YUNUS 1:17 (YUNUS DITELAN IKAN BESAR)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Ikan besar.

Yunus 1:17: “Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.”.
YUNUS DITELAN IKAN BESAR (YUNUS 1:17)
1) Ikan besar inipun diatur oleh Tuhan.

 Yunus 1:17: “atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar”.

KJV: ‘Now the Lord had prepared a great fish’ [= Tuhan telah menyiapkan seekor ikan yang besar].
RSV/NASB: ‘And the Lord appointed a great fish’ [= Dan Tuhan menetapkan seekor ikan yang besar].
NIV: ‘But the Lord provided a great fish’ [= Tetapi Tuhan menyediakan / menetapkan seekor ikan yang besar].

2) Yunus tinggal selama 3 hari dalam perut ikan tersebut.

a) 3 hari, bahkan 3 hari 3 malam, tidak harus diartikan 72 jam. Itu berarti sebagian dari hari pertama, seluruh hari kedua, dan sebagian hari yang ketiga. Bandingkan dengan Yesus yang bangkit pada hari ke 3.
Bandingkan dengan tafsiran konyol dari William Barclay tentang Matius 12:40:

“Here we have a problem. Matthew says that the sign is that, as Jonah was in the belly of the whale three days and three nights, the Son of Man will be in the heart of the earth for three days and three nights. It is to be noted that these are not the words of Jesus, but the explanation of Matthew. When Luke reports this incident (Luke 11:29–32), he makes no mention at all of Jonah being in the belly of the whale. He simply says that Jesus said: ‘For just as Jonah became a sign to the people of Nineveh, so the Son of Man will be to this generation’ (Luke 11:30). The fact is that Matthew understood wrongly the point of what Jesus said; and in so doing he made a strange mistake, for Jesus was not in the heart of the earth for three nights, but only for two. He was laid in the earth on the night of the first Good Friday and rose on the morning of the first Easter Sunday.” [= Di sini kita mempunyai suatu problem. Matius berkata bahwa tandanya adalah bahwa Yunus ada dalam perut ikan paus 3 hari 3 malam, Anak Manusia akan ada dalam perut bumi untuk 3 hari 3 malam. Harus diperhatikan bahwa ini bukanlah kata-kata Yesus tetapi penjelasan dari Matius. Pada waktu Lukas melaporkan kejadian ini (Luk 11:29-32), ia sama sekali tidak menyebutkan tentang Yunus ada dalam perut ikan paus. Ia hanya berkata bahwa Yesus berkata: ‘Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.’ (Lukas 11:30). Faktanya adalah bahwa Matius mengerti secara salah pokok dari apa yang Yesus katakan; dan dalam melakukan seperti itu ia membuat suatu kesalahan yang aneh, karena Yesus tidak berada dalam perut bumi untuk 3 malam, tetapi hanya untuk 2 malam. Ia diletakkan di bumi pada malam dari hari Jumat Agung yang pertama dan bangkit pada pagi hari dari Minggu Paskah yang pertama.].

Lukas 11:29-32 - “(29) Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: ‘Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (30) Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. (31) Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! (32) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!’”.

Betul-betul konyol bahwa Barclay mengatakan kalau itu bukan kata-kata Yesus tetapi penjelasan Matius, dan Matius salah mengerti tentang pokok dari kata-kata Yesus. Ini jelas-jelas menyalahkan firman Tuhan! Jadi Matius tidak diilhami Roh Kudus pada waktu ia menuliskan Injilnya, sehingga ia bisa melakukan kesalahan?

Juga betul-betul konyol bahwa seorang ahli tradisi seperti Barclay bisa salah mengerti tentang istilah 3 hari, atau 3 hari 3 malam.

b) Perjanjian Baru menceritakan cerita Yunus ditelan ikan dan berada dalam perut ikan selama 3 hari dengan cara sedemikian rupa sehingga terlihat bahwa itu betul-betul merupakan cerita sejarah yang betul-betul terjadi. Di samping itu, itu merupakan TYPE dari penguburan Kristus.

