AMSAL 8:12-21 - KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN HIKMAT

Matthew Henry (1662 – 1714)

BAHASAN : AMSAL 8:12-21 - KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN HIKMAT.

Hikmat di sini adalah Kristus, yang di dalam Dia tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Hikmat itu adalah Kristus di dalam firman dan Kristus di dalam hati, bukan hanya Kristus yang dinyatakan kepada kita, melainkan juga Kristus yang dinyatakan di dalam diri kita. Hikmat itu adalah firman Allah, yang mencakup seluruh pewahyuan ilahi. 
AMSAL 8:12-21 - KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN HIKMAT
Hikmat itu adalah Allah Sang Firman, yang di dalam Dia segala pewahyuan ilahi berpusat. Hikmat itu adalah jiwa yang dibentuk oleh firman. Hikmat itu adalah Kristus yang dibentuk di dalam jiwa. Hikmat itu adalah agama dalam kemurnian dan kuasanya. Hal-hal yang mulia dibicarakan di sini mengenai pribadi yang ulung ini, perkara yang unggul ini.

[I]. Hikmat ilahi mengisi kepala manusia dengan hal-hal yang baik (Amsal 8:12): Aku, Hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan (KJV: tinggal bersama-sama dengan kebijaksanaan – pen.), bukan dengan kebijaksanaan badani (hikmat yang dari atas bertentangan dengan kebijaksanaan itu, 2 Korintus 1:12), melainkan dengan kebijaksanaan yang sejati, yang bermanfaat untuk mengatur perilaku baik.

Hikmat orang bijaksana yang mengerti jalannya sendiri dan yang dalam semua keadaan merupakan hal terpenting untuk berhasil. Kecerdikan si ular, yang digunakan bukan hanya untuk menjaga diri dari bahaya, melainkan juga untuk membimbing dalam berbuat baik. Hikmat tinggal bersama-sama dengan kebijaksanaan. Sebab, kebijaksanaan adalah buah dari agama dan merupakan perhiasannya. 

Dan melalui bantuan Kitab Suci, ada lebih banyak temuan yang cerdik, baik untuk memahami dengan benar pemeliharaan-pemeliharaan Allah dan menggagalkan rancangan-rancangan Iblis dengan berhasil maupun untuk berbuat baik pada masa hidup kita.

Semua ini tidak pernah ditemukan melalui pengetahuan para filsuf atau ajaran politik para negarawan. Kita dapat menerapkannya kepada Kristus sendiri. Ia tinggal bersama-sama dengan kebijaksanaan, sebab seluruh pekerjaan-Nya adalah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, dan di dalamnya Allah melimpahkan kepada kita segala hikmat dan pengertian. Kristus mendapat pengetahuan tentang temuan yang besar itu, dan temuan itu menuntut harga yang sangat mahal bagi-Nya, yakni keselamatan manusia, melalui korban pemuasan dosa yang dipersembahkan-Nya, sebuah sarana yang mengagumkan.

Sementara kita mendapatkan banyak temuan untuk menghancurkan diri kita sendiri, Ia mendapatkan satu temuan untuk memulihkan kita. Perjanjian anugerah diatur dengan begitu baik dalam segala hal sehingga mau tidak mau kita harus menyimpulkan bahwa Dia yang mengaturnya tinggal bersama-sama dengan kebijaksanaan.

[II]. Hikmat ilahi mengisi hati manusia dengan hal-hal yang baik (Amsal 8:13). Agama yang benar, yang mengandung rasa takut akan Tuhan, yang merupakan hikmat yang sudah disarankan sebelumnya, mengajar orang,

1. Untuk membenci semua dosa sebagai sesuatu yang tidak berkenan bagi Allah dan yang merusak jiwa: takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan, tingkah laku yang jahat, membenci dosa sebagai dosa, dan oleh sebab itu membenci segala jalan dusta. Di mana ada rasa hormat terhadap Allah, di situ ada rasa ngeri terhadap dosa, sebagai sesuatu yang jahat, sebagai kejahatan semata-mata.

