7 Pemahaman Pencobaan : Yakobus 1:1-18

Pencobaan, sebuah konsep yang sering kali di salah-paham dalam kehidupan orang percaya, merupakan ujian atau godaan yang menguji iman, ketabahan, kesetiaan, dan ketaatan seseorang. Dalam Surat Yakobus 1:1-18, kita diberikan pemahaman yang dalam mengenai arti pencobaan dan implikasinya dalam kehidupan orang percaya.
7 Pemahaman Pencobaan : Yakobus 1:1-18
1. Pertama, pencobaan merupakan ujian atau godaan, yaitu menguji iman, ketabahan, kesetiaan dan ketaatan seseorang, dan setiap orang percaya akan mengalami pencobaan yang berbeda-beda. 

Dalam hal ini, pencobaan sering kali dihubungkan dengan masalah seperti halnya penderitaan, musibah atau bencana dan segala keadaan yang tidak mengenakkan dan tidak menyenangkan, akan tetapi dari pembahasan skripsi ini, dapat ditemukan bahwa pencobaan bukan hanya penderitaan tetapi juga kesenangan dunia (godaan keinginan daging) yang sama-sama bisa menggoyahkan iman seseorang. Tetapi pencobaan bukan untuk dihindari melainkan dihadapi, dengan iman seseorang dapat bertahan dan menjadi dewasa dalam pertumbuhan rohaninya.

2. Kedua, pencobaan dalam Surat Yakobus ada dua macam yang pertama yaitu pencobaan dari luar seperti penderitaan, penganiayaan, kemiskinan, bahkan tekanan, pencobaan seperti ini lebih diartikan sebagai ujian. Yang kedua yaitu pencobaan dari dalam yang timbul dari keinginan diri sendiri atau hawa nafsu kedagingan yang diartikan sebagai godaan.

3. Ketiga, setiap pencobaan baik dari luar maupun dari dalam semuanya bertujuan untuk menguji iman seseorang, orang yang tahan uji terhadap pencobaan (ujian) akan menghasilkan ketekunan yaitu ketekunan yang sempurna dan utuh, dan orang yang bertahan dalam pencobaan (godaan) akan memperoleh mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah. 

Maka setiap orang yang lulus dari setiap pencobaan akan dikatakan berbahagia. Dalam menghadapi setiap pencobaan seseorang membutuhkan hikmat untuk menolongnya menghadapi setiap pencobaan tersebut. 

Hikmat yang dibutuhkan bukanlah hikmat dunia melainkan hikmat yang daripada Allah sendiri, yang diminta kepada Allah dengan iman tanpa kebimbangan karena Allah akan memberi dengan murah hati. Hikmat yang dari Allah akan menolong orang percaya untuk mengatasi setiap pencobaan, membedakan yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah, dan menolong orang percaya untuk mengerti kehendak Allah.

4. Keempat, meskipun pencobaan bertujuan untuk menguji iman dan membawa seseorang semakin dewasa di dalam iman kepada Kristus, akan tetapi pencobaan tidak pernah berasal dari Allah, karena Allah tidak pernah mencobai siapa pun dan tidak dapat dicobai oleh siapa pun. Segala yang jahat tidak berasal dari Allah, sebaliknya segala yang baik datangnya dari Allah. 

Yakobus 1:17 mengatakan: “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” 

Setiap kali ujian iman datang, orang-orang percaya harus yakin bahwa ujian tersebut tidak pernah diberikan oleh Allah melainkan Allah mengizinkan pencobaan terjadi hanya untuk menguji iman hamba-hamba-Nya, untuk itu dibutuhkan kesabaran dan ketekunan serta kesetiaan untuk bertahan sampai mencapai ketekunan yang sempurna, utuh dan tak berkekurangan untuk menerima mahkota kehidupan.

5. Kelima, setiap orang percaya dituntut untuk tetap berbahagia bahkan dalam keadaan tersulit sekali pun, orang percaya harus tetap berbahagia meski sedang mengalami pencobaan karena pencobaan bukan untuk melemahkan tetapi untuk menguatkan. Perintah berbahagia diharuskan bukan karena tanpa alasan, tetapi berbahagia mengandung arti bahwa di balik kata kebahagiaan itu ada janji Tuhan bagi setiap orang percaya yaitu mahkota kehidupan atau kekekalan. 

Cara menghadapi pencobaan akan menentukan hasil yang akan diterima setiap orang. Setiap orang yang tahan uji akan menerima bagiannya yaitu kesempurnaan dari hasil ketekunannya dan mahkota kehidupan dari hasil kesetiaannya bertahan dari setiap godaan, sementara setiap orang yang tidak tahan uji atau gagal dalam ujian akan dipikat dan diikat oleh keinginan yang melahirkan dosa dan akhirnya dosa membawa kepada maut jika terus membuka peluang terhadap dosa.

6. Keenam, pencobaan sebagai alat atau sarana yang dipakai Allah untuk pertumbuhan iman orang-orang Kristen, pencobaan adalah ujian iman yang berfungsi: Supaya orang percaya menjadi sempurna, supaya orang percaya menjadi utuh, dan supaya orang percaya tidak mengalami kekurangan sesuatu apa pun.

7. Ketujuh, pencobaan hanya sarana atau alat yang dipakai untuk menguji iman seseorang, ketika seseorang dapat bertahan dan pada akhirnya mampu melewati setiap ujian (tahan uji) maka akan menghasilkan ketekunan atau ketahanan. 

Untuk bertahan seseorang memerlukan hikmat dari Allah sebagai penolong untuk menentukan sikap dan berpikir secara positif tentang maksud yang baik dari setiap cobaan yang dialami, dengan hikmat yang diterima dari Allah seseorang dapat bertahan dan membedakan apa yang benar dan yang salah untuk mengambil satu keputusan yang tepat dalam menghadapi setiap percobaan, dan hikmat itu hanya dapat diminta kepada Allah dan diterima oleh oleh orang-orang yang sungguh-sungguh percaya tanpa ada keraguan (bimbang). 


Inti dari semua itu ialah agar iman seseorang menjadi dewasa dalam proses menantikan janji Tuhan hingga ketekunan itu akhirnya menjadi sempurna dan utuh tanpa kekurangan sesuatu apa pun, maka setiap orang percaya yang menang akan menerima janji Allah yaitu mahkota kehidupan kekal.

Kesimpulan

Dalam Surat Yakobus 1:1-18, kita mendapatkan pemahaman yang dalam mengenai pencobaan dan implikasinya dalam kehidupan orang percaya. Pencobaan merupakan ujian atau godaan yang menguji iman, ketabahan, kesetiaan, dan ketaatan seseorang. Setiap pencobaan bertujuan untuk menguji iman seseorang dan membawa mereka kepada ketekunan yang sempurna dan mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah. 

Pencobaan bukan berasal dari Allah, tetapi Allah mengizinkannya hanya untuk menguji iman hamba-Nya. Oleh karena itu, kita dituntut untuk tetap berbahagia dalam setiap situasi, karena di baliknya terdapat janji Tuhan akan kekekalan.
Next Post Previous Post