Amsal 11:1-14 - Peribahasa Penting dan Keuntungan Orang Benar

Matthew Henry (1662 – 1714)

BAHASAN : AMSAL 11:1-14. - PERIBAHASA PENTING DAN KEUNTUNGAN ORANG  BENAR
Amsal 11:1-14 - Peribahasa Penting dan Keuntungan Orang Benar
Amsal 11:1.“Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.”

Sebagaimana ibadah agama kepada Allah adalah bagian dari kebenaran universal (berlaku atas semua orang di segala tempat dan zaman), sehingga orang yang tidak taat beribadah bukanlah orang yang jujur, demikian pula melakukan kebenaran kepada manusia adalah bagian dari ibadah agama yang sejati, karena orang yang tidak jujur bukanlah orang yang saleh, dan janganlah dia berharap kebaktiannya diterima oleh Allah. Karena :

1. Tidak ada yang lebih menghina Allah daripada berlaku curang dalam perdagangan. Yang dimaksud dengan neraca serong di sini adalah segala macam perbuatan yang tidak adil dan curang dalam berurusan dengan siapa pun. Semua perbuatan itu merupakan kekejian bagi TUHAN, dan orang-orang yang menggunakan tipu daya yang terkutuk semacam itu untuk maju adalah keji bagi-Nya. Perbuatan demikian adalah penghinaan terhadap keadilan, yang pendukungnya adalah Allah.

Perbuatan tersebut juga merupakan tindak kejahatan terhadap sesama kita, yang pelindungnya adalah Allah. Manusia menganggap sepele penipuan seperti itu, dan berpikir bukanlah dosa kalau mendapatkan uang dengan cara itu. Perbuatan itu tidak diketahui orang lain, sehingga mereka tidak merasa bersalah. Noda bukanlah noda kalau belum ditemukan (Hosea 12:8-9). Tetapi kecurangan yang tidak ketahuan tidak kurang keji bagi Allah, yang akan menuntut balas orang-orang yang menipu saudaranya.

2. Tidak ada yang lebih menyenangkan hati Allah daripada cara ber-bisnis yang adil dan jujur, dan tidak ada yang lebih penting daripada itu yang dapat membuat kita dan kebaktian-kebaktian kita diterima oleh-Nya: Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat. Allah sendiri bertindak dengan batu timbangan yang tepat, dan memegang timbangan penghakiman dengan tangan yang lurus, dan karena itu senang dengan orang-orang yang meneladani Dia dalam hal ini. Karena itu, menggunakan neraca secara tidak jujur sambil berpura-pura melakukan yang benar setepat mungkin merupakan kekejian yang besar bagi Allah.
----------
PERIBAHASA-PERIBAHASA PENTING.

Amsal 11:2. “Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.”

Perhatikanlah:

1. Bagaimana orang yang meninggikan diri di sini direndahkan, dan penghinaan diberikan kepadanya. Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh. Keangkuhan adalah dosa yang sudah sepantasnya membuat manusia merasa malu. Suatu hal yang memalukan jika seorang manusia angkuh, padahal dia berasal dari tanah, hidup berdasarkan sedekah orang, bergantung pada Allah, dan telah kehilangan semua yang dia miliki. Ini adalah dosa yang membuat orang lain berteriak dengan rasa malu dan memandang dengan hina.

Orang yang sombong membuat dirinya sendiri rendah. Ini adalah dosa yang sering membuat Allah merendahkan manusia, seperti yang Dia lakukan terhadap Raja Nebukadnezar dan Herodes, saat aib mengikuti kejayaan mereka yang sia-sia. Allah menentang orang yang congkak, melawan mereka, dan menghadang mereka, dalam segala hal yang mereka bangga-banggakan (Yesaya 2:11, dst.).
2. Bagaimana orang yang merendahkan dirinya di sini ditinggikan, dan pujian diberikan kepadanya karena perilakunya itu. Sebagaimana kebodohan ada pada orang yang angkuh, dan dia akan mendapat malu, demikian pula hikmat ada pada orang yang rendah hati, dan dia akan mendapat kehormatan. Hikmat manusia mendatangkan penghargaan baginya dan membuat wajahnya bercahaya di hadapan manusia.

