1 TIMOTIUS 3:13-16 (KELUARGA ALLAH)

Pdt.Budi ASali, M.Div.
1 TIMOTIUS 3:13-16 (KELUARGA ALLAH)
1Timotius 3:13-16 - “(13) Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa. (14) Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. (15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. (16) Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diriNya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.’”.

1 Timotius 3: 13: “Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa”.

1) “Karena mereka yang melayani dengan baik”.

KJV: ‘For they that have used the office of a deacon well’ (= Karena mereka yang telah menggunakan jabatan diaken dengan baik).

RSV: ‘for those who serve well as deacons’ (= bagi mereka yang melayani dengan baik sebagai diaken-diaken).

NIV: ‘Those who have served well’ (= Mereka yang telah melayani dengan baik).

NASB: ‘For those who have served well as deacons’ (= Karena mereka yang telah melayani dengan baik sebagai diaken-diaken).

a) Mengapa terjemahannya berbeda-beda?

Barnes’ Notes: “‘For they that have used the office of a deacon well.’ Margin, ‘ministered.’ The Greek word is the same as deacon, meaning ministering, or serving in this office. The sense would be well expressed by the phrase, ‘deaconizing well.’” (= ‘Karena mereka yang telah menggunakan jabatan diaken dengan baik’. Catatan tepi, ‘melayani’. Kata Yunaninya sama dengan ‘diaken’, berarti ‘melayani’, atau ‘melayani dalam jabatan / tugas ini’. Artinya dinyatakan dengan baik oleh ungkapan ‘melayani dengan baik sebagai diaken’).

b) Bagian ini menunjukkan bahwa kalau seseorang diangkat ke dalam suatu jabatan tertentu dalam gereja, ia harus mempunyai kemauan untuk melayani / bekerja.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “A willingness to work (v. 13). He is to use the office, not just fill it” [= Suatu kemauan untuk bekerja (ay 13). Ia harus menggunakan jabatan itu, bukan sekedar mengisinya].

2) “beroleh kedudukan yang baik”.

KJV: ‘purchase to themselves a good degree’ (= membeli bagi diri mereka sendiri suatu tingkat yang baik).

RSV: ‘gain a good standing for themselves’ (= mendapatkan kedudukan yang baik bagi diri mereka sendiri).

NIV: ‘gain an excellent standing’ (= mendapatkan suatu kedudukan yang sangat baik).

NASB: ‘obtain for themselves a high standing’ (= mendapatkan bagi diri mereka sendiri suatu kedudukan yang tinggi).

a) ‘Beroleh / mendapatkan / membeli’.

Albert Barnes mengatakan bahwa kata ‘purchase’ (= membeli) dalam KJV harus diartikan sebagai ‘procure’ (= mendapatkan / memperoleh).

b) ‘Kedudukan yang baik / tingkat yang baik’.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘degree’ (= tingkat) oleh KJV, secara hurufiah berarti ‘suatu langkah’ atau ‘suatu anak tangga’.

Rupanya ada orang-orang yang menafsirkan bahwa bagian ini berarti bahwa orang-orang yang melayani dengan baik akan ‘naik pangkat’ dan mendapatkan kedudukan / jabatan yang lebih tinggi. Tetapi banyak penafsir menentang pandangan ini. Calvin mengatakan bahwa sekalipun memang memungkinkan untuk mengangkat diaken yang telah melayani dengan baik untuk menjadi tua-tua, tetapi arti ayat / bagian ini hanyalah bahwa orang-orang yang melayani dengan baik akan makin dihormati dalam gereja.

Tetapi ingat:

1. Hal ini akan terjadi hanya dalam gereja yang nggenah / bagus. Dalam gereja yang brengsek, jangan heran kalau saudara melayani dengan baik, justru saudara akan dicela, difitnah, dimaki-maki, dikucilkan, dan sebagainya.

Mat 10:24-25 - “(24) Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. (25) Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya”.

Biarpun Yesus dimaki-maki oleh orang-orang Yahudi / tokoh-tokoh agama Yahudi yang tidak percaya, tetapi bagaimanapun mereka termasuk dalam ‘gereja’ pada saat itu.

2. Bahkan dalam gereja yang bagus hal seperti itu bisa terjadi, karena:

a. Selalu ada ‘lalang di antara gandum’.

b. Selalu bisa terjadi kesalah-pahaman dan sebagainya.

3) “sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa”.

KJV: ‘and great boldness in the faith which is in Christ Jesus’ (= dan keberanian yang besar dalam iman yang ada dalam Kristus Yesus).

RSV: ‘and also great confidence in the faith which is in Christ Jesus’ (= dan juga keyakinan yang besar dalam iman yang ada dalam Kristus Yesus).

NIV: ‘and great assurance in their faith in Christ Jesus’ (= dan kepastian yang besar dalam iman mereka dalam / kepada Kristus Yesus).

NASB: ‘and great confidence in the faith that is in Christ Jesus’ (= dan keyakinan yang besar dalam iman yang ada dalam Kristus Yesus).

Dari perbandingan terjemahan-terjemahan ini terlihat bahwa kata-kata ‘mereka dapat bersaksi dengan leluasa’ dalam Kitab Suci Indonesia, tidak ada dalam Kitab Suci - Kitab Suci bahasa Inggris. Tetapi Barnes mengatakan bahwa kata yang diterjemahkan ‘boldness’ (= keberanian) oleh KJV, secara benar menunjuk pada keberanian untuk berbicara (Bdk. Kis 4:13 2Kor 3:12 Fil 1:20). Mungkin itu yang menyebabkan Kitab Suci Indonesia menterjemahkan seperti itu. Tetapi Barnes menambahkan bahwa kata itu pada umumnya digunakan untuk menunjuk pada ‘keberanian dari jenis apapun’, ‘keterbukaan’, ‘kejujuran’, ‘keyakinan’ (seperti dalam RSV/NASB), ‘kepastian’ (seperti dalam NIV). Bdk. Yoh 8:13,26 Markus 8:32 2Kor 7:4. Karena di sini kata itu dihubungkan dengan ‘faith’ (= iman), maka Barnes beranggapan bahwa di sini kata itu tidak menunjuk pada keberanian berbicara, tetapi pada pelaksanaan iman yang berani. Jadi, arti dari seluruh kalimat adalah: orang yang melayani (sebagai diaken) dengan baik, akan mendapatkan suatu karakter yang menunjukkan keteguhan dari iman.

Penerapan: kalau saudara sudah lama menjadi orang kristen yang sejati, dan bahkan banyak belajar Firman Tuhan, tetapi saudara merasa tidak maju-maju dalam iman, mungkin itu disebabkan karena saudara tidak melayani, atau saudara tidak melayani dengan baik.

1 Timotius 3: 14-15: “(14) Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. (15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran”.