2. Secara khusus untuk membenci kesombongan dan hawa nafsu, dua dosa umum dan berbahaya itu. Keangkuhan diri, kesombongan dan kecongkakan, adalah dosa-dosa yang dibenci Kristus, dan dengan demikian harus dibenci oleh semua orang yang memiliki Roh Kristus. Setiap orang membencinya dalam diri orang lain, tetapi kita harus membencinya dalam diri kita sendiri. Mulut penuh tipu muslihat (KJV: mulut yang cenderung membantah – pen.), yang bawaannya marah-marah kepada orang lain, dibenci Allah, karena hal itu sungguh merupakan musuh bagi kedamaian umat manusia, dan oleh sebab itu kita harus membencinya.

Biarlah dikatakan orang untuk mendatangkan kehormatan bagi agama bahwa, betapa pun dituduh secara tidak adil, agama sama sekali tidak bermaksud membuat orang congkak dan membenci orang lain. Karena itu, tidak ada hal lain lagi yang langsung bertentangan dengan agama selain keangkuhan dan hawa nafsu. Juga, tidak ada hal lain yang lebih diajarkannya kepada kita untuk kita benci selain keangkuhan dan hawa nafsu.

[III]. Hikmat ilahi mempunyai pengaruh yang besar terhadap masalah-masalah umum dan tatanan masyarakat yang baik (Amsal 8:14). Kristus, sebagai Allah, memiliki kekuatan dan hikmat. Hikmat dan keperkasaan adalah kepunyaan-Nya. Sebagai Penebus, Dia adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah. Bagi semua orang kepunyaan-Nya, Dia dijadikan oleh Allah baik sebagai kekuatan maupun hikmat. Di dalam Dia kekuatan dan hikmat itu tersimpan bagi kita, supaya kita mengetahui dan melakukan kewajiban kita.

Dia adalah penasihat ajaib, dan Dia memberikan anugerah yang merupakan satu-satunya kebijaksanaan yang benar itu. Dia sendiri-lah pengertian itu, dan pada-Nya ada kekuatan bagi semua orang yang menguatkan diri mereka di dalam Dia. Agama yang benar memberi orang nasihat terbaik dalam segala permasalahan yang sulit, dan membantu menerangi jalan mereka. Di mana saja Hikmat ilahi berada, ia memberikan pengertian, ia memiliki kekuatan. Ia akan menjadi apa saja yang kita perlukan, baik dalam pelayanan maupun dalam penderitaan. Apabila firman Allah diam dengan segala kekayaannya, maka ia membuat manusia sempurna dan memperlengkapi dia sepenuhnya untuk setiap perkataan dan perbuatan baik.

Adalah para raja, para pembesar, dan para hakim yang paling membutuhkan hikmat dan kekuatan, nasihat dan keberanian dibandingkan orang-orang lain, supaya mereka dapat menggunakan kepercayaan-kepercayaan yang diberikan kepada mereka dengan benar, dan agar mereka dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di bawah tanggung jawab mereka. Dan oleh sebab itu, Hikmat berkata, karena aku para raja memerintah (Amsal 8:15-16), maksudnya:

1. Pemerintahan sipil adalah ketetapan ilahi, dan orang-orang yang dipercayakan untuk menjalankannya mendapat mandat dari Kristus. Salah satu tugas dari jabatan-Nya sebagai Raja adalah melalui Dia para raja memerintah. Kepada-Nya telah diserahkan segala penghakiman, dan dari Dialah kekuasaan mereka berasal. Mereka memerintah karena Dia, dan oleh karena itu harus memerintah untuk-Nya.

2. Apa pun kemampuan yang dimiliki oleh para raja atau para pembesar, mereka berutang budi kepada anugerah Kristus untuk itu. Dia memberi mereka roh untuk memerintah, dan mereka tidak mempunyai apa-apa, tidak mempunyai keahlian, tidak mempunyai asas-asas keadilan, selain dari apa yang dikaruniakan-Nya kepada mereka. Keputusan dari Allah ada di bibir raja. Jadi, raja-raja harus menjadi bagi rakyat mereka sebagaimana Ia menjadikan mereka.

3. Agama amat berperan sebagai penguat dan pendukung pemerintahan sipil. Agama mengajarkan kepada rakyat kewajiban-kewajiban mereka, dan oleh karenanya raja-raja memerintah atas mereka dengan lebih mudah. Agama mengajarkan kepada para raja kewajiban mereka, dan oleh karenanya raja-raja memerintah sebagaimana mestinya. Mereka menetapkan keadilan, apabila mereka memerintah dengan takut akan Allah. Orang-orang yang memerintah dengan baik adalah mereka yang bisa diperintah oleh agama.