Pulpit Commentary: “It is not credible that Christ would use a mere legendary tale with no historical basis, to confirm his most solemn statement concerning the momentous fact of his resurrection.” [= Tidak bisa dipercaya bahwa Kristus menggunakan semata-mata suatu dongeng yang tidak mempunyai dasar sejarah, untuk meneguhkan pernyataan-Nya yang paling khidmat mengenai fakta yang penting tentang kebangkitanNya.] - hal 6.

Pulpit Commentary: “there is another object in this history. It is a type and prophecy of the resurrection of Christ and the issues of that momentous fact. Of this feature the Saviour himself shed clear light. ‘As Jonah was three days and three nights in the whale’s belly, so shall the Son of Man be three days and three nights in the heart of the earth’ (Matt. 12:40).” [= ada tujuan yang lain dari cerita sejarah ini. Ini merupakan suatu TYPE dan nubuat tentang kebangkitan Kristus dan hal-hal tentang fakta yang penting itu. Tentang hal ini sang Juruselamat sendiri memberikan terang yang jelas. ‘Seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam’ (Mat 12:40).] - ‘Introduction’, hal iii.

Lagi-lagi terlihat tujuan baik dari Allah waktu membiarkan Yunus memberontak. Dengan demikian sekarang peristiwa ini bisa menjadi TYPE dari peristiwa dimana Kristus ada dalam kubur selama 3 hari.

3) Ikan apa yang menelan Yunus ini?

Sebetulnya Kitab Suci tidak mengatakan jenis dari ikan ini; Kitab Suci hanya mengatakan ‘ikan besar’. Tetapi boleh dikatakan semua penafsir mencoba untuk memperkirakan ikan apa yang menelan Yunus ini. Mungkin tujuannya untuk menjelaskan bahwa apa yang diceritakan oleh Alkitab ini bukannya sesuatu yang tidak masuk akal.

a) Banyak orang yang menganggap bahwa ini adalah ikan paus, mungkin karena ikan paus dikenal sebagai ikan yang terbesar, dan juga mungkin karena terjemahan salah dari Mat 12:40 versi KJV/RSV/ASV, yang menyebutkan ‘whale’ [= ikan paus].

Matius 12:40 - “Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.”.

Dalam Matius 12:40 ini KJV/RSV/ASV menterjemahkan ‘whale’ [= ikan paus], dan NASB menterjemahkan ‘sea monster’ [= monster laut], sedangkan NIV menterjemahkan ‘a huge fish’ [= seekor ikan yang besar].

Catatan: dalam Yunus 1:17 Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘ikan besar’, dan boleh dikatakan semua versi bahasa Inggris menterjemahkan ‘great fish’ [= ikan besar], dan ini memang betul-betul sesuai dengan bahasa Ibraninya.

Editor dari Calvin’s Commentary mengomentari tentang kata Yunani yang digunakan dalam Mat 12:40 sebagai berikut: “that word is a general term applied to a large fish, and does not necessarily mean the whale.” [= kata itu merupakan istilah umum yang diterapkan pada ikan yang besar, dan tidak harus berarti ikan paus.] - ‘Commentaries on Jonah’, hal 72, footnote.

Barnes’ Notes: “Our Lord’s words then would be rendered more literally ‘in the fish’s belly’, than ‘in the whale’ belly’. Infidel’s seized eagerly on the fact of the narrowness of the whale’s throat; their cavil applied only to an incorrect rendering of modern versions.” [= Maka kata-kata Tuhan kita diterjemahkan secara lebih hurufiah dengan kata-kata ‘dalam perut ikan’ dari pada ‘dalam perut ikan paus’. Orang kafir cepat-cepat mencekam fakta tentang sempitnya tenggorokan ikan paus; pertengkaran mereka tentang hal-hal yang kecil ini hanya berlaku terhadap suatu terjemahan yang salah dari versi-versi (Kitab Suci) modern.] - hal 385.

b) Ada banyak orang modern yang justru menentang bahwa ikan ini adalah ikan paus, dan mereka menganggap bahwa ikan ini adalah ikan hiu putih.