1) “Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. Jadi jika aku terlambat, ...”.

Dalam 1Tim 1,4,5,6 kita bisa melihat bahwa dalam gereja yang dilayani oleh Timotius ada orang-orang brengsek dan sesat. Dalam ayat ini Paulus mengatakan bahwa ia berharap untuk segera dapat mengunjungi Timotius. Calvin mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memberikan semangat kepada Timotius, dan juga untuk menekan kekurang-ajaran dari orang-orang brengsek dan sesat itu yang menjadi makin sombong dengan tidak adanya Paulus. Ini menunjukkan betapa pedulinya Paulus pada keadaan suatu gereja, sehingga ingin cepat-cepat ke sana untuk membereskan persoalan yang ada di sana. Tetapi bagaimanapun juga, ia tidak mau berjanji secara sembarangan, karena ia memang tidak pasti apakah ia akan bisa mengunjungi Timotius dengan segera. Karena itu, ia menulis surat ini supaya kalau kedatangannya terhambat oleh apapun, Timotius tahu apa yang harus ia lakukan.

2) “sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah”.

KJV: ‘in the house of God’ (= dalam rumah Allah).

RSV/NASB: ‘in the household of God’ (= dalam rumah tangga Allah).

NIV: ‘in God’s household’ (= dalam rumah tangga Allah).

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘house’ (= rumah) atau ‘household’ (= rumah tangga / orang-orang dalam rumah) adalah OIKOS, yang menurut Bible Works 7 memang bisa berarti keduanya.

William Hendriksen menganggap terjemahan ‘house’ (= rumah) merupakan terjemahan yang tepat, karena orang-orang percaya memang merupakan rumah / Bait Allah (1Kor 3:16; 6:19; 2Kor 6:16), karena Allah memang tinggal di dalam diri mereka.

Barnes menekankan bahwa istilah ‘house of God’ (= rumah Allah) ini tidak menunjuk pada bangunan gereja, tetapi kepada gereja sebagai sekumpulan orang-orang percaya. Ia lalu menambahkan bahwa kata-kata ini ditambahkan oleh Paulus supaya Timotius merasa betapa pentingnya tugas yang ia lakukan!

Penerapan: kalau saudara melayani dalam gereja, selalulah sadar akan hal ini, dan jangan melayani asal melayani, tetapi layanilah dengan sungguh-sungguh dan dengan maximal.

The Bible Exposition Commentary: New Testament memilih terjemahan ‘household’ (= rumah tangga / orang-orang dalam rumah). Alasannya: gereja Allah merupakan suatu keluarga. Dan buku tafsiran ini lalu menambahkan kata-kata di bawah ini.

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “Because the local church is a family, it must be fed; and the only diet that will nourish the people is the Word of God. It is our bread (Matt 4:4), milk and meat (1 Cor 3:1-2; Heb 5:12-14), and honey (Ps 119:103). A pastor must take time to nourish himself so that he might nourish others (1 Tim 4:6). A church does not grow by addition, but by nutrition (Eph 4:11-16). It is tragic to see the way some pastors waste their time (and their church’s time) all week long and then have nothing nourishing to give the people on the Lord’s Day” [= Karena gereja lokal adalah suatu keluarga, itu perlu diberi makan; dan satu-satunya makanan yang akan memberi orang-orang makanan yang bergizi, adalah Firman Allah. Itu adalah roti kita (Matius 4:4), susu dan makanan (1Kor 3:1-2; Ibr 5:12-14), dan madu (Mazmur 119:103). Seorang pendeta harus memberi waktu untuk memberi dirinya sendiri makanan bergizi, sehingga ia bisa memberi orang-orang lain makanan yang bergizi (1Tim 4:6). Suatu gereja tidak bertumbuh oleh penambahan, tetapi oleh pemberian makanan bergizi (Ef 4:11-16). Merupakan sesuatu yang tragis / menyedihkan untuk melihat cara beberapa / sebagian pendeta membuang-buang waktu mereka (dan waktu gereja) sepanjang minggu dan lalu tidak mempunyai apapun yang bergizi untuk diberikan kepada orang-orang pada hari Tuhan].

Catatan:
saya berpendapat penafsir ini menggunakan Mat 4:4 secara salah.
kata-kata ‘beberapa / sebagian’ (Inggris: ‘some’) saya kira kurang keras / kuat. Seharusnya adalah ‘banyak / banyak sekali’, atau ‘mayoritas’!!!

3) “yakni jemaat dari Allah yang hidup”.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘which is the church of the living God’ (= yang adalah gereja dari Allah yang hidup).

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “The assembly (v. 15b). The word ‘church’ is a translation of the Greek word EKKLESIA, which means ‘assembly.’ ... it is used about 100 times in the New Testament to refer to local churches, assemblies of believers. The Greek word means ‘those called out.’ ... Because it is God’s assembly, He has the right to tell us how it ought to be governed. The church has been purchased with the blood of God’s Son (Acts 20:28); therefore, we must be careful how we conduct ourselves. Church officers must not become religious dictators who abuse the people in order to achieve their own selfish ends (1 Peter 5:3-5; 3 John 9-12)” [= ‘Kumpulan’ (ay 15b). Kata ‘gereja’ merupakan terjemahan dari kata Yunani EKKLESIA, yang berarti ‘kumpulan’. ... itu digunakan sekitar 100 x dalam Perjanjian Baru untuk menunjuk pada gereja-gereja lokal, perkumpulan orang-orang percaya. Kata Yunaninya berarti ‘mereka yang dipanggil keluar’. ... Karena gereja adalah kumpulan orang-orang dari Allah, Ia mempunyai hak untuk memerintah kita bagaimana gereja itu harus diperintah / dipimpin. Gereja telah dibeli dengan darah Anak Allah (Kis 20:28); dan karena itu, kita harus berhati-hati bagaimana kita bertingkah laku. Pejabat-pejabat gereja tidak boleh menjadi diktator-diktator yang religius, yang menyalah-gunakan orang-orang untuk mencapai tujuan egoisnya sendiri (1Pet 5:3-5; 3Yoh 9-12)].

1Petrus 5:3-5 - “(3) Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu. (4) Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. (5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”.

3Yoh 9-12 - “(9) Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (10) Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat. (11) Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. (12) Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang baik, malah kebenaran sendiri memberi kesaksian yang demikian. Dan kami juga memberi kesaksian yang baik tentang dia, dan engkau tahu, bahwa kesaksian kami adalah benar”.

4) “tiang penopang dan dasar kebenaran”.

KJV: ‘the pillar and ground of the truth’ (= tiang penopang dan dasar kebenaran).

RSV: ‘the pillar and bulwark of the truth’ (= tiang penopang dan pertahanan / kubu kebenaran).

NIV: ‘the pillar and foundation of the truth’ (= tiang penopang dan dasar kebenaran).

