8 BUKTI YANG MENGUATKAN KEBANGKITAN KRISTUS
Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.
Kita perlu untuk memberikan pembuktian rasional tentang kebangkitan Kristus.
gadget, bisnis, otomotif |
Hal ini wajar sesuai tuntutan rasionalitas dan ilmiah yang disertai data dan catatan sejarah yang dapat dipercaya. Kriteria untuk catatan sejarah adalah: Peristiwa yang dicatat harus didukung oleh kesaksian orang-orang yang dapat dipercaya dan bukti yang menyertai haruslah asli. Dengan kriteria tersebut, berikut ini bukti-bukti kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang terdokumentasi dalam Kitab Suci.
Jikalau Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka Injil yang kita kabarkan bukanlah kabar baik, melainkan kabar buruk tentang kematian yang menyedihkan. Namun kebenarannya tidaklah demikian, karena Kristus benar-benar bangkit dari kematian-Nya. Kitab Suci mendokumentasi dengan baik kejadian kebangkitan Kristus dalam Perjanjian Baru dengan saksi-saksi yang jujur dan dapat dipercaya. Publik terakhir kali melihat Yesus di kayu salib, yaitu pada saat kematian-Nya.
Namun saksi-saksi pilihan telah melihat Dia hidup, yaitu dalam hidup kebangkitan-Nya. Sesungguhnya banyak bukti yang tidak bisa salah dan tidak terbantahkan mengenai Tuhan kita Yesus Kristus yang bangkit dari kematian-Nya (Kisah Para Rasul 1:3; 10:39-41; 1 Korintus 15:1-4; Wahyu 1:17-18).
1. Kematian Kristus.
Para rasul dan murid-murid Kristus lainnya meyakinkan bahwa Kristus benar-benar mati di atas kayu salib sebelum Ia di turunkan dari salib dan dikuburkan. Kepala pasukan dan prajurit-prajurit yang menyalibkan Yesus dan menjaganya selama di salib mengakui bahwa Kristus sudah mati, bahkan Pilatus sendiri juga mengakui kematian Kristus (Markus 15:44,54; Yohanes 19:33).
Sesudah Pilatus mengetahui bahwa Kristus sudah mati maka Pilatus mengizinkan mayat Yesus diberikan kepada Yusuf dari Arimatea untuk dikuburkan (Matius 27:57,58). Beberapa wanita telah datang ke kubur Yesus dengan maksud untuk meminyaki mayat-Nya karena mereka memang mengetahui dengan pasti bahwa Yesus benar-benar telah mati (Markus 16:1).
Selain itu, Tuhan Yesus sendiri juga menyaksikan bahwa Ia benar-benar mati, ketika Ia mengatakan, “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, selama-lamanya” Wahyu 1:18). Kematian Kristus bukan hanya mendahului kebangkitan-Nya, melainkan harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kebangkitan-Nya. Kebangkitan menunjukkan upah dan bukti dari apa yang Kristus telah capai melalui kematian-Nya.
Artinya, apa yang Ia kerjakan begitu lengkap dan sempurna. Kebangkitannya dari kematian menjadi dasar bagi pengharapan kita akan kebangkitan di masa yang akan datang (1 Korintus 15:17-20). Para skeptis yang menolak kebangkitan Kristus, menggunakan teori pingsan dan teori pengganti untuk menyatakan bahwa Kristus tidak benar-benar mati. Sebab jika Kristus tidak mati maka tidak berita kebangkitan Kristus tidak valid. Tetapi karena Kristus benar-benar mati, maka validitas berita kebangkitan Kristus tidak diragukan lagi.
2. Para Saksi Yang Bertemu Dengan Tuhan Yesus.
Begitu banyak saksi-saksi dari kebangkitan Tuhan Yesus. Selama empat puluh hari mulai dari kebangkitan hingga kenaikan-Nya ke surga, Yesus berulang kali menampakkan diri dan berbicara kepada para rasul dan murid-murid lainnya.
(1) Saksi-saksi sesudah kebangkitan Kristus: Maria Magdalena, Maria Ibu -Yakobus dan Salome (Markus 16:9; Yohanes 20:11-18); Petrus (Matius 28:9; Markus 16:7; Lukas 24:1); Yakobus (1 Korintus 15:7); Para murid tanpa kehadiran Tomas (Yohanes 20:19-23); Para murid dan Tomas (Yohanes 20:24-29); Dua orang ke Emaus (Markus 16:12-13; Lukas 24:13-35); Lima ratus orang murid (1 Korintus 15:6).