Alasan pandangan ini:

1. Di Laut Tengah tidak ada ikan paus kecuali kalau tersesat.

2. Sekalipun ikan paus itu ikan terbesar tetapi tenggorokan ikan paus justru kecil sehingga tidak memungkinkan menelan seorang manusia. Tetapi tentang hal ini ada beberapa penafsir yang mengatakan bahwa ada paus tertentu yang bisa menelan seorang manusia secara utuh yaitu ikan paus Sperm.

3. Di Laut Tengah banyak ikan hiu putih, yang memang bisa menelan seorang manusia atau bahkan seekor kuda secara utuh.

Adam Clarke: “This could not have been a whale, for the throat of that animal can scarcely admit a man’s leg; but it might have been a shark, which abounds in the Mediterranean, and whose mouth and stomach are exceedingly capacious. In several cases they have been known to swallow a man when thrown overboard.” [= Ini tidak mungkin seekor ikan Paus, karena tenggorokan dari binatang itu hampir tidak bisa menelan kaki (leg) manusia; tetapi itu mungkin adalah seekor ikan hiu, yang banyak terdapat di Laut Tengah, dan yang mulutnya dan perutnya sangat luas. Dalam beberapa kasus mereka telah diketahui menelan seorang manusia pada waktu terlempar keluar kapal.] - hal 701.

Dalam tafsirannya tentang Mat 12:40 Clarke juga mengatakan bahwa di Laut Tengah tidak biasanya ada ikan paus, kecuali ikan itu kesasar. Tetapi ikan hiu memang banyak di sana.

Unger’s Bible Dictionary: “Much objection has been urged against the truth of the story of Jonah and the fish. It is simply said, ‘The Lord had prepared a great fish to swallow up Jonah.’ The species of marine animal is not defined, and the Greek KETOS is often used to specify, not the genus whale, but any large fish or sea monster. All objection to its being a whale which lodged Jonah in its stomach, from the straitness of throat or rareness of haunt in the Mediterranean, are thus removed. Since the days of Bochart it has been a common opinion that the fish was of the shark species, Lamia canis carcharias, or ‘sea dog.’ Entire human bodies have been found in some fishes of this kind. Still, granting all these facts, the narrative is miraculous, and nothing is impossible with God.” [= Banyak keberatan telah diberikan terhadap kebenaran dari cerita Yunus dan ikan. Hanya dikatakan ‘Tuhan telah mempersiapkan seekor ikan besar untuk menelan Yunus’. Jenis dari binatang laut itu tidak diberikan, dan kata Yunani KETOS sering digunakan untuk menunjuk, bukan pada jenis ikan paus, tetapi pada seadanya ikan besar atau monster laut. Dengan demikian, semua keberatan tentang ikan paus yang memberikan penginapan kepada Yunus dalam perutnya, karena sempitnya tenggorokannya atau jarangnya ikan Paus mengunjungi Laut Tengah, disingkirkan. Sejak jaman dari Bochart telah menjadi pandangan umum bahwa ikan itu adalah dari jenis hiu, Lamia canis carcharias, atau ‘anjing laut / ikan hiu’. Tubuh manusia yang utuh telah ditemukan dalam beberapa ikan jenis ini. Sekalipun mengakui fakta-fakta ini, tetap cerita ini merupakan sesuatu yang bersifat mujijat, dan tidak ada yang mustahil bagi Allah.] - hal 601.

Catatan: yang disebut ‘anjing laut’ adalah sejenis ikan, bukan anjing laut yang kita kenal, karena anjing laut yang kita kenal dalam bahasa Inggris adalah ‘seal’, sedangkan ini disebut sebagai ‘sea-dog’. Dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Seadog dikatakan bahwa ini merupakan istilah kuno untuk ikan hiu.