NASB: ‘the pillar and support of the truth’ (= tiang penopang dan penopang kebenaran).

a) Bagian ini dijadikan dasar oleh orang Katolik untuk mengatakan bahwa Gereja Katolik dan Paus tidak bisa salah dalam mengajar.

Wibisono Hartono: “Sebagai Katolik saya percaya bahwa Gereja dan Paus tidak bisa salah dalam ajarannya, dengan perkataan lain mereka adalah 100% benar. Di 1 Timotius 3:15 Paulus menulis (KJV): ‘But if I tarry long, that thou mayest know how thou oughtest to behave thyself in the house of God, which is the church of the living God, the pillar and ground of the truth’. Disini Paulus menulis bahwa gereja adalah tiang dan dasar kebenaran; apakah disini dia menganggap 100% kebenaran atau kurang dari 100%? Roh Kudus tidak akan mengilhami Paulus untuk menulis kalimat diatas jika kebenaran yang dimaksud kurang dari 100%. Karena bapak sudah mengaku terus terang bahwa gereja bapak tidak memiliki 100% kebenaran, berarti gereja bapak bukan yang dimaksud oleh Paulus”.

Catatan: orang ini adalah orang Katolik yang pernah berdebat melalui internet sampai sangat lama dengan saya.

Tanggapan saya:

1. Komentar para penafsir Protestan tentang pandangan Katolik ini.

a. Calvin menganggap ini sebagai suatu kelancangan / kekurang-ajaran.

Calvin: “With what impudent trifling do Papists argue from the words of Paul that all their absurdities ought to be held as oracles of God, because they are ‘the pillar of truth,’ and therefore cannot err!” [= Dengan hal yang dangkal / tak berarti dan lancang / kurang ajar, para pengikut Paus (orang-orang Katolik) berargumentasi dari kata-kata Paulus bahwa semua ajaran mereka yang menggelikan harus dipegang / dianggap seperti sabda Allah, karena mereka adalah ‘tiang penopang kebenaran’, dan karena itu tidak bisa salah!] - hal 90.

b. Calvin mengatakan bahwa sebetulnya ‘Gereja Roma Katolik’ bukanlah Gereja.

Calvin: “granting that the Church were elevated above the third heaven, I maintain that it has nothing to do with them in any manner. Nay, I even turn the whole passage against them; for, if the Church ‘is the pillar of truth,’ it follows that the Church is not with them, when the truth not only lies buried, but is shockingly torn, and thrown down, and trampled under foot. ... Paul does not wish that any society, in which the truth of God does not hold a lofty and conspicuous place, shall be acknowledged to be a Church; now there is nothing of all this in Popery, but only ruin and desolation; and, therefore, the true mark of a Church is not found in it” (= seandainya diterima bahwa Gereja ditinggikan melebihi langit ketiga, saya berpendapat bahwa itu tidak ada hubungannya dengan mereka dengan cara apapun. Tidak, bahkan saya membalikkan seluruh text menentang mereka; karena, jika Gereja ‘adalah tiang penopang kebenaran’, maka Gereja tidak bersama mereka, pada waktu kebenaran bukan hanya dikuburkan, tetapi sangat disobek, dan dilempar ke tanah, dan diinjak-injak. ... Paulus tidak ingin bahwa perkumpulan / lembaga apapun, dalam mana kebenaran Allah tidak menduduki tempat tinggi / mulia dan menyolok, diakui sebagai suatu Gereja; dan tidak ada dari hal ini dalam ajaran / kepercayaan Gereja Roma Katolik, tetapi hanya kehancuran dan ketandusan; dan karena itu, ciri yang benar dari suatu Gereja tidak ditemukan di dalamnya) - hal 91.

2. Kesalahan dari penafsiran / pandangan Katolik ini.

a. 1Timotius 3:15 ini hanya menyatakan bahwa gereja adalah pillar dan dasar / fondasi dari kebenaran. Dari mana kok tahu-tahu bisa diartikan bahwa gereja dan Paus itu tidak bisa salah dalam mengajar? Ini merupakan penafsiran yang tidak berdasar!

b. Tafsiran / pandangan Katolik ini jelas bertentangan dengan Kitab Suci maupun fakta, karena:

· Petrus, yang diakui sebagai Paus I oleh Gereja Roma Katolik, pernah salah, baik dalam tindakan maupun kata-kata / pandangan. Dia dihardik oleh Yesus (Mat 16:23), dan juga oleh Paulus (Gal 2:11-14). Dalam kasus Kornelius, ia mula-mula salah mengerti tentang larangan makan binatang-binatang tertentu dalam Im 11 maupun tentang keselamatan dari orang-orang non Yahudi, dan lalu dibetulkan oleh Allah (Kis 10). Juga dia pernah menyangkal Yesus 3 x. Kalau ‘Paus I’ ini ternyata bisa salah, bagaimana mungkin Paus-Paus penggantinya bisa tidak bisa salah, sehingga lebih hebat dari ‘Paus I’, yang adalah seorang rasul?

· Paus yang satu sering bertentangan dengan Paus yang lain. Demikian juga Sidang Gereja yang satu dengan Sidang Gereja yang lain. Juga Paus tertentu bertentangan dengan Sidang Gereja. Lalu yang mana yang tidak bisa salah?

· Dulu Sidang Gereja Katolik melarang orang membaca Kitab Suci. Sekarang menganjurkan. Yang mana yang tidak bisa salah?

· Banyak Paus maupun Sidang Gereja memberikan ajaran sesat (bahkan dianggap sesat menurut pandangan Katolik sekarang).

· Dalam sejarah pernah terjadi ada 2 Paus, dan keduanya sama-sama tidak mau turun, dan pada waktu keduanya dipecat dan diganti Paus yang baru, keduanya tetap tidak mau turun, sehingga ada 3 Paus yang berebut takhta. Mereka pasti saling menyalahkan satu sama lain. Yang mana dari mereka, yang sama-sama gila kedudukan ini, yang tidak bisa salah?

b) Arti yang benar dari kata-kata ‘tiang penopang dan dasar kebenaran’ dalam 1Tim 3:15 ini.