Jika ada yang begitu hina sehingga menginjak-injak orang yang rendah hati, Allah akan memberi orang yang rendah hati itu anugerah yang akan menjadi kemuliaan mereka. Kalau kita mempertimbangkan betapa aman, tenang, dan tenteramnya orang-orang yang memiliki jiwa yang rendah hati, persekutuan seperti apa yang mereka miliki dengan Allah dan penghiburan yang ada dalam diri mereka sendiri, kita akan mengatakan, hikmat ada pada orang yang rendah hati.
----------
KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN ORANG BENAR.

Amsal 11:3. “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.”

Allah berjanji akan menuntun orang jujur, dan mengancam akan menghancurkan para pengkhianat, tetapi bukan itu saja. Supaya kita bisa benar-benar lebih yakin akan kedua hal ini, di sini digambarkan seolah-olah sifat alami yang ada dalam kedua hal tersebutlah yang dengan sendirinya mendatangkan akibat itu.

1. Ketulusan orang jujur itu sendiri yang akan menuntunnya dalam melakukan kewajibannya dan mengerjakan keselamatannya. Pegangan-pegangan hidupnya tetap, peraturannya pasti, dan oleh karena itu jalannya rata. Ketulusannya membuat dia kokoh, dan dia tidak perlu putar haluan setiap kali arah angin berubah, karena dia tidak memiliki tujuan lain selain menjaga hati nuraninya tetap bersih. Ketulusan dan kejujuran akan mengawal manusia (Mazmur 25:31).

2. Kejahatan orang jahat sendiri yang akan menghancurkannya. Sebagaimana kejujuran orang baik akan menjadi perlindungannya, walaupun dia selalu terancam bahaya, demikian pula kesesatan orang-orang berdosa akan menghancurkan mereka, walaupun mereka pikir sangat terlindung. Mereka akan jatuh ke dalam lubang yang mereka gali sendiri (5:22).
----------
KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN ORANG BENAR.

Amsal 11:4. “Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.”

Perhatikanlah:

1. Hari kematian akan menjadi hari kemurkaan. Hari itu membawa berita akan kemurkaan Allah. Oleh karena itu setelah Musa merenung-kan kefanaan manusia, dia kemudian mengambil kesempatan untuk mengagumi kekuatan murka Allah (Mazmur 90:11). Itu adalah utang dosa, bukan kepada alam, melainkan kepada keadilan Allah. Penghakiman setelah kematian, itulah hari kemurkaan (Wahyu 6:17).

2. Kekayaan tidak akan berguna bagi manusia di hari itu. Itu tidak akan menangkis pukulannya atau meringankan rasa sakitnya, apalagi menyingkirkan sengatannya. Jadi apa keuntungannya benda-benda yang diberikan oleh dunia ini? Pada hari penghakiman umum itu, kekayaan lebih sering mengungkap kejahatan mereka daripada melindungi mereka (Yehezkiel 7:19).

3. Hanya kebenaran yang dapat melepaskan orang dari kejahatan maut. Hati nurani yang bersih akan membuat kematian terasa nyaman, dan menyingkirkan kengeriannya. Hanya orang benar yang memiliki hak istimewa untuk tidak disakiti oleh kematian kedua, dan juga tidak begitu menderita karena kematian pertama.
----------
KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN ORANG BENAR.

Amsal 11:5-6. “Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya. Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya.”

Kedua ayat ini sebenarnya sama, dan keduanya memiliki tujuan yang serupa dengan ayat 3. Memang kebenaran-kebenaran yang ada di sini begitu pasti dan penting, sehingga sudah sepantasnya ditekankan berkali-kali. Marilah kita mengatur diri kita sesuai dengan pegangan-pegangan berikut ini.

[I]. Bahwa jalan-jalan agama itu rata dan aman, dan dengan melaku-kannya kita bisa menikmati keamanan yang kudus. Pegangan-pegangan hidup tentang kejujuran dan anugerah akan menjadi:

1. Petunjuk terbaik yang menunjukkan jalan yang benar kepada kita, dalam setiap keadaan yang penuh keraguan, ia akan memberi tahu kita, “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya.” Orang yang bertindak tanpa tuntunan melihat dan mencoba jalan yang ada tepat di hadapannya.

