PENGAJARAN KRISTEN (44): TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT
gadget, bisnis, keuangan |
Jawaban Supaya dalam godaan-godaan yang paling sengit sekalipun, aku mendapat keyakinan dan hiburan yang sungguh-sungguh bahwa Tuhanku Yesus Kristus telah melepaskan aku dari ketakutan dan kesakitan neraka (a), oleh ketakutan, nestapa, kegentaran, dan siksa neraka yang tidak terkatakan yang telah diderita-Nya selama masa sengsara-Nya, teristimewa di kayu salib (b).
(a) Matius 27:46. (b) Yesaya 53:5.
Ungkapan “Kristus turun ke dalam kerajaan maut” tidak terdapat di dalam Alkitab, tetapi terdapat dalam Pengakuan Iman Rasuli. Di dalam pengakuan tersebut, kalimat ini ditempatkan antara penguburan dan kebangkitan Yesus. Sebenarnya kalimat ini tidak terdapat dalam Pengakuan Iman Rasuli yang paling awal, melainkan ditambahkan pada sekitar tahun 300-an.
John Calvin mengatakan bahwa ‘Turun ke neraka / Kerajaan maut’ menunjukkan penderitaan rohani yang dialami oleh Kristus’. Calvin berkata bahwa 12 Pengakuan Iman Rasuli itu mula-mula menunjukkan penderitaan Kristus secara rohani, yang tidak terlihat oleh manusia. Ini terjadi pada saat Ia berteriak: ‘ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?’ (Matius 27:46).
Dasar Kitab Suci yang digunakan oleh Calvin: Kisah Para Rasul 2:24 – ‘sengsara maut’ bukan ‘maut’. Yesaya 53:4 – ‘dipukul dan ditindas oleh Allah’. Dengan demikian jelas bahwa Calvin tidak mempercayai bahwa antara kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus betul-betul turun ke neraka atau HADES atau tempat manapun. Antara kematian dan kebangkitan-Nya, roh/jiwa dari manusia Yesus pergi ke surga (sesuai dengan kata-kataNya dalam Lukas 23:43,46), sedangkan tubuh manusia Yesus ada di kuburan.
‘Westminster Confession of Faith’, chapter VIII, 4 berbunyi sebagai berikut:
“…was crucified, and died, was buried, and remainded under the power of death, yet saw no curruption. On the third day He arose from the dead…” (=… disalibkan, dan mati, dan dikuburkan, dan tetap ada di bawah kuasa kematian, tetapi tidak menjadi rusak / busuk. Pada hari ketiga Ia bangkit dari antara orang mati…)8. Sama seperti penafsiran Calvin, pandangan yang inipun tidak mempercayai bahwa Yesus betul-betul turun ke neraka / HADES.
Dapat disimpulkan bahwa Juruselamat turun ke dalam kerajaan maut, berarti Juruselamat telah mati dengan cara yang sangat hina di atas salib. Mengapa sangat hina? Karena di atas salib, kita hanya melihat orang yang ditolak oleh Allah dan ditolak manusia. Paulus mengatakan “Terkutuklah orang yang tergantung di atas kayu salib” (Galatia 3:13). Yesus menanggung kutuk Allah, ditolak oleh Allah namun bukan karena dosa-Nya tetapi karena dosa kita. Begitu dalamnya penderitaan dan pengorbanan Juruselamat kita sampai Ia mau ‘turun ke dalam kerajaan maut’, yaitu mati dengan cara yang sangat hina, agar kita boleh mati dengan cara mulia.
Yesus mati dengan cara terhina agar kita mati tidak mengalami maut dan kebinasaan. Semua kutuk dosa telah ditanggung Yesus melalui kematian-Nya, sehingga kita tidak menanggung kutuk saat kita mati. Sebagai orang Kristen, kematian bukan sesuatu yang memalukan melainkan suatu kemuliaan dan keuntungan (Filipi 1:21). Mati adalah suatu keuntungan karena kita langsung bersama-sama dengan Yesus begitu kita mati, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Betapa besarnya kasih Juruselamat kita.
Setiap kali kita mengucapkan ‘Yesus turun ke dalam kerajaan maut’, kita harus mengingat betapa beratnya penderitaan Kristus demi kita. Dengan demikian kita bisa berkata, “Saya selalu membawa kematian Kristus dalam diri saya, saya hendak semakin serupa dengan Dia di dalam kematian-Nya agar saya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Bagaimana caranya supaya saya serupa dengan Dia dalam kematian-Nya? Apakah dengan cara saya disalib? Tidak.