[IV]. Hikmat ilahi akan membuat semua orang yang menerima dan memeluknya berbahagia, sungguh-sungguh berbahagia.

1. Mereka akan berbahagia di dalam kasih Kristus. Sebab, Dialah yang berkata, “Aku mengasihi orang yang mengasihi Aku” (Amsal 8:17). Orang-orang yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus dengan tulus akan dikasihi-Nya dengan kasih yang khusus dan istimewa: Ia akan mengasihi mereka dan menyatakan diri-Nya kepada mereka.

2. Mereka akan berbahagia dalam keberhasilan mereka mencari Dia: “Orang yang tekun mencari Aku, yang berusaha mengenal-Ku dan mencari kepentingan di dalam diri-Ku, berarti mencari-Ku sejak dini, maksudnya, mencari-Ku dengan sungguh-sungguh, mencari-Ku terlebih dahulu sebelum mencari-cari yang lain, memulai sejak dini pada masa muda mereka untuk mencari-Ku, mereka akan mendapatkan apa yang mereka cari.” Kristus akan menjadi milik mereka, dan mereka akan menjadi milik-Nya. Ia tidak pernah berkata, “carilah dengan sia-sia.”

3. Mereka akan berbahagia dalam kekayaan duniawi, atau dalam suatu hal yang lebih baik secara tak terhingga.

(a). Mereka akan mendapatkan banyak kekayaan dan kehormatan sebagaimana yang dipandang baik oleh Hikmat Kekal bagi mereka (Amsal 8:18). Kekayaan dan kehormatan ada pada Kristus, maksudnya, Ia memilikinya untuk diberikan, dan cocok tidaknya hal itu diberikan kepada kita haruslah kita serahkan kepada-Nya. Agama kadang-kadang membantu membuat orang menjadi kaya dan besar di dunia ini, memberi mereka nama baik, dan dengan demikian menambah harta kekayaan mereka. Kekayaan-kekayaan yang diberikan Hikmat kepada orang-orang yang dikasihinya mempunyai dua keuntungan sebagai berikut:

1). Bahwa itu adalah kekayaan dan keadilan, kekayaan yang didapatkan dengan jujur, bukan dengan penipuan dan penindasan, melainkan dengan cara-cara biasa, dan kekayaan yang digunakan untuk berderma, sebab amal disebut dengan keadilan. Orang-orang yang mendapatkan kekayaan mereka dari berkat Allah atas ketekunan mereka, dan yang mempunyai hati untuk berbuat baik dengannya, mempunyai kekayaan dan keadilan.

2). Bahwa oleh karena itu, kekayaan ini adalah harta yang tetap (KJV: kekayaan yang bertahan lama – pen.). Kekayaan yang diperoleh dengan kesombongan akan keberhasilan pribadi akan cepat berkurang, tetapi kekayaan yang diperoleh secara halal akan bisa dipakai dengan baik dan diwariskan kepada anak cucu. Dan apa yang dihabiskan dengan baik dalam perbuatan-perbuatan saleh dan kasih berarti digunakan untuk kepentingan yang terbaik, dan dengan demikian akan tetap bertahan. Sebab teman-teman yang kita dapat dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, ketika kita gagal, akan menerima kita di dalam kemah abadi (Lukas 16:9). Harta itu masih akan ditemukan setelah berhari-hari lamanya, selama hari-hari dalam kehidupan kekal.

(b). Mereka akan mendapatkan apa yang jauh lebih baik secara tak terhingga, jika mereka tidak memiliki kekayaan dan kehormatan di dunia ini (Amsal 8:19): “Buahku lebih berharga dari pada emas, dan akan menjadi simpanan yang lebih baik, akan lebih bernilai dan lebih sedikit memakan tempat, dan hasilku lebih dari pada perak pilihan, akan lebih mahal harganya.” Kita dapat meyakinkan diri kita sendiri bahwa bukan saja hasil-hasil Hikmat pada akhirnya, melainkan juga apa yang diperolehnya untuk sementara waktu, bukan hanya buahnya, melainkan juga hasilnya, adalah lebih berharga daripada yang terbaik yang kita miliki atau yang hilang dari kita di dunia ini.