(2) Saksi-saksi sesudah kenaikan Kristus ke surga: Stefanus (Kisah Para Rasul 7:54); Paulus (Kisah Para Rasul 9:1-7; 22:9; 26:16-18; 1 Korintus 15:8; Galatia 1:11-18); Yohanes Murid Yesus (Wahyu 1:7,10-16).
Kesaksian para murid tentang Kristus yang dibangkitkan adalah lengkap. Sangat mustahil untuk mengatakan ratusan saksi ini pendusta yang membuat cerita kebangkitan dengan risiko ancaman hidup mereka sendiri. Demi kesaksian dan bukti-bukti kebangkitan Kristus, mereka semua rela mati dan tetap teguh pada pendirian mereka.
3. Kubur Kosong dan Tubuh Yesus Yang Hilang.
Tubuh Yesus sebenarnya ditempatkan dalam kubur Yusuf dari Arimatea, dalam suatu taman setelah dibalut dengan rempah-rempah. Ketika murid-murid datang ke kubur pada hari pertama minggu itu, kubur tersebut kosong. Para murid terkejut seperti semua orang lainnya. Keterkejutan semacam itu tak akan terjadi jika salah satu dari mereka mencuri tubuh tersebut, seperti para prajurit yang disuap untuk mengatakan dusta. Kubur yang telah kosong membuktikan kebangkitan-Nya (Matius 27:57-60; Markus 15:42-25; Lukas 23:50-53; Yohanes 19:38-41).
Jika memperhatikan tubuh Yesus yang hilang, ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan.
(1) Para murid adalah orang-orang Yahudi dan sangat terikat pada hukum-hukum Allah, moral, sipil, dan upacara. Salah satu hukum upacara adalah mengenai menyentuh tubuh atau tulang orang mati. Siapapun yang melakukan hal ini tercemar atau najis (Bilangan 19:11-12). Para murid harus memenuhi hukum upacara pentahiran bila memegang mayat Yesus.
(2) Tetapi jauh lebih hebat dari semua ini adalah lenyapnya tubuh Yesus. Para murid takut karena semua peristiwa yang berhubungan dengan penyaliban. Bagaimana mereka bisa mengumpulkan cukup keberanian untuk merusak kubur yang di meterai, memecundangi penjaga Bait Suci, dan kemudian mencuri tubuh Kristus yang rusak?
Apa yang mereka lakukan dengan tubuh tersebut jika mereka memang mencurinya kecuali menguburnya di tempat lain? Para murid sendiri heran atas lenyapnya tubuh Yesus. Mereka sendiri tidak mengerti dan tidak percaya kebangkitan yang dinubuatkan-Nya. Jawaban dari misteri hilangnya tubuh Yesus adalah kebangkitan-Nya (Kisah Para Rasul 2:24-32).
4. Meterai Romawi.
Kubur tersebut dimeterai dengan meterai resmi Roma, sehingga membuat tubuh Yesus menjadi milik Romawi. Bagi siapapun yang menyentuh atau berupaya merusak meterai Romawi dan mencuri tubuh Yesus pasti akan berada di bawah hukuman mati. Tidak seorang pun berani merusak meterai Romawi. Meterai tersebut merupakan tanda kepemilikkan yang sangat penting dalam segala bangsa di zaman kuno. Malaikat Tuhanlah yang merusakkan meterai pada kubur itu dan menggelindingkan batu tersebut, bukannya beberapa murid yang ketakutan (Matius 27:66).
Cara memeteraikan kuburan Yesus mungkin dilakukan dengan cara merentangkan seutas tali dan di segel kedua ujungnya (bandingkan Daniel 6:18). Josh McDowell mengatakan, “Melihat cara pengamanan kubur Yesus yang seperti itu, meterai Romawi yang dipasang di sana dimaksudkan untuk mencegah segala macam usaha untuk merusakkan makam itu. Siapa pun yang berusaha memindahkan batu itu dari depan intu kubur pasti akan merusakkan meterai itu dan itu berarti membangkitkan murka hukum Romawi”.
