Manfaat Alkitab bagi Orang Percaya (2 Timotius 3:16)

Pendahuluan: 

Alkitab, Sumber Pencerahan bagi Kehidupan Orang Percaya. Dalam setiap frasa dan istilah yang terungkap dalam 2 Timotius 3:16, terdapat serangkaian manfaat yang besar dari Alkitab bagi umat percaya. Mari kita telaah secara singkat bagaimana Alkitab mampu mengajar, menegur, memperbaiki kelakuan, dan mendidik orang-orang yang mengikuti ajaran-Nya.
Manfaat Alkitab bagi Orang Percaya (2 Timotius 3:16)
1. Mengajar Orang Percaya

Setiap orang memiliki animo yang besar untuk mengajar orang-orang lain. Dasar untuk mengajar orang lain tentu mengetahui esensi pengajaran secara baik.

Membaca Alkitab merupakan cara yang sangat penting untuk mengetahui kehendak Tuhan di dalam Firman-Nya. Untuk membaca Alkitab dilakukan, baik di rumah secara pribadi, bersama anggota keluarga maupun di dalam persekutuan-persekutuan umum termasuk di tempat ibadah pada hari Minggu. Sesudah mengetahui, memahami, dan mengerti esensi dari Firman Tuhan yang telah dipelajari, maka dapat diajarkan kepada orang lain.

Para pelayan Yesus Kristus diperintahkan untuk memberikan pengajaran yang benar kepada orang-orang percaya pada masa kini. Yesus sebagai teladan dalam Alkitab dalam mengajarkan seluruh kebenaran kepada para rasul. Seorang pelayan Kristus wajib memiliki kemampuan dalam memberikan pengajaran yang benar. Pelayan Kristus Yesus harus menunjukkan sikap keteladanan yang baik dan berperan aktif dalam meneruskan pengajaran yang benar kepada orang-orang percaya yang dilayaninya

2. Menegur orang yang bersalah

Pelayan Kristus juga perlu menegur orang yang bersalah yang hidupnya tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Menyatakan kesalahan artinya menunjukkan kesalahan, meyakinkan, menginsafkan dan menegur. King James Version (KJV) menerjemahkan dengan kata reprove artinya untuk membawa ke cahaya, untuk mengekspos, untuk menemukan kesalahan dengan benar demi kata, untuk menegur, mencaci, menegur, menunjukkan satu kesalahannya dan meminta penjelasan. 

Barclay mengungkapkan bahwa menyatakan kesalahan artinya menyadarkan orang berdosa akan dosanya supaya secara radikal dapat meninggalkan dosanya dan hidup dalam kehidupan yang baru.

Pelayan Kristus perlu memiliki keberanian menegur setiap orang percaya yang hidup dalam dosa, ungkapan dosa disebut juga sebagai suatu kejahatan, maka pelayan Kristus Yesus harus menegur kejahatan. Bahwasanya teguran yang diberikan oleh para pelayan Kristus Yesus kepada setiap orang percaya yang melakukan kesalahan bisa dalam bentuk disiplin. 

Roh Kudus menginspirasikan kepada rasul Paulus menuliskan sesuai dengan firman-Nya. Saat menegur orang yang bersalah tidak mengenal waktu kapan harus dilaksanakan dan teguran harus dinyatakan. Bahkan menegur orang-orang yang bersalah supaya imannya bertumbuh sehat (bdk. Titus 1: 13). 

Yesus juga mengajarkan untuk menegur di bawah empat mata, teguran yang dilandasi oleh asas saling percaya dan kasih. Oleh sebab itu, menegur, memperbaiki, mengajak kembali yang melakukan kesalahan selalu diletakkan dalam kerangka untuk menerima kembali setiap orang dalam kasih Kristus

3. Memperbaiki Kelakuan

Alkitab adalah standar untuk mengatur tingkah laku setiap orang. Alkitab sanggup mengubah kelakuan manusia menjadi bersih dari segala kejahatan. Karena itu, orang percaya perlu menjaga kemurnian hidupnya setelah dibersihkan hidupnya oleh firman Allah (bdk. Yohanes 15: 3). Pelayan Kristus perlu memiliki pola pikir, perasaan dan tingkah laku yang baik dalam mendidik orang percaya. 

