allah, Bapa Bapa, tetapi saudara-saudara mungkin bukan orang-orang yang diadopsi. 

Alkitab mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah Bapa kami yang di Surga. Ini adalah satu nama yang tadinya hanya dikenal oleh Yesus Kristus dan itu diajarkan kepada murid-murid-Nya di dalam Dia. Apa hal-hal yang membuat Allah tidak menjawab doa-doa kita? Sederhana, yaitu jikalau kita bukan anak-Nya, dan kalau kita menjadi anak-Nya itu adalah karena kita di dalam Kristus. Thomas Watson menyatakan bahwa kita yang diadopsi oleh Kristus kita memiliki dua hal ini, yaitu status adopsi yang akan menghasilkan doa kita itu akan diterima (accepted by Him), dan kedua adalah spirit of adopsi menghasilkan doa yang spiritually. Apa yang membuat seseorang berdoa tidak didengar oleh Allah? Apa yang membuat Allah tidak menjawab doa seseorang? Jawabannya adalah apakah orang itu di dalam Yesus Kristus atau tidak.

(2) Allah tidak menjawab doa kita ketika kita berdoa memiliki pikiran liar yang tidak terkontrol. Perhatikan baik-baik ketika kita masuk di dalam ruang doa dan ketika kita mulai berdoa maka pikiran kita biasanya dipenuhi oleh segala sesuatu yang membuat kita tidak bisa fokus kepada Bapa di Surga. Ini adalah perjuangan titik pertama bagi anak-anak Tuhan dan jangan pikir ini adalah sesuatu yang sederhana karena prinsip di dalam Alkitab adalah ketika seseorang itu datang kepada Allah maka seseorang itu harus serius datang kepada Allah. Alkitab mengatakan cari wajah-Ku, cari kekuatan-Ku, dan jikalau seseorang mencari Aku dengan sungguh-sungguh pasti Aku akan mendengarkannya. Saudara-saudara tidak bisa sembarangan untuk datang kepada Allah, tidak bisa hanya menyisakan waktu yang seadanya untuk datang kepada Allah dan berharap Allah akan mendengarkannya. 

Memang di dalam kehidupan kita, Allah memberikan begitu banyak kasih karunia melebihi daripada kesalahan-kesalahan kita. Tetapi Alkitab dengan jelas menginginkan ketika kita berhadapan dengan Allah kita harus ready. Kita harus men-set hati kita lurus di hadapan Dia. Pikiran liar yang tidak terkontrol tidak bisa ada ketika kita berhadapan dengan Allah. Apa itu pikiran liar yang tidak terkontrol? Mungkin adalah kekuatiran, mungkin saudara-saudara sakit hati, mungkin itu adalah marah, mungkin itu adalah dendam, atau mungkin tugas-tugas yang menumpuk. Saudara-saudara, saya akan membagi dua hal ini untuk saudara-saudara bisa mengerti apa yang biasanya kita hadapi. Di dalam 1 Petrus 4 dikatakan, “Jadilah tenang supaya engkau dapat berdoa.” Banyak dari kita tidak tenang dan kemudian kita langsung berdoa. Dan kemudian ketika kita berdoa, kita berdoa dengan seadanya, dan kemudian kita sendiri tidak lagi bisa mengontrol kalimat-kalimat kita karena pikiran kita ada di tempat-tempat yang lain. Lalu kemudian tanpa kita menyelesaikan, kita keluar dari ruang doa kita. Sudah berapa banyak kita lakukan ini berkali-kali? Ini adalah sesuatu yang mendukakan hati Allah, kita mesti minta anugerah daripada Tuhan untuk bisa membuat kita tenang supaya kita bisa berdoa.

Sekali lagi saya akan membagi menjadi dua. Yang pertama adalah sering sekali bahwa pikiran kita dipenuhi dengan tugas-tugas sehari-hari. Dan kita selalu menjadi tergesa-gesa, kita memulai pagi kita dengan berdoa pada Tuhan. “Bapa di Surga, saya datang kepada-Mu, saya mengucap syukur kepada-Mu,” tetapi ketika saudara-saudara mau mengucapkan kalimat selanjutnya, saudara baru teringat bahwa kunci mobil saudara belum ditemukan. Dan kemudian pikiran saudara memikirkan mengenai kunci mobil saudara yang tertinggal entah kemana. Atau saudara-saudara adalah seorang ibu dan kemudian saudara menghadap Tuhan dan kemudian saudara berdoa, setelah menghantar anak-anakmu, lalu kemudian ketika berdoa engkau mengatakan, “Bapa yang baik, saya mengucap syukur untuk kebaikan Engkau menjaga keluargaku dan juga anak-anakku,” dan kemudian saudara teringat container makanan anak saudara tertinggal belum dibawa ke sekolah. Mungkin saudara adalah seorang dari pemuda, saudara kemudian mengatakan kepada Tuhan di dalam pagi saudara, “Tuhan aku mengucap syukur kepadamu, terima kasih karena saya sudah boleh kuliah, terima kasih untuk orang tuaku,” dan kemudian saudara baru sadar bahwa salah satu jawaban saudara di ujian itu salah. Apapun saja bisa men-distract pikiran kita. Di dalam hal yang pertama ini maka, kalau saudara-saudara melihat orang-orang yang dipakai Tuhan, beginilah cara untuk menyelesaikannya. Saudara berdoalah dengan bersuara. Ketika saudara bersuara di dalam ruang doamu, maka dengan sendirinya saudara mau tidak mau akan berkonsentrasi. Saudara akan lebih mudah berkonsentrasi daripada saudara hanya merenung di dalam doa. Yang kedua, orang-orang Puritan mengajarkan kepada kita bagaimana mendisiplin pikiran adalah berdoa dengan membaca firman. Ketika saudara-saudara membaca firman, mungkin satu perikop atau satu pasal, maka saudara-saudara akan melihat ada prinsip atau ada permohonan yang bisa diungkapkan seturut dengan firman itu. Matthew Henry menuliskan sebuah buku mengenai doa, prinsipnya adalah berdoalah dengan mengembalikan kalimat-kalimat Tuhan kepada Tuhan. Itu akan membuat kita untuk tidak pergi kemana-mana dalam pikiran ketika kita berdoa. Tetapi ada pikiran yang lebih sulit lagi yang biasa kita jumpai yaitu jikalau kita berada di dalam ketakutan, kekuatiran, pergumulan, kesedihan yang dalam. Kita datang kepada Tuhan dengan beban pergumulan yang begitu besar. Dan kemudian seluruh kekuatiran, ketakutan, dan seluruh masa depan yang kelihatan begitu suram itu menghantui pikiran kita, dan kita tidak bisa menikmati Allah, tetapi di situ kita menikmati pergumulan kita. Ini adalah sesuatu yang mematikan, kita sulit sekali menang dalam keadaan seperti ini. Ketika kita berada di dalam pergumulan yang besar, kekuatiran, atau ketakutan dan problem-problem yang lain maka itu akan memenuhi pikiran kita dan kemudian membuat kita tidak bisa berdoa. Dan kita melihat seluruh kehidupan kita jungkir balik, segala sesuatunya tidak ada yang stabil. Adalah mudah untuk berdoa dalam keadaan yang stabil, tetapi sangat sulit berdoa dalam pergumulan demi pergumulan yang tidak selesai. Dan jikalau itu terjadi kepada diri saudara, apa yang harus kita kerjakan? Karena jangankan berbicara kepada Tuhan, bahkan untuk mengatur pikiran ini sulitnya luar biasa. Alkitab memberikan satu jalan keluar. Ada satu ayat Alkitab yang harus kita sama-sama ajarkan kepada jiwa kita. Mazmur 46:11 mengatakan, “Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.” Mari kita melihat Mazmur 46 dan bawa ayat ini ke rumahmu dan baca ayat ini malam ini dan biarlah itu boleh menentramkan jiwa kita. Kita mesti belajar mendidik jiwa kita dengan ayat ini. Mendidik jiwa kita untuk mengetahui bahwa apapun saja yang terjadi dalam hidup kita, Allah tetap memegang kontrolnya. Diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.

Ketika saya mendengarkan kalimat ini pertama kali adalah pada waktu itu saya ada dalam konferensi penginjilan. Saya tidak akan lupa masa itu. Satu persatu dari orang-orang penginjil jalanan itu diundang ke depan dan men-sharing-kan bagaimana pekerjaan-pekerjaan penginjilan mereka. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang dianiaya di Tiongkok, ini sudah terjadi 20 tahun yang lalu. Ada satu orang yang bahkan harus memakan tikus di penjara di Tiongkok. Dan dia menceritakan bagaimana pekerjaannya itu terhambat oleh komunis. Ada orang yang menjelaskan bagaimana masih banyak hal yang belum bisa dikerjakan karena begitu banyak tantangan dari negara-negara. Ada orang-orang yang mengabarkan Injil khusus untuk remaja, ada yang khusus untuk pemuda. Ada orang yang mengabarkan Injil khusus untuk membawa Alkitab masuk ke dalam dataran Tiongkok. Sebagian daripada orang-orang itu keluarganya ada yang dibunuh. Mereka mengalami aniaya demi aniaya. Ketika mereka menceritakan satu persatu, mungkin ada 7 sampai 8 orang. Setiap orang kurang lebih satu setengah jam mereka menyatakan firman dan menyatakan kesulitan-kesulitan mereka tentu dengan Tuhan menolong. Tetapi ada satu orang yang maju ke depan dan kemudian menyatakan apapun saja yang kita hadapi, apapun saja keinginan kita untuk terus bisa maju untuk Tuhan dan ketidak-puasan kita akan segala pekerjaan kita, apapun saja kegagalan ataupun keberhasilan yang sangat sedikit itu, diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah.

Hidup di dunia ini pergumulannya bisa mematikan hati kita, jangankan untuk berdoa, bahkan kita tidak sanggup untuk masuk ke dalam ruang doa. Tetapi Alkitab mengatakan kepada kita, “Diam, diamlah jiwaku, dan ketahuilah bahwa Allah adalah tetap Allah di Surga.” Itu akan menstabilkan jiwa dan membuat kita bisa berdoa karena kita mau menundukkan diri kita kepada kedaulatan-Nya. Itu akan membuat jiwa kita kuat dan pikiran kita mulai jernih sehingga kita boleh berdoa dengan terfokus kepada Bapa di Surga. Saya teringat akan satu ilustrasi yang Pak Tong katakan, “Biarlah orang kristen itu makin mengenal Allah dan orang yang mengenal Allah memiliki jiwa yang stabil seperti singa.” Lalu kemudian saya pikir, jiwa yang stabil seperti singa maksudnya apa? Kemudian Pendeta Stephen Tong mengatakan, “Engkau lihat dari seluruh binatang, begitu ada thunder storm, begitu ada halilintar maka kemudian ayam itu pergi semuanya, lalu kucing itu pergi ketakutan, burung itu pergi kemana-mana, semuanya kaget dan semuanya pergi berlari-lari. Tetapi singa itu jiwanya tenang. Ketika dia itu sedang beristirahat, dan petir itu menyambar, maka dia hanya membuka matanya melihat ke langit dan menutupnya lagi.” Tenang, diam dan ketahuilah bahwa Akulah Allah. Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi, dan pe-mazmur mengatakan: Tuhan semesta alam menyertai aku. Kota benteng kita adalah Allah Yakub. Tenangkan hatimu dan luruskan pikiran kita, ingatlah ayat ini untuk kita bisa berdoa.

Matius 6:5-9

Kita sudah masuk ke dalam bagian kedua dari kesalehan orang Yahudi. Yang pertama adalah sedekah, dan yang kedua adalah berdoa. Dan ini adalah satu introduction di dalam sebuah khotbah berkenaan dengan doa Bapa kami. Hal-hal yang membuat Allah pasti tidak menjawab doa kita.

1.Pertama, Allah tidak menjawab doa kita jikalau kita tidak berdoa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Saya tidak mengatakan bahwa saudara harus mengucapkan nama Tuhan Yesus Kristus seperti mantra. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan, jikalau engkau ada di dalam Aku dan Firman-Ku ada di dalam engkau, maka minta apa saja yang kau kehendaki, pasti Aku akan mengabulkan. Maka saudara-saudara ini adalah satu janji kepastian. Ini sesuatu yang pasti Tuhan akan mengabulkan doa kita, jika dan hanya jika kita ada di dalam Kristus dan Firman-Nya tinggal di dalam kita. Saya masih teringat akan satu kakak dari isteri saya. Dahulu dia tidak mengenal Kristus, dan sudah dikabarkan Injil berkali-kali, sudah memperkenalkan Kristus kepadanya, tetapi terus dia mengeraskan hati. Kadang-kadang orang yang mengeraskan hati kepada Kristus, Tuhan memberikan sesuatu kesulitan besar. Bukan karena Allah kejam kepada dia, tetapi tanpa itu manusia tidak akan mencari Allah yang sejati. Maka ketika dia berada dalam kesulitan yang besar, sakit yang parah, dan masuk ke dalam operasi yang sangat menakutkan. Maka isteri saya datang kepadanya, dan sekali lagi berkata: "Kakak, jikalau engkau sudah mencari pertolongan kanan kirimu ke belakang selama ini engkau tidak mendapatkannya, maka aku katakan kepadamu, masih ada satu jalan keluar, lihat ke sorga, dan berseru kepada Tuhan Yesus, katakan kepada Dia, Tuhan Yesus aku tidak mengenal Engkau, tetapi Engkau mengenal aku, kasihani aku, jawablah doaku, biar aku tahu bahwa Engkau adalah Allah yang hidup." Dan Tuhan itu menjawab doanya. Barangsiapa di dalam Aku dan Firman-Ku ada di dalam kamu, minta apa saja yang engkau kehendaki pasti engkau akan dikabulkan. Sudah berapa banyak engkau sia-sia dalam hidupmu, engkau beragama apapun saja engkau tahu tidak ada kedamaian di dalam hidupmu. Engkau berdoa apa saja engkau tahu bahwa itu adalah kemungkinan-kemungkinan yang kosong. Karena allahmu itu adalah allah yang tidak ada. Di dalam Alkitab, Allah Tritunggal-lah, Allah yang sejati. Dan Allah Tritunggal itu menyatakan diri-Nya di dalam Yesus Kristus, menebus hidupmu, membuat engkau boleh berdiri di depan Allah Bapa, mendapatkan kasih karunia-Nya. Setiap orang yang mau berjumpa dengan Allah, maka engkau harus tahu bahwa itu adalah perjumpaan yang menakutkan kecuali kita ada di dalam Yesus Kristus. Takhta Allah adalah takhta penghakiman bagi manusia yang berdosa, tetapi takhta Allah menjadi takhta kasih karunia bagi orang berdosa di dalam Yesus Kristus.

2.Hal yang kedua adalah jikalau pikiran kita ketika berdoa terus menerus liar dan tidak terkontrol. Maka Alkitab mengatakan jadilah tenang supaya engkau itu bisa berdoa. Alkitab juga mengatakan, “Diam, ketahuilah bahwa Akulah Allah.” Setiap orang ketika berbicara berkenaan dengan Allah, hidupnya, kalimatnya, hatinya, harus serius. Ini bukan permainan, ini keseriusan, sungguh-sungguh. Ini bukan membuat kita tertekan, tetapi ini membuat hati kita harus bulat, pikiran kita harus tajam, ketika kita berhadapan, berkata-kata dengan Allah yang suci.

3.Hal yang ketiga adalah di dalam hati kita ada kejahatan atau dosa yang tidak mau kita akui. Mari kita melihat satu bagian Firman Tuhan yang begitu jelas. Mazmur 24:3-4. Mari kita membaca bersama-sama ayat ini. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." Daud menyatakan siapa yang boleh datang ke tempat takhta Tuhan, siapa yang boleh naik ke atas gunung-Nya Tuhan, maka dia menyatakan orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.

Saudara-saudara, hidup kita pasti ada dosa, Alkitab tidak menetapkan standar bahwa kita tidak boleh ada dosa baru boleh berdoa. Tetapi Alkitab menyatakan jikalau ada dosa jangan ditutupi di hadapan Allah tetapi kita mesti mengakuinya. Jikalau Roh Kudus menunjukkan kepada hati kita sesuatu dosa, kita harus setuju sama Dia. Ini adalah sesuatu kehidupan yang jujur, tulus, terbuka di hadapan Allah dan manusia. Hidup yang tulus itu artinya hatinya tidak liku-liku. Di hati yang jujur itu artinya adalah sesuatu yang dibicarakan adalah garis lurus atau sama dengan apa yang ada di hati. Sesuatu yang terbuka itu adalah sesuatu yang tembus pandang tidak ada penghalang antara kita dengan Allah. Ketika Alkitab menyatakan dosa, maka saudara tidak dimaksudkan untuk membandingkan diri dengan orang lain, tetapi membandingkan diri dengan standar-Nya Allah, yaitu pribadi Allah itu sendiri, maka kita semua adalah orang yang berdosa. Tetapi ketika kita datang ke tempat suci-Nya Allah di dalam doa, maka Alkitab mengatakan yang bersih tangannya, yang murni hatinya yang boleh datang. Itu artinya bahwa tidak ada sesuatu dosa yang kita ketahui, yang kita tidak akui. Banyak dari antara kita memiliki dosa-dosa yang kita sering tidak sadari. Tetapi begitu kita sadar akan dosa-dosa kita, apalagi dosa-dosa yang sengaja kita lakukan, kita sungguh-sungguh harus mengakuinya di hadapan Allah dan kita tidak sama sekali menutupnya, tidak menghindarinya, dan kita sungguh-sungguh datang dengan keterbukaan di hadapan Allah. Ketulusan, kejujuran dan keterbukaan, ini bukan karakter, ini bukan proses, tetapi keputusan hati here and now. Kalau saudara-saudara adalah orang yang suka marah, maka saudara tidak mungkin bisa berubah besok atau minggu depan bahkan. Saudara mungkin akan menyesali kemarahan saudara, saudara mungkin akan mengatakan kepada diri sendiri bahwa saya sudah salah, dan saudara mau berubah, tetapi karena itu karakter, tidak mungkin bisa berubah dalam satu minggu, satu bulan, bahkan satu tahun. Tuhan akan mengubah perlahan demi perlahan seperti batu karang yang digerus oleh air laut. Tetapi, ketika berbicara mengenai kejujuran, keterbukaan dan juga ketulusan, itu bukan proses. Itu adalah keputusan hati kita di hadapan Allah. Kita tidak bisa mengatakan saya makin hari makin jujur. Saudara mau bertemu dengan orang seperti itu? Tidak ada. Ketulusan, kejujuran dan keterbukaan itu adalah here and now. Alkitab dengan jelas menyatakan siapa yang boleh datang ke gunung-Nya Tuhan, orang yang bersih tangannya dan murni hatinya. Kita tidak mungkin bisa melayani Tuhan tanpa kemurnian. Mintalah itu dari Tuhan dan jagalah itu di dalam diri kita. Doa selalu membuat kita introspeksi diri dan menyadari diri sendiri. Calvin di dalam hal ini mengatakan tidak ada yang dapat sungguh-sungguh berdoa kepada Allah kecuali dia murni hatinya.

Hal yang keempat adalah doa yang lahir dari jiwa yang sinkretis. Mari kita membuka Keluaran 32:1-8, ada sesuatu yang penting yang Tuhan ajarkan di dalam hal ini.

Saudara-saudara, apa yang membuat doa kita itu tidak dijawab oleh Allah? Ada satu pelajaran besar di dalam Alkitab, yaitu sinkretisme. Sinkretisme adalah menggabungkan sesuatu yang non-Kristen ke dalam Kekristenan. Dan begitu banyak orang Kristen melakukan hal ini dan sangat mendukakan hati Allah. Dan jikalau kita tidak hati-hati, maka ini akan menghasilkan satu kemarahan Allah kepada kita. Saya mengatakannya dengan serius. Itulah sebabnya saudara-saudara kita harus mengenal Firman dan bertumbuh mengenal Allah sehingga kita tidak memasukkan unsur sinkretis di dalam kehidupan kita.

Saya akan jelaskan sedikit berkenaan dengan ayat ini. Musa dan Yosua pergi menghadap Allah. Dan semua orang Israel kemudian menjadi kuatir karena mereka itu tidak datang. Maka kemudian mereka berpikir Musa mungkin sudah hilang, maka sekarang kita mesti menyembah Allah. Mereka mendesak Harun dan kemudian Harun mengatakan kepada mereka untuk mengumpulkan seluruh anting-anting atau apapun saja yang emas. Kemudian mereka melebur emas itu dan membuat patung tuangan anak lembu emas, serta menyembah anak lembu emas itu. Lalu Harun mengatakan, “Hai Israel, inilah Allah yang membawa engkau keluar dari Mesir.” Dan semua orang-orang Israel menyatakan inilah Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir. Inilah Tuhan Yahweh yang membawa aku keluar dari Mesir.

Perhatikan baik-baik. Apakah motivasi mereka salah? Tidak! Mereka sungguh-sungguh mau menyembah Allah. Mereka mau menyembah Yahweh. Mereka tidak menyembah siapapun saja. Apakah mereka itu setengah hati di dalam beribadah? Jika dibandingkan dengan banyak orang yang duduk di tempat ini, mereka memberikan lebih baik daripada kita. Mereka memberikan seluruh emas yang mereka punya. Mereka adalah bukan orang kaya. Mereka keluar dari Mesir, itu adalah tabungan mereka untuk bisa membeli makan dan minum sampai ke tanah Kanaan. Mereka menyembah Allah yang benar. Mereka memiliki motivasi menyembah yang benar. Mereka berbagian dalam sesuatu yang terbaik yang mereka punya dan itu adalah benar. Tetapi ada satu hal yang mereka itu salah besar. Mereka menggambarkan Allah Yahweh itu adalah lembu emas. Dari mana gambaran itu? Karena mereka sudah begitu lama di Mesir, dan ilahnya Mesir untuk kekuatan adalah lembu. Mereka memasukkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam ibadah Kristen. Berapa banyak orang Kristen minta untuk rumahnya diberkati tetapi mencari tanggal terlebih dahulu. Mau menikahkan anak, mencari tanggal dahulu. Mau membeli rumah melihat feng shui-nya bagus atau tidak. Engkau menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen di dalam hidup yang Kristen, itu sangat mendukakan hati Allah.

Di dalam kitab Galatia, Paulus begitu marah dan mengatakan: Terkutuk orang-orang yang mengatakan kalau engkau mau diselamatkan maka engkau memerlukan Kristus dan sunat. Orang-orang seperti itu menggabungkan sesuatu kepada kekristenan. Ada orang-orang juga yang mengatakan engkau tidak menjadi orang Kristen yang benar jikalau engkau cuma punya Kristus, engkau harus punya Kristus dan bahasa roh. Engkau harus memiliki Kristus dan melakukan yoga. Semuanya itu adalah sinkretisme. Menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam kekristenan.

Tetapi bukan itu saja, ada satu masalah besar di dalam kerohanian kita ketika kita berdoa di dalam sinkretisme ini. Alkitab mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami di sorga. Saudara-saudara ketika saya membaca ayat itu saya sangat-sangat sulit untuk mengertinya. Bagaimana Allah di sorga itu digambarkan dengan Bapa? Itu bukan saja gambaran, itu adalah nama Allah oknum pertama. Nama Allah oknum pertama adalah Bapa. Nama Allah oknum kedua adalah Anak. Nama Allah oknum ketiga adalah Roh Kudus. Tetapi kata Bapa ini adalah sesuatu yang sudah common, sudah umum, ada di tengah-tengah kita.

Perhatikan baik-baik, relasi kita dengan bapa kita maka itu akan memberikan pengaruh yang besar di dalam kita berelasi dengan Bapa di sorga. Relasi kita, relasi anak dengan bapa duniawi akan mempengaruhi pengenalan anak tersebut kepada Allah yang sejati. Maka di dalamnya kalau kita tidak hati-hati maka sinkretisme itu terjadi. Orang-orang yang tidak membaca Firman Tuhan itu akan berelasi dengan Allah itu seakan-akan berelasi dengan papanya duniawi. Ada satu buku yang kecil ditulis oleh J.B. Phillips dan judulnya adalah Your God is Too Small. Dan di dalam tulisannya, dia mengatakan begitu banyak orang Kristen itu memandang Bapa di sorga, berelasi dengan Dia, meminta sesuatu dengan Dia, berdoa kepada Dia sangat-sangat dipengaruhi bagaimana bapa di dunia ini berelasi dengan dia. Dan kemudian dia menuliskan kurang lebih seperti ini. Jikalau seorang anak memiliki bapa yang begitu menakutkan, diktator, maka uniknya ketika dia berelasi dengan Bapa di sorga menjadi Allah yang begitu menakutkan. Kalau seorang anak memiliki seorang bapa duniawi yang lemah pendiriannya, maka dia akan melihat Allah Bapa di sorga akan mengabulkan doanya ketika dia merengek-rengek. Saudara pasti pernah ketemu dengan keluarga yang anaknya itu kalau meminta sesuatu papanya kemudian katakan tidak, lalu kemudian anak itu akan merengek-rengek teriak keras sekali dan ketika papanya tetap mengatakan tidak, dia akan guling-guling di gereja atau di mall, sambil teriak-teriak untuk menarik seluruh perhatian kita dan kemudian papanya memberikan apa yang diinginkannya. Berapa banyak yang seperti itu? Anak itu tahu dengan cara seperti ini aku akan mendapatkan apa yang aku minta. Orang itu sangat mungkin akan menjadi orang Kristen yang terus menerus berdoa kepada Tuhan bukan dengan spirit tekun, tetapi spirit memaksa. J.B. Phillips juga mengatakan, seorang anak yang memiliki bapa yang unpredictable, kadang bapanya senyum atau bapanya marah besar ketika dia melakukan hal yang sama, seakan-akan bapanya tidak memiliki prinsip yang bisa dibaca, maka anak ini akan bergaul dengan Tuhan dengan jiwa yang tidak pernah bisa merasa dekat, tidak bisa complete trust. Meskipun dia tidak meragukan kebenaran Alkitab tetapi uniknya hidup anak ini selalu gelisah, kuatir dan sangat sulit untuk bersukacita di dalam Kristus. Hal yang lain adalah anak yang bertemu dengan bapa duniawi yang terus menuntut, menghasilkan anak ini selalu curiga, merasa bapanya itu tidak adil dan uniknya maka jiwa seperti ini akan terproyeksi ketika dia berdoa berelasi dengan Bapa di sorga, jiwanya tidak pernah tenang, tidak pernah rest, merasa Allah itu begitu terus mendesak dia.

Saudara-saudara hari ini adalah Father’s DayGeorge MacDonald mengatakan menjadi ayah adalah tugas terbesar di dunia. Ketika saya membaca itu saya berpikir apakah betul kalimat itu? Menjadi ayah adalah tugas terbesar di dunia. Sampai saya bertemu dengan ayat-ayat ini, ya betul menjadi ayah, saudara dan saya, adalah tugas terbesar di dunia. Kenapa? Karena panggilan kepada Allah, nama Allah oknum pertama Tritunggal, Bapa, dilekatkan kepada kita. Tidak ada satu posisi yang begitu jelas menggambarkan Bapa di sorga selain posisi yang kita miliki hai para ayah. Bagaimana kita berelasi dengan anak-anak kita? Bagaimana anak-anak kita melihat kita, akan sangat mempengaruhi bagaimana mereka melihat dan berelasi dengan Bapa di sorga. Jikalau kita tidak hati-hati dan bertobat, saudara sedang mengukir jiwa anak yang memiliki jiwa yang sinkretis. Motivasi mereka mungkin betul, mereka memberikan yang terbaik, mereka berkata kepada Bapa di sorga ditujukan doanya kepada objek yang tepat, tetapi ketika mereka membayangkan mengenai Bapa yang di sorga mereka membayangkan saudara dan saya. Orang Israel membayangkan Jehovah mereka dengan membayangkan lembu emas kepunyaan Mesir.

Saya akan menutup khotbah ini dengan beberapa hal khususnya bagi saudara dan saya bapa di dunia ini yang harus kita lakukan. 

Pertama, tuntutlah diri kita untuk kita makin mengenal Bapa di sorga melalui Alkitab. Tuntut diri untuk mengenal Dia dengan kita membaca Alkitab secara teratur. Tidak cukup saudara mendengarkan khotbah. Tidak cukup saudara-saudara datang pergi ke gereja saja. Begitu banyak dari kita itu datang bahkan melayani di gereja itu adalah not enough. Kita harus berubah, kita harus menuntut diri untuk mengenal Bapa di sorga. Menuntut diri untuk semakin takut kepada Allah Bapa di sorga. Kalau saudara-saudara mau melihat apa yang menjadi masalah di dalam keluarga kita, adalah bukan anak kita, adalah bukan isteri kita, tetapi kita. Jikalau kita mau untuk isteri kita berubah, kalau kita mau anak-anak kita berubah, maka kita yang harus berubah dan bagaimana kita berubah? Adalah kalau kita makin mengenal Allah Bapa di sorga. Di dalam Alkitab, prinsip kerusakan keluarga selalu adalah bapa. Di dalam Alkitab, yang menjatuhkan seluruh umat manusia di dalam dosa bukan Hawa, meskipun Hawa yang mengambil buah itu tetapi the silence of Adam. Dimana suara Adam pada waktu Hawa mengambil? Seorang laki-laki kepala keluarga yang menarik diri dari hal-hal rohani. Hari ini saya mau membawa bapa-bapa untuk sungguh-sungguh memegang jabatan imam di dalam keluarga. Saudara-saudara perhatikan kalimat di bawah ini, kita para suami harus lebih kuat lebih daripada isteri kita di dalam takut akan Tuhan. Banyak keluarga yang tonggak kerohaniannya bukan pada ayah tetapi ibu. Tetapi Alkitab menyatakan tugas ini bagi saudara dan saya sebagai seorang bapa. Di rumah, bacalah Mazmur 128 berkenaan bagaimana Tuhan memberkati seluruh keluarga. Ayat awalnya adalah berbicara berkenaan berbahagialah orang laki-laki yang takut akan Allah maka kemudian berkat Tuhan akan mengalir, isterinya diberkati, anaknya diberkati, cucunya diberkati, dan pekerjaannya diberkati. Kalau saudara-saudara melihat dalam Kejadian 3, maka Allah mengutuk bumi, maka manusia itu bekerja keras tetapi hasilnya itu tidak seberapa. Tetapi kalau saudara melihat Mazmur 128, saudara akan menemukan satu gambaran orang laki-laki yang takut akan Allah seakan-akan kutuk itu diangkat. Tuntutlah diri kita untuk makin mengenal Bapa di sorga supaya kita berubah makin lama makin serupa dengan Kristus. Sehingga ketika kita berelasi, anak kita akan mengenal Bapa di sorga melalui hidup kita. Kalau tidak, mereka akan memiliki jiwa yang sinkretis ketika mereka berelasi dengan Bapa di sorga.

Hal yang kedua, adalah sebaik apapun kita para bapa kita tidak sempurna. Bapa di sorga-lah yang sempurna. Maka bawa anak-anak kita dan seluruh keluarga kita mengenal Bapa di sorga melalui Firman dan gereja-Nya. Tuntun mereka untuk makin menyukai Firman dan gereja. Bukan dengan terpaksa, tetapi dengan sukacita. Perhatikan, engkau tidak bisa memberikan sesuatu yang kita tidak punya. Kalau engkau dan saya tidak menyukai Firman, maka kita hanya bisa memaksa anak kita untuk membaca Firman. Tetapi kalau kita menyukai Firman, maka spirit itu akan muncul kepada anak kita ketika kita menyuruhnya membaca Firman. Hati-hati dalam hal bergereja. Kalau saudara-saudara datang dengan sukacita dan bersyukur, dengan melihat bahwa ini adalah sesuatu privilege dari Tuhan untuk saya boleh bergereja di tempat ini, maka ketika saudara mengajak anak saudara pergi ke gereja, dia akan bersukacita, dia akan senang karena ini adalah keluarganya, dia akan melihat bagaimana orang-orang sucinya Tuhan itu hadir dan bersekutu di gereja, mereka akan mengerti adalah lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat yang lain. Tetapi kalau engkau sendiri memaksa dirimu untuk pergi ke gereja dan engkau sebenarnya tidak menyukainya, engkau melihat begitu banyak kekurangan gereja, maka saudara-saudara akan membuat anakmu melihat engkau adalah orang yang hypocrite. Saudara kenalkan mereka kepada Firman dan gereja. Karena melalui Firman dan pekerjaan Allah di dalam gereja-Nya, Allah itu menyatakan diri-Nya.

Ada cerita yang sungguh-sungguh terjadi, seorang anak yang kecil yang berkata kepada bapanya: “Papa, besok kita pergi ke gereja ya mendengarkan Tuhan Yesus Kristus, aku sangat menyukainya. Tuhan Yesus menyayangi hidup kita.” Tetapi papanya mengatakan, “Oh tidak, gereja itu ada setiap minggu. Minggu ini papa sangat-sangat sibuk dan lelah, papa perlu istirahat. Kita akan pergi ke gereja next time, setiap minggu ada.” Ketika mereka semua makin besar dan papa itu sudah semakin tua dan kemudian papa itu sudah tidak lagi bekerja dan kemudian suatu hari meminta kepada anaknya untuk keesokan harinya pergi ke gereja. Anaknya mengatakan kepada papanya tidak bisa karena sudah punya janji sampai malam sekali, akan sangat letih dan tidak bisa pergi ke gereja. Apa yang engkau katakan kepada anakmu akan dikembalikan kepadamu pada hari tuamu.

Kenalkan mereka kepada Firman. Kenalkan mereka untuk mengasihi Firman dan gereja. Kalau tidak, mereka akan memiliki jiwa yang sinkretis dan tidak mengasihi Allah. Kiranya Tuhan boleh memimpin kita para bapa dan seluruh anak dan seluruh isteri doakan suami dan juga papamu

Matius 6:5-9

Matius 5-7 berbicara mengenai khotbah Yesus di bukit. Dan ini adalah kalimat-kalimat Yesus untuk menyerang orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Ketika kalimat kebenaran itu dinyatakan maka pada saat yang sama maka kesalahan itu akan terbongkar. Maka sebaik apapun, sehalus apapun maka seluruh kesalahan itu akan diungkapkan. Dan ketika Yesus Kristus menyatakan di dalam doa, maka Dia mengajarkan sesuatu melampaui ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Dan bukan saja sesuatu yang melampaui, pertama-tamanya Dia menegur murid-murid-Nya, jangan kamu seperti mereka. Ini bukan bersifat oikoumene, menjangkau seluruhnya. Ini adalah kalimat yang tidak disukai pada saat ini, seakan-akan menyalahkan orang lain. Tetapi sekali lagi, ketika kebenaran itu dinyatakan, maka ini sekaligus akan menyerang segala kesalahan. Yesus Kristus dengan jelas sekali menyatakan jangan engkau seperti mereka. Di tempat yang lain Yesus Kristus mengatakan engkau sudah mendengarkan Firman mengenai hal ini, tetapi Aku mengatakan sesungguhnya yang benar adalah yang ini. Saudara-saudara kita harus selalu membuka jiwa kita untuk mengerti Firman yang benar. Saudara kita jangan pernah punya kenaifan kekristenan seluruh pengajaran benar. Ada yang benar, dan ada yang salah. Ada yang sehat, ada yang pengajarannya seperti racun. Ada yang pengajarannya itu luas, ada yang pengajarannya begitu sempit. Tidak semua gereja sama. Tidak semua teologia sama. Tidak semua interpretasi sama. Jangan kamu seperti mereka demikian kata Yesus. Maka ini adalah pengajaran Yesus Kristus mau menyatakan jangan engkau berdoa seperti ini. Dan di dalam beberapa minggu ini, sampai saat ini, saya membuka kalimat Yesus itu, mengelaborasi apa yang Alkitab katakan.

Beberapa waktu yang lalu saya sudah berbicara mengenai empat hal Tuhan tidak menjawab doa. Yang pertama jikalau kita berdoa tidak di dalam nama Kristus. Yang kedua adalah ketika kita berdoa dengan pikiran yang liar dan tidak terkontrol. Hal yang ketiga adalah jikalau hati kita jahat dan dosa yang tidak kita akui maka Allah pasti tidak mendengar. Alkitab mengatakan apakah yang membuat Aku tidak mendengarkan doamu? Apakah terlinga-Ku tertutup? Apakah tangan-Ku itu kurang panjang untuk menolong engkau? Allah menyatakan Aku tidak menolong engkau, Aku tidak menjawab doamu, karena engkau berdosa di hadapan-Ku. Hal yang keempat. Kalau kita itu berdoa tetapi doa itu lahir dari jiwa yang sinkritis. Di dalam ayat ini Alkitab mengatakan di dalam doamu jangan kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Jangan engkau seperti pagan. Jangan engkau seperti orang penyembah berhala. Apa itu? Apa kebiasaan mereka? Mereka itu berdoa dengan kalimat-kalimat yang panjang bertele-tele. Diulang-ulang terus. Bukan karena ketekunan. Bukan karena kerendahan hati. Tetapi adalah karena mereka berpikir itu adalah mantra untuk bisa dikabulkan. Banyak sekali orang Kristen melakukan hal-hal ritual agama Kristen yang sebenarnya bukan ada di dalam Alkitab. Saudara menggabungkan sesuatu yang bukan Kristen ke dalam ibadah Kristen. Maka ini adalah disebut sebagai sinkritisme. Dan itu mendukakan hati Allah. Alkitab dengan jelas menyatakan. Berdoa kepada Allah jangan seperti pagan. Dan saya akan lanjutkan hari ini. Apa di dalam prinsip apa di dalam Alkitab dimana seseorang berdoa dan Allah itu tidak mengabulkan.

Hal yang kelima. Jikalau kita berdoa dan doa itu lahir dari kasih yang hambar dan tradisi yang kosong. Mari kita melihat Hosea 6:4-6. Apa yang terjadi pada orang-orang Israel pada waktu itu? Kenapa ritual mereka menjadi sesuatu kebencian bagi Allah? Mereka tetap melakukan perpuluhan. Mereka tetap melakukan doa. Mereka tetap melakukan puasa. Mereka tetap pergi ke perkumpulan-perkumpulan untuk menyembah Allah. Mereka tekun melakukan hal itu. Tetapi kenapa seluruh ibadah mereka itu menjadi kekejian bagi Allah? Jawabannya adalah karena Allah melihat ibadah mereka adalah sebuah rutinitas tanpa sesuatu kasih. Tidak ada api lagi. Tidak ada kesegaran lagi. Tidak ada kerendahan hati lagi. Sesuatu yang sifatnya mekanis terus menerus terjadi. Mereka mengikuti tradisi demi tradisi. Dan tradisi itu kosong adanya. Dan Alkitab menyatakan Aku tidak menyukai semua itu. Aku menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korbanmu hai Israel. Aku menyukai kasih setia lebih daripada korban sembelihanmu hai Israel. Di tempat yang lain, Allah pernah menyatakan apakah engkau pikir bukan Aku yang memiliki seluruh binatang itu? Bukankan Aku yang memiliki seluruh hutan itu? Aku yang memilikinya. Dan engkau mempersembahkannya pada-Ku? Seakan-akan Allah itu membutuhkannya. Engkau mempersembahkannya kepada Allah atau karena Allah perintahkan. Tetapi itu tidak lahir dari cinta kasih. Berapa banyak ritual kita seperti itu? Berapa banyak orang yang malam hari ini pergi ke gereja ini dengan satu sukacita, satu kehausan akan Allah? Ataukah engkau datang karena engkau diabsen? Mama, papa, saudara-saudara, yang ada di Indonesia memonitor engkau sehingga engkau hadir? Atau sebagian engkau hadir karena ini hari Minggu? Engkau mau membereskan sense of divinity di dalam hatimu, kalau tidak pergi ke gereja tidak enak rasanya. Tetapi tanpa ada sesuatu kehausan. Tanpa ada sesuatu cinta kasih. Tanpa ada sesuatu kobaran api. Tanpa ada sesuatu kerinduan. Dan seluruhnya adalah ritual yang kosong. Kasih yang hambar. Dan Allah tidak menghendaki. Dan Allah tidak akan menjawab doa seperti ini. Orang-orang Puritan mengatakan Roh Kudus akan mengajarkan kita content doa. Tetapi bukan saja content doa, bentuk hati kita ketika kita itu menghadap Allah. Tidak ada hati yang dingin yang bisa untuk datang ke tahta Allah. Setiap orang yang mau datang ke tahta Allah dan kemudian didengar oleh Dia. Dan dikabulkan doanya. Adalah dengan kerinduan yang besar dan itu tidak bisa dia-adakan. Itu hanya bisa kalau Allah itu menganugerahkan pengenalan akan Dia.

Saudara-saudara, di dalam Alkitab maka saudara-saudara akan menemukan prinsip ini. Kita diminta untuk berdoa dengan disiplin terus menerus tekun. Sama seperti seorang janda yang mengetuk pintu rumah hakim. Mengetuk lagi. Ketuk lagi. Sampai hakim itu membukakannya. Pada hari terakhir demikian kata Yesus Kristus. Apakah anak manusia mendapatkan iman di bumi ini? Ada ketekunan. Tetapi ketekunan itu bukan ketekunan yang hambar. Ketekunan itu adalah ketekunan yang bersemangat. Ketekunan itu adalah ketekunan yang penuh dengan api. Ketekunan yang penuh dengan kerinduan. Ketekunan dengan kesegaran setiap hari. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan. Jangan engkau tahan anak kecil itu datang kepada-Ku karena dialah yang memiliki Kerajaan Sorga. Apa yang anak kecil itu miliki? Kesegaran. Sense of wonder, ketertakjuban, setiap hari, walaupun itu diulang-ulang. Saya mengerti Firman ini adalah dari pengalaman hidup saya. Saya masih ingat beberapa puluh tahun yang lalu. Anak saya yang pertama masih kecil kurang lebih umur ±3 tahun. Ketika saya itu bekerja dan saya pulang kerja sekitar jam 6 sore. Setelah saya memasukkan mobil saya ke garasi rumah dan memasuki pintu rumah, anak saya yang masih kecil itu selalu bersembunyi di balik pintu itu, dan memberikan surprise kepada saya. Dia meloncat dengan seluruh mimik yang takjub dan kemudian dia mengatakan “dor!” Dan saya kemudian berkata, “Papa kaget!” Dan itu diulang berbulan-bulan. Mungkin buat kita sesuatu yang lucu. Tetapi buat anak kecil hal yang sama setiap hari tetapi segar. Apakah kita masih punya hati seperti itu setiap hari bertemu dengan Tuhan di dalam doa atau tidak? Ketertakjuban. Kesegaran. Bukan tradisi yang diulang-ulang yang kosong. Kebanyakan dari kita bahkan berdoa itu dengan pikiran yang kosong, dengan afeksi yang hambar. Kita sudah kehilangan hal-hal seperti ini. Dan Alkitab mengatakan Aku menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korban bakaran. Menyukai kasihmu hai Israel bukan korban sembelihan. Engkau memberikan korban itu kepada-Ku tetapi di mana hatimu? Apakah engkau mau jikalau istrimu itu menyiapkan makanan kepadamu karena itu adalah pekerjaannya? Apakah engkau mau untuk orang-orang di dalam kepengurusan GRII Sydney melakukan segala sesuatunya hanya karena responsible-nya saja tetapi tanpa hati. Allah menghendaki hati. Kedisiplinan dan kesegaran menjadi satu dan dua ini ada jika dan hanya jika saudara dan saya bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah. Kalau saudara dan saya tidak bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah, ketika kita berdoa saudara tahu itu adalah keluar dari legalism. Kiranya Tuhan mengasihani kita.

Hal yang keenam, terakhir. Yaitu kita berdoa dengan ambisi permintaan yang keliru, ambisi motivasi yang salah. Di dalam ayat ini, di dalam Matius 6, Yesus Kristus mengatakan jangan engkau berdoa seperti orang Farisi, mereka mengucapkan doanya dengan motivasi satu, dipuji oleh manusia, seluruh isi hatinya, arahnya adalah kepada manusia dan bukan kepada Allah. Arah dari hati itu penting sekali. Saudara dan saya tidak bisa menilai orang Farisi itu, ada dua orang Farisi berdoa hal yang sama, berdoa juga di depan jalan, orang Farisi atau orang Israel kebanyakan kalau berdoa dengan berdiri dan juga dengan mata terbuka ke langit. Tidak berarti bahwa mereka itu selalu akan menginginkan pujian manusia, tetapi Yesus Kristus mengatakan ada orang-orang yang berdoa demikian untuk pujian manusia. Orang-orang seperti ini jangan engkau ikuti, perhatikan hatimu, perhatikan motivasimu dan juga perhatikan apa ambisi engkau meminta. Mari kita melihat Yakobus 4:1-4. Meminta dengan motivasi yang keliru. Oh, aku berdoa supaya di lihat oleh orang. Oh, aku berdoa ngotot, aku tekun, adalah untuk mendapatkan apa yang aku minta. Engkau meminta, engkau tidak mendapat apa-apa karena engkau salah meminta dan yang kamu minta itu untuk engkau habiskan dengan hawa nafsumu.

Perhatikan baik-baik, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, katakan di dalam doa apa yang kita inginkan, tetapi jagailah hati kita. Ketika kita menyadari Allah mengatakan “stop” maka berhentilah untuk meminta dan bersyukurlah kepada Tuhan karena Dia memiliki rencana yang lebih tinggi daripada apa yang kita pikirkan. Calvin menyatakan kita harus berdoa tidak lebih dari yang Tuhan perbolehkan. Kita tidak bisa meminta sesuatu yang di luar janji Tuhan. Kita tidak bisa menuntut sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Hati-hati dengan kebutuhan kita. Karena kebutuhan jikalau kita tekan akan menjadi keinginan, tetapi kalau keinginan kita tekan akan menjadi hawa nafsu. Alkitab dengan jelas mengatakan, Allah akan memenuhi seluruh kebutuhanmu, tetapi tidak pernah ada janji Allah akan memenuhi seluruh keinginanmu dan ingatlah jikalau sudah sampai kepada nafsu, maka kita berada di dalam bahaya, apalagi jikalau itu diberikan, apalagi jikalau doa berdasarkan nafsu itu ada hasilnya. Jangan berfikir bahwa setiap doa yang dijawab pasti dijawab karena kebaikan Allah. Perhatikan baik-baik prinsip Alkitab, saudara-saudara tidak diperbolehkan menilai bahwa memperoleh atau tidak memperoleh menjadi tolak ukur kebenaran doa kita. Di dalam Alkitab ada doa-doa yang jelas dikabulkan tetapi dikabulkan karena kemarahan Allah.

Di dalam Alkitab dengan jelas ada doa-doa yang dikabulkan tetapi Allah memberikan setan yang mengabulkannya. Matius 4:11 menyatakan bahwa Yesus dicobai. Kenapa Yesus dicobai? Yesus itu memerlukan sesuatu hal untuk kehidupan-Nya karena Dia adalah Allah oknum ke-2 yang berinkarnasi (kenosis). Maka Dia adalah seperti saudara dan saya, dan setan kemudian datang dan setan datang 3 kali mencobai Dia dengan segala sesuatu yang Dia perlukan. Engkau Anak Allah? Maka ubah batu menjadi roti. Yesus memerlukan makanan karena Dia manusia biasa seperti engkau dan saya, dan ketika hal itu terjadi setan menyatakan. Apa yang Alkitab mau ajarkan implikasinya adalah setan bisa memberikan kepada kita apa yang kita inginkan. Saudara jangan pernah berpikir kalau saudara dan saya dikabulkan pasti itu dari kebaikan Allah. Sering sekali jikalau kita itu meminta dengan ngotot karena hawa nafsu kita, Allah akan memberikan tetapi bukan karena kebaikan-Nya tetapi Dia akan memberikan dalam murka atau memperbolehkan setan memberikannya. Matius pasal 19 menyatakan Tuhan bilang jangan berzinah, tetapi Musa itu mengijinkannya karena kekerasan hatimu. Apa artinya? Artinya bahwa orang itu akhirnya berhasil menceraikan isterinya, orang itu akhirnya mendapatkan perempuan yang diinginkannya, tetapi itu bukan karena kebaikan Allah kepada dia, tetapi Allah menyerahkan kepada nafsunya. Saudara perhatikan hal yang pertama adalah setan bisa memberikan apa yang kita minta. Hal yang kedua adalah Tuhan memberikan itu karena Dia melepaskan kita dengan seluruh nafsu kita sehingga kita mendapatkannya. Kemudian terakhir saudara lihat Mazmur pasal 78:29-31. Mari kita melihat Mazmur pasal 106 :13-15. Saudara saya akan berikan konteknya, pada waktu itu orang Israel berada bersama-sama dengan Musa di padang gurun, tetapi mereka tidak bersyukur atas pelepasan Allah dari Mesir, tetapi mereka itu berkeluh kesah, mereka mengatakan kami di sini tidak dapat apa-apa, kami hanya makan manna dan juga minum air, tidak ada sayuran, tidak ada buah-buahan, tidak ada daging, kami menginginkan kembali hal-hal yang ada di Mesir. Dan kemudian mereka itu berteriak-teriak kepada Tuhan, mereka berdoa kepada Tuhan, mereka terus-menerus meminta kepada Tuhan, berikan daging itu, berikan daging itu, kami tidak suka dengan hal-hal seperti ini, hanya manna, hanya sesuatu roti yang tidak beragi dan kemudian orang-orang Israel berteriak-teriak dan kemudian Allah mengirimkan burung puyuh. Wah, Puji Tuhan! Doaku terkabul dan burung puyuh itu jatuh di depan mereka. Mereka mengambilnya, mereka memasaknya. Alkitab mengatakan ketika mereka memakannya, murka Allah timpa kepada mereka, seluruh pengabulan doa adalah dikabulkan karena kemurkaan Allah. Jangan kita berpikir setiap kali doa dikabulkan itu adalah karena kebaikan Allah. Hati-hatilah dengan kebutuhan. Kebutuhan yang kita tekan akan menghasilkan keinginan, dan keinginan yang kita tekan akan menghasilkan lust, tetapi biarlah hati kita memiliki simplicity of heart.

Bersyukur untuk segala sesuatu yang Tuhan berikan atau tidak berikan. Berdoalah jika kita memerlukan sesuatu dan serahkan kepada Tuhan seluruh jawabannya, kadang Dia mengabulkan, kadang Dia menunda, kadang Dia mengajarkan hal-hal yang lain. Perhatikan mata kita kepada pribadi Allah dan kehendak-Nya dan bukan kepada kebutuhan kita. Allah Bapa di surga lebih mengerti apa yang kita perlukan daripada diri kita sendiri dan kemudian ketika kita meminta kepada Bapa di surga di dalam nama Yesus Kristus dan biarlah kita boleh bersyukur tentang apa saja yang Dia akan perbuat kepada kita. Milikilah simplicity of heart maka kita akan bisa bersyukur dengan segala sesuatu kebaikan Allah, sekecil apapun dan sebenarnya tidak ada berkat yang kecil, yang ada adalah jiwa kita yang penuh dengan lust. Dan jikalau Allah tidak mengabulkan doa kita, apa yang harus kita kerjakan? Bersyukurlah, karena tetap doa yang tidak dikabulkan itu adalah bentuk cinta kasihnya. Dan saya akan akhiri dengan satu tokoh, seorang bernama Ruth dan orang itu berdoa untuk teman hidup dan setelah beberapa lama, dia kemudian menginginkan untuk mendapatkan satu orang yang dikenalnya, tetapi kemudian Tuhan jelas sekali menyatakan tidak. Apakah dia kecewa? Ya, dia kecewa, tetapi beberapa tahun setelah itu dia menuliskan sukacita dan syukur kepada Tuhan karena doa yang tidak dijawab itu. Kenapa? Karena Tuhan memberikan seorang suami yang begitu baik dan siapakah suaminya? Nama belakang Ruth itu Ruth Graham, dia adalah isteri Billy GrahamRuth mengatakan saya tidak bisa membayangkan hidup saya jikalau Tuhan mengabulkan doa saya. Dia mengatakan tidak, Dia memberikan kepadaku yang terbaik dalam hidupku. Bersyukurlah kepada Dia, karena Tuhan itu baik adanya, tenangkan hati kita dan lihatlah kebaikan-Nya.

Matius 6:9, Lukas 11:1-2

Suatu hari murid Yesus datang kepada Yesus dan berkata,”Tuhan, ajar kami berdoa.” Dan Yesus Kristus mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang ada di surga.” Dan Lukas menyatakan konteks saat itu adalah Yesus baru saja selesai berdoa. Jadi, apa yang seharusnya membuat kita berdoa? Adalah karena Kristus sendiri berdoa.

Di dalam Perjanjian Baru ada satu kata yang disandangkan kepada Yesus Kristus yaitu archegos. Archegos adalah seseorang yang memimpin dan dengan kepemimpinannya orang itu menggerakkan orang-orang yang lain masuk di dalam tindakan dan keadaan yang sama yang dia alami. Kata archegos ini banyak disandangkan kepada pahlawan-pahlawan klasik dari Yunani. Jadi pahlawan-pahlawan Yunani kuno itu berjuang sekuat tenaga mendirikan sebuah kota, membayar harganya kadang dengan air mata, keringat atau kehilangan orang-orang yang dikasihi untuk mendirikan kota itu. Tetapi bukan itu saja, karena pengorbanannya, dia menggerakkan orang-orang lain untuk membayar harganya juga untuk mendirikan kota itu. Jadi, archegos adalah orang yang bukan saja sebagai permulaan tetapi juga orang yang melayani sebagai model, sebagai stimulus menggerakkan orang-orang lain di dalam generasi-generasi berikutnya; dia adalah author, dan dia adalah pioneer untuk orang-orang selanjutnya. Di dalam Kisah Para Rasul 3:15 Yesus adalah archegos of life/the author of life.Karena pekerjaan Kristus, maka Kristus memberikan kepada kita hidup. Tetapi bukan itu saja, Dia ada di depan, Dia adalah pioneer dan kita semua di belakang yang menjalani hal-hal yang sama yang telah Dia jalani. Di dalam Kisah Para Rasul 5:31 dikatakan Yesus adalah leader/archegos. Di dalam Ibrani 2:10Yesus adalah the author of salvation-archegos of salvation. Di dalam Ibrani 12:2 Yesus adalah archegos, pioneer iman. Saudara-saudara, ini sama seperti jendral perang yang membawa anak buahnya, lalu di dalam sebuah medan perang gerilya, dia berjalan terlebih dahulu di depan menghadapi bahaya, memimpin anak buahnya keluar dari bahaya sampai ke tempat yang aman. Halangan dan ujian bagi dia terlebih dahulu ada dan semua orang di belakangnya mengikutinya. Sekali lagi. Yesus adalah archegos. Dia adalah sumber. Dia adalah pioneer. Dia adalah model. Dia adalah stimulus dari seluruh kehidupan rohani kita. Sehingga ketika kita melihat Alkitab maka kita melihat bahwa Yesus adalah sumber dari semua kehidupan rohani. Di dalam Yesus Kristus sajalah semua kehidupan rohani kita ada.

Tetapi bukan itu saja, Yesus adalah tujuan akhir kerohanian kita.Seluruh kehidupan rohani kita harus bertumbuh dan Alkitab mengatakan bertumbuh serupa dengan Kristus. Tetapi bukan itu saja Kristus juga adalah model atau contoh pertumbuhan rohani. Alkitab mengatakan Yesus menghadapi pencobaan, Yesus melayani, Yesus bertumbuh dalam hikmat dan kasih karunia Allah, Yesus adalah satu-satunya manusia yang hidupnya tidak terpecah, Dia adalah model dan contoh dari seluruh kehidupan kita. Tetapi bukan itu saja, Alkitab mengatakan Dia adalah stimulus kehidupan rohani kita. Dia yang membuat kita itu memiliki ketahanan karena Dia bertahan. Ibarani 12 mengatakan: Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa. Yesus adalah archegos.

