Pendidikan Karakter: Membangun Generasi Berkarakter (Efesus 6:1-3)

Menurut Kamus Pendidikan “Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara.” Pendidikan karakter memiliki sifat bidireksional (dua arah) di mana arahannya adalah anak mampu memiliki ketajaman intelektual dan integritas diri sebagai pribadi yang memiliki karakter kuat.
Pendidikan Karakter: Membangun Generasi Berkarakter (Efesus 6:1-3)
Pandangan penulis tentang pendidikan karakter ini adalah suatu pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang merupakan sebuah proses untuk membimbing dan mempengaruhi seseorang untuk lebih baik dalam bertingkah laku, dan memberi dampak positif dalam kepribadian seseorang itu sendiri. Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan suatu hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti berpikir kritis, perilaku jujur, dan juga bertanggungjawab. Sikap yang dimiliki setiap orang itu yang akan menentukan kesuksesan di mana yang akan datang. Karakter yang menjadi kualitas seseorang yang dapat diukur.

Tujuan Pendidikan Karakter

Setiap orang tua mengingini agar anaknya memiliki karakter yang baik dan berprestasi. Namun ada banyak orangtua yang tidak berhasil dalam membentuk karakter perlu diberikan didikan yang tepat. 

Menurut Thomas Lichona pendidikan karakter secara umum ialah: Pendidikan untuk membentuk kepribadian melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang seperti tabah, ulet, giat, jujur, kasih atau kebaikan, sukacita atau bersyukur, sabar, murah hati, rendah hati atau tidak sombong, rajin, tertib, taat peraturan dan rapi, karakter secara umum mengajarkan tentang nilai-nilai, sikap dan tingkah laku yang baik tanpa mengarah kepada pertobatan lahir baru dan berbagai karakter Kristen lainnya. 

Tujuan pendidikan karakter menurut Thomas dapat dikatakan bahwa untuk mendapatkan perilaku anak yang baik maka orang tua harus melakukan pendidikan budi pekerti. Namun bila dipahami dengan baik, pendidikan budi pekerti masih lebih rendah dari pendidikan Kristiani. 

Pendidikan karakter yang diberikan oleh pendidikan kristiani menurut Donni Koesoema diarahkan pada “proses pembentukan manusia secara total yaitu mengintegrasikan kodrat dan kemampuan adikodrati dalam diri manusia, keseimbangan antara roh dan tubuh, interioritas dan ekteriotitas , individualitas dan sosialita, yang mengatasi intelektualisme ekstrem.” Jadi tujuan pendidikan karakter ini untuk mengarahkan anak supaya memiliki karakter yang bersifat Kristiani. Karena pendidikan karakter Kristen tidak sama dengan pendidikan karakter pada umumnya. 

Jika pendidikan karakter secara umum hanya menyentuh bagian perilakunya saja, maka berbeda dengan pendidikan karakter Kristen yang menyentuh berbagai aspek. Karakter Pendidikan Kristen tidak hanya mendidik anak dalam pembentukan perilaku moral, melainkan melibatkan pembentukan kerohaniannya dan pembentukan iman kepercayaannya. 

Ciri-Ciri Karakter

Dalam membentuk karakter seseorang, baik dimulai sejak anak kecil dan dibentuk dengan baik oleh orang tua. Orang tua sangat berperan penting dalam karakter anak. Ciri-ciri karakter merupakah contoh-contoh sifat atau akhlak seseorang yang harus dimiliki dalam pribadi untuk membuat seseorang itu menjadi baik dalam segala segi kehidupan yang akan terus berkembang di kemudian hari. Jikalau karakter anak dibentuk dengan baik sejak kecil maka kelak dewasa akan terus berlanjut dan menjadikan seseorang menjadi orang berkarakter. Ada dua karakter yang penting sesuai di kitab Efesus 6 :1-3 yaitu taat dan hormat. 

Karakter Taat

Dalam Firman Allah akan dijumpai nasihat-nasihat bagi orang tua untuk mengajar anak-anak untuk taat, dan nasihat-nasihat bagi anak-anak untuk menanggapi dan menaati orang tua. Seorang anak harus harus mempelajari pelajaran yang penting dari segalanya yaitu: menjadi seorang anak yang taat dan penuh hormat, ini jauh lebih penting dari sekedar memenuhi harapan orang tua karena mengembangkan karakter ketaatan adalah pokok persoalan yang sebenarnya. 

Paulus memberikan sebuah alasan mengapa anak-anak harus menaati orang tua: “karena haruslah demikian.” Pernyataan ini merupakan perintah yang realistis, ketaatan kepada orang tua merupakan sesuatu yang sesuai dengan realitas fundamental; ketaatan kepada orang tua adalah salah satu hukum dasar kehidupan. Dengan kata lain, Paulus berkata bahwa jika anak-anak menaati orang tua mereka, semuanya akan baik-baik saja. Jika mereka menolak untuk melakukannya, semua akan menjadi salah, karena ketidaktaatan kepada orang tua mengacaukan salah satu hukum dasar kehidupan.