Banyak tokoh Alkitab yang memiliki kelakuan yang baik, Ronald W. Leigh menyatakan bahwa Yesus memiliki sifat lemah lembut (Matius 11: 29). Rasul Paulus berlaku ramah terhadap jemaat di Tesalonika (1Tesalonika 2: 7). Rasul Paulus berkata bahwa pendeta atau penilik jemaat haruslah lemah lembut (1Timotius 3: 3).41 Karena itu pelayan Kristus perlu bersikap lemah lembut, ramah-tamah dan memiliki kepedulian terhadap sesama manusia. 

Menurut Boyd K. Packer pengajaran firman Tuhan mampu mengubahkan karakter, sikap, perilaku, atau kelakuan. Pengajaran perilaku tidak sanggup untuk mengubahkan perilaku secara cepat, namun pengajaran Alkitab mampu mengubahkan perilaku secara baik karena itu Alkitab bisa menjadi buku perilaku untuk mengubahkan perilaku atau kelakuan yang buruk menjadi kelakuan yang baik

Alkitab menjadi standar utama untuk dipakai di dalam memperbaiki kelakuan setiap orang. Religion in American Life menuliskan orang-orang yang menyukai membaca Alkitab dapat menolak pergaulan kehidupan yang jahat apabila dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah membaca atau mempelajari firman Tuhan. 

Di penjara Lewes Remand Inggris seorang Pendeta telah berhasil mendorong sekitar 600 orang nara pidana untuk membaca atau mempelajari Alkitab berbulan-bulan dan akhirnya banyak yang bertobat. Para napi memberikan kesaksian bahwa Alkitab itu ternyata lebih baik daripada mabuk. Jadi Alkitab memiliki pengaruh yang luar biasa untuk memperbaiki sikap, kelakuan dan karakter bagi kehidupan manusia yang menyukai dan mencintai untuk membaca Alkitab

4. Mendidik Orang Percaya

Alkitab harus ditempatkan sebagai posisi tertinggi dalam pendidikan orang percaya tentang iman kepada Yesus Kristus dan hidup dalam kebenaran.

Pertumbuhan iman seseorang terletak pada Alkitab karena iman orang percaya dapat bertumbuh ketika setia dalam membaca dan mendengarkan firman Tuhan (bdk. Roma 10: 17). Orang percaya yang telah dewasa iman berperan penting mendidik orang Kristen yang belum dewasa iman. 

Ruat Diana mengutip pendapat Graendrof bahwa tujuan untuk mendidik orang percaya adalah untuk mendewasakan rohaninya atau imannya di dalam Yesus Kristus. 

Dalam penyelenggaraan pendidikan bagi orang percaya bertujuan untuk mendorong orang percaya secara terus-menerus agar giat mempelajari firman Tuhan, sebab firman Tuhan sebagai dasar untuk pertumbuhan imannya. Firman Tuhan mampu mengokohkan dan meneguhkan iman setiap orang percaya hingga menuju kepada kehidupan yang kekal

Implikasi Bagi Orang Percaya

Berdasarkan hasil kajian eksegesis ada dua implikasi manfaat Alkitab. 

Pertama, Alkitab telah dihembuskan oleh Allah secara sempurna tanpa salah dan tanpa keliru. 

Ungkapan dihembuskan ada hubungan yang erat dengan inspirasi yang dimaksudkan bahwa Roh Kudus memimpin para penulis Alkitab, sehingga Alkitab dapat ditulis secara sempurna sesuai kehendak-Nya tanpa salah dan tanpa keliru dalam penulisannya.

Sukono mengutip pendapat Sentot Sadono bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah dimaksudkan bahwa para penulis yang terpilih dapat diberikan kemampuan oleh Allah untuk menuliskan Kitab Suci tanpa mengandung unsur kesalahan dan kekeliruan (bdk. Yeremia 30: 2; 2Timotius 3: 16-17; 2 Petrus1: 19-21).  Alkitab dihembuskan oleh Allah karena itu Alkitab harus dibaca/dipelajari oleh orang percaya tanpa berhenti. Menurut Tunliu Alkitab adalah Wahyu khusus dari Allah yang absolute.

Kedua, Alkitab sangat bermanfaat bagi orang percaya. 

Menurut surat 2 Timotius rasul Paulus memerintahkan Timotius secara tidak langsung untuk loyal dalam membaca Alkitab secara terus-menerus. Alkitab merupakan wahyu khusus dari Allah untuk membimbing, menuntun, dan untuk memperbaiki kelakuan. 