Demikian juga dengan doa, Yesus adalah archegos kita. Kepada Kristus kita berdoa, melalui Kristus kita berdoa, di dalam Kristus kita berdoa, seperti Kristus kita berdoa. Di dalam Doa Bapa Kami hanya ada nama Bapa saja yang ada di situ: Bapa kami yang ada di surga. Tetapi secara prinsip alkitabiah ketika nama dari Allah Tritunggal oknum pertama ini muncul, maka di dalam Matius 28 menyatakan baptislah mereka “in the name”; bukan in the names. Dan ketika in the name, maka bicara mengenai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ini mau menyatakan bahwa meskipun hanya nama Bapa saja yang muncul tapi objek doa itu adalah Allah Tritunggal itu sendiri. Yesus adalah objek doa kita. Tetapi Yesus juga adalah pengantara doa kita. Bapa di surga hanya mau mendengarkan doa-doa yang dinyatakan di dalam Kristus. Hanya di dalam Kristus maka takhta Allah adalah takhta kasih karunia. Maka kita boleh datang dan menyebut-Nya sebagai Bapa. Di luar Kristus maka takhta Allah adalah menjadi takhta penghakiman umat manusia. Bukan itu saja, Alkitab mengatakan Roh Kudus, Roh Kristus-lah yang membuat kita berseru ya Abba, ya Bapa. Theology of prayer selalu adalah berdasar theology of adoption. Ini adalah Roh Kristus yang mengajar kita dan juga mendorong kita. Alkitab mengatakan karena kita tidak tahu bagaimana caranya berdoa. Dan bukan itu saja, doa Yesus adalah menjadi contoh, model bagi kita. Apa yang Dia doakan? Isinya? Sikap-Nya? Kapan Dia berdoa? Dalam hal-hal apa saja Dia berdoa? Itu menjadi contoh hidup kita. Apakah saudara mengerti apa yang saya katakan? Yesus adalah archegos. Dia bukan saja contoh, tetapi Dia juga adalah stimulus untuk kita berdoa. Dia bukan saja stimulan, tetapi Roh-Nya itu mendorong kita untuk berdoa. Tetapi Dia bukan saja pendorong, Dia adalah pengantara doa itu. Tetapi bukan saja pengantara, Dia adalah objek doa itu. Yesus adalah segala-galanya. Maka ketika saudara-saudara mengerti ini, saudara akan mengerti kenapa kita harus melihat kapan dan dalam keadaan seperti apa Yesus berdoa. Murid-Nya datang kepada Dia dan mengatakan: Tuhan, ajar kami berdoa. Dan bukan tanpa kebetulan, maka Lukas menyatakan Yesus ditanya itu adalah pada waktu Dia selesai berdoa. Ketika saudara-saudara melihat tentang doa, maka saudara-saudara melihat ada satu orang yang menjadi Man of prayer yang menjadi fokus seluruh Alkitab dan itu adalah bukan Abraham, Nehemia, atau Yeremia; saya mengatakan itu karena seluruh buku-buku selalu akan bicara mengenai mereka adalah men of prayer. Mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh berdoa, tetapi Guru Agung kita adalah satu, adalah Yesus Kristus. Dia berdoa. Saudara-saudara kenapa kita harus berdoa? Saya bisa menyatakan begitu banyak alasannya tetapi satu hal saja pada malam hari ini karena Kristus sendiri adalah satu Pribadi yang berdoa kepada Bapa-Nya. Dan saudara-saudara bisa melihat bahwa seluruh kehidupan Kristus ditopang oleh doa-Nya. Kristus mengajarkan kita berdoa dengan Dia sendiri berdoa.

Dan beberapa hal yang Yesus ajarkan di dalam doa-doa ini:

Hal yang pertama, Kristus mengajarkan doa adalah saluran atau sarana Allah memimpin kita. Sekali lagi, yang pertama. Kristus mengajarkan; doa adalah sarana Allah memimpin kita. Di dalam doa, Allah di surga memberikan hikmat-Nya kepada kita sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan hikmat Allah. Mari kita melihat apa yang Yesus lakukan. Mari kita melihat Markus 1:35-39. Saudara-saudara, pada pagi-pagi benar Yesus Kristus berdoa menghampiri Bapa di surga. Dan pada waktu Dia berdoa, Simon dan para murid-murid-Nya datang kepada Dia dan kemudian mendesak Dia untuk melayani karena banyak orang-orang yang sudah berkumpul mendekat kepada mereka. “Guru, banyak orang yang datang mencari Engkau”. Tetapi apa yang menjadi jawaban Yesus? Yesus tidak melayani permintaan Simon. Dia tidak melayani orang-orang yang datang kepada Dia. Perhatikan baik-baik, Dia pergi ke tempat yang lain. Apakah Yesus kurang cinta kasih? Apakah Yesus kurang perhatian dengan semua orang yang datang kepada Dia? Saudara bisa melihat di dalam tempat-tempat yang lain Yesus sering sekali melayani orang-orang yang datang ke tempat Dia. Tetapi kenapa di tempat ini tidak? Ada rencana Bapa di surga bagi Dia hari itu untuk Dia lakukan. Ini adalah sesuatu yang begitu jelas bagaimana doa menjadi saluran Bapa di surga untuk memimpin kehidupan Yesus Kristus. Alkitab menyatakan jikalau kita kekurangan hikmat, berdoalah. Jikalau kita kekurangan hikmat, mintalah kepada Tuhan. Hikmat adalah kehendak Allah yang kita aplikasikan di tengah-tengah dunia ini dengan tepat. Saudara-saudara, hidup kita hanya satu kali. Resources kita hanya ada satu. Kita punya umur hanya satu kali. Seluruh keuangan, perhatian, dan hati kita, apapun saja yang kita miliki, hanya satu. Seluruh hidup ini akan menuntut kita dan akan memecah kita kemanapun saja seluruh arah tujuan. Dan saudara-saudara kita harus mengerti Tuhan menginginkan kita melakukan apa. Kalau saudara-saudara berada di dalam kehidupan yang begitu sibuk, jangan lupa kita harus berdoa. Kita bekerja terlalu banyak tanpa hasil yang berarti. Kenapa? Karena kita tidak memiliki pimpinan Tuhan. Karena kita tidak membawa jam-jam kita di pagi hari untuk bertemu dengan Tuhan. Saudara-saudara perhatikan baik-baik kalimat encouragement di bawah ini: sesibuk-sibuknya hari kita, tetapkan hati untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan di pagi hari. Sekali lagi saya mengatakan kepadamu jemaat: Sesibuk-sibuknya kita, tetapkan setiap pagi berdoa dan membaca Firman Tuhan. Datang ke takhta kasih karunia-Nya dan meminta Firman-Nya. Minta hikmat dari Dia untuk kita boleh hidup. Kita sungguh-sungguh manusia yang sangat terbatas. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya menjadi kehendak Tuhan bagi kita. Tetapi kita hidup menjadi orang yang sangat sombong, kita berpikir kita memiliki kepandaian untuk menyelesaikan seluruh masalah kita di depan. Maka saudara-saudara harus kembali kepada Firman. Minta tolong kepada Tuhan, datang ke tempat kasih karunia-Nya dan berdoa membaca Firman untuk seluruh hari itu. Ada satu kutipan yang luar biasa, dia mengatakan seperti ini: setiap orang Kristen harus minimal berdoa 30 menit setiap pagi kecuali ketika dia sangat sibuk. Kalau dia sangat sibuk, maka dia harus berdoa 1 jam setiap hari. Berdoalah 30 menit itu minimal kalau engkau tidak sibuk. Tetapi kalau engkau sangat sibuk, maka berdoalah 1 jam. Martin Luther menyatakan; Saya memiliki begitu banyak pekerjaan yang harus saya lakukan sehingga saya harus berdoa di dalam 3 jam pertama di pagi hari saya. Saudara-saudara, ini adalah sesuatu hal yang Yesus Kristus itu sendiri kerjakan. Hal yang pertama Kristus mengajarkan doa adalah saluran berkat Allah memimpin kita. Doa merupakan sarana, alat yang Tuhan memberikan kepada kita hikmat-Nya.

Hal yang kedua, Kristus mengajarkan doa adalah sarana untuk memulihkan kekuatan dan menyegarkan jiwa. Dalam Markus 1 yang tadi kita baca, di atasnya ada satu perikop mengatakan bahwa Yesus berada di Kapernaum. Siang harinya Dia mengajar di synagogue seharian. Setelah itu ada seseorang yang kerasukan setan dan kemudian Dia mengusir setan tersebut di synagogue. Lalu Dia pergi ke rumah Simon dan Andreas melayani ibu mertua Simon yang sakit dan setelah selesai, menjelang malam, sesudah matahari terbenam maka orang itu berduyun-duyun; orang yang sakit dan kerasukan setan datang kepada Yesus dan Yesus melayani lagi di sana. Alkitab mengatakan bahkan penduduk itu berkumpul di depan pintu di mana Yesus ada di situ. Lalu kemudian perikop itu disambung, “Pada pagi-pagi benar, Yesus bangun, pergi ke tempat sunyi dan berdoa.” Saudara lihatlah, satu harian dari pagi sampai malam Dia bekerja. Dan kemudian besok pagi-paginya Dia bangun dan berdoa.

Saudara akan menemukan perikop yang sama di dalam Markus 6:30-46. Ini adalah satu narasi yang begitu jelas. Saudara bisa melihat kehidupan dan kesibukan Yesus dan murid-murid-Nya. Waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya, Yesus melayani, dan murid-murid-Nya juga melayani di tempat lain dan kemudian setelah itu mereka berkumpul kembali. Kemudian Yesus mengatakan untuk pergi ke tempat yang lain dan mereka beristirahat karena itu sangat melelahkan bagi mereka. Ketika sudah menentukan tempat tujuan untuk beristirahat dan mereka naik perahu menuju ke sana. Ternyata rencana mereka bocor di tengah orang-orang yang lain, dan mereka segera menuju ke sana. Dan ketika Yesus sampai di sana, Dia melihat begitu banyak orang berkumpul. Maka Yesus melupakan istirahatnya. Murid-murid-Nya tidak bisa beristirahat dan harus melayani lagi. Itulah saatnya Yesus memberi makan 5000 orang. Saat itu, menjelang malam, dan setelah 5000 orang itu pulang, maka Yesus mengutus murid-murid-Nya naik perahu. Dan Alkitab mengatakan, pada ujung hari itu dengan kecapaian yang luar biasa, apa yang Yesus kerjakan? Dia menghampiri Bapa-Nya di Surga sendirian. Itu adalah tempat kekuatan-Nya diberikan Bapa-Nya di Surga. Itu adalah satu kesegaran in the presence of God. Saya mau bertanya kepada saudara-saudara, kisah ini adalah sesuatu yang familiar bukan bagi saudara dan saya? Semua dari kita adalah orang-orang sibuk. Dari pagi sampai malam. Begitu melelahkan.

Saya tanya kepadamu, apa yang menjadi tempat atau menjadi satu peristiwa di mana engkau mendapatkan kesegaran/refreshment? Kekuatan kita darimana? Aah sekarang ini adalah waktuku sendiri! “Me time”! Apa isi “me time”? HandphoneFacebookYoutube? Berjam-jam. Itukah kekuatan kita? Bukankah itu menghancurkan kerohanian hidup kita? Setelah begitu capainya luar biasa. Maka Yesus kemudian menyendiri dan berdoa. Saudara, di dalam hadirat Tuhan ada kesegaran. Di dalam hadirat Allah, saudara akan menemukan kekuatannya kembali. Banyak orang yang mengasihi kami mengatakan, banyak istirahat, jangan kerja terlalu banyak. Mesti seimbang antara kerja keras dan istirahat. Kita berharap bisa seimbang, tetapi kalau tuntutan pekerjaan banyak, maka mau tidak mau kita harus bekerja keras. Tetapi perhatikan point ini, masalahnya bukan terlalu banyak bekerja, tetapi terlalu sedikit berdoa, sehingga kita tidak memiliki kekuatan rohani kita. Kita makin lama makin jenuh, makin lama makin tidak memiliki gairah di dalam kehidupan. Saudara-saudara, kesibukan akan begitu banyak, ribuan case di dalam hidup kita. Jangan berharap bahwa tidak ada kesibukan di dalam dunia ini, tetapi Alkitab memberikan kepada kita jalan keluarnya. Bukan kesibukan itu yang mematikan kita, tetapi yang mematikan kita adalah karena kita tidak terhubung dengan penggerak kehidupan sesungguhnya yaitu Allah di dalam doa. Saudara-saudara, kita terlalu banyak bekerja tetapi sedikit berdoa.

Hal yang ketiga, Kristus mengajar kita berdoa sebagai awal untuk menentukan langkah-langkah kehidupan yang penting. Mari kita melihat Lukas 6:12. Apa yang Yesus lakukan ketika Dia itu mau memilih rasul. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Dia berdoa terlebih dahulu. Ini adalah moment penting di dalam kehidupan Yesus Kristus. Ini adalah sesuatu yang akan menentukan masa depan-Nya, masa depan gereja. Dan Dia harus berdoa sebelum Dia memilih murid-murid-Nya agar seluruh kehendak-Nya jadi. Mungkin saudara-saudara berkata, tetapi mungkin Dia salah memilih, karena ada Yudas di dalamnya. Tetapi sebaliknya, itu adalah kehendak Allah untuk digenapi. Hal yang lain, Lukas 9:18. Ini adalah suatu moment yang penting, setelah pembicaraan ini, maka Yesus Kristus melalui mulut Petrus menyatakan, You are theMessiah the Son of the living God. Dan kemudian setelah itu Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi ke Yerusalem dan akan menanggung banyak penderitaan. Ini akan membagi kehidupan Kristus sebelum dan mendekati kepada Salib. Ada pewahyuan yang penting setelah ini. Yaitu bahwa Yesus Kristus adalah Mesias Anak Allah yang hidup dan Yesus Kristus harus menanggung banyak penderitaan. Sebelum Dia menyatakan hal itu, maka Dia berdoa. Ini adalah awal menentukan langkah-langkah kehidupan yang penting. Saudara-saudara, dalam hidup kita ini ada hal-hal yang menjadi batu sentuhan yang penting untuk ke depan. Satu batu sentuhan untuk saudara melangkah lagi ke depan. Misalnya saja, engkau akan sekolah di mana? Menikah dengan siapa? Pergi ke kota apa? Bekerja seperti apa? Membeli rumah di mana? Dan banyak hal lagi. Saya mau tanya kepadamu. Apakah engkau menentukan terlebih dahulu keinginanmu? Atau engkau berdoa terlebih dahulu? Perhatikan baik-baik apa yang Kristus kerjakan. Kristus mengajar kita berdoa sebagai awal untuk menentukan langkah-langkah kehidupan di depan yang penting. Banyak orang menentukan dulu mau ke mana, hidup dengan siapa, bekerja apa, pergi ke kota apa, baru setelah itu datang kepada Tuhan dan minta berkat-Nya. Itu terbalik! Itu dosa! Engkau harus tanya kehendak Allah, datang kepada Tuhan dulu, jangan mengambil keputusan dulu. Jikalau kita ada keinginan, kita mengatakan kepada Tuhan dulu. Tunggu jawaban Tuhan dulu, tunggu konfirmasinya terlebih dahulu. Baru apa yang Tuhan tetapkan, kita tetapkan di dalam hati kita. Berapa banyak kita yang salah di dalam hal ini. Saudara tidak membawa Tuhan di depan di dalam perencanaan. Engkau sudah menentukan dan kemudian minta Tuhan untuk tanda tangan, untuk menyetujuinya. Itu dosa! Apakah tidak boleh ada keinginan? Pasti boleh, tetapi jangan tetapkan hati. Saudara katakan kepada Tuhan saya suka dengan orang itu, saya suka dengan rumah itu, saya suka dengan pekerjaan itu, aku datang kepada-Mu Tuhan, apakah itu menjadi kehendak-Mu, jikalau itu kehendak-Mu aku bersyukur, jikalau itu bukan kehendak-Mu aku juga bersyukur. Karena Engkau tahu apa yang terbaik bagi hidupku.

Hal yang keempat, Kristus mengajarkan kita bahwa kemuliaan seseorang tidak terlepas dari kehidupan doanya. Saya akan bawa saudara-saudara ke dalam dua tempat di mana Kristus berdoa. Pertama adalah Lukas 3:21-22. Sesuatu yang indah ada di sini. Yesus sedang berdoa, Dia dibaptis dan berdoa, kemudian Roh Kudus hadir dan kemudian Allah Bapa itu meneguhkan Dia. Ini adalah satu-satunya tempat Allah Tri Tunggal hadir bersama-sama secara kasat mata. Alkitab mengatakan bahwa Bapa di sorga mengkonfirmasi ini adalah Anak-Ku yang Aku kasihi. Adalah bukan tanpa alasan, Lukas menuliskan ketika Yesus dibaptis dan berdoa.

Sekarang mari kita lihat Lukas 9:29. Ini adalah narasi tentang transfigurasi, Lukas menyatakan bahwa Yesus the Son of God itu dinyatakan kemuliaan-Nya di tengah murid-murid-Nya. Tetapi secara khusus saya mau menyoroti bagaimana kemuliaan itu dinyatakan, bukan ketika Yesus berada di singgasana, tetapi ketika Yesus berdoa. Dan dalam keadaan Dia berdoa, sekali lagi Bapa di sorga mengkonfirmasi Dia. Itulah kemuliaan Kristus. Dan kemuliaan Kristus itu pada saat apa? Kemuliaan Kristus itu ada ketika Yesus bergantung, bersekutu dan taat kepada Bapa-Nya. Jangan melihat nilai/bobot diri sendiri atau orang lain berdasarkan kekayaannya, kesuksesannya, atau kepandaiannya, tetapi saudara-saudara, perhatikan prinsip ini, sesungguhnya di hadapan Allah, nilai/bobot seseorang itu tidak lebih daripada seberapa dia bergantung kepada Allah di sorga. Kemuliaan kita hanya pada ketergantungan kita kepada Bapa di Sorga.

Hal yang kelima, terakhir, adalah Kristus mengajarkan rahasia kekuatan hidup manusia di dalam menanggung semua penderitaan terletak kepada kehidupan doa-Nya. Sekali lagi Kristus mengajarkan rahasia kekuatan hidup manusia di dalam hidup ini untuk menanggung semua penderitaan terletak kepada doanya. Lihatlah Kristus di Getsemani, bagaimana Dia berdoa takluk kepada seluruh kehendak Allah dan itu adalah diri-Nya, itu adalah hati-Nya di sana, maka itu adalah kekuatan di sana, saudara-saudara lihat setelah dari tempat Getsemani itu Dia tidak pernah goyah, Dia tidak pernah takut, Dia berjalan terus melewati seluruh kerumunan masa, melewati seluruh perwira Romawi, melewati seluruh imam besar dan semua orang yang begitu jahat kepada Dia, melewati Herodes, melewati Pontius Pilatus, dan semua cambukan itu, mahkota itu, dan seluruh hinaan yang sampai kepad-Nya. Darimana kekuatan-Nya? Dari Getsemani.

Saudara-saudara, dunia ini sudah jatuh di dalam dosa, dan ini adalah dunia yang jahat. Dunia ini akan mempesona kita. Jikalau tidak berhasil, maka dia akan memikat kita. Jikalau tidak berhasil, maka dia akan menipu kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan membenci kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan menghina kita. Jikalau tidak berhasil, dia akan menyiksa dan membunuh kita. Darimana kekuatan kita? Yesus mengatakan berjaga-jaga dan berdoalah. Roh memang penurut tetapi daging lemah. Bagaimana kita bisa menaklukkan dunia ini, bagaimana kita bisa menaklukkan daging, menaklukkan dosa yang ada di dalam daging kita. Yesus mengatakan, satu-satunya jalan, adalah bergantung sepenuhnya kepada kekuatan sorga dan itu hanya melalui sarana doa. Hanya doa, tidak ada yang lain.

Saudara-saudara, melihat pembahasan semuanya ini, hidup kita sebenarnya ditentukan hanya oleh belas kasihan Allah. Dan belas kasihan Allah itu kita minta di dalam doa. Belas kasihan Allah itu diberikan kepada kita di dalam doa. Orang yang tidak mau berdoa adalah orang yang sombong. Karena orang tersebut tidak memerlukan belas kasihan Allah, kita harus bertobat. Kita harus banyak berdoa. Hari ini, malam hari ini, semua kalimat saya tidak akan berhasil, kecuali anugerah Tuhan hadir di dalam hidup kita dan seluruh kebaktian ini akan sia-sia, kalau Tuhan tidak memberikan kepada kita satu gerakan untuk berdoa. Sebagai hamba Tuhan saya begging kepada engkau, saya meminta kepadamu jemaat, berdoa! Berdoa! Berdoa! Saya begging bukan untuk diri saya, saya begging untuk Kerajaan Allah, saya begging untuk jiwamu, jikalau engkau mencintai jiwamu, jikalau engkau mencintai hidupmu, berdoa! Berdoalah jemaat. Minta belas kasihan-Nya untuk kita. Semua ini Kristus kerjakan dan Kristus ajarkan untuk engkau dan saya. Milikilah hati seperti murid itu, “Tuhan, ajar aku untuk berdoa.” Dan sebelum Ia mengajarkan kita untuk isi doa, Lukas mengajarkan bahwa Dia adalah Man of Prayer. Berdoalah saudara-saudara. Berdoalah dengan kekuatan sebisa mungkin kita lama di hadirat Allah. Berdoalah juga setiap hari Sabtu engkau berdoa di gereja ini. Ini adalah sesuatu yang penting. Ini sungguh-sungguh penting di dalam seluruh gereja kita. Dan seluruhnya penting bagi setiap keluarga kita masing-masing. Saudara-saudara berdoalah, karena ini adalah kehendak Allah. Kenapa kita harus berdoa? Karena Kristus sendiri berdoa. Kiranya Tuhan mengasihani kita.

Matius 6:8-9

Suatu hari murid Yesus datang kepada Yesus dan berkata, “Ajar kami berdoa!” Dan kemudian Yesus mengatakan, “Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian, ‘Bapa kami yang di sorga.’” Tetapi sebelum Yesus mengatakan hal tersebut Yesus mengatakan janganlah kamu sama dengan mereka, sama seperti orang-orang kafir yang tidak mengenal Allah, yang berdoa dengan bertele-tele. Karena Bapamu di sorga mengetahui sebelum engkau memintanya. Tetapi kalimat Yesus ini bukankah sesuatu yang unik? Mengapa saya harus berdoa jikalau Tuhan sudah tahu apa yang saya minta? Mengapa saya harus berdoa, jikalau Tuhan tahu apa yang saya butuhkan? Lebih lanjut lagi, mengapa saya harus berdoa, jikalau Tuhan sudah menetapkan sesuatu? Mengapa saya harus berdoa, jikalau Allah itu berdaulat? Hari ini saya akan berbicara mengenai kedaulatan Allah di dalam relasinya di dalam doa kita. Tetapi sebelum saya masuk lebih lanjut, saya mesti mengatakan pada saudara-saudara, saya tentu tidak bisa menyelesaikan seluruh pergumulan antara kedaulatan Allah dan kebebasan manusia ini tuntas dalam satu kali khotbah. Dan lebih lanjut lagi, sebenarnya kalau saudara-saudara mengetahui pergumulan mengenai kedaulatan Allah dan kebebasan manusia itu adalah salah satu dari dua masalah teologia yang paling sulit yang ada. Para scholar mengatakan ada 2 masalah teologi yang paling rumit. Yang pertama adalah bagaimana kita menyelaraskan kedaulatan Allah dan kebebasan manusia. Apakah saya memiliki kebebasan? Jikalau aku memiliki kebebasan apakah Allah berkehendak dan berdaulat? Jikalau Allah berdaulat apakah saya bebas? Jikalau Allah berdaulat apakah saya harus bekerja keras? Apakah pekerjaan keras saya itu akan mengubah nasib saya? Jikalau Allah sudah berdaulat apakah saya tidak bisa mengubah nasib saya? Akan banyak sekali pertanyaan yang terjadi. Di dalamnya ada misteri, di dalamnya ada paradoxicalDan masalah kedua di dalam teologia adalah problem of evil. Dari mana evil? Jikalau pertama kali hanya ada Allah yang suci dan baik, dari manakah kejahatan? Jikalau Allah yang baik itu menciptakan semua yang baik termasuk malaikat, kenapa malaikat bisa menjadi setan? Siapa yang menipu dia? Dari mana dosa itu berasal? Dan juga dalam kasus Ayub kenapa orang benar itu menderita? Seluruh kalimat ini membutuhkan jawaban berbulan-bulan, tetapi tetap akan ada misteri dari Alkitab. Saya tidak bisa secara tuntas membereskannya di dalam khotbah. Meskipun saya menjelaskannya, tetap di dalamnya ada hal-hal yang misteri dan paradox. Tetapi di dalam urusan berdoa sebenarnya kedaulatan Allah tidak menghambat kerajinan dan ketekunan kita berdoa. Jikalau kita tidak rajin dan tidak tekun berdoa karena kita menganggap bahwa Allah itu berdaulat pasti ada sesuatu yang salah di dalam konsep kedaulatan kita.

Saudara-saudara, perhatikanlah sejarah. Bapak-bapak Reformasi dan orang-orang Puritan adalah orang-orang yang memiliki teologi kedaulatan Allah yang ketat. Tetapi mereka adalah orang-orang yang tekun berdoa. Martin Luther dikatakan bahwa dia memimpin seluruh gerakan reformasi dengan lututnya. John Calvin disebut sebagai man in fellowship of God. Jika saudara-saudara memperhatikan kehidupan John Knox, Bapak Reformasi dari Skotlandia. Lawan dari John Knox adalah Ratu Mary dari Skotlandia. Ratu Mary menyatakan saya lebih takut dengan doanya John Knox jika dibandingkan seluruh tentara Eropa bersatu menyerang saya. Kalau saudara-saudara melihat dari orang-orang Puritan yang lain, mereka adalah orang-orang yang terus menerus menjadi pendoa-pendoa yang ketat, yang tangguh. Anthony Birch misalnya mengkhotbahkan 145 kali khotbah mengenai doa Yohanes 17Matthew Henry misalnya, dia mengkhotbahkan A Method of Prayer, bagaimana seorang Kristen berdoa. Belum lagi John Bunyan, belum lagi dari William Perkins dan John Owen. Suatu hari John Owen berlutut, dia mengambil kapur dan kemudian melingkari tempat berlututnya. Dan kemudian dia mengatakan kepada Tuhan, “Tuhan berikan kebangunan rohani mulai dari lingkaran ini. Aku tidak akan berdiri sebelum Engkau memberikan api kepadaku.” Semua orang Reformed adalah orang-orang seperti ini. Mereka memegang kedaulatan Allah, tetapi mereka memiliki api untuk berdoa. Jikalau kita tidak berdoa, dan kita tidak tekun berdoa, dan dalam pikiran kita adalah karena Allah berdaulat, pasti ada sesuatu yang salah dalam pikiran kita. Suatu hari, ada seorang yang datang kepada Thomas Shepard, seorang scholar puritan yang ada di Amerika, meminta petunjuk untuk menggambar denah rumah. Thomas Shepard kemudian melihat dari gambar yang dibawa oleh orang tersebut dan kemudian dia bertanya, “Tuan, di mana kamar doanya di denah rumah ini?” Dan orang ini mengatakan, “Aku bisa berdoa di mana saja di dalam rumah ini. Dan Thomas Shepard orang puritan itu mengatakan, “Hari, di mana rumah di Amerika tidak ada kamar doa secara khusus, hari itulah permulaan kejatuhan dari Amerika.” Orang-orang besarnya Tuhan adalah orang-orang berdoa. Di mana orang-orang Reformed yang berdoa? Di mana orang Reformed yang melihat kedaulatan Allah, Allah yang duduk di atas tahta dan memiliki api di dalam doanya? Kita mewarisi teologia. Ketika saudara datang ke gereja Reformed, dan mengatakan khotbahnya bagus, itu bukan hal yang penting. Ketaatan kita itulah hal yang penting. Dan kalau saudara-saudara melihat di dalam Alkitab, siapakah yang mengajar kita konsep tentang kedaulatan Allah? Abraham adalah seorang pendoa. Musa adalah seorang pendoa. Nehemia adalah seorang pendoa. Mereka semua mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu berdaulat. Dan bukan itu saja, Yesus yang menyatakan kedaulatan Allah dan Dia adalah pemimpin/kepala dari gereja. Minggu yang lalu kita sudah melihat Dia adalah seorang yang di dalam segala keadaan berdoa. Kalau kita tidak berdoa, maka ada sesuatu kesalahan teologia di dalam diri kita. Hari ini saya akan membicarakan kedaulatan Allah, tentang apa yang diajarkan di dalam Alkitab. Dan saya berharap Roh Kudus mengajarkan kita dan mengoreksi kita ketika kita berbicara tentang kedaulatan Allah. Ada beberapa hal yang saya akan tegaskan dalam hal ini.

(1) Ketika Alkitab mengajarkan kita tentang bagaimana kedaulatan Allah maka itu sebenarnya adalah penghiburan bagi umat pilihan. Ketika Alkitab menyatakan tentang kedaulatan Allah, maka itu bukan sesuatu yang negatif, bukan sesuatu yang menyerang kita umat pilihan-Nya. Ketika kita berbicara tentang kedaulatan Allah maka itu adalah artinya penghiburan bagi kita umat pilihan. Saudara-saudara perhatikan satu kalimat di bawah ini, tempat yang paling aman bagi kita, umat pilihan Allah adalah ke dalam kedaulatan-Nya. Roma 8:28, ini adalah satu ayat Alkitab yang penting sekali. Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu bagi mereka yang mengasihi Dia. Benarkah segala sesuatu, Paulus? Bahkan sesuatu yang evil? Bahkan sesuatu yang aku tidak suka? Paulus mengatakan iya. Karena hidup kita ada di dalam kedaulatan-Nya. Di dalam kedaulatan Alah, sejahat apapun akan dibuat menjadi kebaikan bagi kita umat pilihan. Ketika saudara-saudara bukan umat pilihan, saudara tidak bisa mengatakan akan janji ini. Jikalau engkau tidak bertobat akan dosamu, jikalau engkau tidak berada di bawah ke-Tuhanan dari Yesus Kristus, jikalau engkau hanya pergi ke gereja tetapi tidak menundukkan dirimu kepada keTuhanan-Nya, maka janji ini bukan menjadi milikmu. Tetapi jikalau seluruh hidup kita ada di bawah kedaulatan-Nya, di bawah kepimpinan-Nya, Alkitab mengatakan segala sesuatu, mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang berada di dalam pilihan.

Mari kita melihat dari satu peristiwa yang sebenarnya sangat tidak mengenakkan di dalam Alkitab, Lukas 2:1-7. Suatu hari Kaisar Agustus dari Roma membuat suatu sensus yang akhirnya membawa semua manusia di bawah pemerintahannya kembali ke kampung halamannya, termasuk Yusuf dan Maria. Saudara-saudara coba pikirkan, siapakah Yusuf dan Maria? Orang kecil. Kalau kita tidak membacanya di dalam Alkitab mereka bukan siapa-siapa. Tetapi siapakah Kaisar Agustus? Penguasa Roma. Dan Roma pada waktu itu adalah penguasa dunia. Kekuatan Roma lebih besar daripada Amerika pada saat ini. Kalau saudara-saudara melihat dalam sejarah, saudara-saudara akan memiliki enam kerajaan yang paling besar melebihi daripada kerajaan-kerajaan masa kini: Mesir, Asyur, Babilonia, Media Persia, Yunani, dan Roma. Dan pada saat itu Roma yang berkuasa. Dan suatu hari Kaisar Agustus mau mengadakan sensus. Ini bukan sekedar hanya mendaftarkan saja, ini adalah gerakan kesombongan. Dia mau menyatakan berapa banyak jiwa yang aku kuasai. Satu perintah keluar dari mulutnya, jutaan orang bergerak. Luar biasa kekuatannya. Dan pada akhirnya, Yusuf dan Maria harus bergerak ke Betlehem dari Nazaret. Berhari-hari jalan, tidak ada mobil, tidak ada pesawat. Tetapi yang lebih bermasalah adalah Maria sedang hamil tua. Ini cari perkara. Maria sedang hamil tua dan jalan dari kota Nazaret ke Betlehem. Jalan kaki, tidak ada rencana sebelumnya. Dipaksa oleh orang yang jahat. Dan kemudian dia masuk ke kota itu. Alkitab mengatakan kota itu sudah penuh dengan penduduk yang lain. Dia kemudian ketuk satu pintu demi satu pintu, bertanya apakah ada tempat untuk istrinya melahirkan? Tidak ada. Maria dan Yusuf saling berpandangan, kenapa hidup seperti ini? Kenapa kita harus diatur oleh orang yang tidak kita kenal? Kalau ini keguguran bagaimana? Dia ketok tempat lain lagi, dan orang tersebut mengatakan, “Tidak ada, kalau mau ya kandang sapi itu.” Kemudian Yusuf berpikir kenapa tidak? Istriku sudah mulai keluar air ketubannya. Dibawa istrinya cepat-cepat. Dia bersihkan semuanya sebisa mungkin, sebersih mungkin. Lalu Maria menengaduh, dia teriak, dan kemudian bayi itu keluar di Betlehem, di kandang sapi, di tempat yang bau. Apakah ini akibat Kaisar Agustus? Tidak, karena Alkitab mengatakan Allah berdaulat. Apakah engkau tahu Kaisar Agustus, engkau merancangkan yang jahat kepada umat-Ku tetapi Aku sudah merancangkan yang baik untuk dia? 600 tahun sebelumnya, aku sudah berkata-kata kepada nabi-nabi-Ku, “Hai Betlehem, kota yang kecil itu. Engkau tidak lagi kecil, karena Mesias akan lahir di kotamu.” Aku sudah merancangkan dan itulah kedaulatan Allah. Saudara bisa bayangkan jikalau Allah tidak berdaulat, Yusuf dan Maria akan menjadi permainan orang-orang di dunia ini. Hidup mereka akan diatur, diperintah sesuka-sukanya oleh pembesar dunia ini. Kedaulatan Allah membuat apapun yang terjadi pada Yusuf dan Maria sekalipun dilakukan oleh orang yang jahat akan memiliki nilai kekal. Dan itu adalah penghiburan kita.All things, segala sesuatu, bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan untuk umat pilihan-Nya

Sekarang saya membawa saudara-saudara kepada Kejadian 50:20. Dan saudara bisa melihat sekali lagi kedaulatan Allah begitu jelas. Ini adalah satu ayat yang menghibur. Yusuf di akhir dari seluruh kitab Kejadian ini menyatakan kepada saudara-saudaranya bahwa memang kamu merancangkan yang jahat bagi aku. Saudara -saudara bisa melihat, pasal demi pasal Yusuf dijahati oleh keluarganya. Dan dia begitu sangat menderita hidupnya. Dia terlepas dari orang yang dikasihinya, yaitu Yakub, papanya. Tetapi Tuhan memakai seluruh rancangan yang jahat untuk membawa Yusuf menuju ke Mesir. Sehingga seluruh anak-anak Yakub (Israel) diselamatkan dari kelaparan yang besar. Dan Yusuf mengatakan, “Engkau merekakan sesuatu yang jahat kepadaku. Tetapi Allah bekerja dan dengan tangan yang tidak terlihat.” Dengan kedaulatan-Nya membuat segala sesuatu yang jahat itu menjadi kebaikan. Perhatikan baik-baik, ketika saudara dan saya berbicara mengenai kedaulatan Allah, kita mesti bertobat. Kita berpikir Allah berdaulat sesuka-suka-Nya. Tetapi saudara-saudara lupa bahwa Allah yang berdaulat adalah Allah yang suci, yang baik, dan yang benar. Ketika Alkitab menyatakan Allah itu berdaulat, ini adalah penghiburan bagi kita di dalam Kristus Yesus.

(2) Ketika Alkitab mengatakan bahwa Allah itu berdaulat maka itu menyatakan Allah yang baik, yang suci dan penuh kasih setia itu memegang sejarah. Dan pada saatnya, pada waktunya, maka orang-orang fasik tidak akan dapat terus bertahan. Ada satu bagian Alkitab yang begitu jelas sekali berbicara mengenai kedaulatan dan kefasikan itu kemudian dihancurkan. Di dalam Daniel 7, Daniel memiliki suatu penglihatan yang berbicara mengenai empat binatang yang buas. Dan empat binatang yang buas itu: binatang yang pertama rupanya seperti singa, yang kedua adalah beruang, yang ketiga adalah macan tutul, dan yang keempat itu tidak terkatakan, Alkitab mengatakan binatang yang sangat menakutkan. Dan keempat itu adalah mewakili sekali lagi: Babel, Media Persia, Yunani, dan Romawi. Tetapi Daniel tidak menutup mimpinya dengan empat binatang yang menakutkan itu. Alkitab mengatakan keempat binatang itu akan dihancurkan oleh satu Pribadi yang rupanya seperti Anak Manusia, yang ada di awan-awan. Daniel pasal yang ketujuh ini, menyatakan bahwa satu Pribadi itu adalah Yesus Kristus. Dialah yang menjadi pemenang dari seluruh pertempuran dengan dunia ini. Mereka semua adalah orang-orang yang jahat, pemimpin-pemimpin dunia yang begitu jahat, mereka sudah menghancurkan dan sudah mengalirkan darah jutaan manusia. Tetapi Alkitab mengatakan, “Engkau bukan akhirnya, hai orang-orang yang jahat. Anak manusia itu yang berdaulat dan bukan engkau. Dan pada waktunya, Dia akan menunjukkan kedaulatan-Nya dan siapapun saja yang ada di singgasana, engkau harus turun.”

Ada satu bagian dalam Alkitab yang jelas sekali menunjukkan dua hal ini lagi. Mari kita melihat Yesaya pasal yang keenam. Dan saudara bisa melihat bagaimana Yesaya itu menyatakan kepada kita kedaulatan Allah, dan kesia-siaan manusia, raja sekalipun. Yesaya 6:1. Ada satu permainan kalimat di sini. Saudara apakah tidak terpesona dengan penglihatan ini? Yesaya dengan jelas sekali menyatakan kedaulatan Allah. Tetapi bukan itu saja, dia membandingkan dengan manusia. Dia mengatakan pada tahun raja itu mati, aku melihat Tuhan di atas tahta. Apakah artinya kedaulatan Allah yang diajarkan oleh Alkitab? Artinya adalah let God be God and let man be man. Hai semua orang fasik, hai semua orang berdosa, engkau bersenang-senang saat ini. Engkau berpikir bahwa engkau bisa mempermainkan sejarah. Engkau berpikir bahwa engkau dapat mempermainkan kehidupan. Hidupmu bukan milikmu. Allah itu berdaulat. Akan ada satu hari maka Allah yang berdaulat itu mengatakan cukup. Dan engkau akan melihat bagaimana seluruh jenderal dan penguasa dunia akan hancur pada hari mereka mati. Aku melihat Allah itu tetap di atas tahta tidak bergoncang. Itulah kedaulatan Allah. Itulah yang menjadi kekuatan seluruh hamba Tuhan. Itulah yang menjadi kekuatan seluruh misionaris. Itulah yang menjadi kekuatan hamba-hamba Tuhan yang diutus ke mana pun saja, ke tempat yang paling berbahaya sekalipun. Mereka mengalami kesulitan. Mereka mengalami air mata. Mereka mengalami kemiskinan. Mereka mengalami aniaya. Tetapi engkau akan melihat bahwa mereka tetap kuat. Kenapa mereka tetap kuat? Karena intinya rahasianya adalah satu, mereka melihat satu Pribadi di atas sana, duduk di atas tahta yang tidak bergoncang. Allah yang berdaulat. Itulah yang dilihat oleh Stefanus. “Aku melihat Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah Bapa” dan Stefanus tidak takut sama sekali menerima seluruh batu yang sampai ke kepalanya sampai dia mati. Saya sangat hancur hati ketika melihat satu tulisan ini. Orang Puritan adalah orang yang pernah memandang wajah Allah. Dan orang yang pernah memandang wajah Allah tidak akan peduli dengan wajah siapapun saja di dunia. Engkau mau sombong? Engkau ingin dihargai? Engkau berpikir bahwa engkau harus diperhitungkan? Jikalau engkau bertemu dengan hamba Tuhan yang palsu engkau bisa mengatakan itu. Dia akan takut kalau engkau pergi dari gereja. Tetapi hamba Tuhan itu sejati, dia pernah melihat wajah Allah. Dia tidak mempedulikan apapun saja. Yang dia pedulikan hanya satu. Apakah Allah itu berkenan atau tidak. Dimana orang-orang jahat itu? Mereka semua mempermainkan dunia ini. Mereka melakukan kejahatan dan kemudian menyiksa manusia. Alkitab mengatakan hanya satu Pribadi yang bisa mengatakan, "I am the Alpha and I am the Omega." Dan itu adalah Yesus Kristus yang berdaulat. Ketika saudara dan saya membaca kedaulatan Allah. Itu artinya adalah Allah yang memegang sejarah. Allah yang akan menundukkan orang-orang fasik pada waktunya.

(3) Ketika Alkitab berbicara mengenai kedaulatan Allah itu tidak berarti bahwa itu adalah sesuatu yang sempit, sesuatu yang fatalism. Banyak orang-orang Kristen yang melihat kedaulatan Allah seperti konsep takdir di dalam agama Islam. Tidak, bukan itu. Bahkan saudara-saudara sering sekali salah paham. Salah satu doktrin daripada Alkitab yang sulit dimengerti adalah predestinasi. Bahwa Allah itu memilih sebagian orang sebelum dunia dijadikan. Kemudian kita berpikir kalau Allah sudah memilih berarti ini seperti takdir. Tetapi Alkitab menyatakan Allah memilih untuk kita dikasihi oleh Dia. Kita dipilih untuk dikasihi. Kita dipilih untuk menjadi suci. Di dalam Roma 9, Alkitab menyatakan pilihan-Nya adalah berdasarkan kemurahan hati-Nya. Alkitab tidak mengatakan bahwa pilihan-Nya berdasarkan kesuka-sukaan-Nya Dia. Tetapi bukan itu saja. Ketika kita berpikir mengenai kedaulatan Allah, Alkitab mengajarkan kepada kita Allah itu berdaulat dan di dalam kedaulatan-Nya Dia memberikan kebebasan kepada manusia. Allah itu berdaulat dan di dalam kedaulatan-Nya Dia menentukan bahwa berkat-berkat-Nya diberikan kepada kita hanya dengan jalan berdoa, diberikan kepada orang-orang yang bertobat. Allah itu berdaulat dan dalam kedaulatan-Nya Dia menentukan bahwa orang yang mencari Dia dengan sepenuh hatilah yang akan dikasihi oleh Dia.

Sekali lagi, Allah itu berdaulat dan di dalam kedaulatan-Nya Dia menentukan bahwa berkat-berkat-Nya diberikan melalui sarana umat-Nya itu berdoa. Jadi mengapa kita harus berdoa? Jikalau Allah berdaulat mengapa saya harus berdoa? Kalau Allah berdaulat saya tidak perlu berdoa. Bukankah kalau Allah berdaulat maka saya pesimis dan pasif saja? Saya tidak perlu melakukan apa saja. Tetapi tidak. Alkitab mengatakan ketoklah, mintalah, carilah, dengan tekun. Jikalau orang-orang di dunia yang jahat itu saja tahu memberikan yang baik bagi anak-anaknya, apalagi Bapamu di sorga tahu memberikan yang baik bagi kita. Tekunlah berdoa. Kenapa Tuhan? Kenapa saya mesti berdoa? Yesus Kristus mengatakan, “Berdoalah karena Bapamu di sorga itu mengerti apa yang engkau perlukan.” Jikalau Engkau sudah mengerti, jikalau Engkau sudah menetapkan, dan jikalau Engkau sudah berdaulat, kenapa saya mesti berdoa? Karena Allah yang berdaulat itu sudah menetapkan bahwa berkat-berkat-Nya bisa diterima oleh kita yang sungguh hati mencari Dia. Itulah sebabnya semua orang-orang Reformed yang mengerti kedaulatan Allah ini mereka rajin berdoa.

Dan saya akan akhiri khotbah ini dengan satu pemikiran ini. Jikalau Allah berdaulat, kenapa aku berdoa? Maka jawabannya adalah karena doa itu sebenarnya jauh lebih dalam daripada sekedar meminta. Karena doa itu adalah sesuatu relation. Doa melebihi daripada permintaan. Banyak dari orang Kristen memberlakukan Allah seperti tukang listrik. Jikalau listrik itu tidak mati, saudara tidak pernah akan kepikir untuk mengundang tukang listrik itu. Saudara bahkan tidak tahu namanya siapa. Saudara tidak peduli dengan dia. Saudara tidak pernah berpikir tentang dia. Sampai kemudian listrik di rumah saudara mati. Banyak dari kita itu memperalat Allah. Ketika kebutuhan itu sudah mendesak maka kemudian baru kita itu berdoa. Jikalau itu belum dijawab, maka kemudian kita berdoa lagi. Saudara dan saya tidak pernah peduli dengan Allah kalau seluruh dari kehidupan kita lancar. Kita harus bertobat. Let God be God, let men be men. Alkitab mengajarkan kepada kita berdoa itu bukan cuma sarana meminta. Berdoa itu intinya adalah menjalin relasi yang intim dengan Bapa kita di sorga. Adalah tidak salah tentu kalau kita itu memiliki permintaan, kebutuhan dan kemudian kita meminta. Biasanya kita datang kepada Allah dengan permintaan sama seperti seorang anak kita meminta kepada kita bapanya. Dan kadang bapanya memberikan kepada dia, kadang menunda, kadang bapanya menolak memberikan, kadang bapanya itu men-setup kondisi yang lain untuk anaknya. Di dalam relasi anak dan bapa di mana anak itu meminta, ayahnya mungkin menolak permintaan anak itu karena itu bukan yang terbaik baginya, suatu hari anaknya bakal mengetahui bahwa permintaannya adalah permintaan yang konyol. Di lain pihak ayahnya mungkin menunda permintaan anaknya karena permintaan anak itu adalah sesuatu yang sebenarnya temporary, suatu hari dia tidak akan meminta itu lagi. Kadang bapanya menunda permintaan anaknya sehingga anak itu bisa belajar significancy apa yang dia minta. Atau mungkin papanya akan menahan sampai anaknya itu tahu bagaimana meminta secara appropriate. Tetapi lebih daripada itu sebenarnya, anak itu datang kepada bapanya dan tidak meminta apa-apa. Tetapi hanya terdiam dan hanya ingin berjalan berdua bersama dengan bapanya. Saudara-saudara, datanglah kepada Allah Bapa di sorga tanpa meminta. Katakan kepada Dia, “Bapa aku datang di hadapan-Mu. Hari ini aku tidak meminta apa-apa. Aku datang karena hanya ingin bersama-Mu. Aku datang karena aku ingin menikmati Engkau. Aku datang hanya ingin mengucapkan terima kasih. Karena dari seluruh berkat-berkat-Mu, Engkau sendirilah berkat terbesar itu.” Dan kemudian kita terdiam. Masuk di dalam the presence of God. Menghormati Dia, belajar akan kesucian-Nya dan disegarkan oleh kehadiran-Nya. Doa lebih dari sekedar meminta. Doa itu adalah sarana yang dipakai oleh Allah untuk kita menghampiri Dia untuk intim dengan Dia. Masuklah lebih intim kepada Bapa kita di sorga, melampaui seluruh daripada kebutuhan kita. Dan kiranya Dia menjadi penghiburan bagi kita.

Matius 6:9-13

Saudara-saudara kita sudah berbicara berkenaan dengan doa, suatu hari murid Yesus berkata kepada Yesus Kristus, Tuhan ajar aku untuk berdoa dan Yesus Kristus mengajarkan doa Bapa kami. Perhatikan baik-baik, ada doa-doa yang pasti tidak dikabulkan, tetapi ada doa yang pasti dikabulkan. Apakah saudara mau untuk doa saudara selalu dikabulkan? J.I. Packer menyatakan doa itu dikabulkan oleh Tuhan jika dan hanya jika memiliki prinsip, sikap, pengertian seperti doa Bapa kami. Doa Bapa kami adalah sebuah pola untuk semua doa orang Kristen yang sudah ditebus. Intinya, setiap doa kita haruslah sebuah Doa Bapa kami di dalam segala model, bentuk dan kalimatnya. Saya tidak mengatakan bahwa saudara-saudara berdoa dengan terus menerus seperti doa Bapa kami seperti mantera. Saya tidak mengatakan saudara mesti mengalimatkan kalimat-kalimat yang sama seperti doa Bapa kami baru itu didengar oleh Tuhan, bukan itu maksudnya, bukan itu maksud dari J.I.Packer, bukan itu juga maksud dari Yesus Kristus. Tetapi di dalam doa Bapa kami, Yesus memberikan suatu patron dan seluruh hati kita harus di-set seturut dengan patron tersebut. Perhatikanlah patron tersebut ada fokus, ada yang utama dan yang belakang, di dalam patron tersebut ada motivasi. Bentuk hati saudara, didik hati kita dengan patron tersebut dan hiduplah di dalam patron tersebut. Saya sekarang akan masuk di dalam patronnya. Kalau saudara-saudara melihat di dalam Doa Bapa kami, saudara-saudara akan bisa membaginya di dalam empat bagian yang besar.

Patron pertama adalah Bapa kami yang di Surga, ini adalah alamat doa. Sama seperti saudara-saudara menuliskan surat kemudian menuliskan alamat surat, sesederhana itu. Kalo alamat surat itu ternyata salah, saudara tulis saudara menuliskan apapun saja di dalam surat itu tidak berguna dan apa alamat surat itu? Apa fokus doa itu? Memiliki satu fokus saja dan fokus itu adalah pribadi Allah oknum pertama Tritunggal, ini adalah pribadi Bapa. Kita berdoa, Bapa kami di Surga ini adalah sesuatu hal yang penting, saudara-saudara tidak bisa berdoa kepada orang kepada pribadi-pribadi yang lain.

Saudara-saudara harus berdoa kepada Bapa tetapi saudara-saudara berdoa kepada Bapa itu bukan sekedar berbicara Bapa. Ini adalah berbicara berkenaan dengan satu pribadi yaitu Bapa, sebutan Allah oknum pertama, yang juga disebut oleh Yesus Kristus ketika Dia berdoa, Bapa. Ini adalah pribadi oknum pertama yang dikenal oleh pribadi Allah oknum kedua. Suatu hari dalam Yohanes 17 Yesus itu berdoa, Dia melihat ke langit sebentar lagi Dia akan masuk ke dalam Getsemani, dan kemudian Dia berkata Bapa, the time has come. Sebutan Bapa adalah sebutan personal dari Allah oknum kedua kepada Allah oknum pertama. Ini bukan sekedar asal bicara Bapa, ini adalah satu relasi khusus antara Allah oknum pertama dan Allah oknum kedua dan pertanyaannya adalah apakah kita mengenal Allah oknum pertama itu? Apakah kita memiliki relasi dengan Allah oknum pertama itu? Alkitab mengajarkan kepada kita relasi kita dengan Allah oknum pertama terjadi jika dan hanya jika Allah oknum kedua menebus hidup kita, jikalau kita boleh mengenal Allah oknum kedua, jikalau kita boleh menerima penebusan Yesus Kristus, Alkitab mengatakan itu adalah proses adopsi.

Suatu hari Yesus berbicara kepada Petrus menurut engkau siapakah Aku ini? Maka Petrus mengatakan You are the Messiah the Son of the living God. Yesus mengatakan berbahagialah engkau Petrus karena bukan dari padamu, pengertian ini bukan dari manusia tetapi dari Bapa-Ku di Surga. Tidak ada doa yang dijawab jikalau saudara di luar Yesus Kristus. Patron yang pertama adalah bicara ketika kita berdoa maka kita berfokus kepada Bapa di Surga dan di dalam kehidupan sehari-hari, fokus hidup kita haruslah Bapa di Surga. Kalau fokus hidup kita bukan hanya kepada Bapa, tetapi untuk diri, untuk orang yang disayangi, untuk keluarga, perhatikan baik-baik, itulah sebabnya doa kita tidak dikabulkan oleh Allah.

Doa dikabulkan jika dan hanya jika patron doa kita, patron hati kita, patron dari seluruh jiwa kita seturut dengan patron doa Bapa kami. Fokusnya harus kepada pribadi Allah Bapa. Ketika saya berbicara berkenaan dengan fokus kalau saudara melihat jarum kompas dia terus akan bergerak sampai ke tempat arah yang tepat yaitu arah utara baru jarum itu akan berhenti itu adalah fokusnya. Saya mau tanya kepada saudara-saudara, fokus hidup saudara-saudara tetapkan ada di mana? Itulah sebabnya kalau saudara-saudara melihat sejarah gereja, saudara akan melihat orang-orang yang pernah maju ke mimbar atau di dalam doanya sendiri dan dia berlutut dan dia berdoa kepada Bapa, berbicara kepada Dia dan mengatakan Tuhan ini adalah hidupku satu kali aku persembahkan kepada-Mu dan aku tidak akan menariknya kembali, gunakan semuanya seturut dengan kehendak-Mu, lihatlah kehidupannya, Allah itu hidup benar dalam orang tersebut. Tetapkan hatimu, fokuskan kepada Bapa di Surga bukan kepada kebahagiaan kita, bukan kepada kebahagiaan anak kita, bukan kebahagiaan kepada suami kita, istri kita. Kadang-kadang kita itu mengelabui diri kita sendiri, kita berdoa supaya suami kita itu boleh bertobat sebenarnya fokusnya bukan kepada Bapa, atau supaya suami bertobat untuk bisa menjadi lebih baik, melainkan supaya dia bisa bertobat dan berbuat lebih baik kepada saya. Maka seluruh doamu itu sebenarnya fokusnya adalah kepada dirimu. Apa fokus dari doa kita dan hidup kita?

Saudara sekarang masuk ke dalam patron yang kedua, di dalam kelompok yang kedua saudara-saudara melihat ada tiga permohonan dikuduskan nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga. Nama Tuhan yang suci, kerajaan Tuhan yang dihadirkan, kehendak Allah yang jadi. Ketika bicara dikuduskan nama-Mu, ini bukan berarti bahwa Allah itu tadinya tidak kudus menjadi kudus, Allah tetap kudus. Ketika bicara berkenaan dengan kudus, itu berbicara mengenai qualitative difference, mengenai degree dari kualifikasi Allah itu pada kelasnya tersendiri dan seluruh ilah yang lain ada di bawahnya dan semua ilah tidak bisa menandingi Yahweh dan seluruh ilah tidak bisa menandingi Allah Bapa. Tidak ada yang bisa menandingi Dia, ilah-ilah tidak, uang tidak, orang-orang yang kita kasihi tidak, diri kitapun tidak, ini artinya seluruh keinginanku adalah bahwa Engkaulah satu-satunya dan paling utama dan ini bukan slogan. Keinginanku adalah apapun saja di dalam diriku maupun di luar diriku, Engkau dikenal berbeda daripada yang lain, Engkau dikenal tidak sama dengan yang lain, nama-Mu dikuduskan dan bagaimana nama Allah itu dikuduskan? Nama Allah dikuduskan adalah jika dan hanya jika kerajaan-Nya dihadirkanyaitujika dan hanya jika kehendak-Nya jadi. Saudara perhatikan sekali lagi patronnya dan ini bukan saja patron dari doa saja, itu adalah patron dari hati kita, itu adalah patron dari keinginan kita, itu adalah patron dari ambisi kita. Saya mau tanya kepada saudara-saudara apakah engkau sudah menetapkan di dalam hatimu engkau menginginkan nama Allah lebih dari segala-galanya? Engkau berambisi bahwa kerajaan-Nya itu dihadirkan dan kehendak-Nya jadi di tengah-tengah hidup kita, apakah itu menjadi ambisi kita? Apakah itu menjadi sel yang terdalam di tiap DNA kita? Apakah itu menjadi kegairahan kita hidup? Apakah sungguh-sungguh Allah itu dipermuliakan? Dan kerajaan-Nya mengatur seluruh dunia ini? Dan kehendak-Nya jadi di dalam hidup kita, apakah sungguh-sungguh itu menjadi keinginan terdalam dari hati kita? Saudara perhatikan baik-baik, kalau men-set hati kita seperti itu, saya katakan sekali lagi apa yang dikatakan oleh J.I. Packer itu tepat adanya engkau akan lihat bahwa Allah itu nyata memenuhi seluruh permohonan kita.

Saya akan berikan contohnya di dalam beberapa bagian Alkitab, suatu hari ketika Musa sudah mengeluarkan bangsa Israel kemudian dia mau masuk ke dalam tanah perjanjian, tetapi di tengah-tengah sebelum dia masuk kemudian Allah itu marah dan Allah berbicara kepada Musa, Musa masuklah ke dalam tanah itu, tanah yang berlimpah susu dan madunya Aku sudah berjanji kepada Abraham, Ishak dan Yakub dan hari ini Aku akan memenuhkan janji-Ku kepadamu, kepada seluruh orang Israel engkau pergi masuk bersama dengan seluruh umat-Ku, tetapi Aku tidak akan menyertai engkau karena bangsa ini adalah bangsa yang tegar tengkuk, bangsa ini adalah bangsa yang terus melawan diri-Ku dan Aku tidak akan menyertai engkau tetapi malaikat-Ku akan Aku utus menyertai engkau dan kemudian Musa mengerti apa yang dikatakan oleh Tuhan. Bukankah pada waktu itu Musa bisa berdoa kepada Tuhan, oh Tuhan terima kasih aku bersyukur kepada-Mu, Engkau adalah Allah yang setia dan aku akan mentaati Engkau, aku akan masuk ke dalam tanah itu? Tetapi tidak bagi Musa, Musa mengucapkan dua kalimat yang ketika saya membacanya setiap kali hati saya remuk. Dia mengatakan jikalau Engkau tidak memimpin kami jangan biarkan aku melangkah satu langkahpun dari tempat ini, jikalau Engkau tidak memimpin aku jangan biarkan aku melangkah satu langkah dari tempat ini. Aku tidak perduli dengan kemakmuran, aku tidak perduli dengan umur panjang, aku tidak perduli dengan kemenangan, aku tidak perduli dengan susu dan madu, aku tidak perduli dengan ketenaran Tuhan. Mataku hanya satu, fokusku hanya satu yaitu Engkau sendiri Bapa kami di Surga. Tetapi bukan itu saja diucapkan kalimat yang kedua, show me Thy glory nyatakan kemuliaan-Mu kepadaku dan apa inti kemuliaan Allah? Kesucian. Tuhan mengatakan kepada Musa, engkau mau tahu kemuliaan-Ku? Tidak ada orang yang bisa berdiri tetap hidup ketika melihat kemuliaan-Ku. Tetapi Aku memberikan kasih karunia kepadamu, engkau bersembunyi di dalam lekukan gunung itu dan Aku akan berjalan tepat di depan matamu dan engkau akan melihat kemuliaan-Ku lewat. Tetapi Musa, engkau tidak akan melihat seluruh kemuliaan-Ku, engkau hanya melihat belakang-Ku, punggung-Ku, Musa tidak pernah melihat kemuliaan Allah, Musa hanya melihat berkas kemuliaan Allah lewat, kemudian Dia lewat dan Musa kemudian tersungkur. Apa yang diminta oleh Musa di dalam dua permohonan ini? Aku tidak mau yang lain, aku mau Engkau menyertai. Kalau Engkau berhenti di sini saya akan berhenti. Kalau Engkau suruh aku masuk dan begitu banyak mujizat tetapi Engkau tidak menyertai, saya lebih baik di sini. Saya tidak akan masuk, itu adalah janji-Mu kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Aku menghormatinya Tuhan, tetapi itu bukan bagianku. Apa yang menjadi bagianku, my portion adalah Engkau sendiri. Aku menginginkan Engkau lebih dari seluruh berkat-Mu. Dan apa yang menjadi permintaan kedua? Dikuduskanlah Nama-Mu Tuhan. Dikuduskanlah Nama-Mu.