Barnes’ Notes: “In all modern works on Zoology, we find 30 feet given as a common length for a shark’s body. Now a shark’s body is usually only about eleven times the length of the half of its lower jaw. Consequently a shark of 30 feet would have a lower jaw of nearly 6 feet in its semicircular extent. Even if such a jaw as this was of hard bony consistence instead of a yielding cartilaginous nature, it would qualify its possessor for engulfing one of our own species most easily.” [= Dalam semua tulisan Zoology modern, kami mendapatkan bahwa 30 kaki diberikan sebagai panjang yang umum untuk tubuh seekor ikan hiu. Panjang tubuh seekor ikan hiu biasanya hanyalah 11 x panjang dari setengah dari rahang bawahnya. Jadi seekor hiu yang panjangnya 30 kaki mempunyai rahang bawah hampir 6 kaki dalam bentuk ½ lingkaran. Bahkan jika rahang seperti ini terdiri dari tulang yang keras dan bukannya dari bahan yang bersifat elastis, itu memungkinkan pemiliknya untuk menelan seorang dari jenis kita dengan sangat mudah.] - hal 386.

Barnes’ Notes: “Fish, of such size that they can swallow a man whole, and which are so formed as naturally to swallow their prey whole, have been found in the Mediterranean. The white shark, having teeth merely incisive, has no choice, except between swallowing its prey whole, or cutting off a portion of it. It cannot hold its prey, or swallow it piecemeal. Its voracity leads it to swallow at once all which it can. Hence Otto Fabricius relates, ‘Its wont is to swallow down dead and sometimes also, living men, which it finds in the sea.’” [= Ikan, dengan ukuran sedemikian rupa sehingga mereka bisa menelan seorang manusia secara utuh, dan yang dibentuk secara alamiah untuk menelan mangsa mereka secara utuh, telah ditemukan di Laut Tengah. Ikan hiu putih, yang hanya mempunyai gigi-gigi yang tajam, tidak mempunyai pilihan, kecuali menelan mangsanya secara utuh atau memotong / menyobek sebagian dari mangsanya. Ia tidak bisa menahan mangsanya, atau menelannya sedikit demi sedikit. Kerakusannya mendorongnya untuk menelan sekaligus semua yang bisa ditelannya. Karena itu Otto Fabricius menceritakan: ‘Kebiasaannya adalah menelan orang yang mati, dan kadang-kadang orang yang hidup, yang ditemuinya di laut’.] - hal 385-386.

‘The International Standard Bible Encyclopedia’, vol 2:

“While the throats of most whales are too narrow to swallow a man, the cachalot or sperm whale can” [= Sementara tenggorokan dari kebanyakan ikan paus terlalu sempit untuk menelan seorang manusia, Cachalot atau ikan paus Sperm bisa (menelan manusia)] - hal 1115.

Catatan: cachalot = sperm whale.

Daily Bible Commentary (vol 2): “we do know that sperm whale and large sharks capable of swallowing a man have been identified in the East Mediterranean, and it is probable one of these creatures that is meant by Jonah’s ‘great fish’.” [= kita tahu bahwa ikan paus jenis Sperm dan ikan hiu besar yang mampu menelan seorang manusia telah diidentifikasi di Laut Tengah bagian Timur, dan adalah mungkin bahwa satu dari makhluk-makhluk inilah yang dimaksud dengan ‘ikan besar’nya Yunus.] - hal 458-459.

Barnes (hal 386) mengatakan bahwa ikan hiu putih tak pernah terlihat dekat pantai kecuali ia sedang mengejar mangsanya atau dikejar oleh ikan Paus Sperm, yang sangat ditakutinya sehingga tidak berani didekatinya bahkan kalau ikan paus itu sudah mati. Ini menunjukkan bahwa ikan paus Sperm jauh lebih besar dari ikan hiu putih.