Karakter Hormat

Dalam Efesus 6: 2- 3, rasul Paulus semakin dalam menekankan hal ini. Ia membahas hal yang lebih dalam perbuatan yaitu sikap yang menjadi kebiasaan. Paulus menegaskan bahwa yang penting bukan hanya taat saja, melainkan taat dalam rasa hormat kepada ayah dan ibu karena ini perintah yang mengandung janji, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12). 

Pernyataan ini berarti bahwa ketaatan yang dilakukan dengan senang hati, dengan suatu sikap hormat dan menghargai, akan menciptakan kondisi-kondisi yang cenderung menghasilkan kehidupan yang panjang, sehat, dan bahagia. Anak-anak yang taat memiliki hidup yang membangun dan produktif.

Dalam hal ini, penulis beranggapan bahwa karakter hormat adalah salah satu dasar penting dalam keluarga. Alasannya karena karakter hormat merupakan tindakan aktif untuk mendapatkan janji yang dibahas dalam hukum Taurat (Keluaran 20 :6). Dalam arti karakter hormat yang akan menciptakan keharmonisan dalam keluarga karena kata hormat mengandung makna status, yang mana anak lebih rendah posisinya dibanding dengan orang tua. Dengan kata lain, anak sewajibnya hormat kepada orang tua karena itu hukum utama dalam keluarga. Upaya-Upaya dalam Melaksanakan Pendidikan Karakter

Karakter perlu dibentuk sejak dini, karena usia dini merupakan masa-masa kritis yang akan menentukan sikap dan perilaku seseorang di masa yang akan datang. Pada masa tersebut merupakan tahap awal kehidupan seseorang dan merupakan masa yang sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar kepribadian seseorang. 

Mengembangkan karakter anak menjadi tugas utama orang tua yang dilakukan melalui penanaman nilai-nilai moral sebagai dasar dari norma yang dianut oleh keluarga dan penerapannya dilakukan melalui fungsi-fungsi keluarga. Anak semestinya diajarkan secara berulang-ulang, tidak cukup sekali, tetapi harus berlanjut hingga sikap dan perilaku yang baik itu, terbentuk menjadi karakter anak yang baik. Setelah orang tua berhasil menanamkan sikap dan perilaku positif itu, maka pembinaan berikutnya harus membiasakannya.

Orang tua harus membiasakan anak balitanya senantiasa bersikap, berperilaku dan bertindak baik yang menjadi karakternya. Untuk membiasakan sikap, perilaku dan tindakan baik, tentu saja orang tua harus terlebih dahulu memberikan teladan dan mempraktikkan. Misalnya, sikap disiplin, keteraturan, bertanggung jawab, kasih sayang, peduli, ramah perlu dibiasakan sejak usia dini. Pembiasaan bersikap, berperilaku dan bertindak yang baik pada anak akan membentuk karakter secara alami. 

Orang tua adalah wakil Allah di bumi untuk mendidik dan mengajar anak-anak yang telah Tuhan berikan. Menjadi orang tua adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya. Keluarga adalah tempat untuk bertumbuh dan menjadi pusat pengembangan semua aktivitas dan di dalam keluarga pasti diliputi rasa cinta kasih. Anak belajar baik dan buruk di mulai dalam keluarga. Peran orang tua adalah tokoh pertama bagi anak yang mengajarkan anak-anak untuk memiliki tugas dan tanggung jawab dalam membentuk karakter anak.

Anak yang memiliki karakter yang baik akan terlihat dari cara orang tua yang membentuknya. Dalam membentuk karakter anak ini, perlunya teladan dan nasihat dari orang tua. Paul Lewis mengingatkan bahwa “Orang tua, tugas Anda adalah menjadi teladan untuk memberi bimbingan atau arah dan mendukung kemampuan anak Anda yang sedang berkembang dalam kepribadiannya. 


Karakter orang tua dan bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk karakter anak yang baik. Orang tua dapat merangsang anak-anak dalam pembentukan karakternya. Orang tua membentuk karakter anak mulai dari kecil yang akan terus diperbaharui sampai anak dewasa. Karakter anak ini akan terus berkelanjutan, itu sebabnya sejak awal pembentukan karakter anak tidak boleh salah.

Penutup

Pendidikan karakter adalah fondasi penting dalam kehidupan setiap individu. Dengan membentuk karakter yang baik sejak dini, kita membantu menciptakan generasi yang kuat, moral, dan berprestasi. Orang tua, guru, dan masyarakat memiliki peran kunci dalam proses ini. Dengan memberikan teladan dan bimbingan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang berkarakter dan mampu menghadapi masa depan dengan baik.
Next Post Previous Post