Sekarang adalah Nehemia. Saat itu seluruh Israel berada di dalam kesulitan yang besar. Seluruh tembok Yerusalem sudah menjadi puing. Dan Nehemia pada waktu di dalam istana raja Artahsasta, seorang Media Persia. Suatu hari saudaranya datang dan memberitahu kepada Nehemia bahwa tembok Yerusalem sudah hancur dan orang-orang Israel berada dalam malu yang besar. Setelah Nehemia itu mendengarkan kalimat-kalimatnya, maka Alkitab mengatakan dia berlutut dan menangis siang dan malam meminta satu hal: Allah bekerja sekali lagi memulihkan tembok Yerusalem. Dia berdoa berpuasa kurang lebih empat bulan. Dan Alkitab mengatakan bahwa dia menguatkan hatinya untuk berbicara kepada raja. Ada kemungkinan sekali raja menjadi tidak suka dan kemudian memenggal kepalanya. Tetapi dia tidak peduli untuk hal itu karena seluruh hatinya menginginkan satu, fokus kepada satu: Yahweh, Allah di surga, Bapa kami yang di surga. Tidak ada sesuatu yang dia pedulikan, bukan keluarganya, bukan orang-orang yang dikasihinya, bukan orang-orang yang menjadi kenalannya, bahkan bukan dirinya sendiri. Satu tujuan hidupnya, fokusnya adalah Bapa di surga, bukan raja Artahsasta. Yang ditakuti olehnya ialah Bapa di surga dan bukan raja Media Persia. Maka dari itu dia berani untuk menghadap raja Artahsasta. Dia mengatakan Israel semuanya sudah berada di dalam reruntuhan, berikan aku ijin untuk membangun tembok Yerusalem. Di dalam anugerah Tuhan maka Nehemia diberikan ijin. Pertanyaannya adalah apa arti teologis dari tembok itu berdiri? Kenapa? Kenapa harus dengan nyawa mempertaruhkan tembok Yerusalem? Di dalam Perjanjian Lama ada satu pengertian seperti ini, jikalau bangsa melawan bangsa yang lain dan bangsa tertentu bisa mengalahkan bangsa ini maka itu artinya Allah bangsa ini menaklukkan Allah bangsa yang ini. Itu artinya Yahweh dikalahkan. Itu artinya Allah Israel itu dibuat malu. Dalam hati Nehemia ada api. Di dalam setiap selnya itu seluruhnya bangkit. Tidak bisa seperti ini, tidak bisa seperti ini. Bapa kami yang di surga, Engkau harus dikuduskan. Engkau harus dikuduskan sampai seluruh dunia dari Israel sampai Moab, sampai Sidon, sampai Babel, sampai Media Persia, seluruh dunia harus tahu Bapa kami di surga dikuduskanlah Nama-Mu. Itu adalah ambisi dari Nehemia. Saudara mengerti patron ini? Maka di dalam hatimu memiliki patron ini.

Saudara lihat dalam Perjanjian Baru, Maria. Bukan seorang yang hebat, hanya seorang budak perempuan kecil. Hanya seorang yang masih muda. Hanya umur mungkin 12 atau 13 tahun. Dan suatu hari ketika dia berdoa, Allah mengirimkan malaikat-Nya. Dan malaikat itu menyatakan kepada Maria engkau akan mengandung. Bagaimana aku bisa mengandung? Aku tidak punya suami bagaimana mengandung? Maka Roh Kudus yang akan menaungi engkau. Oh Maria tidak mengerti apa yang dikatakan oleh malaikat. Bahkan kata Holy Spirit pun itu sesuatu yang jarang pada waktu itu. Tetapi Maria tahu ini adalah kehendak Allah, dan tanpa banyak bicara dia mengucapkan satu kalimat yang menyatakan keindahan jiwanya: “Aku ini hamba Tuhan dan jadilah pada-Mu menurut apa yang Engkau kehendaki.” Kerajaan Allah datanglah, kehendak-Mu jadilah di dalam diriku di dunia ini seperti di surga.

Apakah saudara mengerti bahwa semua orang sucinya Allah mendoakan patron Doa Bapa Kami? Dan hidupnya seluruhnya berada di dalam jalur patron Doa Bapa Kami. Dan yang paling utama adalah Yesus sendiri. Dia bukan hanya sekedar mengajar, Dia menghidupinya. Seluruh kehidupan-Nya hanya untuk satu, yaitu Pribadi Allah Bapa. Suatu hari Dia berkata kepada semua murid-murid-Nya: Aku memiliki makanan yang engkau tidak ketahui. Dan apa makanan-Mu, hai Tuhan Yesus? Jawabannya yaitu makanan-Ku adalah melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa-Ku. Seluruh fokus-Ku adalah hidup untuk kemuliaan Bapa. Dia tidak mempedulikan apapun saja. Hanya mempedulikan satu, yaitu Bapa di surga. Itu yang diperhitungkan dalam seluruh hidup-Nya. Suatu hari di taman Getsemani maka Dia menyatakan doa yang menjadi doa bagi seluruh orang-orang yang akan berdoa Bapa Kami. Bapa jikalau mungkin, jikalau mungkin biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku tetapi jikalau tidak, jikalau itu kehendak-Mu jadilah kehendak-Mu. Jadilah kehendak-Mu. Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu. Patron Doa Bapa Kami di taman Getsemani. Sekali lagi saudara-saudara, doa itu dijawab oleh Tuhan jika dan hanya jika seluruh hati kita patronnya adalah Doa Bapa Kami.

Dan sekarang saya akan masuk ke dalam patron yang ketiga. Patron ketiga adalah berbicara berkenaan berikan kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, ampunilah kesalahan kami dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Saudara-saudara perhatikan tiga permohonan ini. Ini adalah permohonan yang bersifat menyeluruh di dalam kehidupan kita. Ini adalah seluruh kebutuhan kita. Dan ini bersifat horizontal. Dan ini bicara berkenaan di dunia ini, di dalam seluruh keinginan dan seluruh kebutuhanku. Perhatikan tiga permohonan terakhir ini, adalah permohonan setelah permohonan pertama. Seluruh permohonan ini untuk kebutuhan jiwa dan tubuh kita adalah untuk menunjang patron kedua di atas itu terjadi atas hidup kita. Kita meminta seluruh kebutuhan kita seluruhnya dengan bebas, dengan sukacita hanya untuk patron yang pertama dan yang kedua digenapi.

Perhatikan di dalam patron yang ketiga ini, maka ini bicara mengenai tiga hal, segala sesuatu yang kita perlukan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Saudara perhatikan segala sesuatu untuk jiwa dan tubuh, masa lalu masa sekarang dan masa depan. Saudara-saudara bicara berkenaan dengan makanan hari ini, present. Ampuni kami akan kesalahan kami, itu sesuatu yang sudah masa lampau. Jangan masukkan kami ke dalam pencobaan itu adalah bicara mengenai dengan masa depan. Dan ini bicara mengenai tiga hal ini: pemeliharaan, pengampunan, perlindungan. Sekali lagi: pemeliharaan, pengampunan, pengampunan. Apa lagi yang saudara dan saya cari? Setiap kali kita memerlukan makan, ada. Setiap kali kita menginginkan anak kita disekolahkan, ada. Saudara-saudara, pemeliharaan Tuhan. Apa lagi yang kita perlukan? Pengampunan. Banyak orang kaya hatinya tidak pernah bisa mengampuni dirinya sendiri atau tidak bisa mengampuni orang lain. Ada kepahitan di dalam dirinya atau dikejar dengan perasaan bersalah. Selalu ada konflik di dalam hidupnya. Dia sulit untuk mengampuni dan sulit untuk diampuni. Masa lalunya mengikat dia, masa lalunya tidak membuat dia bisa berkembang. Masa sekarang dan masa depan diikat dengan kesalahan masa lalu, pengampunan dan perlindungan. Masa depan, bukankah kita kuatir akan apa yang terjadi masa depan? Hidup manusia itu menjadi tidak stabil karena ada kekuatiran dan juga ketakutan. Dan apa yang kita cari? Hanya tiga itu untuk jiwa dan tubuh kita: pemeliharaan, pengampunan, dan perlindungan. Dan ini yang Tuhan berikan kepada kita asal kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya ini akan diberikan kepada kita. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Pemazmur mengatakan aku sudah berjalan berpuluh-puluh tahun dan aku mendapati bahwa Allah itu pasti setia adanya. Dia bisa dipercaya oleh hidupku. Saudara-saudara lihat hamba-hamba Tuhan yang Tuhan pakai, dia menyerahkan hatinya untuk Bapa di surga saja. Memang kehidupannya sulit, dan banyak sekali orang yang mungkin salah paham dan menyerang hidupnya. Tetapi lihat bagaimana pemeliharaan Tuhan itu cukup untuk dia, begitu nyata dalam hidup dia. Dan dia menjadi orang yang berbuah dan orang bernilai di dalam hidupnya di tengah-tengah dunia. Mereka tidak memiliki siapa-siapa kecuali perlindungan mereka adalah Allah sebagai benteng yang teguh. Dan sungguh-sungguh itu real. Camkan hidup kita. Tetapkan di dalam hatimu, fokuskan hidup hanya satu kepada Bapa di surga. Dan milikilah hati, minta kepada Allah Bapa di surga api dan visi, aku hanya ingin nama-Mu dipermuliakan, dikuduskan. Engkau pada kelas-Mu tersendiri, Engkau tidak tertandingi di tengah-tengah dunia ini. Bapa kami di surga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu jadilah kehendak-Mu. Saudara-saudara, seluruh kebutuhan tubuh dan jiwa masa ini, masa depan dan masa lalu Tuhan akan sediakan.

Patron yang keempat, terakhir: karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Dan ketika seluruhnya sudah terjadi, patron pertama, kedua dan ketiga sudah terjadi, maka apa yang ada dalam hati kita? Siapakah yang berjasa? Aku atau Allah? Siapakah yang mendapatkan kemuliaan? Aku atau Allah? Ketika gereja ini ada dan gereja ini menetapkan hanya untuk kemuliaan Allah Triitunggal dan Tuhan itu kemudian memberikan mujizat demi mujizat. Baik itu mujizat secara spiritual maupun mujizat secara physical. Pertanyaannya adalah apakah saya yang menjadi utama atau Allah yang dipermuliakan? Apakah manusia yang membuat seluruh hidupnya itu menjadi berhasil? Apakah doanya? Apakah kesalehannya? Apakah dedikasinya? Apakah seluruh pengorbanannya menjadikan seluruh hidupku itu diberkati? Jawabannya adalah tidak. Bukan aku, tetapi Dia Allah. Segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, bagi Dia kemuliaan hanya untuk Dia selama-lamanya. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Seluruh kemuliaan itu adalah bagi Allah. Kalau hidupku itu diberkati, kalau hidupku itu dipakai, kalau aku bisa menentukan hal-hal yang tepat di dalam kerohanianku, kalau semua orang mengerti bahwa Allah menyertai adalah bukan karena aku. Alkitab menyatakan bukan karena engkau, Israel tetapi Aku menyatakan kepadamu, Aku memulihkan engkau, Aku membela engkau karena Aku meninggikan nama-Ku. Hanya untuk Aku, nama-Ku Yahweh. Bahwa seluruh berkat itu ada setelah seluruh hidup kita dipandang oleh dunia, khususnya oleh Allah itu benar adanya. Pertanyaannya, mengapa aku benar? Mengapa aku bisa menentukan hatiku hanya untuk Engkau? Adalah bukan karena aku, Tuhan. Itu adalah pekerjaan-Mu di dalam hidupku. Engkaulah Tuhan yang memiliki Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Seluruh hidup yang kita jalani, seluruh keputusan yang tepat di dalam hidup kita, jikalau kita boleh hidup diberi anugerah untuk menghadirkan kemuliaan bagi Bapa di surga, kalau hidup kita dikenal oleh orang lain hidup yang disertai oleh Bapa di surga, maka semua itu harus kembali kepada kemuliaan Allah saja. Kita tidak mengambil satu kemuliaan untuk diri kita sendiri. Kita mau untuk seluruhnya hanya untuk kemuliaan Allah saja. Dan jikalau kita menetapkan di dalam hati kita patron ini saudara akan mengerti hidup yang diberkati oleh Tuhan. Sungguh. Bukan saya mengatakannya, Yesus Kristus. Tuhan ajar aku berdoa. Yesus tidak mungkin mengajar seseorang berdoa suatu doa yang sia-sia atau tidak dijawab. Apakah itu menjadi satu kompas dalam hati kita? Apakah patron ini ada di dalam set hati kita? Kiranya Tuhan menciptakannya di dalam hati kita semua tidak ada yang terkecuali pada malam hari ini. Kiranya kita boleh melihat kemuliaan-Nya. Dan setelah seluruhnya terjadi biarlah Dia dipermuliakan. Mari kita berdoa.

Matius 6:9

Minggu yang lalu saya sudah berbicara berkenaan dengan patron doa Bapa kami. J.I. Packer menyatakan doa itu dikabulkan jika dan hanya jika memiliki prinsip patron doa Bapa kami. Itu tidak berarti bahwa doa Bapa kami kita sebut-sebut seperti mantra. Itu tidak berarti bahwa setiap kali kita berdoa harus persis satu kalimat demi satu kalimat seperti doa Bapa kami. Tetapi apa yang dimaksudkan oleh J.I. Packer? Yaitu ketika kita berdoa, doa Bapa kami, seluruh hidup kita, seluruh keinginan kita, seluruh hati kita mengikuti patron dari empat patron doa Bapa kami. Maka kita akan melihat bagaimana penyediaan Allah itu diberikan kepada kita. Empat hal itu adalah: Bapa kami yang di sorga; hidup yang selalu berfokus kepada pribadi Allah. Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu; hidup yang selalu meninggikan nama-Nya, mencari kerajaan-Nya, dan kehendak-Nya jadi. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan; hidup yang selalu bergantung kepada seluruh anugerah Allah di dalam kebutuhan kita. Seluruh kebutuhan kita, masa lalu, masa kini dan masa depan sungguh-sungguh bergantung kepada Allah. Dan karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaansampai selama-lamanya; hidup untuk mengembalikan seluruh kemuliaan kepada Allah Tritunggal.

Tanamkan di dalam hati. Hidup berfokus kepada Bapa. Hidup berkeinginan agar seluruh kehendak Allah itu jadi. Hidup yang bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam setiap kebutuhan. Dan yang keempat adalah hidup untuk mengembalikan seluruh kemuliaan hanya untuk Allah Tritunggal. Jikalau saudara-saudara menetapkan empat hal ini di dalam hati kita, di dalam hidup kita, di dalam keluarga kita, di dalam seluruh planning hidup kita, maka kita akan melihat bagaimana Allah itu hidup di tengah-tengah kita. Ini bukan sekedar kalimat-kalimat kosong. Kalimat Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh kenyataan. Yesus tidak mungkin memberikan satu doa yang tidak didengar oleh Bapa di sorga. Yesus tidak mungkin mengajarkan kalimat-kalimat yang tidak terjadi di dunia. Bahkan sebelumnya Yesus mengatakan ada doa-doa yang tidak akan dijawab oleh Allah. Maka setelah itu Yesus mengatakan demikianlah engkau harus berdoa.

Hari ini saya akan meneruskan pembahasan ini. Mari kita melihat Matius 6:9. Hari ini saya akan berbicara berkenaan dengan satu kalimat ini saja. Dan saya akan mengeksposisinya. Yesus mengatakan apabila kamu berdoa, berdoalah demikian. Bapa kami yang di sorga. Apa artinya Bapa kami yang di sorga? Hari ini saya akan berbicara mengenai tiga hal penting di dalam kalimat ini.

Hal yang pertama, ini adalah panggilan pribadi Yesus, Allah oknum kedua kepada pribadi Bapa-Nya sendiri, Allah oknum pertama, yang diberikan kepada kita. Ini adalah suatu rahasia, yang sebelumnya tidak diketahui oleh manusia. Allah oknum pertama, kedua dan ketiga itu hadir di dalam kekekalan. Tidak ada malaikat sebelumnya, tidak ada tua-tua sebelumnya, tidak ada manusia sebelumnya. Tidak ada satu makhluk sebelumnya. Mereka memiliki satu persekutuan yang sangat erat di dalam satu hakekat. Alkitab menyatakan bahwa yang mengenal Allah oknum pertama adalah Allah oknum kedua, bukan malaikat, bukan manusia. Bagaimana mungkin manusia bisa mengetahui? Apakah pendiri agama bisa mengajarkan siapa Allah yang sejati? Apakah seorang doktor bisa mengajarkan siapa Allah yang sejati? Seluruh manusia hanya berbicara mengenai satu being yang tertinggi yang ultimate dan mereka mengatakan Allah. Tetapi Alkitab menyatakan tidak seorang pun yang pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Dialah yang hadir di dunia. Dialah yang menyatakan pribadi Allah. Tanpa kehadiran Yesus Kristus, tanpa mulut Kristus mengajarkan kepada murid-murid-Nya, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa taat kepada Allah Bapa.

Ini bukan saja bicara mengenai the Fatherhood of God, ini bicara mengenai nama Allah oknum pertama, nama-Nya adalah Bapa. Ini adalah sebutan yang intim dari Yesus Kristus kepada Allah di sorga. Selain Yesus Kristus, tidak ada satu makhlukpun yang mengenal Dia. Maka di dalam gereja-Nya, Yesus Kristus menyatakan nama itu kepada kita. Oh, ini adalah sesuatu misteri yang dibukakan kepada kita. Ini adalah the greatest revelation. Allah yang tersembunyi, yang tidak bisa dikenal, yang tidak bisa kita lihat dengan mata, yang tidak mungkin kita berbicara dengan-Nya, tidak mungkin kita bisa mengenal-Nya; tetapi Alkitab menyatakan Yesus Kristus datang ke dunia menyatakan kepada kita, Allah itu nama-Nya, Bapa.

Sesuatu yang tertutup sekarang dibukakan. Mari kita melihat ayat-ayat penting. Yohanes 1:14. Saudara-saudara di dalam Yohanes 1:14, dalam bahasa aslinya adalah the only begotten Son. The only begotten Son itu artinya apa? Bahwa Yesus adalah satu-satunya Anak, tidak ada yang lain dan Yesus memiliki hubungan yang khusus dengan Allah. Yesus memiliki sifat, hakekat, natur yang sama dengan Allah. Perhatikan ayat yang ke-18. Tidak ada yang kenal sebelumnya, tidak ada yang melihat sebelumnya, tidak ada manusia yang bisa menduga sebelumnya. Maka jika saudara dan saya bisa mengenal Allah, nama-Nya adalah Bapa, itu adalah wahyu dari Yesus Kristus kepada kita, gereja-Nya. Ini adalah sesuatu yang sangat esensial di dalam kehidupan manusia. Hanya manusia yang mengerti nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah yang diselamatkan. Ini berbicara berkenaan dengan Allah Tritunggal. Yesus menyatakan bahwa inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17:3). Tetapi perhatikan Yohanes 17:1, maka saudara-saudara akan tahu bahwa Allah itu adalah Bapa.

Mari kita melihat Yohanes 17:1-3. Apa arti hidup kekal? Hidup kekal adalah mengenal Allah itu Bapa, Allah oknum pertama dari Tritunggal. Di dalam Alkitab kita akan mendapatkan satu prinsip ini. Allah itu ingin didekati, dikenal, dan disembah sebagai Allah Tritunggal. Di luar Allah Tritunggal tidak ada keselamatan. Ketika Yesus datang ke dunia, maka dia menyatakan pribadi Allah. Tidak ada satu manusiapun yang mengetahui sebelumnya, maka di dunia Dia menyatakan Allah. Siapa itu Allah? Allah itu Bapa, sehingga di dalam Alkitab dikatakan hidup kekal itu mengenal Allah yang adalah Bapa dan mengenal Yesus Kristus. Saudara-saudara, mari kita melihat signifikansi pengenalan ini. Matius 11:27. Dalam ayat ini Bapa dan Anak memiliki satu ikatan yang khusus. Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak. Tidak ada satu pendiri agama, tidak ada satu nabi, tidak ada satu rasul, tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Jikalau saudara dan saya bisa mempercayai bahwa Allah itu Tritunggal, Allah yang tidak dilihat oleh mata, Nama-Nya adalah Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Jika sungguh-sungguh terjadi di dalam hati kita, sungguh-sungguh ada di dalam kepercayaan kita, bukan dari orang-tua kita, bukan karena biasa pergi ke gereja, tetapi percaya di dalam hati karena Roh Kudus mengirimkan kalimat Yesus itu kepada kita, maka itulah keselamatan. Itulah keajaiban. Itu adalah the greatest revelation. Ini adalah panggilan kedekatan antara Allah oknum kedua kepada Allah oknum pertama sendiri. Suatu hari Paulus pergi ke Athena, dan kemudian dia melihat ada patung dewa-dewa, dan dia melihat allah-allah di sini dan di sana. Kemudian ada satu mezbah, pada mezbah itu tertulis, kepada Allah yang tidak di kenal. Tetapi di sini Yesus Kristus menyatakan itu Bapa! Revelation dari Allah oknum kedua, tentang Allah oknum pertama kepada kita. Dalam sebuah keluarga, kadang-kadang ada sebutan-sebutan kedekatan, sebutan-sebutan sayang. Sebutan-sebutan sayang itu adalah sesuatu yang sangat secret, sangat personal. Hanya suami yang berbicara kepada istri, dan istri berbicara kepada suami tentang sebutan itu. Dalam kasus ini, saudara adalah tetangga orang itu, atau mungkin orang lain yang begitu jauh dari keluarga ini, tetapi dinyatakan apa yang menjadi sebutan kesayangan dari suami istri tersebut. Ketika itu terjadi, saudara mendapatkan rahasia yang paling dalam di antara suami istri itu. Jikalau itu terjadi, artinya saudara dimasukkan di dalam satu keintiman, atau suatu relasi yang dekat dengan keluarga itu. Tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak. Tetapi pada hari itu, murid-murid-Nya mengatakan Tuhan, ajarlah kami berdoa. Apabila kamu berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga. Apa Tuhan Yesus? Bapa kami yang di sorga? Setiap kali Yesus menyendiri, Dia berlutut. Pagi-pagi atau malam-malam sendirian. Tidak ada orang yang mendengar, tidak ada orang yang tahu, dan Dia berdoa dengan intim, Dia menengadah ke langit, Dia mengucapkan satu kalimat, satu nama yang di seluruh muka bumi ini hanya Dia yang tahu. Bapa. Kemudian Dia mengutarakan seluruh isi hati-Nya. Nama yang tersembunyi itu, nama yang paling Dia kasihi, nama yang paling rahasia, sekarang diberikan kepada engkau dan saya. Diberikan kepada kita. Bapa kami yang di sorga.

Hal yang kedua, ketika Yesus mengatakan apabila kamu berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga. Ini adalah pewahyuan tentang Allah yang jauh sekaligus dekat. Allah yang jauh dan dekat. Ini berbicara berkenaan dengan the Fatherhood of God. Kebapaan Allah. Seperti apakah Allah? Seperti apakah Allah yang kita kenal sebagai manusia yang berdosa? Seluruh agama, seluruh pikiran kita sekalipun, ketika berbicara berkenaan dengan Allah, adalah Allah yang jauh, Allah yang perkasa, Allah yang ada di sana, Allah yang tidak mungkin kita hampiri. Oh, kalau saudara-saudara melihat doa orang Islam, dan kalau saudara perhatikan apa yang ada di Mekkah, maka saudara akan gemetar karena memang seharusnya manusia yang berhadapan dengan Allah adalah seperti itu. Jutaan orang ada di tengah-tengah lapangan di Mekkah. Seorang pemimpin agama menyerukan Allahu Akbar dan seluruh lutut bertelut. Jutaan orang bertelut. Kalau melihat dari TV, saudara merasa biasa, tetapi coba saudara bayangkan jika saudara berada di sana. Saudara ada di tengah-tengah jutaan orang yang berkumpul itu, kemudian ada satu pengeras suara menyatakan Allahu Akbar. Maka saudara akan lihat kanan-kiri, depan-belakang saudara, seluruhnya berlutut. Saya yakin lutut kita tak mungkin berdiri di situ. Seluruhnya akan gemetar, kita mau tak mau akan berlutut. Jutaan orang berlutut. Allah, siapakah Allah itu? Allah yang besar. Allah yang agung. Allah yang harus ditakuti. Allah yang harus disembah. Ada satu gambaran yang pernah diceritakan kepada saya. Kita tahu, semua orang Hindu melihat kebesaran Allah ada di dalam gunung. Ada satu hal yang sangat membuat hati remuk. Ada satu gambaran seorang Hindu, ketika gunung berapi itu meletus dan seluruh tanah bergetar dan kemudian lahar yang panas dimuntahkan, orang Hindu ini, dalam konsep allahnya, menyadari bahwa Allah itu besar dan mungkin sekali Allah itu marah, maka dia itu bukan lari ke belakang, dia lari ke gunung itu, berlutut dan kemudian lahar datang dan menyapu dia. Allah itu besar. Tapi suatu hari Yesus mengatakan engkau mau berdoa kepada Allah yang besar? Engkau mau berdoa kepada Allah yang agung? Aku ajarkan kepada kamu berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga.” Dia Allah, bagaimana mungkin saya bisa mengatakan Bapa? Dia Allah, Dia besar, Dia ditakuti oleh semua orang. Orang Islam takut kepada Dia. Orang Hindu takut kepada Dia. Tetapi Engkau mengatakan kepada kami, Allah itu Bapa? Yesus Kristus membawa Allah yang jauh menjadi Allah yang dekat. Allah yang jauh, yang besar, yang mulia, Allah itu kemudian menjadi dekat, menjadi mengasihi, menyayangi kita. Allah yang transcendent, jauh, sekarang menjadi Allah yang dekat yang immanent. Maka, di dalam kekristenan, ketika menyembah Allah yang sejati di dalam Yesus Kristus maka selalu ada paradoks perasaan ini, yaitu takut dan gentar, serta kasih dan sayang. Selalu menjadi satu di dalam paradoks yang Yesus ajarkan kepada kita. Engkau dan saya tidak lagi melihat Allah menjadi satu Pribadi yang jauh dan menakutkan, Yesus membawa-Nya dekat kepada kita. Yesus membawa-Nya menjadi sahabat kita. Yesus membawa-Nya menjadi Bapa kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Roh Kudus mengajari kita ketika kita menghadap Allah yang besar itu, Allah yang jauh itu. Roh Kudus mengajar kita ketika kita berdoa, kita menyebut Dia, memanggil Dia, di manapun saja, kapanpun saja kita menyebut Allah yang besar itu ya Abba ya Bapa. Luar biasa. This is Christianity.

Saya akan membawa saudara-saudara melihat seperti apa Allah yang besar itu di dalam Alkitab. Mari kita membaca Yesaya 40:12-26. Kiranya Allah Roh Kudus membawa mata hati kita melihat ayat-ayat seperti ini. Allah itu Allah yang mulia. Allah itu Allah yang besar. Dia menanam orang-orang di dunia, baru bertumbuh sebentar saja, Dia kirimkan angin badai dan mereka tidak ada lagi. Dia mengatakan jika seluruh pohon di dunia ini ditebang menjadi kayu api dan seluruh binatang di dunia ini dikorbankan pun itu tidak pernah akan cukup bagi Dia. Banyak orang Kristen kurang ajar kepada Tuhan, tidak mau memberikan uang di dalam pekerjaan Tuhan, luar biasa kikirnya. Apalagi orang-orang yang mengatakan bahwa aku tidak mau memberikan persembahan. Saya katakan kepada saudara-saudara, gereja tidak memerlukannya. Allah tidak memerlukannya. Dia adalah Allah yang besar. Saudara harus bertobat. Kita tidak mungkin bisa membantu Allah. Banyak orang Kristen sudah mempermainkan Allah. Adalah benar bahwa Yesus Kristus mengajarkan Allah yang jauh itu sekarang dekat. Tetapi Dia adalah Allah yang jauh. Dia bukan hanya Allah yang dekat. Dia adalah Allah yang jauh dan dekat. Kita tidak bisa mempermainkan Dia. Kita sungguh-sungguh harus hormat kepada Dia. Banyak orang Kristen mempermainkan Allah. Banyak orang Islam tidak berani mempermainkan Allah. Banyak orang Kristen bermain-main dengan Allah. Banyak orang-orang Hindu dan orang-orang Ibrani, Yahudi itu takut kepada Dia. Kita harus bertobat. Dia adalah Allah yang besar. Dia tidak pernah menjadi kecil. Dia adalah Allah yang besar. Lihatlah Yesaya ini, maka saudara-saudara akan mengerti siapa Dia. Tuhan, ajarlah kami berdoa. Apabila engkau berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga.” Siapa? Bapa? Itu adalah sebutan yang Aku sendiri katakan kepada Allah oknum pertama. Setiap pagi sebelum engkau bangun, Aku sudah bangun dan menghampiri Dia. Setiap malam setelah engkau tidur, Aku itu masih terjaga dan engkau masih tidur. Aku mengatakannya kepada Dia, panggilan yang Aku kenal di dalam kekekalan. Dia mengenal Aku dan Aku mengenal Dia. Hanya Kami. Bapa. Hal yang kedua berbicara berkenaan dengan Allah yang jauh dan Allah yang dekat. Mengerti hal yang kedua ini, maka kita akan mengerti identitas kita. Alkitab mengatakan kita adalah anak-anak Allah. Alkitab menyatakan kita memanggil Allah itu Bapa. Dan siapa Bapa itu? Dia adalah Allah yang besar itu. Saya pernah mengenal satu keluarga yang papanya adalah seorang narapidana. Ketika hukuman itu dijatuhkan, maka foto papanya itu ada di dalam surat kabar. Anak itu kemudian melihat foto papanya sebagai narapidana ada di dalam surat kabar dan itu menghancurkan hatinya. Kemanapun dia pergi, dia malu, dan jiwanya terguncang, identitasnya itu kemudian runtuh. Tetapi Bapa kita adalah Allah yang besar.

Terakhir yang ketiga, Tuhan, ajarlah kami berdoa. Apabila engkau berdoa, berdoalah demikian: “Bapa kami yang di sorga.” Saya sudah menyatakan bahwa doa harus memiliki sasaran, fokus seperti seorang yang mengirim surat, ada alamat yang dituju dan fokusnya adalah Bapa di sorga. Ketika kita berdoa Bapa kami yang di sorga, kita harus sadar bahwa kita berdoa kepada Allah yang menciptakan, menguasai dan menopang seluruh bumi ini. Ada perbedaan kualitatif antara Dia dan saya. Ada sesuatu yang tidak terseberangi kecuali di dalam Yesus Kristus. Dia adalah Allah Pencipta itu. Dan Allah Pencipta itu adalah Allah yang memiliki hak untuk memerintah ciptaan-Nya. Ketika kita berdoa Bapa kami yang di sorga, maka doa ini artinya mengakui kedaulatan Allah terhadap kita. Itulah sebabnya Yesus Kristus ketika di taman Getsemani menghampiri Bapa-Nya di sorga sendirian. Dia mengatakan, Bapa. Sebutan yang Dia kenal sejak dalam kekekalan. “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Ketika kita berdoa berkenaan dengan Bapa kami yang di sorga, maka kita ingat Dia adalah Allah yang berdaulat. Dia Bapa yang berdaulat. Di dalam ancient near east culture, maka seorang raja yang berdaulat, rakyatnya datang kepada raja dan menyebut raja itu dengan sebutan my father. Itu artinya my master, my lord. Tuanku, perintahkanlah kepadaku. Ketika berbicara berkenaan Bapa itu adalah Allah oknum pertama. Ketika berbicara mengenai Bapa itu adalah the Fatherhood of God. Dan berbicara mengenai Bapa itu adalah berbicara mengenai kedaulatan, my Master. Maka ketika kita berdoa Bapa kami yang di sorga, di dalam hati kita, kita tetapkan ketaatan. Ini adalah ajaran Yesus kepada gereja. Sungguh sangat mengagumkan. Melampaui seluruh pikiran yang ada pada waktu itu. Membukakan sesuatu yang tertutup pada waktu itu.

Saya akan akhiri dengan menceritakan satu ilustrasi ini. Seorang pengkhotbah bernama John Huffman menceritakan seorang anak kecil yang merangkak melewati semua keajaiban di dalam Wahyu 4. Dia menyeberangi lautan kaca, melewati ke-24 tua-tua, naik ke atas takhta dan sampai di depan altar itu, dia bersuara dengan lirih kepada satu Pribadi yang duduk di atas takhta itu, Father. Dan itu akan mencerminkan semua yang akan kita kerjakan. Di sorga ada lautan kaca, di sorga ada 24 tua-tua, di sorga ada takhta yang menjulang, di sorga ada malaikat-malaikat yang bernyanyi, dan satu per satu orang-orang yang ditebus akan menghadap takhta kasih karunia itu, melewati seluruh yang ada. Melewati lautan kaca, melewati seluruh tua-tua, melewati seluruh malaikat-malaikat yang besar di sana, dan kita akan masuk ke dalam satu takhta yang tinggi menjulang, yang putih dan begitu agung, yang bersinar, kita merangkak satu per satu anak tangganya, dan ketika kita berada di tengah-tengah tempat di atas takhta itu, di mana satu Pribadi itu ada dan kemudian kita berlutut dan kemudian kita mengatakan, Father, Bapa. Karena Kristus sudah mengajarkan kepada kita, membuat Allah yang menakutkan itu menjadi Bapa kita. Oh, ini pewahyuan yang luar biasa. Tidak mungkin bisa dibeli dengan uang. Hanya yang dari atas, yang ada di pangkuan Allah Bapa itu, yang menyatakan nama-Nya kepada kita. Bersukacitalah jemaat. Bersukacitalah. Ini melebihi daripada mendapatkan uang. Ini melebihi daripada mendapatkan seluruh isi dunia. Mendapatkan Allah yang mengasihi kita. Kiranya hati kita makin takut kepada Dia. Mari kita berdoa. 

Matius 6:9; Keluaran 3:13-15

Suatu hari murid Yesus datang kepada Dia dan berkata: “Guru, ajar kami untuk berdoa.” Kemudian Yesus mengatakan “Jikalau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu.” Ini adalah permintaan yang pertama dari enam permintaan yang ada di dalam Doa Bapa Kami. Saya sudah mengatakan kepada saudara-saudara apa yang dikatakan oleh J.I. Packer. Doa itu pasti dikabulkan jika dan hanya jika kita berdoa seturut dengan prinsip Doa Bapa Kami. Itu tidak berarti pengulangan Doa Bapa Kami seperti mantra, melainkan apa yang diinginkan oleh Yesus Kristus dalam Doa Bapa Kami menjadi keinginan kita. Seluruh kehidupan Yesus Kristus adalah kehidupan Doa Bapa Kami di dalam kehidupan yang nyata.

Hari ini saya akan berbicara berkenaan dengan dua hal ini yang penting. Yang pertama adalah dikuduskan dan yang kedua adalah nama. Ketika Yesus berkata dikuduskanlah nama-Mu, di dalam bahasa aslinya adalah hagiasthetoHagiastheto itu akar katanya hagios yang artinya suci. Suci itu artinya dipisahkan, berbeda dari yang lain. Hagiastheto itu artinya memperlakukan pribadi secara berbeda atau terpisah atau tersendiri, karena memiliki suatu kualitas yang lain dibandingkan dengan yang lain. Yesus mau mengatakan kepada para murid-Nya dan kita semua, Bapa di sorga itu memiliki kelas-Nya tersendiri, Dia adalah stand alone, berbeda, khusus, seluruh kepemilikan-Nya adalah milik Dia sendiri yang tidak pernah bagikan kepada siapapun saja di dunia ini. Dia adalah satu-satunya pencipta dan tidak ada yang lain, bahkan tidak ada yang bisa menyamai degree dengan Bapa di sorga. Seluruh ilah Yunani, seluruh ilah Mesir, seluruh ilah Asyur, bahkan seluruh ilah yang ada dari jaman ke jaman, raja-raja, panglima-panglima, pembesar-pembesar dan orang-orang pendiri agama. Tidak ada satupun yang bisa menyamai Allah Bapa di sorga. Dia memiliki kualitas-Nya tersendiri. Maka hagiastheto artinya sekali lagi, panggilan memperlakukan Bapa secara terpisah, secara berbeda, memiliki kualitas yang lain daripada kita. Perhatikan baik-baik, Yesus Kristus tidak mengajarkan dengan menggunakan kata dimuliakanlah nama-Mu. Sebenarnya ini tidak salah karena Allah itu mulia, tetapi ketika bicara dimuliakan nama-Mu, mulialah Engkau, maka saudara bisa berkata kepada orang lain, Raja engkau sungguh mulia, Panglima engkau sungguh mulia. Mulia adalah berbicara mengenai kebesaran, tetapi mulia tidak menunjukkan adanya perbedaan kualitatif. Ada satu kata yang menyatakan adanya perbedaan kualitatif, yaitu ‘kudus’! Sehingga di dalam kitab Keluaran, minggu yang lalu kita sudah berbicara, Allah itu mulia di dalam kekudusan-Nya. Apa yang membuat Allah itu mulia? Karena Dia sungguh-sungguh terpisah, Dia sungguh-sungguh berbeda, pada kelas-Nya tersendiri. Maka ketika kata “dikuduskanlah nama-Mu” maka itu artinya adalah Bapa di sorga harus dihormati, berbeda dari jenis penghormatan yang pernah diterima siapapun saja yang pernah ada di dunia ini, sepanjang jaman. Dia harus mendapatkan penghormatan yang berbeda, yang pernah dilakukan oleh siapapun saja di dunia ini dalam menyembah apapun saja. Manusia adalah makhluk yang menyembah. Di dalam hal ini Yesus bukan saja mengundang kita menyembah Bapa, tetapi mengundang kita mengenal keunikan Bapa di sorga yaitu kekudusan-Nya, perbedaan kualitas-Nya, sehingga kita sungguh-sungguh dapat mempermuliakan Dia.

Yesus Kristus mengatakan, “Dikuduskanlah nama-Mu.” Sekarang saya akan masuk ke dalam nama. Ketika berbicara mengenai nama di dalam Alkitab itu identik dengan keseluruhan pribadi. Keseluruhannya. Naturnya, sifatnya, sejarahnya. Misalnya saja ketika saudara melihat Musa. Musa itu artinya diangkat dari air. Misalnya kita bertemu dengan Musa dan bertanya, “Mengapa namamu diangkat dari air?” Lalu Musa menceritakan segalanya. Pada waktu itu Mesir sudah menjajah 400 tahun lebih dan semua anak laki-laki Israel dibuang di sungai Nil dan dibunuh, sebagian besar lagi dibunuh. Tetapi orangtuaku tidak rela, kemudian membuat satu basket yang dioleskan ter dan gala-gala. Kemudian saya dimasukkan ke dalamnya. Basket tersebut dialirkan di sungai Nil. Kakak saya mengikuti basket tersebut. Putri Firaun sedang mandi pada hari itu, dia melihat dan mengambil basket itu. Aku ada di dalamnya. Kemudian kakakku maju dan bertanya kepada putri Firaun, “Apakah engkau mau mencari seorang ibu yang bisa menyusui bayi ini?” Putri Firaun itu kemudian mengatakan, “Ya, aku mau.” Maka dengan cerdiknya kakakku memanggil mama. Demikianlah aku diambil dari air, diselamatkan dan aku menjadi anak putri Firaun. Itulah sebabnya aku bisa memerintah di Mesir. Musa artinya diambil dari air. Ketika nama itu disebutkan, itu berarti seluruhnya.

Berbeda dengan sekarang, orang mengatakan apa arti sebuah nama. Mungkin saudara-saudara juga tidak suka dengan nama saudara. Mungkin saudara juga tidak mengerti nama saudara. Suatu hari, anggap saja saya bertemu dengan Rasul Paulus. Paulus itu artinya yang kecil atau yang terakhir. Saya ketika membaca nama saya, saya malu, terlalu berat. Agus itu artinya adalah besar. Seluruh orangtua selalu memberikan nama-nama yang hebat, tetapi Paulus memilih nama sendiri adalah Paulus.

Aku adalah yang paling terakhir. Kenapa Paulus? Kemudian dia mengatakan. Engkau tahu Agus, saya adalah orang yang paling menyiksa kekristenan. Aku pergi ke mana-mana untuk mengambil orang-orang Kristen untuk dimasukkan ke dalam penjara lalu kemudian dibunuh. Tetapi di satu perjalanan, saya sedang naik kuda bersama dengan beberapa temanku dan tiba-tiba Yesus Kristus tampak, sinar-Nya menyinari aku dan aku terpelanting. Kemudian aku mendengarkan satu suara, “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?” Engkau tahu Agus, aku adalah orang yang menjadi musuh gereja. Aku tidak layak ada di sini. Bagaimana mungkin aku menjadi rasul? Bagaimana mungkin aku diurapi oleh Tuhan? Tempatku yang sesungguhnya adalah di nereka. Aku adalah seperti bayi yang lahir prematur. Aku adalah yang paling akhir. Ketika berbicara mengenai nama, segalanya. Ketika nama adalah segalanya. Pada zaman kuno, maka seorang bangsawan yang mengambil orang lain, akan diganti namanya. Misalnya melihat Daniel, diganti menjadi Beltsazar. Daniel itu artinya God is my Judge. Tetapi Beltsazar itu adalah dewa Bel adalah pujaanku. Ketika berbicara mengenai nama, maka itu berbicara mengenai keseluruhannya.

Yesus Kristus mengatakan, jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian, “Bapa kami di sorga, dikuduskanlah nama-Mu.” Maka di dalam hal ini, saya akan membawa saudara-saudara mengerti nama Allah di dalam 3 kategori besar ini. Pertama, nama adalah berbicara mengenai hakekat. Hakekat itu adalah being, ontological sense of being. Hal yang paling dasar yang membedakan Pribadi ini dengan seluruh pribadi yang lain. Misalnya saja ketika saudara mengerti ada benda cair, padat dan gas. Maka kemudian saudara tanya, “Apa hakekatnya cair? Apa hakekatnya gas? Apa hakekatnya padat?” Maka yang cair itu hakekatnya tidak dimiliki oleh padat dan gas. Demikian seterusnya. Jadi ketika berbicara berkenaan dengan nama Allah, itu adalah berbicara mengenai hakekat Allah yang sejati, being ontological, hakekat pribadi Allah yang tidak dimiliki oleh seluruh pribadi yang lain. Dan apakah itu? Secara cepat saya akan mengatakan itu adalah Tritunggal. Suatu hari, Musa di tengah-tengah padang belantara, Allah menemui dia dan Allah memberikan satu misi kepada dia. Engkau pergi kepada Firaun dan katakan kepada dia, “Let My people go!” Musa mengatakan saya tidak mau. Kemudian dia beralasan begitu banyak. Salah satu alasannya yaitu nanti orang Israel tanya kepadaku, “Siapa nama Allah yang mengirim engkau?” Pada hari itu, secara luar biasa terkejut, Allah menyatakan nama-Nya kepada Musa yang sebelumnya tidak pernah Dia nyatakan kepada siapapun saja. Dia mengatakan, “I AM WHO I AM.” YAHWEH. Di dalam Alkitab adalah TUHAN. Nama Allah ini tidak pernah muncul sebelumnya. Sebelumnya, seluruh orang Israel ketika memanggil nama Allah adalah selalu Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub. Tidak pernah nama Allah dinyatakan kepada manusia. Ini adalah prinsip Alkitab yang disebut sebagai progressive revelation. Revelation itu adalah sesuatu yang tertutup sekarang dibuka untuk dinyatakan, diketahui. Di dalam Alkitab dengan jelas Allah menyatakan, reveal diri-Nya secara progressive. Makin lama makin jelas. Ini tidak berarti bahwa pewahyuan yang awal kurang mutunya dibandingkan dengan yang akhir. Sebab setiap pewahyuan Tuhan itu sempurna pada diri-Nya sendiri. Tetapi yang disebut sebagai progressive revelation adalah pewahyuan selanjutnya akan melengkapi. Sehingga apa yang Tuhan maksudkan itu makin lama makin jelas.

Di dalam kitab Kejadian tertulis penciptaan manusia. Di situ dikatakan “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Di situ dikatakan Kita. Dan kemudian di dalam kitab Kejadian ketika Allah memimpin Abraham, ketika Allah memimpin Ishak, ketika Allah memimpin Yakub, Allah tidak pernah menyatakan nama-Nya. Bahkan ketika Yakub bergumul dengan Allah, maka Yakub bertanya kepada Allah, “Siapa nama-Mu?” Allah tidak menyebutkannya. Malah Allah bertanya, “Siapa namamu?” Sampai kepada Yakub, Allah tetap tidak membuka diri-Nya. Tetapi pada zaman Musa, Allah menyatakan nama-Ku yaitu Yahweh. Nama-Ku, I AM WHO I AM. Kalau saudara melihat lagi dalam Perjanjian Baru ada suatu kalimat yang luar biasa yang dikatakan Yesus Kristus, yang membuat seluruh orang Israel yang mendengarkannya marah kepada Yesus Kristus dan ingin membunuh Yesus Kristus di titik itu. Yesus mengatakan, “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Dia menyatakan Dialah I AM yang bertemu dengan Musa. Dan di akhir dari pelayanan Yesus Kristus, Dia mengumpulkan murid-murid-Nya dan kemudian Dia mengutusnya, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama, in the name, Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Pertama di dalam kitab Kejadian, Kita. Kemudian di dalam kitab Kejadian lagi, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Di dalam kitab Keluaran, I AM WHO I AM. Di dalam kitab Injil, sebelum Abraham jadi, I AM. Dan di akhir dari pelayanan Yesus Kristus, Dia membuka kepada kita siapa nama Allah itu, yaitu Allah Tritunggal, Bapa, Anak dan Roh Kudus. Itulah being, itulah ontological, itulah hakekat Allah yang sejati. Itulah sebabnya saudara-saudara akan melihat seluruh murid Yesus mempertahankan kesucian nama Allah Tritunggal itu dengan darahnya. Seluruh bapa gereja mempertahankan kesucian nama Allah Tritunggal itu dengan hidup dan darahnya sampai mati. Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah, “Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu.”

Hal yangkedua, ketika berbicara berkenaan dengan nama Allah, maka itu selalu bersangkut paut dengan perbuatan Allah, karya Allah. Di dalam Alkitab, nama Allah selalu digabung dengan karya Allah. Sehingga ketika Yesus Kristus mengatakan “Dikuduskanlah nama-Mu.” Ini bersangkut paut dengan relation, pergaulan kita dengan Allah. Saya akan jelaskan ini. Suatu hari Allah berbicara kepada Abraham. “Abraham, persembahkanlah anakmu yang tunggal itu, Ishak, di gunung itu, di tanah Moria.” Ini sesuatu hal yang sulit sekali. Anak tunggal, satu-satunya yang dia impikan bertahun-tahun. Setelah dia menjadi seorang pemuda, remaja, Tuhan tiba-tiba meminta Abraham untuk mempersembahkan anak itu. Dia menyatakan, besok, di tempat itu. Ini adalah satu prinsip pelayanan yang penting. Tuhanlah yang menentukan jenis korban. Tuhanlah yang menentukan waktu berkorban. Tuhanlah yang menentukan tempat pengorbanan. Banyak dari kita melakukan pelayanan, tidak memikirkan prinsip ini. Kita melakukan pelayanan apa yang kita suka. Kita berkorban sesuai dengan apa yang aku mau. Berkali-kali saya berbicara kepada banyak orang di tempat ini, “Engkau jangan menentukan tempat pelayanan sendiri”. Tuhan yang menentukan korbannya. Tuhan yang menentukan waktunya. Tuhan yang menentukan tempatnya. “Abraham, korbankan Ishak, anakmu yang tunggal itu, besok pagi, di gunung itu.”

Saya yakin sekali Abraham akan bergumul. Di malam harinya dia berdoa terus-menerus untuk memohon Tuhan berbicara lagi kepada dia sesuatu yang lain. Mungkin sekali dia terus menampar pipi kanan-kirinya, berpikir mungkin dia salah mendengar. Tetapi ini adalah perintah Tuhan. Pagi-pagi benar maka dia pergi membawa dua bujangnya beserta Ishak, anaknya. Di dalam sepanjang perikop itu, sama sekali tidak muncul nama istrinya. Kata ‘Sara’ tidak muncul sekalipun. Abraham tahu, di dalam urusan seperti ini, penghalang utama ketaatannya adalah istrinya. Saudara-saudara, orang-orang laki-laki. Kalau saudara melihat penghalang kehendak Tuhan terjadi adalah istrimu, lebih baik diam. Saudara-saudara bisa bayangkan kalau Sara itu tahu? Dia akan melawan Abraham. “Enak saja engkau! Dia ini lahir dari perutku, bukan perut kamu. Engkau yang kemudian mempersembahkan. Engkau enak aja.” Tetapi Abraham diam. Dia membawa Ishak. Ishak seorang yang cermat, “Mau ke mana papa?” “Kita akan membuat pengorbanan bagi Tuhan”. Dia lihat, “Eh, papa bawa pisau, papa bawa kayu, papa bawa api, tetapi di mana dombanya?” Wah, Ishak bicara seperti itu, saya yakin Abraham hatinya remuk. Di dalam hatinya Abraham akan mengatakan, “Ya, kamu.” Saudara bisa tersenyum sekarang karena peristiwa ini saudara telah ketahui. Tetapi kalau saudara pada waktu itu ada, saya yakin sekali maka saudara tidak bisa menerima kenyataan ini.

 Søren Aabye Kierkegaard menuliskan komentari terhadap hal ini dan dia membayangkan berimajinasi kira-kira seperti apa. Meskipun kita tidak terlalu setuju, tetapi mungkin sekali hal ini terjadi. Dia mengatakan mungkin sekali Abraham akan berpura-pura gila di depan anaknya supaya anaknya tidak kehilangan iman. Dia akan bertingkah seperti orang gila dengan air liur di mana–mana dan dengan pisau mengejar-ngejar anak itu. Dan Abraham itu kemudian membawa Ishak di tempat dari persembahan itu. Ishak tidak tahu, Ishak meronta, tetapi Abraham dengan kekuatannya berusaha mengikat Ishak. Tentu dengan air mata. Dan kemudian pada waktunya, dia mengambil pisau itu dengan gemetar, dan kemudian hal yang terakhir yang dilakukan adalah menetapkan hatinya! Menetapkan hatinya untuk taat! Dan kemudian dia mau untuk membunuh Ishak, tiba-tiba malaikat Tuhan mengatakan, “Abraham! Lepaskan pisau itu.” Dan peristiwa itu kemudian, malaikat Tuhan membawa satu domba yang ada di sana. Abraham melihat itu dan kemudian Abraham membawa domba itu ke tempat di mana tadinya Ishak itu ada, mengikatnya dan kemudian mematikannya, dengan memandang sesuatu yang akan terjadi ribuan tahun kemudian. Bahwa aku tidak jadi mempersembahkan anakku, tetapi Tuhan tidak akan menahan pisaunya untuk mematikan Anak Tunggal-Nya, Yesus Kristus dan kemudian Abraham mengatakan, “Jehovah Jireh,” Tuhan yang menyediakan bagiku.Dikuduskanlah nama Tuhan. Ketika nama Jehovah itu muncul, maka karya Jehovah itu ditempelkan. Jehovah Jireh.

Di tempat yang lain, Musa. Suatu hari Musa itu keluar dari Mesir bersama dengan orang-orang Israel. Dua setengah juta orang yang tidak pernah berperang. Tiba-tiba sekarang dihadang dengan tentara-tentara Amalek. Ini adalah peperangan pertama orang-orang Israel yang keluar dari Mesir. Ini adalah peperangan yang sama sekali tidak seimbang. Dan kemungkinan besar seluruh orang Israel akan dibinasakan di jalan itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai pengalaman berperang, orang-orang yang sudah lama dijajah. Dan kemudian Musa mengatakan kepada Yosua, “Ambil orang-orang yang gagah, dan kemudian engkau berperang dengan orang-orang Amalek itu.” Lalu Musa cepat-cepat naik ke gunung yang terdekat. Dia mengerti, inti peperangan, bukan kekuatan Israel, tetapi apakah Allah berperang untuk dia atau tidak? Maka Alkitab menyatakan, Musa itu berdoa kepada Yahweh, dia berdoa terus-menerus berjam-jam. Alkitab mengatakan, ketika dia mengangkat tangannya, maka Yosua memenangkan, tetapi ketika dia kecapaian dan dia menurunkan tangannnya, maka Yosua itu kemudian kalah. Setelah Harun dan Hur mengetahui prinsip ini, maka kemudian Harun dan Hur menopang kanan dan kiri tangan Musa untuk terus membuat Musa berdoa kepada Allah. Sekali lagi ini bukan sinkritisme. Ini adalah suatu pelajaran bagi gereja Tuhan. Kemenangan peperangan kita ditentukan dari seberapa banyak kita mau membayar harganya di dalam doa! Dan kemudian Musa terus mengangkat tangannya sampai sore; kemudian seluruh tentara Amalek disapu dan dihancurkan. Dan kemudian setelah kemenangan itu, maka Musa membangun sebuah mezbah. Dan di mezbah itu, dia menyatakan Jehovah-Nissi,” Allah adalah panji-panji perang Israel.

Saudara lihat, setiap kali Alkitab menyatakan nama Allah, di belakangnya ada sebutan untuk karya-Nya. Yesaya menyatakan, Yahweh-Tsevaot,” Allah semesta alam. Gideon menyatakan, Yahweh-Shalom,” Tuhan adalah pendamaianku. Yeremia mengatakan, Jehovah-Tsidkenu,” Tuhan itu adalah kebenaranku. Yehezkiel suatu hari menubuatkan satu kota Allah yang akan hadir, Yerusalem yang baru, di mana sejak Perjanjian Lama, ribuan tahun, dia sudah melihat hal itu dan Yehezkiel menyatakan,”Yahweh hadir di sini, Jehovah-Shammah.”

Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian, “Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu”. “Dikuduskanlah nama-Mu”. Bagaimana saudara bisa mengenal bahwa Allah itu Tritunggal itu adalah kudus, berbeda, Dia memiliki kelas pada diri-Nya sendiri? Jikalau kita memiliki pergaulan dengan Allah di dalam karya-Nya. Di dalam Kejadian 4:26, “Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set, dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.” Itu bukan berbicara berkenaan, “Oh, Tuhan. Aku juga panggil nama-Nya Tuhan”. Tetapi kalau saudara-saudara melihat setelah ayat tersebut dan khususnya pada Kejadian 5, saudara akan menemukan 2 aliran yang berbeda, anak-anak kegelapan dan anak-anak terang. Anak-anak kegelapan memiliki ciri self-exaltation, peninggian diri sendiri. Sedangkan anak-anak yang memanggil nama TUHAN, disebut sebagai anak-anak terang. Saudara-saudara akan lihat, orang ini adalah orang yang bergaul dengan Allah. Henokh berjalan bersama dengan Tuhan. Ketika berbicara berkenaan dengan “Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu”. Bagaimana kita bisa mengkuduskan nama Allah? Jikalau kita boleh mengenal bahwa Dia adalah Allah Tritunggal yang tidak ada kesamaan dengan seluruh allah di dunia ini. Dan kedua adalah jikalau kita memiliki pergaulan dengan Allah yang sejati. Ini adalah panggilan untuk mengenal pribadi Allah dan juga panggilan untuk berjalan bersama dengan Allah. Saudara dan saya tidak mungkin bisa untuk memuliakan nama Allah kecuali kita mengenal Dia dan kita bergaul dengan Dia.

Ketiga, terakhir, ketika kita berbicara berkenaan dengan nama, itu adalah bicara berkenaan dengan sifat. Musa bertanya kepada Allah, “Siapa nama-Mu?” Dan kemudian Allah menyatakan, “I AM WHO I AM”. YHWH. Ini adalah empat huruf yang tidak terkatakan, the four unspeakable letters. Allah menggunakan Bahasa Ibrani di dalam hal ini untuk mewahyukan diri-Nya. Saya sangat setuju sekali dengan satu lagu, dia mengatakan ini adalah nama yang terindah, nama yang tidak bisa terucapkan bahkan pada manusia. “I AM WHO I AM.” Dan dari ayat ini saja, saudara akan mendapatkan tiga sifat Allah yang tidak akan bisa tertandingi oleh siapapun saja. “I AM WHO I AM” itu artinya Dia self-eternal, kekal pada diri-Nya sendiri. Dia tidak memiliki past dan tidak ada future. “I AM WHO I AM” artinya adalah Dia self-exist, Dia tidak memerlukan siapa pun saja untuk Dia ada, dan segala sesuatu tidak ada kecuali Dia mengadakannya. Dan ketiga ketika berbicara tentang “I AM WHO I AM”, itu artinya adalah Dia adalah self-sufficient. Dia tidak memerlukan sesuatu di luar diri-Nya untuk mencukupi diri-Nya.