Barnes’ Notes: “A natural historian of repute relates, ‘In 1758 in stormy weather a sailor fell overboard from a frigate in the Mediterranean. A shark was close by, which, took him in his wide throat, so that he forthwith disappeared. Other sailors had leapt into the sloop, to help their comrade, while yet swimming; the captain had a gun which stood on the deck discharged at the fish, which struck it so, that it cast out the sailor which it had in its throat, who was taken up, alive and little injured, by the sloop which had now come up. The fish was harpooned, taken up on the frigate, and dried. The captain made a present of the fish to the sailor who, by God’s Providence, had been so wonderfully preserved. The sailor went round Europe exhibiting it. He came to Franconia, and it was publicly exhibited here in Erlangen, as also at Nurnberg and other places. The dried fish was delineated. It was 20 feet long, and, with expanded fins, nine feet wide, and weight 3924 pounds. From all this, it was probable that this was the fish of Jonah.’” [= Seorang sejarawan alam yang mempunyai nama baik menceritakan: ‘Pada tahun 1758 dalam cuaca yang berangin keras seorang pelaut jatuh keluar dari sebuah kapal perang ukuran sedang yang ada di Laut Tengah. Seekor hiu ada di dekatnya, dan pada waktu orang itu sedang berenang dan berteriak minta tolong, menelannya sehingga ia segera hilang. Pelaut-pelaut yang lain telah melompat ke dalam sekoci untuk menolong teman mereka, pada waktu ia masih sedang berenang; sang kapten mempunyai sebuah senapan di kapal dan menembakkannya pada ikan itu, sehingga ikan itu memuntahkan si pelaut yang ada di tenggorokannya, yang lalu diangkat, dalam keadaan hidup dan hanya terluka sedikit, oleh sekoci yang sekarang datang. Ikan itu lalu ditembak dengan harpun, diangkat ke dalam kapal perang itu, dan dikeringkan. Sang kapten memberikan ikan itu sebagai hadiah kepada si pelaut, yang oleh providensia Allah, telah dipelihara dengan cara yang luar biasa. Si pelaut itu pergi keliling Eropah memamerkan ikan itu. Ia datang di Franconia, dan ikan itu dipamerkan secara umum di sini di Erlangen, seperti juga di Nurnberg dan tempat-tempat lain. Ikan yang kering itu dilukiskan. Panjangnya 20 kaki, dan dengan sirip dikembangkan lebarnya 9 kaki, dan beratnya 3924 pounds. Dari semua ini, itu mungkin merupakan ikan yang menelan Yunus’.] - hal 385-386.

Catatan: cerita tentang pelaut yang ditelan ikan pada tahun 1758 itu juga diceritakan oleh Keil & Delitzsch pada footnote / catatan kaki dari hal 398.

Barnes’ Notes melanjutkan lagi: “This is by no means an insulated account of the size of this fish. Blumenbach states, ‘the white shark, or Canis carcharias, is found of the size of 10,000 lbs, and horses have been found whole in its stomach.’ A writer of the 16th century on ‘the fish of Marseilles’ says, ‘they of Nice attested to me, that they had taken a fish of this sort, approaching to 4000 lbs weight, in whose body they had found a man whole. Those of Marseilles told something similar, that they had once taken a Lamia (so they still popularly call the Carcharias) and found in it a man in a coat of mail (loricatus.)’ ... Richardson, speaking of the white shark in N. America, says that they attain the length of 30 feet, i.e. a 3d larger than that which swallowed the sailor whole. Lacepede speaks of a fish of this kind as ‘more than 30 feet long.’” [= Ini sama sekali bukan merupakan cerita satu-satunya tentang ukuran ikan ini. Blumenbach menyatakan, ‘Ikan hiu putih, atau Canis carcharias, ditemukan dengan ukuran 10.000 pounds, dan kuda-kuda telah ditemukan secara utuh dalam perutnya.’ Seorang penulis abad ke 16 tentang ‘ikan dari Marseiles’ mengatakan, ‘mereka dari Nice menegaskan kepada saya, bahwa mereka telah menangkap seekor ikan dari jenis ini, yang beratnya mendekati 4.000 pounds, dalam tubuh siapa mereka menemukan seorang manusia yang utuh. Mereka dari Marseiles menceritakan hal yang serupa, bahwa suatu kali mereka menangkap seekor Lamia (begitulah mereka memberi sebutan populer pada Carcharias) dan menemukan di dalamnya seorang manusia dalam sebuah pakaian pos’. ... Richardson, berbicara tentang ikan hiu putih di Amerika Utara, mengatakan bahwa mereka mencapai panjang 30 kaki, yaitu 1/3 lebih panjang dari pada ikan yang menelan pelaut secara utuh itu. Lacepede berbicara tentang ikan jenis ini yang ‘panjangnya lebih dari 30 kaki’.] - hal 385-386.