2. Pembebasan kita yang terbaik dari setiap jalan yang keliru: Kebenaran orang jujur akan menjadi senjata pertahanan mereka, yang akan membebaskan mereka dari godaan dan ancaman Iblis dan dunia.

[II]. Cara-cara fasik berbahaya dan menghancurkan: Orang fasik jatuh ke dalam kesengsaraan dan kehancuran karena kefasikannya sendiri, dan tertangkap oleh hawa nafsunya bagaikan terjerat di dalamnya. Hai Israel, engkau menghancurkan dirimu sendiri. Dosa-dosa mereka akan menjadi hukuman bagi mereka. Apa yang mereka rencanakan untuk melindungi diri akan dipakai untuk menyerang mereka.
----------
KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN ORANG BENAR.

Amsal 11:7.“Pengharapan orang fasik gagal pada kematiannya, dan harapan orang jahat menjadi sia-sia.”

Perhatikanlah:

1. Orang fasik sekalipun, ketika mereka hidup, bisa tetap yakin dengan harapan mereka akan mendapatkan kebahagiaan ketika mati, atau setidaknya kebahagiaan saat masih di dunia ini. Orang munafik menye-limuti diri mereka di dalam harapan seperti laba-laba di dalam jaringnya.
Orang duniawi mengharapkan hal-hal besar dari kekayaannya. Dia menyebutnya banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya, dan berharap dapat beristirahat dan bersenang-senang dengan kekayaannya itu. Tetapi ketika mati harapan mereka akan dikecewakan. Orang duniawi harus meninggalkan dunia yang dia harap dapat terus dia diami, dan orang munafik tidak akan mencapai dunia yang dia harap dapat dia masuki (Ayub 27:8).

2. Harapan orang fasik akan tenggelam dalam keputusasaan tepat pada saat mereka berharap akan dimahkotai dengan keberhasilan, dan ini akan semakin membuat kesengsaraan mereka menjadi luar biasa hebat. Ketika orang saleh mati, dia akan mendapatkan lebih dari yang diharapkannya, dan semua ketakutannya hilang. Tetapi ketika orang fasik mati, harapan-harapannya hancur berkeping-keping. Tepat pada hari itu gagasan-gagasan yang menyenangkannya musnah. Harapan-harapannya lenyap.
----------
KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN ORANG BENAR.

Amsal 11:8. “Orang benar diselamatkan dari kesukaran, lalu orang fasik mengganti-kannya.”
Seperti yang selalu terjadi dalam kematian, dan kadang-kadang juga dalam hidup, orang benar luar biasa ditolong, sedangkan orang fasik ditentang.

1. Orang-orang baik diselamatkan dari kesusahan yang mereka pikir sudah mengalahkan mereka, dan kaki mereka ditegakkan di tempat yang lapang (Mazmur 66:12, 34:20). Allah telah menemukan cara untuk menyelamatkan umat-Nya, bahkan ketika mereka telah putus asa dan musuh-musuh mereka telah bersorak kemenangan, seakan-akan padang gurun telah mengurung mereka.

2. Orang fasik jatuh ke dalam kesengsaraan yang mereka pikir jauh dari mereka. Bahkan kesengsaraan itu telah mereka usahakan supaya orang benar masuk ke dalamnya. Karena itu, dengan masuk sendiri ke dalam kesengsaraan itu, kelihatannya orang fasik itu menggantikan orang benar, menjadi tebusan bagi orang benar. Mordekhai diselamatkan dari tiang gantungan, Daniel dari liang singa, dan Petrus dari penjara, sedangkan penganiaya-penganiaya mereka menggantikan mereka. Bangsa Israel diselamatkan dari Laut Merah dan orang-orang Mesirlah yang tenggelam di dalamnya. Alangkah berharganya orang-orang kudus di mata Allah, sehingga Dia memberikan manusia sebagai ganti mereka (Yesaya 43:3-4).
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 11:9 “Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan.”