Saudara bandingkan Yahweh dengan seluruh pendiri agama. Saudara bandingkan Yahweh dengan agama-agama apa pun saja dengan konsep allahnya. Apakah itu Buddha? Hindu? Atau orang-orang Islam sekalipun. Saudara akan tahu Allah TrItunggal pada diri-Nya sendiri memiliki kelas yang berbeda. Seluruh allah ciptaan manusia, jikalau itu bukan Allah Tritunggal, saudara akan tahu ketiga hal ini pasti salah satunya tidak ada. Apakah dia itu tidak self-eternal, atau dia tidak self-exist, atau dia tidak self-sufficient? Itulah sebabnya Luther menyatakan, “Let God be God, let men be men”.

Dan apa yang menjadi lawan kata dari “dikuduskanlah nama-Mu”? Yaitu nama-Mu dinista, nama-Mu dihina. Siapa yang menista dan menghina nama Tuhan? Jawabannya adalah umat Allah sendiri. Saya akan menutup dengan satu ayat Alkitab, Yehezkiel 36:20-21. Mari kita membaca bersama-sama. “Di mana saja mereka datang di tengah bangsa-bangsa, mereka menajiskan nama-Ku yang kudus, dalam hal orang menyindir mereka: Katanya mereka umat TUHAN, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya. Aku merasa sakit hati karena nama-Ku yang kudus yang dinajiskan oleh kaum Israel di tengah-tengah bangsa-bangsa, di mana mereka datang.” Oh, ini satu kalimat yang luar biasa tajam. Sejarah menyatakan, nama Allah dinajiskan bukan oleh orang Mesir, bukan oleh orang Babel, satu-satunya dari kalimat, nama Allah itu dinajiskan adalah oleh umat-Nya sendiri. Nama-Nya yang kudus itu dinista oleh mereka. Bagaimana nama-Nya yang suci itu dinista oleh mereka? Karena umat Allah tidak mau taat. Umat Allah tidak mau hidup suci. Umat Allah hatinya mendua. Umat Allah tidak berbuah. Seluruh bangsa lain bukan melihat Allah Tritunggal memiliki kelasnya sendiri, tetapi mereka menertawakan Allah Tritunggal itu. Yesus Kristus berkata kepada kita semua, “Biarlah hidup kita mempermuliakan, menguduskan nama Allah Tritunggal.” Biarlah nama Allah Tritunggal dikenal di seluruh dunia, dihormati dan disembah di seluruh dunia dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seluruh ilah yang ada, dan itu adalah panggilan kita. “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu”.

Matius 6:9-10

Ini adalah permohonan kedua dari enam permohonan yang ada. “Bapa kami di Surga, dikuduskanlah nama-Mu,” itu adalah permohonan yang pertama. Permohonan yang kedua adalah “Datanglah Kerajaan-Mu.” Permohonan yang ketiga adalah “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Surga.” Permohanan keempat adalah “Berikanlah kepada kami, makanan kami yang secukupnya pada hari ini.” Permohonan yang kelima adalah “Ampuni kesalahan kami.” Dan permohonan yang keenam adalah “Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan.” Ini adalah enam permohonan dari seorang manusia yang ditebus kepada Bapa yang suci di Surga. Ini adalah seluruh yang kita perlukan di tengah-tengah dunia ini. Ini adalah doa yang Tuhan ajarkan sendiri kepada kita yang pasti akan dikabulkan oleh Bapa di Surga. Saya sudah mengatakan bahwa tiga permohonan pertama adalah yang paling utama. Dan tiga permohonan yang kedua adalah bagian yang kedua. Jikalau saudara-saudara mementingkan tiga permohonan yang pertama maka seluruh kebutuhan kita akan dijamin oleh Allah. Biarlah kita mengutamakan yang utama itu utama. Yang kita pikirkan yang pertama, itu adalah yang pertama. Orang-orang dunia pun itu mengerti first things first. Setiap orang Kristen harus mengerti. Yesus Kristus sendiri mengajarkan, “Cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”

Minggu-minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai doa Bapa kami bagian yang pertama: Dikuduskan nama-Mu. Apa arti dikuduskan? Dikuduskan bukan saja Allah itu dipermuliakan tetapi kita memposisikan Allah berbeda dengan seluruh apa yang ada dalam dunia. Allah di dalam Alkitab adalah satu-satunya Allah yang sejati. Seluruh allah yang ada di dunia ini yang disebut oleh manusia, yang diajarkan oleh agama sekalipun itu adalah sesuatu kepalsuan. Seluruh Alkitab menyatakan satu-satunya Allah yang sejati adalah Allah Tritunggal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dialah yang harus mendapatkan sembah sujud manusia lebih daripada segala-galanya. Dialah Allah yang bekerja di tengah-tengah dunia ini, yang menciptakan dunia dan menebus dunia ini. Dialah satu-satunya pribadi Allah yang tidak memerlukan unsur lain untuk memperlengkapi diri-Nya. Dia self-eternal, Dia adalah self-exist, Dia adalah self-sufficient. Dia tidak memerlukan unsur luar untuk mencukupkan diri-Nya. Seluruh umat manusia selalu memikirkan mengenai Allah adalah dalam dua hal ini. Allah bagi mereka sendiri adalah satu, satu saja. Dan yang kedua adalah polytheismMonotheism dan polytheism. Semua saudara lihat, siapapun saja, saudara tanya maka manusia selalu berpikir Allah itu selalu adalah monotheism dan polytheism. Tidak ada satu manusia pun yang secara alami bisa memikirkan ternyata Allah itu adalah Tritunggal. Kalau seseorang boleh mengenal bahwa Allah itu Tritunggal pasti dia adalah orang yang dilahirbarukan, karena itu adalah pewahyuan dari Allah sendiri kepada anak-anak manusia yang dipilih-Nya. Memang betul bahwa Allah dalam kekristenan dikatakan adalah Allah monotheism tetapi bukan bicara mengenai satu-satunya saja. Karena di dalam monotheism kekristenan adalah bicara mengenai Tritunggal. Hear oh Israel – Dengarlah Israel, Allah kita adalah Allah yang esa. Allah kita adalah Allah yang esa. Dan saudara-saudara, ketika bicara mengenai ‘esa’, itu bukan bicara mengenai satu-satunya. Ketika bicara mengenai ‘esa’, itu adalah beberapa hal yang bergabung menjadi satu. Dan kalau saudara-saudara melihat sepanjang sejarah Alkitab di dalam progressive revelation maka kita semua tahu bahwa Dia, Allah yang esa itu namanya adalah Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan ini adalah sesuatu yang tidak ada di dalam pikiran manusia. Tidak ada di dalam pikiran pendeta sekalipun. Tidak ada di dalam pikiran teolog sekalipun. Harus diwahyukan sendiri oleh Allah kepada orang-orang yang dipilih-Nya. Apa artinya Bapa kami di Surga, dikuduskanlah nama-Mu? Bahwa Dia menempati kelasnya tersendiri. Tidak ada yang menyamai. Dan ketika kita menyembah Dia, kita harus memberikan penyembahan yang melebihi dari siapapun saja yang kita hormati.

Dan sekarang kita masuk ke dalam permohonan yang kedua. Permohonan pertama kita menginginkan bahwa Dia itu disembah melebihi daripada apapun saja, siapapun saja di dunia ini. Sekarang di dalam permohonan yang kedua adalah ‘Datanglah Kerajaan-Mu’. Kita akan masuk ke dalam satu prinsip Alkitab yang penting, yaitu Kerajaan Allah. Kalau saya mau menyatakan secara keseluruhannya maka sebenarnya tidak mungkin akan selesai hanya di dalam beberapa jam, bahkan beberapa minggu. Ini adalah satu topik teologis yang menjadi benang merah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kalau saudara-saudara ditanya apakah yang menjadi benang merah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Dari kitab Kejadian pasal yang pertama, ayat yang pertama sampai kitab Wahyu paling akhir, apa yang menjadi benang merah secara keseluruhannya? Maka Reformed Theology menyatakan Kingdom of God. Benang merah dari seluruh ayat Alkitab kita bukanlah kebaikan Allah, bukanlah kasih Allah. Benang merahnya juga bukan bicara berkenaan dengan keselamatan – salvation. Tetapi benang merah adalah bicara mengenai Kerajaan Allah. Saya tidak mungkin punya waktu untuk menjelaskan seluruhnya karena itu artinya menjelaskan seluruh Alkitab. Tetapi secara singkat dan padat, saya akan membawa saudara-saudara kepada fokusnya. Apa artinya Yesus menyatakan, “Datanglah Kerajaan-Mu?” Artinya yaitu Dia mengharapkan Allah di Surga memerintah umat manusia. Saudara-saudara perhatikan, Allah di Surga – Allah Tritunggal di Surga memerintah manusia di bumi ini. Di dalam Alkitab dikatakan, “Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian; Bapa kami di Surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Yang menjadi isi hati Yesus Kristus adalah menghadirkan pemerintahan Bapa di bumi. Apa yang menjadi isi hati-Nya? Bumi. Tempat saudara dan saya ada. Bapa di Surga tidak punya masalah di Surga. Di Surga semua orang tahu Rajanya siapa. Di Surga, semua makhluk akan menyembah dan akan taat kepada Bapa di Surga. Tetapi di bumi ini tidak. Saudara perhatikan seluruh umat manusia, keluar dari tempat ini, tanya kepada mereka siapa yang memerintah hidupmu. Maka mereka tidak akan mengatakan Allah Tritunggal. Mereka tidak bisa melihat bahkan sama sekali tidak bisa mengakui bahwa Allah Tritunggallah yang memerintah. Masalah ada di bumi. Manusia yang diciptakan sudah berdosa. Dan manusia yang berdosa itu sama sekali tidak mengakui pemerintahan Allah. Dan kalau saudara-saudara membaca buku Hakim-hakim, di akhirannya dikatakan bawah setiap manusia berlaku menurut kemauannya sendiri. Apa yang menjadi keinginan hati Yesus Kristus? Apa yang menjadi tujuan Yesus Kristus hadir di tengah-tengah bumi ini? Yesus Kristus pernah mengatakan kepada para murid-Nya, “Aku memiliki makanan yang engkau tidak ketahui, dan makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga.” Apa yang menjadi tujuan Yesus Kristus hadir di bumi? Menghadirkan pemerintahan Bapa di bumi ini. Ini adalah isi hati terdalam Yesus. Seluruh perkataan-Nya dan seluruh tindakan-Nya mencerminkan hanya untuk satu tujuan ini. Dan Dia mengajak umat-Nya yang ditebus untuk masuk di dalam pemerintahan Allah ini. Maka ketika Yesus Kristus mengatakan; Jikalau engkau mau berdoa, berdoalah tentang hal ini; Bapa kami di surga, kuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Apa yang menjadi isi hati Yesus Kristus sekarang diberikan kepada kita. Apa yang menjadi isi doa-Nya sekarang diberikan kepada saudara dan saya, yaitu meminta Kerajaan-Nya itu datang. Saudara perhatikan semua tautan ini, semua link ini. Bapa di Surga dikuduskan jika dan hanya jika Kerajaan-Nya datang di dunia. Dan Kerajaan-Nya datang di dunia jika dan hanya jika kehendak-Nya jadi di bumi ini seperti di Surga. Sekali lagi, ketika bicara berkenaan dengan Kerajaan Allah datang, itu artinya pemerintahan Bapa di Surga itu hadir, itu artinya kehendak Bapa di Surga itu seluruhnya direalisasikan di muka bumi.

Dan sekarang saya akan bicara berkenaan dengan aspek-aspek penting apa yang Alkitab katakan mengenai Kerajaan Allah. Sebenarnya kalau saudara-saudara bicara mengenai aspek-aspek Kerajaan Allah begitu banyak. Kalau saudara-saudara melihat perumpamaan- perumpamaan Yesus Kristus, saudara akan menemukan satu aspek demi satu aspek mengenai Kerajaan Allah. Tetapi hari ini saya akan bicara secara khusus berkenaan dengan empat aspek Kerajaan Allah.

(1) Ketika bicara berkenaan dengan Kerajaan Alah itu hadir maka kita harus mengerti bahwa aspek yang pertama dan utama adalah di dalam Kerajaan Allah yang hadir ada satu figur utama, yaitu Kristus Yesus. Dan itu adalah satu central figure, itu adalah Titik Pusat dan itu menjadi satu Figur, satu-satunya. Dan itu adalah Yesus Kristus. Mari kita melihat Matius 16:28. Kalau saudara-saudara melihat secara keseluruhan dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru maka saudara-saudara akan melihat bahwa Kerajaan Allah akan hadir jika dan hanya jika ada satu Figur / satu Pribadi yang diurapi, Mesias itu. Di dalam kitab Daniel maka itu adalah seorang yang seperti Anak Manusia. Kerajaan Allah akan hadir dengan satu Pribadi yang menjadi central, menjadi Rajanya. Dan raja itu dikatakan di sini adalah Yesus Kristus, Anak Allah itu. Matius 16:28 mengatakan, “Anak Manusia datang sebagai Raja di dalam Kerajaan-Nya.” Maka bicara berkenaan Kerajaan Allah datanglah, maka itu artinya adalah kita harus meninggikan Kristus. Kristus menjadi titik pusat di dalam hidup kita. Firman-Nya menjadi sesuatu yang paling fundamental di dalam seluruh hidup kita. Ketika bicara mengenai Kerajaan Allah, bukan bicara berkenaan dengan satu istana di depan mata kita. Tetapi itu adalah bicara berkenaan dengan penguasaan Kristus atas seluruh hidup kita. Di dalam Kerajaan Allah maka Bapa di Surga dipermuliakan jika dan hanya jika Kristus Yesus itu menjadi Raja. Bapa kami di Surga dikuduskanlah Nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Itu artinya adalah panggilan meninggikan Kristus sebagai Raja. Bukan di mulut saja tetapi di seluruh aspek hidup kita. Saudara, hanya ada dua kemungkinan hidup; apakah Kristus menjadi Raja, Firman-Nya, Kehendak-Nya itu jadi di dalam hidup kita, mengatur hidup kita atau kehendakku, cita-citaku, pikiranku yang jadi dalam hidup kita.

(2) Aspek yang kedua adalah ketika bicara mengenai Kerajaan Allah datanglah, maka Kerajaan Allah itu hadir secara tuntas, secara ultimate penggenapannya ada di dalam salib. Salib adalah penggenapan dari Kerajaan Allah itu hadir. Salib adalah satu paku di tengah-tengah dunia ini, seluruh kehendak Allah jadi. Salib adalah pintu pembuka seluruh kehendak Allah jadi. Beberapa jam sebelum Yesus Kristus disalib maka Dia menuju ke taman Getsemani. Dan Dia berlutut dan berdoa di sana. Alkitab mengatakan peluh-Nya itu seperti darah yang mengalir dan kemudian Dia berdoa beberapa kali di hadapan Tuhan, sampai ketiga kalinya. Bapa jikalau mungkin Aku mau supaya cawan ini lalu daripada-Ku tetapi jikalau tidak, jikalau itu kehendak-Mu, Aku mau menerimanya, Aku mau meminumnya, bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu yang jadi. Saudara perhatikan baik-baik kalimat ini, “Bukan kehendak-Ku, tetapi kehendak-Mu yang jadi.” Dan apa artinya kehendak Allah itu jadi di muka bumi? Kerajaan Allah datang, kerajaan Allah datang. Kalimat Yesus di taman Getsemani akan menjadi kalimat dari kita semua orang yang ditebus yang ada Roh Kudus di dalam hati kita. Apa yang membedakan orang Kristen sejati dan orang Kristen yang palsu? Orang Kristen yang sejati akan berkata, meskipun sulit, meskipun dengan air mata, suatu hari dia akan berkata, bukan kehendakku tetapi kehendak-Mu Bapa yang jadi. Karena Roh Kudus yang akan membuatnya dalam hati kita, melembutkan hatimu dan hatiku, untuk seluruh kehendak-Nya dan bukan kehendak kita yang jadi. Seluruh umat Allah yang sejati, pada akhirnya akan mengatakan apa yang Yesus Kristus katakan di taman Getsemani. Dialah pemimpin dari gereja kita, Dialah yang membuat Kerajaan Allah hadir, dan Dialah yang meremukkan seluruh hati kita, agar seluruh kehendak Allah jadi di dalam dan melalui kita. Kerajaan Allah hadir, melalui salib, itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan kepada kita para murid-Nya, Jikalau engkau mau menjadi murid-Ku, engkau harus menyangkal dirimu, memikul salibmu dan mengikut Aku. Setiap dari kita, setiap kita mau rela menyangkal diri dan memikul salib, mengikuti Kristus, itu adalah saat di mana Kerajaan Allah hadir. Bapa Kami yang di sorga dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Maka ini adalah panggilan untuk memikul salib, menyangkal diri, mengikut Kristus.

(3) Hal yang ketiga, Kerajaan Allah hadir di dalam hidup pribadi kita, melalui pintu masuk kelahiran baru. Kalau orang tidak lahir baru, dia tidak mungkin akan bisa melihat dan mewujudkan kerajaan Allah. Saya minta saudara-saudara membuka satu bagian Alkitab yang penting, Yohanes 3:16. Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, dan setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Ini adalah Good News, ini adalah Injil, ini adalah panggilan dari orang-orang untuk lahir baru untuk bertobat, dan ini adalah salah satu ayat emas dari seluruh Alkitab bagi orang Injili. Orang-Orang Evangelical menyatakan, jikalau engkau tidak memiliki keseluruhan Alkitab karena engkau begitu miskin, milikilah Perjanjian Baru. Jikalau engkau tidak punya uang untuk membeli Perjanjian Baru milikilah kitab Yohanes. Jikakalau engkau sungguh-sungguh miskin begitu tidak punya uang untuk membeli kitab Yohanes, engkau milikilah Yohanes pasal 3. Dan jikalau engkau sama sekali tidak bisa punya akses untuk melihat Yohanes daripada pasal 3, minimal engkau mengingat Yohanes 3:16. Bahwa Allah begitu mengasihi engkau, mengaruniakan kepada kita Anak-Nya yang tunggal, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal, tetapi kita lupa, Yohanes 3 itu sebenarnya konteksnya apa?

Saudara, perhatikan baik baik Yohanes 3:3 dan Yohanes 3:5. Apakah saudara mulai sadar sekarang, point utama adalah bukan kelahiran baru, point utama adalah kerajaan Allah? Mengapa saudara dan saya diminta untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Adalah untuk melihat, untuk masuk di dalam Kerajaan Allah. Kalau kita tidak lahir baru, kita tidak mungkin melihat kerajaan Allah. Kalau kita tidak lahir baru, kita tidak mungkin masuk Kerajaan Allah. Itu bukan saja bicara mengenai sorga, itu bicara mengenai penguasaan Allah secara total di dalam hidup kita di bumi ini. Saudara-saudara, ketika bicara berkenaan dengan kelahiran baru, saudara dan saya sudah lahir baru kapan? Ada orang orang yang mengatakan, saya sudah lahir baru tanggal 7 May tahun 2012 misalnya. Sebagian besar lagi orang lain mengatakan saya tidak tahu tanggal kelahiran baru tetapi saya percaya Yesus itu adalah Tuhan dan Juruselamat. Saudara-saudara harus mengerti ketika saudara-saudara bisa menerima Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadi maka issue-nya itu bukan bicara mengenai sorga atau kekekalan, issue-nya adalah bicara menghadirkan Kerajaan Sorga di bumi ini sekarang, tidak ada seseorang yang bisa diperintah oleh Allah secara rela, untuk menghadirkan seluruh kehendak-Nya jadi di bumi ini, jikalau orang tersebut tidak pernah ada Roh Kudus di dalam-Nya. Itu artinya, jikalau saudara dan saya dilahirbarukan saat ini, maka tujuan daripada kelahiran baru adalah saudara dan saya mengerti kehendak Allah dan menggenapinya sekarang di bumi. Ini adalah panggilan ketaatan, panggilan pertobatan, panggilan kita hidup seluruhnya berdedikasi untuk Kristus.

(4) Hal yang keempat, terakhir. Ketika bicara berkenaan dengan kerajaan Allah, maka kerajaan Allah itu kalau hadir, selalu bersifat melawan kerajaan kedaulatan manusia. Kerajaan Allah itu artinya bahwa Allah itu berdaulat. Dan itu akan melawan kedaulatan manusia, ini artinya Allah yang memerintah. Kalau saudara-saudara melihat dari pelayanan Yesus Kristus, saudara lihat beritanya, maka saudara akan lihat bahwa beritanya itu adalah persis seperti dari berita Yohanes Pembaptis. Dan beritanya juga adalah berita yang diberikan para murid-Nya, dan juga oleh orang-orang dipakai oleh Tuhan sepanjang abad, dan beritanya adalah “Bertobatlah karena kerajaan Allah sudah dekat!” Yohanes Pembaptis menyatakan berita ini, Yesus Kristus menyatakan berita ini, dan murid-murid-Nya juga menyatakan berita ini. Dari satu kota demi satu kota, dari satu desa ke satu desa, dari satu gunung ke satu gunung, dari satu lembah ke satu lembah, dari hamba-hamba Tuhan sepanjang masa akan selalu berkata, “Bertobatlah! Karena kerajaan Allah sudah dekat! Bertobatlah! Karena kerajaan Allah sudah datang!”

Dan lihatlah apa yang terjadi, satu persatu orang dibunuh, Paulus harus mati, Petrus harus dipaku terbalik, Timotius harus diseret di jalanan di Efesus sampai mati dengan kuda. Thomas harus pergi jauh ke India, berkotbah mengenai Kerajaan Allah, ditusuk dan mati di sana. Beberapa Rasul dikuliti hidup-hidup, Yakobus harus dilemparkan dari bubungan Bait Allah. Mengapa semua itu harus terjadi? Karena berita Injil adalah berita kerajaan Allah dan karena kerajaan Allah intinya adalah kedaulatan Allah yang melawan kedaulatan manusia. Kerajaan Allah beritanya menyatakan, “Hai manusia, Allah adalah satu-satunya pendaulat dan bukan kita, engkau harus turun dari tahtamu, engkau harus turun dari pemerintahanmu, engkau tidak bisa memiliki cita-cita sendiri, engkau tidak bisa memiliki rencana sendiri, engkau tidak bisa mengendalikan seluruh hidupmu sendiri. Hidupmu bukan milikmu, Allah-lah yang memiliki engkau, dan engkau harus bertobat. Letakkan seluruh kedaulatanmu dan biarkan kedaulatan Allah memerintah hidup kita.”

Tidak ada manusia yang menyukai hal ini, tidak ada setan yang menyukai hal ini, itulah sebabnya pembunuhan dan seluruh aniaya datang kepada gereja Tuhan yang sejati. Allah harus berdaulat di dalam seluruh aspek, dalam hidup kita, dalam politik, dalam ekonomi, dalam sosial, dalam kehidupan berbangsa, dalam kantormu, di dalam rumah kita, ketika kita sendirian, tidak ada satu orangpun yang melihat, Dia adalah Raja, satu-satunya Raja di mana kita harus hormat. Siapa yang dari kita suka dengan berita ini? Satu-satu dari orang-orang suci Tuhan yang sejati dibunuh mati karena berita ini. Ini adalah panggilan untuk mengabarkan Injil bagi dunia dan panggilan untuk berperang dengan dunia. Bapa kami yang di sorga di kuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mendengarkan satu cerita yang sesungguhnya terjadi ini, Pendeta Stephen Tong pernah menceritakan ini, puluhan tahun yang lalu, sungguh-sungguh terjadi di Inggris, ada satu sekolah kecil dari anak-anak bisu dan tuli. Dan sekolah ini sangat-sangat terkenal akan keberhasilannya mendidik anak-anak bisu dan tuli. Sekolah kristen, tidak banyak anak. Suatu hari ada seorang wartawan yang datang dan mau melihat dan menguji apakah benar-benar mereka itu berhasil dalam pendidikan. Maka wartawan itu masuk ke dalam kelas itu, memberikan beberapa pertanyaan, dan pertanyaan itu di tulis di papan tulis. Dan kemudian anak-anak itu kemudian salah satu dari mereka akan maju. Dia akan mengangkat tangan terlebih dahulu, terus kemudian wartawan itu mengatakan kamu maju, dan kemudian mereka menuliskan jawabannya. Beberapa daripada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya science ataupun yang lain sosial, dan juga kekristenan di dalam Alkitab, sampai kepada satu pertanyaan dan pertanyaan ini sangat kejam. Dan kemudian pertanyaan terakhir adalah dia menuliskan, “Anak-anak, apakah Allah itu baik adanya?” Dan kemudian semua anak kecil itu angkat tangan. Tidak bisa bicara. “Hai kamu maju ke depan.” Anak yang ditunjuk menulis “Allah itu baik.” Setiap kali mereka betul di dalam menuliskan jawaban, semua yang lain bertepuk tangan senang. Pertanyaan kedua, “Apakah Allah itu kasih adanya?” Wah semua angkat tangan. “Kamu, maju ke depan.” Anak yang lain lagi menulis “Ya, Allah itu kasih adanya.” Dan pertanyaan ketiga, luar biasa mematikan, “Jikalau Allah itu baik dan kasih, mengapa engkau itu bisu dan tuli?” Semua anak itu lihat, air mata mereka mulai mengalir, mereka gemetar, tetapi kemudian ada satu anak yang memberanikan diri mengangkat tangannya, wartawan itu mengatakan, “Kamu ke depan.” Dia perlahan-lahan maju ke depan, mengambil alat tulis itu, dan kemudian dia menjawabnya, “Karena itulah yang berkenan kepada-Mu ya Bapa, terpujilah nama-Mu.” Mengapa jikalau Allah itu baik dan mengasihi, engkau bisu dan tuli? Karena itu yang berkenan kepada-Mu Bapa. Terpujilah nama-Mu. Dan semua anak yang menangis itu, tepuk tangan semuanya, sambil mereka tersenyum. Kerajaan Allah datanglah. Kehendak-Mu jadilah. Biarlah kita boleh semua memiliki hati yang takut kepada Dia.

Matius 6:9-10

Thomas Aquinas seorang teolog Katolik pernah mengatakan bahwa tidak ada yang lebih besar dari kehendak Allah selain Allah itu sendiri. Kita tidak setuju dengan banyak hal yang Thomas Aquinas itu ajarkan. Tetapi kalimatnya itu benar dalam hal ini. Dua hal yang tertinggi yaitu pribadi Allah dan yang kedua adalah kehendak Allah. Kita sering sekali berkata kehendak Allah dan banyak hamba Tuhan berbicara kehendak Allah. Ketika orang-orang mengatakan “Ini kehendak Allah”, saya meminta biarlah kita mendidik jiwa kita, hati-hati ketika kita berbicara kehendak Allah. Sepuluh perintah Allah menyatakan, jangan menyebut nama Allahmu dengan tidak hormat. Sama dengan hal tersebut, maka saudara dan saya jangan mudah untuk mengatakan ini adalah kehendak Allah. Karena kehendak Allah itu tinggi sekali. Ketika kita mau mengatakan “kehendak Allah”, sungguh-sungguh biarlah terlebih dahulu kita mencarinya di dalam Alkitab, kemudian kita mengatakannya di dalam ketulusan, kejujuran dengan kehati-hatian, dan tetap berpikir mungkin saya salah. Ketika kita mengatakan “ini kehendak Allah”, maka kita harus terus menerus menguji. Tetapi di tempat yang lain, adalah benar Tuhan itu melahirbarukan kita, memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya dan Firman-Nya untuk kita boleh mengerti kehendak-Nya. Ini adalah privilege bagi orang Kristen yang sejati. Mengerti kehendak Allah, melalui iluminasi Roh Kudus, melalui Firman. Tetapi tidak ada seorang pun, yang terbaik sekalipun, yang expert di dalam mengetahui kehendak Allah. Allah memiliki kehendak dan saya akan berbicara mengenai hal-hal yang penting di dalam area ini.

Yang pertama, Allah di dalam Alkitab adalah Allah yang self-existent, self-sufficient, self eternal. Artinya Dia tidak memerlukan sesuatu di luar diri-Nya untuk mencukupi diri-Nya. Ketika kita berbicara kehendak Allah, kita menyatakan Allah memiliki kehendak. Perhatikan kalimat di bawah ini. Allah tidak pernah berada dalam kondisi tidak memiliki atau belum memiliki apa yang Dia kehendaki. Kalau saya menghendaki sesuatu, misalnya saya mengatakan kepada Grace, “Grace tolong ambilkan saya saputangan ini”, maka saya sebenarnya dalam posisi membutuhkan saputangan ini. Saya belum memiliki saputangan ini. Saya tidak memiliki saputangan ini. Demikian juga kalau saya berbicara kepada siapa pun saja. Saya menghendaki makanan. Saya menghendaki untuk bisa les piano. Saya menghendaki pergi ke sana. Maka seluruh kehendak saya itu lahir dari kebutuhan. Tetapi ketika Allah memiliki kehendak, saudara dan saya berdoa Tuhan kehendak-Mu apa? Dia berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Itu tidak berarti bahwa Dia itu belum memilikinya. Itu tidak berarti bahwa Dia ingin memilikinya. Dia menghendaki sesuatu terjadi dalam ciptaan adalah semata-mata karena diri-Nya sendiri bukan kebutuhan-Nya. Kehendak Allah adalah bagian integral dari diri-Nya. Allah di dalam Alkitab bukan Allah yang tidak Mahakuasa, bukan Allah yang impotent, bukan Allah yang lemah, bukan Allah yang kekurangan sesuatu. Allah yang di dalam Alkitab bukan Allah yang memerlukan sesuatu atau kekurangan sesuatu sehingga Dia masih memiliki kehendak untuk memenuhi kebutuhan-Nya. Mazmur 115:3 menyatakan “Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!” Allah kita tidak memerlukan nasihat. Allah kita tidak memerlukan apa pun juga di belakang kehendak-Nya. Maka ketika Allah menyatakan kehendak-Nya, itu adalah karena diri-Nya sendiri mau menyatakan kehendak-Nya. Ini adalah prinsip yang penting. Allah sama sekali tidak memerlukan kita dan Dia tidak perlu melibatkan kita. Kalau saudara dan saya melihat Alkitab, dan melihat bahwa Allah menghendaki saudara dan saya mengabarkan Injil, Dia tidak memerlukan kita. Dia sama sekali tidak memerlukan kita. Kalau Allah itu menghendaki saudara dan saya pergi ke gereja menyembah Dia, apakah kita berpikir kalau kita tidak mau pergi ke gereja, Dia akan kekurangan sesuatu? Tidak, Dia tidak memerlukan kita. Kalau Dia meminta supaya semua umat-Nya untuk memuji Tuhan, apakah Dia kekurangan sesuatu kalau umat-Nya tidak memuji Dia? Tidak. Dia tidak kekurangan sesuatu seperti kita, manusia. Kalau Dia menyatakan saudara dan saya memberikan persembahan atau perpuluhan, perpuluhan adalah milik Allah. Kemudian saudara-saudara berpikir “Oh, Allah memerlukan uang saya”, saudara adalah orang yang paling berdosa yang tidak mengenal Allah. Dia tidak memerlukan kita. Kalau begitu, kalau saya sekarang menjadi hamba Tuhan, saya dipanggil dalam kehendak-Nya menjadi hamba Tuhan. Saya dipanggil dalam kehendak-Nya untuk beribadah. Kalau saya dipanggil dalam kehendak-Nya untuk memberikan perpuluhan, untuk memberikan persembahan. “Pak Agus, kenapa saya mesti melakukan itu? Kenapa pak Agus melakukan itu?” Jawabannya adalah privilege. Itu adalah hak istimewa yang diberikan kepada kita. Allah mau menyatakan diri-Nya pun itu adalah sesuatu privilegeKetika Allah berbicara kepada Abraham dan Abraham bisa mengerti perkataan Tuhan di dalam bahasanya Abraham. Maka itu artinya Allah merendahkan diri-Nya sejajar untuk Abraham bisa mengerti Dia. Zamannya Abraham dan bahasanya Abraham beda sama Adam. Dan bahasanya Abraham berbeda dengan Adam, berbeda dengan Daud. Maka ketika Allah berbicara kepada Adam, berbeda bahasa dengan Abraham, berbeda bahasa dengan Ayub, berbeda bahasa dengan Daud. Allah harus “menyesuaikan diri” dengan seseorang untuk menyatakan diri-Nya. Itu tidak berarti bahwa Allah membutuhkan orang itu. Tetapi artinya kalau orang itu adalah orang yang mengerti dan ada Roh Kudus di dalamnya, pasti hatinya remuk. Karena dia pasti merasakan kenapa Tuhan rela menyatakan diri-Nya kepadaku? Kenapa Tuhan rela menyatakan isi hati-Nya kepadaku? Kalau kita bisa mengerti kehendak Allah, isi hati Allah, itu adalah privilege bagi kita, hak istimewa bagi kita. Dia tidak memerlukan kita. Dia melakukan-Nya bukan karena dorongan kebutuhan-Nya. Tidak ada satu pribadi pun di belakang Dia yang memberikan nasihat untuk Dia berbicara kepada Agus. Tidak pernah ada sesuatu yang mendesak Dia untuk berbicara kepada saya. Dia tidak memerlukan saya. Dia adalah Allah pencipta langit dan bumi, dan kita hanyalah ciptaan-Nya yang kecil, debu adanya. Ketika Dia menyatakan diri-Nya dan Dia berbicara. Dia mengungkapkan apa yang menjadi isi hati-Nya, kehendak-Nya, itu adalah privilege bagi kita. Let God be God, let man be man. Saudara jangan pernah lagi merasa berjasa. Oh, saya harus pergi ke gereja, kalau saya tidak pergi ke gereja, Tuhan bisa apa? Kalau saya tidak pergi ke gereja, gereja ini mau jadi apa? Saya dipanggil untuk melayani di gereja ini. Siapa saya? Siapa saudara? Kalau Dia menyatakan diri-Nya, kehendak-Nya, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan berzinah, kuduskanlah hari Tuhan, saudara pikir itu adalah untuk Tuhan? Itu untuk kita. Itu privilege. Itu cinta Dia kepada kita. Dia adalah self-existent, self eternal dan Dia self-sufficient.

Hal yang kedua adalah karena kehendak Allah secara esensial adalah pribadi Allah sendiri. Kehendak Allah tidak bisa dipisahkan dari pribadi Allah. Maka setiap bagian Alkitab yang menyatakan umat-Nya tenang di dalam Allah, umat-Nya damai di dalam Allah, umat-Nya rest di dalam Allah, maka itu adalah rest, peace di dalam kehendak-Nya. Saudara tidak pernah bisa mengatakan bahwa sekarang ada Tuhan dalam hidupku, aku damai tetapi pada saat yang sama tidak memperhatikan dan tidak menjalankan kehendak-Nya. Saudara tidak bisa memisahkan dua hal ini, Allah dan kehendak Allah. Kalau saudara dan saya tidak melakukan kehendak Allah, tidak mungkin ada kedamaian dengan Allah. Kalau saudara dan saya melalaikan kehendak Allah, maka saudara dan saya tidak mungkin rest dalam diri Allah. Seluruh orang yang tenang di dalam diri Allah, semua orang yang damai di dalam diri Allah, semua orang yang dirinya itu dipelihara oleh Allah, orang itu adalah orang yang melakukan kehendak Allah. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga. (Matius 6:10)

Bagian yang ketiga. Kehendak Allah secara pernyataan dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah kehendak Allah yang bersifat rahasia,ada pada diri Allah sendiri. Tidak ada manusia atau tidak ada malaikat yang mengetahuinya. Ulangan 29:29 mengatakan dan saudara akan menemukan God’s secret will. “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Dari cara pandang pernyataan Allah maka saudara-saudara akan menemukan dua kehendak Allah. Pertama adalah kehendak Allah yang bersifat rahasia, the secret will of God. Dan yang kedua adalah the revealed will of God (kehendak Allah yang dinyatakan). Kita tidak diminta untuk mengetahui atau menyelidiki apa kehendak Allah yang bersifat rahasia, tetapi kita diminta menyelidiki, mempelajari dan melakukan kehendak Allah yang dinyatakan. Kehendak Allah yang dinyatakan itu adalah di dalam Alkitab. Kalau saudara dan saya tidak membaca Alkitab sebenarnya saudara dan saya tidak mempedulikan kehendak Allah. Kalau tidak mempedulikan kehendak Allah, saudara dan saya sebenarnya tidak peduli dengan pribadi Allah. Sekali lagi, ada dua sifat penyataan kehendak Allah. Yang pertama adalah kehendak Allah yang bersifat secret dan kedua adalah kehendak Allah yang dinyatakan. Di mana kehendak Allah dinyatakan? Di dalam Alkitab. Allah menghendaki kita membaca Alkitab, menyelidikinya, studi, dan mengenal-Nya. Dan kemudian kita memasukkan Firman-Nya dalam hati kita untuk kita laksanakan. Itulah tugas kita di dalam hidup ini.

Sekarang saya akan masuk ke dalam satu topik yang besar. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Poin-poin ini tidak mungkin akan selesai hari ini. Kalau Tuhan pimpin maka saya akan khotbahkan minggu depan lagi. Alkitab mengatakan Allah memiliki kehendak dan kehendak Allah itu dinyatakan dalam Firman-Nya. Kita diciptakan untuk melakukan kehendak Allah. Yesus Kristus sendiri mengajar kita untuk berdoa: Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Kehendak Allah dinyatakan di dunia ini untuk kita jalankan. Tetapi pertanyaannya adalah mengapa saya harus menjalankan? Ada beberapa poin penting. Malam hari ini saya akan berbicara beberapa poin saja kenapa kita melakukan kehendak Allah.

Hal yang pertama adalah karena secara ordo, Dia adalah pencipta dan kita adalah ciptaan. Kalau saudara-saudara masuk ke dalam satu system, apapun saja organisasi yang ada di dunia ini, maka akan menemukan ada ordo di sana. Ada atasan saudara. Ada bawahan saudara. Ada pemerintah di atas kita. Berpikir saja secara common sense. Saudara dan saya, ketika berada dalam organisasi harus menaati apa yang menjadi kehendak atasan. Hal yang sama ketika saudara berada di dalam rumah tangga. Semua anak-anak harus menaati orangtua. Ini adalah sesuatu yang common sense. Ini adalah sesuatu yang kita lakukan, sesuatu yang kita tuntut. Kita itu diciptakan di dalam ordo. Maka di dalam ordo tersebut orang yang di posisi bawah melakukan kehendak yang di atas. Mengapa saudara tidak pernah mempertanyakan itu di kantor ketika bos saudara memerintahkan saudara melakukan sesuatu untuk saudara taati? Kenapa saudara di kantor tidak pernah mengatakan, “Mengapa aku harus taat kepadamu?” Saudara tidak pernah lakukan itu di kantor. Tetapi saudara selalu lakukan itu kepada Tuhan. Saudara tidak berani untuk tidak taat kalau di kantor. Tetapi kepada Tuhan, saudara dan saya berani untuk tidak taat. Saudara tidak berani merugikan atasan saudara atau nama kantor. Saudara berusaha untuk sebisa mungkin company itu namanya baik dan tidak dirusak oleh saudara. Kalau saudara berbicara macam-macam, merusak nama company itu maka saudara kemudian menjadi takut karena company itu akan menuntut saudara di pengadilan. Saudara mengerti ada ordo di situ. Saudara mengerti bagaimana harus hidup di bawah atasan saudara. Tetapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Allah bukan saja atasan kita. Allah pencipta kita. Maka, mau tidak mau ini adalah sesuatu yang harus ditaati. Ini adalah common sense untuk kita melakukan kehendak Dia. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Karena pertama ini adalah ordo.

Hal yang kedua, kenapa kita mesti melakukan kehendak Allah? Karena ada begitu banyak berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Ketika saya mengatakan ordo, meskipun dalam pikiran kita ada Allah yang berdaulat ,tetapi di sisi yang lain Alkitab mengatakan Allah yang berdaulat, yang ada di atas kita tidak seperti bos kita. Tidak seperti pemerintah-pemerintah yang ada di dunia. Allah yang di atas kita, yang memang menuntut ketaatan kita, adalah Allah yang mengasihi kita. Allah yang memberikan berkat secara gracious kepada kita. Alkitab menyatakan Allah menciptakan, memberkati Adam dan Hawa dan baru kemudian Adam dan Hawa diberikan perintah untuk ditaati. Perhatikan baik-baik! Diciptakan, diberkati baru kemudian ada perintah. Dia bukan menciptakan saja lalu mengatakan engkau mesti taat kepada-Ku. Tidak! Dia menciptakan kita. Dia memberkati kita. Dan kemudian Dia menyatakan perintah-Nya untuk kita taati dengan hati yang bersyukur. Banyak sekali berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Semakin banyak berkat yang diberikan kepada kita, semakin banyak mujizat yang diberikan kepada kita seharusnya mendorong kita untuk lebih taat kepada Dia.

Mari kita melihat satu bagian Alkitab, Kejadian 1: 27-28, Mari kita membaca ayat ini. Karena ini adalah ayat yang penting. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Oh, ini adalah dua ayat yang luar biasa penting. Perhatikan baik-baik bagaimana tatanannya. Musa menuliskannya dengan hati-hati. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, diciptakan-Nya dia laki-laki dan perempuan. Itu adalah tahap pertama. Dan tahap yang kedua, Allah memberkati mereka. Dan kemudian tahap yang ketiga, baru ada Firman Tuhan untuk mereka dengar dan mereka taati.

Perhatikan! Allah menciptakan. Allah memberkati. Baru Allah kemudian memerintahkan sesuatu. Allah memberikan kehendak-Nya yang bisa didengar oleh Adam dan Hawa untuk ditaati karena ada berkat sebelumnya. Perhatikan baik-baik! Manusia diciptakan hanya untuk melakukan kehendak Allah. Apakah dia berhasil atau tidak melakukan kehendak Allah menentukan keberhasilan dia diciptakan. Apakah dia melakukan atau tidak. Itu menentukan identitasnya. Apa yang menjadi tujuan manusia diciptakan? Satu hal yaitu mentaati Firman. Apa yang menjadi identitas seseorang diciptakan? Apa yang menjadi identitasmu dan saya? Yaitu mendengarkan Firman dan melakukannya. Adam dan Hawa ditentukan sukses atau tidak di mata Allah, tergantung dari satu hal. Apakah mereka berhasil atau tidak melakukan kehendak Allah? Itu artinya menjadi manusia. Itu artinya engkau dan saya sekarang ini hidup dan diciptakan bukan untuk menikmati Sydney. Bukan untuk menikmati holiday. Bukan untuk menikmati hidup seperti orang dunia. Tujuan Allah menciptakan saudara dan saya, memberkati saudara dan saya adalah untuk mendengarkan Firman dan seumur hidup melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Kebahagiaan hatimu dan hatiku adalah bagian integral ketika kita melakukan kehendak-Nya. Engkau tidak perlu mencari kebahagiaan. Engkau dan saya perlu melakukan kehendak Allah. Dan engkau dan saya perhatikan dan ujilah kalimat ini! Sukacita dan kebahagiaan akan hadir dengan sendirinya dan kepenuhan hidup (contentment) akan hadir dengan sendirinya, dan keindahan hidup di tengah-tengah dunia akan hadir dengan sendirinya. Karena itu adalah bagian integral yang Tuhan akan berikan kepada kita ketika kita memenuhi kehendak-Nya. Itulah manusia.

Kalau saudara mencari kepenuhan untuk dirimu sendiri. Mencari kebahagiaan untuk dirimu sendiri maka saudara dan saya tidak akan mendapatkannya. Karena ini adalah design yang Tuhan berikan kepada kita, lakukan kehendak Allah! Memang ini bukan sesuatu yang mudah. Nanti di belakang saya akan bicara berkenaan dengan apa yang Tuhan nyatakan karena kita memerlukan Roh Kudus untuk melakukan kehendak Allah. Tetapi ini adalah benar. Saudara dan saya tidak dipanggil untuk menikmati hidup. Saudara dan saya dipanggil untuk melakukan kehendak Allah dan ketika saudara dan saya melakukan kehendak Allah, saudara dan saya akan menikmati hidup. Saudara dan saya tidak dipanggil untuk bahagia. Saudara dan saya dipanggil untuk melakukan kehendak Allah. Ketika itu dilakukan maka kita akan bahagia. Itu adalah bagian integral yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan dibalik! Saudara-saudara harus tahu tujuan kita diciptakan itu apa. Allah menciptakan Adam dan Hawa. Allah memberkati Adam dan Hawa dan Allah menyatakan Firman untuk dilakukan oleh Adam dan Hawa. Ini adalah struktur design kita sebagai manusia. Saudara tidak bisa menggantinya dan ini adalah rahasia berkat dalam hidup kita. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Mari kita berdoa.

Matius 6:9-10

Kita sudah masuk ke dalam satu kalimat yang penting sekali ketika kita mengatakannya kita harus menghormati kehendak Allah. Ada satu teolog yang mengatakan, tidak ada yang lebih penting dari kehendak Allah selain daripada Allah itu sendiri. Dan Allah memiliki kehendak itu, tidak berarti bahwa Dia membutuhkannya. Dan Allah memiliki kehendak itu, tidak berarti bahwa Dia belum mendapatkannya. Allah itu pada dirinya sendiri itu adalah Allah yang self-sufficient, Dia adalah Allah yang self-exist, Dia adalah Allah yang self-eternal. Dia tidak memerlukan sesuatu di luar dirinya untuk mencukupi dirinya. Kalau Dia berkehendak, itu adalah karena dirinya sendiri. Ini adalah kalimat yang penting sekali. Dengan kejujuran saya mengatakan kepada saudara-saudara dengan kegentaran saya mengkotbahkannya. Siapakah saya sehingga saya boleh mengatakan kehendak Allah? Apakah saya selalu melakukan kehendak Allah? Apakah saya selalu taat? Apakah tidak ada kecacatan dalam hidup saya dalam kehendak Allah? Bukankah kita berkali-kali menyakiti hati-Nya? Berulangkali kita tidak perduli kepada kehendak-Nya? Setiap kali yang kita pikirkan hanya kehendakku, kehendakku dan bukan kehendak-Mu. Lalu atas hak apa seorang manusia yang berdosa itu berbicara? Jikalau engkau tahu jemaat, ini adalah hal yang sulit di dalam setiap pengkotbah. Mengkotbahkan sesuatu yang diri sendiri bergumul untuk melakukannya tetapi jikalau tidak dikotbahkan ini pun adalah sesuatu kehendak Allah untuk mengkotbahkannya. Tidak ada satu manusia pun yang expert, ahli di dalam melakukan kehendak Allah. Tidak ada satu manusia pun yang memiliki satu hak untuk menyatakan kehendak Allah tetapi di sisi yang lain ini adalah benar. Allah menghendaki kehendak-Nya diketahui dan dilakukan. Tetapi biarlah kita dengan hormat kepada Allah setiap kali kita mengatakan kehendak Allah. Saya mengatakan kepada saudara-saudara adalah orang-orang Reformed di dalam gereja ini. Jangan mudah untuk mengatakan sesuatu apalagi untuk kepentingan diri, ini adalah kehendak Allah. Ini adalah satu dosa yang sama seperti menyebut nama Allah dengan tidak hormat. Orang-orang fasik itu memiliki satu ciri yaitu mereka menyebut nama Allah di dalam kesia-siaan. Ketika kita menyatakan ini kehendak Allah, keluar dari mulut kita, biarlah itu dengan ketulusan, dengan kejujuran, biarlah itu dengan takut kepada Tuhan dan tetap biarlah kita menyadari mungkin kita tetap salah mengerti kehendak-Nya. Dan itu membuat hati kita, ketika kita menyatakan ini kehendak Tuhan, pada saat yang sama hati kita berseru kepada Tuhan, ampuni aku jikalau aku salah dan tuntunlah aku di jalan yang kekal kembali. Biarlah ketakutan ini ada pada kita, kita harus hormat kepada Allah dan kehendak-Nya. Kita adalah manusia yang diberikan satu privilege oleh Tuhan, kita diciptakan sebagai pribadi, di luar pribadinya Allah. Kita lebih daripada seluruh binatang, kita lebih daripada seluruh galaksi, kita lebih daripada seluruh alam ciptaan Tuhan. Ketika Allah memiliki kehendak, Dia mengucapkan satu kalimat, jadilah terang, maka seluruh partikel berkumpul dan kemudian terang itu jadi. Jadilah cakrawala, terpisahlah engkau dari air dan juga dari daratan, seluruh partikel itu taat kepada kalimat Allah dan selalu jadi. Tetapi manusia, adalah satu-satunya makhluk hidup yang tidak pernah mau untuk melakukan kehendak Tuhan. Adam dan Hawa engkau jangan makan buah itu, engkau makan engkau pasti mati dan apa yang di lakukan oleh Adam dan Hawa? Mereka memakan buah itu, manusia memiliki kemampuan berontak. Maka perhatikan baik-baik, Allah Anak rela turun ke dunia, Dia adalah Allah yang sejati, tetapi Dia mengajar manusia bagaimana sebenearnya manusia hidup di hadapan Allah dan Allah Anak itu datang, dan Allah Anak itu berdoa di taman Getsemani, Dia mengatakan jikalau kehendak-Mu, biarlah Kehendak-Mu jadi. Aku menginginkan supaya cawan ini lalu. Tetapi jikalau itu kehendak-Mu, Aku akan meminumnya, apa yang ada di Getsemani itu menyatakan seharusnya manusia itu seperti apa. Seharusnya kita menundukkan kehendak kita di bawah kehendak dari pada Allah, Tuhan menghendaki kita mengetahui dan melakukan kehendak-Nya.

Minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai dua poin mengapa kita harus melakukan kehendak Allah, saya tidak mengulanginya lagi, saya hanya mengucapkan beberapa kalimat summary. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah, karena pertama, kita tahu ini ordo, Dia pencipta dan kita ciptaan. Secara status ini tidak perlu lagi dipertanyakan. Kalau saudara-saudara memiliki atasan di kantor, dia memiliki kehendak untuk memerintah saudara, saudara tidak pernah menanyakan kenapa engkau memerintah aku? Karena ini secara natural itu sudah ada di dalam presaposisi kita. Dia adalah pencipta dan kita itu adalah ciptaan, maka kita dengan sendirinya harus takluk dan harus mentaati-Nya.

Hal yang kedua, karena Alkitab mengatakan dengan jelas, Allah menciptakan manusia, Allah memberkati manusia tersebut terlebih dahulu dan kemudian Allah memberikan Firman kepada manusia tersebut, ada dalam kejadian 1: 27-28, maka ini adalah berkat diberikan sebelum manusia diperintahkan untuk taat. Jangan membuat setiap berkat Tuhan yang diberikan kepada kita menjadi sesuatu yang kita pakai untuk melawan Dia. Pendeta Stephen Tong pernah mengatakan betapa manusia itu kurang ajar. Bagaimana manusia itu dengan kekuatan yang Tuhan beri, melakukan kejahatan. Kalau mereka tidak bisa lari cepat, mereka tidak mungkin berani untuk mencuri bukan? Mereka diberikan nafas, mereka itu diberikan kekuatan, mereka diberikan kecepatan, tetapi seluruhnya itu dipakai untuk melawan Allah. Kita sebagai orang-orang Kristen, kita musti menyadari, Tuhan sudah memberikan engkau dan saya berkat demi berkat, talenta demi talenta. Tuhan sudah memberikan engkau dan saya hari demi hari, uang demi uang tapi kenapa engkau pakai dalam kejahatan? Kenapa engkau pakai untuk melawan Dia? Firman-Nya bukankah begitu jelas? Berapa banyak orang Kristen yang sudah mendapatkan uang, ketika hari libur dia pakai untuk tidak pergi ke gereja. Sebelum punya anak, berdoa kepada Tuhan meminta anak, setelah punya anak, tidak punya waktu untuk beribadah. Permainan sandiwara apa yang kita berikan sama Tuhan? Tuhan memberkati kita, Alkitab mengatakan Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, Tuhan memberkati dia, dan baru Dia memberikan Firman. Itu artinya bahwa berkat diberikan sebelum kita bisa mentaati Tuhan. Tetapi hati kita itu sering sekali condong, Calvin menyatakan, hati kita itu adalah pabrik yang paling mudah untuk menghasilkan idol. Saya masih ingat beberapa puluh tahun yang lalu, saya pertama kali kerja, gaji masih sedikit, ketika pertama kali kerja maka gaji itu sangat sedikit, di bawah satu juta rupiah. Dengan sukacita saya memberikan perpuluhan tetapi kemudian naik, naik, naik, naik. Sampai suatu hari saya menyadari, gaji sekian, saya kasih perpuluhan? Untuk perpuluhan saja sudah bisa untuk membayar satu pegawai, saya mulai tidak rela. Ini tidak baik. Saya sudah mulai pikir-pikir bagaimana tadinya saya begitu murni itu seluruh gaji gross potong 10 % saya kasih kepada Tuhan. Tetapi begitu gaji sudah banyak, dan kemudian begitu banyak pengeluaran atau kebutuhan walaupun sebenarnya kalau saya jujur, saya pasti bisa untuk menutup semuanya tetapi saya mulai merasionalisasi. Kalau sebelumnya gaji gross lalu kemudian dipotong 10% diberikan kepada Tuhan, sekarang gaji nett itu dipotong semua kebutuhan saya dan kemudian tinggal sedikit baru kemudian 10% diberikan kepada Tuhan. Saya mau katakan kepada saudara-saudara itu adalah liciknya hati saya, dan saya mau mengatakan kepada saudara-saudara jikalau engkau memikirkan persis seperti saya, gaji saudara-saudara, saudara potong dengan seluruh kebutuhan baru saudara-saudara potong 10% berikan kepada Tuhan, sebenarnya kita tidak pernah bisa memberikan apa-apa kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu prinsip rohani, kita selalu berpikir berkenaan dengan apakah perpuluhan itu adalah kehendak Tuhan? Saya hanya mengatakan satu kalimat ini, orang yang hitung-hitungan dengan Tuhan sebenarnya di dalam hatinya dia tidak taat kepada Tuhan dan tidak mengasihi Tuhan. Kalau engkau mengasihi anakmu, istrimu, atau pacarmu, engkau tidak mungkin hitung-hitungan kepada mereka bukan? Kalau engkau hanya memiliki uang sekian lalu kemudian anakmu sakit dan masuk rumah sakit, engkau tidak pernah mengatakan kepada anakmu bukan bahwa papa mama cuma punya budget untuk engkau di rumah sakit ini $10,000 kalau $10,000 ini habis dan engkau belum keluar rumah sakit, engkau masih sakit, papa mama tidak perduli engkau mati atau tidak, pokoknya tidak ada uang lagi bagimu, tidak. Kita tidak pernah memikirkan $1 pun untuk anak kita karena kita mengasihi dia. Ini adalah prinsip dalam kehidupan sekali lagi, berkat diberikan kepada kita, sehingga kita bisa taat kepada Tuhan. Ingatlah ketika kita itu memberikan perpuluhan dan merasa sangat-sangat terbeban secara negatif, saudara harus putar pikiran saudara. Saudara bisa memberikan perpuluhan karena Allah telah memberikannya terlebih dahulu kepada kita. Kita selalu terbalik, kita selalu berpikir setiap persembahan itu sesuatu korban yang besar di hadapan Allah, padahal itu adalah sebelum saudara memberikan perpuluhan, Tuhan sudah memberikan berkat. Jadi jangan berpikir bahwa dengan ketaatanku, aku berjasa kepada Tuhan, kalau kita bisa taat itu karena ada berkat. Karena kalau kita kita bisa sungguh-sungguh mematuhi kehendak Allah karena Tuhan sendiri telah mengasihi kita di depan. Apakah kita lupa bahwa 10 perintah Allah dinyatakan oleh Allah kepada orang Israel? Sebelum perintah pertama dinyatakan di dalam keluaran, maka ada preamble, ada kalimat pembukaan dari Tuhan. Tuhan berkata, “Hai Israel, Akulah Allah Tuhanmu yang memimpin engkau keluar dari tanah Mesir.” Baru seluruhnya kehendak Allah. Apa artinya? Artinya Aku akan memerintahkan kepadamu, sepuluh perintah yang merupakan sifat-Ku tetapi ingatlah umat-Ku, sebelum engkau melakukannya, Aku memberikan anugerah; sebelum engkau mentaatinya, Aku melepaskan engkau; sebelum engkau mentaatinya, Aku mencintaimu; Aku menuntun engkau dengan tiang api dan tiang awan. Aku memberikan kepadamu pakaian dan kasut yang tidak pernah bisa rusak. Aku melepaskanmu dari kerja paksa Firaun, ingatlah umat-Ku! Aku mencintaimu, Aku ada di tengah-tengahmu, Aku berserta dengan engkau, dan Aku memberkatimu, maka taatilah. Biarlah kita boleh menyadari dan mendidik diri kita, kalau kita taat biarlah taat dengan sukacita. Kita tahu bahwa kita adalah orang yang diberkati oleh Tuhan. Jangan membuat berkat Tuhan itu akhirnya membuat kita itu tidak taat.