Calvin: “The reason why the Church is called the ‘pillar of truth’ is, that she defends and spreads it by her agency. ... she is called ‘the pillar of truth;’ because the office of administering doctrine, which God hath placed in her hands, is the only instrument of preserving the truth, that it may not perish from the remembrance of men. Consequently this commendation relates to the ministry of the word; for if that be removed, the truth of God will fall to the ground. Not that it is less strong, if it be not supported by the shoulders of men, as the same Papists idly talk; for it is a shocking blasphemy to say, that the word of God is uncertain, till it obtain from men what may be called a borrowed certainty. ... Accordingly in reference to men, the Church maintains the truth, because by preaching the Church proclaims it, because she keeps it pure and entire, because she transmits it to posterity” (= Alasan mengapa Gereja disebut ‘tiang penopang dari kebenaran’ adalah bahwa gereja mempertahankan / membela dan menyebarkan kebenaran itu oleh aktivitasnya. ... ia disebut ‘tiang penopang dari kebenaran’; karena tugas mengurus doktrin / ajaran, yang Allah telah tempatkan dalam tangannya, adalah satu-satunya alat untuk memelihara / melindungi / mempertahankan kebenaran, supaya kebenaran itu tidak binasa dari ingatan manusia. Karena itu, pujian / penghargaan ini berhubungan dengan pelayanan firman; karena jika itu disingkirkan, kebenaran Allah akan jatuh ke tanah. Bukan bahwa kebenaran Allah itu kurang kuat jika tidak ditopang oleh pundak manusia, seperti omongan sia-sia yang sama dari orang-orang Katolik; karena sangat merupakan suatu penghujatan untuk mengatakan, bahwa firman Allah adalah tidak pasti, sampai firman itu mendapatkan dari manusia apa yang boleh disebut ‘kepastian yang dipinjam’. ... Jadi, berkenaan dengan manusia, Gereja mempertahankan kebenaran, karena oleh pemberitaan / khotbah Gereja menyatakan kebenaran, karena gereja menjaganya tetap murni dan utuh, karena gereja meneruskan kebenaran itu pada keturunannya) - hal 90-91.

Jadi intinya: Calvin menganggap bahwa gereja disebut ‘pillar dan dasar dari kebenaran’ hanya berarti bahwa gerejalah yang memelihara, mempertahankan, dan memberitakan kebenaran. Jadi, ungkapan itu tidak menunjukkan bahwa gereja itu infallible / tidak bisa salah.

William Hendriksen memberikan penafsiran yang kurang lebih sama dengan Calvin, tetapi menurut saya penafsiran / penjelasannya lebih jelas.

William Hendriksen: “As the pillar supports the roof, ... as the foundation supports the entire superstructure, so the church supports the glorious truth of the gospel” (= Seperti tiang / pilar menopang atap, ... seperti fondasi menopang seluruh bangunan bagian atas, demikianlah gereja menopang kebenaran yang mulia dari injil) - hal 136.

Perhatikan bahwa penafsiran ini betul-betul ada logikanya. Tiang dan fondasi menopang seluruh bangunan. Jadi kalau gereja disebut ‘pilar dan fondasi / dasar dari kebenaran’, maka itu berarti gereja menopang kebenaran.

Lalu ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa gereja menopang kebenaran dengan cara mendengarkan / memperhatikannya, menanganinya dengan benar, menyimpannya dalam hati, memberitakannya, mencernanya, mempertahankannya, menyebarkannya, menunjukkan kuasanya dalam kehidupan yang dikuduskan.

Saya ingin menambahkan beberapa komentar yang nadanya serupa di bawah ini.

Barnes’ Notes: “‘The pillar and ground of the truth.’ ... he reminded him that the truth of God - that revealed truth which he had given to save the world - was entrusted to the church; that it was designed to preserve it pure, to defend it, and to transmit it to future times; and that, therefore, every one to whom the administration of the affairs of the church was entrusted, should engage in this duty with a deep conviction of his responsibility. ... The word ‘pillar’ means a column, such as that by which a building is supported, and then any firm prop or support; Gal 2:9; Rev 3:12. If it refers to the church here, it means that that is the support of the truth, as a pillar is of a building. It sustains it amidst the war of elements, the natural tendency to fall, and the assaults which may be made on it, and preserves it when it would otherwise tumble into ruin. Thus it is with the church. It is entrusted with the business of maintaining the truth, of defending it from the assaults of error, and of transmitting it to future times. The truth is, in fact, upheld in the world by the church. The people of the world feel no interest in defending it, and it is to the church of Christ that it is owing that it is preserved and transmitted from age to age. The word rendered ‘ground’ - HEDRAIOOMA ‎- means, properly, a basis, or foundation. The figure here is evidently taken from architecture, as the use of the word ‘pillar’ is. The proper meaning of the one expression would be, that truth is supported by the church as an edifice is by a pillar; of the other, that the truth rests ‘on’ the church, as a house does on its foundation. It is that which makes it fixed, stable, permanent; that on which it securely stands amidst storms and tempests” (= ‘Tiang penopang dan dasar dari kebenaran’. ... ia mengingatkannya bahwa kebenaran Allah - kebenaran yang dinyatakan yang telah Ia berikan untuk menyelamatkan dunia - dipercayakan kepada gereja; bahwa gereja dirancang untuk menjaga / memeliharanya supaya tetap murni, mempertahankannya, dan meneruskannya ke masa-masa yang akan datang; dan bahwa, karena itu, setiap orang kepada siapa pelaksanaan dari urusan-urusan gereja dipercayakan, harus terlibat dalam kewajiban ini dengan suatu kesadaran tentang tanggung jawabnya. ... Kata ‘tiang penopang’ berarti kolom, dengan mana bangunan ditopang, dan lalu seadanya penyangga atau penopang; Gal 2:9; Wah 3:12. Jika itu menunjuk kepada gereja di sini, itu berarti bahwa gereja adalah penopang dari kebenaran, seperti pilar / tiang penopang adalah penopang dari bangunan. Gereja menopangnya di tengah-tengah perang prinsip, kecenderungan alamiahnya untuk jatuh, dan serangan-serangan kepadanya, dan memelihara / menjaganya pada waktu gereja akan jatuh / ambruk ke dalam kehancuran. Demikianlah halnya dengan gereja. Gereja dipercayai dengan kesibukan untuk memelihara kebenaran, untuk mempertahankannya dari serangan-serangan dari kesalahan, dan untuk meneruskannya ke masa-masa yang akan datang. Dalam faktanya, kebenaran ditegakkan / dijunjung tinggi dalam dunia oleh gereja. Orang-orang dunia tidak merasa berkepentingan dalam mempertahankan kebenaran, dan kepada gereja Kristuslah gereja berhutang sehingga gereja dipelihara / dijaga dan diteruskan dari jaman ke jaman. Kata yang diterjemahkan ‘dasar’ - HEDRAIOOMA - secara tepat berarti ‘suatu dasar’, atau ‘fondasi’. Gambaran di sini jelas diambil dari arsitektur, sama seperti penggunaan kata ‘pilar / tiang penopang’ juga diambil dari sana. Arti yang benar dari ungkapan ini adalah, bahwa kebenaran ditopang oleh gereja seperti suatu gedung ditopang oleh pilar / tiang penopang; tentang yang lain, bahwa kebenaran terletak / bersandar pada gereja, seperti suatu rumah terletak / bersandar pada fondasinya. Fondasi itulah yang membuatnya teguh, stabil, permanen; fondasi pada mana gereja dengan aman berdiri di tengah-tengah angin topan dan badai).