Di sini terdapat:

1. Kemunafikan yang merencanakan kejahatan. Bukan hanya pembunuh dengan pedangnya, namun juga orang fasik (KJV: orang munafik – pen.) dengan mulutnya, membinasakan sesama manusia, memikatnya masuk ke dalam dosa, atau ke dalam kejahatan, dengan keramahan dan maksud baik yang pura-pura, yang kelihatannya saja bagus. Hidup dan mati dikuasai lidah, tetapi tidak ada lidah yang lebih mematikan daripada lidah yang merayu.

2. Kejujuran mengalahkan rancangan tersebut dan meloloskan dari perangkap: Oleh pengetahuan tentang tipu-muslihat Iblis orang benar diselamatkan dari perangkap yang dipasang oleh orang munafik. Para penggoda tidak akan berhasil memperdayai orang-orang pilihan. Dengan hikmat dari Allah, kitab suci, dan hati nurani mereka sendiri, orang benar diselamatkan dari orang-orang yang diam-diam menunggu kesempatan untuk memperdayai dan menghancurkan (Roma 16:18-19).
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 11:10-11. “Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya.”
Di sini kita perhatikan:

[I]. Bahwa orang baik pada umumnya sangat dikasihi oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, tetapi tidak ada yang peduli pada orang fasik.

1. Memang benar ada beberapa orang yang memusuhi orang benar, yang berprasangka buruk terhadap Allah dan kesalehan, dan karena itu kesal kalau melihat orang baik berkuasa dan makmur. Tetapi semua orang yang tidak memihak, bahkan yang tidak terlalu mengerti agama, mengatakan hal-hal baik tentang orang baik.

Karena itu, bila orang benar mujur, ketika mereka mengalami kemajuan dan diberi kemampuan untuk melakukan kebaikan sesuai dengan yang mereka inginkan, itu hal yang jauh lebih baik bagi semua orang yang ada di sekitar mereka, sehingga beria-rialah kota. Demi kehormatan kebaikan dan dorongan untuk berbuat kebaikan, dan karena hal itu merupakan penggenapan janji Allah, kita seharusnya senang melihat orang-orang saleh berhasil di dunia dan memperoleh nama baik.

2. Orang-orang fasik bisa saja memiliki beberapa teman di sana sini di antara orang-orang yang juga serupa dengan mereka, bahkan orang-orang ini mengharapkan hal-hal yang baik bagi mereka. Walaupun begitu, banyak dari orang-orang di sekitar mereka menghendaki hal-hal yang buruk bagi mereka. Mereka mungkin ditakuti, tetapi tidak dikasihi, sehingga bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. Semua orang senang melihat mereka dipermalukan dan dibuat tidak berdaya, kehilangan kepercayaan dan kekuasaan, dan diusir keluar dari dunia.

Orang-orang berharap tidak akan ada kemalangan yang lebih besar lagi yang menimpa kota, terlebih karena orang fasik berharap orang benar menggantikan mereka, pada saat mereka, bukan orang benar, yang mengalami kesukaran (ayat . Karena itu biarlah rasa kehormatan menjaga kita tetap berada di jalan kebaikan, supaya kita diinginkan ketika hidup dan diratapi ketika mati, dan tidak diolok-olok supaya turun panggung (Ayub 27:23; Mazmur 52:8).

[II]. Bahwa ada alasan yang bagus untuk ini, yaitu karena orang-orang baik melakukan kebaikan, sedangkan (seperti peribahasa kuno mengatakan) dari orang fasik timbul kefasikan.

1. Orang-orang baik adalah berkat bagi orang banyak. ‘Vir bonus est commune bonum’. Berkat orang jujur, yaitu berkat yang diberikan kepada orang jujur, yang memperbesar ruang lingkup kegunaan mereka. Oleh berkat-berkat yang dengannya mereka memberkati sesama mereka, nasihat mereka, teladan mereka, doa-doa mereka, dan segala contoh pelayanan mereka bagi kepentingan orang banyak, oleh berkat-berkat yang Allah berikan kepada orang lain karena usaha-usaha mereka, oleh hal-hal inilah maka kota diperkembangkan (atau ditinggikan), sehingga membuatnya lebih nyaman bagi para penduduknya, dan lebih dihargai di antara tetangganya.