Hal yang ketiga, karena dengan melakukan kehendak Allah, kita memperluas Kerajaan Allah di bumi ini. Sekali lagi, Kerajaan Allah adalah isi hati Yesus Kristus. Saudara mungkin tidak peduli sama sekali dengan apa yang menjadi isi hati Yesus Kristus, tetapi sebagai hamba Tuhan dan ini adalah tugas saya dan kiranya Tuhan mengasihani saya, saya harus mengatakan kepada saudara-saudara, saudara harus kita semua harus mempedulikan apa yang menjadi isi hati Tuhan kita. Dan kalau saudara-saudara tanya apa yang menjadi isi hati daripada Tuhan Yesus Kristus, Dia menginginkan isi hati-Nya adalah memperluas Kerajaan Allah di bumi ini. Di dalam Doa Bapa kami Dia mengajarkan kepada kita berdoalah demikian: "Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga." Dia berdoa Bapa datanglah Kerajaan-Mu. Dan bagaimana Kerajaan Allah itu datang? Dengan ketaatan. Maka Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, Aku memiliki makanan yang engkau tidak ketahui dan makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Aku dan inilah yang diajarkan Yesus kepada kita semua. Dan satu dari ketujuh perkataan-Nya di atas kayu salib, Dia mengatakan “tetelestai”, artinya “sudah genap”. Itu adalah proklamasi di tengah-tengah seluruh dunia dan kosmik. Dia mau mengatakan kepada seluruh umat manusia dan isi hati terdalam-Nya ingin diketahui oleh seluruh orang yang ditebus-Nya bahwa Aku sudah menggenapi kehendak-Mu. Tidak ada satu kehendak-Mu yang meleset dalam hidup-Ku. Aku sudah menggenapi kehendak-Mu Bapa. Tetelestai. Itulah proklamasi kesuksesan orang Kristen.

Kalau saudara melihat salib dan Yesus Kristus, dari sudut pandang dunia, maka Yesus seperti orang yang gagal. Dia mati muda, Dia mati secara memalukan, dan ketika Dia mati seluruh murid-Nya tercerai-berai bahkan semua orang memfitnah Dia dan mencibir Dia. Tetapi mata-Nya hanya pada satu, bukan kepada saudara dan saya, bukan kepada Pilatus, bukan kepada orang Farisi, bukan kepada siapapun saja, mata-Nya hanya satu, Allah Bapa berkenan kepada Dia. Dengan suara lirih yang sangat kecil, maka Dia mengatakan tetelestai. Sudah genap. Dan dengan itu Dia menyebarkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Dia mengajarkan kepada gereja-Nya bagaimana seharusnya kita hidup. Satu-satunya tujuan kita hidup kita diciptakan adalah untuk melakukan kehendak-Nya di dunia. Hanya dengan melakukan kehendak-Nya maka dunia akan tahu bahwa kita dikuasai oleh satu Raja di sorga yang tidak terlihat. Dan Tuhan itu Raja yang menguasai kita memiliki Kerajaan dan Kerajaan-Nya itu mau diturunkan di bumi ini. Hanya dengan ketaatan, maka semua orang melihat kita dan berpikir kita orang bodoh, engkau sebenarnya hidup untuk apa? Dan kemudian kita bisa mengatakan, aku hidup bukan untuk diriku sendiri, aku hidup untuk melakukan kehendak Allahku. Dia adalah Rajaku dan Dia yang memerintah hidupku. Mungkin orang tersebut melakukannya dengan air mata, mungkin orang tersebut melakukannya dengan kesulitan, tidak ada satu orang pun melakukan kehendak Allah dengan mudah, tetapi bagaimanapun saja isi hati orang tersebut adalah melakukan kehendak Allah. Dan ketika itu dilakukan, Alkitab mengatakan maka Kerajaan Allah itu tersebar. Dan itu adalah isi hati Yesus Kristus. Hati kita makin lama makin keras. Kita mesti bertobat. Semakin lama kita hidup semakin kita tidak mau mendengar, baik kehendak suami/isteri kita, bahkan anak-anak kita. Yang saudara pedulikan hanyalah kehendak saudara sendiri. Kita mesti bertobat. Kita mesti mendidik diri kita untuk mau tahu kehendak Allah dan minta kekuatan dari Tuhan untuk melakukannya karena tidak mungkin kita bisa melakukannya dan kita tidak mungkin memiliki kerinduan kecuali Roh Kudus itu bekerja dalam hidup kita.

Hal yang keempat, karenaini adalah jalan hidup yang terbaik. Saudara mungkin pernah mengatakan takut melakukan kehendak Allah karena penuh dengan resiko. Tetapi ada satu hamba Tuhan yang saya hormati dan sudah meninggal. Ketika orang bertanya hal ini kepada dia dan kemudian dia menjawab dengan pertanyaan seperti ini, “Apakah menurut Bapak, dengan tidak melakukan kehendak Allah hidupmu tidak beresiko?” Perhatikan prinsip Alkitab ini. Tempat yang terbaik untuk kita mendapatkan jalan hidup yang terbaik adalah melakukan kehendak Allah. Tempat yang paling aman di tengah-tengah saudara begitu ketakutan untuk banyak hal, temukan kehendak Allah apa dalam hal itu, jalanilah, maka saudara akan menemukan tempat yang teraman. Alkitab mengatakan orang-orang yang mengikuti jalan hidup dunia, yang melakukan kehendak duniawinya akan binasa, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup untuk selama-lamanya. Hidup yang terbaik adalah hidup yang melakukan kehendak Allah. Perhatikan baik-baik, apakah ada satu nama orang yang kaya yang berjasa dalam hidup saudara? Apakah engkau mengenal orang-orang kaya di dunia ini? Apakah dia mengubah hidupmu? Selain daripada kekayaan maka ketika dia mati tidak ada lagi orang yang mengenal dia. Tetapi kenapa kita mengenal Adoniram JudsonHudson Taylor? Orang Puritan seperti John OwenCalvin? Luther? Kenapa kita mengenal misionari-misionari yang mati di medan peperangan untuk Allah? Kenapa kita membaca bukunya dan kemudian hati kita berkobar? Kenapa hidupnya sampai sekarang mempengaruhi hidup kita? Karena satu hal, bukan uang, bukan kekayaan, bukan kesuksesan, tetapi mereka melakukan kehendak Allah dan hidup sampai selama-lamanya. Orang yang ada di sekitar kita pun dengan kesederhanaan dan dia melakukan kehendak Allah, dia berjuang bagi Allah, maka namanya, hidupnya akan ada di dalam hidup kita. Satu pribadi yang tidak pernah saya lupa adalah Janti. Saya sendiri melihat bagaimana dia membereskan kain merah ketika dia sakit cancer. Bagaimana dia itu berjuang susah meskipun dengan sakit cancer tetap ikut STRIS. Dia memberikan uang dengan sebesar mungkin dia berikan. Dia memberitakan Injil, dia membagi traktat di tengah-tengah sakit cancer. Dia melakukan kebaikan-kebaikan kepada orang yang dia temui. Sebelumnya saya tidak pernah kenal dia, hanya beberapa tahun saja saya mengenal dia, tetapi terus menerus itu ada. Orang yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selama-lamanya. Isteri saya mengatakan setiap kali memakan buah alpukat, dia ingat Janti. Karena dahulu, setelah kebaktian persekutuan di Holmes, dalam perjalanan Janti menuju rumah, melewati WooliesTown Hall. Dia melihat alpukat yang baik, dan kemudian dia mengingat keluarga kami. Dia ambil beberapa dan kemudian dia kembali ke Holmes bertemu dengan isteri saya dan memberikan alpukat itu. Dan kemudian baru balik pulang di tengah sakit cancer. Kalau kita mau sungguh-sungguh hidup berbahagia, jalankan kehendak Allah. Dan salah satu kehendak Allah adalah memperhatikan orang lain. Mendoakan orang lain. Murah hati kepada orang lain. Berjuang bagi Kerajaan Allah. Tidak mempedulikan umur tetapi sungguh-sungguh mempedulikan Kerajaan Allah itu dikembangkan. Jalan hidup yang terbaik adalah orang yang melakukan kehendak Allah.

Hal yang kelima adalah kebahagiaan tertinggi adalah melakukan kehendak Allah. Lukas 11:28 mengatakan Yesus mengatakan: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya." Apakah kita mau mendapatkan sukacita tertinggi? Ini adalah sesuatu paradoks. Kita berpikir kita memiliki cita-cita maka ketika kita berhasil untuk mendapatkan cita-cita kita yang seturut dengan apa yang menjadi self-centered bagiku, kehendakku jadi, maka aku mendapatkan kebahagiaan. Tetapi tidak. Sama sekali tidak. Hati kita diciptakan dengan bahan yang lain. Bahkan Pascal itu mengatakan di dalam setiap hati manusia, Allah memberikan satu lubang dan lubang itu hanya bisa diisi oleh Allah sendiri. Siapapun yang mengisinya tidak mungkin akan bisa memuaskannya. Apa yang membuat kebahagiaan tertinggi dalam hidupmu dan hidupku, ujilah kalimat Yesus, yaitu jikalau kita taat. Apakah engkau dan saya mempercayai Dia yang mengatakan bahwa yang berbahagia adalah yang melakukan kehendak Allah? Ini adalah sesuatu berkat yang begitu besar. Di tengah jutaan manusia tidak ada yang tahu prinsip ini. Ini hanya ada di dalam wahyu khusus yaitu dalam Alkitab. Dan ini diberikan kepada engkau dan saya. Pada sore hari ini, sebagai hamba Tuhan saya mengingatkan saudara-saudara perkataan Tuhan kita, Yesus Kristus, bukan perkataan manusia, bukan perkataan saya, bukan perkataan hamba Tuhan, ini adalah perkataan yang tetap untuk selama-lamanya. Ini adalah perkataan di mana langit dan bumi itu lalu perkataan Dia tetap tinggal membuktikan kebenaran-Nya. Dan apakah perkataan-Nya kepada kita? "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya." Melakukannya dalam hidupnya. Dan kita adalah orang-orang yang diberikan Allah Firman ini, jalan kehidupan dan kebahagiaan. Saya tidak akan meneruskan poin-poin berikutnya, kalau Tuhan pimpin, maka minggu depan saya akan meneruskan. Tetapi apa yang ada pada hari ini kiranya boleh menjadi meditasi kita sepanjang minggu ini. Kiranya Tuhan dan kehendak-Nya boleh kita perhatikan.

Matius 6:9-10

Kita sudah berbicara berkenaan dengan kehendak Allah. Sebagai pengantar sebelum kita masuk ke dalam point-point selanjutnya, sekali lagi saya mengatakan kepada saudara-saudara, tidak ada dari kita, saya tidak, dan semua hamba Tuhan juga tidak, yang expert melakukan kehendak Allah. Sekali lagi dengan takut dan gentar saya berkhotbah mengenai hal ini. Saya tidak memiliki satu hak untuk berbicara mengenai hal ini. Kita semua harus hati-hati setiap kali bicara mengenai kehendak Allah. Tetapi di tempat yang lain, ini adalah kehendak Allah untuk kita berbicara. Ini adalah kehendak Allah untuk kita memikirkan mengenai kehendak Allah. Ini adalah kehendak Allah untuk kita berbicara kepada jiwa kita, bahwa kita diciptakan untuk melakukan kehendak Allah. Ini adalah kehendak Allah untuk kita berbicara kepada dunia bahwa Allah adalah satu pribadi yang harus dijunjung tinggi, yang memiliki kehendak yang harus digenapi. Ini adalah sesuatu yang tidak terhindarkan. Kita tidak layak untuk berbicara. Kita sungguh-sungguh gentar, tidak ada dari kita yang bisa menggenapi kehendak Allah seluruhnya satu-persatu, hanya Yesus Kristus. Calvin menyatakan, selain daripada kehendak Allah, maka yang lebih tinggi adalah Allah itu sendiri.

Beberapa waktu yang lalu saya sudah pernah mengatakan, ketika Allah memiliki kehendak untuk kita genapi, bukan karena Dia tidak memilikinya sebelumnya. Ini adalah sesuatu keputusan kehendak-Nya karena diri-Nya sendiri. Kalau kita menghendaki seseorang untuk melakukan sesuatu, karena aku memerlukan sesuatu, engkau bergerak. Dan aku memerlukan sesuatu sehingga membuat engkau harus melakukan kehendakku. Tetapi di dalam diri Allah, tidak. Dia adalah Allah yang sempurna itu sendiri. Kita dipanggil untuk melakukan kehendak Dia. Ada orang yang mengatakan: aku tidak peduli kehendak Allah. Jikalau kita tidak peduli kehendak Allah, maka kita melakukan kehendak setan. Mungkin orang itu akan tertawa dengan sinis dan kemudian mengatakan, aku tidak peduli dengan kehendak setan, aku melakukan kehendakku, ini adalah keinginanku. Tetapi Alkitab menyatakan, pada waktu Hawa mengambil buah itu, itu adalah keinginan Hawa. Pada waktu dia memenuhi keinginannya, maka kehendak setanlah yang tergenapi. Tidak ada tempat status quo di dalam kehidupan kita, tidak ada tempat netral dalam kehidupan kita. Kalau kita tidak memihak kepada Allah, kita sedang mengerjakan pekerjaan setan. Kalau kita tidak peduli dengan isi hati Allah, kita peduli dengan isi hati setan. Kalau di dalam pikiran kita tidak memiliki satu keinginan untuk melakukan kehendak Allah, pada saat yang sama, sebenarnya itulah yang setan inginkan. Ini adalah sesuatu kehendak Tuhan untuk dijalankan bagi umat manusia. Dan ini adalah kehendak Tuhan untuk kita anak-anak Tuhan boleh mengerti, meneliti dan kemudian menjalankan dengan kuasa dari Tuhan. Saudara-saudara, kita sudah sampai pada point yang kelima mengapa kita harus melakukan kehendak Allah. Sore hari ini kita akan melanjutkan.

Hal yang keenam. Alkitab mengatakan, Yesus mengatakan bahwa Bapa kami di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Alkitab mengatakan, orang yang rela, orang yang mau melakukan kehendak Allah adalah orang tersebut tulus di dalam mengasihi Tuhan. Kita disebut orang yang mengasihi Tuhan di dalam satu prinsip ini,yaitu melakukan kehendak Allah. Mari kita melihat Yohanes 14:21, 24. Saudara akan melihat definisi orang yang mengasihi Allah itu apa. Yohanes 14:21Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. Yohanes 14:24Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti Firman-Ku; dan Firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Dari dua ayat ini ada satu definisi siapa orang yang mengasihi Allah. Orang yang mengasihi Allah adalah orang yang menaati Firman Allah. Tidak ada definisi yang lain. Jadi, siapa yang mengasihi Allah adalah yang menaati Allah. Dan siapa yang memiliki kemampuan untuk menaati Allah? Yaitu jikalau orang tersebut di dalam dirinya Roh Kudus memberikan satu karunia yaitu dia mengasihi Allah. Ini adalah dua hal yang saling berkesinambungan, tidak bisa dipisahkan. Yang menaati adalah yang mengasihi, yang mengasihi memiliki kuasa untuk menaati. Ini adalah satu definisi yang sangat solid. Jadi kalau saudara-saudara mau menilai diri apakah kita mengasihi Allah, adalah bukan orang lain yang mendefinisikan kita, tetapi Firman ini mendefinisikan kita. Apakah kita sungguh-sungguh menaati Dia atau tidak.

Beberapa belas tahun yang lalu, ada sekumpulan guru dari beberapa cabang satu sekolah di seluruh Indonesia berkumpul di satu tempat di Kinasih. Ada kurang lebih 750 guru. Dan saya menjadi salah satu pengkhotbah utamanya. Kemudian saya datang ke sana, dan sesi yang besar itu dimulai. Pemimpin puji-pujian naik ke atas dan mereka menyanyikan lagu yang sangat mengharukan hati. Praise and worship itu sangat menyentuh hati. Kalimat praise and worship itu kurang lebih seperti ini: Bapa aku menghormati Engkau, Yesus Kristus aku mencintai Engkau, Roh Kudus aku menyembah Engkau. Ketika menyanyikan lagu itu, saya melihat audience yang sedang menyanyi, ada yang mengangkat tangan, ada yang meletakkan tangan di dada, mereka menyanyi dengan kesungguhan hati dan dengan tetesan air mata. Suatu praise and worship yang ‘indah’. Kemudian mereka duduk dan saya dipanggil untuk berkhotbah. Sebelum saya berkhotbah, saya bertanya, “Siapa dari saudara-saudara yang membaca Firman Tuhan setiap hari?” Ternyata sangat-sangat mengejutkan saya. Pertama kali saya tanya, dari 750 orang itu mungkin sekitar 7 sampai 10 orang yang mengangkat tangannya. Siapa yang membaca Firman Tuhan dalam satu minggu 2 atau 3 kali? Kemudian kurang lebih 30-50 orang mengangkat tangannya. Di dalam hati saya ada sesuatu kegentaran dan kemarahan. Sesuatu hal yang tadinya adalah praise and worship yang begitu indah menjadi sesuatu yang memuakkan. Saya bertanya kepada mereka, Alkitab mengatakan barangsiapa mengasihi Allah, adalah yang menaatinya, dan kita barusan saja mengangkat tangan dengan berlinang-linang air mata dan mengatakan aku mengasihi Engkau Allah, tetapi kita tidak membaca Firman-Nya setiap hari. Ini adalah sandiwara di hadapan Allah.

Alkitab dengan jelas menyatakan, yang mencintai Dia yang menaati Dia. Saudara jangan tertipu dengan hal-hal psychological di dalam gereja. Apalagi saudara-saudara mendengarkan lagu-lagu praise and worship yang sangat indah itu. Saya tidak anti sama sekali dengan lagu-lagu itu. Memang kita harus kritisi, kita harus hati-hati, tidak semua lagu itu adalah lagu yang baik. Tetapi saudara-saudara, kita tidak boleh terlibat di dalam efek psychology yang sebenarnya menipu jiwa. Alkitab dengan jelas menyatakan, siapa yang mengasihi Aku dia menaati Firman-Ku. Maka orang-orang yang menaati Firman Allah pastilah orang yang membaca Firman Allah, merenungkannya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa kita melakukan Firman Allah? Karena ini adalah bukti ketulusan dan kasih kita di hadapan Allah. Kalau kasih kepada Allah dihubungkan dengan ketaatan kepada Allah, maka saudara-saudara, tidak mungkin kita bisa obey kalau kita tidak meneliti Firman-Nya setiap hari. Saudara-saudara, kita belajar untuk menaati Firman Allah. Minta Tuhan memberikan kasih yang lebih besar kepada Dia dan Firman-Nya.

Hal yang ketujuh. Mengapa kita harus melakukan Firman Allah? Karena kelahiran baru diberikan, karena Roh Kudus itu menyertai kita, untuk membuat kita mengingini dan memiliki kuasa melakukan Firman-Nya. Ini adalah meterai d Roh Kudus kepada anak-anak Allah. Maka sekali lagi, banyak sekali pengajaran yang tidak beres. Banyak orang mengatakan kalau Roh Kudus itu ada maka engkau bisa melakukan mujizat ini, mujizat itu. Saudara-saudara, Yesus Kristus mengatakan, “Pada hari terakhir banyak orang berseru-seru Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan melakukan mujizat demi nama-Mu? Tetapi Aku mengatakan, Aku tidak pernah mengenal engkau, engkau pembuat kejahatan.” Saudara-saudara, Yesus Kristus mendefinisikan hal ini bahwa jikalau seseorang bisa berkhotbah sekali pun, jikalau seseorang memiliki talenta sekalipun, jikalau seseorang bisa melakukan mujizat sekalipun, tetapi dia tidak mempedulikan kehendak Allah, seberapapun saja performance-nya dalam sebuah gereja, atau pelayanan kekristenan, itu tidak berguna di hadapan Allah dan itu adalah suatu penipuan.

Saudara-saudara, Roh Kudus ketika diberikan kepada seseorang, dia akan mengerjakan hal yang besar. Dan apa hal yang besar itu? Dari beberapa hal pekerjaan Roh Kudus, maka dua hal ini yang teratas. Roh Kudus kalau ada pada diri seseorang, maka hal pertama yang dikerjakan adalah dia akan membuat orang tersebut bisa melihat kemuliaan Kristus di tengah-tengah kerendahan diri Kristus. Dan ini adalah sesuatu pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan oleh siapa pun. Suatu hari Yohanes Pembaptis penuh dengan Roh Kudus, Yesus datang ke hadapannya dan minta untuk dibaptis. Tetapi Yohanes Pembaptis tahu Yesus jauh lebih besar daripada dirinya. Yohanes Pembaptis sendiri mengatakan, “Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Ini adalah sesuatu hal yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam hati Yohanes Pembaptis, bisa melihat kemuliaan Kristus yang tidak ada bandingannya di tengah seluruh kemanusiaan-Nya yang rendah. Dan saudara-saudara, Yohanes Pembaptis kemudian mengatakan, “Bukan aku yang harus membaptis, Engkaulah yang membaptis aku.” Di tengah-tengah salib Yesus Kristus, maka Roh Kudus bekerja pada salah satu perampok itu. Dia mengatakan, “Yesus, ketika Engkau datang sebagai Raja, ingatlah aku.” Bagaimana mungkin seseorang yang sedang kesakitan bisa memikirkan orang lain? Bisa mendefinisikan dengan tepat orang di sebelahnya yaitu Yesus Kristus? Dan bagaimana mungkin perampok tersebut bisa melihat bahwa Yesus itu adalah Raja? Dia bisa tepat sekali mendefinisikan Yesus Kristus. Tidak ada yang mengajari dia, tidak ada yang berbicara kepada dia, dan dia berada di ambang kematian, dalam kesakitan yang besar. Tetapi sekali lagi, ini adalah bukti pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus membuat perampok tersebut melihat kemuliaan Kristus di tengah-tengah perendahan-Nya. Dan saudara-saudara, orang yang ketiga adalah centurion yang memaku tangan dan kaki Yesus Kristus. Mungkin dia yang menombak lambung Yesus Kristus dan kemudian mendirikan salib itu. Yesus Kristus berada di atas salib dengan telanjang dan Dia itu sangat-sangat kesakitan. Semua orang di Kalvari mengejek Yesus Kristus. Lalu centurion itu melihat Yesus Kristus dan kemudian dari mulutnya mengatakan, “Sungguh Dia adalah Anak Allah!” Darimana itu? Bagaimana dia bisa bicara seperti itu? Saudara-saudara, kalau Yesus Kristus sedang berada di dalam tahta-Nya, semua orang bisa mengatakan, sungguh Engkau Anak Allah. Tetapi ini ketika Dia sedang telanjang di atas kayu salib. Bagaimana mungkin seorang centurion, yang sebelumnya dengan tangannya memukul Yesus Kristus, bisa mengatakan, sungguh ini Anak Allah. Itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Apa pekerjaan Roh Kudus tertinggi? Pertama adalah menyatakan kemuliaan Kristus di tengah kerendahan-Nya. Hal yang kedua pekerjaan Roh Kudus yang tertinggi adalah membuat hidup kita menjadi memiliki keinginan, kerinduan untuk menaati Dia, menaati Allah. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dikerjakan oleh manusia dan ini yang menandakan antara anak Allah yang sejati dan orang-orang yang palsu. Ada satu ayat Alkitab, Filipi 2:13, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Perhatikan baik-baik ayat ini, di dalam bahasa yang lebih mudah, tetapi ini adalah sesuatu kalimat yang tepat, perhatikan! Karena Allah bekerja di dalam dirimu, memberikan engkau keinginan dan kuasa untuk melakukan hal-hal yang menyukakan hati-Nya. Sekali lagi, ini adalah suatu hal yang penting sekali, Filipi 2:13. Karena Allah bekerja di dalam dirimu, memberi kepadamu satu keinginan dan juga kuasa untuk melakukan hal-hal yang Dia (Allah) inginkan. Saudara-saudara, ada satu hal yang jelas di tempat ini, bahwa Roh Kudus diberikan kepada anak-anak Allah untuk membangkitkan keinginan kita untuk melakukan kehendak-Nya. Itulah sebabnya Mazmur 1 dikatakan orang benar itu kesukaannya merenungkan Firman Allah siang dan malam. Di dalam bahasa Ibrani, segala sesuatu selalu sifatnya adalah completeness. Ketika bicara merenungkan, itu artinya merenungkan dan menjalankan. Mengapa kita harus melakukan kehendak Allah? Yeremia mengatakan itu tidak perlu untuk diajar. Allah akan memberikan satu hati yang baru. Hukum-hukum itu tidak lagi ditulis di batu tetapi di dalam hatimu. Engkau akan memiliki satu keinginan untuk melakukan kehendak Allah. Anak-anak Allah yang sejati pasti di dalam dirinya memiliki satu teriakan, aku ingin melakukan kehendak-Mu meskipun sulit ya Tuhan. Dia kesukaannya adalah memperhatikan Firman Tuhan dan berusaha untuk menggenapinya dalam hidupnya. Melalui kelahiran baru, Roh Kudus memberikan keinginan itu di dalam hati kita. Tetapi bukan saja keinginan tetapi kuasa untuk melakukannya. Mari kita melihat Yohanes pasal yang ke-14 sekali lagi. Yohanes 14:15-31, kita tidak akan membacakan semuanya tetapi saudara-saudara perhatikan ayat ini dan saudara silakan baca di rumah. Di dalam ayat ini maka Yesus mengatakan Aku akan memberikan kepadamu Penolong yang lain. Orang-orang Puritan mengatakan Penolong yang lain berarti ada Penolong yang lainnya juga dan itu adalah Yesus Kristus. Tetapi Yesus Kristus sebentar lagi akan naik ke surga, Dia adalah Penolong daripada hidup kita dan sekarang Dia akan mengutus daripada Roh-Nya dan Roh Kudus akan datang dan mendiami kita semua anak-anak-Nya. Pertanyaannya adalah mengapa Engkau mau mengutus Roh-Mu kepada gereja-Mu? Mengapa Engkau mau memberikan Roh-Mu kepada jiwa manusia ini yang begitu fana? Di dalam ayat 15 sampai ayat 31 di dalam Yohanes, maka saudara-saudara mengerti, Roh Kudus itu diberikan kepada kita di dalam konteks ketaatan kepada Firman. Roh Kudus diberikan untuk kita melakukan kehendak Allah. Ini adalah kuasa yang diberikan Roh Kudus dalam hidup kita. Salah satu kuasa yang terbesar di dunia ini adalah bukan kuasa mujizat, kuasa yang terbesar dalam dunia ini adalah seseorang yang begitu hina seperti kita, terbatas seperti kita, yang begitu banyak dosa, bisa memiliki satu keinginan dan kuasa melakukan pekerjaan yang kekal dari Allah Bapa, itu adalah kuasa yang terbesar. Roh Kudus diberikan kepada kita untuk kita boleh melakukan kehendak-Nya.

Hal yang kedelapan, yang terakhir di dalam sub-bab ini, kenapa kita melakukan kehendak Allah? Karena kalau saudara ingin dunia ini lebih baik, kerjakan kehendak Allah, kalau ingin hidup kita secara pribadi lebih baik, lakukan kehendak Allah, kalau keluargamu ingin lebih baik, lakukan kehendak Allah. Setiap kali orang datang kepada kami di dalam konseling, maka saya tidak mau orang itu cuma datang dan kemudian konseling dengan kami, karena itu tidak ada gunanya untuk membereskan masalah mereka. Apa yang inti daripada konseling itu? Maka kami membawa daripada Firman Tuhan ini di hadapan mereka untuk mereka dengar dan taati. Dengan hanya menaati Firman Tuhan maka keluargamu menjadi lebih baik, hanya dengan menaati Firman Tuhan maka engkau akan melihat anak-anakmu menjadi lebih baik, dengan manusia melakukan Firman Tuhan maka saudara-saudara akan melihat bahwa dunia ini akan lebih baik. Dia adalah Allah yang suci, Allah yang baik, yang memiliki kehendak untuk dunia yang diciptakan dengan tangan-Nya sendiri. Alkitab mengatakan setan itu bekerja mencuri, membunuh, membinasakan. Saudara-saudara, ini adalah tiga kata yang artinya adalah menghancurkan lumat sampai habis. Semakin kita melakukan kehendak setan, semakin kita melakukan apa yang menjadi nafsu kita, semakin kita melakukan apa yang menjadi pikiran kita yang berdosa, hidup kita makin hancur, keluarga kita makin turun, bangsa kita akan makin runyam, makin habis. Ini adalah prinsip. Kalau orang mau sungguh-sungguh hidupnya diberkati, sungguh-sungguh engkau mencari berkat Tuhan, sungguh-sungguh jiwa kita menginginkan Tuhan itu memberkati kita dengan berlimpah-limpah, maka tidak ada cara yang lain, lakukan kehendak Tuhan, itulah yang dikatakan dalam Mazmur 1, orang yang melakukan Firman Tuhan, merenungkan Firman Tuhan itu siang dan malam. Sekali lagi, arti kata merenungkan itu bukan hanya memikirkan. Di dalam bahasa Ibrani itu artinya keseluruhan dan ini adalah merenungkan, memeditasikan dan melakukannya. Itu seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air dan itu akan mengeluarkan buahnya pada musimnya dan apa saja yang dikerjakannya akan berhasil. Saudara lihat semua orang yang melakukan kehendak Tuhan, yang hatinya melakukan kehendak Tuhan, saudara lihat biografi dan autobiografi-nya. Mereka punya dosa, punya kelemahan, tetapi keinginannya kalau itu melakukan kehendak Tuhan, Allah yang berkasih karunia melebihi daripada kesalahan orang-orang tersebut, akan memberikan apa yang diinginkan oleh hatinya.

Ada satu kesaksian yang saya sungguh-sungguh alami, beberapa waktu yang lalu Pdt. Stephen Tong berada di dalam masalah besar karena dia itu harus by-pass jantung dan dokter sudah mengatakan kepada dia bahwa dia tidak boleh berkhotbah di dalam beberapa minggu ini karena akan mempersiapkan untuk by-pass jantung. Kemudian Pak Tong mengatakan kepada dokter di Singapura itu, “Tidak bisa, saya minggu depan ada satu seminar di dalam satu minggu yaitu KIN untuk hamba-hamba Tuhan, penginjil-penginjil keliling di pedesaan.” Hati Pdt. Stephen Tong lebih mencintai penginjil jalanan daripada hanya orang yang mengerti teologia Reformed. Itu adalah isi hatinya. Sudah beberapa waktu sebelumnya dia ingin mengumpulkan penginjil-penginjil jalanan, bahkan kalau penginjil jalanan itu adalah orang dari Pentakosta atau dari Karismatik sekali pun, maka dia tetap mencintai mereka daripada teolog-teolog Reformed yang tidak mengabarkan Injil. Dan dia ingin mengumpulkan ribuan orang daripada penginjil jalanan itu. Saya mengerti beberapa bulan itu karena saya memperhatikan apa yang dikatakannya. Tetapi ketika sudah di-set waktunya dan undangan sudah dibagikan, ternyata di dalam jantungnya Pdt. Stephen Tong itu ada suatu masalah maka dia harus segera dioperasi. Tetapi kemudian Pak Tong mengatakan, “Saya tidak bisa, saya mesti menunda operasi ini satu minggu, karena dalam satu minggu ini saya akan berkhotbah dalam seminar.” Lalu kemudian dokter itu mengatakan, “Tidak bisa!” Tetapi Pak Tong mengatakan, “Tidak bisa karena ini semua sudah dijadwalkan.” Dokter itu kemudian mengatakan, “Saya tidak bisa menjamin engkau, sewaktu-waktu bisa terjadi serangan jantung, engkau harus segera dioperasi.” Tetapi Pak Tong mengatakan, “Tidak bisa dan saya minta untuk mundur satu minggu.” Kemudian dokternya mengatakan, “Oke tetapi engkau harus hati-hati, satu hari engkau mungkin hanya berkhotbah mungkin satu jam saja.” Tetapi saudara-saudara tahu bahwa Pak Tong berkhotbah dari pagi sampai malam setiap hari sepanjang satu minggu itu. Dokter sudah angkat tangan dan kemudian menentukan, “Ok, kalau begitu setelah hari Minggu terakhir berkhotbah, langsung pergi ke Singapura.” Tentu dalam pikiran dokternya kalau masih hidup. Kemudian hari itu saya ada di sana, pada pembukaan KIN untuk penginjil-penginjil jalanan itu. Dan ketika semua orang (4.000 orang) itu memuji kebesaran Tuhan dengan nyanyian pengagungan pertama, maka Mazmur pasal yang pertama itu masuk dalam hati saya, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Saya membaca Adoniram Judson, Hudson Taylor, saya membaca dari orang-orang yang sungguh-sungguh hidupnya itu mau untuk mengikut Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Maka kesimpulan daripada hidup orang tersebut adalah Mazmur 1, “Apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Meskipun mereka memiliki kelemahan, meskipun mereka memiliki dosa-dosa, tetapi Tuhan yang penuh dengan kasih karunia itu tidak melepaskan mereka. Janjinya dalam Mazmur 1 kepada semua orang yang mau mengikuti kehendak-Nya. Apa saja yang diperbuatnya berhasil, apa saja yang ada di dalam hidupnya berhasil dan apa yang ada di dalam kehendaknya adalah apa yang menjadi kehendak Allah.Kiranya Tuhan boleh dipermuliakan.

Matius 6:9-10

Tuhan mengajarkan kita, “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Ini adalah isi hati dan misi Yesus Kristus. Misi Yesus Kristus adalah untuk menghadirkan kehendak Bapa di tengah-tengah dunia ini. Dia mengajarkan dalam doa Bapa kami, kehendak Allah itu jika dijadikan di bumi artinya adalah kerajaan-Nya dihadirkan di bumi, dan jikalau kerajaan-Nya dihadirkan di bumi, itu artinya nama-Nya dipermuliakan di bumi. Karena itu berdoalah demikian, “Bapa kami di sorga, dipermuliakan, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga.” Saya sudah berbicara berkenaan dengan seri ‘Datanglah kerajaan-Mu’. Tentang apa itu kerajaan Allah. Dan saya sudah berbicara berkenaan dengan beberapa seri mengenai prinsip-prinsip kehendak-Mu itu jadi, maka pada sore hari ini saya sekarang akan bicara berkenaan dengan hal-hal praktis bagaimana untuk mengetahui kehendak Allah. Tetapi dengan gentar, dengan takut, dengan sadar tidak layak, saya mengatakannya, karena siapa saya? Saya bisa mengatakan kepada saudara-saudara hal-hal praktis untuk mengetahui kehendak Allah, karena tidak mudah untuk mengetahui kehendak Allah, tidak ada satu orang-pun yang expert untuk mengetahui kehendak Allah, apakah itu J.I PackerBilly Graham, ataukah itu hamba-hamba Tuhan terkenal, orang-orang puritan pun tidak ada yang expert untuk mengerti kehendak Allah.

Allah kita adalah pribadi. Dan karena Dia pribadi pasti Dia memiliki kehendak, dan kehendak-Nya untuk umat-Nya itu ketahui dan kehendak-Nya yang umat ketahui adalah kehendak-Nya yang umat-Nya harus cari dan genapi di dalam hidup. Banyak sekali dari kita tidak peduli dengan kehendak Allah dan tidak membaca Alkitab untuk mengetahui kehendak Allah. Banyak dari kita hidup di hadapan Allah adalah: aku mau berkehendak ini, tetapi karena aku orang Kristen, aku berdoa pada-Mu supaya engkau memberkati aku itu. Seringkali hamba-hamba Tuhan diundang oleh jemaatnya untuk memberkati rumah yang baru, memberkati pabrik, atau usaha atau kantor yang baru. Ketika saya diundang, saya akan tanya, “Kenapa engkau mau saya hadir untuk kantor/pabrik kamu?” Jika mereka mengatakan, supaya bisa didoakan, saya katakan, “Saya akan mendoakan supaya kehendak Allah itu terjadi. Sekarang, kalau kehendak Allah adalah untuk sementara engkau rugi, jatuh, miskin untuk sementara, tidak berhasil untuk sementara, engkau mau atau tidak?” Lihat di dalam Alkitab, ada orang diberkati berhasil, ada orang itu dengan tangan Tuhan dibuat tidak berhasil untuk sementara waktu, karena inti dari kehendak Allah adalah pembentukan terhadap orang itu, bukan berhasil atau gagal secara dunia. Kehendak Allah akan membuat saudara berhasil adalah untuk keberhasilan kehendak Allah jadi. Kehendak Allah kadang membuat kita tidak berhasil supaya kehendak Dia jadi. Dan seluruhnya itu adalah kehendak Allah supaya jadi, supaya sukses di dalam hidup kita. Banyak dari kita, memiliki rencana kemudian kita berdoa sama Tuhan untuk memberkati rencana tersebut, supaya ini menjadi sukses di mata dunia. Sebenarnya kita tidak mencari kehendak Allah, sebenarnya kita menginginkan kehendak kita yang jadi, menggunakan tangan Allah. Hal itu sebenarnya tidak boleh terjadi, apa yang diajarkan oleh Alkitab, jikalau kita memiliki sesuatu planning, maka kemudian kita minta Tuhan itu intervensi di dalamnya, kita boleh meminta kepada Dia untuk keberhasilan, itu tidak salah, tetapi biarlah kehendak akhirnya itu Tuhan, dan seluruh jalannya Tuhan yang mengatur sampai sekecilnya. Jikalau Tuhan membawa kita menuju kepada lembah untuk akhirnya sampai ke puncak gunung, biar itu kehendak Tuhan. Dalam Alkitab dikatakan biarlah engkau berdoa, menyatakan seluruh keinginanmu di dalam doa dan ucapan syukur. Kenapa itu berdoa? Seluruh keinginan, apa yang kita want itu kita doakan dan kemudian kita itu mengucap syukur. Karena artinya adalah apapun yang Tuhan nanti perbuat, itu akan menjadi kebaikan bagi kita. Yang paling penting, planning kita sudah ada di tangannya Tuhan. Bukan kita jalan sendiri tetapi adalah kehendak Tuhan yang dinyatakan. Hal yang lain adalah banyak orang Kristen sebenarnya tidak peduli dengan kehendak Tuhan, mereka peduli kehendak Tuhan jikalau urusannya sama usaha dan jodoh. Mereka biasanya tidak terlalu peduli kehendak Tuhan, pokoknya kalau sudah urusan jodoh, kalau sudah ada problem di tempat mau kerja di mana, baru tanya pendeta. Pendeta tidak lebih daripada dukun. Ada orang panggil saya, dan saya tahu sebenarnya cukup banyak pendeta yang dipanggil seperti ini, untuk pergi ke rumahnya, mendoakan rumahnya karena rumahnya ada setan. Untuk apa? Setan itu tidak suka untuk tinggal di rumah-rumah, setan itu suka tinggal di dalam hati kita, hati anak-anak Tuhan yang tidak ada Tuhan. Biarlah kita boleh menyadari tidak menggunakan Tuhan untuk seluruh keinginan duniawi kita. Allah itu ada bukan untuk kita, kita ada untuk menjalankan kehendak Allah. Sekarang mari kita melihat prinsip-prinsip Alkitab untuk kita boleh mengerti kehendak Allah. Saya berbicara mengenai lima prinsip terlebih dahulu, ini adalah prinsip-prinsip yang sangat stabil seturut dengan Firman Tuhan, dan biarlah kita seluruhnya memperhatikan apa prinsip untuk mencari kehendak Allah.

Pertama,jikalau kita ingin untuk mengerti kehendak Allah, tetapkan terlebih dulu hati untuk taat, baru kita akan mengerti. Tetapkan hati untuk taat, apapun saja kehendak Allah, apapun saja keputusan Allah, baru kita akan mengerti. Ini adalah prinsip penting, kalau kita tidak menetapkan hati untuk taat, maka kita tidak akan pernah tahu apa itu kehendak Allah. Kalau saudara menginginkan mengerti kehendak Allah secara spesifik dalam bidang tertentu, tetapkan hati anda untuk taat terlebih dahulu, apapun saja jawabannya. Tanpa hal ini, kita tidak akan mengerti kehendak Allah, karena kalau kita tidak menetapkan hati taat berarti hati kita bercabang, dan hati yang bercabang, Alkitab mengatakan, tidak akan mendapat apapun saja. Prinsip ini ada dalam Yohanes 7:17. Ini adalah suatu hal yang penting untuk kita mau mengerti kehendak Allah. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu, saudara-saudara pada waktu itu orang-orang itu datang kepada Yesus Kristus dan kemudian mereka itu mau percaya tetapi dia akan mau menyelidiki daripada Yesus Kristus. Di dalam pikiran mereka, engkau harus bicara dulu sama saya, kemudian kalau itu saya bisa setujui, saya percaya dan saya akan taat kepadamu. Yesus mengatakan, “Tidak, barangsiapa mau melakukan dulu, maka engkau akan tahu.” Allah itu Allah, di dalam Alkitab setiap Dia berfirman, tidak pernah tidak jadi. Allah di atas, kita ada di bawah, itu artinya adalah apapun yang dikatakan di atas, kita harus terima, dan harus taat. Kalau Dia yang di atas berbicara kepada kita, kemudian di dalam hati kita terlebih dahulu ada kalimat ini, saya akan mempertimbangkan maksudmu. Saya pertimbangkan apa yang engkau kehendaki, jikalau itu masuk di dalam hati saya, saya akan taat, jikalau itu tidak masuk di dalam hati saya, saya tidak akan taat. Maka Dia tidak pernah akan bisa diperlakukan demikian. Setiap kali, jika anda melihat seseorang menulis biographyautobiography atau kesaksian, begitu nyata pimpinan Tuhan, saudara akan tahu bahwa dia menetapkan hati, taat pertama. Dari pertama dia meletakkan seluruh hatinya dan ketaatannya, apapun saja yang engkau mau nyatakan, aku taat. Kalau seseorang mau dipimpin oleh Tuhan, kemudian dia tanya sama Tuhan, “Oh Tuhan, aku hamba Tuhan, Engkau mau meminta aku pergi ke pelayanan di seluruh dunia di mana…” Kemudian di dalam pikirannya mengatakan, saya harap saya bisa pergi ke Amerika/Australia/Canada/Eropa, tetapi kalau aku diutus ke Afrika, atau kalau saya terus ada di Indonesia, saya pasti tidak mau. Kalau seseorang mempunyai pengertian dalam hatinya seperti itu, dia berdoa bertahun-tahun pun, dia akan tahu bahwa Tuhan tidak akan menjawab dia. Dia harus menetapkan hatinya terlebih dahulu, ke mana saja biar Tuhan itu pimpin, apapun saja yang engkau kehendaki aku mau taat. Kehendak-Mu, aku tetapkan taat. Maka hamba Tuhan itu akan tahu dengan jelas Tuhan akan pimpin di mana. Barangsiapa mau menetapkan hati, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, dia akan mengetahuinya.

Hal kedua, barangsiapa mau mengerti kehendak Allah secara spesifik, maka jalanilah perintah-perintah Allah yang jelas di dalam Alkitab. Banyak dari kita tidak mau untuk menaati perintah-perintah yang jelas di dalam Alkitab, kemudian kita mencari hal-hal yang spesifik dalam hidup kita. Dengan siapa saya menikah? Apa panggilan saya sebenarnya? Saya nanti pindah kerja dari sini pergi ke mana? Itu semuanya tidak ada di dalam Alkitab bukan? Tuhan mau menuntun kita untuk hal itu, tetapi ada satu prinsip, yaitu kehendak Allah yang jelas di dalam Alkitab, saudara dan saya harus jalani terlebih dahulu. Kita tidak bisa meminta Tuhan memberikan kepada kita penjelasan, kenyataan, mengenai kehendak-Nya yang particular, tetapi sesuatu yang jelas di dalam Alkitab kita tidak mau untuk jalankan. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan itu menghendaki saya mengampuni musuh, hidup suci, membaca Firman, tidak boleh menyimpan kesalahan orang lain. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita harus membayar perpuluhan, perpuluhan itu adalah hak Tuhan. Alkitab dengan jelas mengundang untuk kita melayani Dia. Seluruh itu adalah perintah-perintah yang jelas di dalam Alkitab. Jikalau kita tidak mau mengerti, tidak mau tahu tentang perintah-perintah yang jelas di dalam Alkitab, tidak mau tahu kehendak-kehendak Allah yang jelas di dalam Alkitab, bisa dipastikan bahwa saudara dan saya tidak mungkin akan tahu kehendak Allah secara particular di dalam hidup kita, karena Allah bukan pelayan kita. Sekali lagi, di dalam Alkitab, seluruhnya ada banyak kehendak Allah dan Alkitab mengatakan kehendak Allah itu, perintah-perintah-Nya itu tidak berat. Saudara condongkan hati saudara untuk perintah-perintah Allah ini dan belajar, mari kita belajar untuk melakukannya. Kalau tidak seperti itu jangan terlalu harap untuk tahu kehendak Allah yang particular. Dalam Alkitab ada orang mengatakan, Tuhan-Tuhan kami bernubuat demi nama-Mu mengusir setan demi nama-Mu. Yesus Kristus mengatakan, “Enyahlah engkau, engkau tidak peduli dengan kehendak Allah, engkau adalah pembuat kejahatan. Bukan setiap orang yang berseru di dalam nama-Ku Tuhan, Tuhan, akan diselamatkan, tetapi yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga.”

Prinsip ketiga, latihlah diri kita untuk membaca Alkitab secara teratur setiap hari untuk menstruktur pikiran kita, untuk mengerti kehendak Allah. Bacalah Alkitab secara teratur setiap hari, untuk menstruktur, untuk mem-format, untuk men-transform pikiran kita, untuk membangun bata demi bata cara berpikir teologi yang benar. Prinsip ini ada di dalam Roma 12:1-2, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Perhatikan ayat kedua, “Jangan serupa dengan dunia ini, jangan sama dengan dunia ini, tetapi berubahlah budimu (transform your mind).” Ada pembaharuan dalam pikiranmu sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah, kehendak yang baik dan kehendak yang sempurna, yang berkenan dan yang sempurna. Ini adalah point penting. Kalau saudara-saudara saat teduh, untuk awal-awal saudara boleh memakai buku-buku saat teduh yang hanya pakai satu atau beberapa ayat Alkitab, lalu saudara-saudara membaca buku saat teduh tersebut dan ada ilustrasi-ilustrasinya, cerita-cerita yang baik di sana. Tetapi saya minta saudara-saudara bisa naik kelas sedikit. Yaitu saudara membaca Alkitab secara teratur, minimal mungkin satu hari satu pasal. Setelah membaca satu pasal, misalnya Yohanes 1, kemudian besok Yohanes 2, dan besoknya Yohanes 3 dan seterusnya. Dan ketika membaca itu saudara mengerti, bacalah dengan menggunakan Study Bible. Dalam gereja ini kalau saudara-saudara dibaptis, sidi atau atestasi, kami tidak memberikan Alkitab saja tetapi kami memberikan Study Bible dengan motivasi saudara ketika membaca perikop itu, saudara mengerti artinya. Dan lihatlah bagaimana kemudian Roh Kudus akan memimpin saudara dan kemudian saudara akan menemukan satu ayat yang berkesan dan kemudian hafalkan ayat itu untuk satu hari, renungkan dia. Besok harinya adalah Yohanes 2, kemudian Yohanes 3 dan seterusnya sampai habis. Kemudian saudara pindah misalnya ke buku Roma atau 1 Yohanes atau buku yang lain. Apa tujuan kita membaca Alkitab secara teratur pasal demi pasal? Supaya pikiran kita bisa di-format ulang seturut dengan cara berpikir Alkitab. Pikiran kita adalah persis seperti bangunan ini. Sebelum kita bertobat, kita tidak mengenal sama sekali Alkitab. Kemudian kita melihat siaran TV atau bertemu dengan orang-orang di dunia seluruh pikiran ide-ide filosofi mereka masuk mem-format pikiran kita. Cara berpikir kita akan persis seperti dunia. Dan kita tahu semua bahwa kita mengambil keputusan berdasarkan cara berpikir kita. Maka kita harus mem-format ulang. Kita harus membaca bagaimana Alkitab itu buku yang suci dari Tuhan itu kemudian masuk bicara di dalam pikiran kita. Dengan membaca Alkitab secara teratur maka pikiran kita dibangun kembali satu bata demi satu bata dengan pikiran-Nya Tuhan. Kalau kita melakukannya setiap kali, kita akan makin lama makin menyadari cara kerja Allah, makin jelas mengambil keputusan berdasarkan cara kerja dan cara pikir Allah. Itulah cara untuk menggunakan Alkitab untuk mengambil keputusan dalam hidup. Kalau saudara-saudara berbicara mengenai kehendak Allah saudara harus mengerti bahwa kehendak Allah itu ada di sini. Dan Dia menyatakan kehendak-Nya kepada kita dengan cara pikir Allah, yang di belakang itu adalah sifat-sifat dan pribadi Allah.

Jangan menggunakan Alkitab seperti buku primbon. Terlalu banyak orang Kristen dengan cara dunia menggunakan Alkitab. Saudara mau tahu kehendak Tuhan, kemudian saudara tutup mata dan buka-buka Alkitab seperti mencari lotto, kemudian dalam pikiran saudara bacaan pertama ini berarti kehendak Tuhan. Bukan seperti itu. Ada orang yang mencari tahu kehendak Tuhan di luar Alkitab (sungguh-sungguh terjadi). Ketika saya mengajar STRIS berapa puluh tahun yang lampau di GRII Karawaci, saya memberitahu prinsip teologia yang kemudian menyangkut kehendak Allah. Ada seorang ibu (yang saya tidak kenal), tetapi kemudian dia banyak protes di dalam kelas itu. Kemudian dia mengatakan kehendak Tuhan itu kita bisa dengar dengan telinga. Kita bisa tahu Tuhan itu berbicara, Tuhan itu baik, Tuhan itu penuh kasih. Kemudian saya katakan kalau engkau memusatkan perhatian pada itu engkau pasti akan kena tipuan setan. Dan orang itu tidak suka dan marah kepada saya di depan semua orang. Tetapi sebagai hamba Tuhan yang masih muda saya tetap katakan itu tidak benar. Kurang lebih tujuh tahun kemudian, saya mendengar ibu itu loncat dari tingkat tinggi, bunuh diri. Kemudian dari kesaksian tulisannya adalah karena Tuhan menyuruhnya untuk bunuh diri. Saudara jangan pernah masuk ke dalam jalan seperti itu. Jalan seperti itu menarik kita seakan-akan begitu dekat sama Tuhan. Teknik setan yang paling jitu adalah membuat apapun saja termasuk mujizat mempesona hati saudara untuk saudara itu tidak lagi membaca Alkitab dan mengerti prinsipnya. Karena satu-satunya cara untuk kita bisa mengerti itu pekerjaan setan atau tidak adalah dari Alkitab. Ada orang di Bandung, dia sangat rajin di dalam pelayanan di satu gereja. Kemudian dia datang kepada saya karena mulai ada sesuatu ketidakcocokan antara dia, suami dan anaknya. Dia konseling dengan saya dan dari konseling itu saya tahu sekali dia tergantung mutlak dengan hamba Tuhannya dan hamba Tuhannya bicara Tuhan berkata kepadanya ini itu. Dia menjadi anggota yang setia tetapi tidak pernah tahu Firman Tuhan. Beberapa bulan kemudian dia datang lagi ke tempat saya dan mengonfirmasi dengan sangat amat tegas bahwa dia harus menceraikan suaminya karena Tuhan berbicara kepada dia melalui hamba Tuhannya. Kesaksian-kesaksian seperti ini ribuan dalam Kristen. Ini adalah pembodohan dan penipuan setan. Kadang melalui terdengar langsung, kadang melalui hamba Tuhan yang dia hormati, kadang melalui mujizat-mujizat, kadang melalui mimpi. Pada waktu saya berkhotbah di Karawaci, setelah saya berkhotbah, ada ibu dan anak datang ke tempat saya. Ibu itu bicara kepada saya bahwa sudah ada tanda-tanda bahwa anaknya adalah homoseksual. Kemudian saya katakan, “Ibu harus mencintai anak ibu dan kita minta tolong sama Tuhan.” Kemudian ibu itu mengatakan dia kuatir sekali anaknya sekarang mulai ditelpon oleh klub homoseksual, klub LGBT, dan menarik terus anaknya untuk masuk. Kemudian saya ketemu dengan anaknya, seorang pemuda mahasiswa dan saya bicara kepada dia. Orang yang baik sekali tetapi hati nuraninya memang lemah. Setelah berbicara beberapa lama dan kita berjanji minggu depan dia akan datang untuk konseling dengan saya lagi dan dia senang pada waktu itu, kemudian dia pulang. Minggu depannya saya bertemu dengan mamanya dan tidak bertemu dengan anaknya. Lalu saya panggil ibu itu, “Anakmu ada di mana? Karena kita janjian untuk bicara.” Ibu itu mengatakan, “Pak Agus, minta maaf anak saya tidak mau datang. Saya sedih sekali. Beberapa waktu dalam satu minggu ini, anak saya bilang bahwa dia bermimpi Tuhan Yesus datang kepada dia dan bicara: jangan pergi ke GRII Karawaci lagi karena hamba Tuhannya sesat dan aku menghendaki engkau masuk di dalam klub LGBT itu.” Berapa banyak tipuan setan seperti ini? Dan betapa bodohnya orang-orang Kristen. Alkitab dengan jelas mencari kehendak Allah adalah melalui Alkitab. Seandainya pun ada suara di sana saudara harus menguji suara itu dengan Alkitab. Itulah sebabnya setan tidak mau saudara membuka Alkitab supaya saudara tidak mengerti Alkitab secara terstruktur. Karena begitu saudara mengerti cara Alkitab itu bekerja, cara Allah bekerja, bagaimana prinsip-prinsipnya, langkah-langkahnya, natur-nya, aspek-aspeknya, pekerjaan setan itu begitu mudah untuk dibedakan. Begitu mudah. Bukan karena kita hebat, tetapi Alkitab begitu jelas. Kita harus memperlengkapi diri dengan membaca Alkitab. Dan kalau membaca Alkitab saudara akan terstruktur cara berpikirnya. Jikalau saudara-saudara adalah orangtua dan anak saudara sudah universitas, kemudian anak saudara selalu tanya, “Pa, ini boleh tidak, Pa itu boleh tidak?” Berarti anak saudara tidak mengerti cara berpikir saudara, bahkan anak saudara tidak mengerti isi hati dan prinsip hidup saudara. Itu artinya anak kita tidak mengenal kita. Tetapi anak yang baik, dari kecil dia memperhatikan bapaknya. Pertama, dia pasti akan bilang, “Ini bapak boleh, ini bapak tidak boleh.” Tetapi kalau konteksnya sudah berubah, makin lama makin dia pandai. Di dalam hatinya dia pasti tahu ini papaku pasti boleh, yang ini papaku pasti tidak boleh. Dia tahu prinsip papanya berpikir dan mengambil keputusan. Itu adalah cara mengetahui kehendak Allah. Bukan buku primbon tetapi cara berpikir yang di-transform. Dan bahkan, ketika anak itu melihat papanya (tidak bicara apapun saja) dari mimik muka, kedipan mata dan senyum atau dia tawar, maka dia langsung tahu hati papanya menuju ke mana. Itulah cara Allah menyatakan kehendak-Nya.

Suatu hari Pdt. Stephen Tong itu mengatakan saya tidak pernah berdoa untuk Tuhan untuk mengabarkan Injil ke kota-kota itu. Saya hanya akan langsung bilang ini Solo, Jogja, Semarang lalu ke mana-mana saya menentukan tanggal-tanggalnya. Saya tanya kenapa? Bukankah kita harus menguji kehendak Tuhan? Kemudian Pdt.Stephen Tong mengatakan, adalah kehendak Tuhan untuk kita mengabarkan Injil jadi saya mengabarkan Injil ke sini ke sana. Dan kalau itu terjadi, dengan sendirinya akan terjadi. Kalau tiba-tiba di satu kota kemudian di-stop dan tidak bisa mengabarkan Injil, baru kehendak Tuhan secara khusus ada di kota itu. Kita tidak perlu meminta tahu kehendak Tuhan karena itu begitu jelas dalam Alkitab dan kita jalankan. Biarlah kita boleh berubah karena pembaharuan budi, demikian kata Alkitab. Kalau Tuhan pimpin, maka minggu depan akan kita akan meneruskan point-point selanjutnya. Tetapi sekali lagi peganglah tiga hal ini. Pertama, tetapkan hati untuk taat baru kita akan mengerti kehendak Allah. Kedua, jalankan perintah-Nya di dalam Alkitab yang jelas dapat kita baca, baru kita bertanya untuk hal-hal yang particular. Hal yang ketiga adalah bacalah Alkitab pasal demi pasal secara teratur untuk cara berpikir kita bisa distruktur ulang. Seluruh kehendak Allah ada di dalam Alkitab bukan di luar Alkitab. Tidak peduli seberapa-pun mujizat dan seberapa-pun hebat pengalaman itu menakjubkan, ada malaikat datang pun tetap harus diuji oleh Alkitab. Alkitab itu adalah sesuatu yang penting. Dan kiranya kita belajar untuk mengenal dan mengerti dan jalan di dalam kehendak-Nya.

Matius 6:9-10; Mazmur 25:4-5; Mazmur 27:11

Kehendak Allah sangat mulia. Allah mulia dan kehendak-Nya mulia. Jikalau Dia mau menyatakan kehendak-Nya kepada kita, manusia, itu adalah privilege. Di dalam seri kehendak Allah ini, sekali lagi saya dengan gemetar berbicara kepada Saudara-saudara. Tidak ada satu manusia pun yang expert untuk mengerti tuntas kehendak Allah. Banyak kehendak Allah di bumi ini yang sulit untuk dimengerti. Seakan-akan kontradiksi dengan pikiran kita. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa pikiran Allah itu berbeda dengan pikiran kita. Apa yang menjadi rancangan-Nya itu bukan menjadi rancangan kita. Ini suatu misteri. Di tempat yang lain, pada waktu-Nya, Tuhan akan membukakannya kepada kita dan kita akan memuji kebesaran-Nya karena Dia adalah Allah yang baik.