Renungkan: apakah saudara ikut membela, mempertahankan, menyebarkan kebenaran Firman Tuhan? Kalau ya, saudara termasuk dalam ‘gereja’; kalau tidak, saudara termasuk ‘orang dunia’!

Bible Knowledge Commentary: “‎Some people teach that the church as the ‘foundation of the truth’ is the source of God’s truth, that no one can know the truth unless he depends on the teaching of some organized church or church group. But Paul was simply affirming the crucial role of the universal church as the support and bulwark - not the source - of God’s truth. His words should not be stretched beyond this” (= Sebagian orang mengajarkan bahwa gereja sebagai ‘fondasi / dasar dari kebenaran’ merupakan sumber dari kebenaran Allah, sehingga tak seorangpun mengetahui / mengenal kebenaran kecuali ia bergantung pada pengajaran dari suatu gereja yang terorganisir atau kelompok gereja. Tetapi Paulus sekedar menegaskan peranan yang sangat penting dari gereja universal sebagai penopang dan kubu - bukan sumber - dari kebenaran Allah. Kata-katanya tidak boleh ditarik melebihi hal ini).

Pulpit Commentary: “The Church is the pillar of the truth. It supports it; holds it together - binds together its different parts. And it is the ground of the truth. By it the truth is made fast, firm, and fixed” (= Gereja adalah pilar / tiang penopang dari kebenaran. Gereja menopangnya, menjaga kesatuannya - mengikat menjadi satu bagian-bagiannya yang berbeda. Dan gereja merupakan dasar / fondasi dari kebenaran. Olehnya kebenaran dibuat menjadi teguh, kokoh dan tetap).

c) Penerapan dari arti dari kata-kata di atas.

Calvin: “we ought to see why Paul adorns the Church with so magnificent a title. By holding out to pastors the greatness of the office, he undoubtedly intended to remind them with what fidelity, and industry, and reverence they ought to discharge it. How dreadful is the vengeance that awaits them, if, through their fault, that truth which is the image of the Divine glory, the light of the world, and the salvation of men, shall be allowed to fall! This consideration ought undoubtedly to lead pastors to tremble continually, not to deprive them of all energy, but to excite them to greater vigilance” (= kita harus melihat mengapa Paulus menghiasi Gereja dengan suatu gelar yang begitu bagus / megah. Dengan memberikan kepada pendeta-pendeta kebesaran dari jabatan itu, tak diragukan bahwa ia bermaksud untuk mengingatkan mereka bahwa mereka harus menunaikan jabatan / tugas itu dengan kesetiaan, kerajinan, dan rasa hormat / takut. Alangkah menakutkannya pembalasan yang menantikan mereka, jika melalui kesalahan mereka, kebenaran yang merupakan gambar dari kemuliaan ilahi, terang dunia, dan keselamatan manusia, diijinkan untuk jatuh! Tak diragukan bahwa pertimbangan ini harus membimbing pendeta-pendeta untuk terus menerus gemetar, bukan untuk membuang semua tenaga / kekuatan dari diri mereka, tetapi untuk menggairahkan mereka pada kewaspadaan yang lebih besar).

Calvin: “Consequently this commendation relates to the ministry of the word; for if that be removed, the truth of God will fall to the ground” (= Sebagai akibatnya, pujian / penghargaan ini berhubungan dengan pelayanan firman; karena jika itu disingkirkan, kebenaran Allah akan jatuh ke tanah).

Calvin: “And if the instruction of the gospel be not proclaimed, if there are no godly ministers who, by their preaching, rescue truth from darkness and forgetfulness, instantly falsehoods, errors, impostures, superstitions, and every kind of corruption, will reign. In short, silence in the Church is the banishment and crushing of the truth” (= Dan jika pengajaran injil tidak dinyatakan, jika tidak ada pendeta-pendeta yang saleh, yang oleh khotbah mereka, menyelamatkan kebenaran dari kegelapan dan pelupaan, dengan segera kepalsuan, kesalahan, penipu, takhyul, dan setiap jenis kejahatan, akan memerintah / berkuasa. Singkatnya, diamnya Gereja merupakan pembuangan dan penghancuran dari kebenaran) - hal 91.

Catatan: Calvin hanya menekankan pendeta-pendeta, mungkin karena Paulus menujukan kata-kata ini kepada Timotius. Tetapi jelas bahwa yang disebut dengan ‘gereja’ bukan hanya pendeta-pendeta tetapi semua orang kristen yang sejati. Dan karena itu, kewajiban memberitakan Firman Tuhan ini pasti juga berlaku untuk semua orang kristen yang sejati.

1 Timotius 3: 16: “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diriNya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.’”.

1) “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita”.

KJV/NIV/NASB: ‘the mystery of godliness’ (= misteri dari kesalehan).

RSV: ‘the mystery of our religion’ (= misteri dari agama kita).

Calvin: “That the truth of God might not, through the ingratitude of men, be less esteemed than it ought, he extols its value, by stating that ‘great is the secret of godliness;’ that is, because it does not treat of mean subjects, but of the revelation of the Son of God, ‘in whom are hidden all the treasures of wisdom.’ (Colossians 2:3.) From the greatness and importance of such matters, pastors ought to judge of their office, that they may devote themselves to the discharge of it with greater conscientiousness and deeper reverence” [= Supaya kebenaran Allah, melalui rasa tak tahu terima kasih manusia, tidak dihargai kurang dari seharusnya, ia memuji nilainya, dengan menyatakan bahwa ‘agung / besarlah rahasia dari kesalehan’; yaitu, karena kebenaran itu tidak membicarakan pokok-pokok yang hina / biasa, tetapi tentang wahyu tentang Anak Allah, ‘dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat’ (Kol 2:3). Dari kebesaran / keagungan dan pentingnya hal-hal itu, pendeta-pendeta harus menilai jabatan / tugas mereka, supaya mereka bisa membaktikan diri mereka sendiri untuk menunaikannya dengan ketelitian yang lebih besar dan rasa takut / hormat yang lebih dalam].

2) “Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia”.

KJV: ‘God was manifest in the flesh’ (= Allah dinyatakan dalam daging).

RSV: ‘He was manifested in the flesh’ (= Ia dinyatakan dalam daging).

NIV: ‘He appeared in a body’ (= Ia muncul dalam auatu tubuh).

NASB: ‘He who was revealed in the flesh’ (= Ia yang dinyatakan dalam daging).

Ada pertentangan yang luar biasa tentang penulisan yang benar dari bagian ini, apakah kata pertama dari anak kalimat ini adalah THEOS (= God / Allah) atau HOS (= who / yang) atau Ho (which / yang).

