2 MAKNA GEREJA YANG KUDUS

Pdt. Yakub Tri Handoko.
2 MAKNA GEREJA YANG KUDUS
otomotif, bisnis
Pengakuan Iman Rasuli memuat perumusan yang indah yang dikaitkan dengan kata ‘kudus’, yaitu “Aku percaya kepada Roh Kudus, gereja yang kudus.” Namun, apa artinya gereja yang kudus? Mungkin kita bingung dengan kalimat ini karena meskipun kita adalah “gereja”, namun kita masih sering berbuat dosa. Kita sering kali jatuh ke dalam dosa secara individual dan kita semua gagal. 

Bahkan dengan mudah kita bisa melihat betapa banyaknya institusi gereja yang gagal. Ada gereja yang bertengkar gara-gara jabatan. Ada gereja bertengkar sampai menuntut ke pengadilan gara-gara aset. Pertengkaran yang ada sering kali lebih buruk daripada yang dilakukan oleh dunia.

Kita bertanya di dalam hati, apa arti frasa “percaya gereja yang kudus”? Apa artinya “gereja yang kudus” di sana? Kita akan melihatnya di dalam dua sisi sesuai dengan penggunaan kata “kudus” di dalam Alkitab. Kalau kita melihat kata “kudus” baik di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru, kita akan menemukan bahwa arti yang pertama dari kata “kudus” adalah “suci”. Arti yang kedua dari kata “kudus” adalah “terpisah dari” atau “dikhususkan untuk”. Keduanya ini menggambarkan tentang gereja.

1. Makna yang pertama, gereja dikuduskan di dalam Kristus Yesus. 

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus berkata “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita” (1Korintus 1:2). Jadi semua orang kudus disebut sebagai gereja dan gereja disebut sebagai “orang-orang kudus”. Semua yang percaya kepada Kristus Yesus disebut “orang-orang kudus”.

Tetapi pernyataan ini masih menyisakan pertanyaan “apa artinya?” Karena kita, saya dan saudara, masih sering jatuh ke dalam dosa. Kita harus memahami sebutan “orang-orang kudus” di sini sebagai sebuah sebutan secara status. Itu menunjukkan identitas kita. Bukan apa yang kita lakukan, bukan aktivitas tetapi identitas, menunjukkan posisi kita di hadapan Allah, bukan posisi kita di hadapan manusia. 

Kita dulu adalah orang-orang berdosa. Semua orang adalah orang yang berdosa, yang gagal untuk memenuhi tuntutan kekudusan dari Allah. Tidak ada seorang pun manusia yang bisa memenuhinya. Tidak peduli seberapa baik manusia, tetaplah ia seorang manusia yang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Jelas Paulus menegaskan itu dalam Roma 3:23 “Sebab semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah”.

Tidak ada satu pun manusia yang bisa memenuhi seluruh tuntutan hukum Taurat (Galatia 3:10). Bahkan kalau kita mengikuti semuanya tapi melanggar satu saja, maka kita bersalah terhadap seluruhnya (Yakobus 2). Jadi tidak ada satu pun manusia yang bisa disebut kudus melalui perbuatannya sendiri. Bahkan Yesaya mengatakan kesalehan manusia seperti kain kotor di hadapan Tuhan. 


Kalau kesalehan kita saja seperti kain kotor, apalagi kesalahan kita. Jadi semua manusia berdosa. Tapi mereka yang percaya kepada Kristus diberi status yang baru dan diberi posisi yang baru yaitu sebagai “orang-orang kudus”. Status orang kudus ini bukan berdasarkan perbuatan kita, bukan berdasarkan kesalahan kita tapi berdasarkan korban khusus yang sempurna di atas kayu salib. Itu pemahaman yang pertama dari “gereja yang kudus”

2. Makna yang kedua, gereja dipisahkan dari dunia dan dikhususkan untuk Allah. 

Gereja dipisahkan dari dunia. Tuhan Yesus di dalam doanya (Yohanes 17) dengan jelas mengatakan bahwa gereja, yaitu para pengikutnya bukan berasal dari dunia. Tetapi Tuhan Yesus juga tidak ingin kita meninggalkan dunia tanpa berperan di dalamnya. Kita tetap ada di dalam dunia, tapi kita harus mengingat bahwa kita bukan dari dunia. Kita harus melindungi diri kita dari hal-hal yang berbau duniawi. Tidak semua hal yang ada di dunia adalah duniawi tetapi semua hal yang duniawi harus kita tinggalkan, karena hal itu tidak sesuai dengan posisi kita.

Kita adalah “orang-orang kudus di dalam Kristus” yang dipisahkan dari dunia dan kita juga ditantang untuk memberi diri kepada Allah. Mungkin salah satu ayat yang jelas dan terkenal tentang hal ini adalah Roma 12:1-2 Ayat yang pertama berbicara tentang “persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup yang kudus yang berkenan kepada Allah.” Lalu ayat yang kedua dilanjutkan dengan kalimat “janganlah menjadi serupa dengan dunia. “ Ayat yang pertama berbicara tentang kita yang dikhususkan untuk Allah. Ayat kedua berbicara tentang kita yang dipisahkan dari dunia. 


Ini selalu akan ada secara beriringan. Kita dipisahkan dari dunia, supaya kita bisa dikhususkan bagi Allah. Gereja ada juga untuk itu. Jadi kita disebut “kudus” bukan hanya secara status atau posisi di hadapan Allah, tetapi seharusnya itu terwujud melalui kesalehan kita di depan manusia. Kita dipisahkan dari dunia dan dikhususkan untuk Allah. Melalui kehadiran kita di dalam dunia, orang akan melihat Allah. Itulah arti “gereja yang kudus”. Kiranya Tuhan memberi kita kekuatan untuk hidup sesuai dengan status kita. Tuhan memberkati.
Next Post Previous Post