Menjaga Terang dalam Kehidupan Anak-anak Terang (Efesus 5:8-14)

Bacaan Alkitab: Efesus 5:8-14; Yesaya 60:1-2; Matius 6:22-23

Dalam Matius 5:16, Tuhan Yesus mengatakan: "Biarkan terangmu bersinar di depan semua orang." Rasul Paulus melanjutkan dengan menggambarkan hidup sebagai anak-anak terang yang tidak seharusnya berdampingan atau akrab dengan mereka yang hidup dalam durhaka, keinginan duniawi, atau serakah, karena kita telah menjadi anak-anak terang melalui Kristus. Kami telah membahas etika pergaulan sebagai berikut:
Menjaga Terang dalam Kehidupan Anak-anak Terang
(1) Saling memengaruhi

Jika kita yang hidup dalam iman bergaul dengan mereka yang hidup di luar iman, pandangan dan gaya hidup mereka dapat memengaruhi kita. Oleh karena itu, Paulus mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam pergaulan ini, kecuali kita mempunyai misi untuk membawa mereka kembali kepada Tuhan.

(2) Mereka memiliki semangat yang berbeda. 

Kita mencintai Tuhan dan memiliki tempat di surga, sementara mereka yang hidup dalam dosa tidak akan ada tempat bagi mereka di surga. Semakin kita bergaul dengan mereka yang hidup dalam dosa, semakin kita bisa kehilangan jati diri kita sebagai warga surga.

Orang-orang Kristen mungkin ada yang masih munafik. Tetapi jika gereja itu benar, maka kita harus terlibat dalam pergaulan yang memperkuat iman kita. Pergaulan yang benar harus mengarah pada pertumbuhan iman, pembentukan karakter, dan membimbing kita untuk lebih mencintai Tuhan yang Maha Kudus. Jika pergaulan tersebut tidak meningkatkan iman, karakter, atau kasih kita, malah menghancurkannya, maka itu adalah pergaulan yang berasal dari setan. Dalam konteks ini, kita diingatkan tentang Efesus, yang merupakan pusat kota, ekonomi, perdagangan, dan kenikmatan bagi banyak bangsa.

Ketika Paulus menekankan bahwa "kamu bukan lagi dalam kegelapan, tetapi dalam terang Tuhan," hal ini mengingatkan kita tentang identitas kita dalam Kristus. Jika kita lupa identitas ini, kita akan kehilangan jati diri kita sebagai mereka yang ditebus oleh Kristus.

Terang dan gelap adalah konsep yang akrab bagi orang-orang Efesus. Manikeanisme dan Gnostisisme menggunakan konsep ini. Manikeanisme berasal dari Media Persia dan menganggap ada dua kekuatan besar dalam dunia ini, yaitu terang dan gelap, tetapi mereka tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan terang dan gelap. St. Agustinus, salah satu Bapa Gereja, dulunya menganut pandangan Manikeanisme. 

Dalam Budhisme juga terdapat konsep yin-yang, yang menggambarkan siklus kehidupan. Orang Cina percaya bahwa kehidupan ini adalah siklus reinkarnasi. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa orang kaya sekarang bisa menjadi miskin dalam reinkarnasi berikutnya, dan mereka juga meyakini bahwa mereka tidak boleh makan daging binatang karena itu bisa saja adalah reinkarnasi nenek moyang mereka. 

Namun, Paulus menggunakan istilah terang dan gelap bukan dalam konteks Manikeanisme atau yin-yang, melainkan untuk menggambarkan perbedaan antara sikap dan pemikiran yang bertentangan antara terang dan gelap. Paulus ingin menyampaikan kontradiksi ini. Identitas kita adalah anak-anak terang karena Roh Kudus hadir dalam hidup kita dan menerangi seluruh hidup kita dengan Firman-Nya.

Jadi, siapa yang disebut anak-anak terang menurut Alkitab?

(1) Mereka yang ditebus oleh Yesus Kristus dari kegelapan. 

Efesus 5:8 menyatakan bahwa kita dulunya hidup dalam kegelapan, tetapi sekarang kita adalah anak-anak terang dalam Yesus Kristus. Yohanes 8:12 juga mengatakan bahwa Kristus adalah terang yang menerangi hidup kita. Jadi, mereka yang ditebus dari kegelapan oleh Yesus Kristus adalah anak-anak terang.

(2) Mereka yang selalu mengikuti Kristus dalam hidup mereka (bandingkan Yohanes 8:12; 12:46). 

Anak-anak terang selalu hidup dengan integritas dan keterbukaan. Alkitab menggambarkan mereka sebagai "lampu yang ditempatkan untuk menerangi dunia" dalam Matius 5:14-16. Mereka hidup dengan semangat untuk melawan kegelapan dan tidak menyembunyikan dosa-dosa mereka.

(3) Mereka yang membawa kabar keselamatan kepada mereka yang belum mengenal Allah (Kisah Para Rasul 13:47). 

Melalui terang yang ada dalam hidup mereka, mereka berusaha untuk membawa orang berdosa kepada Tuhan. Mereka merindukan agar mereka yang hidup dalam kegelapan dapat menemukan terang Firman.

Baca Juga: Kehidupan Anak-anak Terang (Efesus 5:8-14)

Ini adalah tiga aspek yang Alkitab gambarkan tentang identitas anak-anak terang. Ketika Kristus mengatakan, "Akulah terang dunia," hal itu berarti bahwa kegelapan ditaklukkan oleh terang, dan segala perbuatan jahat menjadi terbuka. Dalam Kristus, tidak ada lagi dosa yang tersembunyi karena Dia adalah terang itu sendiri.

Selanjutnya, buah karakter anak-anak terang (Efesus 5:9) termasuk:

(1) Kebaikan. Kebaikan dalam pandangan Kristen adalah melakukan perbuatan baik untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk membanggakan diri sendiri.

(2) Keadilan. Keadilan berbicara tentang pengambilan keputusan etis yang adil, yang mencerminkan karakter Kristus.

(3) Kekudusan.
Kekudusan adalah kehidupan yang terbuka, tanpa hal yang tersembunyi.

(4) Hidup yang berkenan kepada Tuhan. Ini berarti kita senantiasa menguji dan memperbaiki diri kita agar hidup kita menyenangkan Allah.

Identitas kita adalah anak-anak terang, dan kita harus senantiasa menjaga terang ini agar bersinar. Bagaimana caranya?

(1) Hidup dalam hubungan dekat dengan Kristus dan membiarkan pikiran kita dipenuhi oleh-Nya.

(2) Memelihara persekutuan harian dengan Kristus melalui Firman-Nya.

(3) Terus mengembangkan dan memperkuat karakter "terang" kita. Setiap hari, kita harus berusaha agar terang kita semakin bersinar. Kehadiran kita harus menerangi segala sesuatu di sekitar kita.

Status dan identitas kita sebagai anak-anak terang adalah suatu anugerah dari Kristus. Kita harus menjaga terang ini agar tetap bersinar dalam hidup kita. Dengan hidup dalam persekutuan yang dekat dengan Kristus, merenungkan Firman-Nya, dan mengembangkan karakter yang mencerminkan terang-Nya, kita dapat memenuhi panggilan kita sebagai anak-anak terang yang menerangi dunia dengan kebaikan, keadilan, kekudusan, dan hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Next Post Previous Post