5. Batu Terguling.
Kubur tersebut di tutup dengan sebuah pintu batu. Bahkan para wanita, dalam kesederhanaan mereka, ketika mereka pergi untuk membalut tubuh tersebut dengan lebih banyak rempah, bertanya-tanya siapa yang akan menggelindingkan batu tersebut bagi mereka. Namun, ketika mereka berada di taman kubur, mereka melihat batu tersebut telah digelindingkan. Batu tersebut digelindingkan, bukan untuk membiarkan Tuhan yang bangkit keluar, tetapi untuk membiarkan para murid masuk. Batu yang digelindingkan tersebut adalah bukti lain dari kebangkitan (Lukas 24:2).
6. Para Penjaga.
Penjaga ditunjuk untuk mengawasi kubur Yesus yang di meterai selama 3 hari. Ini disebabkan ketakutan bahwa para murid akan mencuri tubuh Yesus dan menyebarkan kisah kebangkitan palsu. Penjaga tersebut dikejutkan oleh gempa bumi dan kehadiran malaikat Tuhan yang menggelindingkan batu tersebut dan duduk di atasnya.
Maka kisah yang dikarang oleh para pemimpin agama agar dikatakan oleh para penjaga adalah palsu dan ironi. Karena jika, sebagaimana mereka diajar untuk mengatakan, para murid datang dan mencuri tubuh Yesus sementara mereka tertidur, penjaga itu sendiri pasti dikutuk. Tidur saat tugas bisa di hukum mati.
Selain itu, jika mereka tertidur, bagaimana mereka tahu dengan pasti bahwa para murid mencuri tubuh tersebut? Dan mengapa membayar penjaga-penjaga dengan sejumlah besar uang jika kisah kebangkitan adalah suatu dusta? Para penjaga tahu bahwa sesuatu yang tidak alamiah terjadi, dan tidak ada uang atau kebohongan yang bisa mengubah fakta tersebut, Kristus bangkit dari kematian (Matius 27:65; 28:4).
7. Kain Kafan.
Salah satu bukti kebangkitan yang paling menakjubkan dan meyakinkan adalah kain kafan Yesus. Tubuh Yesus telah dibungkus dan dirempah-rempah dalam kain kafan. Petrus dan Yohanes masuk kedalam kubur dan melihat kain kafan masih di situ, tetapi tubuh-Nya tidak ada. Kain kafan yang membungkusnya terletak di tempat-Nya, tampak dalam bentuk asli, masih tidak terbuka. Siapa yang bisa mengambil tubuh keluar dari kain tersebut? Dan mengapa meninggalkan kainnya? Mukjizat kebangkitan adalah jawaban atas kain kafan yang kosong. Ini adalah “bukti lain yang bisa dipercayai” (Yohanes 20:6).
8. Kain Peluh Yang Rapi Tergulung.
Hal yang ganjil adalah bahwa kain peluh yang dipakai membungkus kepala Tuhan Yesus, terlipat di suatu tempat dengan sendirinya. Ada seseorang yang telah merapikannya. Mustahil penjaga, dan para murid yang melakukannya. Ini membuktikan kebangkitan-Nya (Yohanes 20:7).
Setelah Yesus disalibkan dan mati, para murid dan pengikut Tuhan dinaungi oleh awan ketakutan, kesedihan dan kecemasan. Mereka tidak tahu apa yang hendak mereka lakukan. Kemudian tersebar berita di seluruh Yerusalem, bahwa jenazah Yesus tidak ditemukan dalam kuburan-Nya. Hal ini sangat membingungkan para murid Tuhan. Karena takut serangan dari orang Yahudi mereka berhimpun di suatu tempat dan mengunci pintu-pintu. Hal ini membuktikan bahwa mereka tidak yakin kalau Yesus yang mati dan dikubur itu telah bangkit kembali.
Namun setelah Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kepada mereka, dan meyakinkan mereka bahwa Ia telah bangkit dari kematian, maka percayalah murid-murid itu. Dengan penuh kuasa dan semangat, mereka memberitakan kabar kesukaan ini dari Yerusalem sampai ke ujung bumi. “Yesus yang diserahkan karena pelanggaran kita dan bangkit karena pembenaran kita” (Roma 4:25). Inilah berita yang disampaikan oleh rasul Paulus dan sampai pada hari ini, tetap diberitakan oleh gereja-gereja di seluruh permukaan bumi.