Kita harus belajar melakukan kehendak-Nya. Berdoa seperti Pemazmur mengatakan, “Ajarkan dari jalan-jalan-Mu kepadaku.” Kita harus memacu diri untuk menaati kehendak-Nya digenapi di dalam dunia, karena itu adalah panggilan kita sebagai orang Kristen. Kristus menjadi raja atas hidup kita, ditahtakan di dalam hati kita. Bukan aku lagi yang bertahta, bukan kehendakku yang jadi, tetapi kehendak Kristus yang jadi. Ketika Alkitab mengatakan hal ini, sebagai manusia kita selalu berpikir, “Ah, ini sesuatu yang menakutkan; sesuatu yang gelap.” Sebenarnya tidak selalu seperti itu. Kalau pun itu sesuatu yang gelap di depan, Alkitab menyatakan bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik, yang terindah di dalam hidup kita. Kehendak Allah adalah yang paling membuat kita berbahagia.

Hidup kita diciptakan oleh Allah, hanya satu kali di dalam dunia ini. Dia tidak mungkin menyia-nyiakan hidup kita. Dia akan menggunakan hidup kita dan membuat hidup kita paling penuh, paling berbahagia, paling berarti. Hidup yang mulia! Sebaliknya, orang-orang yang melakukan kehendak diri, melawan kehendak Allah, tidak mau bertobat di dalam dosa, kesaksian-kesaksian hidup mereka berada di dalam kegelapan dan kebutaan di dunia ini. Tidak ada kebahagiaan, tidak ada sukacita, tidak ada pimpinan Tuhan. Kegagalan-kegagalan dari kacamata kekekalan selalu ada. Biarlah kita yang selama ini berjalan di dalam dosa dan kesalahan, mencari kehendak diri dan tidak peduli dengan kehendak Allah, pada sore hari ini bertobat. Allah mengasihi kita. Dia tidak menginginkan hidup kita yang hanya satu kali adalah hidup yang sia-sia dan percuma. Kembalilah kepada Tuhan. Bertobatlah dan berdoalah, Tuhan nyatakan kehendak-Mu dan jalan-jalan-Mu. Berikan aku satu keinginan untuk melakukan kehendak-Mu, keinginan yang kuat untuk boleh taat. Maka kita akan berjalan di dalamnya dan lihatlah terang itu menyertai kita selalu.

Kita sudah berbicara mengenai prinsip-prinsip praktis di dalam menjalankan dan mencari tahu kehendak Allah. Minggu yang lalu kita sudah berbicara berkenaan dengan tiga hal praktis. Pertama,untuk mencari tahu kehendak Allah, tetapkan hati terlebih dahulu untuk taat. Taat, baru akan mengerti. Ini adalah prinsip rohani yang penting. Saudara dan saya tidak bisa melampaui prinsip ini, menghindari prinsip ini. Sesuatu yang Alkitab tuntut. Di dalam Yohanes pasal 7 ayat 17, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu.” Bukan kita mengerti terlebih dahulu, tetapi kita mau menetapkan hati untuk taat terlebih dahulu. Allah itu Allah. Kita itu manusia. Dia tidak sama dengan kita. Kita bukan mencari, meminta pendapat Tuhan. Tetapi kita minta untuk Dia memerintah atas hidup kita. Tetapkan terlebih dahulu untuk taat, karena kalimat Firman-Nya sangat berharga. Dia pada diri-Nya sendiri tidak akan pernah membiarkan Firman-Nya itu jatuh percuma. Setiap kali Dia berbicara, pasti kehendak-Nya jadi. Ketika kita menyadari prinsip-prinsip seperti ini, minta anugerah Tuhan untuk memberikan kepekaan kepada kita. Setiap kali kita membaca Alkitab, setiap kali pergi ke gereja, apakah di dalam hatimu sadar bahwa Allah berbicara kepada kita adalah suatu privilege. Alkitab mengatakan, “Firman-Nya pasti akan terlaksana.” Kalau kita sudah tidak ada kepercayaan, sudah tidak ada ketaatan, kemudian datang kepada Tuhan bahkan tanpa kita sadar dan kita cuma membuka Firman-Nya dan membaca-baca, sangat mungkin kita tidak terlalu tahu apa pun saja. Tetapi kalau kita menunggu-nunggu Dia berbicara dan hati kita begitu lembut, dan kita mengharap-harap Dia berbicara kepada kita. Dengan air mata, dengan hati yang remuk, mengatakan. “Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Bukalah jalan-jalan-Mu kepadaku. Aku mau rela taat.” Maka Dia akan menyatakan Firman-Nya kepada kita.

Hal yang kedua,jalankan perintah-perintah Allah yang sudah jelas di dalam Alkitab. Biarlah kita boleh sungguh-sungguh ingin untuk menjalankan kehendak-Nya dan bukan mencari seorang counsellor saja. Kita mau untuk menjalankan karena Dia adalah Raja. Jalankan perintah-perintah-Nya yang jelas di dalam Alkitab. Jangan menggunakan, memanfaatkan Allah untuk kita. Memang kita ada kebutuhan dalam hidup kita dan tidak apa-apa meminta petunjuk-Nya. Tetapi di tempat yang lain, biarlah apa yang sudah dinyatakan di dalam Alkitab itu benar-benar kita jalankan.

Hal yang ketiga adalahbaca Alkitab secara teratur setiap hari, karena dengan begitu kita mengerti kehendak Allah. Pikiran kita di-format ulang. Pikiran kita dibuat struktur yang baru, sehingga kita tidak hanya asal ambil bagian Alkitab. Allah memilki suatu prinsip di dalam menjalankan hidup di dunia ini. Ketika kita membaca Alkitab secara teratur, maka kita makin lama makin mengerti cara kerja-Nya, mengerti keputusan-keputusan-Nya. Ini adalah cara Allah untuk mem-format, merestrukturisasi cara pikir kita. Alkitab mengatakan, biarlah akal budimu itu di-transform. Ini adalah akal budi yang diperbaharui dengan Firman.

Jangan terlalu percaya dengan mimpi-mimpi ataupun penampakkan-penampakkan. Alkitab mengatakan setan bisa tampak seperti malaikat terang. Jangan kita terus menerus memikirkan hal-hal yang spektakuler. Semakin banyak hal yang spektakuler, maka sangat mungkin adalah indikasi dari setan. Semakin banyak hal yang sifatnya seperti itu akan membuat saudara tidak membaca Alkitab dan mempercayai hal-hal seperti itu. Jangan terlalu percaya jikalau ada hamba Tuhan atau diri saudara sendiri ada suara seakan-akan dari Tuhan, boleh dikatakan sangat mungkin itu dari setan. Setiap suara atau mujizat atau mimpi atau apa pun saja, saudara mesti uji di bawah terang Firman Tuhan. Mimpi boleh ada atau tidak, tetapi Alkitab yang menjadi patokan pertama. Engkau harus membaca Alkitab dan mempercayainya melebihi mimpi. Ketika mimpi-mimpi terjadi, apakah ini dari Tuhan? Belum tentu. Jalan yang disangka lurus ujungnya maut. Bagaimana engkau bisa menang melawan setan yang seperti itu? Bagaimana engkau bisa meng-convince dirimu bahwa ini bukan dari Tuhan? Setan kalau pegang diri kita, sulit sekali untuk lepas. Semua ini adalah teknik setan. Kita harus hati-hati. Jangan terus menerus bersandar kepada mimpi, tidak pernah di dalam Alkitab diajar seperti itu.

Case yang kedua, ada begitu banyak orang, hamba-hamba Tuhan yang seakan-akan begitu rohani. Saya tahu suara Tuhan, saya mendengar suara Tuhan. Saya tahu kehendak Tuhan. Tuhan bicara kepada saya. Kalau Saudara-saudara bertemu dengan orang-orang seperti itu, cepat tinggalkan gereja itu! Itu pasti pekerjaan setan! Lihat di dalam Alkitab. Berapa kali Abraham mendengarkan suara Tuhan? Berapa kali Daud mendengarkan suara Tuhan? Melalui cara apa mereka mendengarkan suara Tuhan? Dan berapa panjang jarak suara Tuhan yang pertama dan yang kedua? Ada nabi-nabi yang suara Tuhan bicara dengan jelas kemudian berapa puluh tahun kemudian suara Tuhan yang kedua. Sekarang hamba Tuhan lebih hebat dari nabi itu. Sebelum masuk kamar mandi, dengar suara Tuhan. Waktu keluar dari kamar mandi, dengar lagi suara Tuhan. Lebih rohani daripada Abraham. Lebih rohani daripada Daud. Daud mendengarkan suara Tuhan melalui Nabi Natan. Tetapi hamba Tuhan sekarang semuanya langsung dari Tuhan. Hati-hati dengan hal-hal yang supranatural seperti ini. J.I.Packer menyatakan, “Orang Kristen yang paling mudah tersesat adalah orang-orang yang selalu menekankan hal-hal seperti ini.” Jadilah orang Kristen yang stabil, bertanggung jawab. Kita tidak dipanggil untuk menjadi orang yang supra rohani. Kita adalah orang berdosa yang berjalan bersama dengan Tuhan. Lihatlah bagaimana Tuhan memimpin langkah demi langkah di dalam kemantapan hidup kita sehari-hari. Setan ingin membuat kita tidak membaca Firman karena Firman Tuhan berisi kehendak Allah dan Firman Tuhan membedakan roh. Baca Alkitab teratur setiap hari minimal satu pasal sampai empat pasal. Banyak orang tanya dari mana saya harus membaca Firman Tuhan? Kalau saudara-saudara membaca secara teratur, mulailah dari 1 Yohanes lalu kemudian kalau 1 Yohanes selesai, maka masuklah ke dalam Injil Yohanes. Yohanes pasal 1, Yohanes pasal 2, dan seterusnya, kemudian masuk ke dalam kitab Efesus. Kemudian masuk dalam kitab Ibrani. Selesaikan satu Kitab, maka saudara-saudara akan mendapatkan satu pengertian terstruktur satu persatu. Itu tidak bisa dalam satu hari tetapi akan makin lama makin peka akan pimpinan Tuhan.

Saya lanjutkan beberapa poin. Prinsip-prinsip praktis di dalam menjalankan kehendak Tuhan. Prinsip keempat, adalah tinggal tenang di hadapan Tuhan. Ini adalah satu prinsip untuk kita mengerti bahwa apa yang terjadi di dalam hidup kita saat ini adalah sesuatu yang Tuhan kehendaki. Ketika kita berbicara berkenaan dengan aku mau mencari tahu kehendak Allah, maka ini berbicara tentang masa depan. Kita harus tahu kalau saudara dan saya ada di dalam Kristus dan tidak melakukan dosa yang sengaja, maka kita berada di dalam kehendak Allah. Jikalau kita melakukan dosa, maka kita langsung bertobat minta pengampunan dari Tuhan. Tetapi ketika kita berada di dalam keadaan yang sekarang, apa yang terjadi kepada anak, istri kita, kesehatan kita, segala sesuatu yang ada kalau kita ada di dalam Kristus, maka itu ada di dalam providensia Allah, penetapan ilahi dalam hidup kita. Ini adalah prinsip Alkitab bagi kita untuk kita boleh content saat ini. Jangan lupa bahwa Allah yang mengatur masa depan kita adalah Allah yang juga bekerja mengatur kehidupan kita sekarang ini. Apa pun saja yang ada di dalam hidup kita saat ini, baik atau buruk, kalau kita ada di dalam Kristus, tidak ada yang kebetulan, itu adalah sesuatu yang saudara dan saya harus hidupi. Biarlah kita boleh menyerah dan rela di dalam keadaan hidup kita sehari-hari saat ini. Di dalam Alkitab dikatakan, biarlah engkau boleh tenang, tinggal tenang di hadapan Allah. Mari kita melihat Mazmur 46:11, ayat yang sangat indah, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!”

Kita tidak puas dengan hidup kita sekarang? Jangan bersungut-sungut. Jangan marah. Minta sama Tuhan kerelaan hati, enjoyment di dalam hidup saat ini karena adalah yang dirancang Tuhan terjadi dalam hidup kita, baik atau buruk. Yang paling penting bagaimana respon kita di hadapan Tuhan. Jangan bersungut-sungut dan jangan marah. Ketika kita marah, sebenarnya kita tidak mempercayai penetapan ilahi dalam hidup kita. Dan kalau kita bersungut-sungut maka kita sebenarnya menghina Dia yang merancang segala sesuatu dalam hidup kita. Percayalah di dalam Roma 8:28 mengatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu, mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia, bagi kita yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Ini adalah ayat emas. Tidak ada yang sia-sia di dalam hidup kita. Sekejam dan segelap apapun hidup, seakan-akan sudah tidak memiliki asa dan pengharapan. Nantikanlah Tuhan. Engkau akan lihat kebaikan-Nya. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup kita. Semuanya untuk kebaikan kita dan aturlah dalam hati kita, tetapkan bahwa aku mau hidup untuk mengikuti Engkau. Lihat bagaimana segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang terpanggil seturut dengan rencana Allah.

Suatu hari saya berada di dalam keadaan yang sangat tidak mengenakkan. Ada orang-orang di atas saya yang salah mengerti saya, sesuatu yang menyakitkan bagi kami sekeluarga. Saya pertama marah dan kemudian saya argue dengan banyak orang. Saya marah dan menyalahkan orang-orang tertentu. Itu berjalan minggu demi minggu sampai bulan. Lalu saya bertemu dengan satu hamba Tuhan yang saya menghormati. Dia bicara kepada saya panjang lebar. Ada satu kalimat yang langsung membuat hati saya terpukul. Dia mengatakan, “Sebenarnya engkau marah kepada providensia Allah, marah kepada penetapan Allah yang terjadi padamu.” Dia mengatakan kalimat yang saya tahu sekali saya tidak sedang berespon dengan manusia, saya sedang berespon dengan Allah yang meng-create seluruh situasi kehidupan saya. Apa yang kemudian kita kerjakan? Kita berlutut dan mengatakan kepada Tuhan, aku tidak akan memberontak Tuhan. Aku menerima seluruh situasi yang Kau berikan kepadaku. Lakukanlah apa yang Kau pandang baik. Bentuklah aku. Kiranya kehendak-Mu jadi. Hari demi hari kemudian keadaan jauh lebih baik karena hati saya menerima keadaan-keadaan yang Tuhan berikan kepada saya. Apakah engkau tidak puas dengan hidupmu sekarang? Kecuali kita berdosa, maka kehendak Allah adalah kita repent. Bertobat. Tetapi kalau kita itu tidak memiliki dosa, maka terimalah karena ini adalah kehendak Allah.

Allah menyatakan kehendak-Nya melalui Alkitab. Allah juga menyatakan kehendak-Nya di dalam providensia-Nya mengatur hidup kita sehari-hari. Alkitab di sini mengatakan: Be still and know that I AM the Lord. Pertama kali saya mendapatkan Firman ini pada waktu peringatan 35 tahun pendeta Stephen Tong menjadi hamba Tuhan. Sekarang dia sudah melayani 50 tahun lebih. Waktu itu saya masih mahasiswa, saya melihat dia di satu seminar hamba-hamba Tuhan, hanya kurang lebih sekitar 100 orang saja yang datang. Dia memanggil teman-teman dekatnya yang melayani di Cina. Saya senang sekali bertemu dengan orang-orang itu karena adalah orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Ada Christopher Sun yang melayani seperti Pak Tong di lapangan terbuka ribuan orang. Ada Thomas Wong yang merupakan presiden dari 82,000 and beyond dan kemudian ada penginjil-penginjil untuk anak-anak, untuk orang-orang miskin, penginjil-penginjil yang melayani di jalanan, yang melayani di gereja, dan mereka memiliki waktu untuk 30 menit itu berbicara. Hampir sebagian besar mereka pernah masuk penjara. Saya masih ingat ada salah satu orang itu memakan daging tikus di penjara untuk bisa hidup. Seluruh seminar itu sangat menyentuh saya sampai saat ini. Salah satu pembahasan mereka adalah bagaimana Cina itu bisa diinjili. Tetapi Cina sangat tertutup pada waktu itu dan banyak sekali penganiayaan. Penginjil-penginjil itu menyatakan kekuatirannya akan masa depan Cina, mereka merasa sangat-sangat tertekan dan masa depan Cina itu gelap. Tetapi ada satu orang yang naik ke atas dan memulai sesinya. Saya lupa siapa, tetapi pasti bukan orang terkenal. Dia membuka ayat ini dan ketika dia membuka ayat ini menghibur semua orang di Cina yang sedang menderita. Ayat yang dia baca adalah Mazmur 46:11: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” Dia adalah Allah yang menuntun hidup kita. Tinggallah tenang di hadapan Tuhan.

Hal yang kelima. Ketika kita mau mencari kehendak Allah, kita berdoa kepada Dia. Satu hal yang melebihi kehendak-Nya adalah Pribadi-Nya. Datanglah kepada Tuhan dengan keinginan untuk mengenal Dia. Matius 6:8, mengatakan bahwa, “Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya”. Kadang kita sangat kuatir dan mau mencari kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Kita berpikir mengenai satu objek, yaitu kehendak Tuhan. Tidak salah, bahkan Alkitab mengatakan “maka datang kepada Tuhan dan nyatakan keinginanmu dalam doa dan ucapan syukur.” Tetapi kita harus tahu bahwa sebenarnya Tuhan sudah mengetahui apa yang kita perlukan. Kita boleh menanyakan apa yang menjadi kehendak-Nya ketika kita datang kepada Dia. Tetapi jangan terus menerus bertanya mengenai kehendak-Nya saja. Kita datang kepada Dia; hal yang paling utama adalah aku ingin bersekutu dengan Tuhan, mendengarkan Firman-Nya. Allah kita itu begitu besar. Jalan-Nya itu tidak terselami. Mari kita datang kepada Tuhan karena ingin mengenal Dia. Biarkan Dia bebas berbicara kepada kita apa yang dikehendaki-Nya. Yang paling penting biarlah kita boleh berjalan di hadapan Tuhan. Kita menghendaki relasi yang indah bersama Tuhan, yang baik bersama dengan Tuhan dan kita menaati dengar-dengaran kepada Dia.

Terakhir adalah bagaimana mengetahui kalau Tuhan memanggil saudara dan saya secara full-time menjadi hamba TuhanPak Tong pernah bicara kepada kami menyatakan apa yang menjadi kelicikan hati manusia. Suatu hari ketika dia melihat seseorang anak muda, terus dia mengatakan, ”Kamu jadi hamba Tuhan yah full-time!” Lalu dia mengatakan, “Oh, tidak Pak Tong.” “Kenapa tidak?” Terus dia mengatakan, “Saya tidak yakin kalau saya dipanggil jadi hamba Tuhan.” Dia adalah seorang manager suatu perusahaan. Lalu Pak Tong mengatakan, “Oh, jadi sekarang kamu yakin yah bahwa Tuhan memanggil kamu menjadi manager?” Perhatikan baik-baik. Saya tanya kepada saudara-saudara, berarti hari ini engkau yakin, engkau kerja di mana itu adalah kehendak Tuhan? Anak muda, kenapa engkau tidak menggumuli siapa tahu Tuhan memanggil engkau menjadi hamba-Nya? Bagaimana kita mengetahui kalau kita dipanggil oleh Tuhan secara full-time? Saya musti jelaskan sedikit terlebih dahulu. Kita semua harus full heart di hadapan Allah, harus full-time melayani Tuhan di dalam bidang kita masing-masing. Kita semua adalah hamba-hamba Tuhan pada bidangnya masing-masing. Kita semua adalah hamba Tuhan/ambassador for Christ di dalam seluruh konteks hidup kita masing-masing. Kita full heart dan full-time melayani Tuhan. Kita tidak melayani setan, tidak melayani dunia, tidak melayani manusia, tidak melayani dosa. Tetapi ada sebagian kecil orang dipanggil menjadi hamba Tuhan, dikhususkan untuk mengurus pekerjaan-pekerjaan Tuhan di dalam gereja dan bersangkut-paut dengan Firman dan jiwa. Orang-orang ini dipanggil menjadi guru Injil, gembala, penginjil dan missionary. Orang-orang yang tadi saya sebutkan itu mendedikasikan seluruh hidupnya seperti Lewi. Orang-orang yang seluruh hidupnya tidak memikirkan mengenai hal-hal di dunia ini, mata pencaharian tetapi sungguh-sungguh mendedikasikan hidupnya untuk melayani Allah.

Pertanyaannya adalah bagaimana saya bisa tahu kalau saya dipanggil menjadi hamba Tuhan yang dikhususkan untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan seperti ini? Khususnya untuk anak-anak muda. Tiga prinsip ini biarlah engkau perhatikan dalam hidupmu, dalam hatimu ada atau tidak. Jikalau itu ada, sangat mungkin Tuhan memanggil engkau menjadi hamba-Nya. Prinsip pertama, di dalam hatimu makin lama makin sadar menjadi seorang hamba Tuhan itu adalah suatu pekerjaan yang paling mulia. Ini adalah suatu profesi, suatu panggilan yang tidak bisa dibeli dengan uang, tidak bisa diganti dengan apapun saja, tidak mungkin bisa diganti oleh kedudukan presiden sekalipun. Menjadi penyambung lidah Allah itu adalah hal yang sangat mulia, privilege. Hanya orang-orang yang Tuhan tentukan saja yang boleh menjadi penyambung lidah Allah. Orang-orang seperti ini tidak mungkin akan bergeming atau bergoyang ketika diberikan posisi atau diberikan uang lebih. Dia bisa mendapatkan uang, bisa mendapatkan kedudukan tetapi itu bukan hal yang penting. Satu-satunya yang paling penting di dalam hatinya adalah Allah dan Firman-Nya itu diketahui oleh semakin banyak orang. Dia mendedikasikan dirinya di dalam pelayanan ini karena melihat ini begitu mulia. Suatu hari pendeta Stephen Tong ditanya dalam sebuah seminar, “Mengapa engkau tidak mencalonkan diri menjadi presiden?” Lalu dia mengatakan, “You pingin saya turun jabatan?” Hamba Tuhan itu meskipun tidak di dalam gereja yang besar seperti ini, masuk di dalam pelayanan pedesaan sekalipun yang tidak punya uang, tidak punya kenalan, tidak punya hal-hal duniawi pun, dia akan sadar bahwa posisinya tidak tergantikan bahkan ketika dia diangkat jadi presiden, itu nothing. Ini adalah suatu panggilan yang mulia. Tidak bisa diganti dengan uang atau posisi apapun.

Prinsip kedua, jikalau ada di dalam hatimu bahwa ini adalah panggilan yang mulia tetapi sadar bahwa kehidupan hamba Tuhan, pekerjaan hamba Tuhan itu sebenarnya penuh kesulitan, hinaan dan dunia akan tidak menggubrisnya, tidak menganggapnya. Sebenarnya, Alkitab mengatakan, “Kita ini disebutkan sebagai sampah dunia.” Sebenarnya menjadi hamba Tuhan tidak memiliki apa-apa seperti suku Lewi tadi. Bagian kita adalah Tuhan sendiri, demikian kata Alkitab. Saudara melihat hamba Tuhan adalah sebuah privilege, mulia, pada saat yang sama sebenarnya masuk dalam kehidupan yang penuh kesulitan. Ketika saudara melihat, menyadari tetapi kemudian, ketiga, prinsipnya di dalam hati saudara, saudara rela. Jalani semuanya. Meskipun ditolak oleh dunia, tidak dipedulikan. Sulit hidupnya tetapi rela menjalaninya, mau menjalaninya, punya kerinduan menjalaninya dan apapun saja yang dikerjakan, rasa kurang kecuali aku dimasukkan di dalam pelayanan full di dalam sebuah gereja. Maka tiga tanda ini jikalau ada dalam hatimu maka itu adalah satu kemungkinan besar Tuhan menghendaki engkau menjadi hamba-Nya. Biarlah hal-hal seperti ini boleh ada dalam hidup kita. Saya tidak mengatakan bahwa seorang hamba Tuhan pasti tidak punya uang. Kalau dibuat tidak terkenal dan tidak punya uang, rela karena memang itu adalah panggilan Allah. Melihat kemuliaan jabatan hamba Tuhan, melihat kesulitan yang dalam tetapi rela menjalaninya. Jikalau itu ada, sangat mungkin engkau dipanggil menjadi hamba-Nya. Kiranya Tuhan dipermuliakan.

Matius 6:9-11

Kita sampai kepada permohonan keempat dari Doa Bapa Kami, “Tuhan berikan kepada kami makanan kami yang secukupnya pada hari ini.” Kita sudah berbicara mengenai tiga permohonan di depan. Yesus Kristus mengatakan jikalau engkau mau berdoa, berdoalah demikian: Bapa kami di surga dikuduskanlah Nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah Kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Apa yang menjadi concern daripada Yesus Kristus? Yaitu Bapa-Nya dipermuliakan. Dalam doa ini Yesus Kristus menyatakan bagaimana caranya di dunia ini Bapa dipermuliakan. Saya tekankan: di dalam dunia ini. Bapa dipermuliakan di surga, tetapi di dunia ini, Bapa tidak dikenal, di dunia ini, Bapa dihina. Apa yang menjadi keinginan terdalam hati Yesus Kristus? Apa tujuan Allah oknum kedua Tritunggal itu datang ke dunia? Yaitu seluruh manusia boleh melihat Bapa di surga dan mempermuliakan Dia. Dalam doa Bapa kami, Yesus Kristus memberikan jalan-Nya kepada kita dan itu bukan jalan yang diberikan kepada kita saja, tetapi yang dihidupi oleh Yesus Kristus sendiri. Bagaimana Bapa di surga bisa dipermuliakan? Bisa dikuduskan? Jika dan hanya jika Kerajaan-Nya datang di dunia. Apa artinya Kerajaan-Nya datang di dunia? Yaitu, jika dan hanya jika kehendak Bapa di surga, isi hati-Nya digenapi oleh umat-Nya di dunia ini - kehendak-Nya jadi di dalam hidup kita, dalam keluarga kita, dalam gereja kita. Anak-anak Allah yang sejati yang sudah dibangkitkan oleh Kristus Yesus, yang menerima Yesus Kristus di dalam hatinya adalah satu-satunya kelompok di seluruh dunia yang secara aktif dan rela, dapat menghasilkan, dapat menghadirkan kerajaan Allah dan kehendak-Nya jadi di dunia. Kerajaan Allah itu pasti datang, pemerintahan Allah itu pasti jadi, Allah berdaulat dan tidak ada yang bisa melawan Dia, dan kehendak-Nya pasti jadi di dalam dunia. Tetapi orang fasik menggenapi kehendak Allah di dalam keadaan negatif dan ketidakrelaan. Tetapi orang-orang di dalam gereja yang ditebus oleh Tuhan, kitalah kumpulan orang yang bisa berseru seperti pemimpin gereja kita Yesus Kristus: Aku menginginkan kiranya cawan ini lalu, tetapi jikalau itu kehendak-Mu ya Bapa, Aku akan meminumnya, Aku taat. Gereja adalah kumpulan orang yang bisa berseru dengan aktif, “Kehendak-Mu jadi padaku, Bapa.” Ini adalah prinsip Bapa di surga dipermuliakan. Dalam Yohanes 12, saudara akan menemukan satu cerita yang begitu menggugah hati. Yesus Kristus mengatakan Anak Manusia akan ditinggikan dan Dia akan menarik banyak orang datang kepada Dia dan di atasnya Dia tiba-tiba berteriak, “Bapa, dipermuliakan nama-Mu”. Dan di atasnya Dia berkata bahwa jika biji itu tidak jatuh ke tanah dan mati, maka biji itu akan tetap satu biji. Tetapi kalau dia mati, dia akan berbuah banyak. Seluruh perikop itu berbicara mengenai keinginan Yesus untuk mempermuliakan Bapa di surga dan berbicara tentang satu hal yaitu salib. Di atas salib, Yesus Kristus menggenapkan seluruh kehendak Allah, mendatangkan kerajaan-Nya dan kemuliaan datang kepada Bapa di surga. Itu adalah tiga permohonan utama yang Yesus ajarkan kepada kita.

Dalam permohonan keempat, Yesus mengatakan, “Berikan kepada kami makanan kami yang secukupnya pada hari ini.” Setelah Dia berbicara mengenai tiga permohonan-Nya yang utama di atas, kemudian Dia berbicara mengenai tiga permohonan di bawahnya. Berbicara mengenai makanan adalah sesuatu yang essential di dalam hidup kita. Allah tidak saja berbicara berkenaan segala sesuatu yang kelihatannya rohani (keadaan spiritual kita), tetapi juga yang kelihatannya jasmani (makanan dan kebutuhan kita sehari-hari). Kalimat ini bukan saja berbicara makanan, tetapi segala sesuatu yang kita perlukan dalam kebutuhan kita termasuk pekerjaan. Jangan berpikir bahwa urusan gereja hanya urusan mengabarkan injil, choir, konseling, bible study, segala sesuatu yang kelihatannya rohani. Gereja dan pengajaran Yesus Kristus juga berkenaan dengan makanan. Bahkan kalau saudara membaca kitab Injil, 33%-nya, Yesus berbicara mengenai uang. Yesus Kristus mengajar kita untuk berespon dengan tepat dalam urusan makan. Dan umat Allah gagal di dalam hal ini. Ini adalah sesuatu yang menghadirkan temptation kepada kita. Ini akan menggagalkan perjalanan iman kita. Di mana dan dalam kasus apa pertama kali Adam dan Hawa gagal? Yaitu makan buah itu. Ketika Hawa makan buah itu maka dosa masuk ke dalam seluruh hidup manusia. Ketika diuji oleh setan, Adam pertama gagal di dalam makanan. Tetapi bukan saja Adam, Israel gagal di padang gurun. Mereka semua menggerutu untuk makanan dan bertahun-tahun mereka tidak mempercayai Allah di dalam makanan sampai akhirnya Allah begitu murka dan mengirimkan burung puyuh kepada mereka. Akhirnya ketika burung itu dimakan, Tuhan begitu marah dan sebagian besar dari mereka dimatikan. 40 tahun, satu generasi, jutaan orang, dibuat Allah tidak bisa masuk ke tanah Kanaan. Alkitab mengatakan Allah marah kepada mereka, karena Allah dicobai terus oleh mereka - di dalam hal makanan. Perhatikan hidup kita, berapa banyak dari kita mencobai Allah dalam urusan ini? Makanan selalu dipakai oleh setan untuk membuat hati kita tidak taat kepada Allah. Makanan bukan masalah kecil. Ingatkah bahwa temptation dari setan kepada Yesus Kristus pertama kali adalah tentang makanan? Makanan adalah battle-ground kita. Adam dan Hawa, Israel, gagal di dalam makanan. Pertama kali temptation datang kepada Yesus Kristus adalah tentang makanan. Doa ini akan menjagai kita untuk kita boleh memandang makanan dan mencari kebutuhan hidup dengan tepat, seturut dengan kehendak Allah. Apa yang dimaksud oleh Yesus ketika kita berdoa seperti ini? Ada beberapa hal.

(1) Yesus Kristus membawa kita mempercayakan kebutuhan essential kita kepada Allah. Kalau kita mengatakan Dia adalah Bapa, apakah kita mempercayakan kebutuhan kita kepada Dia? Iman adalah kata penting di dalam Alkitab dan ketika kita bicara berkenaan dengan iman seturut dengan Alkitab, di dalamnya ada unsur understanding dan logika. Allah tidak menginginkan seseorang beriman kepada Dia tanpa mengenal Dia, tetapi ketika seseorang mengenal Dia maka di dalam orang itu ada iman. Iman artinya mempercayakan hidup ini kepada Dia - ini artinya kita mengijinkan Allah berintervensi di dalam hidup sehari-hari kita. Pertama kali manusia diciptakan Allah, Adam dan Hawa diciptakan dalam satu relasi yang intim di dalam Allah. Dalam relasi itu maka Adam dan Hawa menyadari, kebutuhan utama mereka adalah dari pribadi Allah saja. Dalam relasi ini maka kebutuhan utama manusia itu bisa dicukupkan oleh pribadi Allah semata. Hal yang kedua, dalam relasi yang baik ini, Allah Bapa di surga sudah mempersiapkan seluruh alam untuk manusia bisa dipenuhi kebutuhan sehari-harinya. Allah berbeda dengan manusia, manusia tidak self-sufficient, Allah itu self-sufficient - cukup pada diri-Nya sendiri. Allah tidak memerlukan unsur dari luar untuk mencukupi diri-Nya. Tetapi manusia adalah ciptaan (bukan pencipta), dan ciptaan itu selalu terbatas - memerlukan sesuatu dari luar untuk mencukupkan dirinya sendiri. Allah sudah men-design manusia bahwa kebutuhan yang ada dalam dirinya akan dicukupi dalam relasinya dengan Allah. Dalam relasi ini maka Allah juga akan mencukupkan seluruh kebutuhannya melalui alam. Ini adalah satu relasi cinta, relasi kepercayaan, relasi iman. Tetapi manusia memberontak kepada Tuhan dan relasi ini kemudian terputus. Ketika relasi ini terputus, manusia tetap memerlukan sesuatu, ada kebutuhan, karena manusia adalah ciptaan. Kebutuhan adalah sesuatu yang ada di dalam, ada suatu ruangan dalam hidup kita yang selalu ada kebutuhan. Kebutuhan akan identitas, ingin dihargai, securitylove, makanan, segala sesuatu tetap ada. Tetapi ketika dosa masuk, masalahnya adalah kebutuhan tetap ada, tetapi sumber pencukup kebutuhan itu sudah tidak ada. Allah sudah terputus dari kita dan aku mesti hidup, dan mencukupi seluruh kebutuhanku. Sekarang mulai ketakutan dan kekuatiran masuk, mulai manusia menyadari “masa depanku seperti apa?” Karena sumber pemenuh kebutuhannya itu, Allah dengan seluruh kebaikan-Nya sudah terputus dari kita. Manusia menjadi satu pribadi yang hidupnya digerakkan oleh pemenuhan kebutuhan saja. Hasilnya tidak beda dengan binatang. Hidup kita dan seluruh keputusan kita digerakkan oleh apa? Kemuliaan Allah? Itu sesuatu yang asing yang di dalam hidupku. Drive hidup kita adalah untuk membereskan kebutuhan-kebutuhan essential kita. Maka dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan kepada kita, anak-anak-Nya, orang-orang yang bisa memanggil Allah di surga itu adalah Bapa, untuk kita belajar kembali mempercayakan hati kita, hidup kita kepada Allah yang begitu baik, sumber segala kebutuhan kita. Kalau saudara membaca Alkitab, saudara akan menemukan Alkitab mengajarkan Allah itu adalah sumber segala anugerah kepada anak-anak-Nya. Berapa banyak ayat Alkitab seperti ini dimunculkan? “Jikalau engkau yang jahat tahu memberi yang baik apalagi Bapa-Mu di surga.” Filipi 4: 6 mengatakan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun saja tetapi nyatakan segala keinginan-Mu kepada Allah dalam doa dan permohonan, dengan ucapan syukur.” Mengapa harus dengan doa dan permohonan dengan ucapan syukur? Bukankah itu belum tentu dijawab dan dikabulkan oleh Tuhan? Karena prinsip di dalam Alkitab; jikalau Allah tidak mengabulkan doa kita, anak-anak-Nya, itu artinya pasti Dia akan memberikan yang lebih baik daripada yang kita pikirkan. Percayalah hai umat, Dia adalah Allah sumber segala kebaikan itu. Dia adalah Allah yang baik itu. Bukan tanpa alasan Dia memilih kita menjadi anak-anak-Nya. Dia adalah Allah yang bisa dipercaya, demikian kata Alkitab. Saudara melihat doa Bapa kami, Dia care kepada hal-hal yang menjadi kebutuhan kita sehari-hari. Jangan kuatir, jangan takut, jangan masuk oleh jebakan setan akhirnya engkau menjadi tamak. Katakan apa yang kita inginkan dan kita perlukan dengan hati bersyukur dan ketaatan kepada Tuhan; tentang pendidikan anakmu, kesehatan, masa depan, rumah, makanan, kasih, keinginan untuk dikasihi, identitas, apapun saja.

(2) Yesus Kristus mengajarkan kepada kita doa ini, memberikan kesadaran bahwa kita diberikan makan oleh Tuhan agar kita bisa melakukan kehendak-Nya. Makanan yang ada diberikan oleh Allah bukan untuk kita habiskan dalam ketamakan. Dan segala kebutuhan yang diberikan oleh Allah bukan untuk diri kita saja, tetapi untuk kita boleh menjalankan kehendak-Nya. Itulah sebabnya doa ini bukan di nomor satu, tetapi di nomor empat bagian kedua dari dua belah kebutuhan. Dalam Doa Bapa Kami ada dua bagian yang besar berkenaan dengan permohonan. Yang pertama adalah: Bapa dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Yang kedua adalah: Berikanlah kepada kami makanan kami yang secukupnya, ampunilah kesalahan kami, dan jangan masukan kami ke dalam pencobaan. Permohonan yang kedua ini adalah bagian kedua dari permohonan yang pertama, karena ini adalah ordo. Artinya jikalau Allah itu mencukupkan bagian yang kedua ini, adalah untuk menggenapkan kebutuhan dari permohonan yang pertama. Prinsip ini persis seperti ordo dalam kitab Kejadian. Allah ada di atas, manusia ada di tengah, dan alam ada di bawah. Alkitab mengatakan: Allah mengatakan manusia boleh mengusahakan dan menikmati seluruh alam tersebut, manusia boleh menggunakan alam. Manusia menggunakan alam adalah untuk memuliakan dan mentaati Allah. Tetapi yang sekarang terjadi terbalik dan bahkan lebih sedihnya adalah banyak gereja yang mengajarkan hal seperti ini: bahwa manusia menggunakan Allah untuk mendapatkan alam. Ini sesuatu kecelakaan besar dan tipuan setan dalam gereja. Ini yang terjadi di seluruh dunia, orang-orang tidak mengenal Kristus akan menggunakan apapun saja untuk mendapatkan alam untuk mengisi kebutuhan. Dan gereja menggunakan Allah, berdoa kepada Allah untuk bisa sukses dan lancar hidupnya. Allah bukan akhir perjalanan imanku, Allah adalah sarana untuk aku mencapai kebutuhanku. Ini adalah sesuatu dosa. Dalam Doa Bapa Kami, “Berikan kepada kami makanan secukupnya pada hari ini”, Allah akan mencukupkan keperluan kita agar aku bisa melakukan kehendak-Nya. Allah akan memberikan makanan, kesehatan, kekuatan kepadaku supaya aku bisa berjumpa, mempelajari dan menjalankan Firman. Ordo ini tidak boleh terbalik. Apa gunanya Tuhan memberikan seluruh kebutuhan kita, kesehatan, keuangan lalu kita pakai untuk lebih banyak berbuat dosa? Apa gunanya seluruh berkat Allah jikalau akhirnya membuat kita makin terjerembab dalam dosa, makin mendukakan hati Dia, makin membuat kita tidak mengerti Firman-Nya? Ketika Yesus mengajarkan doa ini, memberikan kesadaran kepada kita bahwa Allah di surga adalah Allah yang baik dan Dia memberikan kepada kita kebutuhan demi kebutuhan yang ada agar kita boleh menjalankan kehendak-Nya, mempermuliakan nama-Nya.

(3) Saya sekarang akan menyoroti kata “secukupnya”. Mungkin kata ini tidak terlalu populer saat ini. Kita punya tabungan dan seluruh makan sebulan kita ada di lemari es, jadi kita sudah tidak akan lagi berdoa “Berikan kami makanan secukupnya pada hari ini”. Tetapi saya akan berbicara mengenai prinsip rohaninya.

Yang pertama, “secukupnya” artinya doa ini akan mengekang dosa ketamakan kita. Kita harus hati-hati dengan ketamakan. Mungkin satu kalimat dari Alkitab yang sangat powerful adalah: Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Ini perkataan Yohanes Pembaptis kepada orang-orang yang datang kepada dia. Salah satu dosa yang begitu nyata pada dunia ini sekarang, selain dosa seksual, yaitu ketamakan. Kita sulit sekali memiliki seni hidup contentment - rasa puas dan rasa cukup dengan hidup. Tidak berarti kita tidak berjuang. Tetapi berjuang dengan dasar ketamakan berbeda dengan berjuang untuk mempermuliakan Allah dengan dasar contentment. “Cukup” artinya kita belajar bersyukur untuk setiap porsi yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari. Kita sulit sekali mengerti apa sebenarnya kebutuhan kita, kita sama sekali tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Yesus Kristus berjanji, Alkitab berjanji, bahwa Dia akan memenuhkan seluruh kebutuhan kita, tetapi tidak pernah berjanji memenuhkan seluruh keinginan kita. Ketika memiliki keinginan, kita boleh berdoa tetapi kita tidak boleh menekan hidup kita dengan keinginan kita. Karena keinginan yang ditekan terus menerus akan menghasilkan nafsu dan nafsu akan menghasilkan dosa. Kita harus belajar memiliki seni hidup yang cukup. Minta sama Tuhan, Tuhan berikan aku untuk selalu merasa cukup, puas dengan apa yang Engkau berikan padaku. Kenapa ada orang-orang yang tidak pernah merasa cukup, tidak pernah merasa puas, tidak bisa menikmati hidup padahal makanan di depannya begitu sangat mahal? Tetapi kenapa ada orang yang makan hanya dengan nasi dan tempe bisa bersyukur kepada Tuhan? Jawabannya ada dalam kitab Pengkhotbah. Salomo orang yang kaya itu mengatakan: Bisa mendapatkan makan itu adalah anugerah tetapi bisa menikmati makanan itu adalah anugerah yang lain. Berkali-kali kita meminta anugerah Tuhan untuk mendapatkan makanan. Tetapi berapa banyak dari kita minta anugerah dari Tuhan untuk bisa menikmati makanan? Ini adalah contentment. Satu kecukupan. Saya akan beritahu satu rahasia rohani, contentment munculnya kalau kita bisa tahu dengan pasti bahwa makanan yang diberikan kepada kita, yang ada di atas kita, adalah diberikan dari tangan Tuhan sendiri kepada kita. Kalau kita bisa sadar ini dikasih sama Tuhan buat aku, maka di situ ada contentment. Saudara bisa memiliki rumah/tabungan yang banyak tetapi saudara tidak memiliki contentment. Yesus Kristus mengatakan: Berikan kami makanan secukupnya, Bapa. Yesus mau mengajarkan untuk mata kita melihat Bapa yang memberikan makanan itu kepada kita. Contentment.

Hal kedua, ketika Yesus Kristus mengajarkan berikan makanan kami secukupnya setiap hari, itu adalah doa yang mengkondisikan kita untuk bergantung setiap waktu kepada Allah. Ini pelajaran yang besar dan dalam sekali. Kalau melihat kitab Keluaran, ajaran ini berkali-kali diberikan Allah kepada umat Israel. Israel diminta berkali-kali untuk bergantung kepada Allah (Yahweh), dan berkali-kali gagal dalam hal ini. Satu cerita yang luar biasa mendukakan hati Allah: setelah Israel keluar dari Mesir, Allah menyatakan kepada mereka; Aku akan memelihara engkau dan memberikan manna kepadamu. Setiap pagi manna akan turun di depan kemahmu. Engkau harus mengambilnya secara cukup. Tetapi tidak bisa engkau simpan sampai besok pagi kecuali adalah hari ke-enam engkau ambil untuk dua hari keperluannya. Karena hari ketujuh, hari engkau menyembah Aku, adalah hari Sabat, engkau tidak boleh bekerja, tidak boleh mencari makan. Dan apa yang terjadi? Mereka setiap pagi mendapatkan manna tetapi karena ketamakannya dan ketidak-percayaannya, mereka mengambil lebih banyak dari yang diperlukannya. Alkitab mengatakan besok paginya manna yang kemarin itu sudah menjadi busuk dan berulat. Allah begitu marah. Betapa umat Israel berdosa kepada Tuhan. Ini adalah dosa ketidakpercayaan. Allah sudah mengirimkan 10 kutuk kepada Mesir dan membawa mereka keluar dengan tiang awan dan tiang api, membuka jalan mereka di tengah-tengah lautan. Sulitnya apa Tuhan memberikan makanan kepada mereka setiap hari? Hai jemaat, Yesus Kristus sudah mati bagi kita, sulitnya apa Dia memberi kita makan setiap hari? Mengapa kita mencobai Allah? Dosa besar! Engkau kuatir mengenai keuangan. Engkau menyimpan uangmu. Engkau berusaha berkali-kali seakan-akan Allah itu tidak hidup. Bertobat engkau! Betapa kita sudah mendukakan hati Allah. Mencobai Allah setiap hari.

Selanjutnya, Yesus Kristus mengatakan berikan kepada kami makanan kami secukupnya pada hari ini - this day, today. Dalam bahasa Yunani-nya menggunakan kata epiousios. Ada sesuatu yang unik dengan kata ini, bertahun-tahun para scholar bahasa Yunani yang terbaik dan terpandai sekalipun tidak mengerti kata epiousios. Kata ini tidak mungkin dalam kamus bahasa Yunani sekarang. Dalam Alkitab hanya satu kata ini di tempat ini. Sampai suatu hari seorang scholar, dengan tidak sengaja, menemukan satu catatan di lembaran papyrus kuno seperti daun, bertuliskan kata epiousios, di bawahnya ada catatan belanja. Seandainya seperti seorang ibu pergi ke pasar dan membawa papyrus itu, dituliskan epiousios, lalu di bawahnya ada tomat, kol, kubis, daging, ikan. Itu daftar belanjaan untuk nanti siang/malam anak dan suamiku pulang akan makan apa. Aneh ya saudara-saudara, Tuhan bisa memunculkan hal seperti itu. Lembaran papyrus itu adalah daftar belanja untuk membeli yang secukupnya pada hari itu saja. Jadi besok paginya dia menggunakan daun yang lain, menulis epiousios dan daftar belanja yang lain. Inti epiousios adalah: Berikan pada kami, Bapa, kecukupan kebutuhan kami yang terdekat. Itu artinya: berikan pada kami makanan, tolonglah kami, Bapa, untuk mendapatkan barang-barang yang kami perlukan Bapa supaya ketika anak-anak/suami saya saya pulang, mereka bisa makan dan menikmati makanan yang baik yang diperlukan. Itu adalah pengaturan Allah di dalam detail setiap hari.

Terakhir, Yesus Kristus mengajarkan; Berikan kepada kami makanan “kami” secukupnya pada hari ini. Bukan “ku”, tetapi “kami”. Ini bicara berkenaan dengan community, berkenaan dengan gereja. Allah mau saudara memikirkan bukan kebutuhan “ku” saja tetapi kebutuhan “kami”. Kita harus memiliki mata yang tajam melihat semua orang di dalam gereja ini. Bukan saja orang-orang di dalam, tetapi di luar gereja ini, bahkan belahan dunia yang lain. Jangan egois hanya memikirkan diri atau keluarga kita sendiri. Jangan menjadi orang yang hidupnya self-centered, menghabiskan anugerah Allah untuk diri sendiri. Yesus Kristus menginginkan kita memikirkan kebutuhan orang lain dan bergerak untuk mencukupi dari apa yang kita punya. Orang-orang dalam GRII Sydney ini, setiap hari ketika kita berdoa Bapa Kami, ingat orang-orang lain yang membutuhkan. Negara ini sangat individualis – orang-orang tidak memikirkan kebutuhan orang-orang lain. Kita harus bertobat dan bergerak dalam community. Pikirkan orang lain, mau mengerti kesulitan dan kebutuhan orang lain. Dan dengan cara yang terbaik, berikan apa yang mereka perlu. Dan jangan takut karena Allah tidak pernah berhutang kepada orang yang memberikan piutang kepada orang lain. Dunia ini penuh dengan orang-orang yang menderita. Kalau melihat di dunia ini ada orang yang mati kelaparan, kemudian seluruh orang dunia ini mengecam dan menghina Bapa kita di surga. Lihat ada kekeringan di Afrika, kemudian dibahas bahwa Allah itu tidak adil. Ada satu teolog yang ketika saya membacanya saya mengatakan ini tepat. Masalah manusia kelaparan itu bukan kekeringan, tetapi distribusi. Allah memberikan begitu banyak kelimpahan di area tertentu, dan di tempat yang lainnya orang mengalami kekeringan. Dan semua orang di dunia menyalahkan Allah. Kenapa orang di tempat kelimpahan tidak mengirimkan makanannya kepada mereka? Bahkan makanan dibuang-buang di tempat ini. Manusia itu begitu berdosa. Kadang kalau saya melihat akan apa yang ada di Indonesia, biji tercecer saja sudah langsung tumbuh buah. Allah memberikannya dengan bebas (free) tetapi kenapa tiba di tangan seseorang itu bisa puluhan ribu atau ratusan ribu? Petani-petani itu selalu miskin karena menjual dengan harga pokok tetapi menjadi berkali-kali lipat harganya begitu masuk di supermarket. Maka di tengah rantai distribusi itu menghasilkan high cost. Ini masalah manusia, bukan masalah Allah. Kalau ada orang yang mati kelaparan di Afrika, jangan mempersalahkan Allah. Kenapa tempat lain tidak mengirimkan makanannya kepada mereka dan berpura-pura tidak melihat mereka? Yesus Kristus membentuk satu komunitas tandingan terhadap dunia. Dunia tidak melihat kebutuhan orang lain. Anak-anak Allah harus melihat kebutuhan orang lain. Ketika engkau berdoa untuk mendapatkan makanan, Yesus dengan sengaja tidak mengijinkan kita berdoa berikan makanan “ku” pada hari ini. Yesus mengajarkan kepada kita, ketika kita membutuhkan dan berdoa kita langsung ingat yang lain. Berikan kepada “kami”, makanan “kami” secukupnya pada hari ini. Oh, ini satu kalimat yang indah dari Kristus Yesus. Bukan saja untuk didengar, tetapi untuk dilakukan. Kiranya Roh-Nya menggerakkan kita untuk mentaatinya.

Matius 6:9-13

Doa Bapa kami adalah permohonan dari anak-anak Tuhan agar kehendak Tuhan itu dinyatakan. Hal pertama yang kita harus mengerti sebelum kita berdoa Bapa kami adalah, saudara pasti tidak bisa mendoakan hal ini jikalau saudara belum ada di dalam Kristus. Ini adalah doa yang melampaui kemampuan manusia secara alami. Yesus Kristus mengajarkannya kepada para murid, bukan kepada orang-orang yang belum lahir baru. Kalau dia belum lahir baru maka dia pasti tidak mungkin dapat mendoakan. Ini adalah doa di dalam konteks kerajaan Allah. Sekali lagi, Matius menuliskan kepada bangsa Israel, menyatakan satu hal ini, bahwa Raja, Mesias itu sudah datang dan Raja, Mesias itu adalah Yesus Kristus dan Yesus Kristus itu berkehendak untuk mendirikan kerajaan-Nya di tengah-tengah dunia. Kerajaan tanpa tentara yang memegang senjata, Kerajaan ditegakkan karena melakukan kehendak allah. Maka ini adalah isi hati Tuhan untuk menyatakan Kerajaan Allah itu hadir. Ini adalah doa untuk Kerajaan Allah itu hadir. Maka prinsip pertama dari hal ini adalah kita harus lahir baru terlebih dahulu, baru kita bisa mendoakan hal ini, kedua adalah harus sadar bahwa hidup kita itu tujuannya bukan untuk menyambung hidup tetapi hidup kita memiliki tujuan yaitu menjalankan kehendak Allah agar kehendak Allah itu jadi di tengah-tengah dunia.

Saudara-saudara dapat melihat doa Bapa kami ini ada enam permohonan. Tiga permohonan pertama berbicara sesuatu yang vertikal dan tiga permohonan kedua adalah bicara tentang sesuatu yang horizontal. Tiga permohonan pertama, Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Ketika anak-anak Tuhan berdoa, apa yang kita minta? Apa yang menjadi keinginan tertinggi dalam hidup kita? Oh, rumahku besar, oh aku punya uang yang banyak, aku punya istri yang cantik. Aku mau melihat anak-anakku tumbuh sehat besar dan menjadi pandai? Bukan itu. Tujuan hidup kita cuma satu, Bapa di surga dipermuliakan. Dan Bapa di surga dipermuliakan, jika dan hanya jika kerajaan-Nya itu datang. Kerajaan-Nya itu datang adalah jika dan hanya jika kehendak-Nya jadi.

Saudara-saudara, kita hidup untuk menjalankan kehendak Allah. Kita hidup bukan untuk menjalankan rencana, ambisi, tujuan hidup kita sendiri. Alkitab mengatakan kita sudah dibeli secara lunas, karena darah Yesus Kristus sudah membeli kita dan kita bukan milik kita sendiri, kita adalah milik Allah. Dan kita yang menjadi milik Allah, Tuhan menghendaki untuk kita menjalankan hal-hal, pekerjaan-pekerjaan mulia yang sudah Ia persiapkan sebelumnya. Dan Dia ingin kita hidup di dalamnya. Sekali lagi, doa ini adalah doa untuk orang-orang yang sudah ditebus, dan doa ini adalah doa yang pasti dikabulkan. Yesus Kristus tidak mungkin akan mengajar kepada anak-anak-Nya doa yang tidak dikabulkan oleh Bapa di surga. Yesus Kristus ketika mengajarkan doa ini, maka ada jaminan bahwa doa itu pasti didengar dan dikabulkan oleh Bapa di surga. Maka saudara-saudara, berdoalah dengan pola Doa Bapa Kami, tetapi bukan berarti setiap kali kita berdoa maka kita mengucapkan kalimat-kalimat persis seperti Doa Bapa Kami ini. Maksudnya adalah kita memiliki sikap hati seturut dengan patron Doa Bapa Kami. Dan apa sikap hati seturut dengan Doa Bapa Kami? Mendahulukan Tuhan. Seluruh hidup kita ada, adalah untuk Dia. Bukan Dia ada untuk kita. Yesus Kristus mengatakan cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dan semuanya akan ditambahkan kepadamu. Kalau saudara-saudara sungguh ingin diberkati, maka saudara harus menetapkan hati saudara dan itu nyata dalam hidup saudara, maka Dia itu pertama.

Kemudian tiga permohonan yang di bawah, menjamin keseluruhan hidup kita. Berikan kami makanan pada hari ini. Ini adalah bicara present. Ampuni kami akan kesalahan kami, itu adalah bicara masa lampau. Dan kemudian jagailah kami dari yang jahat, itu adalah bicara mengenai masa depan. Saudara-saudara maka kita menyerahkan seluruh kebutuhan masa kini, masa depan dan masa lalu ke dalam tangan Tuhan. Kita menyerahkan kebutuhan fisik dan jiwa kepada Tuhan. Maka saudara-saudara melihat seluruh Doa Bapa Kami mencakup semua kebutuhan kita dari seluruh rentang waktu kita. Allah kita itu adalah Allah yang murah hati, Allah kita memberikannya dengan kelimpahan. Allah kita bukan Allah yang pelit. Allah kita itu Allah yang memberikan dengan kelimpahan dari fisik sampai jiwa, dari masa lalu, masa kini dan masa depan. Tetapi utamakan Dia dulu. Letakan hati kita paling pertama Dia. Maka saudara akan melihat seluruh berkat yang dari surga.

Yesus Kristus mengajarkan, “Ampuni kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Ini adalah bagian yang sering disalah mengerti. Kenapa Tuhan memberikan syarat? Ampuni kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Berarti kesimpulannya, kalau saya tidak mengampuni orang yang tidak bersalah kepada kami, saya tidak mendapatkan pengampunan Tuhan? Apakah seperti itu maksud Yesus Kristus? Ini adalah sesuatu hal yang sulit sekali untuk dimengerti tetapi juga mungkin salah satu doa yang sulit adalah karena kita paling sulit taat. Ketika kita itu bertemu dengan orang yang menyakiti hati kita, kita sulit sekali untuk mengampuni dia.

Saya akan jelaskan beberapa poin di bawah ini, bagian pertama saya akan menjelaskan ayat-ayat ini dengan mengatkan apa yang ‘BUKAN’. Ini adalah penjelasan secara negatif. Dan setelah itu saya akan menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan ayat ini saya menjelaskannya secara positif. Apa yang ‘BUKAN’ dimaksud di dalam hal ini ada tiga hal.

Yang pertama adalah ini ‘BUKAN’ usaha. Ketika kita membaca ayat ini, maka kita berpikir bahwa Allah akan mengampuni kita, karena hasil saya mengampuni orang lain, karena hasil usahaku mengampuni dia. Tidak, saudara. Kita diampuni berdasarkan perkerjaan Allah di dalam Yesus Kristus. Kita diampuni karena darah Yesus Kristus, pengampunan yang Tuhan berikan kepada kita, bukan hasil dari usaha kita sekecil atau sebesar apapun. Kita tidak bisa memberikan jasa kita di hadapan Tuhan. Seluruh orang di dunia ini selalu berpikir hal yang salah. Tidak seturut dengan Alkitab. Berpikir bahwa aku melakukan sesuatu maka Tuhan akan memberkati aku. Berpikir bahwa aku melakukan sesuatu maka baru Tuhan akan membawa aku pergi ke surga. Tidak! Kita melakukan apapun saja yang terbaik di dunia ini, kita tetap orang berdosa dan kita layak untuk dihukum di neraka. Kita tidak bisa melepaskan neraka itu dari usaha kita. Ada orang-orang yang berpikir, saya mesti berbuat baik dan kemudian saya timbang, saya bandingkan dengan perbuatan dosa saya. Kalau saya berbuat baiknya 100, lalu kemudian berbuat dosanya 20, maka 100-20 = 80 maka masih plus, maka saya pergi ke surga. Alkitab mengatakan tidak. Alkitab menyerang tentang satu hal ini. Satu dosa terkecil sekalipun, itu adalah pelanggaran terhadap kesucian Allah. Dosa sekecil apapun saja, menghasilkan kematian bagi kita semua. Dosa sekecil apapun saja, tidak bisa dihapuskan dengan usaha yang keras untuk berbuat baik. Maka kalau Allah itu mau mengampuni kita, bukan karena usaha kita. Tetapi karena inisiatif Dia sendiri, mengirimkan Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan Yesus Kristus dan Dia itu dimatikan dan bukan kita lagi yang mati kekal. Alkitab mengatkan bahwa dosa kita itu diletakkan, diberikan kepada Dia dan itu adalah jalan keselamatan. Sekali lagi, Allah mengampuni kita bukan karena kita mengampuni orang terlebih dahulu, bukan kita itu berbuat baik terlebih dahulu maka Allah baik kepada kita. Kita diampuni karena berdasarkan pekerjaan Allah di dalam Yesus Kristus.