4. Mereka akan berbahagia di dalam anugerah Allah sekarang. Anugerah Allah itu akan menjadi pembimbing mereka di jalan yang baik (Amsal 8:20). Inilah buah hikmat yang lebih berharga dari pada emas itu, dari pada emas tua. Ia membimbing kita di jalan kebenaran, menunjukkan kepada kita jalan itu, dan berjalan mendahului kita di dalamnya. Jalan yang diinginkan Allah untuk kita lalui dan yang pasti akan membawa kita kepada tujuan yang kita inginkan.

Anugerah Allah itu memimpin di tengah-tengah jalan keadilan, dan menyelamatkan kita sehingga tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan. ‘In medio virtus’ – Kebajikan terletak di tengah-tengah. Kristus dengan Roh-Nya menuntun orang-orang percaya ke dalam seluruh kebenaran, dan dengan demikian memimpin mereka di jalan kebenaran, sehingga mereka pun hidup menurut Roh .

5. Mereka akan berbahagia di dalam kemuliaan Allah pada masa yang akan datang (Amsal 8:21). Oleh karena itu, Hikmat berjalan pada jalan kebenaran, bukan hanya agar ia dapat menjaga teman-temannya di jalan kewajiban dan ketaatan, melainkan juga agar ia dapat mewariskan harta kepada mereka dan mengisi penuh perbendaharaan mereka, yang tidak dapat dilakukan dengan harta benda dunia ini, atau dengan apa saja selain Allah dan sorga. Kebahagiaan orang-orang yang mengasihi Allah, dan yang mengabdikan diri mereka untuk melayani-Nya, adalah kebahagiaan yang sesungguh-sungguhnya dan yang memberi kepuasan sejati.

(a). Kebahagiaan itu adalah kebahagiaan yang hakiki. Itu adalah inti dari kebahagiaan itu sendiri. Itu adalah kebahagiaan yang akan terus ada dengan sendirinya oleh dirinya sendiri, dan berdiri sendiri, tanpa dukungan-dukungan yang bersifat kebetulan, yang datang dari luar untuk menambah kebahagiaannya. Perkara-perkara rohani dan kekal adalah satu-satunya perkara yang nyata dan yang merupakan inti. Sukacita di dalam Allah adalah sukacita yang sesungguh-sungguhnya, kokoh dan mempunyai landasan yang baik.

BACA JUGA: AMSAL 8:1-11 - UNDANGAN HIKMAT

Janji-janji Allah adalah pengikat bagi mereka yang bersukacita di dalam Dia, Kristus adalah jaminan mereka, dan baik janji-janji Allah maupun Kristus sungguh-sungguh yang mereka perlukan. Mereka mewarisi harta. Maksudnya, warisan mereka untuk masa yang akan datang bersifat pokok, yang sungguh-sungguh merupakan harta warisan. Warisan itu adalah kemuliaan yang melebihi segala-galanya. Warisan itu adalah harta (Ibrani 10:34). Segala kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan yang mereka dapatkan sebagai ahli waris. Kebahagiaan itu didasarkan atas kedudukan mereka sebagai anak.

(b). Kebahagiaan itu memuaskan. Kebahagiaan itu tidak hanya akan mengisi tangan mereka, tetapi juga mengisi penuh perbendaharaan mereka, tidak hanya memelihara mereka, tetapi juga membuat mereka kaya. Hal-hal dari dunia ini dapat mengisi perut manusia (Mazmur 17:14), tetapi tidak perbendaharaan mereka, sebab semua itu pada dirinya sendiri tidak dapat menyimpan barang untuk bertahun-tahun lamanya.

Mungkin mereka akan kehilangan semuanya itu pada malam ini juga. Tetapi sekalipun perbendaharaan jiwa begitu luas, masih ada banyak harta di dalam Allah, di dalam Kristus, dan di dalam surga untuk mengisinya. Dalam janji-janji Hikmat, orang-orang percaya mempunyai barang-barang yang tertimbun, bukan untuk berhari-hari dan bertahun-tahun, tetapi untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu, buahnya lebih berharga dari pada emas.
Next Post Previous Post