Menurut Kartina Melly manfaat membaca Alkitab yakni: 

Pertama, Firman Tuhan menuntun orang percaya agar menerima keselamatan kekal (bdk. 2Timotius 3: 15; Matius 4: 4). 

Kedua, Firman Tuhan menguatkan dan meneguhkan iman orang percaya supaya kuat dalam menghadapi berbagai penderitaan dan pencobaan (bdk. 1Yohanes 2: 14). 

Ketiga, Firman Tuhan memberi kepastian keyakinan kepada orang percaya agar tetap berpegang pada kehidupan kekal yang telah dianugerahkan oleh Tuhan (bdk. 1Yohanes 5: 13). 

Keempat, Firman Tuhan terus menerus menguatkan dan menumbuhkan iman orang percaya melalui doa (bdk. Yohanes 15: 7; Roma 10: 17). 

Kelima, Kebenaran firman Tuhan berkuasa untuk menyucikan dan menguduskan orang percaya (bdk. Yohanes 17: 17; 15: 3; Mazmur 119: 9). 

Keenam, Kebenaran firman Tuhan dapat menopang dan menguatkan hati orang percaya (bdk. Mazmur 19: 9; Yohanes 16: 33). 

Ketujuh, orang percaya tidak akan merasa takut karena firman Tuhan memberi keberanian kepadanya (bdk. Mazmur 119: 105; Yosua 1: 8).

Ketiga, membaca Alkitab memerlukan pimpinan Roh Kudus yang menjadikan kemauannya siap untuk membaca dengan jujur dan juga untuk menerima apa yang dibacanya. 

Gulo mengutip pendapat Bruggen bahwa orang yang membaca Alkitab namun tetap menjadi orang Kristen yang belum dewasa adalah orang yang tidak membaca dengan baik. Venema dalam Gulo berpendapat bahwa orang yang hanya membaca Alkitab secara selektif, belum membaca Alkitab. Pembaca seperti itu tidak berhak memberi tafsiran, penilaian, atau tanggapan. 

Janganlah orang seperti itu memberanikan diri naik mimbar lalu berbicara dalam nama Tuhan atau berkhotbah dengan kuasa Roh Kudus. Alkitab memperkenalkan diri sebagai buku yang merupakan satu kesatuan, di mana setiap kitab berfungsi sebagai bagian yang masing-masing menekankan kesatuan Alkitab di bidang isi, visi, dan konsepsi, yakni Kristus (bdk. Lukas 24: 32, 44-45; Yohanes 5: 39).49 

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan orang-orang yang hanya ingin membaca Alkitab ketika menunggu kiriman renungan harian melalui wa, facebook, koran, majalah dan media sosial lainnya maka belum sepenuhnya membaca Alkitab. 

Membaca Alkitab merupakan tugas dan kewajiban setiap orang percaya. Karena setiap orang percaya harus membaca Alkitab sebab Alkitab yang dibaca/dipelajari adalah kebenaran Allah dan waktu membaca Alkitab berarti menjalin hubungan yang baik secara pribadi dengan Tuhan

KESIMPULAN 

Berdasarkan kajian eksegesis 2 Timotius 3:16, maka dapat diketahui bahwa Alkitab adalah sumber dasar terutama dan tertinggi yang telah diilhamkan atau dihembuskan Allah kepada para penulis untuk menuliskan secara baik tanpa kesalahan dan kekeliruan. Alkitab yang telah diilhamkan oleh Allah sangat berguna bagi kehidupan umat manusia. 

Oleh karena itu perlu mengajarkan kebenaran Firman Tuhan, menegur atau mendisiplinkan orang percaya yang berbuat kesalahan, memperbaiki perilaku yang menyimpang dari pengajaran yang benar. Pengajaran yang benar menurut Alkitab harus memberikan pengaruh kepada orang percaya, baik di keluarga, gereja, sekolah dan lingkungan. 

Dengan demikian, Alkitab tetap berlaku pada semua zaman karena Alkitab adalah satu-satunya sumber dasar yang mampu mengoreksi gaya hidup umat manusia, mempertahankan supaya kelakuan tetap bersih, dan menuntun manusia supaya tidak menyimpang dari perintah-perintah-Nya. Maka Alkitab tetap bermanfaat dan relevan bagi orang percaya masa kini. -Marthen Mau
Next Post Previous Post