Kalau yang benar adalah kata THEOS (= God / Allah), maka bagian ini secara explicit menyatakan Yesus sebagai Allah. Kalau yang benar adalah HOS (= who / yang) atau Ho (which / yang), maka bagian ini hanya menyatakan hal itu secara implicit.

Albert Barnes termasuk yang membela mati-matian penulisan THEOS (= God). Dan singkatnya argumentasinya adalah sebagai berikut: Dalam penulisan manuscript-manuscript sering ada suatu penyingkatan. Jadi, kata THEOS dituliskan hanya THS, kata PATER (= father) dituliskan hanya PR, kata KURIOS (= Tuhan) dituliskan hanya KS. Tetapi di atas kata singkatan itu diberi suatu garis tipis, untuk menunjukkan bahwa itu suatu singkatan.

Sekarang perhatikan singkatan dari kata Yunani THEOS, yaitu THS. Dalam huruf Yunani tulisannya adalah q~. Sedangkan kata HOS dituliskan singkatannya sebagai HS, yang dalam huruf Yunani tulisannya adalah O~. Keduanya harus ditambahi garis tipis di atasnya (saya tak bisa menuliskannya dengan komputer saya). Kemiripan dari keduanya menyebabkan q~ (THEOS) bisa terbaca sebagai O~ (HOS).

Barnes’ Notes: “‘God.’ Probably there is no passage in the New Testament which has excited so much discussion among critics as this, and none in reference to which it is so difficult to determine the true reading. It is the only one, it is believed, in which the microscope has been employed to determine the lines of the letters used in a manuscript; and, after all that has been done to ascertain the exact truth in regard to it, still the question remains undecided” (= ‘Allah’. Mungkin tidak ada text dalam Perjanjian Baru yang telah membangkitkan begitu banyak diskusi di antara para pengkritik seperti text ini, dan tidak ada yang begitu sukar untuk ditentukan sebagai pembacaan yang benar. Ini dipercaya adalah satu-satunya text, dalam mana telah digunakan mikroskop untuk menentukan garis-garis dari huruf-huruf yang digunakan dalam manuscript-manuscript; dan setelah semua telah dilakukan untuk memastikan kebenaran yang persis berkenaan dengannya, persoalan / keraguan itu tetap tidak bisa ditentukan).

Ay 16a: “Dan sesungguhnya agunglah rahasia (misteri) ibadah (kesalehan) kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diriNya dalam rupa manusia (dalam daging)”.

Barnes’ Notes: “‘In the flesh.’ In human nature; see this explained in the notes on Rom 1:3. The expression here looks as though the true reading of the much-disputed word was ‘God.’ It could not have been, it would seem evident, HO, ‘which,’ referring to ‘mystery;’ for how could a mystery ‘be manifested in the flesh?’ Nor could it it be HOS, ‘who,’ unless that should refer to one who was more than a man; for how absurd would it be to say that ‘a man was manifested, or appeared in the flesh!’ How else could a man appear? The phrase here means that God appeared in human form, or with human nature; and this is declared to be the ‘great’ truth so long concealed from human view, but now revealed as constituting the fundamental doctrine of the gospel” (= ‘Dalam daging’. Dalam hakekat manusia; lihat ini dijelaskan dalam catatan tentang Ro 1:3. Ungkapan di sini kelihatannya seakan-akan pembacaan yang benar dari kata yang banyak diperdebatkan tadi adalah ‘God / Allah’. Kelihatannya jelas bahwa itu tidak bisa adalah HO, ‘which / yang’, menunjuk pada ‘misteri / rahasia’; karena bagaimana suatu misteri / rahasia ‘dinyatakan dalam daging?’ Juga itu tidak bisa adalah HOS, ‘who / yang’, kecuali itu menunjuk kepada seseorang yang lebih dari seorang manusia; karena alangkah menggelikannya untuk mengatakan bahwa ‘seorang manusia dinyatakan, atau muncul / terlihat dalam daging!’ Dengan cara lain bagaimana seorang manusia bisa muncul / terlihat? Ungkapan di sini berarti bahwa Allah muncul / terlihat dalam bentuk manusia, atau dengan hakekat manusia; dan ini dinyatakan sebagai kebenaran yang ‘besar / agung’ yang begitu lama disembunyikan dari pandangan manusia, tetapi sekarang dinyatakan sebagai sesuatu yang membentuk ajaran dasari dari injil).

Argumentasi Albert Barnes ini cukup masuk akal, tetapi dibantah oleh A. T. Robertson.

A. T. Robertson: “‘He who’ HOS. The correct text, not THEOS (God) the reading of the Textus Receptus (Syrian text) nor HO (neuter relative, agreeing with MUSTEERION) the reading of the Western documents. ... Christ, to whom HOS refers, is the mystery (Col 1:27; 2:2)” [= ‘Ia yang’ HOS. Text yang benar, bukanlah THEOS (Allah), yang merupakan pembacaan dari Textus Receptus (Syrian text), ataupun HO (neuter relative, sesuai dengan MUSTERION), yang merupakan pembacaan dari dokumen-dokumen Barat / Western. ... Kristus, kepada siapa kata HOS menunjuk, adalah misteri itu (Kol 1:27; 2:2)].

Kol 1:27 - “Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!”.

Kolose 2:2 - “supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus”.

Bruce M. Metzger juga menerima pembacaan HOS (= who / yang). Ia mengatakan bahwa pembacaan THEOS baru ada dalam manuscript-manuscript yang baru, sedangkan semua manuscript-manuscript kuno mempunyai HO atau HOS.

Kalau dilihat dari bukti manuscript-manuscript, maka kelihatannya kita harus menerima HOS (who / yang), tetapi kalau dilihat kalimatnya, kelihatannya kata THEOS (= God / Allah) lebih cocok.

Calvin termasuk yang menerima pembacaan THEOS (= God / Allah), dan ia lalu memberikan komentar sebagai berikut:

Calvin: “‘God manifested in the flesh.’ The Vulgate’s translator, by leaving out the name of God, refers what follows to ‘the mystery,’ but altogether unskillfully and inappropriately, as will clearly be seen on a bare perusal, though he has Erasmus on his side, who, however, destroys the authority of his own views, so that it is unnecessary for me to refute it. ... But granting that Paul did not express the name of God, still any one who shall carefully examine the whole matter, will acknowledge that the name of Christ ought to be supplied” (= ‘Allah dinyatakan dalam daging’. Penterjemah Vulgate, dengan menghapus nama / sebutan ‘Allah’, menghubungkan kata-kata berikutnya pada ‘misteri / rahasia’, tetapi dengan sama sekali tidak cakap dan tidak cocok, seperti akan terlihat dengan jelas pada suatu pembacaan yang telanjang / paling sederhana, sekalipun ia mempunyai Erasmus di pihaknya, tetapi yang menghancurkan otoritas dari pandangannya sendiri, sehingga tidak perlu bagi saya untuk membantahnya. ... Tetapi kalau kita mau mengakui bahwa Paulus tidak menyatakan nama / sebutan ‘Allah’, tetap siapapun yang memerika dengan teliti seluruh persoalan, akan mengakui bahwa nama / sebutan Kristus harus disuplai).