c) Kalaupun ikan itu menelan Yunus secara utuh, sehingga Yunus masuk ke perut ikan itu dalam keadaan hidup, mungkinkan Yunus tetap hidup selama 3 hari dalam perut ikan? Biasanya 2 hal yang dipersoalkan:

1. Dari mana udara / oksigen untuk bernafas?

Dalam persoalan oksigen, beberapa penafsir mengajak untuk menyoroti bayi yang ada dalam kandungan ibunya selama 9 bulan. Ia juga tidak bisa bernafas, tetapi tetap hidup. Kalau Tuhan bisa melakukan hal itu, maka Tuhan pasti juga bisa menjaga agar Yunus tetap hidup di dalam perut ikan selama 3 hari!

2. Zat asam lambung dari ikan itu pasti menghancurkan / membunuh Yunus.

Tentang zat asam yang seharusnya membunuh Yunus ini, Barnes (hal 387) mengutip kata-kata Agustinus, yang menunjuk kepada peristiwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang dimasukkan ke dalam dapur api. Kalau Allah bisa memelihara mereka di sana sehingga mereka tetap hidup, maka mengapa Allah tidak bisa memelihara Yunus dalam perut ikan?

Perhatikan juga 2 kutipan di bawah ini.

‘The International Standard Bible Encyclopedia’, vol 2:

“Moreover, G. Macloskie ... has suggested that even other species of whales could preserve a man alive, were the man able to reach the great laryngeal pouch. This structure, with its thick, elastic walls, is large enough to contain a man and to supply him with air for breathing.” [= Selanjutnya, G. Macloskie ... menunjukkan bahwa bahkan jenis-jenis ikan paus yang lain bisa memelihara / menjaga seorang manusia tetap hidup, asal orang itu bisa mencapai kantung perut yang besar pada pangkal tenggorokan. Struktur ini, dengan dindingnya yang tebal dan bersifat elastis, cukup besar untuk menampung seorang manusia dan menyuplainya dengan udara untuk bernafas.] - hal 1115.

‘The International Standard Bible Encyclopedia’, vol 2: “A. J. Wilson [Princeton Theological Review, 25 (1941), 636] records the case of a man swept overboard by a harpooned sperm whale in the vicinity of the Falkland Islands. The whale was eventually killed and cut apart. After three days, the missing sailor was found in the animal’s stomach, unconscious. He was successfully revived, although the skin of his face, neck and hands was bleached white by the whale’s gastric juice.” [= A. J. Wilson {Princeton Theological Review, 25 (1941), 636} mencatat kasus seorang manusia yang disapu keluar kapal oleh seekor ikan paus Sperm yang terkena harpun di sekitar kepulauan Falkland. Ikan paus itu akhirnya dibunuh dan dibelah. Setelah 3 hari, pelaut yang hilang itu ditemukan dalam perut binatang itu dalam keadaan pingsan. Ia berhasil disadarkan kembali, sekalipun kulit wajah, leher, dan tangannya menjadi putih karena getah perut / cairan asam perut dari ikan paus itu.] - hal 1115.

d) Bagaimanapun juga, peristiwa Yunus yang ditelan ikan dan tetap hidup setelah 3 hari, tetap merupakan suatu mujijat.

Saya mengutip ulang bagian terakhir kata-kata dari Unger yang sudah saya kutip di atas.

‘Unger’s Bible Dictionary’: “Still, granting all these facts, the narrative is miraculous, and nothing is impossible with God.” [= Sekalipun mengakui fakta-fakta ini, tetap cerita ini merupakan sesuatu yang bersifat mujijat, dan tidak ada yang mustahil bagi Allah.] - hal 601.