2. Orang-orang fasik mengganggu orang banyak. Bukan hanya merupakan beban, tetapi juga wabah bagi angkatan mereka. Mulut orang fasik meruntuhkan kota. Perkataan-perkataan mereka yang jahat merusak perilaku yang baik, dan ini cukup untuk merusak moral kota, menghancurkan kebajikan yang ada di dalamnya, dan mendatangkan penghukuman Allah ke atasnya.
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 11:12-13. “Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri. Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.”

[I]. Di sini berdiam diri dianjurkan sebagai contoh tindakan persahabatan sejati dan pemeliharaannya, dan oleh karena itu merupakan bukti,

1. Kebijaksanaan: Orang yang pandai, yang menguasai dirinya, jika dihasut akan berdiam diri, tidak membiarkan kemarahannya meledak, ataupun menyulut kemarahan orang lain dengan bahasa yang menghina atau celaan-celaan karena kesal.

2. Ketulusan: Siapa yang setia, yang bukan hanya setia kepada janjinya sendiri tetapi juga bagi kepentingan temannya, menutupi segala perkara yang, jika diungkapkan, dapat menimbulkan prasangka buruk bagi sesamanya.

[II]. Di sini, menutupi perkara dengan bijaksana untuk kebaikan sesama dilawankan dengan dua kejahatan lidah yang sangat buruk:

1. Berbicara dengan penuh penghinaan kepada seseorang secara langsung di hadapannya. Siapa tidak berakal budi mengungkap kebodohannya dengan cara ini: Ia menghina sesamanya, bila ia menyebut sesamanya itu kafir dan jahil, setidaknya dengan tujuan untuk menghasut dan menginjak-injak dia, seakan-akan dia tidak cukup pantas untuk ditempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing dombanya. Orang yang merendahkan seseorang yang dibuat dari tanah yang sama, merendahkan dirinya sendiri.

2. Membicarakan seseorang di belakangnya dengan kedengkian. Siapa mengumpat (KJV: membawakan dongeng – pen.), menyampaikan semua cerita yang yang dapat dikumpulkannya, tidak peduli benar atau salah, dari rumah ke rumah, untuk mencelakakan dan menimbulkan perselisihan, dan membuka rahasia yang dipercayakan kepadanya, dia melanggar hukum-hukum persahabatan dan percakapan, dan kehilangan semua hak istimewanya sebagai sahabat dan teman bicara.
----------
KEBENARAN-KEBENARAN UMUM.

Amsal 11:14. “Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.”

Di sini terdapat :

1. Pertanda buruk mengenai kehancuran sebuah kerajaan. Jikalau tidak ada pimpinan (KJV: nasihat – pen.), tidak meminta nasihat sama sekali, melainkan setiap hal dikerjakan dengan gegabah, atau tidak ada perundingan yang hati-hati untuk kebaikan bersama, melainkan hanya bersekongkol demi kelompok-kelompok dan kepentingan-kepentingan yang bercabang, maka jatuhlah bangsa, hancur berantakan, terpecah belah, jatuh bersama-sama karena diadu domba, dan menjadi mangsa empuk bagi musuh-musuh mereka bersama. Dewan penasihat perang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan perang, dua mata dapat melihat lebih banyak daripada satu, dan saling menasihati adalah untuk saling tolong.

2. Pertanda baik mengenai kemakmuran kerajaan. Jikalau penasihat banyak, dan mereka saling memperhatikan kebutuhan satu sama lain, dan bertindak sebagai satu kesatuan yang serasi, serta dengan kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat, maka keselamatan ada. Ini karena cara-cara bijaksana yang tidak dilihat oleh seseorang dapat dilihat oleh yang lainnya. Dalam urusan-urusan pribadi kita, kita akan sering mendapatkan keuntungan jika meminta nasihat dari banyak orang. Jika mereka sepakat dalam menasihati kita, jalan kita akan lebih jelas. Jika mereka tidak sepakat, sebaiknya kita mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh semua pihak, supaya mampu memutuskan dengan lebih baik.
Next Post Previous Post