Hal yang kedua, ini ‘BUKAN’ patron. Patron adalah sesuatu yang kita buat terlebih dahulu di atas kertas mungkin, sebuah pola lalu kemudian pola ini dijadikan pakaian. Maka patron akan ada, kemudian baru hal yang jadi ini mencontoh. Saudara-saudara, bukan patron saya mengampuni terlebih dahulu, baru Tuhan mencontoh saya dan saya diampuni oleh Dia. Di dalam Alkitab mengatakan, Dia yang mengampuni kita terlebih dahulu. Dia adalah Allah yang mengampuni kita terlebih dahulu, baru kita mencontoh Dia mengampuni. Mari kita membuka satu bagian Alkitab, Matius 18:21-35. Perhatikan ayat 33, “Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Ayat 33 adalah patron. Jadi, siapa yang mengasihi kita terlebih dahulu? Allah yang mengasihani kita baru kita bisa mengasihani orang lain. Allah yang mengampuni kita, baru saya mencontoh Dia untuk mengampuni orang lain.

Ketiga, ‘BUKAN’ prioritas seperti saya mengampuni, ini pertama, baru Tuhan mengikuti dari belakang, yang kedua. Dia Allah yang mengampuni dulu, baru kita bisa mengikuti Dia mengampuni.

Sekali lagi, yang pertama, bukan aku yang bekerja, tetapi Tuhan yang bekerja. Yang kedua, adalah bukan Allah yang mencontoh, tetapi aku yang mencontoh Allah. Dan yang ketiga, adalah bukan aku yang di depan tetapi Allah yang di depan dan aku mengikuti Dia.

Sekarang kita akan masuk, apa yang dimaksud dengan ayat-ayat ini.

Yang pertama, ini adalah tanda anak Allah yang sejati. Kemampuan seseorang mengampuni, karena melihat Allah sudah mengampuni dosa kita terlebih dahulu adalah tanda kesejatian orang-orang yang masuk ke kerajaan surga. Kalau saudara-saudara melihat di dalam Alkitab, saudara akan menemukan dua aliran ini yaitu anak-anak kegelapan dan anak-anak terang. Generasi anak-anak kegelapan memiliki dua tanda yaitu peninggian diri dan balas dendam. Anak-anak terang memiliki dua tanda ini yaitu menguji diri dan pengampunan. Dalam Kejadian 4:17 saudara akan melihat bagaimana anak-anak kegelapan itu memiliki tanda self-exaltation, untuk namanya dikenal oleh banyak orang, dan tidak dilupakan siapa saja. Kain mendirikan suatu kota dan dinamainya kota itu Henokh menurut nama anaknya. Perhatikan Kejadian 4:26, apa yang dipikirkan oleh orang-orang sucinya Tuhan? Yaitu supaya banyak orang mengenal nama Tuhan, untuk mereka boleh memanggil nama Tuhan. Yang diinginkan oleh anak-anak kegelapan adalah ‘aku’. Semuanya adalah ‘aku’. Seluruh hamba Tuhan, majelis, aktivis di gereja, kalau engkau melayani di dalam gereja tetapi engkau ingin di dalam hatimu yang terdalam ‘aku’ dikenal, dan kalau saudara-saudara tidak dihargai, saudara mulai tersinggung, maka saya mau Tanya apakah kita itu anak kegelapan atau anak terang? Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan, “Engkau hamba-hamba Tuhan, engkau harus mati terhadap hinaan dan mati terhadap pujian. Ini bukan yang penting. Yang paling penting adalah nama Tuhan itu dikenal.” Tentu saudara-saudara, Tuhan akan menghargai hamba-hamba-Nya itu, pasti. Tentu saudara-saudara orang-orang yang kita layani mereka akan menghargai kita, itu pasti. Tetapi, jikalau orang-orang yang kita layani pun tidak menghargai kita dan kemudian kita merasa tersinggung, merasa dirugikan, dan kemudian kita marah, saya mau tanya di dalam hati kita yang terdalam itu sebenarnya ada benih terang atau tidak? Kalau kita kerja keras bukan karena namaku tetapi adalah agar Tuhan itu makin dikenal. Kalau aku memberikan persembahan uang yang terbanyak bukan karena namaku dicantumkan di gereja, tetapi adalah hanya supaya Kerajaan Allah itu makin diekspansi. Teruskan Kejadian 4:24, lihatlah tanda anak kegelapan. Meninggikan diri bahkan melebihi daripada nenek moyangnya. Kalau Kain itu dilukai dia harus dibalas tujuh kali lipat maka Lamekh lebih daripada Kain, harus tujuh puluh tujuh kali lipat. Lihatlah bagaimana generasi demi generasi dari anak-anak kegelapan akan berusaha untuk meninggikan diri bahkan lebih daripada generasi sebelumnya.

Tetapi bukan itu saja, tanda yang kedua adalah balas dendam. Balas dendam yang melebihi secara kualitas dan kuantitas. Memukul sampai bengkak tetapi balasannya adalah harus dimatikan. Ini adalah gerakan darianak-anak kegelapan. Banyak darikita kalau disakiti hatinya, kita merencanakan untuk menyakiti dia lebih daripada dia menyakiti kita. Di dalam hati kita sesungguhnya, apakah kita anak kegelapan atau anak terang? Kita mesti hati-hati. Kita mesti berani menguji diri. Di dalam anak-anak kegelapan tidak ada pengampunan. Di dalam anak-anak kegelapan selalu memegang kesalahan orang itu. Dulu ada lelucon, seorang jenderal yang paling sopan tetapi sebenarnya paling kejam. Itu adalah Soeharto. Kalau Soeharto itu dilukai dan bertemu dengan orangnya, dia akan berjabat tangan, tersenyum, “Kamu akan mati.” Dan seperti itulah yang kita lakukan. Lamekh mengatakan jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat. Jauh melampaui pendahulunya. Meletakkan dirinya lebih tinggi daripada seluruh pendahulunya. Dan kemudian balas dendam dengan sepuas-puasnya. Saudara-saudara, ketika orang bersalah kepada kita, saya tahu pasti di dalam diri kita ada sesuatu kemarahan dan keinginan untuk membalas dia supaya dia merasakan hal yang kita rasakan. Tetapi jikalau kita anak terang, maka Tuhan akan membawa kita kepada Kalvari. Di dalam Matius 18 tadi, maka kita bisa melihat bahwa Tuhan berkata kepada orang tersebut, “Bukankah Aku sudah mengampuni engkau? Engkau berhutang 10.000 talenta kepada-Ku. Dan orang lain bersalah kepadamu hanya 100 dinar?” (1 talenta=6000 dinar, maka 10.000 talenta= 60.000.000 dinar) Dan dibandingkan dengan orang lain yang bersalah kepadamu hanya 100 dinar, maka anak Tuhan akan sadar. Self-examination. Pertamanya aku akan membalas dendam, tetapi Roh Kudus akan membawa matanya bukan kepada kesalahan orang itu tetapi kepada kesalahan diri. Di hadapan Allah, aku salah. Di hadapan Kalvari, aku memiliki hutang yang jauh lebih banyak daripada orang itu bersalah kepadaku. Kemudian Roh Kudus akan membawa kita kepada pengampunan Tuhan. Oh hutangku banyak, dosaku banyak, tetapi Tuhan mengampuni aku. Yesus katakan bahwa raja itu mengampuni, membebaskan seluruh hutangnya 10.000 talenta, dia dikasihani, setelah itu baru ada kemungkinan orang itu mengampuni. Tanda anak Tuhan yang sejati adalah mampu mengampuni karena Tuhan sudah mengampuni dia. Saudara-saudara, bukan mampu mengampuni supaya saya berbuat baik kepadamu. Bukan mampu mengampuni supaya saya bisa pergi ke sorga. Bukan mengampuni karena kita mesti menjaga perdamaian dunia maka saya menahan diri saya dan mengampuni engkau. Yesus Kristus tidak mengatakan demikian. Engkau memiliki kemampuan mengampuni bukan karena engkau memiliki motivasi baik menjaga perdamaian dunia. Tidak! Alasannya bukan humanism. Alasannya adalah Kristologi. Alasannya karena Kristus sudah mengampuni kita terlebih dahulu. Dan itu adalah tanda dari anak terang. Saudara-saudara kiranya Tuhan boleh dipermuliakan dari ini semua. Ujilah diri kita. Dan minta pengampunan dari Tuhan itu dibukakan kepada kita.

Saya akan akhiri khotbah saat ini dan minggu depan kalau Tuhan pimpin kita akan meneruskan. Tetapi saya teringat sekali lagi akan apa yang pernah saya alami dalam hidup saya. Ada orang yang terkenal sekali di dalam gereja. Dan pada waktu itu saya melayani bersama-sama dengannya. Dan kami rapat pada malam hari itu bersama dengan kurang lebih 20 orang. Saya tidak tahu apa yang menyebabkan orang itu tiba-tiba marah kepada saya. Mungkin salah paham. Mungkin prejudice. Mungkin dia sudah kecapaian. Tetapi tiba-tiba, dia itu berbicara keras kepada saya di depan puluhan orang dan membuat saya sangat malu dan begitu marah kepada dia. Karena sampai kapan pun saya akan buktikan bahwa saya tidak bersalah kepada orang itu. Ini adalah fitnah kepada saya di depan semua orang. Hari itu kami pulang sekitar setengah sebelas malam. Saya drive sampai ke rumah dengan marah sekali. Di dalam pikiran saya, saya akan katakan kepada orang itu, saya akan lepas pelayanan. Saya akan katakan kepada dia bahwa dia telah berlaku salah kepada saya. Sudah mempermalukan saya di depan umum. Saya akan letakkan jabatan pelayan saya. Supaya dia tahu betapa ruginya dia karena saya sangat kerja keras di dalam gereja. Saya akan lakukan itu supaya dia sakit hati dan banyak orang sakit hati. Hari pertama, hari kedua, kemarahan itu ada terus menerus. Terus menerus. Dan saya ingin telepon ke banyak orang menceritakan apa yang terjadi supaya semua orang tahu dan mengerti posisi saya. Tetapi sekitar hari ketiga atau keempat, saya masih mengingat istri dan anak saya sudah tidur. Hati saya gelisah karena kemarahan seperti itu. Kemudian saya duduk dan saya berdoa, tetapi begitu sulit. Saya bahkan tidak bisa berkata-kata. Saya hanya teringat akan satu kalimat ini, “Ampuni kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Karena kalimat ini dalam bahasa Indonesia begitu jelas, maka saya menguatkan hati saya untuk memberikan pengampunan kepada orang itu di dalam doa saya. Dan ketika saya mengatakan, “Tuhan, saya memutuskan dalam hati saya untuk mengampuni orang itu,” sesuatu tiba-tiba terjadi. Pikiran saya begitu clear. Tuhan memperlihatkan seluruh dosa saya di hadapan Dia satu persatu, dosa-dosa yang bahkan tidak diketahui oleh orang lain. Dan di hadapan Kalvari itu, Dia sudah mengampuni saya. Dia memperlihatkan kepada saya 10.000 talenta yang saya berhutang kepada Dia dan saya sudah dibebaskan dari hutang itu. Saya dikasihani, saya dicintai oleh Dia. Saya yang seharusnya penghuni paling bawah neraka itu, tetapi saya diangkat menjadi anak-Nya. Dicintai oleh Dia. Dipakai oleh Dia. Dilindungi oleh Dia. Saya berhutang 10.000 talenta itu. Dan apakah kesalahan orang itu? Sangat sedikit. Hari itu saya tidak mengingat kesalahan orang itu. Saya idak lagi marah kepada orang itu. Tuhan melepaskan seluruh kemarahan, dendam dan seluruh hal yang memalukan itu. Nothing.

Spurgeon menyatakan, ketika ada orang lain yang berkata bahwa dirimu itu jahat, engkau jangan marah kepadanya, karena engkau pasti lebih jahat daripada yang dikatakan orang itu. Saudara-saudara, jikalau hari ini saudara masih memegang kesalahan orang lain, jikalau saudara mundur dari pelayanan karena tersinggung, bukankah engkau berhutang 10.000 talenta di hadapan Allah? Lepaskan 100 dinar itu. Mengapa engkau membuat dirimu tidak lagi dipakai Tuhan? Dengan memegang kesalahan orang lain, mungkin itu adalah suamimu, atau istrimu, mungkin orang yang engkau kasihi, mungkin majelis di gereja, mungkin hamba Tuhan di gereja, ingatlah akan 10.000 talenta kita bersalah di hadapan Tuhan. Seribu kali kita hidup pun tidak bisa membayar hutang itu. Malam hari ini, lepaskan pengampunan. Malam hari ini. Ingat Kalvari. Minta Tuhan mencintai kita untuk kita memiliki cinta kepada orang lain. Jangan kita mengikat diri di dalam kegelapan. Itu adalah tanda anak-anak kegelapan. Jangan meninggikan diri dan kemudian membalas dendam. Tetapi ujilah dirimu dan kemudian engkau akan tahu bahwa Tuhan itu mengampuni kita dan lepaskan pengampunan itu. Hari ini, khotbah ini saudara dan saya harus berespon segera. Tidak ada cara lain lagi. Pengampunan itu here and now. Sepanjang engkau lepaskan khotbah hari ini dan engkau berpikir aku akan bergumul, maka ikatan kuasa kegelapan itu akan mengikat engkau makin lama makin keras. Kiranya anak-anak Tuhan boleh dibebaskan, dilepaskan dari dosa-dosanya. Kiranya kasih Tuhan di atas kayu salib kita boleh lihat dengan jelas. Kiranya Tuhan boleh dipermuliakan

Matius 6:12

Saudara-saudara, ini adalah permohonan kelima dari enam permohonan di dalam doa Bapa Kami. Kalau saudara-saudara melihat seluruh dari badan doa Bapa Kami, maka ada tiga permohonan di awal yang sifatnya adalah vertikal, dan juga tiga permohonan di bawah yang sifatnya adalah horisontal. Tiga permohonan yang vertikal di depan adalah Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Dan tiga permohonan yang di bawah yang bersifat horisontal adalah berikan kami makanan pada hari ini, ampuni kesalahan kami, dan jangan membawa kami ke dalam pencobaan. Saudara lihat permohonan yang keempat adalah berbicara mengenai makanan. Ini adalah bicara berkenaan dengan kebutuhan fisik. Tetapi permohonan yang kelima adalah bicara berkenaan dengan pengampunan. Ini adalah kebutuhan jiwa. Permohonan yang keempat adalah berbicara berkenaan dengan berikan makanan kami pada hari ini. Ini adalah bicara mengenai present. Dan kemudian permohonan yang kelima adalah ampuni kesalahan kami. Ini adalah bicara mengenai past. Dan kemudian permohonan yang keenam adalah jangan masukkan kami ke dalam pencobaan. Ini adalah bicara mengenai future.

Doa yang sederhana ini ternyata begitu dalam, mencakup keseluruhan dari kebutuhan kita sebagai manusia. Aspek dari jiwa dan fisik. Aspek dari hari ini dan masa depan dan masa belakang. Allah kita adalah Allah yang mengerti kebutuhan kita secara keseluruhan dan detail. Tetapi pertanyaannya adalah seluruh kebutuhan kita jikalau diberikan oleh Allah itu untuk apa? Banyak orang meminta dan kemudian dikabulkan dan kemudian adalah untuk lebih berdosa dan makin menjauh dari Tuhan. Ini bukan kehendak Allah. Allah menyatakan yang pertama adalah cari dahulu kerajaan Allah, Engkau dipermuliakan, kerajaan-Mu datang, kehendak-Mu jadi. Maka seluruh permohonan kita baik fisik maupun jiwa adalah untuk kemuliaan Allah, untuk pekerjaan Allah, untuk kehendak Allah jadi. Saya melihat begitu banyak orang, termasuk diri saya, jatuh di dalam dosa-dosa seperti ini. Kita mesti sadar karena kita berkali-kali mendukakan Tuhan dengan jawaban doa kita. Banyak orang yang meminta anak, sebelumnya tidak ada anak lalu setelah diberikan anak, anak itu kemudian menjadi ilah. Anak itu begitu sakit sedikit sudah susah sekali pergi ke gereja. Ada banyak orang yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka datang ke gereja dengan air mata, Tuhan tolong berikan aku pekerjaan. Setelah diberikan pekerjaan, mereka bahkan tidak punya waktu untuk hari minggu beribadah. Mereka bahkan tidak punya waktu lagi kekuatan untuk bersaat teduh. Apakah kita menyadari bahwa kalau kita tidak hidup dalam patron doa Bapa Kami, maka seluruh berkat Tuhan itu menjadi senjata bagi kita untuk lebih tidak taat kepada Allah? Kita mesti bertobat! Kita mesti minta anugerah Tuhan. Kita mesti mengerti sebagai manusia untuk bersyukur berterima kasih kepada Allah. Yesus mengerti isi hati kita yang berdosa, maka dari itu Dia mengajarkan kepada kita tetapkan hati terlebih dahulu untuk kita mengabdi kepada Allah. Tetapkan hati untuk mempermuliakan nama Allah di depan. Dan selanjutnya engkau meminta apa pun saja, engkau mengerti kalau diberikan itu adalah untuk kemuliaan Allah, kerajaan Allah dan kehendak-Nya jadi.

Alkitab mengatakan Allah itu adalah Allah yang menciptakan dan mengasihi kita, dan juga Allah yang care di dalam hidup anak-anak-Nya. Roma 8 menyatakan jikalau Dia tidak menyayangkan anak-Nya yang tunggal mati bagi kita, masakan Dia tidak memberikan segala sesuatu keperluan kita? Jawaban doa dari Tuhan bukan menjadi pergumulan kita sesungguhnya. Allah menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang baik. Allah itu bahkan memiliki pikiran dan rencana yang jauh lebih tinggi, lebih indah daripada apa yang kita pikirkan. Masalah utama bergumulnya adalah bukan pada sifat Allah, tetapi adalah pada sifat kita. Berapa banyak orang yang tadinya miskin menjadi orang yang kaya karena berkat Tuhan, makin meninggalkan Allah, makin sombong, makin menghina orang lain, makin dosa demi dosa masuk dalam hidupnya? Berkat Tuhan di tanganmu sekarang itu engkau gunakan untuk apa? Bahkan orang yang memiliki kesehatan pun orang itu menggunakan kesehatan yang merupakan berkat Tuhan untuk mencuri. Bahkan orang yang memiliki suara yang begitu baik yang lantang itu kemudian menggunakan berkat Tuhan itu untuk menghina Tuhan. Bahkan orang yang memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang sehat menggunakannya untuk segala sesuatu kenajisan. Bahkan orang yang memiliki pikiran yang cemerlang menggunakan itu untuk melakukan kejahatan yang makin pandai. Biarlah kita semuanya bertobat. Kita akan dihakimi bukan saja dengan kesalahan-kesalahan kita tetapi kita menyalahgunakan berkat.

Minggu yang lalu kita sudah berbicara mengenai poin yang pertama mengenai pengampunan. (1) Pengampunan adalah tanda kesejatian. Anak Allah yang sejati pasti memiliki kuasa untuk mengampuni. Saya sudah menjelaskan berkenaan dengan dua aliran di dalam Alkitab. Yang pertama adalah generasi orang-orang keturunan kegelapan. Yang kedua adalah generasi anak-anak terang. Kedua-duanya memiliki tanda yang signifikan. Anak-anak dunia, anak-anak kegelapan memiliki dua tanda ini. Pertama adalah peninggian diri, yang kedua adalah balas dendam. Itu ada dalam Kejadian pasal 4. Dan yang kedua adalah aliran dari anak-anak terang. Anak-anak Allah, anak-anak yang sudah dilahirbarukan, anak-anak yang sudah menerima pengampunan dari Yesus Kristus, anak-anak yang sudah mendapatkan Roh Kudus di dalam hatinya. Dua tanda ini ada yaitu pengujian diri, yang kedua adalah kemampuan untuk mengampuni. Memang ini adalah sesuatu kuasa yang diberikan oleh Allah. Kita tidak mungkin memberikan pengampunan sebelum kita menerima pengampunan. Sebaliknya adalah pengampunan itu seberapa berat pun, Alkitab menyatakan orang kalau memandang kayu salib, mengerti bahwa dosanya jauh lebih berat daripada musuh kita yang bersalah kepada kita.

Yesus Kristus memberikan satu cerita. Ada satu orang hamba yang memiliki hutang kepada raja 10.000 talenta. Dan raja itu mau menegakkan keadilannya, "Bayar hutangmu kepadaku." Maka orang tersebut dengan gemetar, takluk kepada raja itu dan berkata "Aku tidak bisa membayar hutangku. Kasihanilah aku. Bebaskan aku dari hutang itu." Orang ini tidak meminta untuk raja itu bersabar kepada dia. Karena memang sesabar-sabarnya raja itu, orang ini tidak bisa membayar hutangnya. Hutangnya 10.000 talenta. Alkitab menyatakan satu dinar adalah upah satu orang bekerja satu hari. Dan satu talenta adalah 6.000 dinar. Berarti kalau dia berhutang 10.000 talenta, maka dia berhutang 60 juta dinar. Dan kalau itu 60 juta dinar berarti dia harus bekerja 60 juta hari. Kalau orang itu umur produktifnya saja dia mampu bekerja selama 60 tahun tanpa libur. Tidak ada satu pun orang yang bekerja 60 tahun tanpa berhenti. Satu generasi masa efektifnya hanya 40 tahun. Tetapi kalau seandainya satu orang ini bisa efektif bekerja tanpa libur 60 tahun, maka dia baru bisa membayar 21.900 dinar saja. Berarti dia harus membayar hutangnya 10.000 talenta itu berapa lama? Maka itu adalah 2.739 tahun. Dan itu artinya 46 keturunan, membayar satu dinar demi satu dinar setiap hari, setiap bulan. Tidak bisa untuk menabung. Tidak ada hari libur bagi dia dan sepanjang 46 keturunan ke bawah. Dan satu keturunan harus bekerja 60 tahun penuh. Ini yang Yesus Kristus ajarkan, di hadapan Allah hutang kita itu tidak bisa terbayar. Saudara-saudara tidak pernah bisa mengatakan kepada Tuhan seperti ini, "Tuhan, sabarlah kepadaku. Aku akan membayar dosa-dosaku. Aku akan membayar hutangku kepada-Mu." Saudara-saudara tidak pernah akan bisa. Satu-satunya yang bisa kita lakukan kepada Tuhan adalah, "Tuhan ampuni dosaku, ampuni kesalahanku. Hapuskan hutangku, Tuhan. Aku tidak mungkin bisa membayarnya, begitu besar." Dan kemudian orang itu dihapuskan hutangnya. Orang itu keluar dan kemudian bertemu dengan satu orang temannya datang kepada dia dan kemudian orang ini mengingat temannya hutang kepada dia. Dia hutang 100 dinar. Ingat, satu dinar adalah upah satu hari. Berarti dia hutang 100 hari kerja. Bandingkan dengan hutang 2.739 tahun kerja. Tetapi orang ini yang sudah diampuni keluar, "Hai, kamu hutang dengan saya." Dan kemudian orang yang hutang itu gemetar, "Ampuni saya." "Oh, tidak ada pengampunan! Engkau sudah menyakiti aku. Aku sakit sekali dengan perkataanmu dan perbuatanmu. Engkau harus dihukum. Aku tidak akan mengampuni engkau." Yesus kemudian mengatakan raja itu mendengarkan seluruh apa yang dikatakan ini. Maka dia kemudian mengirim utusannya lalu kemudian membuat orang yang berhutang 60 juta dinar ini masuk di dalam penjara.

Tuhan menginginkan pengampunan itu diberikan bukan karena orang itu menjadi baik kepada kita. Mungkin saudara dan saya mengatakan, "Bagaimana saya mau mengampuni kalau orang itu tidak berubah?" Pengampunan kekristenan itu bukan berdasarkan orang itu berubah, tetapi berdasarkan hutang kita sudah dilunaskan oleh Yesus Kristus di atas Kalvari. Ini menjadi sesuatu prinsip di dalam pengampunan kita. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi Tuhan memberikan prinsip bahwa Dia sudah memberikan modal kita mengampuni. Ada satu cerita yang sangat berat yang sungguh-sungguh terjadi. Keluarga Corrie ten Boom dihukum oleh Nazi masuk ke dalam kamp konsentrasi. Dan kemudian papa dan saudaranya dibunuh di dalam kamp konsentrasi itu. Dan setelah bertahun-tahun lamanya itu terjadi lalu suatu hari Corrie ten Boom diminta untuk bersaksi dan berkhotbah di satu gereja yang kecil. Dan kemudian dia berbicara berkenaan dengan Firman Tuhan dengan topik pengampunan. Lalu kemudian setelah selesai, maka satu persatu dari orang itu menyalami dia. Dan kemudian tiba-tiba ada satu orang datang di depan wajahnya dan kemudian mengambil tangan Corrie ten Boom. Dan kemudian dia dengan satu suara yang Corrie ten Boom sangat familiar, maka laki-laki ini mengatakan, "Apakah benar apa yang engkau itu khotbahkan?" Mata Corrie ten Boom terbelalak. Ia tidak mungkin lupa orang inilah yang menjadi algojo di tempat kamp konsentrasi itu. Seluruh tubuh dari Corrie ten Boom bergetar. Dia baru saja bicara mengenai pengampunan. Sekarang di depan dia ada orang yang membunuh saudaranya dan papanya. Kemarahan mulai muncul, ada perbedaan yang besar antara teologia yang benar dan kemungkinan berespon. Tetapi Roh Kudus bekerja, maka Corrie ten Boom tidak memberikan kesempatan kepada setan untuk berkuasa. Roh Kudus bekerja di dalamnya dan mengingatkan akan dosa Corrie ten Boom di hadapan Allah yang suci itu. Dan kemudian dia dengan cepat mengatakan, "Iya, bahwa apa yang saya khotbahkan itu adalah benar. Tuhan mengampuni saya." Dan dengan gemetar maka pengampunan itu dilepaskan. Meskipun sangat sulit tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan Doa Bapa Kami tidak diajarkan kepada semua orang. Doa Bapa Kami diajarkan hanya untuk murid-murid yang terpilih, kepada orang-orang yang sudah lahir baru saja, orang-orang yang di mana Roh Kudus itu ada di dalamnya. Kita tidak diminta oleh Tuhan memberikan pengampunan atas kekuatan pribadi. Kita diminta oleh Tuhan memberi pengampunan karena kita tahu kita sudah diampuni.

(2) Pengampunan adalah kondisi hidup yang benar, yang tanpa beban, yang tanpa hambatan di hadapan Allah. Banyak dari kita menanggung beban yang tidak perlu. Biarlah kita memiliki hidup yang tenang. Langkah kita ringan karena tidak ada beban. Kita memiliki hati nurani yang bersih. Kenapa kita menyimpan kesalahan orang lain? Ampuni orang itu. Tuhan adalah Tuhan yang adil. Alkitab mengatakan, “Biarlah pembalasan ada pada-Ku dan bukan padamu.” Jangan menghakimi orang lain. Jangan menyimpan kesalahan orang lain. Berdoalah di hadapan Tuhan katakan, “Aku mengampuni orang itu, aku melepaskan kesalahan orang itu daripadaku, karena Engkau sudah melepaskan kesalahanku daripada-Mu.” Apakah itu artinya bahwa orang itu akan pergi tanpa Tuhan mengadili? Jawabannya adalah tidak. Tuhan akan tetap mengadili orang itu. Dosa orang itu harus tetap berhadapan dengan Allah yang suci. Tetapi bukan urusan kita dan bukan hak kita untuk menghakimi orang itu, untuk memegang kesalahan daripada orang itu. Ketika kita memegang kesalahan orang itu dan tidak mau mengampuni, maka kita menyimpan kotoran di dalam hati kita.

Suatu hari seorang guru sedang mengajarkan pengampunan kepada anak-anak di kelasnya. Dan kemudian dia meminta setiap dari anak-anak itu untuk merenung dan kemudian dia mengatakan coba bayangkan pada saat ini siapa saja, tuliskan nama orang-orang yang engkau benci, yang engkau sulit sekali mengampuni, yang terus ada dalam pikiran dan hatimu. Lalu murid-murid itu menuliskan. Ada yang menuliskan satu nama. Ada yang menuliskan tiga nama. Ada yang menuliskan lima nama. Lalu setelah selesai menuliskan. Lalu kemudian guru itu mengambil tomat dari bawah mejanya. Kemudian dia datang kepada satu meja, berapa orang yang engkau benci? Murid itu mengatakan dua. Maka dia kemudian kasih dua tomat. Lalu kemudian kepada orang yang lain lagi, berapa orang yang kamu benci? Lalu dikatakan empat. Lalu kemudian dikasih empat tomat. Di meja lain lagi berapa yang engkau benci? Enam, kemudian kasih enam tomat. Lalu kemudian guru tersebut memberikan kantungan plastik kepada mereka. Lalu kemudian guru itu memberikan satu aturan permainan. Tomat itu harus masuk di dalam kantungan plastik dan harus ada di tempat mereka dan mereka harus membawanya setiap hari. Dan kemudian mereka akan membawanya sepanjang tiga bulan. Pertama-tama mereka tidak menyadari apa yang terjadi dan terus kemudian mereka membawa tomat itu kemana-mana dan tentunya akan mempersulit gerakan mereka. Seminggu, dua minggu maka kemudian tomat itu menjadi sangat bau karena busuk. Dan kemudian ada lalat di mana-mana dan mulai ada di dalam tomat itu. Tetapi mereka tidak boleh melepaskan diri mereka dari tomat itu. Mereka berusaha untuk terus melepaskan diri dari tomat itu tetapi aturan permainan adalah tidak diperbolehkan. Mereka harus membawa tomat itu selama berbulan-bulan dengan bau yang sangat menyengat dan begitu banyak lalat yang mengerubungi. Saudara-saudara, mengapa hal yang itu harus ada dalam hidup kita? Mengapa hal yang berat dan bau itu harus kita tanggung dan bawa berjalan kemana-mana? Mengapa orang yang bersalah kepada kita harus menutupi mata kita dan membuat sukacita kita itu tidak lagi bersinar? Dan mengapa kita itu terus menerus tidak bisa menikmati hidup di dalam anugerah Tuhan karena kesalahan mereka? Lepaskan beban yang berat dan bau itu. Biarlah kita boleh hidup di dalam kehidupan yang tenang. Berjalan di dalam keringanan. Memiliki hati nurani yang bersih. Biarlah kita melepaskan pengampunan itu dan saudara-saudara merasa bahwa hidup itu tidak adil maka serahkan itu kepada Tuhan yang sanggup mengadili semua orang di hadapan Dia. Tetapi bukan tugas kita untuk menghakimi mereka.

(3) Pengampunan adalah kondisi hidup untuk diberkati Tuhan. Kalau saudara dan saya ingin diberkati oleh Tuhan, jangan simpan kesalahan orang lain. Doa Bapa Kami adalah doa setiap hari. Waktu saudara berdoa, maka saudara pasti akan berdoa minta berkat, minta perlindungan dan minta pengampunan kepada Tuhan. Ketika saudara berbicara minta pengampunan Tuhan langsung ayat ini muncul membuat kita menyadari hati nurani kita berbicara sendiri kepada kita. Engkau harus mengampuni terlebih dahulu, ingat Doa Bapa Kami. Biarlah kita belajar untuk hidup terbuka diberkati oleh Tuhan. Hidup dengan doa yang didengar. Sebenarnya di dalam hidup ini maka doa kita tidak didengar bukan karena orang lain. Hidup kita tidak diberkati itu bukan karena orang lain. Itu semua adalah karena kita berespon secara salah dan tidak taat. Tidak ada orang lain yang bisa menjatuhkan kita, bisa menghancurkan hidup kita, atau bisa menutup berkat Tuhan kepada kita. Kalau berkat Tuhan tertutup bagi kita, kalau kita hancur hidupnya, jawabannya adalah karena kita sendiri. Dan kita tidak mau mengampuni, bahkan celakanya kita itu prejudice dengan seseorang.

Cerita ini sungguh-sungguh terjadi. Ada saudara kembar, mereka begitu dekat sejak dari kecil. Mereka satu rumah bahkan satu pekerjaan. Dan mereka memiliki toko yang sama dan mereka pemilik dan bekerja di dalam toko itu. Dan kemudian suatu hari ada uang $100 dari pembayaran customer diletakkan di atas meja toko itu. Tetapi kedua orang itu tidak langsung mengambil uang itu karena mereka sibuk satu dengan yang lain. Dan kemudian beberapa menit kemudian salah satu dari saudara itu mengatakan, “Uangnya $100 tadi di mana?” Lalu kemudian satunya mengatakan, “Saya tidak tahu.” Dan satunya mengatakan, “Enggak, tadi ada di sini.” “Oh, aku tidak tahu, aku tidak ambil.” “Engkau jangan bercanda dengan aku, engkau mengambil uang ini.” “Aku tidak bercanda, kamu jangan menuduh saya.” Dan kemudian kalimat-kalimat itu kemudian menjadi sesuatu yang memuncak dalam kemarahan. Yang satu menganggap saudaranya itu tidak jujur dan yang satu menganggap saudaranya menuduh dia. Dan kemudian kedua orang itu sejak hari itu kemudian makin lama makin retak. Dan mereka saling tidak mempercayai dan kemudian mereka mulai menyekat tokonya. Dan mereka tidak berbicara satu dengan yang lain selama 15 tahun! Tiba-tiba suatu siang ada seseorang datang. Pertama ke toko ini lalu kemudian ke toko dari kembarannya. Dan orang ini mengatakan hal yang sama, “Saya mau minta ampun dan minta maaf kepada kamu. Hati nurani saya sudah tidak tenang sepanjang 15 tahun.” Lalu kemudian penjaga toko itu mengatakan apa yang terjadi. “Pada waktu itu engkau berdua sibuk satu dengan yang lain, saya mengambil uang $100 di meja itu. Dan kemudian saya mencurinya dan saya pergi.” Cerita yang sama dia ceritakan kepada toko di sebelah dia. Dan kemudian orang itu minta ampun dan mengembalikan uang itu dan dia itu pergi. Dan kedua saudara kembar itu dengan wajah yang sudah keriput dan rambut yang memutih, mereka terdiam dan air mata terus bercucuran. Kemudian mereka keluar dan saling memeluk satu sama yang lain tertunduk dan terus menerus menangis. Mengapa tidak ada pengampunan? Mengapa pikiran kita prejudice dengan orang lain? Prejudice adalah salah satu hal yang mematikan dalam kehidupan rohani kita. Saudara menghakimi di dalam mental saudara. Saudara berpikir yang negatif kepada orang itu di dalam diri saudara. Dan ketika saudara dan saya mengikutinya, saudara masuk ke dalam jebakan setan yang saudara pikir kebenaran. Dan itu akan mematikan kerohanian karena Allah itu tidak berkenan kepada kita. Murah hatilah kepada orang lain. Berikan pengampunan kepada orang lain. Hancurkan dosa dari prejudice itu. Biarlah hidup kita yang satu kali adalah hidup yang diberkati oleh Tuhan.

(4) Pengampunan adalah tugas dari anak-anak Allah. Ini adalah panggilan kita sebagai anak-anak Allah hidup di tengah-tengah dunia. Sekali lagi Tuhan tidak akan memberikan kepada kita tugas yang kita tidak bisa tanggung. Kenapa kita diminta untuk mengampuni? Karena kita sudah mendapatkan pengampunan. Ingatlah, ini prinsip panggilan. Ini adalah prinsip dari tugas Kristiani. Kita tidak akan dituntut untuk melakukan sesuatu yang kita tidak miliki. Jikalau Tuhan minta kita melakukan karena terlebih dulu Tuhan sudah memberikannya kepada kita. Alkitab memberikan kepada kita tugas-tugas sebagai orang Kristen. Kasihilah satu dengan yang lain seperti Aku mengasihi engkau. Berarti Kristus sudah mengasihi kita baru kita mempunyai kemampuan untuk mengasihi orang lain. Kristus mengatakan, “Pergi! Jadikan seluruh bangsa murid-Ku!” Kristus mengatakan bukan hanya mengatakannya tetapi Dia terlebih dulu pergi. Kristus menyatakan, “Hiduplah suci!” Itu karena Kristus sendiri sudah memberikan Roh-Nya yang suci dalam hidup kita. “Engkau berdoa! Berdoa dengan tekun!” Seluruh agama memberikan perintah untuk berdoa tetapi hanya Kristus Yesus yang memberikan perintah dan kuasa berdoa. Dia memberikan Roh-Nya yang suci untuk mendorong kita berdoa. Sama dengan hal perintah ini, “Ampunilah mereka. Ampunilah satu dengan yang lain.” Itu adalah karena Aku sudah mengampuni engkau terlebih dahulu.

Malam hari itu Yesus mempersiapkan perjamuan malam. Dan kemudian setelah itu Dia ditangkap di taman Getsemani. Dia kemudian disiksa, ditampar, diludahi. Dan kemudian pada pagi hari Dia harus memikul salib, seluruh tubuh-Nya berdarah, Dia mesti menjalani jalan salib itu. Dan kemudian sampai di atas Kalvari, kedua tangan dan kaki-Nya dipaku. Dan kemudian salib itu ditegakkan. Dan di tengah-tengah seluruh hal yang memalukan, seluruh hal yang disalah mengerti, dan bagaimana mereka itu sangat mempermalukan Yesus Kristus, Anak Allah yang suci yang tiada dosa. Tetapi Yesus Kristus menggunakan kalimat pertama-Nya adalah, “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Itulah sebabnya Dia mengajarkan kepada kita kalimat ini, “Ampunilah kami Tuhan akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Yesus Kristus bukan saja memberikan perintah ini, Dia memberikan kepada kita kuasa untuk menjalankan perintah ini. Dia mau membangun satu umat kerajaan milik-Nya. Komunitas kerajaan Allah yang bergerak di tengah-tengah dunia. Satu komunitas umat milik-Nya sendiri, Imamat yang Rajani. Bangsa yang suci, yang berjalan di dalam kesucian. Bangsa yang mencari kemuliaan Allah, yang saling mengampuni satu dengan yang lain, yang memberikan berkat kepada dunia yang berdosa. Itulah kenapa Matius pasal 6 ini ditulis. Ini adalah doa dari umat Allah sendiri. Ini adalah doa dari komunitas yang ditebus. Ini adalah doa dari umat-umat kerajaan Allah. Kiranya kehendak Allah boleh jadi di dalam hidup kita. Kiranya kita belajar untuk memberikan pengampunan agar nama Tuhan boleh dipermuliakan.

Matius 6:9-13

Doa Bapa Kami adalah doa yang meminta untuk pemerintahan Allah mutlak datang di dalam hidup kita. Di dalam Matius 5-7 berisi pengajaran khotbah di bukit Yesus Kristus berkenaan dengan Kerajaan Allah. Dan khotbah ini diberikan khusus kepada murid-murid-Nya. Orang-orang dunia tidak mungkin akan mengerti khotbah ini. Ada cara pandang yang berbeda dengan dunia. Ada asumsi-asumsi dasar yang tidak diketahui oleh dunia. Dan bahkan itu secara presaposisi berbeda dengan apa yang ada di dunia terbalik 180 derajat. Hanya orang-orang yang sudah dilahirbarukan akan mengerti dan menerima ayat-ayat seperti ini. Hanya Roh Kudus jikalau Dia bekerja maka kita akan mengerti prinsip-prinsip Kerajaan Allah yang akan ditegakkan di dunia ini. Bagaimana mungkin dunia bisa mengerti kalimat berbahagialah mereka yang miskin di hadapan Allah, berbahagialah orang yang berdukacita karena kebenaran. Sama dengan doa Bapa Kami ini, doa Yesus Kristus yang diajarkan untuk murid-murid-Nya. Dan tujuan doa ini biarlah di dalam isi hatimu yang terdalam engkau minta satu hal yaitu minta pemerintahan Allah, Kerajaan Allah, kehendak Allah itu jadi. Orang-orang yang sudah dilahirbarukan, engkau dimiliki dan engkau memiliki Allah. Engkau bukan lagi milikmu sendiri. Engkau sudah ditebus oleh Kristus Yesus yang menjadi milik Allah sepenuhnya. Maka cari dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Seluruh apa yang menjadi isi hati-Nya dijadikan di tengah-tengah dunia melalui hidupmu. Maka tiga dari permohonan pertama adalah bicara berkenaan dengan pemerintahan Allah (vertikal). “Bapa Kami yang di sorga. Dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu. Di bumi seperti di sorga.” Yesus menyatakan Yesus mengajarkan itulah seluruh isi hati orang Kristen. Sama seperti isi hati-Nya. Yaitu kehendak Allah itu dijadikan. Meskipun sulit dan harus sangkal diri serta pikul salib. Meskipun kita dimusuhi oleh dunia. Meskipun secara daging itu bukan keinginan kita. Tetapi uniknya orang-orang yang sudah dilahirbarukan, selalu memiliki teriakan ini di dalam hatinya. Ketika Roh Kudus bekerja, ada teriakan, hidup yang hanya satu kali itu hanya ingin untuk memperkenan Dia. Kemudian tiga permohonan kedua adalah horisontal. “Berikan makanan kami secukupnya pada hari ini. Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Ini berbicara berkenaan dengan masa kini, masa lalu, dan masa depan. Orang yang mendoakan doa Bapa Kami ini, yang cara hidupnya prinsip hidupnya sinkron dengan doa Bapa Kami, akan mengalami apa yang disebut sebagai providensia Allah di dalam segala kehidupannya. Allah kita adalah Allah yang memenuhkan seluruh kebutuhan kita baik itu jasmani maupun rohani. Allah kita adalah Allah masa kini, masa lalu, dan masa depan bagi umat-Nya. Tidak ada satu bagian pun di dalam kebutuhan hidup kita, satu titik pun di dalam tubuh dan jiwa kita yang tidak akan di-supply oleh Dia. Dan tidak ada satu pun dari waktu-waktu kita, masa lalu, masa kini dan masa depan yang tidak diperhatikan oleh Dia.

Sekarang saya akan masuk ke dalam permohonan keenam ini. Ayat 13. “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” Ini adalah satu ayat yang sebenarnya sulit, yang mengandung berbagai macam dimensi kehidupan. Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah Allah itu mencobai umat-Nya? Tidak! (Yakobus 1:13) Kita memiliki satu keyakinan bahwa Allah tidak mencobai siapapun saja. Tetapi kenapa di dalam Kejadian 22:1 dikatakan bahwa Allah mencobai Abraham dengan meminta anak Abraham yaitu Ishak itu untuk dimatikan. Matius 4 menyatakan bahwa Yesus dipimpin oleh Roh Kudus pergi ke padang gurun untuk dicobai oleh setan. Apakah Roh Kudus begitu jahat sehingga membawa Yesus pergi ke padang gurun untuk dicobai? Saya akan coba untuk menjawab seturut dengan apa yang Reformed Teologi itu katakan kepada kita. Di dalam bahasa aslinya, berkenaan dengan pencobaan bisa diterjemahkan atau diinterpretasikan sebagai pengujian. Pencobaan dipakai oleh setan untuk menjatuhkan. Tetapi pengujian dipakai oleh Allah untuk menaikkan seseorang. Secara konteks sama tetapi beda motivasi. Pada waktu itu Adam dan Hawa dalam keadaan yang baik. Dan Allah itu kemudian mengijinkan setan masuk. Setan masuk dan menggoda Adam dan Hawa dengan tujuan di dalam hati agar supaya Adam dan Hawa itu jatuh di dalam dosa. Perhatikan konteks itu. Konteks yang sama. Sama-sama yang diuji Adam dan Hawa. Sama-sama kasusnya adalah buah terlarang. Dan tempatnya sama di Eden. Konteksnya sama tetapi setan itu mau menjatuhkan. Tetapi Allah mengijinkan itu untuk menguji. Ini adalah prinsip utama yang kita harus mengerti. Jikalau ada hal-hal yang sangat sulit untuk kita tanggung sebagai manusia, yang membuat kita berlinang air mata, yang bahkan menghancurkan jiwa dan bahkan seakan-akan hidup kita, konteks itu dipakai oleh setan untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Tetapi konteks itu dipakai oleh Allah untuk menguji kita apakah kita mau berlindung kepada Dia, dan menguji kita untuk kita boleh menang. Kita tidak suka dengan ujian tetapi merupakan absolute necessity. Ketika anak kita mendapat test, kita tahu supaya anak kita bisa diuji dan nyata bahwa dia itu layak, dia mampu, dia lulus. Dan guru yang baik membuat tes kepada murid-muridnya dan berharap murid-muridnya itu lulus. Itulah hal yang paling mendasar yang kita harus mengerti. Allah tidak mencobai. Itu artinya bahwa Allah tidak memiliki satu maksud yang jahat untuk menjatuhkan kita. Tetapi itu tidak berarti bahwa Dia tidak memberikan ujian-ujian kepada kita. Kadang Allah itu memberikan satu kebebasan kepada musuh-musuh-Nya yaitu setan untuk mencobai kita, pada saat yang sama, Dia menguji kita. Hal yang sama pada Ayub. Bagaimana Allah membiarkan setan dengan seluruh rencananya. Tetapi di tempat yang lain Allah membatasi setan. Dan di dalam 1 Korintus 10:13, Allah dalam pencobaan itu memberikan kekuatan kepada anak-anak Tuhan sehingga anak-anak Tuhan mampu, untuk bertahan dan menang di dalam pencobaan.

Doa Bapa Kami adalah doa yang di set oleh Kristus untuk kita doakan setiap hari. Satu doa yang selalu kita katakan setiap hari dengan spirit yang sama yaitu sinkron dengan doa Bapa Kami. Entah kita berdoa dengan kalimat yang sama atau tidak. Sekarang saya akan menjelaskan apa arti di dalam ayat 13 ini.

  1. Doa ini meminta Tuhan menolong kita melepaskan kita dari penguasaan si Setan. Lepaskan kami dari pada yang ‘jahat’, di dalam bahasa aslinya bisa berkonotasi dua. Yang pertama, jahat secara sifat yaitu sifat kejahatan. Dan yang kedua adalah yang si jahat itu sendiri. Kita tahu bahwa setan itu yang menjadi musuh Kristus, menjadi musuh kita. Yesus Kristus sendiri pernah mengatakan kepada murid-Nya bahwa dunia itu akan membenci engkau dan tidak pernah murid itu lebih tinggi daripada gurunya. Apa yang terjadi kepada gurunya, itu akan terjadi kepada murid. Setan berusaha untuk menggocoh, menghancurkan Yesus Kristus. Dan setan dan dunia dengan sifat kejahatannya juga akan menghancurkan, berusaha menggocoh anak-anak Tuhan. Perhatikan yang menjadi sasaran setan adalah yang pertama mempermalukan Tuhan, membuat Tuhan untuk dihina oleh dunia termasuk dihina oleh anak-anak Tuhan. Dan yang kedua, sasaran setan adalah menghancurkan iman. Ada orang yang imannya hancur karena penderitaan, kehilangan, ketakutan tetapi ada pula orang yang imannya hancur karena kehidupan yang nyaman. Setan mengerti bagaimana cara untuk menjatuhkan kita. Dan di dalam Alkitab dengan jelas diajarkan banyak anak Tuhan tidak hilang imannya di dalam penderitaan tetapi hilang imannya di dalam kenyamanan. Jangan berpikir bahwa kehidupan yang nyaman berarti aku tidak masuk ke dalam pencobaan. Setan mungkin sekali mencobai kita untuk kehilangan iman dengan kenyamanan hidup, tidak lagi memiliki api, tidak lagi memiliki visi, tidak lagi memiliki semangat bagi Kristus. Hidup berpikir bahwa seperti inilah yang kita itu layak untuk jalani. Perhatikan baik-baik bagaimana orang-orang Kristen di Nigeria, Cina, Korea Utara yang mengalami aniaya. Semakin aniaya itu terjadi, semakin darah itu tercurah, semakin banyak orang menjadi Kristen, semakin banyak tentara itu dimunculkan oleh Kristus. Sebaliknya, di negara seperti ini, yang tidak ada penganiayaan, banyak orang yang berapi-api masuk ke dalam negeri Australia, 10 tahun kemudian saudara suam-suam kuku, 5 tahun kemudian saudara berkompromi dengan dunia. Berdoalah untuk minta apapun yang terjadi, apakah itu di dalam air mata atau senyuman, di dalam bahaya atau keamanan, nama Tuhan bisa kita permuliakan dan kita tidak hancur imannya. Itu tidak berarti bahwa kita minta penderitaan tetapi kita harus menyadari bahwa konteks-konteks hidup itu dipakai oleh setan untuk kita terus menerus di dalam penguasaannya. Sering sekali di dalam Alkitab, kehidupan yang nyaman itu kemudian dicabut oleh Tuhan lalu kemudian dibuat kehidupan yang tidak menentu tetapi kemudian orang ini berkemenangan imannya. Ini adalah cara kerja Tuhan yang kita sendiri tidak bisa mengerti tetapi Tuhan menyatakan kepada kita untuk kita minta untuk dilepaskan dari sang jahat atau keadaan yang jahat itu. Kiranya Tuhan menjagai iman kita di dalam keadaan baik sulit maupun lancar. Sehingga di dalam keadaan apapun saja, iman kita bertumbuh dan tidak hancur. Dan kita tidak mempermalukan nama Tuhan.
  2. Pernyataan ketergantungan kita kepada Bapa akan belas kasihan-Nya. Dengan mendoakan ini, kita mengakui bahwa kita lemah, rapuh, kita itu perlu anugerah. Kita memerlukan belas kasihan Tuhan. Kita memerlukan perlindungan Tuhan. Kita tidak dapat berdiri dengan kaki kita sendiri. Kecuali Tuhan mendirikan kita. Para reformator mengatakan, saya kuat untuk berdiri dengan kaki saya jikalau saya terlebih dahulu berlutut dengan lutut saya. Semua orang Kristen kita harus belajar prinsip ini. Belajar berlutut. Belajar untuk berdoa. Bukan berdoa sebagai jimat. Tetapi doa sebagai proklamasi kita bahwa kita itu tidak bisa apa-apa dan kami membutuhkan anugerah Tuhan. Di dalam 1 Korintus 10:12 menyatakan siapa yang menyangka dirinya teguh berdiri maka engkau harus hati-hati. Ini adalah peringatan Tuhan bagi kita. Oh dunia ini begitu jahat. Dosa itu begitu tajam. Dan setan itu begitu geram dengan kita. Adalah kebodohan jikalau kita tidak meminta pertolongan Tuhan. Orang yang paling bodoh adalah orang yang ketika dia keluar dari rumah tidak mengharap, tidak meminta belas kasihan Tuhan. Siapa orang yang paling sombong di dunia? Orang yang paling sedikit berdoa. Hidup ini fragile. Kita mudah sekali kehilangan iman. Kita mudah sekali untuk jatuh. Kita mudah sekali untuk dicobai dan kemudian kita meninggalkan jalan kesucian. Dunia dan setan itu terlalu kuat bagi kita. Daud adalah yang dekat dengan hati Tuhan, seperti biji matanya Tuhan. Tetapi kenapa dia jatuh di dalam dosa kemalasan? Dan kemudian jatuh di dalam dosa perzinahan? Setelah itu masuk ke dalam dosa kebohongan secara publik dan berlanjut dengan dosa pembunuhan? Bukankah seluruhnya itu sangat tidak masuk akal? Jikalau Daud sendiri bisa jatuh. Siapakah kita? Kita adalah orang-orang yang begitu lemah. Suatu hari Petrus yang begitu sangat mengagumi Yesus Kristus. Dan begitu sangat tulus hatinya. Maka ketika Yesus mengatakan ada saatnya Anak Manusia akan dianiaya dan kamu semua akan pergi meninggalkan Aku, kemudian Petrus dengan kejujuran dan ketulusannya, dengan hati yang berkobar-kobar bagi Kristus, dia mengatakan mereka semua akan pergi tetapi aku tidak akan pergi, aku akan mati bagimu Kristus. Apakah Petrus bohong? Tidak sama sekali. Dia sangat tulus. Lalu kenapa setelah itu kemudian Petrus itu menyangkal Yesus 3 kali bahkan di hadapan pembantu yang kecil? Kenapa keinginannya dan tindakannya begitu berbeda? Itu mengajarkan kepada kita satu hal. Dunia, setan, dosa lebih kejam dan lebih menakutkan dari apa yang kita duga. Kita tidak mungkin kuat menghadap mereka. Kita memerlukan anugerah Bapa. Kalimat-kalimat ini menyadarkan we are nothing. Meskipun sulit, belajar berdoa. Meskipun tidak ada keinginan, belajar berdoa. Charles Spurgeon mengatakan, satu konteks kehidupan yang paling membutuhkan kita berdoa adalah saat kita tidak ingin berdoa. Gereja ini membuat kita bisa memiliki konteks untuk berdoa. Kebaktian berdoa jam 2 siang setiap hari sabtu itu bukan salah satu kegiatan gereja ini. Kebaktian doa jam 2 siang setiap hari Sabtu adalah pangkal dari gereja ini berdiri. Kalau pangkal itu dipotong, seluruhnya akan runtuh. Dan pangkal itu adalah belas kasihan Tuhan, bukan kehebatan atau talenta atau pengalaman kami. Yang sehebat apapun, yang setulus apapun, nothing di hadapan setan kecuali Tuhan menopang kita. Ketika kita berdoa, hati kita mengharapkan belas kasihan itu. Ketika kita berdoa, kita membuka pintu-pintu sorga untuk memberikan berkat-berkat rohani kepada kita.
  3. Kita mengundang Allah berintervensi di dalam hidup kita. Kita meminta dengan sadar Allah berintervensi di dalam kehidupan kita. Pertanyaannya adalah siapa yang mencobai kita? Orang lain? Setan? Ya itu bisa. Yakobus mengatakan diri kita mencobai kita sendiri dengan keinginan-keinginan yang tidak suci (Yakobus 1:14). John Owen mengatakan dalam bagian ini: Jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat yaitu hati kami sendiri. Masuk ke dalam pencobaan itu belum tentu dosa. Yesus Kristus itu masuk ke dalam pencobaan di padang gurun, Dia dicobai berkali-kali, tetapi Dia tidak berdosa. Tetapi perhatikan betapa banyak hidup kita masuk ke dalam pencobaan dan jatuh di dalam pencobaan bukan karena orang lain, bukan karena setan, tetapi adalah karena keinginan berdosa kita yang kita buahi. Daud tidak ditodong dengan senjata untuk berzinah. Dia sendiri yang mencari perempuan yang sedang mandi dan mengulang perbuatannya serta menyukainya. Hal-hal seperti itu tidak sama sekali didorong oleh yang jahat. Sehingga ketika Allah itu menghardiknya melalui nabi Natan, Allah menyatakan bukankah engkau sudah mendapat anugerah demi anugerah dan kalau kurang, Aku berikan anugerah-anugerah lagi? Tetapi engkau menghina Aku dengan perbuatanmu ini. Berkali-kali kita jatuh karena keinginan kita yang berdosa yang kita buahi. Kita harus hati-hati dengan hati kita sendiri. Maka ketika kita berdoa kepada Tuhan, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, itu artinya adalah Tuhan berintervensilah di dalam hidupku. Kalau Tuhan itu menutup jalan kita yang membuat akhirnya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan itu, maka bersyukurlah. Kita perlu bersyukur untuk segala banyak hal yang tidak terjadi, tidak dikabulkan Tuhan karena Dia berintervensi di dalam hidup kita. Perhatikan bagaimana Allah membiarkan Firaun masuk ke dalam pencobaan dengan membiarkan apa yang diinginkan Firaun terjadi. Setiap kali keinginan jahat kita terjadi, kita harus gemetar karena itu artinya Tuhan membiarkan kita. Kita harus minta Tuhan berintervensi dalam hidup kita. Kita harus minta Tuhan menjagai kita. Kita harus menyadari hati kita itu jahat. Tendensi hati kita selalu menyimpang dari jalan kesucian. 
  4. Doa ini menyadarkan kepada kita untuk kita selalu awas di dalam perang. Kita harus alert bahwa setelah kita menjadi pengikut Kristus, ada musuh. Alkitab dengan jelas menyatakan setan itu dengan sabar berkeliling seperti singa mengaum-ngaum siap untuk menerkam. Ini adalah kesabaran dan ketahanan setan. Dan bahkan yang jahat kadang tidak terlihat, dan yang jahat itu seakan-akan tidak sedang menyerang. Tetapi tiba-tiba dia bisa menyerang dan langsung untuk menghancurkan. Ini adalah doa untuk kesiapan selalu untuk perang. Ada satu buku yang saudara harus membacanya. Buku ini ditulis oleh S. Lewis, berjudul Screwtape Letters. Saudara bisa melihat bagaimana setan itu memiliki strategi yang bisa dipikirkan oleh C.S. Lewis. Tentu C.S. Lewis tidak mungkin bisa membaca seluruh pikiran setan tetapi yang dituliskannya mencengangkan kita. Setan itu begitu sabar, cerdik, teliti. Setan itu membidik kita. Saya tidak mau untuk khotbah ini meninggikan setan, tetapi kita harus mengerti siapa musuh kita. Kecuali kita sekali lagi bersandar kepada Allah yang memberikan anugerah, maka Roh Kudus itu memberikan kepada kita satu pengertian ketajaman melihat musuh itu. Ada satu pelajaran yang Tuhan ajarkan kepada saya untuk selalu alert. Dulu ketika saya kuliah, Pdt. Stephen Tong mengajarkan beberapa mata kuliah misalnya Soteriology – Doktrin Keselamatan, dan Christology adalah Doktrin Kristus, dan kami mendapatkan begitu banyak berkat. Biasanya dia akan mengajar kita pada hari Jumat dan setelah doa pembukaan, dia akan memanggil seseorang secara acak untuk mempresentasikan pelajaran apa yang sudah dibicarakan minggu yang lalu oleh Pdt. Stephen Tong. Saya mengikuti pelajaran dia kurang lebih adalah dua tahun. Setiap kali saya ada di kelasnya saya selalu belajar terlebih dahulu, saya selalu siap, kecuali satu hari itu, karena hari itu anak saya rewel dan kemudian saya tidak punya waktu untuk menyiapkan diri. Dan tepat pada hari itulah saya dipanggil ke depan, akhirnya saya katakan hari ini saya tidak siap. Dan kemudian dia mengatakan satu minggu itu kamu ngapain? Saya diam. Saya malu. Minggu-minggu selanjutnya saya berharap dipanggil, sampai akhir semester tidak pernah dipanggil sampai sekarang. Pada waktu itu saya langsung teringat ayat ini. Pelajaran hari itu itu sungguh-sungguh membuat saya mengerti tidak ada satu waktu di mana saudara melepaskan seluruh senjata perlengkapan perang saudara.