Leslie C. Allen (NICOT) mengutip kata-kata Campbell Morgan: “Men have been looking so hard at the great fish that they have failed to see the great God.” [= Manusia melihat dengan begitu keras pada ikan besar itu sehingga mereka gagal untuk melihat Allah yang besar.] - hal 192.

Pulpit Commentary: “See how easily God can turn the destroyer into a preserver. Instead of killing Jonah, the fish saves his life.” [= Lihatlah betapa mudahnya Allah bisa membalikkan penghancur / pemusnah menjadi pemelihara. Bukannya membunuh Yunus, tetapi ikan itu justru menyelamatkan nyawanya.] - hal 23.

Kesimpulan / penutup

1) Semua ini merupakan perwujudan bukan dari kebencian Allah tetapi dari kasih Allah kepada Yunus.

Pulpit Commentary: “When man forsakes God, he who is infinite in mercy does not forsake man.” [= Pada waktu manusia meninggalkan Allah, Ia yang tidak terbatas dalam belas kasihan tidak meninggalkan manusia.] - hal 39.

J. C. Metcalfe: “One of the most comforting things about this little Book is that we see in action God’s patience with His rebellious servant, and are permitted to watch His education of him, and His loving efforts to win him from his self-centredness.” [= Salah satu dari hal-hal yang paling menghibur tentang Kitab yang kecil ini adalah bahwa kita melihat sedang beraksinya kesabaran Allah terhadap hambaNya yang memberontak, dan kita diijinkan untuk melihat pendidikan terhadapnya, dan usaha kasihNya untuk memenangkannya dari sikap egoisnya.] - ‘The Angry Prophet’, hal 6.

2) Semua ini mengajar kita untuk tidak lari dari panggilan Allah.

Leslie C. Allen (NICOT): “This universal sovereignty is displayed in the first two chapters, where the hurricane, the tempestuous sea, and the enormous fish are represented as but minions in the service of the divine will (1:14). The uselessness of pitting oneself against it is dramatically portrayed: it is irresistible.” [= Kedaulatan yang universal ditunjukkan dalam 2 pasal yang pertama, dimana badai, laut yang bergelora, dan ikan yang sangat besar digambarkan sebagai tangan-tangan yang melayani kehendak ilahi (1:14). Ketidakbergunaan untuk menentang kehendak itu digambarkan secara dramatis: kehendak itu tidak bisa ditolak.] - hal 192.

Baca Juga: Yunus 1:8-16 (Yunus Dilemparkan Ke Laut)

Pulpit Commentary: “he found that desertion, however possible, can never be satisfactory. God’s authority is not to be run away from. He makes storms his artillery, and thunders after the run-away. He makes heathen sailors his officers, and captures him in his flight. He makes a fish’s belly his dungeon keep, and puts him in durance there. Do not for a moment dream of evading God. If you run away from his spade, you run against his sword. ... Disobedience accomplished means judgment on the way, and judgment on the way means judgment ahead of the transgressor, and waiting for him as the angle for wretched Balaam” [= ia mendapati bahwa tindakan desertir / meninggalkan, betapapun dimungkinkan, tidak pernah bisa memuaskan. Kita tidak boleh lari dari otoritas Allah. Ia membuat badai sebagai artilerinya, dan petir mengejar orang yang lari itu. Ia membuat para pelaut kafir sebagai pejabat-pejabatNya, dan menangkapnya dalam pelariannya. Ia membuat perut ikan sebagai penjaraNya, dan meletakkannya sementara waktu (?) di sana. Jangan sesaatpun bermimpi untuk menghindari Allah. Jika engkau lari dari sekopNya, engkau berlari terhadap pedangNya. ... Ketidaktaatan yang dicapai / dilakukan berarti penghakiman yang sedang dalam perjalanan, dan penghakiman yang sedang dalam perjalanan berarti penghakiman ada di depan si pelanggar, dan menunggunya seperti sang malaikat menunggu Bileam yang hina] - hal 14.

Catatan: kata-kata ‘lari dari sekop-Nya’ mungkin maksudnya adalah ‘lari dari pekerjaan di ladang Tuhan’. 

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
gadget
Next Post Previous Post