Calvin: “He could not have spoken more appropriately about the person of Christ than in these words, ‘God manifested in the flesh.’ First, we have here an express testimony of both natures; for he declares at the same time that Christ is true God and true man. Secondly, he points out the distinction between the two natures, when, on the one hand, he calls him God, and, on the other, expresses his ‘manifestation in the flesh.’ Thirdly, he asserts the unity of the person, when he declares, that it is one and the same who was God, and who has been manifested in the flesh. Thus, by this single passage, the true and orthodox faith is powerfully defended against Arius, Marcion, Nestorius, and Eutyches. There is also great emphasis in the contrast of the two words, God in flesh. How wide is the difference between God and man! And yet in Christ we behold the infinite glory of God united to our polluted flesh in such a manner that they become one” (= Ia tidak bisa berbicara dengan lebih tepat / cocok tentang pribadi Kristus dari pada dalam kata-kata ini, ‘Allah dinyatakan dalam daging’. Pertama, di sini kita mempunyai suatu kesaksian tentang kedua hakekat; karena ia menyatakan pada saat yang sama bahwa Kristus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Kedua, ia menunjukkan perbedaan di antara kedua hakekat itu, ketika, pada satu sisi ia menyebutNya Allah, dan pada sisi yang lain menyatakan ‘manifestasiNya ke dalam daging’. Ketiga, ia menegaskan kesatuan dari pribadi Kristus, pada saat ia menyatakan bahwa Ia adalah pribadi yang satu dan yang sama, yang adalah Allah, dan yang telah dinyatakan dalam daging. Jadi, dengan satu text ini, iman yang benar dan orthodox dipertahankan dengan kuat terhadap Arius, Marcion, Nestorius, dan Eutyches. Juga ada penekanan yang besar dalam kontras dari kedua kata itu, Allah dalam daging. Alangkah besarnya perbedaan antara Allah dan manusia! Tetapi dalam Kristus kita melihat kemuliaan yang tak terbatas dari Allah bersatu dengan daging kita yang kotor dengan cara sedemikian rupa sehingga keduanya menjadi satu).

3) “dibenarkan dalam Roh”.

KJV: ‘justified’ (= dibenarkan).

RSV/NIV/NASB: ‘vindicated’ (= dipertahankan).

Kata ‘dibenarkan’ di sini tidak mungkin digunakan dalam arti seperti biasanya, karena Kristus tak mempunyai dosa. Karena itu lalu diterjemahkan ‘vindicated’ (= dipertahankan) oleh RSV/NIV/NASB.

Barnes’ Notes: “‘Justified in the Spirit.’ ... The word ‘justified,’ here, is not used in the sense in which it is when applied to Christians, but in its more common signification. It means to ‘vindicate,’ and the sense is, that he was shown to be the Son of God by the agency of the Holy Spirit; he was thus vindicated from the charges alleged against him. The Holy Spirit furnished the evidence that he was the Son of God, or ‘justified’ his claims. Thus he descended on him at his baptism, Matt 3:16; he was sent to convince the world of sin because it did not believe on him, John 16:8-9; the Saviour cast out devils by him, Matt 12:28; the Spirit was given to him without measure, John 3:34, and the Spirit was sent down in accordance with his promise, to convert the hearts of people; Acts 2:33. All the manifestations of God to him; all the power of working miracles by his agency; all the influences imparted to the man Christ Jesus, endowing him with such wisdom as man never had before, may be regarded as an attestation of the Holy Spirit to the divine mission of the Lord Jesus, and of course as a vindication from all the charges against him” (= ‘dibenarkan dalam Roh’. ... Kata ‘dibenarkan’ di sini, tidak digunakan dalam pengertian seperti pada waktu kata itu digunakan untuk orang-orang Kristen, tetapi dalam arti yang lebih umum. Itu berarti ‘mempertahankan’, dan pengertiannya adalah, bahwa Ia ditunjukkan sebagai Anak Allah oleh perantaraan / pekerjaan Roh Kudus; dengan demikian Ia dipertahankan dari serangan-serangan / tuduhan-tuduhan terhadapNya. Roh Kudus memberikan bukti-bukti bahwa Ia adalah Anak Allah, atau ‘membenarkan’ claimNya. Maka Ia turun kepadaNya pada saat baptisanNya, Matius 3:16; Ia diutus untuk meyakinkan dunia tentang dosa karena dunia tidak percaya kepadaNya, Yohanes 16:8-9; sang Juruselamat mengusir setan-setan oleh / denganNya, Mat 12:28; Roh diberikan kepadaNya tanpa ukuran / dengan tidak terbatas, Yoh 3:34, dan Roh diturunkan sesuai dengan janjiNya, untuk mempertobatkan hati dari orang-orang; Kis 2:33. Semua manifestasi Allah kepadaNya; semua kuasa untuk mengerjakan mujijat oleh pekerjaanNya; semua pengaruh yang diberikan kepada manusia Kristus Yesus, memberikan Dia hikmat yang tak pernah dimiliki manusia sebelumnya, bisa dianggap sebagai suatu pengesahan dari Roh Kudus pada missi ilahi dari Tuhan Yesus, dan tentu saja sebagai suatu pembelaan / tindakan mempertahankan dari semua serangan / tuduhan terhadap Dia).

A. T. Robertson: “‎Christ was vindicated in his own spirit (Heb 9:14) before men by overcoming death and rising from the dead (Rom 1:3f)” [= Kristus dipertahankan dalam RohNya sendiri (Ibr 9:14) di hadapan manusia dengan mengalahkan kematian dan bangkit dari orang mati (Ro 1:3-dst)].

Ibrani 9:14 - “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”.

Roma 1:3-4 - “(3) tentang AnakNya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, (4) dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.

Pulpit Commentary: “‘Justified in the spirit.’ This is rather an obscure expression. But it seems to describe our Lord’s spotless righteousness, perhaps with special reference to the declaration of it at his baptism, ‘This is my beloved Son, in whom I am well pleased.’” (= ‘dibenarkan dalam Roh’. Ini merupakan suatu ungkapan yang agak kabur. Tetapi kelihatannya ini menggambarkan kebenaran yang tak bercacat dari Tuhan kita, mungkin dengan referensi khusus tentangnya pada saat baptisanNya, ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan’.).

4) “yang menampakkan diriNya kepada malaikat-malaikat”.