Di dalam Alkitab ada empat pribadi yang dicatat yang merupakan wakil dari setan. Binatang yang keluar dari dalam laut dan itu adalah bicara berkenaan dengan penganiayaan secara fisik bagi gereja Tuhan. Di dalam Wahyu dikatakan bahwa yang terpenting untuk menghadapi binatang ini adalah ketabahan. Orang yang sudah ditentukan untuk mati dengan pedang, dia akan mati dengan pedang.

Lalu kemudian hal yang kedua adalah binatang yang keluar dari dalam bumi. Dikatakan bahwa itu mukanya seperti domba tetapi sebenarnya adalah naga. Itu dibandingkan dengan apa yang ada di dalam kitab Wahyu maka singa dari Yehuda itu adalah domba yang tersembelih yaitu Yesus Kristus. Binatang seperti domba tetapi sebenarnya adalah naga melambangkan pengajar-pengajar yang kelihatan Kristen tetapi sesat, guru-guru, hamba-hamba Tuhan palsu. Dan itu adalah pengajar-pengajar yang memiliki cap 666 di dahinya di dalam tanda binatang tersebut. Ada perang yang membuat kita jatuh di dalam teologia dan mengikut Yesus Kristus. Di dalam kitab Wahyu, Yohanes menyatakan yang paling penting di dalam menghadapi binatang ini adalah hikmat membedakan.

Dan ketiga yang menjadi wakil dari setan itu adalah Babel. Dikatakan itu adalah pelacur besar. Alkitab berbicara mengenai Babel adalah bicara mengenai kehidupan, filosofi, teologi yang melawan Allah, anti-theist. Menara Babel itu dibangun melawan Allah. Babel dengan pemimpinnya Nebukadnezar, Nebopolassar, Nabonidus semuanya melawan Allah melalui melawan umat Allah. Banyak anak Tuhan kemudian jatuh karena Babel. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Ravi Zacharias, Babel pada zaman ini boleh dikatakan di dalam tiga hal ini. Yang pertama adalah hidup materialism, yang kedua adalah hidup hedonism, dan yang ketiga adalah hidup secularism. Hidup materialism melihat apa pun saja berdasarkan materi. Saudara memiliki self-confident adalah berdasarkan berapa property, berapa uang yang kita itu miliki. Kalau saudara tidak memberikan perpuluhan, saudara masuk dalam jebakan filsafat materialism. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan engkau tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Engkau harus memilih antara Allah dan mamon. Hal yang kedua adalah hedonism. Hedonism adalah pleasure at any cost. Adalah kesenangan dengan berapapun saja harganya. Dunia ini memberikan kepada kita kehidupan-kehidupan yang makin lama makin nyaman, makin enak. Sampai titik-titik tertentu itu bukan dosa, tetapi ketika bicara berkenaan dengan hedonism, maka ini adalah –ism, maka ini adalah segala sesuatunya saya mesti nyaman. Itulah sebabnya salah satu hal yang kita bersyukur di dalam gerakan ini adalah Pdt. Stephen Tong mengajar kita semua untuk berjuang. Kita semua menyangkal diri. Kita semua lebih banyak memberi. Kita semua mesti bekerja keras. Kita tidak diciptakan untuk kemudian mendapatkan uang lalu kemudian kita nyaman, menikmati hidup, lalu kita masuk di dalam prinsip pleasure at any cost. Yesus Kristus pernah mengajarkan ada orang yang mendapatkan segala sesuatu dan menyimpannya di lumbung lalu kemudian sesudah dia menyimpannya kemudian dia menikmati. Yesus Kristus mengatakan orang itu orang bodoh. Jikalau hari ini engkau mati untuk apa semuanya itu yang kau miliki? Tidak salah untuk mendapatkan hidup yang baik. Tetapi kalau merajakan itu, itu menjadi seluruh hidup kita, maka kita sudah masuk di dalam spirit hedonism. Tetapi masalah utama hedonism bukan cuma itu. Itu mematikan kita memiliki keteguhan di dalam perjuangan di dalam kesungguhan iman. Hal yang ketiga adalah secularism. Secularism adalah paham menyatakan ini adalah yang milik Allah, yang itu bukan milik Allah. Ini adalah kehidupan yang dualistic. Pada hari ini pergi ke gereja mendengarkan baik-baik Firman tetapi Senin-Sabtu bahkan kita memiliki hidup tidak ada hubungannya dengan Firman hari ini. Kita disebut sebagai orang Kristen tetapi atheist praktis. Kita tidak pernah bergumul dengan Firman, dengan Tuhan untuk mengambil keputusan-keputusan. Biarlah kita boleh ingat Abraham Kuyper menyatakan di dalam seluruh tubuhnya tidak ada satu bagian Yesus Kristus tidak berteriak: “It is Mine”.

Dan hal yang keempat adalah setan itu sendiri. Setan itu mau berusaha untuk menghancurkan gereja. Ini adalah peperangan. Ketika kita itu berdoa jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat, biarlah kita boleh mengerti ada sang jahat yang harus kita hadapi dan kita meminta anugerah dari Tuhan untuk melindungi dan memimpin peperangan ini. Kiranya Tuhan memimpin kita, melepaskan kita dari yang jahat.

Matius 6:9-13

Kita sudah masuk ke dalam permohonan keenam dari Doa Bapa Kami. Ini adalah suatu permohonan untuk masa depan. Kita sudah meminta permohonan untuk masa saat ini yaitu, “Tuhan, berikan aku makanan pada hari ini.” Dan kita juga minta untuk Tuhan berintervensi dengan hal-hal masa lalu kita, “Ampuni kesalahan kami.” Dan juga Tuhan berintervensi untuk masa-masa dan jam-jam di depan, “Jangan membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskan kami dari pada yang jahat.” Minggu yang lalu saya sudah memberikan hal-hal yang penting untuk kita mengerti hal ini. Dicobai itu sendiri adalah bukan dosa tetapi jatuh ke dalam pencobaan itu adalah sesuatu dosa. Banyak orang berpikir bahwa jikalau kita dicobai itu adalah sesuatu yang berdosa. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Adam dan Hawa sebelum jatuh di dalam dosa, dia dicobai. Pada waktu itu state manusia bukanlah state yang jatuh di dalam dosa. Tetapi adalah sesuatu yang netral di hadapan Allah. Tetapi kemudian pencobaan itu datang, dijalankan oleh setan dan diizinkan oleh Allah. Seluruh keadaan ini bukanlah dosa. Tetapi kemudian bagaimana respon dari Adam dan Hawa yang mengikuti setan, itu yang membuat manusia jatuh di dalam dosa. Ini adalah hal yang penting! Dicobai itu sendiri bukan dosa. Sama di dalam Alkitab, orang kerja keras itu bukan karena dosa. Banyak orang berpikir bahwa kerja adalah upah dari pada dosa. Tetapi di dalam Alkitab dengan jelas Tuhan mengatakan, usahakanlah taman ini dan juga seluruh bumi usahakanlah seindah Eden.” Panggilan untuk bekerja keras itu sudah ada dari awalnya dan bukan karena upah dosa. Tetapi ketika dosa itu masuk, maka kutuk itu masuk ke dalam bumi. Maka seseorang itu bekerja keras hasilnya tidak sebanding dengan kerja kerasnya. Dan itu adalah hasil dari pada dosa.

Anak-anak Tuhan tidak mungkin luput dari pencobaan. Bahkan sejak Adam dan Hawa pun sudah dicobai sebelum dia jatuh di dalam dosa. Tetapi pertanyaannya adalah ketika dicobai itu apakah kita jatuh di dalam dosa atau tidak. Di dalam Alkitab hanya ada satu pribadi yang dicobai dari berbagai macam sisi dan tidak melakukan dosa yaitu Yesus Kristus. Bahkan ketika itu Yesus Kristus berani menantang orang-orang Farisi, “Buktikan bahwa Aku berbuat dosa!” Ini adalah kalimat tantangan, pertanyaan yang terbuka sampai saat ini. Tidak ada satu orang pun yang bisa menjawab dosa Yesus Kristus apa. Yesus Kristus lebih daripada seluruh pendiri agama. Yesus Kristus lebih daripada seluruh pemimpin politik. Yesus Kristus lebih tinggi daripada siapapun saja manusia yang mengaku bahwa dirinya suci. Apa buktinya bahwa setiap orang itu pasti berdosa? Kuburan! Mereka ada di dalam kuburan. Hanya satu-satunya pribadi yang tidak ada di dalam kuburan yaitu Yesus Kristus. Alkitab menyatakan setiap manusia yang berdosa maka upah dari dosa adalah kematian. Dan Yesus Kristus tidak berdosa itulah sebabnya Ia memiliki hak untuk bangkit. Alkitab dengan jelas mengatakan Dia dicobai dari berbagai macam sisi tetapi tidak melakukan dosa. Di dalam Alkitab juga ada dua orang yang tidak dicatat dosanya. Itu tidak berarti orang ini tidak berdosa sama sekali. Tetapi Tuhan menetapkan untuk dua orang ini tidak dituliskan dosanya. Ini tetap tidak sebanding daripada Yesus Kristus. Siapa dua orang ini yang tidak dicatat dosanya di dalam Alkitab? Yaitu Daniel dan Yusuf, tetapi tetap mereka adalah orang berdosa. Di dalam Alkitab dinyatakan bahwa mereka dicobai dan mereka menjadi contoh bagi kita bagaimana lepas dari pada jebakan dosa. Tetapi di luar dua orang ini, baik dia rasul atau nabi, mereka dicobai, berkali-kali dan mereka jatuh di dalam dosa. Musa berdosa, Daud berdosa, Abraham berdosa, Yunus berdosa, Yesaya berdosa, Yeremia berdosa. Mereka adalah orang-orang yang dipakai oleh Allah dan pencobaan itu dihadirkan kepada mereka. Beberapa kali dan banyak kali mereka menang. Tetapi beberapa kali mereka itu jatuh di dalam pencobaan. Ini mau memberikan kepada kita sesuatu pengajaran bahwa ketika kita sudah jatuh di dalam dosa ketika kita dicobai, kita jangan terus ada di sana. Tuhan itu mengasihi kita, Tuhan akan membangkitkan kita. Lepaskan diri kita dari situasi hal itu. Dan minta pertolongan dari Tuhan dan Tuhan akan memakai kita kembali. Bertobat untuk dosa-dosa yang sudah kita lakukan ketika kita berada di dalam pencobaan dan jatuh di dalam dosa. Tetapi jangan excuse! Jangan membuat satu alasan, “Tuhan, lihat nabi-nabi-Mu itu jatuh di dalam dosa maka aku pun berhak jatuh di dalam dosa.” Maka jiwa yang tidak mengikat diri dan jiwa yang memiliki selalu alasan dia adalah jiwa yang liar di hadapan Allah. Karena Alkitab menyatakan ketika kita dicobai, Allah memberikan jalan keluar. Biarlah kita boleh melihat bagian-bagian dari nabi-nabi dan rasul bagaimana pencobaan itu masuk dan bagaimana mereka itu mengalahkan pencobaan.

Biarlah pada malam hari ini kita mempelajari bagian-bagian di dalam Alkitab untuk kita boleh menyadari dan menghindarkan diri dari jatuh ke dalam pencobaan. Saya hari ini akan berbicara 6 poin keadaan-keadaan yang paling mudah membuat kita jatuh ke dalam pencobaan. Alkitab memberikan kepada kita apa yang menjadi prinsip-prinsip hidup di hadapan Allah. Alkitab juga memberikan kita janji-janji Allah untuk kita keluar dari pencobaan. Tetapi sering sekali kita malas. Kita sering sekali berkata kepada Tuhan, “Kenapa aku jatuh dalam dosa ini?” Padahal kita tidak mempelajari prinsip-prinsip dalam Alkitab. Padahal di dalam Alkitab mengatakan dengan jelas ada keadaan-keadaan mudah sekali jatuh ke dalam pencobaan. Tuhan sudah menuliskannya di sini. Dan biarlah kita boleh mempelajarinya pada malam hari ini, dan mengajarkannya pada jiwa kita untuk menghindarkan diri dari kemudahan jatuh ke dalam pencobaan. Apa keadaan-keadaan yang membuat kita jatuh ke dalam pencobaan?

(1) Hal yang pertama adalah tidak berdoa. Ketika saya berbicara mengenai berdoa, bukan sesuatu doa yang beberapa kalimat dengan hati yang suam-suam kuku lalu kemudian selesai. Tetapi Yesus Kristus berkata, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam bersama Aku? Roh itu penurut tetapi daging itu lemah.” Kita berpikir bahwa yang paling penting adalah qualitativetime. Di dalam Alkitab tidak dibedakan dalam hal itu. Kalau saudara dan saya mau melawan pencobaan, dan mau menang di dalam konteks dicobai, maka saudara dan saya tidak bisa mengatakan yang paling penting adalah qualitativetime of prayer. Yesus Kristus dengan jelas mengatakan tidak sanggupkah engkau berjaga-jaga dengan Aku satu jam saja? Pada waktu itu adalah waktu yang paling penting di dalam rencana Allah, yaitu salib. Ini adalah isi hati Allah dan Yesus Kristus. Ini adalah alasan Yesus Kristus datang dari surga ke bumi untuk menuntaskan seluruh rencana Allah. Dan rencana Allah yang paling tuntas ada di atas kayu salib. Ini adalah sesuatu hari yang sudah ditentukan di dalam kekekalan dan ini adalah hari yang diharapkan oleh Yesus Kristus. Tetapi pada saat hari yang terpenting itu maka seluruh murid-murid-Nya tertidur. Kita sering sekali tertidur di saat pekerjaan Tuhan yang paling inti ada di bumi ini. Semua murid-muridnya kemudian tertidur dan kemudian sekarang musuh mendekat. Dan kemudian temptation, pencobaan itu datang dan seluruh hati dari murid itu gundah gulana, takutnya luar biasa. Dan kemudian mereka pergi, tidak bisa menghadapi pencobaan itu. Petrus sendiri kemudian menyangkal Yesus, seluruh murid jatuh di dalam dosa. Kenapa? Karena Yesus Kristus sudah menyatakan, “Tidak sanggupkah engkau berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku?” Kalau murid-murid Yesus Kristus saja jatuh, apa lagi kita? Maka kita harus berdoa, mendidik waktu kita lama, ini adalah sesuatu hal yang penting sekali. Perhatikan hidup kita, jikalau kita itu memiliki waktu doa yang sangat sedikit, maka kita sangat mudah jatuh di dalam pencobaan.

(2) Hal yang kedua yaitu membiarkan pikiran kita kosong dan membiarkan hidup kita menganggur. Saudara-saudara ini terjadi kepada Daud. Waktu itu adalah masa-masa raja Israel berperang. Pada hari itu harusnya Daud berperang, tetapi Daud melalaikan tanggung jawabnya. Dia duduk bersantai, menikmati hidup. Dia kemudian melihat Batsyeba sedang mandi dan di saat seperti itulah maka ia jatuh di dalam pencobaan. Perhatikan baik-baik, ini adalah Puritan, “Satu pikiran yang kosong, adalah pintu gerbang dari setan dan dosa masuk.” Jangan biarkan pikiran kita kosong, jangan biarkan engkau dan saya berada di dalam keadaan yang menganggur. Kalau saudara tidak memiliki pekerjaan terutama untuk laki-laki, saudara minta belas kasihan Tuhan untuk mendapatkan pekerjaan. Kalau laki-laki itu sudah menganggur terlalu lama, saudara-saudara akan lihat keluarga saudara benar-benar keadaannya dalam neraka bukan karena uang tetapi karena perselisihan, hal-hal yang tidak perlu terjadi. Pikiran kita menjadi mudah sekali melantur kemana-mana. Disiplinkan pikiran kita dengan Firman, dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang belum dilakukan, dengan kreatifitas-kreatifitas yang Tuhan berikan kepada kita sebagai talenta. Hal yang paling sederhana dalam kehidupan sehari-hari yaitu minimal saudara mengingat Firman Tuhan satu ayat, mengulanginya terus dalam pikiran, terus dalam pikiran, merenungkan terus. Pikiran yang kosong akan membuat kita mudah sekali jatuh ke dalam dosa. Keadaan kelihatannya begitu sederhana, kecil tetapi akan mengantar kita kepada dosa-dosa yang besar.

(3) Hal yang ketiga adalah tidak mematikan dosa yang sudah jelas di dalam diri kita. Sebenarnya jikalau kita terbuka, jelas dosa-dosa yang paling sering kita lakukan itu apa. Selalu inklinasi, dorongan hati kita menuju kepada dosa itu. Setiap kali saudara sadar sekali, saudara selalu jatuh di dalam hal-hal itu. Alkitab dengan jelas mengatakan minta bantuan dari Roh Kudus dan matikan dosa itu. John Owen mengatakan jikalau 2 hal ini terpenuhi menjadi satu, pasti kita jatuh ke dalam dosa. Yang pertama adalah adanya keinginan dosa di dalam hati yang tidak dimatikan, yang kedua adalah kesempatan untuk berbuat dosa itu. Jikalau kita memiliki keinginan terhadap dosa tertentu, dan kita tahu tetapi kita tidak mau mematikan dosa dan kita membiarkan dosa itu tetap ada, dan kita sama sekali tidak perduli dengan keadaan dosa itu, kita tidak dealing dengan Tuhan dengan dosa itu, kita tidak meratap dengan air mata minta Tuhan untuk mematikan dosa itu. Kita tidak menyangkal diri terhadap dosa itu malah mungkin kita itu men-supply bahan bakar untuk dosa itu makin lama makin besar, mengapa kita belum jatuh ke dalam dosa? Adalah karena belum ada kesempatan. Di dalam Alkitab ada seorang bernama Yusuf dan Yusuf digoda terus oleh istri Potifar, tetapi di dalam Alkitab dikatakan bahwa Yusuf tidak berbuat zinah. Prinsipnya adalah bukan Yusuf tidak memiliki keinginan seks tetapi Yusuf mematikan dosa seksual. Roma 8:13 memiliki prinsip ini, “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati, tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” Ini adalah satu prinsip yang begitu jelas untuk kita mematikan dosa dengan bantuan dari Roh Kudus. Seseorang tidak mungkin mematikan dosa dengan kekuatan sendiri, karena dosa itu suatu kuasa yang mengikat. Tetapi orang itu bisa mematikan dosa hanya dengan kuasa yang tertinggi yaitu kuasa Roh Kudus. Dan Roh Kudus adalah Roh yang sama yang membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan, bukan Roh Kudus yang mematikan dosa tetapi kita yang mematikan dosa dengan kuasa Roh Kudus. Maka itu artinya adalah ada ketetapan hati, ada sesuatu dedikasi kepada Tuhan untuk mau sungguh-sungguh dosa ini mati. “Tuhan, aku tidak bisa mematikannya, aku memerlukan Engkau.” Betapa kita sangat lemah untuk memiliki ketetapan hati. Kita menginginkan dosa-dosa itu terus ada dan jikalau dosa itu terus ada, cepat atau lambat kita akan masuk ke dalam dosa yang lebih besar di dalam kenyataaan. Dosa itu bukan lagi ada di dalam hati tetapi dosa itu sekarang dibuahi dan kemudian terjadi di dalam kenyataan. Dan jikalau itu nanti terjadi, maka hati nurani kita, orang-orang yang kita kasihi akan terluka. Maka pekerjaan-pekerjaan Tuhan akan dipermalukan. Saya bicara khususnya kepada semua anak-anak muda, kita harus mematikan dosa, khususnya dosa-dosa seksual. Jikalau engkau mengasihi pacarmu, jikalau engkau mengasihi dirimu sendiri, dan jikalau engkau mengasihi Allah, maka engkau harus mematikan dosa ini dan maka engkau harus menjaga kesucian dan minta kuasa dari Roh Kudus. Minta Tuhan mengajarkan kesucian. Pribadi-Nya dan kesucian-Nya adalah segala-galanya dalam hidup. Biarlah kita mematikan keinginan-keinginan dosa itu dan menjauhi kesempatan-kesempatan untuk berbuat dosa.

(4) Hal yang keempat adalah jikalau kita berjalan tetapi tidak yakin bahwa itu adalah kehendak Allah. Setan sangat ingin dan mudah sekali menembak, membidik kita dengan keadaan seperti ini. Jikalau saudara-saudara diperhadapkan dengan sesuatu pilihan hidup, jangan cepat-cepat mengambil keputusan. Karena kalau saudara cepat mengambil keputusan dan ternyata keputusan itu adalah dari ambisi, dari keinginan pribadi, tetapi bukan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Allah, maka ketika saudara itu melangkah maka kemudian isi hati nurani saudara itu terus mengatakan mungkin ini bukan kehendak Tuhan, maka sangat mudah kita ditembak oleh setan dan jatuh di dalam dosa di dalam keadaan seperti itu. Di dalam Roma 8:28, ada janji yang begitu sangat teguh berkenaan dengan anak-anak Allah. Dan ini adalah janji yang tidak akan ditemui orang-orang di luar Kristus. Roma 8:28, “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Di dalam ayat ini ada sesuatu kondisi yaitu Allah turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi Dia, yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya. Jadi orang ini adalah orang yang memikirkan kehendak Allah. Orang ini adalah orang yang mau untuk berjalan di dalam ketaatan kepada Allah. Dan ketika orang ini berjalan di dalam ketaatan kepada Allah, tiba-tiba sesuatu yang buruk terjadi di dalam hidupnya. Maka ketika itu terjadi, setan lalu langsung menyerang orang ini, “Hey, engkau sudah berdosa sama Tuhan, sehingga yang buruk ini terjadi padamu.” Maka orang ini akan mengambil ayat ini, meskipun dengan air mata, dia bisa berdiri teguh, dan dia bisa melawan setan dan mengatakan, “Tidak, aku mengambil seluruh keputusan ini adalah karena aku mau taat kepada Tuhan.” Dan Roma 8:28 mengatakan apa pun yang terjadi padaku, meskipun itu bukan sesuatu yang enak, suatu hari aku akan tahu bahwa itu untuk kebaikanku. Karena Roma 8:28 akan tergenapi di dalam hidupku. Tetapi jikalau saudara dan saya berjalan bukan seturut dengan kehendak Allah, setan mudah sekali membidik kita. Biarlah kita boleh sungguh-sungguh memikirkan keputusan-keputusan penting dalam hidup kita di dalam kehendak Allah atau tidak. Dan jangan saudara-saudara mengabaikan pertimbangan tentang melibatkan Allah. Ketika itu terjadi dan yang buruk itu terjadi maka kita mudah sekali untuk ditembak jatuh di dalam dosa.

(5) Hal yang kelima adalah curiosity (rasa ingin tahu yang besar). Ini adalah sesuatu dosa yang umum sekali yang kita lakukan. Ini ada pada Daud. Suatu hari Daud ingin sekali untuk melakukan sensus, untuk menghitung jumlah Israel. Kemudian dia suruh Yoab untuk membuat sensus itu meminta panglima-panglimanya untuk keliling ke seluruh Israel mendata berapa jumlah rakyat Israel. Dia ingin sekali tahu berapa jumlahnya. Salahnya apa? Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan Allah bangkit kemarahan-Nya. Maka ini adalah sesuatu yang berdosa. Maka saya terus memikirkan, kenapa ini berdosa? Ini adalah sesuatu curiosity yang digerakkan karena kesombongan. Dia menginginkan menghitung semuanya, maka ketika dihitung, rakyat yang tadinya kecil menjadi besar. Ini adalah kegagahan kerajaanku. Ini adalah negara yang besar dan aku adalah pemimpin yang besar. Maka Tuhan marah kepada dia. Makin saya renungkan, berkali-kali dosa seperti ini terjadi kepada saya. Dan dosa seperti ini begitu jelas di tengah-tengah kita. Saudara-saudara harus hati-hati ketika ingin tahu sesuatu. Apakah ingin tahu sesuatu itu pasti salah? Jawabannya adalah tidak. Tetapi ada orang-orang dan kita sendiri curiosity-nya pada hal-hal tertentu. Saudara-saudara, misalnya saja ada orang memiliki keinginan untuk tanya mengenai gaji orang lain untuk membandingkan dengan dirinya apakah lebih rendah atau lebih tinggi. Dan kemudian kalau lebih tinggi, maka dia bangga. Kalau lebih rendah, maka dia kemudian menjadi iri hati atau self-pity. Apa yang mendorong curiosity itu? Ada sesuatu dosa membandingkan diri dengan orang lain. Tidak memiliki kata cukup dan content terhadap berkat yang Tuhan berikan. Ada orang yang tanya, “You beli rumah harganya berapa?” Tidak ada salahnya. Kemudian harganya diberitahu, tidak ada salahnya untuk beberapa orang. Tetapi ada orang yang menanyakan berapa harganya lalu setelah diberitahu kemudian dia punya pikiran: Orang ini kaya yah, kok dia bisa beli sekian? Orang ini kaya, gajinya berapa? Dari mana uangnya? Itu seluruhnya dosa. Ada sesuatu dosa untuk mengetahui sesuatu yang dia belum tahu tetapi dorongan itu adalah untuk melihat kelemahan orang lain. Ada orang yang mau tahu tentang sesuatu lalu setelah dia tahu kelemahan orang lain maka kemudian menjadi overcritical kepada orang itu. Itu adalah sesuatu yang dosa. Perhatikan baik-baik dengan curiosity kita! Curiosity kita berlainan. Ada yang curiosity-nya besar di seks, ada yang curiosity besar di dalam uang, yang di belakangnya itu adalah envy atau greedy. Ada yang curiosity berkenaan dengan kekuasaan. Hal-hal seperti ini biar kita boleh hati-hati. Ketika kita mau tahu sesuatu, cek di dalam diri kita apa yang menjadi dorongan kenapa saya mau tahu.

(6) Hal yang keenam adalah tidak mempercayai bahwa Allah mencintai kita dan memelihara kita. Ini adalah akar yang paling tua dari seluruh dosa. Ketika saudara-saudara kuatir, apakah kita mempercayai tulisan Matius, “Jangan kamu kuatir? Maka bunga-bunga bakung itu dipelihara oleh Allah, burung-burung itu dipelihara oleh Allah, tetapi kenapa kita itu kuatir?” Bukankah itu berarti kita tidak mempercayai kalimat-kalimat Yesus Kristus? Kita tidak mempercayai bahwa Dia mempelihara, memperhatikan kita dan mencintai kita. Orang-orang yang tidak mempercayai bahwa Allah mencintai dia, memelihara hidupnya, dari akar dosa paling tua ini maka muncul seluruh kejahatan-kejahatan kita. Orang yang kikir, yang tidak tahu berterima kasih, yang tidak mau memberikan perpuluhan, yang tidak memiliki hati yang generous, yang selalu hitung-hitungan kepada orang lain adalah karena mereka tidak pernah menerima berkat Tuhan dan merasakan berkat Tuhan. Orang yang selalu kuatir dalam hidupnya maka orang itu tidak pernah merasakan bahwa Tuhan mencintai dia. Orang yang mengasihani diri, self-pity adalah salah satu dosa yang paling dalam. Orang yang self-pity adalah masuk ke dalam sumur yang tidak ada dasarnya. Dan apakah yang menyebabkan seseorang masuk ke dalam dosa self-pity? Maka satu hal ini, orang ini tidak menyadari bahwa Allah mencintai dia. Alkitab dengan jelas menyatakan untuk kita mempercayai Allah, mempercayai janji-janji Allah, mempercayai Dia yang memelihara kita. Berkali-kali Dia mengatakan, “Jangan kamu kuatir. Jangan kamu takut. Jangan kamu merasa diri sendirian. Bahwa Aku itu beserta dengan engkau.” Bukankah Alkitab kita disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Kenapa disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Selain ini berbicara berkenaan dengan covenant, tetapi dalam hidup praktis sehari-hari karena Alkitab kita penuh dengan janji-janji. Ada janji-janji yang diucapkan oleh Allah itu sendiri. Allah yang berjanji adalah Allah yang kekal. Allah yang berjanji adalah Allah yang setia. Allah yang berjanji adalah Allah yang benar, yang tidak berdusta. Dia menyatakan janji, ketika anak Tuhan takut maka ada janji penyertaan. Ketika anak Tuhan kuatir, maka ada janji mengenai penyediaan. Ketika anak Tuhan berada di tengah-tengah musuh, maka ada janji pelepasan. Ketika anak Tuhan berada dalam kegelapan, maka ada janji Tuhan akan memberikan terang. Ketika anak Tuhan berada di dalam putus asa, Tuhan memberikan janji pengharapan. Ada janji-janji yang pasti. Pertanyaannya adalah apakah kita mempercayai? Kita mudah sekali mengatakan, “Amin.” Tetapi dalam hidup kita sebenarnya kita tidak mempercayai dan kita akan mudah jatuh di dalam dosa ketika berada di dalam pencobaan. Kita menjadi kuatir dan kemudian kekuatiran itu mengikat kita. Lalu seluruh tindakan kita di-drive oleh kekuatiran. Masuk ke dalam pencobaan bukan dosa, tetapi jatuh di dalam pencobaan itu adalah dosa. Tetapi bukan itu saja, step yang ketiga, maka diikat di dalam dosa. Bahkan ketika saudara dan saya tidak dicobai, saudara terus menerus berdosa dengan dosa-dosa yang sama. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengajarkan, “Lepaskan kami dari yang jahat.” Karena aku sudah terikat dengan dosa ini, lepaskan aku. Kasihani aku, kalau tidak seluruh keputusanku didorong oleh dosa ini. Kiranya Tuhan memberikan pencerahan kepada kita, iluminasi Roh Kudus menyatakan Firman-Nya di dalam hidup kita.

Matius 6:13

Beberapa minggu ini kita berbicara berkenaan dengan pencobaan. Pencobaan adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan. Bahkan sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa mereka sendiri sudah dicobai. Pencobaan lahir bukan karena dosa. Kalau ditanya kenapa Adam dan Hawa harus dicobai? Kenapa harus ada satu buah di taman itu yang tidak boleh dimakan? Kenapa Tuhan mengizinkan ular berkata-kata kepada mereka? Bukankah seharusnya Tuhan membuat pintu gerbang sehingga ular tidak bisa berkata-kata kepada mereka? Dengan begitu, seluruh konteks kehidupan mereka bisa safeTetapi Alkitab dengan jelas menyatakan Allah mengizinkan pencobaan ituuntuk menyatakan kesejatian.Alkitab mengatakan Allah tidak pernah mencobai siapapun tetapi Allah menguji setiap hati. Menguji memiliki motivasi yang positif. Tetapi Alkitab menyatakan adanya paradoks. Dengan satu konteks yang sama maka setan mencobai dengan motivasi jahat, supaya manusia jatuh. Setan diizinkan Tuhan untuk mencobai. Dalam kitab Kejadian, taman Edennya, Adam dan Hawanya sama, dan buahnya sama. Tetapi seluruh konteks yang sama itu dipakai oleh Tuhan untuk menguji dan dipakai oleh setan untuk menjatuhkan. Ini adalah sesuatu yang mutlak harus. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah berkehendak untuk pencobaan itu terjadi. Jangan pernah berpikir bahwa ada kehidupan yang mudah, tanpa pencobaan. Apalagi setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka dosa merajalela, kejahatan masuk dan ada di tengah-tengah dunia, dan setan menguasai dunia ciptaan Allah. Kejahatan itu begitu sangat dekat dengan hidup kita. 1 Korintus 10:13 menyatakan Allah tidak berjanji untuk kita tidak ada pencobaan, tetapi Allah setia, Dia akan menolong kita keluar dari pencobaan. Minggu lalu kita sudah berbicara enam point, hal-hal praktis mengenai keadaan-keadaan yang membuat kita mudah jatuh dalam pencobaan dan dosa. Saya akan meneruskannya. Mungkin ini adalah point-point kecil, tetapi saya ingat satu buku berjudul ‘Kerikil-Kerikil Tajam’. Jarang sekali seseorang membentur satu batu yang besar. Tetapi dengan batu-batu yang kelihatannya kecil maka seseorang itu terguling.

(7) Kita mudah jatuh di dalam dosa dalam pencobaan jikalau kita selalu berpikir bahwa pencobaan itu adalah sesuatu yang gelap. Kalau ada sakit penyakit, dirampok atau ada keluarga yang meninggal. Memang hal-hal tersebut adalah keadaan yang membuat kita dicobai. Tetapi kita sering lupa, setan memiliki kemenangan mencobai kita ketika keadaan kita nyaman. Dalam kegelapan, maka anak Tuhan itu akan cepat berlutut dan berlari minta pertolongan Tuhan. Tetapi dalam keadaan begitu nyaman, tidak ada pergumulan yang berarti, maka iman kita sulit untuk maju, kedisiplinan kita langsung merosot, kekuatan dan alertness daripada perang itu mulai memudar. Kita mulai sedikit demi sedikit melupakan jalan-jalan Tuhan. Kita tidak lagi sensitif dan tidak lagi dengan ngotot mencari wajah Allah. Ada satu hamba Tuhan yang dipakai oleh Tuhan zaman dulu bermimpi bagaimana kumpulan setan-setan itu maju kepada pemimpin setan. Kelompok pertama mengatakan kepada pemimpin setan, mereka sudah mendapatkan kemenangan dengan membuat orang-orang Kristen dimusuhi, dimasukkan ke dalam penjara, diterkam singa dan banyak yang mati. Tetapi pemimpin setan itu sangat tidak suka dan mengatakan “Untuk apa semuanya? Saya tidak memerlukan tubuh mereka, saya memerlukan jiwa mereka.” Kemudian group yang kedua maju, “Kami sudah berhasil untuk mencobai orang-orang Kristen. Ada sekelompok misionaris mau pergi mengabarkan Injil dan mereka naik kapal. Kami berikan angin yang keras sampai kapal itu karam dan mereka mati.” Pemimpin setan itu begitu marah. “Untuk apa engkau lakukan ini? Apakah engkau tidak tahu misionaris-misionaris yang mati itu menumbuhkan ratusan misionaris yang lain?” Apakah saudara mengerti Auca Five? Lima misionaris yang pergi ke suku Auca. Salah satunya adalah Jim Elliot. Belum sempat mengabarkan Injil, maka mereka dilembing satu persatu dan mati. Apakah setan menang? Dalam satu tahun 2000 misionaris lain bangkit karena melihat mereka mati. Banyak sekali dalam kegelapan-kegelapan, anak-anak Tuhan malah menang. Kemudian kelompok setan yang ketiga, memberikan laporan, “Kami sudah menaklukkan orang Kristen. Kami memberikan hidup yang nyaman, tidak menggoda mereka dan membiarkan mereka dengan seluruh rencananya jadi. Mereka semua tertidur, tidak lagi memiliki sense of perang dan tidak lagi peka akan seluruh pimpinan Tuhan.” Maka pemimpin setan itu tertawa dan bertepuk tangan, “Itu baru anak buahku!” Kita berpikir pencobaan adalah sakit-penyakit. Memang itu pencobaan, tetapi kita lupa mungkin saat ini kita sedang dalam pencobaan. Kalau bulan demi bulan, tahun demi tahun kekuatan peperangan kita makin melemah, kita sedang dikalahkan setan. Setelah Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, Allah Bapa memberikan nubuatan pertama yang berbicara mengenai perang. Jangan berpikir bahwa kita tidak berperang. Seluruh bagian Alkitab kita semuanya perang. Dan bagian terakhir dalam kitab Wahyu maka seluruh sejarah ini akan ditutup dengan perang yang besar. Kemenangan setan adalah menaklukkan jiwa kita yang kemudian santai. Ini adalah sesuatu kekalahan yang besar.

(8) Kita tidak mendidik jiwa kita untuk belajar mencukupkan diri. Ini adalah pencobaan di dalam masalah keuangan. Kita mesti belajar dan menanamkan dalam jiwa kita satu ayat Alkitab (Lukas 3:14) yang dikutip oleh Yohanes Pembaptis, “Cukupkan dirimu dengan gajimu.” Sesuatu hal yang sederhana tetapi ini adalah belajar bagaimana mencukupkan diri. Ayat ini menyatakan suatu prinsip yang penting untuk kita hidup itu tidak mencobai diri. Jangan kita meninggikan gaya hidup (lifestyle) kitaKadang Tuhan memberikan kepada kita keuangan yang makin naik. Tetapi ketika keuangan naik, kita semua belajar untuk me-maintain lifestyle. Kalau tidak maka kita akan terus-menerus tidak merasa puas dan masuk ke dalam pencobaan. Kita tidak sadar bahwa ada sesuatu ketamakan – greedy di belakang jiwa kita yang mendorong terus hidup kita. Tidak berarti bahwa kalau kita mendapatkan uang yang lebih banyak adalah dosa. Pdt.Stephen Tong berkali-kali bicara kepada jemaatnya. “Semua orang biarlah engkau kerja baik-baik dan cari uang lebih banyak. Tetapi cari uang lebih banyak untuk apa? Untuk pekerjaan Tuhan, bukan cuma untuk menaikkan gaya hidup terus.” Kita harus hati-hati. Uang yang kita dapatkan boleh lebih banyak, tetapi biarlah kita punya satu hati yang cukup. Alkitab menyatakan Allah akan memberikan segala sesuatu yang kita perlukan tetapi bukan segala sesuatu yang kita inginkan. Kita harus hati-hati di dalam keinginan-keinginan seperti itu. Kalau mau membeli sesuatu dalam sejahtera Tuhan, silahkan. Tetapi ada orang yang mau membeli sesuatu lebih, padahal sebenarnya dia sudah memiliki. Pertanyaannya adalah untuk apa kelebihan-kelebihan itu? Kita makan sehari tiga kali. Kita tidak mungkin makan lebih daripada itu. Makin makan banyak makin banyak penyakit. Kemudian uang itu untuk apa? Kalau ditujukan untuk pekerjaan Tuhan, itu diperbolehkan. Karena itu artinya kita mencari lebih banyak untuk kemuliaan Allah. Dan ketika kita mencari lebih banyak untuk kemuliaan Allah kita belajar untuk kita mencukupkan diri kita sendiri.

(9) Hati-hati dengan shortcut (jalan pintas). Saya mendapatkan prinsip ini dari seorang hamba Tuhan yang saya respect bernama Dorothy Marx. Seorang hamba Tuhan perempuan yang tidak menikah sampai umur yang tua dipakai sama Tuhan. Orangnya sangat sederhana tetapi sangat tegas dalam prinsip-prinsip Alkitab. Dia selalu mengatakan jangan shortcut dalam hidup. Jalan pintas itu 99% dari setan. Ingin cepat kaya dengan menyogok, ingin cepat sembuh dengan pergi ke dukun, itu selalu dari setan. Ada satu kisah yang sungguh terjadi. Saya menceritakan bukan untuk membuat kita menghakimi orang ini, tetapi bahwa setan sangat licik. Ada satu hamba Tuhan yang sangat setia. Tidak punya uang banyak. Dia selalu naik motor daru satu desa ke desa lain untuk mengabarkan Injil dan untuk menggembalakan jemaat-jemaatnya. Suatu hari ketika naik motor tiba-tiba ada daun terjatuh dan kena matanya. Hanya kena sedikit saja, kemudian menjadi gatal, merah, dan bengkak. Makin lama makin memburuk. Beberapa hari kemudian temannya dari SMA datang. Dia ceritakan apa yang terjadi. Lalu temannya mengatakan dia baru saja dari gunung Kawi. Ada banyak dukun-dukun di sana. “Saya bawa satu botol air berkhasiat, penuh dengan mineral.” Tetapi hamba Tuhan itu mengatakan, “Saya tidak mau pakai air ini untuk minum atau cuci mata. Ini dari setan.” Lalu temannya berkata, “Terserah kamu. Kamu temanku, aku memberikan yang terbaik, botol ini aku tinggal sama kamu.” Lalu dia pulang. Keesokan harinya makin bengkak, makin gatal. Dia lihat botolnya. Dipakai tidak? Ah tidak, ini pasti dari setan. Hari itu tidak. Tetapi dia juga tidak bisa pelayanan dan semua pelayanan tertunda di belakang. Kemudian besok paginya bangun dia lihat lagi botol tersebut. Dan pikirannya berpikir, “Saya tidak percaya sama setan. Tapi kalau itu ada air yang bisa menyembuhkan mungkin banyak mineral baik di dalamnya.” Perhatikan baik-baik, rasionalisasi akan membuat kita melangkah masuk jatuh di dalam dosa. Saya tidak tahu berapa lama kemudian akhirnya dia cuci muka dan minum dengan air itu. Dan itulah seperti kita. Setan itu terlalu licik, kita terlalu lemah. Jangan ambil jalan pintas.

Ketika mama mertua saya sakit cancer, ada beberapa saudara-saudaranya datang untuk membawa dia pergi berobat dengan dukun/ orang pandai. Juga ada beberapa orang Kristen datang dan mengatakan, “Pakai minyak urapan, nanti akan sembuh cancer-nya.” Mama mertua saya mengatakan, “Tidak, kalau Tuhan mau menyembuhkan Dia yang menyembuhkan.” Dia akhirnya mati karena cancer, tetapi dia menang di dalam iman. Banyak orang tidak memperdulikan Tuhan tetapi aku mau sembuh. Apakah saudara-saudara berpikir itu mereka mencari Tuhan? Tidak. Ada sesuatu bentuk shortcut apalagi ditempel dengan agama Kristen. Tuhan, dalam Alkitab, mengizinkan kita masuk ke dalam pencobaan untuk kita bergumul dengan dia dan makin mengenal Dia. Satu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi dan kenyataan yang biasa terjadi dalam hidup orang Kristen; seorang dosen teologia kami, suatu hari melayani penguburan seorang suami yang meninggal karena cancer. Dia duduk di sebelah isteri yang sedang berduka dan terus menangis. Di dalam dirinya ada kemarahan kepada Tuhan. Dia sambil sedikit berteriak dan marah mengatakan, “Bapak tahu suami saya sudah kena cancer tiga tahun? Kami sudah pergi ke beberapa negara di dunia dan habiskan banyak uang. Kalau akhirnya mesti mati mengapa semuanya ada?” Dosen saya diam. Tetapi malam hari itu menjadi sesuatu pelajaran besar di dalam kelas teologia besoknya: Betapa banyak orang Kristen gagal memahami apa yang Tuhan kehendaki di dalam pencobaan. Banyak orang tidak bisa melihat Tuhan mau mengajar apa dalam pencobaan. Mereka cuma lihat apakah sembuh atau tidak pada akhirnya. Mereka membuang-buang anugerah Tuhan dalam pencobaan itu di mana Tuhan sebenarnya ingin mengajar kepada kita lebih dalam mengenai Pribadi-Nya. Tetapi orang ini tidak belajar apapun, tidak mengenal Tuhan lebih dalam. John Piper menuliskan satu buku ketika dia kena sakit cancer, “Dont Waste Your Cancer”. Apa artinya? Bagi anak-anak Tuhan, apa pun saja yang terjadi Tuhan itu memiliki maksud yang baik. Ada sesuatu pelajaran yang Tuhan mau berikan yang tidak bisa dengan konteks yang lain. Pikiran kita tidak bisa hanya cuma sembuh atau tidak. Jikalau setan memakai pikiran seperti itu, maka kita kehilangan pelajaran besar dan banyak orang Kristen itu sia-sia di dalam pelajaran pencobaan.

(10) Kita tidak bisa main-main dengan dosa yang kecil. Setiap kali kita bersentuhan dengan sedikit saja dosa, jangan kita meng-entertain hal itu. Dalam Alkitab, dosa yang kecil kalau kita entertain, tinggal tunggu waktunya akan menjadi besar. Ada seseorang yang memelihara satu binatang buas, dari sejak kecil. Kalau tidak salah lion dijadikan pet. Tetapi suatu hari, sungguh-sungguh terjadi, lion tersebut akhirnya memakan orang itu. Ada beberapa kejadian, ada yang mati dan ada yang luka parah. Lion bukan binatang rumahan. Yang kecil ketika menjadi besar itu benar-benar buas. Kita harus mematikan dosa pada waktu dosa itu sekecil mungkin. Kalau kita main-main dan entertain dosa kecil itu, suatu hari akan menjadi besar, sulit sekali untuk kita lawan, dan sangat mungkin kita yang dimatikan oleh dosa itu. Tentu Tuhan di dalam ayat ini menyatakan, “Tuhan ampuni aku dan kemudian lepaskan aku dari yang jahat.” Dan Tuhan sering sekali menolong kita. Tetapi biasanya itu dengan kesakitan dalam hidup kita. Kita digoda itu tidak bisa menolak. Tetapi kita bisa mengatakan tidak kepada dosa yang mau masuk dalam hidup kita. Martin Luther menggunakan satu ilustrasi yang baik: Kita tidak bisa mencegah burung berkeliaran di atas kepala kita, tetapi kita memiliki hak untuk dia tidak bersarang di atas kepala kita. Banyak orang Kristen membiarkan burung bersarang di atas kepalanya yang kemudian menguasai semuanya. Cerita Alkitab yang paling jelas adalah Daud. Orang yang memiliki teologia Kristologi yang paling baik dan sangat saleh di hadapan Tuhan, tetapi kerajaannya hancur karena dosa kemalasan yang kecil. Ini adalah pelajaran yang paling berharga bagi orang-orang Kristen. Kiranya Tuhan menolong kita.

(11) Kita tidak mengambil keputusan sedini mungkin lepas dari ikatan dosa. Saya akan masuk dalam aplikasi yang sederhana. Kalau saudara merasa ada orang yang berbuat salah kepada saudara, langsung ambil keputusan ampuni dia. Kalau ada orang yang saudara tidak suka, ambil keputusan langsung mendoakan dia. Jangan pelihara ketidak-sukaan dengan orang itu. Jangan pegang kesalahan yang kecil itu. Berapa banyak dosa seperti ini tumbuh? Orang itu mungkin tidak terlalu ramah sama kita dan dia menyinggung kita, maka kita makin lama, makin tidak suka. Kemudian dia melakukan beberapa keputusan-keputusan yang bersangkut paut dengan kita lalu kita merasa, ini orang nggak ceng li. Lalu mulai kita marah dan menyatakan kejelekannya. Kita mulai sakit hati dan pahit. Kalau kita satu gereja, kita merasa kalau orang itu hadir, gereja ini kurang cinta kasih, apalagi kalau orang itu adalah pendetamu. Langsung saudara berpikir gereja ini tidak ada Roh Kudus dan saudara tidak ingin lagi pergi dan mau keluar dari gereja. Kita hidupnya diatur oleh orang lain. Keburukan atau sifat jelek orang lain itu kemudian saudara tanam di dalam hati, menjadikan sesuatu kepahitan. Di saat seperti itu, kita pasti tidak bisa bertumbuh. Saudara harus lepaskan secepat mungkin dan cepat mengampuni dia. Yesus Kristus mengatakan, jikalau matamu itu menyesatkan maka cungkil itu. Jikalau tanganmu menyesatkan, potong. Ini adalah sesuatu tindakan cepat radikal. Ada satu cerita yang sungguh-sungguh terjadi. Ada seorang hamba Tuhan di Jawa Tengah yang dipakai Tuhan yang sebelumnya adalah penjudi. Tetapi setelah bertobat, dia tidak lagi berjudi. Suatu hari tiba-tiba dia ingin berjudi lagi, dan melakukannya. Isterinya melihat dia kemudian teriak, “Kamu sudah janji sama Tuhan Yesus tidak berjudi.” Akhirnya dia sedih menangis, lalu dia memotong ibu jarinya dengan golok. Dia mengatakan, “Aku janji dengan ini tidak lagi berjudi.” Saya tidak katakan saudara mesti potong jari. Tetapi tindakan radikal yang berbalik 180 derajat itu cepat harus dilakukan. Saat mahasiswa banyak orang tidak suka sama saya, kadang saya pulang saya doa sama Tuhan “Kenapa orang itu tidak suka sama saya?” Dan itu membuat loneliness di dalam hati saya. Tetapi semuanya itu baik karena akhirnya membuat saya dekat sama Tuhan. Sekarang terbalik, ketika saya tidak suka dengan orang lain, apa yang harus saya lakukan? Cepat doakan dia. “Tuhan berkati orang itu”. Ketika kita melihat dia melakukan kesalahan di mata kita, cepat doa, “Tuhan berikan cinta kasih kepada orang itu.” Ketika kita melihat orang itu jatuh, dan ada sesuatu keinginan sukacita dalam diri kita, ambil keputusan secepatnya matikan dosa itu. Jangan senang dengan orang yang tidak kita sukai jatuh dalam dosa. Itu adalah bujukan setan. Cepat berdoa, “Tuhan berikan anugerah pertumbuhan.” Doa akan membuka berkat-berkat rohani dalam hidup kita. Keluar dan buat keputusan secepatnya, segera. Saudara ingat bagaimana isteri Potifar merayu Yusuf. Dan ketika nafsunya itu memuncak, dia memeluk Yusuf. Lihat apa yang dilakukan oleh Yusuf. Langsung lari. Dia tidak berdoa Bapa kami atau berdebat teologia. Dia langsung mengambil keputusan secepatnya lepas dari ikatan dosa.

(12) Ini yang paling terutama (ultimate) yang membuat kita mudah jatuh di dalam dosa, dalam pencobaan; tidak mempercayai bahwa Tuhan itu baik dan mencintai kita. Minggu lalu saya sudah katakan berkenaan dengan tidak mempercayai Tuhan memelihara kita. Tetapi dalam point ini adalah tidak mempercayai Tuhan itu baik dan mencintai kita. Ini yang paling ultimate karena ini adalah senjata setan di taman Eden. Ketika Adam dan Hawa digoda, setan berusaha memasukkan ketidakpercayaan dalam jiwanya Hawa. Kalau saya tanya, “Siapa yang percaya bahwa Allah itu baik dan Dia mencintai kita?” Maka saudara akan menunjukkan tangan dengan mudah. Tetapi ternyata tidak semudah itu di dalam hidup. Kita mempercayai Allah baik dan Allah mencintai kita, memerlukan pertumbuhan rohani. Bisa percaya, maka itu adalah suatu proses pengenalan. Kita tidak mungkin mempercayai seseorang, kalau kita tidak makin intim dengan orang itu. Ini berupa progress. Lihatlah bagaimana orang-orang baik di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dianiaya. Bapa-bapa gereja, misionaris-misionaris itu dianiaya. Mereka tetap kuat imannya, karena mereka terus-menerus mempercayai Allah itu mencintai dan Allah itu baik kepada mereka. Tetapi itu bukan lahir dari cuma asal filosofi saya percaya. Kepercayaan itu lahir dari suatu relation yang intim, berpuluh-puluh tahun di dalam Firman setiap hari. Ketika kita membaca Firman Tuhan setiap hari dan Roh Kudus bekerja memberikan pertumbuhan rohani, baru kita bisa percaya bahwa Dia itu baik dan Dia adalah Allah yang mencintai kita. Ini adalah pertumbuhan rohani. Hidup itu sungguh-sungguh sulit. Ada seorang Kristen yang sangat aktif di dalam gereja, kemudian anaknya sakit. Dia berdoa dalam chapel yang kecil berhari-hari, berminggu-minggu, supaya anaknya sembuh. Sampai suatu hari, hari ulang tahun anaknya, dia membawakan kue tart. Tetapi hari itu anaknya mati. Kemudian dia bawa kue tart itu masuk ke dalam chapel itu, dan melemparnya tepat ke wajah Yesus Kristus di salib. Sulit sekali mempercayai Allah itu baik, kecuali kita semua bertumbuh, dipelihara oleh Tuhan, maka kita baru bisa mulai percaya perlahan-demi-perlahan dalam hidup kita. Maka perdalamlah membaca Firman dan minta anugerah untuk kita boleh bertumbuh. Kalau kita hanya ada di permukaan, kita berpikir kita percaya Dia mencintai kita, tetapi sesungguhnya kita jauh dari mempercayai Dia.

BACA JUGA: MATIUS 6:9-13 (MODEL DAN STRUKTUR DOA BAPA KAMI)

Setelah seluruhnya dibahas maka di ayat yang ketiga belas (terakhir): “Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Ini berbicara mengenai Doksologi. Dalam Bahasa Indonesia itu ada di dalam kurung. Artinya sangat mungkin dalam manuskrip-manuskrip yang terdahulu, yang lebih kuno, tulisan itu tidak ada. Tetapi dalam manuskrip-manuskrip yang kemudian ada tulisan seperti itu. Apakah artinya tulisan itu ditambahkan atau tidak, kita tidak tahu. Maka kita menganggap bahwa ini ada di dalam tulisan itu. Jikalau ini ada, apa artinya? Maka Doa Bapa Kami bukan hanya struktur dari doa tetapi sebenarnya adalah jiwa kita. Jiwa orang-orang yang ditebus. Seluruh tindakan, perkataan, keputusan hidup kita adalah untuk mempermuliakan Bapa di Surga. “Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, dipermuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Ini bukan struktur doa saja tetapi struktur hidup kita dan hati kita. Hidup yang hanya satu kali adalah hidup yang mau kehendak Allah, rencana Allah jadi, kerajaan Allah datang. Dan segala hal yang terjadi secara horizontal, adalah untuk menunjang supaya kehendak-Nya jadi. Aku memerlukan makan, aku memerlukan pengampunan ya Tuhan untuk melakukan kehendak-Mu. Aku memerlukan penjagaan dari musuh, untuk menjaga imanku untuk tetap melakukan tugas dan kehendak-Mu. Dan terakhir, orang Kristen ini yang sudah melakukan segala sesuatu yang memiliki satu tujuan yaitu kehendak Allah dan kerajaan Allah itu dijadikan, maka seluruh hidupnya untuk satu hal ini - Doksologi. Doksologi terdiri dari dua kata. Doksa artinya mulia. Logi adalah kalimat atau statement. Ini adalah kalimat untuk mempermuliakan Allah. Seandainya seluruh struktur Doa Bapa Kami adalah struktur hidup kita dan ketika terakhir-akhir di masa kita itu sekarat, apa yang kita akan ucapkan? Orang-orang dengan struktur Doa Bapa Kami yang merupakan struktur hidupnya, akan mengatakan, Tuhan seluruh hidupku adalah untuk kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau yang mulia. Engkaulah yang memiliki kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Ini adalah teriakan terakhir dari seseorang setelah melakukan seluruh struktur Doa Bapa Kami dalam hidupnya. Tujuan orang ini hidup adalah mempermuliakan Allah yang mulia itu. Saya sangat suka ketika kalimat ini ada sebagai akhirnya. Bukan pencobaan, bukan setan, tetapi kemuliaan bagi Allah Tritunggal. Tuhan memberikan kita hidup di tengah-tengah dunia dengan seluruh providensia-providensia, pencukupan yang daripada-Nya, untuk kita boleh hidup melakukan kehendak-Nya untuk kemuliaan bagi nama-Nya.

Saya akan menutup seluruh daripada doa Bapa Kami ini dengan satu ayat 1 Korintus 10:13, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Alkitab mengatakan ketika kita dicobai, Dia akan memberikan jalan keluar, Dia provide seluruh kebutuhan kita. Ketika kita berada dalam gelap, Dia akan memberikan terang. Ketika kita berada dalam kepicikan, Dia akan memberikan hikmat. Kita tidak berbeda dengan dunia, dunia akan masuk dalam pecobaan, dan kita akan masuk dalam pencobaan. Apa yang membedakan kita dengan seluruh manusia yang lain? Kita di dalam Kristus, maka Tuhan akan memberikan pertolongan dan jalan keluar kepada kita. Bukan saja jalan keluar yang ditunjukkan dengan tangan-Nya. Tetapi jalan keluar di mana Dia memegang tangan kita karena Dia adalah “God with us”. Dia memimpin seluruh pergumulan hidup kita.BUKU DOA BAPA KAMI (MATIUS 6:1-13)

Next Post Previous Post