Barnes’ Notes: “‘Seen of angels.’ They were attendants on his ministry, and came to him in times of distress, peril, and want; compare Luke 2:9-13; 22:43; 24:4; Heb 1:6; Matt 4:11. They felt an interest in him and his work, and they gladly came to him in his sorrows and troubles. The design of the apostle is to give an impressive view of the grandeur and glory of that work which attracted the attention of the heavenly hosts, and which drew them from the skies that they might proclaim his advent, sustain him in his temptations, witness his crucifixion, and watch over him in the tomb. The work of Christ, though despised by people, excited the deepest interest in heaven; compare notes on 1 Peter 1:12” (= ‘dilihat oleh malaikat-malaikat’. Mereka adalah pelayan-pelayan pada pelayananNya, dan datang kepadaNya pada saat-saat sukar, berbahaya, dan kebutuhan’ bandingkan Lukas 2:9-13; 22:43; 24:4; Ibrani 1:6; Mat 4:11. Mereka merasa punya interest / minat kepada Dia dan pekerjaanNya, dan dengan gembira mereka datang kepadaNya dalam kesedihan dan kesukaranNya. Rancangan dari sang rasul adalah untuk memberikan suatu pandangan yang mengesankan tentang kemegahan dan kemuliaan dari pekerjaan yang menarik perhatian dari bala tentara surga, dan yang menarik mereka dari langit sehingga mereka bisa memberitakan kelahiranNya, mendukungNya dalam pencobaan-pencobaanNya, menyaksikan penyalibanNya, dan menjagaNya dalam kuburNya. Pekerjaan Kristus, sekalipun direndahkan oleh manusia, menggairahkan interest / minat yang terdalam di surga; bandingkan dengan catatan tentang 1Pet 1:12).

5) “diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah”.

Barnes’ Notes: “‘Preached unto the Gentiles.’ This is placed by the apostle among the ‘great’ things which constituted the ‘mystery’ of religion. The meaning is, that it was a glorious truth that salvation might be, and should be, proclaimed to all mankind, and that this was a part of the important truths made known in the gospel” (= ‘diberitakan kepada orang-orang non Yahudi’. Ini ditempatkan oleh sang rasul di antara hal-hal besar yang membentuk ‘misteri’ dari agama. Artinya adalah, bahwa itu merupakan suatu kebenaran yang mulia sehingga keselamatan bisa, dan harus, diberitakan kepada seluruh umat manusia, dan bahwa ini merupakan suatu bagian dari kebenaran-kebenaran yang penting yang dinyatakan dalam injil).

6) “yang dipercayai di dalam dunia”.

Barnes’ Notes: “‘Believed on in the world.’ This also is mentioned among the ‘great’ things which constitute the mystery of revealed religion. But why is this regarded as so remarkable as to be mentioned thus? ... Man, in all his history, had shown a strong reluctance to believe ANY message from God, or ANY truth whatever revealed by him. The Jews had rejected his prophets and put them to death (Matt 23; Acts 7:1); and had at last put his own Son - their Messiah - to death. Man everywhere had shown his strong inclination to unbelief. There is in the human soul no elementary principle or germ of faith in God. Every man is an unbeliever by nature - an infidel first; a Christian afterward; an infidel as he comes into the world; a believer only as he is made so by grace. The apostle, therefore, regarded it as a glorious fact that the message respecting the Saviour ‘had been’ believed in the world. ... It had been embraced, not by a few, but by thousands in all lands where the gospel had been published; and it was proof of the truth of the doctrine, and of the great power of God, that such high mysteries as those relating to redemption, and so much opposed to the natural feelings of the human heart, should have been embraced by so many” [= ‘yang dipercayai di dalam dunia’. Ini juga disebutkan di antara hal-hal ‘agung’ yang membentuk misteri / rahasia dari agama yang diwahyukan. Tetapi mengapa ini dianggap sebagai begitu hebat sehingga disebutkan demikian? ... Manusia, dalam seluruh sejarahnya, telah menunjukkan suatu keenganan yang kuat untuk percaya berita apapun dari Allah, atau kebenaran apapun yang dinyatakan / diwahyukan olehNya. Orang-orang Yahudi telah menolak nabi-nabiNya dan membunuh mereka (Mat 23; Kis 7:1); dan akhirnya telah membunuh AnakNya sendiri, Mesias mereka. Manusia di mana-mana telah menunjukkan kecenderungannya yang kuat pada ketidak-percayaan. Dalam jiwa manusia tidak ada elemen dasar / kecenderungan mula-mula atau tunas dari iman kepada Allah. Setiap orang adalah orang yang tidak percaya secara alamiah - seorang kafir pada mulanya; seorang Kristen belakangan; seorang kafir ketika ia datang ke dalam dunia; seorang percaya hanya ketika ia dibuat demikian oleh kasih karunia. Karena itu, sang rasul menganggapnya sebagai suatu fakta yang mulia bahwa berita berkenaan dengan sang Juruselamat ‘telah dipercayai’ dalam dunia. ... Itu telah dipercayai, bukan oleh sedikit, tetapi oleh ribuan orang di semua negara dimana injil telah diumumkan; dan itu merupakan suatu bukti dari doktrin / ajaran ini, dan tentang kuasa yang besar dari Allah, sehingga misteri / rahasia yang begitu tinggi seperti hal-hal yang berhubungan dengan penebusan, dan begitu bertentangan dengan perasaan-perasaan alamiah dari hati manusia, telah dipeluk / dipercayai oleh begitu banyak orang].

7) “diangkat dalam kemuliaan”.

Barnes’ Notes: “‘Received up into glory.’ To heaven; compare John 17:5; see the notes on Acts 1:9. This is mentioned as among the ‘great’ or remarkable things pertaining to ‘godliness,’ or the Christian revelation, because it was an event which had not elsewhere occurred, and was the crowning grandeur of the work of Christ. It was an event that was fitted to excite the deepest interest in heaven itself. No event of more importance has ever occurred in the universe, of which we have any knowledge, than the re-ascension of the triumphant Son of God to glory after having accomplished the redemption of a world” (= ‘Diterima dalam kemuliaan’. Di surga; bandingkan dengan Yoh 17:5; lihat catatan tentang Kis 1:9. Ini disebutkan sebagai salah satu di antara hal-hal besar atau hebat mengenai ‘kesalehan’, atau wahyu Kristen, karena itu merupakan suatu peristiwa yang belum pernah terjadi di tempat lain manapun, dan merupakan puncak kemegahan dari pekerjaan Kristus. Itu merupakan suatu peristiwa yang cocok untuk membangkitkan minat terdalam di surga sendiri. Tidak ada kejadian yang lebih penting telah terjadi dalam alam semesta, tentang mana kami mempunyai pengetahuan, dari pada kembali naik ke surganya Anak Allah yang menang pada kemuliaan setelah menyelesaikan penebusan dunia).

Next Post Previous Post